Anda di halaman 1dari 21

Fakultas Kedokteran Uncen

Antropologi Kesehatan
Oleh : Dr. Yosefina M Watofa,S.Psi. M.Psi
( Psikolog)
Antropologi
 Kebudayaan manusia merupakan salah satu kajian
fenomena yang tidak akan pernah bosan untuk
disimak..
 Berbicara mengenai kajian tentang kebudayaan
dalam masyarakat, ada salah satu ilmu pengetahuan
yang mempelajari tentang kebudayaan manusia.
 Ilmu pengetahuan tersebut dikenal dengan nama

Antropologi. Antropologi adalah salah satu ilmu yang


mempelajari tentang manusia baik dari segi budaya,
perilaku, keanekaragaman dan sebagainya.
 Objek kajian Antropologi adalah manusia dalam

masyarakat, kebudayaan dan perilakunya.


 Bidang kajian Antropologi itu sendiri terbagi ke
dalam dua garis besar yaitu Antropologi Biologi dan
Antropologi Budaya.
 Bidang kajian Antropologi tidak hanya sebatas kedua
garis besar di atas, akan tetapi terbagi lagi menjadi
kajian kajian yang lebih spesifik lagi.
 Antropologi juga dapat digunakan untuk mengkaji
aspek yang berhubungan kehidupan sehari-hari
manusia.
 Salah satu bidang kajian Antropologi Budaya dalam
Antropologi spesifik adalah Antropologi Kesehatan.
 Ternyata, kesehatan masyarakat tidak hanya dapat dikaji
melalui segi ilmu kesehatan saja, melainkan dapat dikaji
pula dengan menggunakan pendekatan Antropologi.
Walaupun Antropologi merupakan cabang ilmu yang
mempelajari tentang manusia dan kebudayaannya, akan
tetapi terdapat hubungan antara ilmu Antropologi dengan
ilmu kesehatan.
 Hubungan tersebut dapat terlihat dari hasil pengamatan
terhadap kesehatan yang dapat dikaji dari kebudayaan
masyarakat daerah tertentu.
 Antropologi kesehatan mempelajari tentang kebiasaan
masyarakat, cara pandang masyarakat terhadap penyakit,
cara menanggulangi penyakit, penyebaran penyakit hingga
hubungan penyakit dengan masyarakat.
 Antropologi menjadi salah pendekatan alternatif untuk mengungkap
masalah-masalah medis yang tidak dapat terdefinisi oleh ilmu kesehatan.
 Contohnya, pada masyarakat di Papua Nugini, ada salah satu penyakit
muncul di tengah masyarakat tersebut yang dinamakan dengan penyakit
kuru. Penelitian di bidang kesehatan belum bisa mengungkapkan penyebab
penyakit kuru yang menyebar di tengah masyarakat.
 Pendekatan Antropologi digunakan untuk mengkaji apa penyebab dari
munculnya penyakit kuru tersebut. Pendekatan Antropologi masuk dan
mengkaji kebiasaan yang beredar di tengah masyarakat yang dapat
memungkinkan penyebab terciptanya penyakit kuru. Maka pendekatan
Antropologi dapat mengungkap penyebab terjadinya penyakit kuru.
 Penyebabnya adalah kebiasaan masyarakat Papua Nugini yang kerap
memakan otak saudara mereka yang telah meninggal dunia. Berdasarkan
contoh tersebut, maka sudah dapat disimpulkan bahwa Antropologi juga
bisa digunakan dalam mengkaji masalah kesehatan dalam masyarakat
tertentu.
 Lantas, apa saja yang menjadi kajian dan ruang lingkup dalam Antropologi
Kesehatan itu sendiri?
 Sebagai suatu ilmu pengetahuan, pastilah memiliki kajian dan
ruang lingkup di dalamnya.
 Kajian dan ruang lingkup dalam Antropologi Kesehatan meliputi
konsep sakit dan konsep sembuh dalam masyarakat,
etnomedisin, etnopsikiatri, sistem-sistem medis non barat,
rumah sakit pandangan dari ilmu dan perilaku serta masih
banyak lagi.
 Berbicara mengenai kesehatan, konsep sakit itu sendiri dapat
didefinisikan secara medis dan kultural.
 Konsep sakit secara medis diartikan sebagai adanya gangguan
patologis , gangguan metabolisme tubuh, serangan virus atau
bakteri (infeksi).
 Sedangkan konsep sakit secara budaya didefinisikan sebagai
keadaan dimana seseorang tidak dapat menjalani fungsi dan
peranan sosial karena adanya gangguan fisik dan psikis
 . Dalam kajian Antropologi kesehatan, ada tiga istilah penting
yang sering digunakan. Ketiga istilah tersebut berkaitan dengan
konsep sakit dalam masyarakat, yaitu sickness, illnes dan disease.
 Sickness adalah konsep sakit jika dilihat dari segi sosial,
sedangkan illnes adalah konsep sakit yang dilihat dari segi
psikologis, dan yang dimaksud dengan disease adalah konsep
sakit dilihat dari segi medis.
 Disease merupakan sakit dalam perpektif medis dimana terdapat
ganggun fungsi atau adaptasi biologis tertentu.
 Sedangkan yang dimaksud dengan illnes adalah sakit dalam
perspektif kultural, emosional, psikologis dan spiritual. Illnes
biasanya didasarkan pada persepsi diri sendiri atau orang lain dan
masyarakat. Illnes biasanya dipengaruhi oleh berbagai faktor
seperti lingkungan, usia, gender, dll..
 Pemaknaan sakit dan penyakit pada masyarakat
tradisional berbeda dengan masyarakat modern.
Pada masyarakat tradisional, sakit dimaknai
sebagai gangguan fungsional terhadap peran-
peran sosiokultural.
 Sakit berfungsi menggerakkan solidaritas
kelompok. Selain itu, penyakit dimaknai sebagai
gangguan fisik dan non fisik yang dianggap
sebagai peringatan dari Tuhan dan sebagai sanksi,
hukuman maupun kutukan sehingga dianggap
sebagai penanda munculnya masa krisis dalam
kehidupan bermasyarakat
 Selain membahas tentang konsep sakit, Antropologi
Kesehatan juga mengkaji tentang sistem medis. Sistem
medis yang dikaji oleh antropologi berbeda dengan
sistem medis yang dikaji dari bidang kesehatan.
 Sistem medis dalam antropologi kesehatan dimaksudkan
sebagai sesuatu yang mencakup semua kepercayaan
tentang usaha meningkatkan kesehatan dan tindakan
serta pengetahuan ilmiah maupun ketrampilan anggota-
anggota kelompok yang mendukung sistem tersebut.
 Dalam sistem medis ada tiga pengklasifikasian yaitu
sistem medis sebagai strategi adaptasi sosial budaya;
teori penyakit dan sistem perawatan kesehatan dan
beberapa unsur universal dalam sistem medis.
 Dalam sistem medis sebagai strategi adaptasi sosial budaya
menjelaskan mengenai peran orang yang sakit, selain beradaptasi
dengan kondisi biologisnya yang mengalami perubahan, mereka
juga mempengaruhi kondisi sosial budaya yang ada di sekitarnya.
 Keluarga dan masyarakat sekitar orang sakit akan melakukan
adaptasi dengan orang yang sakit. Adaptasi masyarakat dalam
mengahadapi orang sakit dikategorikan menjadi dua pilihan
meninggalkan orang yang sakit untuk sembuh atau meninggal
tanpa bantuan mereka atau membantu dalam memulihkan
kesehatan si sakit agar mereka dapat kembali memenuhi peranan
kewajiban normalnya.
 Kedua adalah teori penyakit. Teori penyakit adalah Sistem ide
konseptual, suatu konstruk intelektual, bagian dari kognitif
anggota-anggota kelompok tersebut. Dalam sistem teori penyakit,
Sistem sistem kausalitas penyakit hanya dapat dipandang sesuatu
yang tidak rasional oleh masyarakat lain.
 Sistem perawatan kesehatan merupakan Pranata sosial yang melibatkan interaksi antara
sejumlah orang sedikitnya pasien dan penyembuh. Dalam sistem pelayanan kesehatan
Lebih menekankan kepada kelurga dan masyarakat sekitar orang yang sakit untuk turut
serta dalam mengatasi masalah tersebut. Perbedaan antara teori penyakit dengan
perawatan kesehatan dapat terlihat dari bidang kajiannya.
 Teori Penyakit merupakan Kepercayaan mengenai ciri-ciri sehat, sebab-sebab sakit serta
pengobatan dan teknik-teknik penyembuhan lain yg digunakan oleh dokter, sedangkan
Perawatan Kesehatan lebih Memperhatikan cara-cara yang dilakukan masyarakat untuk
