PENDAHULUAN
1
dan pengelolaan keluarga terhadap faktor pencetus dari peningkatan tekanan darah sangat
disarankan agar terhindar dari keadaan yang lebih parah (Harmoko, 2012).
Keluarga mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu di pahami dan dilakukan,
ada 5 tugas keluarga dalam bidang kesehatan menurut Friedman (1998) dalam Dion & Betan,
(2013) yaitu :mengenal masalah dalam kesehatan keluarga, membuat keputusan tindakanyang
tepat, memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit,mempertahankan atau
mengusahakan suasana rumah yang sehat,menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang
ada di masyarakat. Tugaskeluarga tersebut harus selalu dijalankan. Apabila salah satu atau
beberapa diantara tugas tersebut tidak dijalankan justru akan menimbulkan masalah
kesehatan dalam keluarga.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, penulis dapat membuat rumusan masalah dari makalah
ini :
1. Apa definisi dari Hipertensi ?
2. Apa etiologi dari Hipertensi ?
3. Apa saja klasifikasi dari Hipertensi ?
4. Apa saja faktor resiko dari Hipertensi ?
5. Apa saja manifestasi klinis pasien yang mengalami Hipertensi ?
6. Bagaimana patofisiologi dari Hipertensi ?
7. Bagaimana pemeriksaan penunjang pada Hipertensi ?
8. Apa saja komplikasi pada Hipertensi ?
9. Bagaimana penatalaksanaan pada Hipertensi ?
10. Bagaimana Asuhan Keperawatan keluarga pada pasien yang mengalami Hipertensi ?
2
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui tentang definisi dari Hipertensi
2. Mengetahui etiologi dari Hipertensi
3. Mengetahui klasifikasi dari Hipertensi
4. Mengetahui faktor resiko dari Hipertensi
5. Mengetahui manifestasi klinis pada pasien yang mengalami Hipertensi
6. Mengetahui patofisiologi dari Hipertensi
7. Mengetahui pemeriksaan penunjang pada pasien Hipertensi
8. Mengetahui komplikasi pada pasien Hipertensi
9. Mengetahui penatalaksanaan pada pasien Hipertensi
10. Mengetahui asuhan keperawatan keluarga pada pasien Hipertensi
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Hipertensi
Menurut Sheps (2005) dalam Masriadi (2016), hipertensi adalah penyakit dengan
tanda adanya gangguan tekanan darah sistolik maupun diastolik yang naik diatas tekana darah
normal. Tekanan darah sistolik adalah tekanan puncak yang tercapai ketika jantung
berkontraksi dan memompakan darah keluar melalui arteri. Tekanan darah diastolik diambil
tekanan jatuh ketitik terendah saat jantung rileks dan mengisi darah kembali.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan
darah dalam pembuluh darah arteri yang mengangkut darah dari jantung dan memompa
keseluruh jaringan dan organ–organ tubuh secara terus–menerus lebih dari suatu periode
(Irianto, 2014). Hal ini terjadi bila arteriol–arteriol konstriksi. Konstriksi arterioli membuat
darah sulit mengalir dan meningkatkan tekanan melawan dinding arteri. Hipertensi
menambah beban kerja jantung dan arteri yang bila berlanjut dapat menimbulkan kerusakan
jantung dan pembuluh darah (Udjianti, 2010).
Hipertensi sering juga diartikan sebagai suatu keadaan dimana tekanan darah sistolik
lebih dari 120 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg (Muttaqin, 2009).
2.2 Etiologi Hipertensi
a. Hipertensi primer atau esensial
Hipertensi primer atau esensial adalah tidak dapat diketahuin penyebabnya.
Hipertensi esensial biasanya dimulai sebagai proses labil (intermiten) pada individu pada
akhir 30-an dan 50-an dan secara bertahap “ menetap “ pada suatu saat dapat juga terjadi
mendadak dan berat, perjalanannya dipercepat atau “maligna“ yang menyebabkan kondisi
pasien memburuk dengan cepat. Penyebab hipertensi primer atau esensial adalah
gangguan emosi, obesitas, konsumsi alkohol yang berlebihan, kopi, obat – obatan, faktor
keturunan (Brunner & Suddart, 2015). Sedangkan menurut Robbins (2007), beberapa
faktor yang berperan dalam hipertensi primer atau esensial mencakup pengaruh genetik
dan pengaruh lingkungan seperti : stress, kegemukan, merokok, aktivitas fisik yang
kurang, dan konsumsi garam dalam jumlah besar dianggap sebagai faktor eksogen dalam
hipertensi.
