Di susun oleh :
221039230533
TAHUN 2022
BAB I
TINJAUAN TEORI
B. Etiologi
Penyebab persalinan belum pasti diketahui, namun beberapa teori menghubungkan
dengan faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi rahim, pengaruh tekanan pada saraf dan
nutrisi (Hafifah, 2011)
1. Teori penurunan hormone1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan
hormone progesterone dan estrogen. Fungsi progesterone sebagai penenang otot-otot
polos rahim dan akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his
bila progesterone turun.
2. Teori placenta menjadi tua Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone
menyebabkan kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan kontraksi rahim.
3. Teori distensi rahim Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan
iskemik otot-ototrahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.
4. Teori iritasi mekanik Di belakang servik terlihat ganglion servikale (fleksus
franterrhauss). Bila ganglion ini digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan
timbul kontraksi uterus.
5. Induksi partus Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang
dimasukan dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang pleksus frankenhauser,
amniotomi pemecahan ketuban, oksitosin drip yaitu pemberian oksitosin
menurut tetesan perinfus.
C. Patofisiologi
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun eksterna
akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Perubahan perubahan alat genetal ini dalam keseluruhannya disebut “involusi”.
Disamping involusi terjadi perubahan-perubahan penting lain yakni memokonsentrasi dan
timbulnya laktasi yang terakhir ini karena pengaruh hormon laktogen dari kelenjar
hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mamae. Otot-otot uterus berkontraksi segera post
psrtum, pembuluh-pembuluh darah yang ada antara nyaman otot-oto terjepit akan
menghentikan pendarahan setelah plasenta lahir.
Perubahan perubahan yang terdapat pada serviksialah segera post partum bentuk serviks
agak menganga seperti corong, bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri terbentuk
semacam cincin. Peruabahan-perubahan yang terdapat pada endometrium ialah timbulnya
trombosis, degenerasi dan nekrosisdi tempat implantasi plasenta pada hari pertama
endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar akibat
pelepasan desidua dan selaput janin regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desi
dua basalis yang memakai waktu 2 sampai 3 minggu. Ligamen-ligamen dan diafragma
pelvis serta fasia yang merenggang sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir
berangsur-angsur kembali seperti sedia kala.
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan sebelum mendapatkan data lengkap. Pengkajian ini diperioritaskan
untuk menentukan kondisi ibu dan janin. Pemeriksaan denyut jantung janin (DJJ)
dilakukan melalui auskultasi dengan kriteria sebagai berikut.
1. Frekuensi batas bawah 110-120 kali per menit dan batas atas 150-160 kali per menit.
2. Irama teratur.
3. Terjadi akselerasi pada DJJ.
4. Tidak terjadi deselerasi.
B. Tanda-Tanda Vital
Perlu pemeriksaan tanda-tanda vital (TTV) ibu untuk mengidentifikasi tanda hipertensi
dan infeksi. Hipertensi selama kehamilan dengan kenaikan sistole 140 mmHg dan
diastole 90 mmHg, suhu 38°C atau lebih menandakan kemungkinan terjadinya infeksi
pada ibu
F. Pengkajian Lainnya
1. Pengkajian Janin
Pengkajian janin dilakukan untuk mengidentifikasi kesejahteraan janin. Prinsip
pengkajian janin adalah frekuensi DJJ dan karakteristik cairan amnion. Penemuan
yang tidak normal menandakan adakany perubahan pertukaran gas janin dan infeksi.
DJJ selalu di periksa dan didokumentasikan , bergantung pada status risiko ibu dan
janin, pecah ketuban dapat terjadi secara spontan atau setelah dilakukan amniotomi.
DJJ diperkirakan selama satu menit sejak ketuban pecah. Ketika ketuban pecah perlu
dicatat waktu terjadinya, frekuensi DJJ dan warna cairan. Cairan amnion seharusnya
jernih. Cairan amnion yang berwarna kehijauan dan berbau menandakan infeksi.
Cairan amnion yang berwarna hijau menandakan mekonium keluar sebelum
persalinan. Mekonium yang keluar sebelum persalinan menandakan terjadinya
hipoksia pada neonatus. Neonatus dengan cairan ketuban hijau membutuhkan
resusitasi neonatus dengan intubasi endotracheal tube (ETT).
2. Pengkajian Maternal
Pemeriksaan maternal berhubungan dengan kesejahteraan janin seperti tanda vital,
kontraksi, kemajuan persalinan, pemasukan dan pengeluaran cairan, serta respons
terhadap persalinan.
a. Tanda vital abnormal perlu dilaporkan dan diintervensi lebih lanjut.
b. Kontraksi diperiksa dengan cara palpasi atau dengan memantau elektronik fetal.
c. Kemajuan persalinan dinilai melalui pemeriksaan vagina (VT) untuk menentukan
dilatasi dan penipisan serviiks serta turunya janin. VT dilakukan bergantung pada
tahapan paritas ibu dan status amnion. VT dibatasi untuk mencegah masuknya
mikroorganisme dari area perineum ke uterus.
d. Pemeriksaan dan pengeluaran cairan melalui oral atau intravena serta jumlah
miksi dicatat. Persalinan bisa membuat miksi berkurang, sehingga setiap 2 jam
area suprapubik ibu harus diperiksa untuk mengidentifikasi distensi kandung
kemih yang bisa menghalangi penurunan janin. Penekanan kepala janin pada
rektum membuat ibu merasa ingin defekasi. Perawat harus memeriksa perineum
ketika terjadi crowning.
e. Respins terhadap persalinan bisa bervariasi, bergantung pada intensitas nyeri yang
dirasakan ibu. Ibu bisa merasakan cemas dan takut. Sikap ibu membutuhkan
penanganan nyeri seperti menginginkan obat dan pengontrolan nyeri, penanganan
nyeri secara nonfarmakologis tidak efektif dan sebagainya.
3. Pengkajian Keperawatan
a. Pengkajian Kala II
1) Pemeriksaan fisik.
2) Tanda-tanda vital.
3) Auskultasi DJJ.
4) Kontraksi uterus, dilatasi uterus, penurunan presentasi terendah, dan kemajuan
persalinan.
5) Perineum.
b. Pengkajian Kala III
1) Pemeriksaan fisik dan TTV
2) Tanda-tanda kala III
3) Upaya meneran
4) Keadaan psikologis
5) Kebutuhan khusus
6) Perineum
7) Krakteristik neonatus (APGAR skor)
8) Bonding attachment
c. Pengkajian Kala IV
1) Pemeriksaan fisik, TTV, dan keadaan umum
2) Komtraksi rahim, after pain
3) Perdarahan
4) Kandung kemih
5) Luka episiotomi
6) Bonding attachment
7) Keadaan bayi
8) Kebutuhan khusus
G. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan disesuaikan dengan intervensi yang sudah direncanakan.
H. Evaluasi Keperawatan
Persalinan berjalan dengan baik tanpa komplikasi.
LAPORAN PERSALINAN
Nim : 221030230336
A. DATA UMUM
Inisial klien : Ny. Y
Umur : 43 tahun
Alamat : Jln. Kemiri V Rt.03/03 Pondok Cabe Udik, Tangsel
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Suku bangsa : Betawi
Status perkawinan : Menikah
Pendidikan : SD
Nama suami : M. sidik
Umur : 56 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta
B. RINGKASAN KONDISI KLIEN
Klien datang jam 11.20 WIB dengan keluhan mulas, keluar lender darah
C. DATA UMUM KESEHATAN
Tb : 155 bb : 53 kg
Bb sebelum hamil : 45 kg
Masalah kesehatan khusus : tidak ada
Obat-obatan : kalsium, multivitamin
Alergi : tidak ada
Diet khusus : tidak ada
Frekuensi BAK : 4 kali sehari
Frekuensi BAB : 1 kali pagi
Kebiasaan tidur : 8 jam
D. DATA UMUM OBSTETIK
Kehamilan sekarang direncanakan : tidak
Status obstetikus : G3P2A0
HPHT : 25-01-2022 TP : 02-11-2022
Jumlah anak
KALA IV
- Tampak lesu
- Ttv :
Td : 140/90 mmhg
N : 85 x/menit
S : 36,6 ©
Rr : 18 x/menit
(P-E-S)
dari vagina
- Ttv :
Td : 140/90 mmhg
N : 85 x/menit
S : 36,6 ©
Rr : 18 x/menit
Ds : Dilatasi serviks Nyeri melahirkan
- Klien mengatakan Gejala dan tanda (D.0079)
nyeri mayor menegluh
- Klien mengatakan nyeri objektif
mules mengeluh meringis
Do : KTT
Klien tampak meringis Proses persalianan
Ds : Kelemahan Gejala Intoleransi aktivitas
- Klien mengatakan dan tanda mayor (D.0056)
lemas menegluh lemah
Do :
3. Rencana Keperawatan
Hasil
3. Monitor tanda-tanda
vital ortotastik
Terapeutik
4. Pertahankan bed rest
Edukasi
gejala perdarahan
6. Anjurkan
meningkatlan asupan
Terapeutik
farmakologis untuk
menghilabgkan nyeri
tidur
edukasi
5. jelaskan penyebab
nyeri
6. jelaskan strategi
meredakan nyeri
mandiri
8. anjurkan mengunakan
farmakologis untuk
menghilangkan nyeri
kolaborasi
analgetik
tidur
kitdak nyamanan
selama melakukan
aktivitas
terapeutik
5. lakukan laithan
6. fasilitasi duduk
disamping tempat
berpindah tempat
Edukasi
8. anjurkan aktivitas
secara bertahap
keperawatan
3. Mempertahankan tidur
bed rest O:
perdarahan S : 36,5 ©
5. Menganjurkan N : 85 x/menit
meningkatlan Rr : 16 x/menit
asupan makanan A :
P:
Hentikan intervensi
4. Memfasilitasi membunyikan
mengunakan A:
cepat P:
teknik non
farmakologis
untuk
menghilangkan
nyeri
kolaborasi
10. Berkolaborasi
pemberiaan
analgetik
Intoleransi Observasi S: Arisa
aktivitas
1. Mengiidentifikasi - Klien mengatakan
Berhubungan
gangguan fungsi kakinya lemas
dengan
Kelemahan tubuh yang - Klien mengatkan
Gejala dan tanda
mengalami mudah lelah
mayor menegluh
kelelahan - Klien mengtakan
lemah
2. Memonitor tidur 5 jam
dan kitdak O:
terapeutik aktif
tidak dapat A:
Edukasi P: