Anda di halaman 1dari 6

Nama : Vela Yelivia

Nim : 16100013

Semester : III (Tiga)

Mata Kuliah : Psikososial dan Budaya dalam Keperawatan

Antropologi Kesehatan Tentang Kebudayaan

A.    Pengertian Antropologi


Menurut bahasa Yunani, Antropologi berasal dari bahasa latin; Antrhopos yang
berarti manusia, dan Logos yang berarti akal. Dengan begitu Antropology dapat diartikan
sebagai suatu ilmu yang mempelajari tentang makhluk hidup yaitu manusia termasuk aneka
warna bentuk fisik, kepribadian, masyarakat, serta kebudayaannya.
Antropology juga dapat diartikan ilmu yang mempelajari tentang manusia sebagai
makhluk masyarakat. Di dalam antropologi terdapat banyak ilmu yang membahas tentang
manusia, seperti ekologi, biologi, anatomi, psikologi, kebudayaan dan sebagainya.

B.     Antropologi Kesehatan


Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya terhadap
penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan (Solita Sarwono, 1993). Definisi
yang dibuat Solita ini masih sangat sempit karena antropologi sendiri tidak terbatas hanya
melihat penghayatan masyarakat dan pengaruh unsur budaya saja.
Pengertian Antropologi kesehatan yang diajukan Foster/Anderson merupakan konsep
yang tepat karena termasuk dalam pengertian ilmu antropologi seperti disampaikan
Koentjaraningrat di atas. Menurut Foster/Anderson, Antropologi Kesehatan mengkaji
masalah-masalah kesehatan dan penyakit dari dua kutub yang berbeda yaitu kutub biologi
dan kutub sosial budaya.

C.    Ruang Lingkup Dan Peranan Antropologi Kesehatan


a.  Batasan Dan Ruang Lingkup
Ahli-ahli antropologi tertarik untuk mempelajari faktor-faktor biologis, dan sosio-
budaya yang mempengaruhi kesehatan dan munculnya penyakit pada masa sekarang dan
sepanjang sejarah kehidupan manusia dipengaruhi oleh keinginan untuk memahami
perilaku sehat manusia dalam manifestasi yang luas dan berkaitan segi praktis.
b.  Akar Antropologi Kesehatan
Tipe kajian antropologi budaya yang menjadi akar antropologi kesehatan:
a. Kajian tentang obat primitif, tukang sihir, dan majik
b. Kajian tentang kepribadian dan kesehatan di berbagai seting budaya
c. Keterlibatan ahli-ahli antropologi dalam program-program kesehatan internasional dan
perubahan komunitas yang terencana
d. Antropologi ekologi
e. Teori evolusioner

D.    Pengertian Kebudayaan


Definisi kebudayaan menurut antropologi berbeda dengan definisi dari berbagai ilmu
yang lain. Secara umum, kebudayaan dikenal sebagai segala sesuatu yang indah dan memiliki
seni di dalamnya, seperti tarian, candi, musik daerah, batik, filsafat, kesusatraan dan lain-lain.
Dalam antropologi, lebih menekankan pada aspek belajar dan analisa cara hidup dan tindakan
manusia. Sehingga, definisi “kebudayaan” menurut antropologi adalah seluruh sistem
gagasan dan rasa, tindakan, serta karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan
bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar.
Dari berbagai definisi diatas, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah
sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan, dan meliputi sistem ide atau gagasan
yang terdapat dalam pikiran manusia, serta dalam kehidupan sehari-hari, dan kebudayaan itu
bersifat abstrak.
Perwujudan dari kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia
sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku, dan benda-benda yang bersifat nyata,
misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-
lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.

