Anda di halaman 1dari 21

ANTROPOLOGI KESEHATAN

ANTROPOLOGI
• Antropologi adalah suatu studi ilmu yang mempelajari tentang
manusia baik dari segi budaya, perilaku, keanekaragaman, dan
lain sebagainya.
• Antropologi adalah istilah kata bahasa Yunani yang berasal
dari kata anthropos dan logos.
• Anthropos berarti manusia dan logos memiliki arti cerita atau
kata.

 Definisi Antropologi Kesehatan.
 Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan
sosio-budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara
keduanya sepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan dan
penyakit pada manusia.
 Antropologi kesehatan merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala sosiobudaya,
biobudaya, dan ekologi budaya dari kesehatan dan kesakitan yang dilihat dari segi-segi fisik,
jiwa, dan sosial serta perawatannya masing-masing dan interaksi antara ketiga segi ini dalam
kehidupan masyarakat, baik pada tingkat individual maupun tingkat kelompok sosial
keseluruhannya.
 Antropologi kesehatan mempelajari sosio-kultural dari semua masyarakat yang berhubungan
dengan sakit dan sehat sebagai pusat dari budaya, di antaranya objek yang menjadi kajian
disiplin ilmu ini adalah:
1. Penyakit yang berhubungan dengan kepercayaan (misfortunes),
2. Dibeberapa masyarakat misfortunes disebabkan oleh kekuatan supranatural maupun
supernatural atau penyihir,
3. Kelompok healers ditemukan dengan bentuk yang berbeda disetiap kelompok masyarakat,
4. Healers mempunyai peranan sebagai penyembuh, dan
5. Suatu keberadaan sakit atau penyakit tidak secara individual, terutama illness dan sickness
pada keluarga ataupun masyarakat.
 Menurut Koentjoroningrat (1990)
 Antopologi kesehatan membicarakan masalah konsep sakit,sehat,pengobatan tradisional,serta
kebiasaan atau perilaku dan pantangan.
 George.M.Foster dan Barbara Gallatin Foster
 Antropologi Kesehatan adalah disiplin biobudaya yang memberi perhatian pada
aspek-aspek biologis dan sosial budaya dari tingkah laku manusia, terutama
tentang cara-cara interaksi antara keduanya di sepanjang sejarah kehidupan
manusia, yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit.
 Menurut Weaver :
 Antropolgi Kesehatan adalah cabang dari antropologi terapan yang menangani
beberap aspek dari kesehatan dan penyakit ( Weaver, 1968:1)
 Menurut Hasan dan Prasad :
 Antropolgi Kesehatan adalah cabang dari ilmu mengenai manusia yang
mempelajari aspek-aspek biologi dan kebudayaan manusia (termasuk
sejarahnya) dari titik tolak pandangan untuk memehami kedokteran (medical),
sejarah kedokteran (medico-historical), hukum kedokteran (medico-legal), aspek
sosial kedokteran (medico-social) dan masalah-masalah kesehatan manusia
(Hasan dan Prasad, 1952: 21-22)
 B. Sejarah Perkembangan antropologi Kesehatan
 Tahun 1984 Rudolf Virchow, menulis apabila kedokteran adalah ilmu mengenai manusia
yang sehat maupun yang sakit, maka ilmu yang merumuskan hukum-hukum sebagai
dasar struktur sosial, untuk menjadikan efektif hal-hal yang inheren dalam manusia
itu sendiri sehingga kedokteran dapat melihat struktur sosial yang mempengaruhi
kesehatan dan penyakit, maka kedokteran dapat ditetapkan sebagai antropologi.
 Tahun 1953, Sejarah pertama tentang timbulnya perhatian Antropologi Kesehatan
terdapat pada tulisan yang ditulis berjudul “Applied Anthopology”. Tulisan ini
merupakan tour the force yang cemerlang , tetapi meskipun telah menimbulkan
antusiasme, tulisan itu tidaklah menciptakan suatu subdisiplin baru.
 Tahun 1963, Sepuluh tahun kemudian, Scoth memberi judul “Antropologi Kesehatan”
dan membicarakan “Ahli Antropologi Kesehatan” dalam suatu artikel mengenai
kedokteran dan kesehatan masyarakat. Setelah itu baru ahli-ahli antropologi Amerika
benar-benar menghargai implikasi dari penelitian-penelitian tentang kesehatan dan
penyakit bagi ilmu antropologi.
 Pengesahan lebih lanjut atas subdisiplin Antropologi Kesehatan ini adalah dengan
munculnya tulisan yang dibuat Pearsal (1963) yang berjudul Medical Behaviour Sciene
yang berorientasi antropologi, sejumlah besar (3000 judul) dari yang terdaftar dalam
bibliografi tersebut tak diragukan lagi menampakan pentingnya sistem medis bagi
Antropologi.
• Ruang lingkup antropologi mencakup :
- Segi biologi manusia
- Segi sosio budaya
• Berdasarkan segi-segi ini, antropologi mengenal cabang-cabang:
-Antropologi biologi
-Antropologi sosio budaya
-Antropologi linguistik
-Prasejarah dan arkeologi
• Ruang lingkup antropologi ini tercermin pada Antropologi Kesehatan yang juga
memiliki – segi biologi (biomedis) segi nonbiologi (sosiobudaya & psikobudaya)
• Antropologi kesehatan membantu mempelajari sosio-kultural dari semua
masyarakat yang berhubungan dengan sakit dan sehat sebagai pusat dari
budaya, diantaranya:
• 1. Penyakit yang berhubungan dengan kepercayaan (misfortunes)
• 2. Di beberapa masyarakat misfortunes disebabkan oleh kekuatan supranatural
maupun supernatural atau penyihir
• 3. Kelompok 'healers' ditemukan dengan bentuk yang berbeda di setiap
kelompok masyarakat
• 4. Healers mempunyai peranan sebagai penyembuh
• 5. Adapun perhatian terhadap suatu keberadaan 'sakit' atau 'penyakit' tidak
secara individual, terutama "illness dan sickness" pada keluarga ataupun
masyarakat.
• Antropologi mempunyai pandangan tentang pentingnya pendekatan budaya.
• Budaya merupakan pedoman individual sebagai anggota masyarakat dan
bagaimana cara memandang dunia, bagaimana mengungkapkan
emosionalnya, dan bagaimana berhubungan dengan orang lain, kekuatan
supernatural atau Tuhan serta lingkungan alamnya.
• Budaya itu sendiri diturunkan dari suatu generasi ke generasi selanjutnya
dengan cara menggunakan simbol, bahasa, seni, dan ritual yang dilakukan
dalam perwujudn kehidupan sehari-hari.
• Di sisi lain, latar belakang budaya mempunyai pengaruh yang penting dalam
berbagai aspek kehidupan manusia (kepercayaan, perilaku, persepsi, emosi,
bahasa, agama, ritual, struktur keluarga, diet, pakaian, sikap terhadap sakit, dll).
• Selanjutnya, hal-hal tersebut tentunya akan mempengaruhi status kesehatan
masyarakat dan pola pelayanan kesehatan yang ada di masyarakattersebut
 Sosiologi dan antropologi merupakan dua disiplin ilmu yang berbeda,tetapi
mengenai hubungannya dengan kesehatan dan keperawatan secara
khusus,kedua ilmu tersebut tidak bisa di pisahkan sendiri sendiri.Karena
kaitannya dengan perilaku manusia,interaksi yang di hasilkan,serta budaya
yang di miliki dan interaksi oleh suatu keluarga/masyarakat tersebut.Dari
perilaku serta interaksi tersebut sangat berpengaruh terhadap status kesehatan
individu, keluarga dan atau masyarakat yang berkaitan.(Koentjoroningrat 1990)
Contoh :
 Sebagian besar penduduk di Asia masih menggunakan jamu atau obat obatan
tradisional untuk menyelesaikan sebagian keluhan sakit mereka dan ini
merupakan hasil temuan nenekmoyang mereka sejak ratusan tahun lalu.