4
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah kenaikan tekanan darah dengan penyebab tertentu
seperti penyempitan arteri renalis, penyakit parenkim ginjal, berbagai obat, disfungsi
organ, tumor dan kehamilan (Brunner & Suddart, 2015). Sedangkan menurut Wijaya &
Putri (2013), penyebab hipertensi sekunder diantaranya berupa kelainan ginjal seperti
tumor, diabetes, kelainan adrenal, kelainan aorta, kelianan endokrin lainnya seperti
obesitas, resistensi insulin, hipertiroidisme dan pemakaian obat-obatan seperti kontasepsi
oral dan kartikosteroid.
2.3 Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi tekanan darah sistolik dan diastolik dibagi menjadi empat klasifikasi
(Smeltzer, 2012), yaitu :
Tabel 2.1 Kalsifikasi Hipertensi Berdasarkan Tekanan Darah Sistolik Dan Diastolik
Kategori TD Sistolik (mmHg) TD diastolik (mmHg)
Normal < 120 mmHg < 80 mmHg
Prahipertensi 120 – 139 mmHg 80 – 89 mmHg
Stadium I 140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg
Stadium II ≥ 160 mmHg ≥ 100 mmHg
Sumber : Smeltzer, et al, 2012
Hipertensi juga dapat diklasifikasi berdasarkan tekanan darah orang dewasa menurut
Triyanto (2014), adapun klasikasi tersebut sebagai berikut:
Tabel 2.2 Klasfikasi Hipertensi Berdasarkan Tekanan Darah Pada Orang Dewasa.
Kategori TD Sistolik(mmHg) TD diastolik (mmHg)
5
Faktor-faktor resiko hipertensi yang tidak dapat diubah dan yang dapat diubah oleh penderita
hipertensi menurut Black & Hawks (2014) adalah sebagai berikut :
a) Faktor-faktor resiko yang tidak dapat diubah
1) Riwayat keluarga
Hipertensi dianggap poligenik dan multifaktorial yaitu, pada seseorang dengan
riwayat keluarga, beberapa gen berinteraksi dengan yang lainnya dan juga lingkungan
yang dapat menyebabkan tekanan darah naik dari waktu ke waktu. Klien dengan orang
tua yang memiliki hipertensi berada pada risiko hipertensi yang lebih tinggi pada usia
muda.
2) Usia
Hipertensi primer biasanya muncul antara usia 30-50 tahun. Peristiwa
hipertensi meningkat dengan usia 50-60 % klien yang berumur lebih dari 60 tahun
memiliki tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg. Diantara orang dewasa, pembacaan
tekanan darah sistolik lebih dari pada tekanan darah diastolic karena merupakan
predictor yang lebih baik untuk kemungkinan kejadian dimasa depan seperti penyakit
jantung koroner, stroke, gagal jantung, dan penyakit ginjal.
3) Jenis kelamin
Hipertensi lebih banyak terjadi pada pria dibandingkan wanita sampai kira-
kira usia 55 tahun. Resiko pada pria dan wanita hamper sama antara usia 55 sampai
74 tahun, wanita beresiko lebih besar.
4) Etnis
Peningkatan pravelensi hipertensi diantara orang berkulit hitam jelas, akan
tetapi penigkatannya dikaitkan dengan kadar rennin yang lebih rendah, sensitivitas
yang lebih besar terhadap vasopressin, tinginya asupan garam, dan tinggi stress
lingkungan.
b) Faktor-faktor resiko yang dapat diubah
1. Diabetes mellitus
Hipertensi telah terbukti terjadi lebih dua kali lipat pada klien diabetes mellitus
karena diabetes mempercepat aterosklerosis dan menyebabkan hipertensi karena
kerusakan pada pembuluh darah besar.
