Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

POST PARTUM SPONTAN

Disusun Oleh :
NAMA :Ririn Merliyanti
NIM :19100016
PRODI :S1 Keperawatan

STIKES CITRA DELIMA BANGKA BELITUNG


TAHUN AJAR 2022
LAPORAN PENDAHULUAN
PADA PASIEN NY.K DENGAN POST PARTUM NORMAL
DIRUANG ANGGREK 1 RSUD RAA SOEWONDO PATI

A.PENGERTIAN
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas (puerperium)
yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang
lamanya 6 minggu.Postpartum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ
reproduksi sampai kembali ke keadaan normal sebelum hamil (Bobak,2010).
Partus di anggap spontan atau normal jika wanita berada dalam masa aterm, tidak terjadi
komplikasi, terdapat satu janin presentasi puncak kepala dan persalinana selesai dalam 24 jam
(Bobak, 2005).
Partus spontan adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan
dengan ketentuan ibu atau tanpa anjuran atau obat-obatan (prawiroharjo, 2000).
B. ETIOLOGI
Penyebab persalinan belum pasti diketahui,namun beberapa teori menghubungkan
dengan faktor hormonal,struktur rahim,sirkulasi rahim,pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi
(Hafifah, 2011)
a.Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone progesterone dan estrogen.
Fungsi progesterone sebagai penenang otot –otot polos rahim dan akan menyebabkan
kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila progesterone turun.
b. Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone menyebabkan kekejangan pembuluh
darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
c.Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemik otot-otot rahim
sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
d.Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale(fleksus franterrhauss). Bila ganglion ini
digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul kontraksi uterus.
e. Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang dimasukan dalam kanalis
servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser, amniotomi pemecahan
ketuban), oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus.
C. TANDA DAN GEJALA
a. Perubahan fisik
1. Involusi uterus
Adalah proses kembalinya alat kandungan uterus dan jalan lahir setelah bayi dilahirkan
sehingga mencapai keadaan seperti sebelum hamil. Setelah plasenta lahir, uterus
merupakan alat yang keras, karena kontraksi ini menyebabkan rasa nyeri/mules-mules
yang disebut after pain post partum terjadi pada hari ke – 2-3 hari.
2.Kontraksi uterus
Intensistas kontraksi uterus meningkat setelah melahirkan berguna untuk mengurangi
volume cairan intra uteri. Setelah 1 – 2 jam post partum, kontraksi menurun stabil
berurutan, kontraksi uterus menjepit pembuluh darah pada uteri sehingga perdarahan
setelah plasenta lahir dapat berhenti.
3.After pain
Terjadi karena pengaruh kontraksi uterus, normal sampai hari ke -3. After pain
meningkat karena adanya sisa plasenta pada cavum uteri, dan gumpalan darah (stoll cell)
dalam cavum uteri .
4.Endometrium
Pelepasan plasenta dan selaput janin dari dinding rahim terjadi pada stratum spunglosum,
bagian atas setelah 2 – 3 hari tampak bahwa lapisan atas dari stratum sponglosum yang
tinggal menjadi nekrosis keluar dari lochia. Epitelisasi endometrium siap dalam 10 hari,
dan setelah 8 minggu endometrium tumbuh kembali.
Epitelisasi tempat plasenta + 3 minggu tidak menimbulkan jaringan parut, tetapi
endometrium baru, tumbuh di bawah permukaan dari pinggir luka.
5.Ovarium
Selama hamil tidak terjadi pematangan sel telur. Masa nifa terjadi pematangan sel telur,
ovulasi tidak dibuahi terjadi mentruasi, ibu menyusui mentruasinya terlambat karena
pengaruh hormon prolaktin.
6.Lochia
Adalah cairan yang dikeluarkan dari uterus melalui vagina dalam masa nifas, sifat lochia
alkalis sehingga memudahkan kuman penyakit berkembang biak. Jumlah lebih banyak
dari pengeluaran darah dan lendir waktu menstruasi, berbau anyir, tetapi tidak busuk.
7. Lochia dibagi dalam beberapa jenis :
a.Lochia rubra
Pada hari 1 – 2 berwarna merah, berisi lapisan decidua, sisa-sisa chorion, liguor amni,
rambut lanugo, verniks caseosa sel darah merah.
b.Lochia sanguinolenta
Dikeluarkan hari ke 3 – 7 warna merah kecoklatan bercampur lendir, banyak serum
selaput lendir, leukosit, dan kuman penyakit yang mati.
c. Lochia serosa
Dikeluarkan hari ke 7 – 10, setelah satu minggu berwarna agak kuning cair dan tidak
berdarah lagi.
d.Lochia alba
Setelah 2 minggu, berwarna putih jernih, berisi selaput lendir, mengandung leukosit, sel
epitel, mukosa serviks dan kuman penyakit yang telah mati.
8.Serviks dan vagina
Beberapa hari setelah persalinan, osteum externum dapat dilalui oleh 2 jari dan
pinggirnya tidak rata (retak-retak). Pada akhir minggu pertama hanya dapat dilalui oleh 1
jari saja. Vagina saat persalinan sangat diregang lambat laun mencapai ukuran normal
dan tonus otot kembali seperti biasa, pada minggu ke-3 post partum, rugae mulai nampak
kembali.
9. Perubahan pada dinding abdomen
Hari pertama post partum dinding perut melipat dan longgar karena diregang begitu lama.
Setelah 2 – 3 minggu dinding perut akan kembali kuat, terdapat striae melipat, dastosis
recti abdominalis (pelebaran otot rectus/perut) akibat janin yang terlalu besar atau bayi
kembar.
10.Perubahan Sistem kardiovaskuler
Volume darah tergantung pada jumlah kehilangan darah selama partus dan eksresi cairan
extra vasculer.
Curah jantung/cardiac output kembali normal setelah partus
11. Perubahan sistem urinaria
Fungsi ginjal normal, dinding kandung kemih memperlihatkan oedema dan hiperemi
karena desakan pada waktu janin dilahirkan. Kadang-kadang oedema trigonum,
menimbulkan obstruksi dari uretra sehingga terjadi retensio urin. Pengaruh
laserasi/episiotomi yang menyebabkan refleks miksi menurun.
12. Perubahan sistem Gastro Intestina;
Terjadi gangguan rangsangan BAB atau konstipasi 2 – 3 hari post partum. Penyebabnya
karena penurunan tonus pencernaan, enema, kekakuan perineum karena episiotomi,
laserasi, haemorroid dan takut jahitan lepas
13. Perubahan pada mammae
Hari pertama bila mammae ditekan sudah mengeluarkan colustrum. Hari ketiga produksi
ASI sudah mulai dan jaringan mammae menjadi tegang, membengkak, lebut, hangat
dipermukaan kulit (vasokongesti vaskuler)
14. Laktasi
Pada waktu dua hari pertama nifas keadaan buah dada sama dengan kehamilan. Buah
dada belum mengandung susu melainkan colustrum yang dapat dikeluarkan dengan
memijat areola mammae.
Colustrum yaitu cairan kuning dengan berat jenis 1.030 – 1,035 reaksi alkalis dan
mengandung protein dan garam, juga euglobin yang mengandung antibodi.
bayi yang terbaik dan harus dianjurkan kalau tidak ada kontra indikasi
15. Temperatur
Temperatur pada post partum dapat mencapai 38 0C dan normal kembali dalam 24 jam.
Kenaikan suhu ini disebabkan karena hilangnya cairan melalui vagina ataupun keringat,
dan infeksi yang disebabkan terkontaminasinya vagina.
16. Nadi
Umumnya denyut nadi pada masa nifas turun di bawah normal. Penurunan ini akibat dari
bertambahnya jumlah darah kembali pada sirkulasi seiring lepasnya placenta.
Bertambahnya volume darah menaikkan tekanan darah sebagai mekanisme kompensasi
dari jantung dan akan normal pada akhir minggu pertama.
17. Tekanan Darah
Keadaan tensi dengan sistole 140 dan diastole 90 mmHg baik saat kehamilan ataupun
post partum merupakan tanda-tanda suatu keadaan yang harus diperhatikan secara serius.
18. Hormon
Hormon kehamilan mulai berkurang dalam urine hampir tidak ada dalam 24 hari, setelah
1 minggu hormon kehamilan juga menurun sedangkan prolaktin meningkat untuk proses
laktasi
D. PATOFISIOLOGI
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun eksterna
akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-perubahan alat
genetal ini dalam keseluruhannya disebut “involusi”. Disamping involusi terjadi perubahan-
perubahan penting lain yakni memokonsentrasi dan timbulnya laktasi yang terakhir ini karena
pengaruh hormon laktogen dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mamae.
Otot-otot uterus berkontraksi segera post psrtum, pembuluh-pembuluh darah yang ada
antara nyaman otot-otot uretus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan pendarahan setelah
plasenta lahir. Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks ialah segera post partum bentuk
serviks agak menganga seperti corong, bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri terbentuk
semacam cincin. Peruabahan-perubahan yang terdapat pada endometrium ialah timbulnya
trombosis, degenerasi dan nekrosis ditempat implantasi plasenta pada hari pertama endometrium
yang kira-kira setebal 2-5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua
dan selaput janin regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis yang memakai
waktu 2 sampai 3 minggu. Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang merenggang
sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir berangsur-angsur kembali seperti sedia kala.
E. PATHFLOW
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan post partum menurut Siswosudarmo, 2008:
- Pemerikasaan umum: tensi,nadi,keluhan dan sebagainya
- Keadaan umum: TTV, selera makan dll
- Payudara: air susu, putting
- Dinding perut, perineum, kandung kemih, rectum
- Sekres yang keluar atau lochea
- Keadaan alat kandungan
Pemeriksaan penunjang post partum menurut Manjoer arif dkk, 2001
- Hemoglobin, hematokrit, leukosit, ureum
- Ultra sosografi untuk melihat sisa plasenta.
G. PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Penatalaksanaan Medis
a. Observasi ketat 2 jam post partum ( adanya komplikasi perdarahan )
b. 6 – 8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring kanan kiri
c. Hari ke 1 – 2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang benar dan
perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada masa nifas, pemberian
informasi tentang senam nifas.
d.Hari ke – 2 : mulai latihan duduk
e. Hari ke – 3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan

2. Pemeriksaan penunjang. ( Siswosudarmo, 2008 )


- Pemerikasaan umum: tensi, nadi, keluhan dan sebagainya.
- Keadaan umum: TTV, selera makan, dll.
- Payudara: air susu, putting.
- Dinding perut, perineum, kandung kemih, rectum.
- Sekres yang keluar atau lochea.
- Keadaan alat kandungan.
Pemeriksaan penunjang post partum. ( Manjoer arif dkk, 2001 )
- Hemoglobin, hematokrit, leukosit, ureum
- Ultra sosografi untuk melihat sisa plasenta.
H. PENGKAJIAN
1. Riwayat Kesehatan, meliputi :
a. Keluhan yang dirasakan ibu saat ini, adakah afterpains, nyeri luka jahitan perineum,
adakah perdarahan.
b. Riwayat kehamilan meliputi umur kehamilan serta riwayat penyakit yang menyertai.
c. Riwayat persalinan meliputi lama persalinan, GPA, proses persalinan, adakah
komplikasi, laserasi atau episiotomi.
d. Riwayat obstetric terdahulu, adakah komplikasi saat nifas, apakah ibu menyusui
bayinya secara eksklusif, adakah masalah waktu laktasi.
e. Riwayat KB, rencana ibu untuk KB selanjutnya.
f. Riwayat kesehatan ibu dan keluarga, adakah penyakit menular maupun menurun.
g. Adakah kesulitan atau gangguan dalam pemenuhan kebutuhan sehari – hari misalnya
pola makan, BAK, BAB, personal hygiene, istirahat maupun mobilisasi.
h. Obat / suplemen yang dikonsumsi saat ini misalnya tablet besi.
i. Perasaan ibu saat ini berkaitan dengan kelahiran bayi, penerimaan terhadap peran baru
sebagai orang tua termasuk suasana hati yang dirasakan ibu sekarang, kecemasan,
kekhawatiran.
j. Adakah kesulitan dalam pemberian ASI dan perawatan bayi sehari – hari.
k. Bagaimana rencana menyusui nanti ( ASI eksklusif atau tidak) , rencana merawat bayi
dirumah ( dilakukan ibu sendiri atau dibantu orangtua / mertua )
l. Bagaimana dukungan suami atau keluarga terhadap ibu.
m. Pengetahuan ibu tentang nifas.
n. Adakah adat istiadat yang merugikan kesehatan pada masa nifas.
2. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum pasien dan kesadarannya.
2)

 Tanda – tanda vital, meliputi : tekanan darah, suhu, nadi, dan pernafasan.
 Antopometri, meliputi : tinggi badan, berat badan sebelum hamil, berat badan
setelah hamil, dan total kenaikan berat badan.
3) Wajah.

 Pucat atau tidak.


 Chloasma gravidarum.

4) Mata, meliputi kondisi sclera dan konjungtiva.


5) Mulut dan gigi, meliputi adakah bau mulut, sariawan, caries, dan karang gigi.
6) Leher, meliputi adakah kelenjar gondok dan peningkatan tekanan JVP.
7) Payudara.

 Bagaimanakah proses laktasinya.


 Adakah pembesaran kelenjar / abses.
 Bagaimana keadaan putting susu ( menonjol / mendatar, adakah nyeri dan lecet
putting )
 Kebersihan payudara.
 ASI / colostrum apakah sudah keluar.
 Adakah pembengkakan.
 Adakah radang atau benjolan abnormal.
8) Abdomen.

 Palpasi : ukur tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, posisi diastesis rekti.
 Auskultasi : bising usus.
 Kaji keluhan mules – mules ( hisroyen / his pengiring )
 Kaji bentuk abdomen.
 Kaji striae.
 Kaji linea rubra.
 Adakah bekas operasi.

9) Kandung kemih.

 Adakah distensi urine.


 Kandung kemih kosong / penuh.
10) Genetalia dan perineum.

 Pengeluaran lochea ( jenis, warna, jumlah, bau )


 Adakah oedema atau memar pada dinding vagina.
 Adakah peradangan.
 Adakah nyeri.
 Kaji jahitan dan keadaan luka episiotomy.
 Adakah nanah.
 Tanda – tanda infeksi pada luka jahitan.
 Kebersihan perineum.
 Adakah hemorrhoid pada anus.

11) Ekstremitas bawah.

 Pergerakan.
 Adakah gumpalan darah pada otot kaki yang menyebabkan nyeri.
 Adakah oedema dan varises.
 Adakah human’s sign.

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kekurangan volume cairan b.d pembatasan masukan cairan salama proses persalinan.
2. Menyusui in efektif b.d tingkat pengetahuan, karakteristik fisik payudara ibu.
3. Gangguan eliminasi BAK b.d distensi kandung kemih, perubahan-perubahan jumlah /
frekuensi berkemih.
4.Gangguan pola tidur b.d respon hormonal dan psikologis, nyeri atau ketidaknyamanan, proses
persalinan dan kelahiran melelahkan.
5.Kurang pengetahuan b.d kurangnya sumber informasi
J.INTERVENSI KEPERAWATAN
N Diagnosa Tujuan Perencanaan
O Keperawatan
Intervensi Rasionalisasi
1. Nyeri b/d adanya luka Tupen : a. kaji sifat, lokasi a. membantu
episiotomi Nyeri hilang dalam dan derajat mengidentifikasi
waktu 2×24 jam ketidaknyamanan faktor – faktor yang
Tupen : b. berikan memperberat
Kebutuhan rasa informasi yang ketidaknyamanan
nyaman terpenuhi tepat tentang
perawatan rutin
selama post natal

2 Resiko infeksi b/d Tupen : a. pantau tanda – a. peningkatan suhu


masuknya Meminimalisasikan tanda vital dengan sampai 38.3oC dalam
mikroorganisme resiko infeksi rutin dan sesuai 24 jam pertama sangat
seminimal mungkin indikasi catat tanda menandakan infeksi
Tupen : – tanda menggigil, b. Diagnosis dini dari
Resiko infeksi tidak anoreksa atau infeksi lokal dapat
terjadi malaise mencegah penyebaran
b. infeksi sisi kejaringan
perbalkan c. mencegah infeksi
episiotomi setiap 8 dari penyebaran
jam kejaringan sekitar atau
c.kolaborasi aliran darah dapat
dengan tim dokter mencegah penyebaran
dalam pemberian kejaringan
antibiotik

3. Cemas b/d perawatan Tupen : a. kaji pengetahuan a. membantu dalam


luka yang tidak efektif Cemas berkurang dan pengalaman mengidentifikasi
dalam waktu 24 jam klien tentang kebutuhan saat ini dan
Tupen : perawatan luka mengembangkan
Cemas hilang dan b. berikan rencana keperawatan
klien mampu informasi perbal b. membantu
mengatasi rasa cemas dan tertulis menjamin suplai
dengan bekal mengenai fisiologi perawatan luka yang
pengetahuan yang dan keuntungan adekuat dan mencegah
cukup tentang merawat luka komikasi luka
merawat luka episiotomi dan
menjaga episiotomi
kebersihan c. teknik ang tepat
c. Demostrasikan biasanya membantu
dan tinjau teknik – penyembuhan luka
teknik perawatan episiotomi dengan
luka cepat
d. berikan d. informasi yang
informasi tentang didapat dapat klien
pentingnya dapat mengurangi
perawatan luka tingkat kecemasan
episiotomi

K.PENGGUNAAN REFERENSI
Retno Setyo, Handayani. 2011. Asuhan Kebidanan Ibu Masa Nifas. Yogyakarta : Gosyen
Publishing
Sujiyatini, Nurjanah, Kurniati Ana. 2010. ASUHAN IBU NIFAS ASKEB III. Yogyakarta :
Cyrillus Publisher
Handayani Sri. 2011. Keperawatan Maternitas. Yogyakarta : Gosyen Publishing
Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba Medika
      Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad (1994), Obstetri Patologi, Bagian Obstetri dan
Ginekologi FK Unpad, Bandung.
       Hacker Moore (1999), Esensial Obstetri dan Ginekologi Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
      Hanifa Wikyasastro (1997), Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo,
Jakarta.
      http://www.slideshare.net/septianraha/asuhan-keperawatan-pada-ny-d-dengan-post-partum-
normal-di-wilayah-kerja-puskesmas-delanggu-klaten diakses pada tanggal 22 Juni 2014

Anda mungkin juga menyukai