INTRANATAL (PERSALINAN)
Disusun Oleh :
Vela Yelivia
NIM. 20300009
2. Klasifikasi
Persalinan dibagi menjadi dua kelompok yaitu sebagai berikut
(Padilla, 2014) :
a. Persalinan biasa atau normal adalah proses kelahiran janin pada
kehamilan cukup bulan (aterm : 37-42 minggu), pada janin letak
memanjang, presentasi belakang kepala yang disusul dengan
pengeluaran plasenta dan seluruh proses kelahiran itu berakhir dalam
waktu kurang dari 24 jam tanpa tidakan/pertolongan buatan dan
tanpa komplikasi.
b. Persalinan abnormal adalah persalinan pervaginam dengan bantuan
alat-alat maupun melalui dinding perut dengan operasi caesar (SC).
3. Etiologi
Penyebab persalinan belum pasti diketahui, namun beberapa teori
menghubungkan dengan faktor hormonal, struktur rahim, sirkulasi
rahim, pengaruh tekanan pada saraf dan nutrisi (Okta, 2016).
a. Teori penurunan hormone
1-2 minggu sebelum partus mulai, terjadi penurunan hormone
progesterone dan estrogen sehingga timbul his bila progesterone
turun.
b. Teori placenta menjadi tua
Turunnya kadar hormone estrogen dan progesterone
menyebabkan kekejangan pembuluh darah yang menimbulkan
kontraksi rahim.
c. Teori distensi Rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan
iskemik otot-otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-
plasenta.
d. Teori iritasi mekanik
Di belakang servik terlihat ganglion servikale. Bila ganglion ini
digeser dan di tekan misalnya oleh kepala janin akan timbul
kontraksi uterus.
e. Induksi partus
Dapat pula ditimbulkan dengan jalan gagang laminaria yang
dimasukkan dalam kanalis servikalis dengan tujuan merangsang
pleksus frankenhauser, amniotomi (pemecahan ketuban), oksitosin
drip yaitu pemberian oksitosin menurut tetesan perinfus.
4. Anatomi dan Fisiologi
a. Anatomi Sistem Reproduksi Wanita
b. Fisiologi
Sistem reproduksi wanita terdiri dari 2 bagian yaitu sebagai
berikut (Okta, 2016) :
a. Genetalia Eksterna
1) Vulva
Tampak dari luar (mulai dari mons pubis sampai tepi
perineum), terdiri dari mons pubis, labia mayora, labia minora,
clitoris, hymen, vestibulum, orificium uretra eksternal,
kelenjar-kelenjar pada dinding vagina
2) Monspubis
Lapisan lemak dibagian anterior symphisis os pubis. Pada
masa pubertas daerah ini mulai ditumbuhi rambut pubis.
3) Labia Mayora
Lapisan lemak lanjutan mons pubis kearah bawah dan
belakang, banyak mengandung pleksus vena.
4) Labia Minora
Lipatan jaringan tipi dibalik labia, tidak mempunyai
folikel rambut.
5) Klitoris
Terdiri dari capur/glans clitoridis yang terletak dibagian
superior vulva dan corpus clitoridis yang tertanam didalam
dinding anterior vagina.
6) Vestibulum
Vestibulum ialah suatu daerah yang berbentuk seperti
perahu atau lojong, terletak diantara labia minora, klitoris dan
fourchette.
7) Perineum
Daerah muskular yang ditutupi kulit antara intoritus
vagina dan anus.
b. Genetalia Interna
1) Ovarium
Organ endokrin berbentuk oval, terletak didalam rongga
peritoneum, sepasang kiri-kanan. Ovarium berfungsi dalam
pembentukan dan pematangan folikel menjadi ovum, ovulasi,
sintesis dan sekresi hormon-hormon steroid.
2) Tuba Fallopi
Sepasang tuba fallopi melekat pada fundus uterus. Tuba
fallopi merupakan jalan bagi ovum.
3) Uterus
Uterus adalah organ berdinding tebal, muskular, pipih,
cekung yang tampak mirip buah pir yang terbalik. Uterus
normal memiliki bentuk simetris, nyeri bila ditekan, licin dan
teraba padat. Tiga fungsi uterus adalah siklus menstruasi
dengan peremajaan endometrium, kehamilan dan persalinan.