E.   Unsur-unsur Kebudayaan


Dalam menganalisa suatu kebudayaan, seorang ahli antropologi membagi seluruh
kebudayaan ke dalam unsur-unsur besar yang disebut “unsur-unsur kebudayaan universal”.
Mengenai hal ini ada beberapa pandangan, antara lain sebagai berikut:
Melville J. Herskovits menyebutkan kebudayaan memiliki 4 unsur pokok, yaitu :
1)   alat-alat teknologi
2)   sistem ekonomi
3)   keluarga
4)   kekuasaan politik
Bronislaw Malinowski mengatakan ada 4 unsur pokok yang meliputi :
1)  Sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat
untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya
2)  Organisasi ekonomi
3)  Alat-alat, dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan (keluarga adalah
lembaga pendidikan utama)
4)   Organisasi kekuatan (politik)
C. Kluckhohn mengemukakan ada 7 unsur kebudayaan secara universal (universal
categories of culture) yaitu:
1) Bahasa
2) Sistem pengetahuan
3) Sistem tekhnologi, dan peralatan
4) Sistem kesenian
5) Sistem mata pencarian hidup
6) Sistem religi
7) Sistem kekerabatan, dan organisasi kemasyarakatan

F.     Penyebab dan Proses Perubahan Kebudayaan


Budaya Merupakan sesuatu yang tidak statis, tetapi dinamis. Maksudnya Budaya
dapat berubah seiring perkembangan zaman yang ada. Namun, tidak semua unsur-unsur yang
ada di dalam budaya tersebut berubah. Melainkan unsur-unsur terkecil saja dari budaya itu.
Tetapi, terkadang unsur yang berubah itu dapat membuat dampak yang signifikan terhadap
budaya itu sendiri.
Perubahan kebudayaan adalah adanya ketidaksesuaian di antara unsur-unsur
kebudayaan yang saling berbeda, sehingga terjadilah keadaan yang tidak sesuai dengan
fungsinya bagi kehidupan.
Menurut Soerjono Soekanto faktor-faktor tersebut terbagi menjadi 2, yaitu faktor
intern dan faktor ekstern.
1. Faktor intern
Merupakan faktor yang berasal dari masyarakat itu sendiri yang menyebabkan
perubahan kebudayaan, yang diantaranya:
a)  Perubahan penduduk, seperti: Kelahiran, Kematian, dan Migrasi. 
b)  Adanya penemuan baru, seperti: Adanya ide atau alat baru yang sebelumnya belum
pernah ada (Discovery), Penyempurnaan penemuan baru (Invention), dan Proses
pembaharuan atau melengkapi atau mengganti yang telah ada (Innovation).
c)   Konflik yang terjadi di dalam masyarakat. Konflik dapat merubah kepribadian orang-
orang yang terlibat di dalamnya, misalnya menjadi pendiam, murung, tidak mau
bergaul, atau bahkan berusaha memperbaiki keadaan tersebut supaya menjadi lebih
baik.
d)  Pemberontakan atau revolusi. Hal ini menyebabkan perubahan pada struktur
pemerintahan pada suatu negara.
2. Faktor ekstern
Merupakan faktor yang berasal dari luar masyarakat melalui interaksi sosial yang
mendorong terjadinya suatu perubahan kebudayaan, yang diantaranya:
a)  Peperangan. Hal ini dapat menyebabkan perubahan yang mendasar pada suatu negara
baik seluruh wujud budaya (sistem budaya, sistem sosial, dan unsur-unsur budaya fisik)
maupun seluruh unsur budaya (sistem pengetahuan, teknologi, ekonomi, bahasa,
kesenian, sistem religi, dan kemasyarakatan).
b)  Perubahan alam. Pada zaman sekarang sebagian besar hal ini disebabkan oleh tindakan
manusia sendiri yang menyebabkan kerusakan alam, seperti mebuang sampah
sembarangan, penebangan liar, pembangunan terus menerus di lahan pertanian, dan
masih banyak lagi.
c)  Pengaruh budaya lain, seperti: Penyebaran kebudayaan (Difusi), Pembauran antar
budaya yang masih terlihat masing-masing sifat khasnya (Akulturasi), dan Pembauran
antar budaya yang menghasilkan budaya yang baru tanpa terlihat budaya yang lama
sama sekali (Asimilasi).

G.    Hubungan Antara Budaya Dan Kesehatan


Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J Herskovits dan
Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam
masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism. Mengacu pada esensi budaya, nilai budaya
sehat merupakan bagian yang tak terpisahkan akan keberadaanya sebagai upaya mewujudkan
hidup sehat dan merupakan bagian budaya yang ditemukan secara universal. Dari budaya
pula, hidup sehat dapat ditelusuri. Yaitu melalui komponen pemahaman tentang sehat, sakit,
derita akibat penyakit, cacat dan kematian, nilai yang dilaksanakan dan diyakini di
masyarakat, serta kebudayaan dan teknologi yang berkembang di masyarakat.
Pemahaman terhadap keadaan sehat dan keadaan sakit tentunya berbeda di setiap
masyarakat tergantung dari kebudayaan yang mereka miliki. Pada masa lalu, ketika
pengetahuan tentang kesehatan masih belum berkembang, kebudayaan memaksa masyarakat
untuk menempuh cara “trial and error” guna menyembuhkan segala jenis penyakit, meskipun
resiko untuk mati masih terlalu besar bagi pasien. Kemudian perpaduan antara pengalaman
empiris dengan konsep kesehatan ditambah juga dengan konsep budaya dalam hal
kepercayaan merupakan konsep sehat tradisional secara kuratif.
Sebagai contoh pengaruh kebudayaan terhadap masalah kesehatan adalah penggunaan
kunyit sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit kuning (hepatitis) di kalangan
masyarakat Indonesia. Masyarakat menganggap bahwa warna penyakit pasti akan sesuai
dengan warna obat yang telah disediakan oleh alam. Kemudian contoh lainnya adalah
ditemukannya system drainase pada tahun 3000 SM di kebudayaan bangsa Kreta, dan bangsa
Minoans. Ini menunjukkan bahwa kebudayaan dan pengetahuan serta teknologi sangat
berpengaruh terhadap kesehatan.

G.   Hubungan Antara Social Budaya yang Merupakan Dasar Dari Perkembangan  


Antropologi Kesehatan
Anthropologi berkaitan dengan kebudayaan, dimana antropologi meneliti berbagai
obyek fisik kebudayaan yang tercipta baik di masa sekarang maupun di masa lampau sebagai
sebuah sarana pemahaman nilai-nilai budaya.

Sejumlah sub bidang terletak multi bidang (interface) dalam berbagi divisi di atas,
sebagai contoh medical anthropology sering dipandang sebagai sub bidang anthropologi
social budaya. Cultural anthropology adalah sebuah sub bidang yang digunakan untuk
mendeskripsikan sintesa perspektif cultural

Masalah kesehatan merupakan masalah kompleks yang merupakan resultante dari


berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun masalah buatan manusia, social
budaya, perilaku, populasi penduduk, genetika, dan sebagainya. Derajat kesehatan
masyarakat yang disebut sebagai psycho socio somatic health well being , merupakan
resultante dari 4 faktor(3)yaitu :

a.    Environment atau lingkungan

b.    Behaviour atau perilaku, Antara yang pertama dan kedua dihubungkan dengan ecological
balance

c.   Heredity atau keturunan yang dipengaruhi oleh populasi, distribusi penduduk, dan
sebagainya

d.   Health care service berupa program kesehatan yang bersifat preventif, promotif, kuratif,
dan rehabilitatif

Dari empat faktor tersebut di atas, lingkungan dan perilaku merupakan faktor yang
paling besar pengaruhnya (dominan) terhadap tinggi rendahnya derajat kesehatan masyarakat.

Tingkah laku sakit, peranan sakit dan peranan pasien sangat dipengaruhi oleh faktor
-faktor seperti kelas social, perbedaan suku bangsa dan budaya. Maka ancaman kesehatan
yang sama (yang ditentukan secara klinis), bergantung dari variable-variabel tersebut dapat
menimbulkan reaksi yang berbeda di kalangan pasien..

Contoh : penyakit keturunan albinism di suatu daerah di Nusa Tenggara Timur


ditransmisikan melalui gen resesif karena pernikahan diantara anggota keluarga.

Anda mungkin juga menyukai