Post Partum adalah masa dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alatalat
kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil dan berlangsung kira-kira 6
minggu( Yuliana, 2020).
Sectio Caesarea adalah suatu pembedahanguna melahirkan anak lewat insisi
pada dinding abdomen dan uterus (Zakaria, 2019).
Ketuban Pecah dini atau sering di sebut dengan premature reptur of the
membran (PROM) atau sering di sebut dengan pecahnya selaputketuban sebelum
waktunya melahirkan (Lazuarti, 2020)
ETIOLOGI
Pada periode postpartum akan terjadi perubahan baik fisiologis maupun psikologis
yang dialami oleh ibu, menurut Erma (2020) adapun perubahan fisiologis yang terjadi
pada ibu postpartum antara lain:
1) Tanda- tanda Vital
a. Suhu badan
Suhu rektal pada suhu 24 jam pertama setelah melahirkan 37,5- 38 ºC, pada
hari kedua atau ketiga dapat terjadi kenaikan suhu, namun tidak lebih dari 24 jam.
Pemeriksaan suhu badan post SC dilakukan tiap 15 menit pada jam pertama dan
30 menit sekali pada jam selanjutnya. Suhu tubuh normalnya 35 ,5 C - 37 C pada
pasien post SC dicatat setiap setegah jam untuk 2 jam pertama, lalu setiap jam
untuk 2 jam berikutnya dan kemudian setiap 4 jam ( Medforth, 2012). b. Denyut
nadi
Nadi berkisar antara 60-80 kali permenit. Pada masa nifas umumnya denyut
nadi lebih labil dibandingkan dengan suhu badan. Frekuensi denyut nadi pada
pasien post SC dicatat setiap setegah jam untuk 2 jam pertama, lalu setiap jam
untuk 2 jam berikutnya dan kemudian setiap 4 jam ( Medforth, 2012). Denyut
nadi yang cepat dapat disebabkan oleh infeksi.
c. Tekanan darah
Tekanan darah pada post SC harus diperhatikan, tekanan darah normal antara
110-120 mmHg. Pemeriksaan tekanan darah post SC pada pasien post SC
dicatat setiap setegah jam untuk 2 jam pertama, lalu setiap jam untuk 2 jam
berikutnya dan kemudian setiap 4 jam ( Medforth, 2012).
d. Respirasi
Pemeriksaan respirasi yang pertama adalah pastikan jalan nafas bersih dan
cukup ventilasi. Respirasi pada wanita post SC, selam tidak memiliki penyakit
pernafasan akan kembali normal dengan cepat berkisar 18-20x//menit
(Mochtar,2012). Observasi setiap setegah jam pada dua jam pertama. Bila
tanda vital stabil observasi dilanjutkan stiap satu jam
2) Sistem Reproduksi dan Struktur Terkait
a. Uterus
Segera setelah kelahiran plasenta, uterus menjadi massa yang hampir padat.
Dinding belakang dan depan uterus yang tebal saling menutup yang
menyebabkan rongga dibagian tengah merata. Ukuran uterus akan tetap sama
selama dua hari pertama setelah melahirkan, tetapi kemudian ukurannya
berkurang oleh involusi. Keadaan ini disebabkan oleh kontraksi uterus dan
mengecilnya ukuran masing-masing sel miometrium dan sebagian lagi karena
proses otolisis, yaitu sebagian material protein dinding uterus dipecah menjadi
komponen yang lebih sederhana yang kemudian diabsorbsi (Reeder et al,
2011:6).
b. Afterpains
Lokea merupakan kotoran yang keluar dari vagina yang terdiri dari jaringan
mati dan lendir yang berasal dari rahim dan vagina. Pada awal postpartum,
peluruhan jaringan desidua menyebabkan pengeluaran rabas vagina dengan
jumlah bervariasi.
Selama beberapa hari pertama setelah melahirkan, lokea mengandung cukup
banyak darah sehingga berwarna merah (lokea rubra). Setelah 3 atau 4 hari,
lokea berubah menjadi semakin pucat (lokea serosa). Setelah 10 hari, lokea
tampak berwarna putih atau putih kekuningan karena penurunan leukosit dan
kandungan air (lokea alba). Lokea dapat menetap hingga 4 minggu pasca
persalinan.
e. Serviks
Segera setelah melahirkan, serviks menadatar dan sedikit tonus, tampak lunak
dan edema serta mengalami banyak laserasi kecil. Ukuran serviks dapat
mencapai dua jari dan ketebalannya sekitar 1 cm. Dalam waktu 24 jam,
serviks dengan cepat memendek dan menjadi lebih keras serta tebal. Mulut
serviks secara bertahap menutup, ukurannya 2 sampai 3 cm setelah beberapa
hari dan 1 cm dalam waktu 1 minggu. Pemeriksaan histologi serviks
menunjukkan segera setelah melahirkan hampir secara umum mengalami
edema dan perdarahan. Pemeriksaan kolposkopik serviks menunjukkan
adanya ulserasi, laserasi, memar, dan area kuning dalam beberapa hari setelah
persalinan. Lesi-lesi tersebut biasanya lebih kecil dari 4 mm, lebih sering
terlihat pada primipara. Pemeriksaan ulang dalam 6 sampai 12 minggu
kemudian biasanya menunjukkan penyembuhan yang sempurna. Kondisi
tersebut menunjukkan adanya revitalisasi yang cepat dari jaringan yang
mengalami trauma (Reeder et al, 2011:7).
f. Vagina
Struktur penyokong otot dan fasia uterus serta vagina dapat mengalami cidera
selama kelahiran anak. Cidera ini dapat menyebabkan relaksasi panggul, yang
melemahkan dan memanjangkan struktur penyokong uterus, dinding vagina,
rektum, utera, dan kandung kemih
3) Sistem Endoktrin
b. Prolaktin
PATHWAY
SECTIO CAESAREA / SC
Ketidaknyaman
Terputusnya
an pasca
Rresiko infeksi inkonuitas
melahirkan
jaringan
Gangguan
mobilitas fisik
Merangsang
pengeluaran
histamin dan
Menyusui tidak
prostagladin Nyeri akut
efektif
ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORI
a. Pengkajian
Meninjau ulang catatan prenatal dan intraoperatif dan adanya indikasi untuk
kelahiran abnormal
2) Identitas Klien identitas suami
Riwayat Kesehatan
Riwayat Kehamilan
Riwayat Melahirkan
4) Data Bayi
Rambut
Wajah
Mata
Payudara
Lokhea
Sistem perkemihan
Perineum
Ekstremitas bawah
Tanda-tanda vital
7) Pemeriksaan penunjang
c. Intervensi
Diagnosa Tujuan Rencana Tindakan
- Berikan Teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri (mis:
TENS, hypnosis, akupresur,
terapi music, biofeedback,
terapi pijat, aromaterapi,
Teknik imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
- Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri (mis:
suhu ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
- Fasilitasi istirahat dan tidur
Edukasi
- Kolaborasi prosedur
debridemen
- Kolaborasi pemberian
antibiotok jika perlu
4. Risiko perdarahan Setelah dilakukan Pencegahan perdarahan
[SDKI D.0012] intervensi keperawatan [I.02067]
9. Trauma decubitus
- Hindari pengukuran suhu rektal
10. Kurang terpapar
Edukasi
informasi tentang
pencegahan perdarahan - Jelaskan tanda dan gejala
Kolaborasi
Terapeutik
- Berikan Teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri (mis: TENS,
hypnosis, akupresur, terapi
music, biofeedback, terapi
pijat, aromaterapi, Teknik
imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
ASI informasi
kriteria hasil:
2. Hambatan pada 1. Kelelahan maternal • Identifikasi tujuan atau
neonatus (mis: menurun 2. keinginan menyusui
prematuritas, sumbing) Tetesan/pancaran ASI Terapeutik
3. Anomali payudara ibu meningkat
• Sediakan materi dan media
(misL puting yang masuk ke 3. Miksi bayi lebih
Pendidikan Kesehatan
dalam) dari 8 kali/24 jam
• Jadwalkan Pendidikan
4. Ketidakadekuatan meningkat
Kesehatan sesuai kesepakatan
refleks oksitosin 4. Lecet pada
• Berikan kesempatan untuk
5. Ketidakadekuatan puting menurun
bertanya
refleks menghisap bayi • Dukung ibu meningkatkan
6. Payudara bengkak kepercayaan diri dalam
7. Riwayat operasi menyusui
payudara • Libatkan sistem pendukung:
8. Kelahiran kembar suami, keluarga, tenaga
Kesehatan, dan masyarakat
Edukasi
- Berikan konseling menyusui
- Jelaskan manfaat menyusui
bagi ibu dan bayi
- Ajarkan 4 posisi menyusui
dan perlekatan (latch on) dengan
benar
- Ajarkan perawatan payudara
antepartum dengan
mengkompres dengan kapas
yang telah diberikan minyak
kelapa
- Ajarkan perawatan payudara
post partum (mis: memerah ASI,
pijat payudara, pijat oksitosin)
DAFTAR PUSTAKA
DPP PPNI, Tim Pokja SDKI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.Jakarta
Selatan: Dewan Pengurus Pusat PPNI
DPP PPNI, Tim Pokja SIKI.2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan:
DPP PPNI, Tim Pokja SLKI.2018.Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan:
Dewan Pengurus Pusat PPNI
Kartikasari, D.E., Prasastia, C. and Lestari, I., 2022. Asuhan Keperawatan Dengan
Intoleransi Aktivitas Pada Pasien Post Sectio Caesarea (Post SC) Di Ruang VK
Bersalin Di RSUD RA. Basoeni Kab. Mojokerto (Doctoral dissertation, Perpustakaan
Universitas Bina Sehat).
Pingky Agustia Zakaria, P., 2019. Asuhan Keperawatan Pada Pasien Post Sectio Caesarea
(Sc) Dalam Pemenuhan Kebutuhan Gangguan Rasa Aman Nyaman (Doctoral
dissertation, STIKes Kusuma Husada Surakarta).
Rahmawati, Erma et al .2020. Peningkatan Pengetahuan Dalam Upaya Pencegahan Depresi
Postpartum. Diploma / Sarjana thesis.
Santiasari, R.N., Mahayati, L. and Sari, A.D., 2021. Tekhnik Non Farmakologi Mobilisasi
Dini Pada Nyeri Post Sc. Jurnal Kebidanan, 10(1), pp.21-28.
Wahyuningsih, S. 2019. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Post Partum (D. 39 Novidiantoko
& C. M. Sartono (eds.)). Grup penerbitan CV BUDI UTAMA
Yuliana, W. and Hakim, B.N., 2020. Emodemo Dalam Asuhan Kebidanan Masa Nifas.