2. Stress
6
Stress meningkat resistensi vaskuler perifer dan curah jantung serta
menstimulasi aktivitas saraf simpatis. Stress adalah permasalahan persepsi, interpretasi
orang terhadap kejadian yang menciptakan banyak stressor dan respon stress.
3. Obesitas
Obesitas terutama pada tubuh bagian atas, dengan meningkatnya jumlah lemak
disekitar diafragma, pinggang dan perut, dihubungkan dengan pengembangan
hipertensi. Kombinasi obesitas dengan faktor-faktor lain dapat ditandai dengan sindrom
metabolis, yang juga meningkatkan resiko hipertensi.
4. Nutrisi
Kelebihan mengosumsi garam bias menjadi pencetus hipertensi pada individu.
Diet tinggi garam menyebabkan pelepasan hormone natriuretik yang berlebihan, yang
mungkin secara tidak langsung menigkatkan tekanan darah. Muatan natrium juga
menstimulasi mekanisme vaseoresor didalam system saraf pusat. Penelitan juga
menunjukkan bahwa asupan diet rendah kalsim, kalium, dan magnesium dapat
berkontribusi dalam pengembangan hipertensi.
5. Penyalahgunaan obat
Merokok sigaret, mengosumsi banyak alcohol, dan beberapa penggunaan obat
terlarang merupakan faktor-faktor resiko hipertensi. Pada dosis tertentu nikotin dalam
rokok sigaret serta obat seperti kokain dapat menyebabkan naiknya tekanan darah
secara langsung.
7
Crowin (2000) dalam Wijaya & Putri (2013), menyebutkan bahwa sebagian besar
gejala klinis timbul :
a. Nyeri kepala saat terjaga, kadang – kadang disertai mual dan muntah akibat
peningkatan tekana intracranial.
b. Penglihatan kabur akibat kerusakan retina akibat hipertensi.
c. Ayunan langkah yang tidak mantap karena kerusakan susunan saraf pusat,
d. Nokturia karena peningkatan aliran darah ginjal dan filtrasi glomerulus.
e. Edama dependen dan pembengkakan akibat peningkatan tekanan kapiler.
8
plak yang kemudian terjadi penyempitan dan penurunan elastisitas arteri sehingga tekanan
darah tidak dapat diatur yang artinya beban jantung bertambah berat dan terjadi gangguan
diastolik yang mengakibatkan peningkatan tekanan darah.
9
EKG: dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan, gangguankonduksi.
Catatan : Luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung
hipertensi. (Anonim, 2013)
11
menimbulkan resiko komplikasi pada pasien hipertensi seperti penyakit jantung dan
stroke, maka perlu dihindari rokok karena dapat memperberat hipertensi.
6) Penurunan Stress
Sheps (2005) dalam Wijaya & Putri ( 2013), stress memang tidak menyebabkan
hipertensi yang menetap namun jika episode stress sering terjadi dapat menyebabkan
kenaikan sementara yang sangat tinggi.
7) Terapi pijat
Dalimartha (2008) dalam Wijaya & Putri (2013), pada prinsipnya pijat yang
dikukan pada penderita hipertensi adalah untuk memperlancar aliran energy dalam
tubuh sehingga gangguan hipertensi dan komplikasinya dapat diminalisir, ketika semua
jalur energi tidak terhalang oleh ketegangan otot dan hambatan lain maka risiko
hipertensi dapat ditekan.
b. Terapi farmakologis
Penatalaksanaan farmakologis menurut Saferi & Mariza (2013) merupakan
penanganan menggunakan obat-obatan, antara lain :
1) Diuretik (Hidroklorotiazid)
Diuretik bekerja dengan cara megeluarkan cairan berlebih dalam tubuh sehingga
daya pompa jantung menjadi lebih ringan.
2) Penghambat simpatetik (Metildopa, Klonidin dan Reserpin)
Obat-obatan jenis penghambat simpatetik berfungsi untuk menghambat aktifitas
saraf simpatis.
3) Betabloker (Metoprolol, propanolol dan atenolol)
Fungsi dari obat jenis betabloker adalah untuk menurunkan daya pompa
jantung, dengan kontraindikasi pada penderita yang mengalami gangguan pernafasan
seperti asma bronkhial.