 Bagi penduduk pedalaman Papua melahirkan adalah hal yang kotor sehingga
seorang ibu yang akan melahirkan harus di bawa ketepi hutan di temani oleh ibu
atau suaminya sampai proses melahirkan selesai.
 Seorang yang merasa sakit nya ringan tidak perlu berobat ke petugas kesehatan
karena dia merasa sakitnya dapat sembuh dengan sendirinya atau hanya minum
jamu saja.
 BUDAYA :
 Budaya asal kata “ Budayah “ dari sansekerta yaitu arti budi dan akal atau
Culture ( inggris ) asal kata Colere ( latin ) Menurut Koentjaraningrat 91990)
adalah keseluruhan sistem gagasan ,tindakan dan hasil karya manusia dalam
rangka kehidupan masyarakat yang di jadikan milik diri mausia dengan belajar
 Bentuk kebudayaan:
1. Ideas : merupakan wujud ideal dari kebudayaan sifatnya abstrak
2. Activities atau tiandakan : masyarakat berupa sistem sosial atau aktifitas
masyarakat berupa interaksi bergaul, berhubungan selama bertahun tahun
menurut tata hubungan adat istiadat serta norma norna.
Misal : aktifitas masyarakat jawa dalam mempertahankan kesehatannya melalui
minum jamu secara rutin atau bagai mana masyarakat perkotaan yang telah
mengerti arti olah raga,mereka akan melakukan olah raga secara rutin.
3. Artifacts : merupakan karya manusia yang dapat di lihat di raba di foto karena
kongkret dan bersifat fisik
 Unsur undur kebudayaan
1. Bahasa
2. Sistem pengetahuan
3. Organisasi sosial masyarakat
4. Sistem peralatan hidup dan teknologi
5. Sistem pencaharian hidup
6. Sistem religi : agama dan kepercayaan
7. Kesenian yang di kembangkan masing masing masyarakat
• Konsep sehat yang dikemukakan oleh World Health Organization (WHO)
berarti : Sehat itu adalah : “ a state of complete physical, mental, and social
well being, and not merely the absence of disease or infirmity” (WHO, 1981:38 ).
Dengan demikian jelas bahwa kondisi sehat tidak hanya berkaitan dengan
kondisi fisik, tetapi juga kondisi mental seseorang.
• Konsep sakit.
• Sakit dapat diinterpretasikan secara berbeda berdasarkan pengetahuan secara
ilmiah dan dapat dilihat berdasarkan pengetahuan secara budaya dari masing-
masing penyandang kebudayaannya. Seperi yang dikutip dari Djekky ( 2001:
15) sebagai berikut :
• Umumnya masyarakat tradisional memandang seseorang sebagai sakit, jika
orang itu kehilangan nafsu makannya atau gairah kerjanya, tidak dapat lagi
menjalankan tugasnya sehari-hari secara optimal atau kehilangan kekuatannya
sehingga harus tinggal ditempat tidur. (Sudarti, 1988) “
 Aspek Sosial Budaya yang mempengaruhi Status Gizi.
 Masalah kurang gizi dapat diketahui dari kebiasaan suatu masyarakat
mengkonsumsi makanan tertentu serta bagaimana masyarakat tersebut menilai
makanan menurut persepsinya masing-masing.
Misalnya
1. Pada wanita yang baru melahirkan tidak boleh makan makanan yang amis
seperti ikan, sementara ikan sangat dibutuhkan ibu maupun bayi yang sedang
menyusui, karena kandungan kalsium yang tinggi untuk pertumbuhan tulang.
Sehingga kemungkinan pada masyarakat yang kurang mengkonsumsi ikan,
bila tidak dikompenisasi makanan lain yang setara dengan nilai gizi yang
terkandung dalam ikan, maka kemungkinan akan mengalami kekurangan gizi
terutama zat-zat yang terkandung dalam ikan.
2. Sementara ada masyarakat yang percaya bahwa bayi baru lahir juga
membutuhkan makanan seperti orangtua, sehingga makanan itu dikunyah
terlebih dahulu oleh ibunya kemudian diberikan kepada bayinya . Tindakan
seperti ini dapat mengakibatkan ketegangan pada usus bayi yang belum siap
menerima makanan padat meskipun telah dilumatkan oleh ibunya, selain akan
menularkan penyakit kepada bayinya melalui mulut ibunya.
3. Kepercayaan yang keliru tentang hubungan antara makanan dan kesehatan, hal
ini masih banyak terjadi didaerah pedesaan.
4. Kepercayaan, pantangan dan upacara-upacara yang mencegah orang
memanfaatkan sebaik-baiknya makanan yang tersedia bagi mereka.
5. Kebiasaan makanan yang buruk seperti makanan yang disuka atau tidak,
kepercayaan terhadap apa yang bisa dimakan atau tidak. Kebiasaan makan ini
telah ditanamkan sejak dini, melalui norma-norma keluarga.
6. Untuk daerah perkotaan kebiasaan makanan cepat saji yang merupakan
pola/gaya hidup baru bagi penduduk kota, berdampak kepada
obesitas/timbulnya penyakit seperti diabetes mellitus dan hipertensi.
7. Selain factor ekonomi yang tidak kalah pentingnya, mengakibatkan masyarakat
kelebihan atau kekurangan gizi.
 Pelayanan Kesehatan
 Pelayanan kesehatan yang di pilih masyarakat juga sangat di pengaruhi oleh
latar belakang sosial budaya pasien
 misal mengapa dukun bayi masih di percaya oleh sebagian masyarakat kita untuk
menolong persalinan keluarganya dari pada bidan atau dokter.Antara lain hal ini di
karenakan adanya kedekatan sosial antara pasien dan dukun tadi selain faktor
ekonomi dan faktor geografis .
 Seorang dukun bayi juga sering di minta untuk melakukan acara acara ritual yang
tidak mereka dapatkan pada pelayanan kesehatan ( dokter/bidan ) seperti misalnya
upacara menanam ari- ari,pijat,serta jamu- jamuan yang dapat membuat ibu bayi
nyaman dan bayi tenang.
 Penyebaran penyakit menular sangat jelas dapat di lihat dari bagai mana budaya
suatu masyarakat di sana mengingat penyakit menular juga sangat di pengaruhi oleh
lingkungan.Lingkungan hidup di sini dapat di artikan lingkungan fisik maupun
lingkungan sosial budaya .
 misal bagai mana kebersihan masyarakat terhadap kebersihan tangan ketika akan
makan .Bagai mana masyarakat menggunakan daun sebagai alas makan yang
terlebih dahulu tidak di bersihkan ,bagai mana masyarakat di tepi kali yang sudah
terbiasa dengan fasilitas tersebut untuk membuang hajatnya dan akan menemui
kesulitan ketika mereka “ di paksa” untuk menggunakan WC yang tertutup dan
ruang kecil maksudnya tanpa sosialisasi terlebih dahulu.
 Pengobatan Tradisional
 Definisi :
 Pengobatan tradisional adalah suatu upaya kesehatan dengan cara lain dari ilmu
kedokteran dan berdasarkan pengetahuan yang di turunkan secara lisan
maupun tulisan yang berdasarkan dari Indonesia atau luar Indonesia
 Jenis jenis pengobatan Tradisional
1..Pengobatan tradisional dengan ramuan obat
a. Pengobatan tradisional dengan raamuan asli Indonesia,Jamu jamu
b. Pengobatan tradisional dengan ramuan obat cina
c. Pengobatan tradisional dengan ramuan obat India
2. Pengobatan tradisional spiritual / kebatinan
a. Pengobatan tradisioanl atas dasar kepercayaan
b. Pengobatan tradisional atas dasar agama
c. Pengobatan dengan dasar getaran magnetis
3. Pengobatan tradisional dengan memakai peralatan.
a. Akupungtur pengobatan atas dasar ilmu pengobatan tradisional cina yang
menggunakan penusukan jarum ( akupungtur) dan penghangatan moxa
b. Pengonatan tradisiaoal urut pijat
c. Pengobatan tradisional patah tulang
d. Pengobatan tradisional dengan peralatan ( tajam/keras) pengobatan
tradisional dengan peralatan benda tumpulmisalnya batu Giok
4. Pengobatan tradisional yang telah mendapatkan pengarahan dan pengaturan
pemerintah
a. Dukun beranak atau dukun bayi:biasanya para dukun bayi dalam
memberikan pertolaongan persalinan untuk persalinan normal yang telah
mendapatkan pembinaan dari Dinkes Kota/Kabupaten.
TEORI DAN PENDEKATAN SOSIAL BUDAYA DALAM KESEHATAN DALAM MENGHADAPI
MASALAH PERUBAHAN SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TENTANG KESEHATAN
1. Teori adopsi inovasi (Regers), pendidikan kesehatan dengan cara menyampaikan ide-
ide baru, biasanya karena telah bosan dengan teori/cara yang selama ini dilakukan tetapi
belum mendapatkan perubahan mengenai masalah kesehatannya, sehingga dengan
adanya teori baru/cara-cara yang baru maka akan tertarik untuk mencoba
inovasi/pembaruan karena ada harapan.
2. Teori pertentangan kekuatan (Lewin) dalam diri individu ada kekuatan yang bertentangan
karena info yang masuk tidak seimbang, dengan pendidikan kesehatan yang sesuai, dapat
mengurangi factor penghambat, akan mengambil sikap lebih mantap.
3. Teori perubahan sikap (Kelman) pertama patuh karena imbalan, kemudian terjadi
internalisasi. Dapat karena biaya yang murah, potongan harga atau pemberian hadiah,
biasanya dilakukan untuk menarik perhatian ketika progam pelayan kesehatan untuk
pertama kali dibuka.
4. Teori Parsons, perilaku manusia dipengaruhi oleh system social budaya dari keluarga,
masyarakat serta system kepribadian individu. Lingkungan yang membesarkan dan tipe
kepribadian seseorang biasanya merupakan cerminan dari perilaku seseorang.
Jadi keputusan seseorang akan mencari pengobatan tertentu dalam penyembuhan penyakitnya,
sangat dipengaruhi oleh bagaimana keluarga dan masyarakat mensuportnya atau
membenarkannya.

Pendekatan Sosial dalam Kesehatan.
Pendekatan social dalam kesehatan menurut Sarwono, 1993 adalah sebagai
berikut:
a. Pendekatan Emik
Yaitu menganalisa perilaku seseorang dengan mendapatkan informasi dari pelaku
sendiri, bersifat naratif, subjektif dan sukar digeneralisir (Pelto, 1970).
Menurut Foster 1978, pendekatan emik adalah memahami mengapa atau
penjelasan mengapa dia melakukan atau menolak melakukan sesuatu.
• Dalam program kesehatan sering kita mendapat kasus yang menggunakan
pendekatan emik untuk mengetahui latar belakang seseorang, misalnya ketika
kita berhadapan dengan seseorang yang tidak mau diberikan Imunsasi. Bila kita
mengetahui alasannya dalam waktu yang akan datang kita sudah dapat
mengantisipasi dengan memberikan alternative jalan keluar yang lebih baik.
• b. Pendekatan Etik
• Yaitu menganalisa perilaku/gejala social dari sudut pandang orang luar dan
dibandingkan dengan budaya lain. Sifatnya objektif dan mempunyai
indicator/ukuran, agar bisa dibandingkan. Misalnya bagaimana prsepsi
penduduk pinggir kali tentang air bersih, yang melatarbelakangi pemakaian air
sungai oleh penduduk sekitar daerah tersebut. Biasanya juga dilakukan
penelitian tentang budaya dua daerah tentang presepsi dan perilaku dalam
membuang sampah.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai