Anda di halaman 1dari 5

KOMUNIKASI DALAM KEPERAWATAN II

A. Deskripsi Kasus
Komunikasi dalam dunia keperawatan sangat perlu diperhatikan
dimana komunikasi dapat menjadi penilaian pasien,keluarga maupun
institusi dalam pelayanan kesehatan dibidang lainnya (Ardia putra, 2013) .
Dalam hal ini saya melakukan pengamatan atau pengalaman saya ketika
melihat bagaimana teknik komunikasi yang dilakukan diruang Merpati di
Rumah Saki Bakti Timah Pangkalpinang.
Dalam komunikasi ketika berkomunikasi melalui telpon memang
ada salam pembuka dan salam penutup tetapi ada sebagian yang tidak
melakukan salam penutup ketika melakukan komunikasi melalui telpon.
Perawat melakukan komunikasi pada pasien yang masih remaja,
tidak banyak penjelasan ketika akan melakukan tindakan kepada pasien
yang masih remaja karena mereka mudah mencerna dan mengingat apa
yang telah disampaikan perawat maupun dokter apalagi ada keluarga,
keluarga dapat membantu mengingat lebih jika pasien sedikit lupa apa
yang disampaikan.
Komunikasi Perawat dengan dokter sudah baik dengan komunikasi
yang efektif, sikap simpati dan empati juga sudah baik. Diruang merpati
ketika seorang pasien menolak untuk dilakukan pemberian obat ataupun
melakukan tindakan keperawatan maka hal yang pertama dilakukan oleh
mereka menjelaskan dengan baik apa efek dan akibat jika tidak dilakukan
itu,dan perawat diruangan sudah melakukan komunikasi yang baik.
Perawat melakukan komunikasi pada lansia, dimana perawat melibatkan
keluarga dalam memberikan penjelasan tindakan yang diberikan karena
seorang pasien lansia sistem indra penglihatan dan pendengaran sudah
mulai menurun sehingga tidak baik untuk menerima informasi.
Pengalaman saya ketika melakukan injeksi atau pemberian obat,
komunikasi teraupetik adalah hal pertama kali yang dilihat oleh kakak
perawat diruangan, saya ditegur karena tidak menjelaskan apa efek obat
atau suntikan injeksi yang saya berikan. Dalam hal ini ada sebagian
perawat juga tidak melakukan apa yang saya lakukan, Saya juga diberi
tahu tentang etika batuk dan etika ketika berkomunikasi dengan kakak
perawat dan petugas kebersihan dilingkungan rumah sakit.
Komunikasi perawat dengan teman sejawat sudah baik karena
tidak ada komunikasi yang salah pada saat tukaran sift, dan juga perawat
dimerpati ketika akan melakukan pertukaran sift juga melakukan kesemua
pasien dan menjelaskan kepada para perawat tetang hal-hal yang akan
dilakukan oleh yang bertugas selanjutnya sehingga komunikasi dan
tindakan berjalan dengan baik.

B. Perasaan Ketika Menghadapi Kasus Atau Kejadian Tersebut


Perasaan saya mengahadapi kasus tersebut tenang, tidak panik dan
biasa saja dan tetap diamati apakah ada perubahan dihari kedepannya
karena tidak menimbulkan efek apapun meskipun itu ada yang salah, hal
yang perlu diperhatikan lebih bnyak belajar dan melakukan komunikasi
yang lebih baik. Kemudian hindari hal-hal yang dapat memicu turunya
kepercayaan pasien. Perawat harus tetap membina hubungan saling
percaya dengan pasien.

C. Evaluasi Awal
Sisi positif :
1. Perawat mampu meyakinkan pasien ketika akan melakukan
tindakan
2. Lebih mengetahui karakter perawat diruangan dari cara
berkomunikasinya
3. Etika berkomunikasi sudah sedikit baik ditandai dengan
mengucapkan salam pembuka, memperkenalkan diri dan memberi
tahu dari ruang mana diri yang menelpon
4. Mengucapkan salam ketika berhadapan dengan pasien maupun
dengan keluarga paien
5. Informasi dalam pertukaran sift sudah mampu dijalankan dengan
komunikasi yang baik, baik itu dengan perawat maupun langsung
kepasien.
6. Ketika marah perawat membalas dengan senyuman dengan kata
lain tidak bermakna tidak senang (senyum sinis)
7. Komunikasi non verbal yaitu sentuhan kepasien sudah
terlaksanakan
Sisi negatif :
1. Hanya sebagian perawat yang menjelaskan tujuan dan tindakan
dari pemberian obat ataupun injeksi sebagian hanya lansung
memberikan tidak menjelaskan