Dinding uterus terdiri dari 3 lapisan yaitu endometrium,
miometrium dan peritonium parietalis.
4) Vagina
Vagina adalah suatu tuba berdinding tipis yang dapat
melipat dan mampu meregang secara luas.
5. Manifestasi Klinis
Tanda persalinan yaitu sebagai berikut (Padilla, 2014) :
1. Tanda Permulaan Persalinan
a. Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun
memasuki pintu atas panggul terutama pada primigravida.
b. Perut kelihatan lebih melebar dan fundus uteri menurun
c. Perasaan sering-sering atau susah kencing
d. Perasaan sakit diperut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-
kontraksi lemah dari uterus
e. Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya
bertambah bisa bercampur darah
2. Tanda In-partu
a. Rasa sakit dan adanya his yang datang lebih kuat, sering dan
teratur
b. Keluar lendir bercampur darah yang lebih banyak karena
robekan-robekan kecil pada serviks
c. Dapat disertai ketuban pecah dini
d. Pada pemeriksaan dalam serviks mendatar dan terjadi pembukaan
serviks
6. Tahap Persalinan
Tahap persalinan dibagi menjadi empat fase/kala yaitu sebagai
berikut (Purwaningsih & Fatmawati, 2012) :
1) Kala I
Dimulai dari saat persalinan sampai pembukaan lengkap (10
cm), proses ini berlangsung antara 18-24 jam, terbagi menjadi 2 fase
yaitu :
a. Fase laten : berlangsung selama 8 jam, pembukaan terjadi snagat
lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 cm
b. Fase aktif dibagi dalam 3 fase yaitu :
a) Fase akselerasi : dalam waktu 3 jam pembukaan 3 cm tersebut
menjadi 4 cm
b) Fase dilatasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan
berlangsung sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm
c) Fase deselerasi : pembukaan menjadi lambat kembali, dalam
waktu 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap
2) Kala II
Kala pengeluaran karena berkat kekuatan his dan kekuatan
mengedan janin didrorong keluar sampai lahir. Kala ini berlangsung
1,5 jam pada primigravida dan 0,5 jam pada mutipara.
3) Kala III
Kala uri atau plasenta terlepas dari dinding uterus dan
dilahirkan, prosesnya 6-15 menit setelah bayi lahir.
4) Kala IV
Observasi dilakukan mulai lahirnya plasenta selama 1 jam, hal
ini dilakukan untuk menghindari terjadinya perdarahan post partum.
7. Patofisiologi/Pathway
Pathway Persalinan (Padila, 2014).
Proses persalinan
8. Komplikasi
Komplikasi berikut sering terjadi pada persalinan yaitu sebagai
berikut (Hutahaean, 2010) :
a. Ketuban pecah dini : pecahnya selaput ketuban dalam 1 jam atau
lebih sebelum adanya kontraksi
b. Persalinan permatur : persalinan sebelum 37 minggu
c. Kehamilan posterm : kehamilan yang berlangsung lebih dari 42
minggu sejak HPHT
d. Perdarahan : kehilangan darah > 500 ml dalam 24 jam setelah
melahirkan
e. Gawat janin : DJJ < 100 x/menit atau > 180 x/menit biasanya disertai
dengan air ketuban berwarna hijau kental
f. Prolaps tali pusat : tali pusat menumbung pada saat ketuban pecah
g. Distosia : persalinan lama, sulit atau abnormal yang disebabkan oleh
berbagai kondisi
9. Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan diagnostik pada wanita yang akan bersalin adalah
sebagai berikut (Purwaningsih & Fatmawati, 2012) :
1. Pemeriksaan Umum
Tekanan darah, nadi, pernapasan, reflek, jantung, paru-paru,
berat badan, tinggi badan dan sebagainya
2. Pemeriksaan Obstetrik
a. Letak dan posisi janin, taksiran berat badan janin
b. Denyut jantung janin
c. His dan sifat-sifatnya
3. Pemeriksaan Dalam (Vaginal atau Rektal)
a. Pemeriksaan serviks dalam cm atau jari
b. Ketuban sudah pecah atau belum
4. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan urin, protein dan gula
b. Pemeriksaan darah : HB, golongan darah
10. Penatalaksanaan
a) Kala I
a. Memberikan dukungan dan meyakinkan diri pasien
b. Memberikan informasi proses dan kemajuan persalinan
c. Menganjurkan ibu untuk mendapatkan posisi yang paling nyaman
d. Menganjurkan ibu untuk minum cairan yang mengandung nutrisi
atau air biasa
e. Selalu menjaga kebersihan
b) Kala II
a. Anjurkan pendamping memberikan dorongan atau dukungan
selama proses persalinan
b. Biarkan ibu memilih posisi sesuai untuk meneran
c. Penolong harus memberikan rasa aman dan nyaman serta
menghilangkan rasa takut pada ibu
d. Menjaga kebersihan diri agar terhindar dari infeksi
e. Menjaga kandung kemih tetap kosong
f. Memberikan cukup minum
g. Berikan bimbingan untuk mengejan, selama his anjurkan untuk
mengambil napas
h. Periksa DJJ pada saat kontraksi dan setelah setiap kontraksi
c) Kala III
a. Memberikan oksitosin untuk merangsang uterus berkontaksi yang
juga mempercepat pelepasan plasenta
b. Lakukan penegangan tali pusat terkendali (PTT) dengan cara satu
tangan diletakkan tepat diatas simfisis pubis, PTT dilakukan
hanya selama uterus berkontraksi dan sampai plasenta terlepas
c. Periksa ibu secara seksama dan jahit semua robekan pada serviks
atau vagina
d) Kala IV
a. Pemeriksaan fundus uteri tiap 15 menit pada jam pertama dan
setiap 20-30 menit selama jam kedua untuk mencegah perdarahan
b. Pemeriksaan TD, nadi, kandung kemih dan perdarahan
c. Membersihkan ibu, vulva dan perineum
d. Membiarkan bayi berada pada ibu sebagai permulaan untuk
menyusui
II. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Pengkajian kala I
1. Integritas Ego
a) Dapat senang atau cemas
b) Nyeri/Ketidaknyamanan
c) Kontraksi reguler, peningkatan frekuensi, durasi dan
keparahan.
2. Keamanan
Irama jantung janin paling baik terdengar pada umbilicus
(tergantung posisi janin)
3. Seksualitas
Adanya dilatasi serviks, rabas vagina, mungkin lender merah
muda, kecoklatan, atau terdiri dari plak lendir
4. Prioritas keperawatan
a) Meningkatkan emosi dan fisik klien/pasangan terhadap
persalinan.
b) Meningkatkan kemajuan persalinan
c) Mendukung kemampuan koping klien/pasangan
d) Mencegah komplikasi maternal/bayi.
5. Secara Khusus
a) Memeriksa tanda-tanda vital
b) Mengkaji kontraksi tekanan uterus dilatasi cerviks dan
penurunan karakteristik yang mengambarkan kontraksi uterus:
frekuensi, interval, intensitas, dan durasi
c) Pembukaan cerviks adalah sebagian besar tanda-tanda yang
menentukan bahwa kekuatan kontraksi uterus yang efektif dan
kemajuan persalinan :
1) Palpasi abdomen (Leopold) untuk memberikan informasi
jumlah fetus, letak janin, penurunan janin
2) Pemeriksaan Vagina: membran, cerviks, foetus, station.
3) Tes diagnostik dan laboratorium
4) Spesimen urin dan tes darah
5) Ruptur membran
6) Cairan amnion : warna, karakter dan jumlah
b. Pengkajian kala II
1) Aktivitas Istirahat
a) Kelelahan
b) Ketidaknyamanan melakukan dorongan sendiri/tehnik
relaksasi
c) Latargi
d) Lingkaran hitam di bawah mata
2) Sirkulasi : TD dapat meningkat 5-10mmHg diantara kontraksi
3) Integritas ego : dapat merasa kehilangan kontrol
4) Eliminasi
a) Keinginan untuk defekasi atau mendorong involunter pada
kontraksi disertai dengan tekanan intra abdomen dan tekanan
uterus
b) Distensi kandung kemih mungkin ada, urine harus dikeluarkan
selama upaya mendorong
5) Nyeri/ketidaknyamanan
a) Merintih/meringis selama kontraksi
b) Amnesia dan diantara kontraksi mungkin terlihat
c) Rasa terbakar/meregang di perineum
d) Kaki gemetar selama upaya mendrong
6) Pernapasan : frekuensi napas meningkat
7) Keamanan
a) Diaporesis
b) Bradikardi janin dapat terjadi selama kontraksi
8) Seksualitas
a) Serviks dilatasi penuh dan penonjolan 100%
b) Peningkatan perdarahan pervaginam
c) Penonjolan rektum dengan turunya janin
d) Membran dapat ruptur jika masih utuh
e) Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi
c. Pengkajian kala III
1) Aktivitas Istirahat : perilaku senang sampai keletihan
2) Sirkulasi
a) TD meningkat saat curah jantung meningkat kemudian
kembali normal dengan cepat
b) Hipotensi dapat terjadi sebagai respon analgetik
c) Frekuensi nadi melambat pada respon terhadap perubahan
3) Makanan/cairan: kehilangan darah
4) Nyeri/ketidaknyamanan: tremor kaki/menggigil
5) Keamanan
a) Inspeksi manual pada uterus dan jalan lahir menentukan danya
robekan atau laserasi
b) Perluasan epiostomi/laserasi jalan lahir
6) Seksualitas
a) Darah berwarna kehitaman dari vagina terjadi saat plasenta
lepas dari endometrium, biasanya 1-5 menit setelah bayi lahir
b) Tali pusat memanjang
d. Pengkajian kala IV
1) Aktivitas Istirahat: tampak kelelahan, keletihan, mengantuk aatu
berenergi.
2) Sirkulasi
a) Nadi biasanya lambat (50-70) karen ahipersensitivitas vaginal
b) TD mungkin rendah terhadap respon anastesi atau meningkat
terhadap pemberian oksitosin atau hipertensi karena
kehamilan.
c) Mungkin edema paa ekstremitas dan wajah
d) Kehilangan darah selama persalinan 400-500 ml.
3) Integritas ego
a) Reaksi emosional bervariasi, seperti eksitasi tidak berminat
(lelah), kecewa
b) Takut mengenai kondisi bayi baru lahir dan perawatan segera
pada neonatal.
4) Eliminasi
a) Kandung kemih mungkin teraba di atas simpisis pubis atau
terpasang kateter
b) Diuresis terjadi jika tekanan bagian presentas menghambat
aliran urine.
5) Makanan/cairan: haus/lapar, mual
6) Neurosensasi
a) Sensasi dan gerakan ekstremitas bawah menurun pada anestesi
spinal
b) hiperfleksi
7) Nyeri/ketidaknyamanan: mengeluh nyeri pada trauma epiostomi
8) Keamanan
a) Suhu tubuh sedikit meningkat (dehidrasi, pengerahan tenaga)
b) Perbaikan epiostomi utuh
9) Seksualitas
a) Fundus keras terkontraksi
b) Drainase vagina/loklea jumlahnya sedang, merah gelap dengan
bekuan kecil
c) Perineum bebsa dari kemerahan, edema dan ekimosis
d) Striae mungkin ada pada abdomen, paha dan payudara
e) Payudara lunak, puting tegang
2. Diagnosa Keperawatan
a. Resiko perdarahan dengan faktor resiko komplikasi pasca partum
b. Nyeri melahirkan berhubungan dengan dilatasi serviks, pengeluaran
janin ditandai dengan mengeluh nyeri, perineum terasa tertekan,
ekspresi wajah meringis, uterus teraba membulat
c. Menyusui efektif berhubungan dengan payudara membesar, alveoli
mulai terisi ASI ditandai dengan ibu merasa percaya diri selama
proses menyusui, bayi melekat pada payudara ibu dengan benar, ASI
menetes/memancar, suplai ASI adekuat
d. Pencapaian peran menjadi orang tua berhubungan ditandai dengan
perilaku positif menjadi orang tua, saling berinteraksi dalam
merawat bayi, mengungkapkan kepuasan dengan bayi
3. Intervensi Keperawatan
III. Referensi
Hutahaean. (2010). Asuhan Keperawatan Dalam Maternitas &
Ginekologi. Jakarta : Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Okta. (2016). Asuhan Keperawatan pada Ny. R P3A0 dengan Masalah
Nuha Medika