Anda di halaman 1dari 10

ANTROPOLOGI DAN SOSIOLOGI KESEHATAN MASYARAKAT

Siti Muthoharoh S.KM., M.Kes

Stikes Dian Husada Mojokerto Jawa Timur

1. Latar Belakang

Antropologi kesehatan dipandang sebagai disiplin biobudaya yang memberi


perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosial budaya dari tingkah laku manusia,
terutama tantang cara-cara interaksi antara keduanya, sepanjang sejarah kehidupan
manusia yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit. Adalah Cara dan gaya hidup
manusia merupakan fenomena yang dapat dikaitkan dengan munculnya berbagai macam
penyakit.

Selain itu hasil dari berbagai macam kebudayaan juga dapat menimbulkan
barbagai macam penyakit. Masyarakat dan pengobat tradisional menganut dua konsep
penyebab sakit, yaitu Naturalistik dan Personalistik. Penyebab dari penayakit yang
bersifat Naturalistik yaitu orang yang menderita penyakit akibat lingkungan, makanan,
dan pola hidup yang tidak baik,termasuk juga kepercayaan panas dingin seperti masuk
angin dan penyakit bawaan.

1.1 Antropologi

Antropologi sendiri berasal dari kata Yunani “anthropos” yang berarti manusia dan
“logos” yang berarti ilmu atau wacana. Antropologi kesehatan adalah studi tentang
pengaruh unsur-unsur budaya terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan
kesehatan. Antropologi Kesehatan mengkaji masalah-masalah kesehatan dan penyakit
dari dua sisi yang berbeda yaitu sisi biologi dan sisi sosial budaya. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian
pada aspek-aspek biologis dan sosio-budaya dari tingkah laku manusia, terutama tentang
cara-cara interaksi antara keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang
mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia. Antropologi kesehatan merupakan
bagian dari antropologi sosial dan kebudayaan yang mempelajari bagaimana kebudayaan
dan masyarakat mempengaruhi masalah-masalah kesehatan, pemeliharaan kesehatan dan
masalah terkait lainnya.

Istilah “Antropologi Kesehatan” telah digunakan sejak 1963 sebagai sebutan untuk
hasil penelitian empiris dan teoritis yang dilakukan oleh antropologis kedalam proses
sosial dan gambaran kebudayaan dari kesehatan, kesakitan, dan perawatan yang
berhubungan dengan kebudayaan. Antropologi kesehatan merupakan bagian dari
antropologi yang menggambarkan pengaruh sosial, budaya, biologi, dan bahasa terhadap
kesehatan (dalam arti luas) meliputi pengalaman dan distribusi kesakitan, pencegahan
dan pengobatan penyakit, proses penyembuhan dan hubungan sosial manajemen
pengobatan serta kepentingan dan kegunaan kebudayaan untuk sistem kesehatan yang
beranekaragam.

Antropologi merupakan salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang
budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari
ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang
berbeda dari apa yang dikenal di Eropa. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk
yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang
tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih
menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupansosialnya. Beberapa ahli telah
memberikan definisi tentang Antropologi Kesehatan. Di bawah ini dijelaskan dari
masing-masing definisi Antropologi Kesehatan tersebut. Pemaparannya diurutkan
menurut tahun definisi tersebut dikeluarkan.

1.2 Lingkup Antropologi Kesehatan

Kajian antropologi kesehatan mengarah pada manusia dan perilaku seputar


masalah kesehatan. Bagaimana perilaku masyarakat yang sampai saat ini masih
bertahan dengan pengobatan tradisional, pelaksanaan keluarga berencana, pembukaan
praktik klinik pengobatan medis, dan sebagainya. Menurut foster dan Anderson
lapangan kajian antropologi kesehatan dibagi menjadi dua:

1. Sisi Biologis
Perhatinya pada pertumbuhan dan perkembangan fisik manusia, peranan penyakit
dalam evolusi manusia, adaptasi biologis terhadap perubahan lingkungan alam,
dan pola penyakit di kalangan manusia purba.

2. Sisi sosio-budaya
Perhatiannya pada sistem kesehatan tradisional yang mencakup aspek-aspek
etiologis, terapi, ide, dan praktik pencegahan penyakit, serta peranan praktisi
medis tradisional, masalah perawatan kesehatan biomedik, perilaku kesehatan,
peranan pasien, perilaku sakit, interaksi dokter dengan pasien, dan masalah
inovasi kesehatan.

1.3 Objek Antropologi Kesehatan


Adapun objek dari antropologi kesehatan adalah sebagai berikut

1. Suatu kelompok manusia di bawah tekanan kebutuhan dan pengaruh kepercayaan,


dan tujuan yang sama, tersatukan dalam suatu rangkaian kesatuan kehidupan
bersama.
2. Hubungan antar-individu terbentuk dalam satu komunikasi yang saling
ketergantungan.
3. Sekelompok masyarakat yang menempati wilayah ukuran kecil maupun sangat luas

1.4 Cabang – cabang Antropologi Kesehatan

cabang dari antropologi adalah antropologi budaya, dan antropologi biologi.


Antropologi biologi terbagi dalam paleontropologi, dan antropologi fisik. Sedangkan
antropologi budaya dibagi menjadi prasejarah, arkeologi, etnolinguistik, dan etnologi.
Berdasarkan pengkategorian tersebut, Koentjaraningrat merinci lagi ke dalam beberapa
cabang ilmu. Etnologi memiliki dua cabang ilmu yaitu, antropologi diakronik atau
etnologi (etnhonology, dan antropologi sinkronik atau antropologi sosial (social
anthropologi). Macam – macam cabang antropologi sebagai berikut:

a. Antropologi biologi
Antropologi biologi menelaah hal-hal yang berhubungan dengan sisi biologis
manusia. Terkadang, beberapa subdisiplin menyebut antropologi budaya dengan
istilah lama yaitu antropologi fisik. Antropologi fisik cenderung menekankan
pada pengetahuan terkait anatomi komparatif. Komparatif atau perbandingan
tersebut itu, meliputi hubungan antara spesies manusia, dan primat yang lebih
tinggi. Hal itu seperti, simpanse dengan gorilla. Kemudian, hubungannya dengan
manusia dan nenek moyangnya. Hal tersebut seperti, Homo erectus dengan
australopithecus africanus. Komparasi anatomi ras-ras tersebut, saat ini semakin
berkurang karena bidang genetika manusia semakin moderen. Dikutip dari modul
perkembangan berkelanjutan mata pelajaran Antropologi SMA, genetika manusia
berkembang secara cepat bersamaan dengan aspek demografi, dan ilmu forensik.
Ilmu forensik, umunya difokuskan untuk proses hokum. Paleontropologi
merupakan ilmu bagian yang menelaah perihal asal usul atau proses terjadinya
evolusi manusia. Proses tersebut dilakukan dengan cara meneliti sisa-sisa tubuh
manusia yang telah membantu. -Antropologi fisik Antropologi fisik dipahami
sebagai bagian dari ilmu antropologi yang mengupayakan penjelasan dari suatu
pengertian terkait sejarah kehadiran manusia di bumi.
b. Antropologi Budaya
Menurut kajian antropologi budaya, manusia adalah satu-satunya mahluk yang
berbudaya. Sehingga, tidak ada manusia yang tidak mempunyai budaya. Akal
budi yang dimiliki manusia, membuatnya mampu menguasai alam. Hal ini
karena, manusia tidak mengandalkan nalurinya. Keberhasilan manusia untuk
mengendalikan alam, menjadi penyebab terbentuknya sebuah budaya. Budaya
yang dibentuk oleh manusia dipelajari, bukan diwariskan secara biologis.
Antropologi budaya bertugas menelaah kebudayaan manusia yang tersebar di
seluruh permukaan bumi ini.
2. Sosiologi Kesehatan

Sosiologi kesehatan merupakan cabang sosiologi yang relatif baru. Di masa lalu
dalam sosiologi telah lama dikenal cabang sosiologi, sosiologi medis, yang merupakan
pendahulu sosiologi kesehatan dan terkait erat dengannya. Menurut Mechanic tugas
medis hanya dapat dilaksanakan secara efektif manakala dipertimbangkan baik faktor
biologis maupun faktor sosial dan psikologis. Mulai dikajinya peran faktor sosial-budaya
dalam keberhasilan pelaksanaan tugas medis menjadi dasar bagi tumbuh dan
berkembangnya sosiologi medis.

Straus membedakan antara sosiologi mengenai bidang medis dan sosiologi dalam
bidang non- medis. Menurutnya sosiologi mengenai bidang medis terdiri atas kajian
sosiologis terhadap faktor di bidang medis yang dilaksanakan oleh ahli sosiologi yang
menempati posisi mandiri di luar bidang medis dan bertujuan mengembangkan sosiologi
serta untuk menguji prinsip dan teori sosiologi. Menurut Kendall dan Reader, sosiologi
mengenai bidang medis mengulas masalah yang menjadi perhatian sosiologi profesi dan
sosiologi organisasi. Menurut Straus sosiologi dalam bidang medis merupakan penelitian
dan pengajaran bersama yang sering melibatkan pengintegrasian konsep, teknik dan
personalia dari berbagai disiplin, sosiologi digunakan sebagai pelengkap bidang medis.
Dalam perkembangan selanjutnya perhatian sosiologi medis meluas ke berbagai masalah
kesehatan di luar bidang medis. Dengan demikian, berkembanglah bidang sosiologi
kesehatan.

2.1 Kajian Sosiologi Kesehatan

1. Antara lingkungan sosial dengan kesehatan dan kondisi sakit


2. Perilaku sehat dan sakit
3. Objek Sosiologi Kesehatan
4. Interaksi antar individu tindakan yang saling berkaitan
5. Adaptasi budaya daya / kekuatan internal masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan
perubahan social
6. Perubahan sosial terjadi secara cepat, menimbulkan konflik antara golongan muda
dengan golongan orang tua
7. Interaksi lebih disebabkan faktor kepentingan daripada faktor pribadi

2.2 Ruang Lingkup Sosiologi Kesehatan

Sosiologi kesehatan merupakan cabang sosiologi yang relatif baru. Sosiologi kesehatan
mulai dikenal lebih luas setelah Konfrensi kesehatan 1 di Ottawa tahun 1986. Sosiologi
kesehatan adalah suatu proses memberdayakan atau memandirikan masyarakat untuk menjaga,
meningkatkan, dan melindungi kesehatannya melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan
kemampuan, serta pengembangan lingkungan sehat.Berdasarkan konsep sosiologi kesehatan,
individu dan masyarakat bukanlah hanya sekedar objek yang pasif (sasaran), akan tetapi juga
mempunyai peranan penting yaitu sebagai subjek (pelaku). Jadi dalam konsep tersebut masalah
kesehatan ini bukan hanya menjadi urusan sektor kesehatan saja, akan tetapi juga termasuk
urusan swasta dan dunia usaha yang dilakukan dengan pendekatan kemitraan. Dengan demikian
kesehatan adalah upaya dari masyarakat, oleh masyarakat, dan juga kembali untuk masyarakat,
yang diwujudkan sebagai gerakan “Prilaku Hidup Bersih dan Sehat”. Agar supaya sosialisasi ini
lebih efektif, maka sasaran sosialisasi harus betul-betul dikenali secara khusus, rinci dan jelas.
Sementara itu, agar supaya sasaran lebih spesifik, maka sasaran itupun dibagi menjadi :

1. Sasaran primer

Sasaran primer adalah sasaran yang mempunyai masalah yang diharapkan mau brprilaku seperti
yang diharapkan dan memperoleh manfaat paling besar dari perubahan prilaku tersebut.

2. Sasaran sekunder
Sasaran sekunder adalah individu atau kelompok yang berpengaruh atau disegani oleh sasaran
primer. Sasaran sekunder diharapkan mampu mendukung pesan-pesan yang disampaikan kepada
sasaran.

3. Sasaran tersier

Sasaran tersier adalah para pengambil keputusan, para penyandang dana, pihak-pihak yang
berpengaruh diberbagai tingkatan (pusat, provensi, kabupaten, kecamatan, desa/kelurahan).

2.3 Pandangan Sosiologi Mengenai Kesehatan dan Penyakit

Sosiologi kesehatan dan penyakit mempelajari interaksi antara masyarakat dan kesehatan.
Objektif dari topik ini adalah untuk melihat bagaimana kehidupan sosial memiliki dampak
terhadap morbiditas dan tingkat kematian, dan sebaliknya. Aspek sosiologi ini berbeda dari
sosiologi medis karena cabang sosiologi ini mempelajari kesehatan dan keadaan sakit berkaitan
dengan institusi sosial seperti keluarga, pekerjaan, dan sekolah. Sosiologi medis terbatas pada
hubungan pasien-praktisi dan peran pakar kesehatan dalam masyarakat. Sosiologi kesehatan dan
penyakit mencakup patologi sosiologis (sebab penyakit dan keadaan sakit), alasan mencari jenis
bantuan medis tertentu, dan kepatuhan atau ketidak patuhan pasien dengan persyaratan medis.
Kajian-kajian mengenai ilmu sosiologi kesehatan dapat berupa masalah-masalah yang dialami
objek sosiologi, baik itu masyarakat, society ataupun komunitas.

Agar dapat memahami dan menganalisa masalah-masalah tersebut maka diperlukan berbagai
pendekatan, baik itu pendekatan emik yang hanya berdasarkan pada sudut pandang si pelaku
ataupun menggunakan pendekatan etik yang berdasarkan pandangan serta pendapat dari para ahli
kemudian membandingkannya dengan kebudayaan dari daerah lain. Dalam perkembangan
selanjutnya perhatian sosiologi medis meluas ke berbagai masalah kesehatan di luar bidang
medis. Dengan demikian, berkembanglah bidang sosiologi kesehatan. Para ahli pun
membedakan antara sosiologi mengenai kesehatan dan sosiologi dalam kesehatan. Menurut
Wilson sosiologi mengenai kesehatan adalah pengamatan dan analisis dengan mengambil jarak,
yang terutama dimotivasi oleh suatu masalah sosiologi, sedangkan sosiologi dalam kesehatan
adalah penelitian dan pengajaran yang lebih bercirikan keintiman, terapan dan kebersamaan yang
terutama didorong oleh adanya masalah kesehatan. Menurut Wolinsky orientasi para ahli
sosiologi kesehatan lebih tertuju pada masalah kesehatan, bukan pada masalah sosiologi
sehingga sosiologi kesehatan cenderung miskin teori. Pada masa dulu sebagian besar orang dan
masyarakat memandang bahwa sehat dan sakit adalah merupakan sesuatu hitam-putih. Dimana
ksehatan merupakan kondisi kebalikan dari penyakit atau kondisi yang terbebas dari penyakit.

Anggapan atau sikap yang sederhana ini tentu dapat diterapkan dengan mudah, akan tetapi
mengabaikan adanya rentang sehat-sakit. Pada saat ini sehat dipandang dengan perspektif yang
lebih luas. Luasnya aspek itu meliputi rasa memiliki kekuasaan, hubungan kasih sayang,
semangat hidup, jaringan dukungan sosial yang kuat, memiliki rasa berarti dalam hidup, atau
tingkat kemandirian tertentu.

3. Hubungan Antropologi dan Sosiologi Kesehatan

Antropologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya
masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa
yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa.
Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal
dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti
sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan
sosialnya.Masalah kesehatan juga dipelajari oleh antropologi medis, suatu bidang sosial yang
erat kaitannya dengan sosiologi medis. Antropologi medis mempunyai suatu cabang yang
dinamakan etmidisin.Yaitu pandangan masyarakat terhadap psikiattri dan cara-cara mereka
menanganinya.

Hubungan Antropologi dan sosiologi kesehatan yaitu data mengenai konsepsi dan sikap
penduduk desa tentang kesehatan, tentang sakit, terhadap dukun, terhadap obat-obatan
tradisional, terhadap kebiasaan dan pantangan makan dan ssebagainya. Ilmu antropologi juga
memberi kepada dokter kesehatan masyarakat yang akan bekerja dan hidup di berbagai daerah
dengan berbagai macam aneka warna adat dan budaya. Metode-metode dan cara-cara untuk
segera mengerti dan menyesuaikan diri dengan kebudayaan dan adat-adat lain.Oleh para ahli
kesehatan, antropologi kesehatan dipandang sebagai disiplin biobudaya yang memberi perhatian
pada aspek-aspek biologis dan sosial budaya dari tingkah laku manusia, terutama tantang cara-
cara interaksi antara keduanya, sepanjang sejarah kehidupan manusia yang mempengaruhi
kesehatan dan penyakit.Ada Cara dan gaya hidup manusia merupakan fenomena yang dapat
dikaitkan dengan munculnya berbagai macam penyakit. Selain itu hasil dari berbagai macam
kebudayaan juga dapat menimbulkan barbagai macam penyakit. Masyarakat dan pengobat
tradisional menganut dua konsep penyebab sakit, yaitu Naturalistik dan Personalistik. Penyebab
dari penayakit yang bersifat Naturalistik yaitu orang yang menderita penyakit akibat lingkungan,
makanan, dan pola hidup yang tidak baik, termasuk juga kepercayaan panas dingin seperti masuk
angin dan penyakit bawaan.

Konsep sehat atau sakit yang dianut pengobat tradisional (Batra) sama seperti yang dianut
masyarakat setempat, yakni suatu keadaan yang berhubungan dengan keadaan badan atau
kelainan kondisi tubuh serta gejala-gejala yang dirasakan. Sedangkan menurut konsep
Personalistik menganggap munculnya penyakit (illnes) disebabkan oleh intervasi suatu gen aktif
yang dapat berupa makhluk halus (jin, roh leluhur, atau roh jahat), atau dari manusia (santet,
sihir, dan tukang tenung).

Jadi Hubungan Antropologi dan sosiologi kesehatan yaitu data mengenai konsepsi dan dan
sikap penduduk desa tentang kesehatan, tentang sakit, terhadap dukun, terhadap obat-obatan
tradisional, terhadap kebiasaan dan pantangan makan dan sebagainya. Ilmu antropologi juga
memberi kepada dokter kesehatan masyarakat yang akan bekerja dan hidup di berbagai daerah
dengan berbagai macam aneka warna adat dan budaya. Metode-metode dan cara-cara untuk
segera mengerti dan menyesuaikan diri dengan kebudayaan dan adat-adat lain.

Dan kita juga bisa mengambil kesimpulan dari makalah ini bahwa Setiap manusia yang
hidup di muka bumi ini pasti dan tidak akan lepas dari gejala-gejala maupun konsekuensi
penyakit, baik dalam aspek fisik, mental, medikal dan aspek sosial.
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Foster. (2006). Antropologi Kesehatan. Jakarta : UI Press


FKM UI. (2007). Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Siregar, Leonard. Antropologi dan Konsep Kesehatan, Jurnal Antropologi Papua,Volume I
Agustus 2002. ISSN: 1693- 2099

PROFIL PENULIS

Siti Muthoharoh
Backround penulis dari d3 kebidanan Stikes Dian Husada
Mojokerto, dan ketertarikan penulis untuk mengembangkan
ilmu kesehatan masyarakat, hal inilah yang mendasari
penulis untuk melanjukan program studi di S1 Kesehatan
Masyarakat Universitas Airlangga lulus di tahun 2012.
Penulis melanjutkan program magister Ilmu Kesehatan
Masyarakat minat kesehatan ibu dan anak di Universitas
airlangga dan lulus di tahun 2015. Untuk mewujudkan karir
sebagai dosen profesional penulispun aktif dibidang
kepakarannya. Beberapa penelitian yang telah dilakukan
didanai oleh internal perguruan tinggi
Email penulis: sitimuthoharoh313@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai