Pembimbing Klinik :
Disusun Oleh :
NABILA SYAFIRA
1814401066
TINGKAT 2 REGULER 2
Masa puerpurium atau masa nifas dimulai setelah selesainya partus dan berakhir
setelah kira-kira 6 minggu atau 40 hari, pada periode ini tubuh terus mengalami
perubahan dan pemulihan kembali ke keadaan sebelum hamil (Boobak Irene, 2001).
B. Etiologi
Etiologi post partum dibagi 2, yaitu :
1. Etiologi post partum dini :
a) Atonia uteri
b) Laserasi jalan lahir, robekan jalan lahir
c) Hematoma
2. Etiologi post partum lambat
a) Tertinggalnya sebagian plasenta
b) Subinvolusidi daerah insersi plasenta
c) Dari luka bekas secsio sesaria
2. Vital sign
TD: Tekanan darah meningkat karena upaya persalinan dan keletihan. TD akan
normal kembali dalam waktu I jam
N : Nadi meningkat pada jam pertama atau setelah melahirkan anak, kemudian
mulai berkurang dan kembali normal.
S : Suhu selama 24 jam pertama 380C disebabkan oleh efek dehidrasi dari
persalinan, kerja otot berlebihan selama kala 2, setelah 24 jam pertama suhu
kembali normal.
RR: Pernafasan dalam 1 jam pertama nifas terlihat dalamdan cepat akibat proses
mengejan dan nyeri setelah > 1 jam pernafasan klien kembali normal.
3. Pengeluaran lokhea
Catatan: tanda dan gejala merupakan keadaan yang normal dari persalinan, dan akan
lebih dijelaskan di fisiologi post partum (Abdul Bari. S, dkk, 2002)
E. Komplikasi
Komplikasi yang timbul pada masa post partum menurut Boobak Irene (2001) adalah
sbb:
1. Perdarahan yang berkepanjangan dalam jumlah yang banyak mengakibatkan
terjadinya hipovolemik.
2. Pengeluaran lokhea tertahan (lokheastatis)
3. Rasa nyeri berlebihan (diduga terdapat sisa plasenta)
4. Lokhea pirulenta berisi nanah berbau busuk
5. Resiko infeksi.
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Darah lengkap ( Hb, Ht, Leukosit, trombosit )
2. Urine lengkap
G. Penatalaksanaan
1. Mobilisasi
Umumnya wanita sangat lelah setelah melahirkan. Ibu harus istirahat , tidur
terlentang selama 8 jam pasca persalinan kemudian boleh miring-miring kekiri dan
kekanan untuk mencegah adanya trombosis dan tromboemboli. Pada hari ke-2
diperbolehkan duduk dan latihan-latihan senam, hari ke-3 jalan-jalan, hari ke-4 atau 5
boleh dipulangkan. Mobolisasi diatas mempunyai variasi, bergantung pada
komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka.
2. Diet
Makanan harus bermutu tinggi, bergizi dan cukup kalori. Sebaiknya makan-makanan
yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan.
3. Miksi
Berkemih harus secepatnya dapat dilakukan sendiri. Kadang-kadang wanita
mengalami sulit kencing karena sfingter uretra ditekan oleh kepala janin dan spasme
oleh iritasi m.sphincter ani selama persalinan, juga oleh karena adanya edema
kandung kemih yang terjadi selama persalinan. Bila kandung kemih penuh dan wanita
sulit kencing sebaiknya dilakukan kateterisasi.
4. Defekasi
Dorong air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit buang air
besar dan terjadi obstipasi apalagi berak merah dapat diberikan obat laksans per oral
atau per rectal. Bila masih belum bisa dilakukan klisma.
5. Perawatan Mammae
Kedua mammae harus sudah dirawat selama kehamilan, areolam mammae dan
putting susu dicuci teratur dengan sabun dan diberi minyak atau cream, agar tetap
lemas, jangan sampai mudah lecet atau pecah-pecah sebelum menyusui mamae harus
dibuat lemas dengan melakukan massage secara menyeluruh. Setelah areola mammae
dan putting susu dibersihkan, barulah bayi dususui.
Catatan: bila bayi meninggal, laktasi harus dihentikan dengan cara :
Pembalutan mammae sampai tertekan menurun,
Pemberian obat estrogen untuk supresi LH seperti tablet lynoral dan periodel,
etomocryptin sehingga pengeluaran LH berlebihan dapat penurunan (Abdul Bari. S,
2002).
BIODATA KLIEN
Pekerjaan, Suku,Agama, Alamat, No. Medical Record, Nama Suami, Umur, Pendidikan,
Pekerjaan , Suku, Agama, Alamat, Tanggal Pengkajian.
PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan Umum : Tingkat energi, self esteem, tingkat kesadaran.
2. BB, TB, LLA, Tanda Vital normal (RR konsisten, Nadi cenderung bradicardy, suhu
36,2-38, Respirasi 16-24)
3. Kepala : Rambut, Wajah, Mata (conjunctiva), hidung, Mulut, Fungsi pengecapan;
pendengaran, dan leher.
4. Breast : Pembesaran, simetris, pigmentasi, warna kulit, keadaan areola dan puting susu,
stimulation nepple erexi. Kepenuhan atau pembengkakan, benjolan,nyeri, produksi
laktasi/kolostrum. Perabaan pembesaran kelenjar getah bening diketiak.
5. Abdomen : teraba lembut , tekstur Doughy (kenyal), musculus rectus abdominal utuh
(intact) atau terdapat diastasis, distensi, striae. Tinggi fundus uterus, konsistensi (keras,
lunak, boggy),lokasi, kontraksi uterus, nyeri, perabaan distensi blas.
6. Anogenital Lihat struktur, regangan, udema vagina, keadaan liang vagina (licin,
kendur/lemah) adakah hematom,nyeri, tegang. Perineum : Keadaan luka episiotomy,
echimosis, edema, kemerahan, eritema, drainage. Lochia (warna, jumlah, bau, bekuan
darah atau konsistensi , 1-3 hr rubra, 4-10 hr serosa, > 10 hr alba), Anus : hemoroid dan
trombosis pada anus.
7. Muskoloskeletal : Tanda Homan, edema, teksturkulit, nyeri bila dipalpasi, kekuatan
otot.
Depkes,2008. Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal. Jakarta : JNPK-KR, Maternal &
Neonatal Care Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi (JNPK-KR).
Saifuddin, Abdul bari, 2002 , Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal dan
neonatal, penerbit yayasan bina pustaka sarwono prawirohardjo, Jakarta