LAPORAN PENDAHULUAN
Nim : 1814401066
2020
LAPORAN PENDAHULUAN
PRAKTIK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
A. DASAR TEORI
A.1. DEFINISI DIAGNOSA MEDIS
Miopia adalah ketidakmampuan untuk melihat objek pada jarak jauh dengan jelas. Pada
orang dengan miopia, bola mata akan lebih panjang dari normal sehingga sinar yang datang
dari objek yang jauh difokuskan di depan retina. Miopia dapat diklasifikasikan menjadi
miopia simpleks (miopia yang fisiologik) dan miopia degeneratif (miopia patologik). Mata
dengan miopia simpleks mempunyai kelainan refraksi kurang dari 6 Dioptri dan tidak
terdapat perubahan patologis sedangkan mata dengan miopia degeneratif mempunyai
kelainan refraksi paling sedikit 6 Dioptri dan berhubungan dengan perubahan degeneratif
terutama di segmen posterior bola mata.
Miopia merupakan kelainan optik yang sering dijumpai. Pada fisiologi miopia, kekuatan
lensa kurang dari -6 D, hal ini dianggap variasi biologi yang normal. Keadaan mata yang
”eror” yaitu dengan kekuatan lensa lebih dari – 6 D disebut sebagai miopia tinggi. Dimana
pada keadaan ini, panjang aksial miopia tersebut tidak dapat stabil selama dewasa muda.
A.2. ETIOLOGI
miopia belum diketahui secara pasti. Ada beberapa keadaan yang dapat
menyebabkantimbulnya miopia seperti alergi, gangguan endokrin, kekurangan makanan,
herediter, kerja dekatyang berlebihan dan kekurangan zat kimia (kekurangan kalsium,
kekurangan vitamin).Pada mata miopia fokus sistem optik mata terletak di depan retina,
sinar sejajar yang masuk kedalam mata difokuskan di dalam badan kaca. Jika penderita
miopia tanpa koreksi melihat keobjek yang jauh, sinar divergenlah yang akan mencapai
retina sehingga bayangan menjadi kabur.Ada dua penyebab yaitu : daya refraksi terlalu kuat
atau sumbu mata terlalu panjang.Miopia yang sering dijumpai adalah miopia aksial.
Miopia aksial adalah bayangan jatuh di depanretina dapat terjadi jika bola mata terlalu
panjang. Penyebab dari miopia aksial adalahperkembangan yang menyimpang dari normal
yang di dapat secara kongenital pada waktu awalkelahiran, yang dinamakan tipe herediter.
Bila karena peningkatan kurvatura kornea atau lensa,kelainan ini disebut miopia kurvatura.
Peningkatan kurvatura kornea dapat ditemukan pada keratokonus yaitu kelainan pada
bentuk kornea. Pada penderita katarak (kekeruhan lensa) terjadi miopia karena lensa
bertambahcembung atau akibat bertambah padatnya inti lensa .Miopia dapat ditimbulkan
oleh karena indeks bias yang tidak normal, misalnya akibat kadar gulayang tinggi dalam
cairan mata (diabetes mellitus) atau kadar protein yang meninggi padaperadangan mata.
Miopia bias juga terjadi akibat spasme berkepanjangan dari otot siliaris(spasme
akomodatif), misalnya akibat terlalu lama melihat objekyang dekat. Keadaan
inimenimbulkan kelainan yang disebut pseudo myopia.
1. Penatalaksanaan Nonfarmakologi
Kacamata, kontak lensa, dan operasi refraksi adalah beberapa pilihan untuk
mengobati gejala-gejala visual pada pada penderita myopia. Dalam ilmu
keratotology kontak lensa yang digunakan adalah adalah kontak lensa yang keras
atau kaku untuk pemerataan kornea yang berfungsi untuk mengurangi miopia.
Latihan pergerakan mata dan teknik relaksasi
Para pelaksana dan penganjur terapi alternatif ini sering merekomendasikan
latihan pergerakan mata dan teknik relaksasi seperti cara menahan (pencegahan).
Akan tetapi, kemanjuran dari latihan ini dibantah oleh para ahli pengetahuan dan
para praktisi peduli mata. Pada tahun 2005, dilakukan peninjauan ilmiah pada
beberapa subjek. Dari peninjauan tersebut disimpulkan bahwa tidak ada bukti-bukti
(fakta) ilmiah yang menyatakan bahwa latihan pergerakan mata adalah
pengobatanamyopiaayangaefektif.
Terapi dengan menggunakan laser dengan bantuan keratomilesis (LASIK) atau
operasi lasik mata, yang telah populer dan banyak digunakan para ahli bedah untuk
mengobati miopia. Dalam prosedurnya dilakukan pergantian ukuran kornea mata
dan dirubahnya tingkat miopia dengan menggunakan sebuah laser. Selain lasik
digunakan juga terapi lain yaitu Photorefractive Keratotomy (PRK) untuk jangka
pendek, tetapi ini menggunakan konsep yang sama yaitu dengan pergantian kembali
kornea mata tetapi menggunakan prosedur yang berbeda. Selain itu ada juga
pengobatan yang dilakukan tanpa operasi yaitu orthokeratologi dan pemotongan
jaringan kornea mata. Orang-orang dengan miopia rendah akan lebih baik bila
menggunakan teknik ini. Orthokeratologi menggunakan kontak lensa secara
berangsur-angsur dan pergantian sementara lekukan kornea. Pemotongan jaringan
kornea mata menggunakan bahan-bahan plastik yang ditanamkan ke dalam kornea
mata untuk mengganti kornea yang rusak
2. Penatalaksanaan Farmakologi
Obat yang digunakan untuk penderita miopia adalah obat tetes mata untuk
mensterilisasi kotoran yang masuk ke dalam mata. Obat-obat tradisionalpun banyak
digunakan ada penderita myopia.
A.6. PATHWAY (Dibuat skema hingga muncul masalah keperawatan )
B. ASUHAN KEPERAWATAN
DS & DO Yg mendukung:
DS:
DO:
Gerakan terbatas
3.Mengkaji fungsi tentang apa yang bisa dilihat dan tidak bisa dilihat oleh klien.
4.Anjurkan klien tidak terpapar cahaya terlalu lama (missal layar computer, laptop,
televisi)
5.Anjurkan menggunakan kacamata proteksi UV atau pakai topi lebar jika sedang berada
dibawah panas terik matahari.
Definisi:
Perubahan persepsi terhadap stimulus baik internal maupun eksternal yang disertai dengan
respon yang berkurang, berlebihan, atau terdistorsi.
DS & DO Yg mendukung:
DS:
Melihat bayangan.
Menyatakan kesal.
DO:
Distorsi sensori.
Respons tidak sesuai.
Disorientasi waktu, tempat, orang, atau situasi.
Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1x 24 jam klien menunjukkan status
neurologis: fungsi motoric sensorik/ kranial dan menunjukkan orientasi kognitif dengan
kriteria hasil:
1.Observasi tingkat/ derajat serta tipe kehilangan penglihatan. Gunakan data data pengkajian
sebagaia cuan untuk melakukan observasi selanjutnya.
2.Observasi deskripsi fungsional apa yang dapat dilihat dan tidak dapat dilihat oleh klien.
6.Kolaborasi dalam pemilihan alat bantu penglihatan seperti kacamata atau lensa kontak
dengan lensa negatif.
Definisi:
Berisiko mengalami bahaya atau kerusakan fisik yang menyebabkan seseorang tidak lagi
sepenuhnya sehat atau dalam kondisi baik.
5.Gunakan kaca mata koreksi atau pertahanan perlindungan mata sesuai indikasi untuk
menghindari cedera.
7.Diskusikan mengenai alat bantu mobilitas yang sesuai (misal kaca mata).
DAFTAR PUSTAKA
1. Ilyas, Sidarta.2008. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. Balai Penerbit FKUI; Jakarta.