merawat orang sakit dan memanfaatkan pengetahuan tentang penyakit untuk menolong
mereka. teori penyakit berkaitan dengan kausalitas dan bersifat rasional dan logis.
Sedangkan Perawatan Kesehatan memobilisasi sumber-sumber daya si pasien,
merefleksikan sifat logis dan filsafat dari sistem penyebab penyakit yang terkait dengannya.
 Dalam sistem medis dikenal beberapa unsur universal yaitu Sistem medis adalah bagian
integral dari kebudayaan-kebudayaan yang dipahami setelah dilihat sebagai bagian dari
keseluruhan pola-pola kebudayaan.Kepercayaan terhadap penyakit sangat terjalin erat
dengan magi dan religi. Contohnya, di Mexico, kesehatan didefinisikan sebagai proses
keseimbangannya kekuatan panas dan dingin yang ada di dalam tubuh manusia dan dalam
alam sekitar. Kemudian, Penyakit ditentukan oleh kebudayaan. Penyakit dalam pandangan
budaya merupakan pengakuan sosial bahwa seseorang tidak bisa menjalankan peran
normalnya secara wajar. Harus dibedakan antara: Penyakit (disease) sebagai konsep
patologi, Penyakit (illnes) sebagai konsep kebudayaan.
 Sistem-sistem teori penyakit seringkali menjalankan peran kuat dalam
memberikan sanksi dan dorongan norma-norma budaya sosial dan
moral: penyakit dilihat sebagai ganjaran bagi tingkahlaku yang tidak
disukai dalam memainkan peranannya dalam masyarakat (pandangan
mayarakat non barat).
 Suatu sistem teori penyakit dapat memberikan rasional bagi pelaksanaan
konservasi; penjelasan tentang penyakit memainkan perananyang kuat
dalam mengelola cadangan makanan yang terbatas. Suatu sistem teori
penyakit dapat mengatasi agresi: Contohnya dalam masyarakat Ifaluk di
Micronesia ada serangan yang disebabkan oleh hantu jahat.
 Biasanya serangan yang dilancarkan kepada manusia sehingga
menimbulkan rasa kecemasan diatasi dengan cara memindahkan
serangan tersebut pada benda lain. Peran nasionalistik pengobatan
tradisional; pengobatan tradisonal sering memainkan peranan penting
dalam pengembangan kabangsaan nasional, karena ia dapat
melambangkan masa silam negara yang bersangkutan dan tingkatan
kebudayaan yang tinggi di masa lalu.
 Foster dan Anderson memperkenalkan istilah penting yaitu etnomedisin. Etnomedisin
adalah salah satu cabang antropologi kesehatan yang membahas tentang asal penyakit,
sebab-sebab dan cara menyembuhkan berdasarkan kepercayaan masyarakat
tertentu.banyak istilah-istilah yang muncul daloam sistem media. Istilah-istilah ini lebih
cenderung kontradiktif seperti ilmiah vs primitif, barat vs nonbarat dan modern vs
tradisional.
 Selain itu ada istilah etiologi penyakit. Etiologi penyakit dibagi menjadi dua klasifikasi
yaitu sistem medis personalistik dan sistem medis naturalistik.
 Sistem medis personalistik merupakan suatu sistem yang memandang penyakit yang
diderita oleh seseorang disebabkan oleh makhluk supranatural (makhluk gaib), makhluk
bukan manusia (hantu, roh leluhur, roh jahat) maupun makhluk manusia (tukang sihir).
 Sedangkan sistem medis naturalistik adalah sistem yang memandang bahwa penyakit
disebabkan karena kurang seimbangnya unsur-unsur pembentuk tubuh. Unsur-unsur
pembentuk tubuh tersebut antara lain panas dingin cairan tubuh (humor atau dosha),
yin dan yang. Apabila keseimbangan dalam tubuh ini terganggu, maka akan
menimbulkan penyakit.
 Dalam sistem medis naturalistik terdapat tiga pengobatan yang dikenal di dunia.
Pengobatan tersebut adalah patologi humoral (Amerika Latin), Pengobatan Ayurveda
(India dan sekitarnya) dan Pengobatan Tradisional China.
Tugas
 Coba jelaskan Hubungan antara Kebudayaan
dan Kesehatan

 Tugas dikerjakan 1 Minggu


Etnografi Papua
 Tulisan ini merupakan hasil review dari jurnal berjudul “Masyarakat hukum adat
dan hak ulayat di Provinsi Papua sebagai orang asli Papua di tinjau dari sisi adat
dan budaya, sebuah kajian etnografi kekinian” yang terbit dalam Jurnal Ilmiah
Etnografi Papua Tifa Antropologi tahun 2013 karya Andreas Jefri Deda dan Suriel
Semuel Mofu.
 Topik yang diangkat dalam jurnal tersebut adalah masyarakat hukum adat dan
hak ulayat di Papua Barat. Penelitian yang dilakukan dilatar belakangi oleh adanya
eksistensi masyarakat hukum adat dan hak ulayat di Papua Barat yang apabila
tidak diperhatikan dan/atau dihargai dalam proses pembangunan maka dapat
mengganggu atau menghambat proses-proses pembangunan. Setidaknya ada 5
teori penting yang mengontruksi jurnal tersebut, yaitu:
 Manusia merupakan social animale (makhluk sosial) yang homo humanikus
(memiliki rasa kebersamaan), homo ekonomikus (berlaku ekonomi untuk
bertahan) dan homo kulturalis (mengembangan pengetahuan dan kearifan).
 Adat (traditie/recht) merupakan kebiasaan yang merupakan wujud kebudayaan
yang terdiri dari nilai, norma dan aturan yang saling berkaitan menjadi sistem
yang dipatuhi sebagai kebiasaan. Adat bersifat pribadi sehingga adat hanya bisa
di pahami dengan mendekatkan diri pada nilai-nilai budaya yang ada dalam
masyarakat pemilik adat tersebut.
 Masyarakat hukum adat (Indigeneous people) adalah kesatuan masyarakat yang
mempunyai kelengkapan untuk sanggup berdiri sendiri, mempunyai kesatuan
hukum, kesatuan penguasa dan kesatuan lingkungan hidup berdasarkan hak
bersama atas tanah dan air bagi semua anggota. Ciri-cirinya adalah
mempunyai kesatuan manusia yang teratur, menetap disuatu daerah tertentu,
mempunyai penguasa, mempunyai kesatuan kekayaan dan kesatuan hukum.
 Untuk Papua, MHA adalah masyarakat asli Papua yang sejak kelahirannya hidup
dalam wilayah tertentu dan terikat serta tunduk kepada hukum adat tertentu
dengan rasa solidaritas yang tinggi diantara para anggotanya.
 Orang Asli Papua (Indigeneous People of Papua) adalah orang yang berasal dari
rumpun Ras Malenesia yang terdiri dari suku-suku asli di Papua dan/atau yang
diterima dan diakui sebagai orang asli Papua oleh masyarakat (hukum) adat
Papua.
 Hak ulayat (Beschhikkingsrecht) atau hak patuanan/ landlord merupakan hak
yang sangat tua dan asal mulanya bersifat keagamaan “religio-magis”, dipunyai
suatu suku, desa atau gabungan desa namun tidak dipunyai individu.
Masyarakat dengan tanahnya semacam memiliki hubungan lahiriah dan
batiniah secara turun temurun.
 Adapun temuan penting dari hasil penelitian yang diungkap dalam jurnal tersebut
setidaknya dapat ditarik menjadi 5 temuan utama yaitu:
 Wilayah budaya MHA Papua dibagi menjadi 7 yaitu Wilayah I disebut dengan
wilayah TABI atau MAMTA meliputi suku yang mendiami dataran sungai
memberamo sampai sungai tami. Wilayah II disebut dengan wilayah SAIRERI
meliputi suku yang mendiami wilayah teluk saireri. Wilayah III disebut dengan
wilayah DOBERAY meliputi suku yang mendiami wilayah kepala burung. Wilayah IV
disebut dengan wilayah BOMBERAI meliputi suku yang mendiami wilayah teluk
bintuni hingga mimika. Wilayah V disebut dengan wilayah HA-ANIM meliputi suku
yang mendiami wilayah Asmat sampai Kondo (merauke). Wilayah VI disebut
dengan wilayah LA PAGO meliputi suku yang mendiami daerah pegunungan
tengah daerah timur. Wilayah VII disebut dengan wilayah ME PAGO meliputi suku
yang mendiami daerah pegunungan tengah daerah barat. Untuk wilayah Papua
Barat tergolong pada wilayah DOBERAY dan BOMBERAI.
 Distribusi bahasa Papuan dan Austronesian di Papua Barat tergolong merata
keseluruh tempat. Kantong penutur Austronesian berada di wilayah teluk
wondama, teluk bintuni, kaimana dan fak-fak serta hampir seluruh wilayah pantai
di Manokwari, Sorong dan Raja Ampat. Kelompok bahasa Papuan umumnya di
gunung dan lembah seperti pegunungan arfak, ihandin, tambraw, maybrat dan
moi.
 Sistem kepemimpinan terbagi menjadi 2 yaitu kerajaan dan campuran. Ciri utama sistem
kerajaan adalah kedudukan pemimpin adalah pewarisan kepada anak laki-laki sulung dari
pemimpin yang berkuasa. Jika tidak memenuhi syarat maka dapat diwariskan kepada adik
atau saudara laki-laki ayah. Sistem ini merupakan akulturasi antara kebudayaan papua
dan maluku. Legitimasi sistem ini dapat melalui mitologi (religi atau keturunan. Ciri utama
sistem campuran adalah pemimpin tidak selalu pada garis keturunan, sekali-kali dapat
beralih ke orang lain yang memiliki kemampuan mengatasi masalah yang timbul.
Pendukung sistem pewarisan seperti di raja ampat orang kawe, maya, matbat, moi dan
baser. Di semenanjung onin (fakfak) seperti Iha, Onin dan mbaham. Di kaimana dan
bintuni seperti orang kowiai, irarutu, mairasi, buruai, kamberau dan kamoro. Pendukung
sistem kedudukan/ campuran seperti orang Maybrat dan di Teluk Cenderawasih.
Pencapaian kedudukan ini pada prinsipnya dlihat dari kekayaan.
 Sistem penguasaan tanah di papua berkaitan dengan kekerabatan, kekuasaan,
kepemimpinan, sumber nafkah, cerita rakyat, ritus dan alam roh. Hubungan ini yang
disebut “religio magis” karena terdapat ikatan batin dengan manusianya. Sistem
penguasaan tanah terbagi menjadi 2 yaitu kepemilikan komunal dan individu.
Kepemilikan komunal terbagi lagi menjadi 2 yaitu berbasis marga kecil (marga tertentu)
atau marga besar (suku). Untuk kepemilikan individu adalah kepemilikan berbasis
keturunan bukan perorangan. Walaupun terdapat hak perorangan, namun kekuasaan
pemimpin dalam kelompok tetap memiliki prioritas atas hak penguasaan tanah sehingga
hak persekutuan bersifat primer sedangkan perorangan bersifat sekunder.
 Transformasi kebudayaan pada umumnya terjadi karena
adanya intervensi kekuasaan dan budaya eksternal.
Beberapa contoh transformasi diantaranya adalah dalam
berbahasa, di Papua Barat secara berangsur-angsur terlah
mengalami peralihan bahasa “shifting code” dari bahasa ibu
(asli) ke bahasa melayu/ nasional. Oleh karena itu, bahasa
menjadi sulit untuk dijadikan indikator asal usul karena
generasi muda sudah mulai banyak yang tidak menuturkan
bahasa asli. Pada sistem kepemimpinan, secara umum telah
bergeser ke dalam satu bentu kepemimpinan yaitu “kepala
suku” yang mulai berkembang atas inisiatif belanda untuk
mengangkat seseorang menjadi kepala suku yang dianggap
mampu berkomunikasi dengan perwakilan belanda saat itu
untuk menjadi pemimpin kelompok masyarakat.
 Dengan demikian saat ini telah menjadi umum dalam suatu
kelompok masyarakat memiliki seorang kepala suku.
 Dalam hal penguasaan tanah, sebelumnya penguasaan
lebih dominan pada anak tertua atau pada pemilik
kekuasaan pada suatu kelompok, namun saat ini
penguasaan tersebut setiap individu dapat tampil sebagai
penentu penguasaan tanah sehingga dapat berperan dalam
memindahtangankan penguasaan tanah tanpa
memperhatikan faktor “religio magis” dan eksistensi
budaya setempat. Hal tersebut membuat penguasaan
tanah menjadi carut marut dan eksistensi adat menjadi
tergerus.
 Nilai kultural tanah menjadi bergeser pada nilai ekonomis
semata.
 Kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa
budaya bersifat dinamis namun
perkembangannya harus dapat
dipertanggungjawabkan. Kecenderungan
transformasi budaya di Papua Barat lebih
mengarah pada tipe homo ekonomikus
dibanding ke tipe homo humanikus. (MT)

Anda mungkin juga menyukai