4) Vasodilator (Prasosin, Hidralisin)
Vasodilator bekerja secara langsung pada pembuluh darah dengan relaksasi otot
polos pembuluh darah.
12
Fungsi utama adalah untuk menghambat pembentukan zat angiotensin II dengan
efek samping penderita hipertensi akan mengalami batuk kering, pusing, sakit kepala
dan lemas.
6) Penghambat angiotensin II (Valsartan)
Daya pompa jantung akan lebih ringan ketika jenis obat-obat penghambat
reseptor angiotensin II diberikan karena akan menghalangi penempelan zat angiotensin
II pada resptor.
7) Angiotensin kalsium (Diltiasem dan Verapamil)
Kontraksi jantung (kontraktilitas) akan terhambat.
c. Genogram
13
Ket:
: Laki-Laki
: Perempuan
: Meninggal Dunia
: Kawin
d. Tipe Keluarga
Tipe keluarga Ny.k adalah keluarga inti yaitu dalam suatu keluarga terdiri dari
ayah, ibu dan anak.
e. Suku Bangsa
Keluarga Ny.k berasal dari suku jawa. Dalam kehidupan sehari-hari keluarga
lebih cenderung mengikuti kebiasan adat Bangka,adat kebiasan yang merugikan
kesehatan tidak ada. Bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa melayu.
Barang yang dimiliki 1 buah TV 21 inch, 1 Kipas angin,1 buah kulkas, 1 meja
makan, dan 1 mesin cuci. Pada ruang tamu terdapat satu set kursi dan lemari pada
ruang tengah dan ruang dapur terdapat 1 kompor gas.
g. Agama
Seluruh anggota Keluarga Ny.k menganut agama Islam dan taat menjalankan
sholat lima waktu.Ny. K sering mengikuti pengajian yang ada di lingkungannya
serta berdoa agar Ny.K dapat sembuh dari penyakit yang dideritanya.
14
h. Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu dengan menonton tv
bersama dirumah, sedangkan rekreasi diluar rumah Ny.K dan keluarganya pergi
berkebun.
III. Lingkungan
a. Karakteristik rumah
Rumah yang ditinggali keluarga Ny.K adalah rumah milik sendiri dengan luas
9m x 15m, lantai keramik dan keadaan rumah tampak rapih. Didalam rumah terdapat
15
1 ruang tamu, 4 kamar tidur, 1 ruang keluarga dan 1 ruang dapur. Pencahayaan dan
ventilasi rumah baik, jendela tidak berdebu,jendela kamar dibuka dari pagi hingga
siang hari. Kamar mandi dan jamban dalam keadaan bersih, sumber air keluarga
berasal dari sumur yang tidak berasa, tidak berbau, dan tidak berwarna, sumber
penerangan menggunakan lampu listrik.
16
b. Struktur kekuatan keluarga
Dalam keluarga Ny.K, Tn.H yang berperan dalam mengambil keputusan.
Setiap keputusan yang diambil oleh Tn. H sebagai kepala keluarga selalu
dimusyawarakan dengan Ny. K dan anggota keluarga yang lain.
c. Struktur peran (formal & informal)
Masing-masing anggota keluarga melaksanakan perannya masing-masing
Tn. H mencari nafkah dan juga membantu mendidik anak.Ny. K mendidik anak,
memelihara rumah dan membantu suami dalam hal mencari nafkah.
d. Nilai dan norma
Nilai yang dianut dalam keluarga adalah keterbukaan dan harus
melaksanakan ibadah sesuai dengan waktunya. Ketika ada anggota yang sakit
keluarga langsung pergi kerumah sakit untuk berobat.
V. Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif
Keluarga telah menjalankan fungsi kasih sayang dengan baik, kebutuhan
anak lebih diutamakan, keluarga saling mendukung satu sama lain dan saling
menghargai pendapat diantara mereka.
b) Fungsi sosialisasi
Keluarga mengajarkan anaknya mengenal dunia luar secara baik dan
keluarga mengajarkan cara berinteraksi dengan orang lain serta keluarga juga
aktif berinteraksi dengan tetangga.
c) Fungsi perawatan kesehatan
Ny.K saat ini sedang sakit, yaitu nyeri dibagian kepala,leher dan seriang
merasa pusing saat berdiri dan berjalan, mata berkunang-kunang, mual, dan cepat
lelah skala nyeri 6. Ny.k mengatakan sulit tidur dan kurang beristirahat.
