Pembimbing Klinik :
Disusun Oleh :
SELVI ANDRIANI
1814401060
TINGKAT 2 REGULER 2
2. Etiologi
Etiologi post partum dibagi 2, yaitu :
1. Etiologi post partum dini :
a) Atonia uteri
b) Laserasi jalan lahir, robekan jalan lahir
c) Hematoma
2. Etiologi post partum lambat
a) Tertinggalnya sebagian plasenta
b) Subinvolusidi daerah insersi plasenta
c) Dari luka bekas secsio sesaria
3. Manifestasi klinis
Pada masa puerperium atau nifas tampak perubahan dari alat – alat / organ reproduksi yaitu
1. Sistem Reproduksi
a) Uterus
Secara berangsur-angsur, kondisi uterus akan membaik dengan pengecilan ukuran
(involusi) dari uterus itu sendiri. Adapun tinggi fundus uteri (TFU) post partum
menurut masa involusi :
(Bobak,2004:493)
b) Vagina dan Perineum
Pada post partum terdapat lochia yaitu cairan/sekret yang berasal dari kavum uteri dan vagina.
Macam – macam lochia :
1) Lochia rubra : berisi darah segar dan sisa – sisa selaput ketuban, terjadi selama 2 hari pasca
persalinan Lochia Sanguinolenta : berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, terjadi hari
ke 3 – 7 pasca persalina
2) Lochia serosa : Keluar cairan tidak berisi darah berwarna kuning. Terjadi hari ke 7 – 14 hari
pasca persalinan
3) Lochia alba : Cairan putih setelah 2 minggu pasca persalinan
c) Payudara
Pada masa nifas akan timbul masa laktasi akibat pengaruh hormon laktogen (prolaktin) terhadap
kelenjar payudara. Kolostrum diproduksi mulai di akhir masa kehamilan sampai hari ke 3-5 post
partum dimana kolostrum mengandung lebih banyak protein dan mineral tetapi gula dan lemak lebih
sedikit. Produksi ASI akan meningkat saat bayi menetek pada ibunya karena menetek merupakan
suatu rangsangan terhadap peningkatan produksi ASI. Makin sering menetek, maka ASI akan makin
banyak diproduksi.
2. Sistem Pencernaan
a) Nafsu Makan
Setelah benar-benar pulih analgesia, anesthesia, dan keletihan, kebanyakan ibu merasa sangat
lapar. Permintaan untuk memperoleh makanan dua kali dari jumlah biasa dikonsumsi diserta
konsumsi camilan yang sering ditemukan
b) Motilitas
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap selama waktu yang singkat
setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia dan ansthesia bisa memperlambat pengembalian tonus dan
motilitas ke keadaan normal.
c) Defekasi
Ibu sering kali sudah menduga nyeri saat defeksi karena nyeri yang dirasakannya diperineum
akibat episiotomi, laserasi, hemorid. Kebiasan buang air yang teratur perlu dicapai kembali
setelah tonus usus kembali normal.
3. Sistem Perkemihan
Uretra dan kandung kemih : Trauma bisa terjadi pada uretra dan kandung kemih selama proses
melahirkan, yakni sewaktu bayi melewati jalan lahir. Dinding kandung kemih dapat mengalami
hiperemis dan edema, seringkali diserti daerah-daerah kecil hemoragi.
4. Sistem Integumen
Hiperpigmentasi di areola dan linea nigra tidak menghilang seluruhnya setelah bayi lahir. Kulit
yang meregang pada payudara,abdomen, paha, dan panggul mungkin memudar tetapi tidak
hilang seluruhnya.
D. FISIOLOGI
1. Involusi rahim, terjadi karena masing-masing sel menjadi lebih kecil,yang disebabkan karena
adanya proses autolysis,dimana zat protein dinding rahim dipecah diabsorbsi dan kemudian dibuang
melalui air kencing.
2. Inovasi tempat plasenta, setelah persalinan tempat plasenta merupakan tempat permukaan kasar
tidak rata kira-kira sebesar telapak tangan, dengan cepat luka ini mengecil pada akhir minggu
kedua,hanya sebesar 3 - 4 cm dan pada akhir nifas 1 - 2 cm.
3. Perubahan pada serviks dan vagina, pada serviks terbentuk sel-sel otot terbaru,karena adanya
kontraksi dan retraksi,vagina teregang pada waktu persalinan namun lambat laun akan mencapai ukuran
yang normal.
4. Perubahan pembuluh darah rahim, dalam kehamilan uterus mempunyai pembuluh-pembuluh
darah yang besar, tetapi karena setelah persalinan tidak diperlukan bagi peredaran darah yang banyak,
maka arteri tersebut harus mengecil lagi saat nifas.
5. Dinding perut dan peritoneum, setelah persalinan dinding perut menjadi longgar karena teregang
begitu lama, tetapi biasanya pulih kembali dalam 6 minggu.
6. Saluran kencing, Dinding kandung kemih terlihat edema, sehingga menimbulkan obstruksi dan
menyebabkan retensi urine, dilatasi ureter dan pyelum kembali normal dalam 2 minggu.
7. Laktasi , Keadaan buah dada pada dua hari pertama nifas sama dengan keadaan dalam kehamilan
pada waktu ini .buah dada belum mengandung susu melainkan colostrum.colostrum adalah cairan
kuning yang mengandung banyak protein dan garam.
E. KLASIFIKASI
F. PATHWAY
Nyeri
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah lengkap ( Hb, Ht, Leukosit, trombosit )
2. Urine lengkap
H. KOMPLIKASI
j. Payudara
Ibu mengatakan air susu sudah keluar dan akan menyusui bayinya setelah istirahat. Lunak, puting susu
menonjol keluar, ASI sudah keluar.
k. Jantung
Tidak ada keluhan, jantung tidak membesar, tidak ada bising jantung.
l. Abdomen
Ibu mengatakan perut terasa mual-mual dan seperti dipelintir. Terdapat striae gravidarum, tinggi fundus
uteri 2 jari dibawah pusat, teraba lunak, peristaltik positif agak lemah.
m. Genetalia
Ibu mengatakan nyeri pada daerah kemaluan terutama jika untuk bergerak dan duduk, nyeri tajam,
perih, lokasi pada daerah perineum, nyeri sedang skala 6. Ibu menyatakan sudah buang air kecil 1 kali
n. Anus dan rectum
Ibu mengatakan buang air besar tadi malam sebelum melahirkan, setelah melahirkan sampai sekarang
belum. Terdapat ruptur perineum dengan jahitan luar 1 jenis one by one. Luka tampak basah.
o. Musculoskeletal
Tidak ada keluhan, refleks positif,, tidak ada varises, tidak terjadi oedema, kekuatan otot 5, ROM
normal.
VI. Pemeriksaan penunjang
-laboratorium
VII. THERAPY YANG DIBERIKAN
§ Amoxicillin 3 x 500 mg
§ Asam mefenamat 3 x 500 mg
§ B. Complek 3 x 1 tab
§ Vit. A 1 x 1 tab
DO:
· Terdapat ruptur perineum derajat
I dengan jahitan luar 1 Zide.
· Luka tampak basah.
DS:
Pasien mengatakan merasa lelah dan
ingin tidur.
DO:
Kelelahan Intoleransi Aktivitas
· Pasien tidak mampu masuk dan
keluar dari kamar mandi.
· Tampak lemah.
· Aktivitas kebersihan diri dibantu
oleh keluarga.
2. Risiko infeksi Setelah dilakukan 1. Ajarkan cara 1. Untuk mencegah
berhubungan dengan tindakan keperawatan melakukan vulva terjadinya infeksi pada
trauma jaringan selama kurang lebih 1 hygiene perineum
x 24 jam diharapkan
dapat tercapai kriteria
hasil : 2. Ajarkan tekhnik 2. Untuk membuat ibu
relaksasi dan distraksi lebih relaksasi dan
- Risiko akan
pada pasien mengurangi rasa sakit
berkurang atau bahkan
tidak ada
- Pasien lebih 3. Kolaborasi 3. Untuk mengurangi
mampu berelaksasi pemberian obat rasa sakit
analgetik
3. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan 1. Bantu pasien 1. Untuk memenuhi
berhubungan dengan tindakan keperawatan dalam memenuhi segala kebutuhan aktivitas pasien
kelelahan selama kurang lebih 1 aktivitasnya
x 24 jam diharapkan
dapat tercapai kriteria 2. Untuk menambah
hasil : 2. Beri motivasi pada semangat pasien
pasien agar ia mau
- Pasien mampu
belajar untuk mulai
berjalan mandiri
beraktivitas kembali 4. Untuk membantu
- Pasien mampu memotivasi dan
memnuhi segala memenuhi kebutuhan
aktivitasnya sendiri 3. Berikan pasien
pendidikan kesehatan
pada keluarga pasien
CATATAN PERKEMBANGAN
No.
Tanggal Waktu Implementasi Evaluasi
Dx
1. 18-11- 07.10 1. Memberikan posisi S:
2015 wib yang nyaman, aman dan
· Pasien mengatakan nyeri pada
tenang
daerah kemaluan terutama jika untuk
bergerak dan duduk, nyeri tajam, perih
2. Mengompres air · Pasien mengatakan perut terasa
hangat pada bagian perut mual-mual dan seperti dipelintir.
3. Melakukan O:
kolaborasi pemberian
· Tampak berhati-hati ketika bergerak
obat analgetik
di tempat tidur.
· Ekspresi wajah merintih ketika
4. Memantau skala bergerak atau duduk.
nyeri
· Skala nyeri sedang 6
· Tanda-tanda vital :
TD : 120/80 mmHg
N : 84 x/ mnt
R : 21 x/ mnt
S : 36,5 0C
P : Lanjutkan Intervensi
P : Lanjutkan Intervensi
- Bantu pasien memenuhi segala
aktivitasnya
- Beri motivasi agar pasien terus
semangat
- Berikan pendidikan kesehatan pada
keluarga pasien
No.
Tanggal Waktu Implementasi Evaluasi
Dx
1. 18-11- 20.45 1. Memberikan posisi S:
2015 yang nyaman, aman dan
wib · Pasien mengatakan nyeri pada
tenang
daerah kemaluan sudah berkurang
P : Lanjutkan Intervensi
- Bantu pasien memenuhi segala
aktivitasnya
- Beri motivasi agar pasien terus
semangat
- Berikan pendidikan kesehatan pada
keluarga pasien
No.
Tanggal Waktu Implementasi Evaluasi
Dx
1. 19-11- 07.10 1. Memberikan posisi S:
2015 yang nyaman, aman dan
wib Pasien mengatakan nyeri pada daerah
tenang
kemaluan sudah tidak dirasakan lagi
A : Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi
(Pasien Pulang)
A : Masalah teratasi
P : Hentikan Intervensi
(Pasien Pulang)
DAFTAR PUSTAKA