Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PENDAHULUAN PERSALINAN NORMAL PADA IBU

POSTPARTUM DENGAN SPONTAN Ny.Y G3P2A0 PK II

Pembimbing : Ns. Andini Restu Marsiwi M.Kep.

Di susun oleh :

AULIA JUNI ADISYA

221039230533

PROGRAM PROFESI NERS KEPERAWATAN

STIKes WIDYA DHARMA HUSADA TANGERANG

TAHUN 2022
BAB I
TINJAUAN TEORI

A. Definisi Persalinan Normal


Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks dan janin turun kedalam jalan
lahir. (Prawirohardjo, 2001). Kelahiran adalah proses dimana janin dan ketuban di dorong
keluar melalui jalanlahir. (Prawirohardjo, 2001). Pesalinan dan kelahiran normal (partus
spontan) adalah proses lahirnya bayi padaletak belakang kepala yang dapat hidup dengan
tenaga ibu sendiri dan uri, tanpa alatserta tidak melukai ibu dan bayi yang umumnya
berlangsung kurang dari 24 jammelalui jalan lahir.Masa nifas ( puerperium ) adalah masa
pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti
pra-hamil. Lama masa nifas iniyaitu 6-8 minggu.(Rustam Mochtar,1998). Masa nifas
adalah periode sekitar 6 minggu sesudah melahirkan anak, ketika alat- alat reproduksi
tengah kembali kepada kondisi normal.( Barbara F. weller 2005 )Post partum adalah
proses lahirnya bayi dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai
ibu dan bayi yang umumnya berlangsung kurang dari24 jam.(Abdul Bari Saifuddin,
2002)
Pesalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
padakehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakangkepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun
pada janin. (Prawirohardjo, 2001).

B. Etiologi
Penyebab persalinan belum pasti diketahui, namun beberapa teori menghubungkan
dengan faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada saraf dan
nutrisi (Hafifah, 2011)
1. Teori penurunan hormone1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan
hormone progesterone dan estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot-otot
polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his
bila progesterone turun.
2. Teori placenta menjadi tua Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone
menyebabkan kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori distensi rahim Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan
iskemik otot-ototrahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
4. Teori iritasi mekanik Di belakang servik terlihat ganglion servikale (fleksus
franterrhauss). Bila ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan
timbul kontraksi uterus.
5. Induksi partus Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang
dimasukan dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser,
amniotomi pemecahan ketuban, oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin
menurut tetesan perinfus.

C. Patofisiologi
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun eksterna
akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Perubahan perubahan alat genetal ini dalam keseluruhannya disebut “involusi”.
Disamping involusi terjadi perubahan-perubahan penting lain yakni memokonsentrasi dan
timbulnya laktasi yang terakhir ini karena pengaruh hormon laktogen dari kelenjar
hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mamae. Otot-otot uterus berkontraksi segera post
psrtum, pembuluh-pembuluh darah yang ada antara nyaman otot-oto terjepit akan
menghentikan pendarahan setelah plasenta lahir.
Perubahan perubahan yang terdapat pada serviksialah segera post partum bentuk serviks
agak menganga seperti corong, bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri terbentuk
semacam cincin. Peruabahan-perubahan yang terdapat pada endometrium ialah timbulnya
trombosis, degenerasi dan nekrosisdi tempat implantasi plasenta pada hari pertama
endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar akibat
pelepasan desidua dan selaput janin regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desi
dua basalis yang memakai waktu 2 sampai 3 minggu. Ligamen-ligamen dan diafragma
pelvis serta fasia yang merenggang sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir
berangsur-angsur kembali seperti sedia kala.

D. Tanda dan Gejela


1. Involusi uterus adalah proses kembalinya alat kandungan uterus dan jalan lahir setelah
bayi dilahirkan sehingga mencapai keadaan seperti sebelum hamil. Setelah plasenta
lahir, uterus merupakan alat yang keras, karena kontraksi ini menyebabkan rasa
nyeri/mules-mules yang disebut after pain post partum terjadi pada hari ke 2-3 hari.
2. Kontraksi uterus Intensistas kontraksi uterus meningkat setelah melahirkan berguna
untuk mengurangi volume cairan intra uteri. Setelah 1- 2 jam post partum, kontraksi
menurun stabil berurutan, kontraksi uterus menjepit pembuluh darah pada uteri
sehingga perdarahan setelah plasenta lahir dapat berhenti.
3. After painTerjadi karena pengaruh kontraksi uterus, normal sampai hari ke -3. After
pain meningkat karena adanya sisa plasenta pada cavum uteri, dan gumpalan
darah(stoll cell) dalam cavum uteri .
4. Endometrium Pelepasan plasenta dan selaput janin dari dinding rahim terjadi pada
stratum spunglosum, bagian atas setelah 2- 3 hari tampak bahwa lapisan atas dari
stratum sponglosum yang tinggal menjadi nekrosis keluar dari lochia. Epitelisasi
endometrium siap dalam 10 hari, dan setelah 8 minggu endometrium tumbuh kembali.
Epitelisasi tempat plasenta + 3 minggu tidak menimbulkan jaringan parut, tetapi
endometrium baru, tumbuh di bawah permukaan dari pinggir luka.
5. Ovarium Selama hamil tidak terjadi pematangan sel telur. Masa nifa
terjadi pematangan sel telur, ovulasi tidak dibuahi terjadi mentruasi, ibu menyusui
mentruasinya terlambat karena pengaruh hormon prolaktin.
6. Lochia
Adalah cairan yang dikeluarkan dari uterus melalui vagina dalam masa nifas, sifat
lochia alkalis sehingga memudahkan kuman penyakit berkembang biak. Jumlah lebih
banyak dari pengeluaran darah dan lendir waktu menstruasi, berbau anyir, tetapi tidak
busuk. Lochia dibagi dalam beberapa jenis :
a. Lochia rubra
Pada hari 1- 2 berwarna merah, berisi lapisan decidua, sisa-sisa chorion, liguor
amni, rambut lanugo, verniks caseosa sel darah merah.
b. Lochia sanguinolenta Dikeluarkan hari ke 3-7 warna merah kecoklatan bercampur
lendir, banyakserum selaput lendir, leukosit, dan kuman penyakit yang mati.
c. Lochia serosa Dikeluarkan hari ke 7- 10, setelah satu minggu berwarna agak
kuning cairdan tidak berdarah lagi.
d. Lochia alba Setelah 2 minggu, berwarna putih jernih, berisi selaput lendir,
mengandung leukosit, sel epitel, mukosa serviks dan kuman penyakit yang telah
mati.
7. Serviks dan vagina Beberapa hari setelah persalinan, osteum externum dapat dilalui
oleh 2 jari dan pinggirnya tidak rata (retak-retak). Pada akhir minggu pertama hanya
dapat dilalui oleh 1 jari saja. Vagina saat persalinan sangat diregang lambat laun
mencapai ukuran normal dan tonus otot kembali seperti biasa, pada minggu ke-3 post
partum, rugae mulai Nampak. Kembali
8. Perubahan pada dinding abdomenHari pertama post partum dinding perut melipat dan
longgar karena diregang begitu lama. Setelah 2- 3 minggu dinding perut akan kembali
kuat, terdapatstriae melipat, dastosis recti abdominalis (pelebaran otot rectus/perut)
akibat janin yang terlalu besar atau bayi kembar.
9. Perubahan Sistem kardiovaskuler
Volume darah tergantung pada jumlah kehilangan darah selama partus daneksresi
cairan extra vasculer. Curah jantung/cardiac output kembali normal setelah partus
10. Perubahan sistem urinaria Fungsi ginjal normal, dinding kandung kemih
memperlihatkan oedema dan hiperemi karena desakan pada waktu janin dilahirkan.
Kadang-kadang oedematrigonum, menimbulkan obstruksi dari uretra sehingga terjadi
retensio urin.Pengaruh laserasi/episiotomi yang menyebabkan refleks miksi menurun.
11. Perubahan sistem Gastro Intestina;Terjadi gangguan rangsangan BAB atau konstipasi
2- 3 hari post partum.Penyebabnya karena penurunan tonus pencernaan, enema,
kekakuan perineumkarena episiotomi, laserasi, haemorroid dan takut jahitan lepas
12. Perubahan pada mammae Hari pertama bila mammae ditekan sudah mengeluarkan
colustrum. Hari ketiga produksi ASI sudah mulai dan jaringan mammae menjadi
tegang, membengkak, lebut, hangat dipermukaan kulit (vasokongesti vaskuler)
13. Laktasi Pada waktu dua hari pertama nifas keadaan buah dada sama dengan
kehamilan. Buah dada belum mengandung susu melainkan colustrum dapat
dikeluarkan dengan memijat areola mammae. Colustrum yaitu cairan kuning dengan
berat jenis 1.030- 1,035 reaksi alkalisdan mengandung protein dan garam, juga
euglobin yang mengandung antibodi. bayi yang terbaik dan harus dianjurkan kalau
tidak ada kontra indikasi
14. Temperatur pada post partum dapat mencapai 38 0C dan normal kembali dalam24
jam. Kenaikan suhu ini disebabkan karena hilangnya cairan melalui vaginaataupun
keringat, dan infeksi yang disebabkan terkontaminasinya vagina.
15. Nadi Umumnya denyut nadi pada masa nifas di normal. Penurunan ini akibat dari
bertambahnya jumlah darah kembali pada sirkulasi seiring lepasnya placenta. Darah
menaikkan tekanan darah sebagai mekanisme kompensasi dari jantung dan akan
normal pada akhir minggu pertama.
16. Tekanan Darah Keadaan tensi dengan sistole 140 dan diastole 90 mmHg baik saat
kehamilan ataupun post partum merupakan tanda-tanda suatu keadaan yang harus
diperhatikan secara serius.
17. Hormon-Hormon kehamilan mulai berkurang dalam urine hampir tidak ada dalam
24hari, setelah 1 minggu hormone kehamilan juga menurun sedangkan prolaktin
meningkat untuk proses laktasi
BAB II
TINJAUAN TEORI KEPERAWATAN

A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan sebelum mendapatkan data lengkap. Pengkajian ini diperioritaskan
untuk menentukan kondisi ibu dan janin. Pemeriksaan denyut jantung janin (DJJ)
dilakukan melalui auskultasi dengan kriteria sebagai berikut.
1. Frekuensi batas bawah 110-120 kali per menit dan batas atas 150-160 kali per menit.
2. Irama teratur.
3. Terjadi akselerasi pada DJJ.
4. Tidak terjadi deselerasi.

B. Tanda-Tanda Vital
Perlu pemeriksaan tanda-tanda vital (TTV) ibu untuk mengidentifikasi tanda hipertensi
dan infeksi. Hipertensi selama kehamilan dengan kenaikan sistole 140 mmHg dan
diastole 90 mmHg, suhu 38°C atau lebih menandakan kemungkinan terjadinya infeksi
pada ibu

C. Pengkajian Data Dasar


Selain pengkajian data fokus, perawat seharusnya mengkaji keadaan ibu dan janin agar
tersedia dukungan untuk ibu
1. Informasi data dasar
Informasi yang harus dikumpulkan adalah mengenai hal-hal berikut ini.
a. Alasan masuk ke kamar bersalin apakah ada kontraksi, ketuban pecah, dan lain-
lain.
b. Riwayat perawatan prenatal, kapan mulainya dan jumlah kunjungannya.
c. Kapan taksiran persalinan.
d. Status obstetri (Gravid, Partus, Abortus, Hidup-GPAH), riwayat medis, operasi
dan kehamilan.
e. Riwayat alergi : obat-obatan, makanan
f. Asupan nutrisi, jenisnya, dan kapan dikonsumsi.
g. Penggunaan rokok, alkohol.
h. Rencana persalinan dan bagaimana metode mengurangi nyeri.
i. Dukungan keluarga
2. Pengkajian fetus
Presentasi dan posisi janin dikaji dengan pemeriksaan dalam (vaginal toucher – VT)
dan palpasi Leopold. DJJ diperiksa secara auskultasi atau pemantauan secara
elektronik. Perawat mendokumentasikan warna cairan amnion dan kapan terjadinya
ruptur membran amnion.
3. Status persalinan
Status persalinan ibu diketahui melalui pola kontraksinya. Pemeriksaan dalam
dilakukan ketika tidak ada kontraksi dan kapan pecah ketuban. Kontraksi di kaji
dengan cara palpasi, pemantauan fetal, atau keduanya. Dilatasi dan penipisan serviks,
status presentasi, dan posisi janin dikaji melalui VT. VT dikontraindikasikan pada ibu
dengan ketuban pecah dini dan perdarahan.
4. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik bermanfaat untuk mengevaluasi kesehatan ibu. Observasi yang
penting yaitu adanya edema, jaringan perut pada abdomen, dan pada palpasi
ditentukan tinggi fundus.

D. Prosedur Saat Masuk Rumah Sakit


Identifikasi waktu, rencana, dan cara pertolongan persalinan ibu dengan mengumpulkan
data berikut.
1. Status obstetri G, P, A, H.
2. Taksiran persalinan (TP).
3. Pola kontraksi.
a. Hasil pemeriksaan dalam : presentasi dan posisi fetus, dilatasi, dan penipisan
serviks bagian presentasi.
b. Keadaan fetus: frekuensi DJJ.
4. Tanda-tanda vital ibu.
5. Reaksi persalinan seperti menggunakan teknik mengurangi nyeri, cemas, dan adanya
dukungan keluarga
1) Informed Consent
Ibu menandatangani persetujuan setelah diberikan informasi (Informed Consent)
untuk perawatan setelah persalinan, anestesi, persalinan per vaginam, atau
kemungkinan resiko caesaria. Informed Consent untuk neonatus juga perlu
dilengkapi.
2) Uji Laboratorium
Bagi ibu yang rutin melakukan perawatan prenatal, tidak dilakukan uji laboratorium
kecuali jika indikasi khasus. Uji laboratorium yang dilakukan adalah pemeriksaan
hematokrit dan urine.
3) Akses Intravena
Apabila dibutuhkan pemasangan intravena, dimulai dari pemasangan kateter. Cairan
yang digunakan adalah Ringer Laktst (RL).
4) Persiapan Perineum
Jika dilakukan, rambut di sekitar area yang akan dilakukan episiotomi dicukur dengan
pisau cukur.
5) Enema
Enema diberikan jika fase mengganggu kenyamanan ibu. Ekstra lubrikasi saat renema
bisa mengurangi ketidak nyamanan akibat hemoroid.

E. Pengkajian Setelah Masuk Rumah Sakit


Ibu harus selalu diobservasi jika ia telah mengalami tanda persalinan yang sesungguhnya.
Setelah satu atau dua jam, perubahan dilatasi dan penipisan serviks mendukung terjadinya
tanda persalinan sejati. Ibu dan janin dikaji selama proses persalinan. Setelah pengkajian,
saat masuk rumah sakit, ibu dan janin membutuhkan pemeriksaan yang reguler
berdasarkan status risiko dan membutuhkan intervensi selanjutnya.

F. Pengkajian Lainnya
1. Pengkajian Janin
Pengkajian janin dilakukan untuk mengidentifikasi kesejahteraan janin. Prinsip
pengkajian janin adalah frekuensi DJJ dan karakteristik cairan amnion. Penemuan
yang tidak normal menandakan adakany perubahan pertukaran gas janin dan infeksi.
DJJ selalu di periksa dan didokumentasikan , bergantung pada status risiko ibu dan
janin, pecah ketuban dapat terjadi secara spontan atau setelah dilakukan amniotomi.
DJJ diperkirakan selama satu menit sejak ketuban pecah. Ketika ketuban pecah perlu
dicatat waktu terjadinya, frekuensi DJJ dan warna cairan. Cairan amnion seharusnya
jernih. Cairan amnion yang berwarna kehijauan dan berbau menandakan infeksi.
Cairan amnion yang berwarna hijau menandakan mekonium keluar sebelum
persalinan. Mekonium yang keluar sebelum persalinan menandakan terjadinya
hipoksia pada neonatus. Neonatus dengan cairan ketuban hijau membutuhkan
resusitasi neonatus dengan intubasi endotracheal tube (ETT).
2. Pengkajian Maternal
Pemeriksaan maternal berhubungan dengan kesejahteraan janin seperti tanda vital,
kontraksi, kemajuan persalinan, pemasukan dan pengeluaran cairan, serta respons
terhadap persalinan.
a. Tanda vital abnormal perlu dilaporkan dan diintervensi lebih lanjut.
b. Kontraksi diperiksa dengan cara palpasi atau dengan memantau elektronik fetal.
c. Kemajuan persalinan dinilai melalui pemeriksaan vagina (VT) untuk menentukan
dilatasi dan penipisan serviiks serta turunya janin. VT dilakukan bergantung pada
tahapan paritas ibu dan status amnion. VT dibatasi untuk mencegah masuknya
mikroorganisme dari area perineum ke uterus.
d. Pemeriksaan dan pengeluaran cairan melalui oral atau intravena serta jumlah
miksi dicatat. Persalinan bisa membuat miksi berkurang, sehingga setiap 2 jam
area suprapubik ibu harus diperiksa untuk mengidentifikasi distensi kandung
kemih yang bisa menghalangi penurunan janin. Penekanan kepala janin pada
rektum membuat ibu merasa ingin defekasi. Perawat harus memeriksa perineum
ketika terjadi crowning.
e. Respins terhadap persalinan bisa bervariasi, bergantung pada intensitas nyeri yang
dirasakan ibu. Ibu bisa merasakan cemas dan takut. Sikap ibu membutuhkan
penanganan nyeri seperti menginginkan obat dan pengontrolan nyeri, penanganan
nyeri secara nonfarmakologis tidak efektif dan sebagainya.
3. Pengkajian Keperawatan
a. Pengkajian Kala II
1) Pemeriksaan fisik.
2) Tanda-tanda vital.
3) Auskultasi DJJ.
4) Kontraksi uterus, dilatasi uterus, penurunan presentasi terendah, dan kemajuan
persalinan.
5) Perineum.
b. Pengkajian Kala III
1) Pemeriksaan fisik dan TTV
2) Tanda-tanda kala III
3) Upaya meneran
4) Keadaan psikologis
5) Kebutuhan khusus
6) Perineum
7) Krakteristik neonatus (APGAR skor)
8) Bonding attachment
c. Pengkajian Kala IV
1) Pemeriksaan fisik, TTV, dan keadaan umum
2) Komtraksi rahim, after pain
3) Perdarahan
4) Kandung kemih
5) Luka episiotomi
6) Bonding attachment
7) Keadaan bayi
8) Kebutuhan khusus
G. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan disesuaikan dengan intervensi yang sudah direncanakan.
H. Evaluasi Keperawatan
Persalinan berjalan dengan baik tanpa komplikasi.
LAPORAN PERSALINAN

Nama mahasiswa : Arisa utamiyati utari

Nim : 221030230336

Tanggal pengkajian : 04-10-2022

Ruangan : VK UGD PUSKESMAS PAMULANG

A. DATA UMUM
 Inisial klien : Ny. Y
 Umur : 43 tahun
 Alamat : Jln. Kemiri V Rt.03/03 Pondok Cabe Udik, Tangsel
 Pekerjaan : IRT
 Agama : Islam
 Suku bangsa : Betawi
 Status perkawinan : Menikah
 Pendidikan : SD
 Nama suami : M. sidik
 Umur : 56 tahun
 Pekerjaan : Wiraswasta
B. RINGKASAN KONDISI KLIEN
Klien datang jam 11.20 WIB dengan keluhan mulas, keluar lender darah
C. DATA UMUM KESEHATAN
 Tb : 155 bb : 53 kg
 Bb sebelum hamil : 45 kg
 Masalah kesehatan khusus : tidak ada
 Obat-obatan : kalsium, multivitamin
 Alergi : tidak ada
 Diet khusus : tidak ada
 Frekuensi BAK : 4 kali sehari
 Frekuensi BAB : 1 kali pagi
 Kebiasaan tidur : 8 jam
D. DATA UMUM OBSTETIK
 Kehamilan sekarang direncanakan : tidak
 Status obstetikus : G3P2A0
 HPHT : 25-01-2022 TP : 02-11-2022
 Jumlah anak

No Jenis kelamin Cara lahir BB lahir Keadaan Umur


1 Perempuan Normal 2700 gram Normal 23 tahun
2 Laki-laki Normal 2900 gram Normal 19 tahun
 Mengikuti kelas prenatal : tidak
 Jumlah kunjungan pada kehamilan : 7 bulan
 Rencana KB : suntik 3 bulan
 Pelajaran apa yang diinginkan : manfaat ASI
 Setelah lahir, siapa yang diharapkan mmbantu : kelurga terdekat dan suami
E. RIWAYAT PERSALIANAN SEKARANG
 Mulai persalianan : 04-10-2022 , 12.30 WIB
 Keadaan kontraksi : 45 x/ 10 menit
 Djj janin : 144 x/menit
F. PENGKAJIAN AWAL
 Tanggal : 04-10-2022 jam : 11.20 WIB
 Tanda-tanda vital : td :140/90 N : 95 x/menit Rr : 19 x/menit S : 36,5 ©
 Pemeriksaan palpasi abdomen : kepala sudah PAP
 Hasil pemeriksaan dalam : VT vagina tidak tampak odem kelainan
 Persiapan perineum : Partu tipis lunak 8 cm
 Dilakukan klisma ya/tidak, jelaskan : tidak
 Pengeluaran pervaginam :
 Perdarahan pervaginam ya/tidak, jelaskan : ya
 Kontraksi uterus (frekuensi, lamanya, kekuatan): 45 xper 10 menit
 Denyut jantung janin (frekuensi, kualitas) : 144 x/menit
 Status janin (hidup/tidak, jumlah, presentasi) : janin hidup, jumlah 1 bb : 2,6 kg,
pb : 48 cm
G. KALA PERSALINAN
KALA III
 Tanda dan gejala : nyeri, tamapak meringis, lemah
 Plasenta lahir jam : 13.00 wib
 Cara lahir plasenta : spontan
 Karakteristik plasenta:
- Ukuran : 22 cm
- Panjang tali pusat : 55 cm
- Pembuluh darah : 2 arteri 1 vena
- Kelainan : tidak ada
 Perdarahan : 100 cc, karakteristik : merah gelap
 Keadaan psikososial : cemas
 Kebutuhan khusus klien :tidak ada
 Tindakan :
 Pengobatan : asmef , multifitamin,

KALA IV

 Mulai jam : 13.10 wib


 Tanda-tanda vital : td : 140/90 mmhg N : 95 x/menit Rr : 19 x/menit S : 36,5C
 Keadaan uterus : normal
 Perdarahan : 400 cc karakteristik merah terang
 Bonding ibu dan bayi : Inisiasai menyusui dini
 Tindakan : mendekatakn klien dengan anaknya
1. Fokus pengkajian

Data Subjektif Data Objektif

- Klien mengatakan mules - Klien tamapak meringis

- Klien mengatakan nyeri - Klien tampak lemas keluar cairan

- Klien mengatakan lemas darah dari vagina

- Tampak lesu

- Ttv :

Td : 140/90 mmhg

N : 85 x/menit

S : 36,6 ©

Rr : 18 x/menit

2. Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan Utama Yang Diangkat

Data Penyebab Diagnose keperawatan

(P-E-S)

Ds : Trauma / Resiko ketidak


Do : perdarahan seibangan cairan
- keluar cairan darah KTT perdarahan (D.0036)

dari vagina

- Ttv :

Td : 140/90 mmhg

N : 85 x/menit

S : 36,6 ©

Rr : 18 x/menit
Ds : Dilatasi serviks Nyeri melahirkan
- Klien mengatakan Gejala dan tanda (D.0079)
nyeri mayor menegluh
- Klien mengatakan nyeri objektif
mules mengeluh meringis
Do : KTT
Klien tampak meringis Proses persalianan
Ds : Kelemahan Gejala Intoleransi aktivitas
- Klien mengatakan dan tanda mayor (D.0056)
lemas menegluh lemah
Do :

Klien tampak lesu

3. Rencana Keperawatan

Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Intervensi

Hasil

Resiko ketidak seibangan Setelah dilakauakan Pencegahan perdarahan


cairann berhubungan tindakan keperawatan 2 x
(I.02067)
dengan Trauma / 24 jam diharapkan :
Observasi
perdarahan Penyembuhan luka
KTT perdarahan (L.14130) 1. Monitor tanda dan
- Penyatuan kulit (5)
gejala perdarahan
meningkat
2. Monitor hemoglobin
- Penyatuan tepi luka (5)
meningkat sebelum dan sesudah
- Nyeri (5) menurun
kehilangan darah

3. Monitor tanda-tanda

vital ortotastik

Terapeutik
4. Pertahankan bed rest

Edukasi

5. Jelaskan tanda dan

gejala perdarahan

6. Anjurkan

meningkatlan asupan

makanan dan vitamin k

Nyeri melahirkan Setelah dilakauakan Manajmen nyeri


berhubungan dengan tindakan keperawatan 2 x
(1.08238)
Dilatasi serviks 24 jam diharapkan
Observasi
Gejala dan tanda mayor Status kenyamana
menegluh nyeri objektif (L.08064) 1. identifikasi lokasi
mengeluh meringis - lelah (5) menurun
karakteristik, durasi,
KTT - merintih (5) menurun
frekuensi intensitas
Proses persalianan - kesejateraan
psokologis (4) cukup nyeri
meningkat
2. indentifikasi respon

nyeri non ferbal

Terapeutik

3. berikan teknik non

farmakologis untuk

menghilabgkan nyeri

( teknik terapi music)

4. fasilitasi istirahat dan

tidur

edukasi

5. jelaskan penyebab
nyeri

6. jelaskan strategi

meredakan nyeri

7. anjurkan monitor nyeri

mandiri

8. anjurkan mengunakan

analgetik secra cepat

9. anjurkan teknik non

farmakologis untuk

menghilangkan nyeri

kolaborasi

10. kolaborasi pemberiaan

analgetik

Intoleransi aktivitas Setelah dilakauakan Manajmen energi


Berhubungan dengan tindakan keperawatan 2 x
( 1.05178)
Kelemahan Gejala dan 24 jam diharapkan :
Observasi
tanda mayor menegluh Tingkat keletihan
lemah (L.05046) 1. identifikasi gangguan
- lesu (5) menurun
fungsi tubuh yang
- kemampuan
mengalami kelelahan
melakukan aktifitas
rutin (5) meningkat 2. monitor kelelahan

fisisk dan emosisonal

3. monitor pola dan jam

tidur

4. monitor lokasi dan

kitdak nyamanan
selama melakukan

aktivitas

terapeutik

5. lakukan laithan

rentnag gerak aktif

6. fasilitasi duduk

disamping tempat

tidur, jika tidak dapat

berpindah tempat

Edukasi

7. anjurkan torah baring

8. anjurkan aktivitas

secara bertahap

4. Implementasi dan Evaluasi

Diagnose Implementasi Evaluasi Paraf

keperawatan

Resiko ketidak Observasi S: Arisa


seibangan cairann
1. Memonitor tanda - Kliem mengtakan
berhubungan
dan gejala makan sudah habis
dengan Trauma /
perdarahan perdarahan 1 porsi
KTT perdarahan
2. Memonitor tanda- - Klien mengtakan

tanda vital tidak ada aktivitas


ortotastik berlebih karena

Terapeutik istirahat di tempat

3. Mempertahankan tidur

bed rest O:

Edukasi - Perdarahan sudah

4. Menjelaskan tanda berkurang

dan gejala - Td : 135/85 mmhg

perdarahan S : 36,5 ©

5. Menganjurkan N : 85 x/menit

meningkatlan Rr : 16 x/menit

asupan makanan A :

dan vitamin k Masalah teratasi

P:

Hentikan intervensi

Nyeri melahirkan 1. Mengidentifikasi S: Arisa


berhubungan
lokasi - Klien sudah bias
dengan Dilatasi
karakteristik, control nyeri
serviks
Gejala dan tanda durasi, frekuensi sendiri
mayor menegluh
intensitas nyeri - Klien mengatakan
nyeri objektif
2. Mengiindentifikasi tidur 5 jam
mengeluh
meringis respon nyeri non - Klien mengatakan
KTT
verbal minum obat teratur
Proses
Terapeutik O:
persalianan
3. Memberikan - Lokasi perdarahan

teknik non divagina, frekuensi


farmakologis nya sudah tidak

untuk banyak, nyeri

menghilabgkan hilang timbul

nyeri ( teknik - Klien terlihat jika

terapi music) nyeri ia

4. Memfasilitasi membunyikan

istirahat dan tidur music

edukasi - Klien sudah paham

5. Menjelaskan penyebab nyerinya

penyebab nyeri - Klien sudah di

6. Menjelaskan jelaskan cara

strategi meredakan meredakan nyeri

nyeri dengan teknik non

7. Menganjurkan faramkologis tarik

monitor nyeri nafas dalam

mandiri - Obat diberikan

8. Menganjurkan sesuai dengan jam

mengunakan A:

analgetik secra Masalah teratasi

cepat P:

9. Menganjurkan Hentikan interfensi

teknik non

farmakologis

untuk

menghilangkan
nyeri

kolaborasi

10. Berkolaborasi

pemberiaan

analgetik
Intoleransi Observasi S: Arisa
aktivitas
1. Mengiidentifikasi - Klien mengatakan
Berhubungan
gangguan fungsi kakinya lemas
dengan
Kelemahan tubuh yang - Klien mengatkan
Gejala dan tanda
mengalami mudah lelah
mayor menegluh
kelelahan - Klien mengtakan
lemah
2. Memonitor tidur 5 jam

kelelahan fisisk - Klien mengtakan

dan emosisonal jika banyak gerak

3. Memonitor pola terasa lemas

dan jam tidur - Klien sudah bisa

4. Memonitor lokasi miring kakan kiri

dan kitdak O:

nyamanan selama - Klien tampak

melakukan koperatif setelah

aktivitas diajarkan gerak

terapeutik aktif

5. Melakukan laithan - Klien sudah bias

rentnag gerak aktif duduk di tepi kasur

6. Memfasilitasi - Aktivitas yang

duduk disamping berat dibantu

tempat tidur, jika keluarga

tidak dapat A:

berpindah tempat Masalah teratasi

Edukasi P:

7. Menganjurkan Hentikan intervensi

Anda mungkin juga menyukai