17
Ketika ada anggota keluarga yang sakit terutama Ny.K dibawa kerumah
sakit untuk berobat, tetapi dalam waktu beberapa hari setelah Ny. K merasakan
sakit pada bagian kepala.
c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Dalam merawat anggota keluarga yang sakit Ny.K selalu merawat
anggota keluarga dengan baik hingga sembuh.
d. Kemampuan kelurga memodifikasi lingkungan yang sehat
Keluarga sering membersihkan rumahnya, jendela dibersihkan dan
dibuka pada waktu pagi hari hingga siang. Tidak ada pakaian yang digantungb
didinding rumah.
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat
Keluarga sering menggunakan fasilitas kesehatan seperti pergi ke
puskesmas ataupun puskesmas pembantu , walaupun jarak antara puskesmas
dan rumah jauh.
18
VII. Pemeriksaan fisik (head to toe)
Data Tn. H Ny. K An. T
TTV TD :120/80mmHg, P : TD :160/100mmHg, P : TD :120/80mmHg, P :
85 x/m, S: 37,5 C, 80 x/m, S: 37 C, RR : 95 x/m, S: 37 C, RR :
RR : 18 x/m 20 x/m 26 x/m
Kepala Kulit kepala bersih dan Kulit kepala bersih dan Kulit kepala bersih
rambut tidak berketombe rambut tidak dan rambut tidak
berketombe berketombe
Leher Tidak ada kaku kuduk, Tidak ada kaku kuduk, Tidak ada kaku kuduk,
pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar pembesaran kelenjar
tidak ada, pembesaran tidak ada, pembesaran tidak ada, pembesaran
vena jugularistidak vena jugularistidak vena jugularistidak
ditemukan ditemukan ditemukan
Aksila Suhu badan: 37,5 C Suhu badan: 37C Suhu badan: 37C
Dada Simetris kiri dan kanan, Simetris kiri dan kanan, Simetris kiri dan
suara nafas vesikuler suara nafas vesikuler kanan, suara nafas
vesikuler
Abdom Tidak ada nyeri tekan, Tidak ada Tidak ada
en pembengkakan, hepar, pembengkakan, hepar, pembengkakan, hepar,
ginjal tidak teraba, ginjal tidak teraba, ginjal tidak teraba,
bising usus (+) bising usus (+) bising usus (+)
Ekster Kuku bersih dan pendek, Kuku bersih dan Kuku bersih dan
mitas pergerakantampak pendek, pendek,
atas lemah, kekuatan otot 4 pergerakantampak pergerakantampak
lemah, kekuatan otot 5 lemah, kekuatan otot 5
Ekster Kuku bersih dan pendek, Kuku bersih dan Kuku bersih dan
mitas pergerakantampak pendek, pendek,
bawah lemah, kekuatan otot 4 pergerakantampak pergerakantampak
lemah, kekuatan otot 5 lemah, kekuatan otot 5
VII. Harapan keluarga
Harapan keluarga kiranya Ny.K cepat sembuh, dan bila berobat di Rumah
sakit selalu dilayani dengan baik.
ANALISIS DATA
No Data Diagnosa keperawatan
.
1. Data subjektif : pasien mengatakan susah
19
tidur dan kurang beristirahat
Data objektif :
Pasien tampak lelah Gangguan pola tidur (000198)
Wajah terlihat pucat
TD : 110/80 mmHg
T : 37,5 C
RR : 18 x/m
P : 85 x/m
2. Data subjektif : Pasien mengatakan nyeri
pada kepala
Data objektif :
Pasien tampak meringis kesakitan
Pasien tampak menahan nyeri Nyeri akut (00132)
TD : 160/100 mmHg
T : 37,5 C
RR : 18 x/m
P : 85 x/m
Skala nyeri : 6
B. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut pada keluarga Tn. H khususnya terjadi pada Ny. K berhubungan dengan
ketidak mampuan merwat anggota keluarga dengan kasus hipertensi (skala 6).