D. Analisis Kritis
Dalam jurnal yang bertuliskan teknik “Hubungan Komunikasi
Terapeutik Perawat Dengan Kepuasaan Klien Dirumah Sakit Umum
Daerah Dr.Zainuoel Abidin oleh Ardia Putra pada tahun 2013”. Dijelaskan
bahwa ada hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat
kepuasan klien.
Komunikasi tahapan komunikasi terbagi menjadi 4 tahap yaitu :
fase prainteraksi, fase orientasi/perkenalan, fase kerja dan fase terminasi
dimana pada fase pra-interaksi Mulai sebelum kontak dengan klien,
Eksplorasi (Perasaan, Fantasi, Ketakutan, Kemampuan, Kelemahan),
Menggunakan kemampuan diri secara maksimal, Mendaptkan informasi
tentang klien, Menetapkan kontrak pertama dan selanjutnya, Membuat
rencana komunikasi. Fase orientasi/perkenalan Salam terapeutik Evaluasi
dan validasi, Kontrak (topik / tindakan, waktu,tempat). Fase kerja
Menerima perawat, Menepati janji, Terbuka dan tanggap, Mendiskusikan
topic, merubah prilaku. Fase terminasi Menolak perpisahan/ merasa
ditolak, Mengungkapkan perasaan, Merubah sikap, Menerima perpisahan.
Dalam kasus ini saya mengamati perawat diruangan”Merpati
Dirumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang” pada fase pra-interaksi tidak
melakukan kontrak waktu sebelum melakukan pemberian obat dengan
komunikasi terapeutik, disebabkan karena belum dilakukan kunjungan dari
dokter dengan pemberian resep dan obat kepada pasien sehingga belum
dapat dilakukan kontrak waktu. Kesesuaian pernyataan jurnal dengan
tindakan tersebut adalah perawat sudah mengeksplorasi perasan klien,
perawat juga menggunakan salam terapeutik ketika berbicara dengan
pasien. Pada fase kerja pasien sudah bisa menerima perawat dan dapat
merubah perilaku pasien ketika sudah dilakukan komunikasi, serta
mengungkapkan kembali perasaan pasien setelah menerima atau
mendapatkan tindakan keperawatan, evaluasi perasaan klien sehingga
dapat mengetahui apa yang dirasakan oleh pasien menerima tau tidak atas
pelayanan yang diberikan.

E. Kesimpulan
Perawat melakukan komunikasi terapeutik dalam memperkuat
untuk membina hubungan saling percaya dengan pasien, perawat sudah
baik dalam kasus terkait ini. Dalam melakukan tindakan injeksi atau
pemberian obat jelaskan prosedur tindakan sesuai SOP (Standar
Operasional Pelayanan) yang ada, etika berkomunikasi dengan cara
bertelpon harus mengucapkan salam pembuka dan salam penutup. Jika
melakukan komunikasi pada lansia lebih fokuskan kepada keluarga pasien
agar informasi yang didapatkan lebih efektif.
Perawat membina hubungan saling percaya dilihat cara
berkomunikasi dan diihat dari sentuhan para perawat dengan kata care
(perduli) sehingga kedekatan perawat dapat terjalin dengan baik dan benar.
Lakukan komunikasi non verba jika tidak memungkinkan pasien
menerima komunikasi secara verbal.

F. Evaluasi Akhir Dan Action Plan


Saran :
1. Menjelaskan efek obat dan tindakan yag dilakukan apa yang terjadi
jika diberikan (efek yang diinginkan)
Rencana Tindakan :
1. Lakukan pendekatan yang lebih kepada pasien
2. Lakukan komunikasi sesuai dengan tahapan komunikasi dengan benar
3. Lakukan komunikasi non verbal jika tidak memungkinkan untuk
menerima dengan komunikassi verbal
4. Meningkatkan bina hubungan saling percaya

Anda mungkin juga menyukai