2. Gangguan pola tidur pada keluarga Tn.H khususnya terjadi pada Ny.K berhubungan
dengan ketidak mampuan anggota keluarga mengenal masalah dengan kasus hipertensi.
20
Mudah
3. Potensial masalah untuk dicegah :Cukup 2/2 X 1 = 1
Total 5
2. Gangguan pola tidur pada keluarga Tn.H khususnya terjadi pada Ny.K berhubungan
dengan ketidak mampuan anggota keluarga mengenal masalah dengan kasus hipertensi.
Skoring Prioritas Masalah Diagnosa 2
No Kriteria Skor
.
1. Sifat masalah : Aktual 3/3 X 1 = 1
C. Intervensi keperawatan
No Diagnosa NOC (SMART) NIC (ONEK)
. keperawatan
21
1. Nyeri akut pada Setelah dilakukan Manajemen nyeri (1400)
keluarga Tn. H kunjungan Lakukan pengkajian nyeri komperehensif
khususnya sebanyak 3x60 yang meliputi lokasi, karakteristik, frekuensi,
terjadi pada Ny. menit keluarga kualitas, intensitas atau beratnya nyeri dan
K berhubungan mampu mengatasi faktor pencetus
dengan ketidak nyeri pada pasien Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan
mampuan dengan kriteria lainnya mengenai efektifitas
merwat anggota hasil : tindakan pengontrolan nyeri yang pernah
keluarga dengan a. Tingkat nyeri digunakan sebelumnya
kasus hipertensi (2102) Dorong pasien untuk memonitor nyeri dan
(skala 6). Nyeri yang menangani nyerinya dengan tepat
dilaporkan Ajarkan metode farmakologi untuk
dengan menurunkan nyeri
skala 4/5 Kolaborasi dengan pasien, orang terdekat dan
(210201) tim kesehatan lain untuk memilih dan
Ekspresi mengimplementasikan tindakan penurun
nyeri wajah nyeri nonfarmakologi sesuai kebutuhan
dengan
skala 4/5
(210206)
Mengerinyit
dengan
skala 4/5
(210224)
22
anggota kriteria hasil : Ajarkan pasien mengenai pengelolaan
keluarga a. Tingkat kegiatan dan teknik manajemen waktu
mengenal kelelahan untuk mencegah kelelahan
masalah dengan (0007) Anjurkan tidur siang bila diperlukan
kasus hipertensi Kelelahan
dengan
skala 4/5
(000701)
sakit kepala
dengan
skala 4/5
(000708)
kualitas
istirahat
dengan
skala 4/5
(000719)
kualitas
tidur
dengan
skala 4/5
(000720)
D. Implementasi
Diagnosa Implementasi Evaluasi Paraf
keperawatan
Nyeri akut pada Memberikan penjelasan pada S : keluarga
keluarga Tn. H keluarga Ny.K tentang nyeri mengatakan
23
khususnya terjadi akut dan mengajarkan metode mengerti dan
pada Ny. K farmakologi unuk mengetahui tentang
berhubungan menurunkan nyeri serta nyeri yang dialami
dengan ketidak berkolaborsi dengan pasien, oleh pasien
mampuan merwat keluarga dan tim kesehatan O : keluarga
anggota keluarga lain untuk memilih dan tampak merawat
dengan kasus mengimplemetasikan pasien dengan
hipertensi (skala 6). tindakan penurunan nyeri non baik(skala nyeri 3)
farmakologi sesuia kebutuhan A : Masalah
teratasi sebagian
P : Intervensi
dilanjutkan
Gangguan pola Memberikan penjelasan S : Keluarga
tidur pada keluarga kepada Ny.K tentang mengatakan sudah
Tn.H khususnya pentingnya menjaga pola mengerti apa saja
terjadi pada Ny.K tidur yang baik, memonitor manfaat jika
berhubungan lamanya waktu istirahat, menjaga pola tidur
dengan ketidak menentukan jenis aktivitas dengan baik serta
mampuan anggota untuk ketahana, membantu beristirahat yang
keluarga mengenal mengidentifikasi kegitan cukup
masalah dengan rumah, mengajarkan cara O : Keluarga
kasus hipertensi. mengelolah waktu untuk tampak memahami
mencegah kelelahan serta tentang baiknya
menganjurkan untuk tidur menjaga pola tidur
siang. dn istirahat yang
cukup
A : Masalah
teratasi
P : Intervensi
dihentikan
Nyeri akut pada Memberikan penjelasan pada S : Keluarga
keluarga Tn. H keluarga Ny.K tentang nyeri mengatakan
khususnya terjadi akut dan mengajarkan metode mengerti dan
pada Ny. K farmakologi unuk mengetahui tentang
24
berhubungan menurunkan nyeri serta nyeri yang dialami
dengan ketidak berkolaborsi dengan pasien, olh pasien
mampuan merwat keluarga dan tim kesehatan O : Keluarga
anggota keluarga lain untuk memilih dan tampak merawat
dengan kasus mengimplemetasikan pasien dengan baik
hipertensi (skala 6). tindakan penurunan nyeri non (skala nyeri 0)
farmakologi sesuia kebutuhan A : Masalah
teratasi
P : Intervensi
dihentikan
.
25
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu peningkatan abnormal tekanan
darah dalam pembuluh darah arteri yang mengangkut darah dari jantung dan memompa
keseluruh jaringan dan organ–organ tubuh secara terus–menerus lebih dari suatu periode
(Irianto, 2014). Hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran selang
waktu lima menit dalam keadaan cukup tenang/istirahat (Kemenkes RI, 2013).
Klasifikasi tekanan darah sistolik dan diastolik dibagi menjadi empat klasifikasi
(Smeltzer, 2012), yaitu :
Tabel 2.1 Kalsifikasi Hipertensi Berdasarkan Tekanan Darah Sistolik Dan Diastolik
Kategori TD Sistolik (mmHg) TD diastolik (mmHg)
Normal < 120 mmHg < 80 mmHg
Prahipertensi 120 – 139 mmHg 80 – 89 mmHg
Stadium I 140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg
Stadium II ≥ 160 mmHg ≥ 100 mmHg
3.2 Saran
Setelah penulis melakukan studi kasus, penulis mengalami beberapa hambatan dalam
penulisan ini. Namun, dengan bantuan berbagai pihak penulis mampu menyelesaikan tugas
makalah ini tepat pada waktunya.
26
b. Puskesmas
Bagi instansi puskesmas tempat penulis melakukan studi kasus, agar pelayanan
terhadap perawatan klien lebih ditingkatkan. Meskipun dengan sarana dan fasilitas yang
terbatas diharapkan perawatan terhadap klien tidak meninggalkan fungsi teoritis
semaksimal mungkin agar didapat pelayanan yang profesional dan klien mendapat asuhan
keperawatanyang sesuai standar.
c. Intitusi Pendidikan
Penulisan Karya Tulis Ilmiah yang benar –benar ilmiah dalam pengkajian maupun
pendokumentasian agar lebihditingkatkan.Penyediaan lahan praktek yang memadai
memudahkan penulis untuk mendapatkan data secara akurat serta pemahaman persepsi
dari berbagai pihak perlu dikaji kembali, sehingga ketika penulis melaporkan hasil
pengkajian tidak terjadi ketimpangan.
d. Penulis Selanjutnya
27
DAFTAR PUSTAKA
Koes Irianto. 2014. Epideminologi Penyakit Menular dan Tidak Menular Panduan Klinis.
Bandung: IKAPI
Ali, Z. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC
Harmoko. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Triyanto, Endang. 2014. Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi secara Terpadu.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Dion,Y & Betan,Y. 2013. Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep Dan Praktik. Yogyakarta:
Nuha Medika
Yonata, A. , Satria, A. 2016. Hipertensi sebagai Faktor Pencetus Terjadinya Stroke. Majority
Muttaqin. 2009. Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskular. Jakarta: Salemba Medika.
Nurarif & Kusuma. 2015. Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA
NIC-NOC. Jogjakarta : MediAction
28