Anda di halaman 1dari 17

antropologi kesehatan

Sabtu, 04 Mei 2013


antropologi budaya
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Istilah antropologi budaya terdiri dari dua patah kata yaitu : antropolgi dan budaya atau
kebudayaan. Istilah Antropologi berasal dari kata anthropos yang berarti manusia ; dan logos
yang berarti ilmu atau teori. Jadi Istilah antropologi berarti ilmu tentang manusia.
Kebudayaan berhubungan dengan kebudayaan manusia itu sendiri. Segi segi tersebut
masing masing menjadi obyek khusus yang dipelajari atau diselidiki oleh ilmu tertentu.
Sedangkan manusia dengan segala seginya tersebut merupakan obyek umum yang dipelajari atau
diselidiki berbagai ilmu. Jadi yang membedakan antropologi budaya dari ilmu lain yang juga
mempelajari masalah manusia, ialah obyek khusus yang diselidikinya. Antropologi budaya yang
obyek khusus penyelidikannya ialah kebudayaan juga perlu mengetahui anak anak cabang
ilmunya. Bahkan antropologi budaya dengna anak anak cabang ilmunya itu juga harus
berhubungan dengan ilmu ilmu lain seperti sosiologi,sejarah, ilmu hukum , geografi,ekologi
dan sebagainya.
Kegunaan antropolgi budaya adalah untuk menunjukkan perbedaan dan persamaan dalam
berbagai hal yang terdapat pada berbagai suku bangsa atau bangsa di dunia ini. Dalam kehidupan
sehari hari kita dapat dengan mudah melihat hal hal yang berbeda sedangkan hal hal yang
sama atau bersamaan sulit atau bahkan tidak dapat diketahui.seperti itulah adanya budaya dalam
mengatasi masalah kesehatan dalam kehidupan kita sehari- hari.semua terjadi akibat adanya
pengaruh budaya.
kesehatan adalah kebutuhan setiap individu dari berbagai kalangan status kesehatan (sakit
sehat), ekonomi(kaya-miskin), sosial (elit-wong alit), geografik (desa-kota) dan psikologi
perkembangan (bayi, anak, remaja, dewasa, manula).
Pembangunan kesehatan adalah salah satu cara pembangunan nasional diarahkan guna
tercapainya kesadaran, keinginan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap masyarakat

supaya terwujudnya kesehatan yang optimal. Tetapi munculnya penyakit merupakan hal yang
tidak bisa ditolak walaupun bisa dicegah atau dihindari.
Antropologi mempunyai pandangan tentang pentingnya pendekatan budaya. Budaya
merupakan pedoman individual sebagai anggota masyarakat dan bagaimana cara memandang
dunia, bagaimana mengungkapkan emosionalnya, dan bagaimana berhubungan dengan orang
lain, kekuatan supernatural atau Tuhan serta lingkungan alamnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian antropologi?
2. Bagaimanaka pengertian antropologi kesehatan?
3. Bagaimanakah ruang lingkup dan peranan antropologi kesehatan?
4. Apakah unsur unsur kepribadian?
5. Bagaimanakah hubungan antara budaya dan kesehatan?
6. Bagaimanakah perkembangan budaya kesehatan manusia?
7. Hubungan antara social budaya dan biologi yang merupakan dasar dari perkembangan
antropologi kesehatan?
8. Apakah kegunaan antropologi kesehatan?

C. Tujuan Penulisan
1.

Agar membantu Maha Siswa mengetahui masalah tentang antropologi budaya dalam lingkup
kesehatannya.

2. Agar dapat menambah referensi wawasan Maha Siswa.


3. Memudahkan Maha Siswa dalam proses belajar.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Antropologi
Menurut bahasa Yunani, Antropologi berasal dari bahasa latin; Antrhopos yang berarti
manusia, dan Logos yang berarti akal. Dengan begitu Antropology dapat diartikan sebagai suatu
ilmu yang berusaha mencapai pengertian tentang makhluk manusia dengan mempelajari aneka
warna bentuk fisik, kepribadian, masyarakat, serta kebudayaannya.
Antropology adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari umat manusia sebagai makhluk
masyarakat. Perhatian ilmu pengetahuan ini di tujukan pada sifat khusus badani dan cara
produksi, tradisi, dan nilai nilai yang membuat pergaulan hidup yang satu berbeda dari
pergaulan hidup lainnya. Di dalam antropologi memang terdapat banyak ilmu yang membahas
tentang manusia, seperti ekologi, biologi, anatomi, psikologi, dan sebagainya.
B. Antropologi Kesehatan
Kajian antropologi kesehatan mengarah pada manusia dan perilaku seputar masalah
kesehatan. Bagaimana perilaku

masyarakat yang sampai saat ini masih bertahan dengan

pengobatan tradisional, pelaksanaan keluarga berencana, pembukaan praktik klinik pengobatan


medis, dan sebagainya.
Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya terhadap
penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan (Solita Sarwono, 1993). Definisi yang
dibuat Solita ini masih sangat sempit karena antropologi sendiri tidak terbatas hanya melihat
penghayatan masyarakat dan pengaruh unsur budaya saja.
Antropologi lebih luas lagi kajiannya dari itu seperti Koentjaraningrat mengatakan bahwa
ilmu antropologi mempelajari manusia dari aspek fisik, sosial, budaya (1984;76).
Pengertian Antropologi kesehatan yang diajukan Foster/Anderson merupakan konsep yang
tepat karena termaktub dalam pengertian ilmu antropologi seperti disampaikan Koentjaraningrat
di atas. Menurut Foster/Anderson, Antropologi Kesehatan mengkaji masalah-masalah kesehatan
dan penyakit dari dua kutub yang berbeda yaitu kutub biologi dan kutub sosial budaya.
Penelitian oleh drg. Yulia Maria dari pascasarjana UI, misalnya yang di lakukan di daerah
manggala, kabupaten Tulang Bawang, provinsi lampung menunjukkan bahwa terdapat
konstribusi yang sangat menentukan antara seorang dukun beranak dan seorang petugas
puskesmas dalam menangani proses kelahiran seorang anak. Hal ini berkaitan dengan

kepercayaan masyarakat terhadap peran roh yang bersifat gaib di satu pihak yang masih melekat
dan telah di terimanya pemahaman penting kesehatan dan gizi di lain pihak .
Antropologi juga dapat memberi kepada para dokter kesehatan masyarakat yang akan
bekerja dan hidup di berbagai daerah dengan aneka warna kebudayaan, metode-metode, dan cara
untuk mengerti serta menyesuaikan diri dengan kebudayaan dan adat istiadat setempat.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang
memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosio-budya dari tingkahlaku manusia,
terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia,
yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit pada manusia (Foster/Anderson, 1986; 1-3).
Menurut Weaver :
Antropologi Kesehatan adalah cabang dari antropologi terapan yang menangani berbagai
aspek dari kesehatan dan penyakit (Weaver, 1968;1)
Menurut Hasan dan Prasad :
Antropologi Kesehatan adalah cabang dari ilmu mengenai manusia yang mempelajari
aspek-aspek biologi dan kebudayaan manusia (termasuk sejarahnya) dari titik tolak pandangan
untuk memahami kedokteran (medical), sejarah kedokteran (medico-historical), hukum
kedokteran (medico-legal), aspek sosial kedokteran (medico-social) dan masalah-masalah
kesehatan manusia (Hasan dan Prasad, 1959; 21-22)
Menurut Hochstrasser :
Antropologi Kesehatan adalah pemahaman biobudaya manusia dan karya-karyanya, yang
berhubungan dengan kesehatan dan pengobatan (Hochstrasser dan Tapp, 1970; 245).
Menurut Lieban :
Antropologi Kesehatan adalah studi tentang fenomena medis (Lieban 1973, 1034)
Menurut Fabrega :
Antropologi Kesehatan adalah studi yang menjelaskan:

Berbagai faktor, mekanisme dan proses yang memainkan peranan didalam atau mempengaruhi
cara-cara dimana individu-individu dan kelompok-kelompok terkena oleh atau berespons
terhadap sakit dan penyakit.

Mempelajari masalah-masalah sakit dan penyakit dengan penekanan terhadap pola-pola tingkah
laku. (Fabrega, 1972;167)

Dari definisi-definisi yang dibuat oleh ahli-ahli antropologi mengenai Antropologi


Kesehatan seperti tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Antropologi Kesehatan
mencakup:
1. Mendefinisi secara komprehensif dan interpretasi berbagai macam masalah tentang hubungan
timbal-balik biobudaya, antara tingkah laku manusia dimasa lalu dan masa kini dengan derajat
kesehatan dan penyakit, tanpa mengutamakan perhatian pada penggunaan praktis dari
pengetahuan tersebut;
2. Partisipasi profesional mereka dalam program-program yang bertujuan memperbaiki derajat
kesehatan melalui pemahaman yang lebih besar tentang hubungan antara gejala bio-sosialbudaya dengan kesehatan, serta melalui perubahan tingkah laku sehat kearah yang diyakini akan
meningkatkan kesehatan yang lebih baik.
C. Ruang Lingkup Dan Peranan Antropologi Kesehatan
Penyakit muncul tidak bersamaan dengan saat munculnya manusia, tetapi sebagaimana
dikemukakan oleh Sigerit (Landy 1977), penyakit adalah bagian dari kehidupan yang ada di
bawah kondisi yang berubah-ubah.
Menurut Foster dan Anderson kesehatan berhubungan dengan perilaku. Perilaku manusia
cenderung bersifat adaptif. Terdapat hubungan antara penyakit, obat-obatan, dan kebudayaan.
Menurut Landy antropologi kesehatan adalah suatu studi tentang konfrotasi manusia dengan
penyakit serta rasa sakit, dan rencana adaptif yaitu sistem pengobatan dan obat-obat yang dibuat
oleh kelompok manusia berkaitan dengan ancaman yang akan datang.
a.

Batasan Dan Ruang Lingkup


Buku berjudul anthropology in Medicine menurut Foster dan Anderson belum melahirkan
disiplin baru dan hanya merupakan lapangan perhatian dari antropologi terapan. Munculnya
istilah Medicine Anthropology dari tulisan Scotch dan Paul dalam artikel tentang pengobatan dan
kesehatan masyarakat. Atas dasar ini kemudian di Amerika lahirlah antropologi kesehatan.
Ahli-ahli antropologi tertarik untuk mempelajari faktor-faktor biologis, dan sosio-budaya
yang mempengaruhi kesehatan dan munculnya penyakit pada masa sekarang dan sepanjang
sejarah kehidupan manusia dipengaruhi oleh keinginan untuk memahami perilaku sehat manusia
dalam manifestasi yang luas dan berkaitan segi praktis.

b.

Akar Antropologi Kesehatan

Tipe kajian antropologi budaya yang menjadi akar antropologi kesehatan:


a.

Kajian tentang obat primitif, tukang sihir, dan majik

b.

Kajian tentang kepribadian dan kesehatan di berbagai seting budaya

c.

Keterlibatan ahli-ahli antropologi dalam program-program kesehatan internasional dan perubahan


komunitas yang terencana

d.

Antropologi ekologi

e.

Teori evolusioner
Akar dari Antropologi Kesehatan
a.

Antropologi fisik

1) Ahli-ahli antropologi fisik, belajar dan melakukan penelitian di sekolah-sekolah kedokteran


(anatomi).
2) Ahli-ahli antropologi fisik adalah ahli antropologi kesehatan
3)Sejumlah besar ahli antropologi fisik adalah dokter
Hasan dan Prasad (1959) menyusun daftar lapangan studi antropologi kesehatan yang meliputi:
1) Nutrisi dan pertumbuhan ( korelasi antara bentuk tubuh dengan variasi yang luas dari penyakitpenyakit, misal radang pada persendian tulang(arthritis), tukak lambung (ulcer), kurang darah
(anemia) dan penyakit diabetes ).
2) Underwood ( pengaruh-pengaruh evolusi manusia serta jenis penyakit yang berbeda-beda pada
berbagai populasi yang terkena sebagai akibat dari faktor-faktorbudaya, misal: migrasi,
kolonisasi dan meluasnya urbanisasi ).
3) Fiennes ( penyakit yang ditemukan dalam populasi manusia adalah suatu konsekuensi yang khusus
dari suatu cara hidup yang beradab, dimulai dari pertanian yang menjadi dasar bagi timbulnya
dan berkembangnya pemukiman penduduk yang padat).
4) Kedokteran forensik, ( suatu bidang mengenai masalah-masalah kedokteranhukum yang mencakup
identifikasi

misal:

umur,

jenis

kelamin,

dan

peninggalan

ras

manusia

yang

didugamati karena unsur kejahatan serta masalah penentuan orang tua dari seorang anak melalui
tipe darah, bila terjadi keraguan mengenai siapa yang menjadi bapaknya).
5) Dalam usaha pencegahan penyakit ( penelitian mengenai penemuan kelompok-kelompok penduduk
yang memiliki risiko tinggi, yakni orang-orang yang tubuhnya mengandung sel sabit (sickle-cell)
dan pembawa penyakit kuning (hepatitis).

Para ahli ini telah memanfaatkan pengetahuan mereka mengenaivariasi manusia untuk
membantu dalam bidang teknik biomedikal(biomedical engineering).
Ukuran, norma-norma dan standar yang berasal dari sejumlah studi antropologi, digunakan
dalam bidang-bidang kedokteran anak serta kedokteran gigi, juga dalam berbagai survei
tentangtingkatan gizi serta etiologi penyakit dalam populasi yang berbeda-beda maupun dalam
suatu populasi.
b.

Etnomedisin
Cabang dari etnobotani atau antropologi kesehatan yang mempelajari pengobatan
tradisional, tidak hanya yang berhubungan dengan sumber-sumber tertulis (contohnya
pengobatan tradisional cina) tetapi terutama pengetahuan dan praktek yang secara oral
diturunkan selama beberapa abad.
Dalam ilmu pengetahuan, etnomedisin pada umumnya ditandai dengan pendekatan
antropologi yang kuat atau pendekatan biomedikal yang kuat, terutama dalam program
penemuan obat.
Kepercayaan dan praktek-praktek yang berkenaan dengan penyakit, yang merupakan hasil
dari perkembangan kebudayaan asli dan yang eksplisit tidak berasal dari kerangka kedokteran
modern, merupakan urutan langsung dari kerangka konseptual ahli-ahli antropologi mengenai
sistem medis non-barat. Rivers, (Medicine, Magic, and Religion).
Sistem pengobatan asli adalah pranata-pranata sosial yang harus dipelajari dengan cara
yang sama seperti mempelajari pranata-pranata sosial umumnya, dan bahwa praktek-praktek
pengobatan asli adalahrasional bila dilihat dari sudut kepercayaan yang berlaku mengenai sebabakibat.
Setelah antropologi kesehatan berkembang, terutama dalam bidang-bidang yang luas,
konsep kesehatan internasional dan psikiatri lintas budaya (psikiatri transkultural), kepentingan
pengetahuan praktis maupun teoritis mengenai sistem pengobatan non-Barat semakin tampak.
Pengakuan tersebut telah memperbaharui perhatian dalam penelitian etnomedicine, dan
mengangkatnya sebagai salah satu pokok penting dalam antropologi kesehatan.

c.

Studi-Studi Tentang Kebudayaan Dan Kepribadian


Sejak pertengahan tahun 1930-an, para ahli antropologi, psikiater dan ahli ilmu tingkah
laku lainnya mulai mempertanyakan tentang kepribadian orang dewasa, atau sifat-sifat dan
lingkungan sosial budaya di mana tingkah laku itu terjadi.

d.

Kesehatan masyarakat internasional


1.

WHO
Petugas-petugas kesehatan yang bekerja di lingkungan yang bersifat lintas budaya, lebih

cepat menemukan masalah daripada mereka yang bekerja dalam kebudayaan sendiri, dan
khususnya mereka yang terlibat dalam klinik pengobatan melihat bahwa kesehatan dan penyakit
bukan merupakan gejala biologik saja, melainkan juga gejala sosial-budaya.
Kebutuhan kesehatan di negara berkembang tidaklah dapat dipenuhi dengan sekedar
memindahkan pelayanan kesehatan dari negara-negara industri.
Kumpulan data pokok mengenai kepercayaan dan praktek pengobatan primitif dan petani
yang telah diperoleh ahli antropologi kebudayaan pada tahun-tahun sebelumnya, informasi
mengenai nilai-nilai budaya dan bentuk-bentuk sosial, serta pengetahuan mereka mengenai
dinamika stabilitas sosial dan perubahan, telah memberikan kunci yang dibutuhkan bagi
masalah-masalah yang dijumpai dalam program-program kesehatan masyarakat awal tersebut.
Para ahli antropologi dapat menjelaskan pada petugas kesehatan mengenai bagaimana
kepercayaan tradisional serta prakteknya bertentangan dengan asumsi pengobatan Barat,
bagaimana faktor sosial mempengaruhi keputusan perawatan kesehatan, dan bagaimana
kesehatan dan penyakit semata-mata merupakan aspek dari keseluruhan pola kebudayaan, yang
berubah bila ada perubahan sosial budayanya yang mencakup banyak hal.
c. Batasan Antropologi Kesehatan
Antropologi kesehatan menurut Landy yaitu mengkombinasikan dalam satu disiplin ilmu
pendekatan-pendekatan ilmu biologi, ilmu sosial, dan humaniora dalam menstudi manusia,
dalam proses perkembanganya merupakan perpaduan antara aspek biologi dan aspek sosiobudaya.
Foster dan Anderson mendefinisikan antropologi kesehatan adalah suatu disiplin biobudaya
yang memperhatikan aspek-aspek biologis dan budaya berkenaan dengan perilaku manusia,
khususnya bagaimana cara kedua aspek ini berinteraksi sehingga berpengaruh terhadap
kesehatan dan penyakit.
Selain itu Mc Elroy dan Townsend juga mendefinisikan antropologi kesehatan merupakan
studi bagaimana faktor-faktor sosial dan lingkungan mempengaruhi kesehatan dan mengetahui
tentang cara-cara alternatif untuk mengerti dan merawat penyakit.

Definisi kerja secara singkat bahwa antropologi kesehatan adalah istilah yang dipakai oleh
ahli-ahli antropologi yang mendeskripsikan:
a.

Secara luas dan interprestasi mengenai hubungan bio-budaya, antara perilaku manusia di masa
lalu dan di masa kini, dengan derajat kesehatan dan penyakit, tanpa mengutamakan perhatian
pada penggunaan praktis dan pengetahuan tersebut.

b.

Partisipasi profesional dalam program- program yang bertujuan memperbaiki derajat kesehatan
melalui pemahaman yang mendalam mengenai hubungan antara gejala biososiobudaya dan
kesehatan, dan melalui perubahan perilaku sehat dalam arah yang dipercaya dapat memperbaiki
kesehatan dalam arah yang lebih baik.
d. Ruang Lingkup Kajian Antropologi Kesehatan
Menurut foster dan Anderson lapangan kajian antropologi kesehatan dibagi menjadi dua:

a.

Kutub biologis, perhatinya pada pertumbuhan dan perkembangan fisik manusia, peranan
penyakit dalam evolusi manusia, adaptasi biologis terhadap perubahan lingkungan alam, dan
pola penyakit di kalangan manusia purba.

b.

Kutub sosio-budaya perhatiannya pada sistem kesehatan tradisional yang mencakup aspek-aspek
etiologis, terapi, ide, dan praktik pencegahan penyakit, serta peranan praktisi medis tradisional,
masalah perawatan kesehatan biomedik, perilaku kesehatan, peranan pasien, perilaku sakit,
interaksi dokter dengan pasien, dan masalah inovasi kesehatan.

e. Sumbangan Antropologi Terhadap Ilmu Kesehatan


Menurut Foster dan Anderson ada empat hal utama yang dapat disumbangkan oleh
antropologi terhadap ilmu kesehatan yaitu,
a.

Perspektif Antropologi
Terdapat dua konsep dalam perspektif antropologi bagi ilmu kesehatan (a) Pendekatan
Holistik, pendekatan ini memahami gejala sebagai suatu sistem. Pendekatan ini dimana suatu
pranata tidak dapat dipelajari sendiri-sendiri lepas dari hubungannya dengan pranata lain dalam
keseluruhan sistem. (b) Relativisme Budaya, Standar penilaian budaya itu relative, suatu
aktivitas budaya yang oleh pendukungnya dinilai baik, pantas dilakukan mungkin saja nilainya
tidak baik dan tidak pantas bagi masyarakat lainnya.

b.

Perubahan: Proses dan Persepsi (Perubahan Terencana)


Suatu perubahan terencana akan berhasil apabila perencanan program bertolak dari
konsep budaya. Bertolak dari itu, perencanaan program pembaharuan kesehatan dalam upaya

mengubah perilaku kesehatan tidak hanya memfokuskan diri pada hal yang tampak, tetapi
seharusnya pada aspek psiko-budaya.
c.

Metodologi Penelitian
Ahli antropologi menawarkan suatu metose penelitian yang longgar tetapi efektif untuk
menggali serangkaian masalah teoretik dan praktis yang dihadapi dalam berbagai program
kesehatan.

d.

Premis
Premis atau asumsi atau dalil yang mendasari atau dijadikan pedoman individu atau
kelompok dalam memilih alternatif tindakan. Premis-premis tersebut memainkan peranan dalam
menentukan tindakan individu dan kelompok.
D. Unsur unsur kepribadian
1. Pengetahuan
Unsur unsur yang mengisi akal dan alam jiwa seseorang manusia yang sadar secara
nyata terkandung dalam otaknya .banyak hal yang dia peroleh, alami, dan temukan dalam
proses kesehariannya. Perolehan; pengetahuan; ini akan di coba untuk di proyeksikan ke dalam
otak melalui berapa faktor pendukung/ penghambat serta situasional yang ada.
Berikut akan di gambarkan proses tersebut dengan menggunakan wawasan psikolohi,
ilmu psikologi, sebagaiman telah di uraikan dalam bab sebelumnya yang merupakan salah satu
dari sekian ilmu bantu dalam kajian antropologi, yaitu:
a. Persepsi
Persepsi adalah penggambaran seluruh proses akal tentang alam dan sekitar dalam
keadaan alam sadar. Dalam proses demikian ini, semua yang digambarkan ini adalah persis sama
dengan wujud aslinya.
b. Apersepsi
Apersepsi adalah penggambaran baru dengan lebih banyak pengertian tentang keadaan
lingkungan dan berdasarkan pemahaman yang bersangkutan. Oleh karena itu, pada situasi ini
sudah tampak perwujudan baru yang berbeda dengan aslinya.
c. Pengamatan
Pengamatan adalah penggambaran yang lebih terfokus dan intensif yang di peroleh
karena mengadakan suatu pengamatan. Hasil yang di peroleh bergantung dari seberapa jauh
ketelitian dalam pengamatan.

d. Konsep
Konsep adalah penggambaran abstrak tentang sesuatu objek. Dalam proses ini tampak
adanya unsur subjektif dengan mengadakan perbandingan

2. Fantasi

Fantasi adalah penggambaran baru dari objek yang sangat berbeda dari aslinya. Ada
kemungkinan penggambaran jenis ini sulit diterima nalar karena demikian kuatnya daya khayal.
3. Perasaan
Perasaan adalah suatu keadaan dalam kesadaran manusia yang karena pengaruh
pengetahuannya dinilai sebagai keadaan positif atau negatif.
4. Dorongan naluri
Dorongan naluri adalah kemauan yang sudah merupakan naluri pada setiap makhluk
manusia. Hal ini ttidak lagi timbul karena pengaruh pengetahuannya, karena telah terkandung
dalam organismenya, khususnya dalam gen sebagai dorongan naluri.
Sedikitnya ada 7 dorongan naluri yaitu:
1. Dorongan untuk mempertahankan hidup
2. Dorongan seks
3. Dorongan mencari makan
4. Dorongan untuk bergaul / berinteraksi dengan sesama
5. Dorongan untuk menirukan tingkah laku sesamanya
6. Dorongan untuk berbakti
7. Dorongan untuk keindahan
E. Hubungan Antara Budaya Dan Kesehatan
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J Herskovits dan
Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu
adalah Cultural-Determinism. Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun
temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.

Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma,


ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi
segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Menurut
Edward B. Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuankemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Selo
Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta
masyarakat.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan yang
mana akan mempengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat
abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia
sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata,
misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain,
yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.
Mengacu pada esensi budaya, nilai budaya sehat merupakan bagian yang tak terpisahkan
akan keberadaanya sebagai upaya mewujudkan hidup sehat dan merupakan bagian budaya yang
ditemukan secara universal. Dari budaya pula, hidup sehat dapat ditelusuri. Yaitu melalui
komponen pemahaman tentang sehat, sakit, derita akibat penyakit, cacat dan kematian, nilai yang
dilaksanakan dan diyakini di masyarakat, serta kebudayaan dan teknologi yang berkembang di
masyarakat.
Pemahaman terhadap keadaan sehat dan keadaan sakit tentunya berbeda di setiap
masyarakat tergantung dari kebudayaan yang mereka miliki. Pada masa lalu, ketika pengetahuan
tentang kesehatan masih belum berkembang, kebudayaan memaksa masyarakat untuk
menempuh cara trial and error guna menyembuhkan segala jenis penyakit, meskipun resiko
untuk mati masih terlalu besar bagi pasien. Kemudian perpaduan antara pengalaman empiris
dengan konsep kesehatan ditambah juga dengan konsep budaya dalam hal kepercayaan
merupakan konsep sehat tradisional secara kuratif.
Sebagai contoh pengaruh kebudayaan terhadap masalah kesehatan adalah penggunaan
kunyit sebagai obat untuk menyembuhkan penyakit kuning (hepatitis) di kalangan masyarakat

Indonesia. Masyarakat menganggap bahwa warna penyakit pasti akan sesuai dengan warna obat
yang telah disediakan oleh alam. Kemudian contoh lainnya adalah ditemukannya system
drainase pada tahun 3000 SM di kebudayaan bangsa Kreta, dan bangsa Minoans. Ini
menunjukkan bahwa kebudayaan dan pengetahuan serta teknologi sangat berpengaruh terhadap
kesehatan.

F.

Perkembangan Budaya Kesehatan Manusia


Budaya adalah hasil cipta, karya, dan karsa manusia. Budaya lahir akibat adanya interaksi
dan pemikiran manusia. Manusia akan selalu berkembang seiring dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang mereka hasilkan. Budaya manusia pun juga akan ikut
berkembang dan berubah dari waktu ke waktu. Hal yang sama terjadi budaya kesehatan yang
ada di masyarakat. Budaya kesehatan akan mengalami perubahan. Dengan kemajuan ilmu
pengethuan yang pesat dan teknologi yang semakin canggih, budaya kesehatan di masa lalu
berbeda dengan kebudayaan kesehatan di masa sekarang dan mendatang.
Salah satu contoh budaya kesehatan adalah tentang cara menjaga kesehatan personal,
seperti mandi, keramas, atau sikat gigi. Pada zaman dahulu sebelum ditemukannya formula
untuk membuat sabun oleh Al-Razi, kimiawan Persia, manusia di berbagai daerah di belahan
bumi ini memiliki cara yang berbeda dalam membersihkan badan. Penggunaan yang lazim pada
masa itu diantaranya adalah minyak, abu, atau batu apung sesuai dengan kebudayaan mereka.
Masyarakat Mesir Kuno melakukan ritual mandi dengan menggunakan kombinasi minyak
hewani dan nabati ditambah garam alkali. Ini adalah bahan pengganti sabun. Ramuan ini pun
berfungsi untuk menyembuhkan penyakit kulit sekaligus untuk membersihkan. Orang Yunani
Kuno mandi untuk alasan kecantikan dan tidak menggunakan sabun. Mereka membersihkan
tubuh dengan menggunakan balok lilin, pasir, batu apung dan abu. Mereka juga mengoleskan
tubuh dengan minyak dan kadang dicampur abu. Sedangkan orang Sunda kuno biasa
menggunakan tanaman wangi liar sebagai alat mandi mereka.
Ketika peradaban Romawi mulai maju, penduduk jadi sering mandi. Tempat mandi
Romawi yang pertama sangat terkenal. Di pemandian yang dibangun tahun 312 SM itu terdapat
saluran air. Sejak saat itu mandi menjadi hal yang mewah dan populer.

Di abad-ke 2 Masehi, dokter Yunani, Galen menganjurkan sabun untuk pengobatan dan
pembersih. Akhirnya, mandi dengan memnggunakan sabun menjadi sebuah kegiatan rutin hingga
saat ini.
Bukan hanya cara mandi yang berbeda dari masa dahulu dan sekarang, tapi juga budaya
gosok gigi. Pada zaman dahulu masyarakat Jazirah Arab menggunakan kayu siwak untuk
menggosok gigi. Orang Roma menggunakan pecahan kaca halus sebagai bagian dari pembersih
mulut mereka. Sedangkan masyarakat Indonesia menggunakan halusan genting dan bata. Namun
saat ini manusia beralih menggunakan pasta gigi untuk menggosok gigi. Begitu juga dengan
shampoo yang secara luas digunakan. Dahulu, secara luas masyarakat menggunakan merang
untuk keramas.
Tidak hanya tentang budaya kesehatan individu atau personal yang mengalami perubahan.
Budaya kesehatan masyarakat pun saat ini telah mengalami perubahan jika dibandingkan dengan
masa lalu. Dahulu masyarakat lebih ke arah paradigma sakit. Namun saat ini seiring dengan
perkembangan zaman, masyarakat cenderung berparadigma sehat dalam memaknai kesehatan
mereka. Penilaian individu terhadap status kesehatan merupakan salah satu faktor yang
menentukan perilakunya, yaitu perilaku sakit jika mereka merasa sakit dan perilaku sehat jika
mereka menganggap sehat.
Perilaku sakit yaitu segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit
agar memperoleh kesembuhan, contohnya mereka akan pergi ke pusat layanan kesehatan jika
sakit saja, karena mereka ingin sakitnya menjadi sembuh. Sedangkan perilaku sehat adalah
tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, misalnya:
pencegahan penyakit, personal hygiene, penjagaan kebugaran dan mengkonsumsi makanan
bergizi. Masyarakat akan selalu menjaga kesehatannya agar tidak menjadi sakit. Masyarakat
menjadi rajin berolah raga, fitness, chek up ke pusat layanan kesehatan, membudayakan cuci
tangan menggunakan sabun, menghindari makanan berkolesterol tinggi dan lain-lain.
Perkembangan teknologi menjadi salah satu faktor perubahan budaya kesehatan dalam
masyarakat. Contohnya masyarakat dahulu saat persalinan minta bantuan oleh dukun bayi
dengan peralatan sederhana, namun saat ini masyarakat lebih banyak yang ke bidan atau dokter
kandungan dengan peralatan yang serba canggih. Bahkan mereka bisa tahu bagaimana keadaan
calon bayi mereka di dalam kandungan melalui USG.

Saat ini masyarakat lebih memaknai kesehatan. Banyaknya informasi kesehatan yang
diberikan melalui penyuluhan dan promosi kesehatan membuat masyarakat mengetahui
pentingnya kesehatan. Dengan kesehatan kita bisa melakukan berbagai macam kegiatan yang
bermanfaat, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.
Sekarang pola pikir masyarakat kebanyakan lebih ke arah preventif terhadap adanya suatu
penyakit. Yaitu pola pikir bahwa mencegah datangnya penyakit itu lebih baik daripada
mengobati penyakit.

G.

Hubungan Antara Social Budaya Dan Biologi Yang Merupakan Dasar Dari
Perkembangan Antropologi Kesehatan
Anthropologi berkaitan dengan kebudayaan dan biologi, dimana keduanya sama-sama
meneliti berbagai obyek fisik kebudayaan yang tercipta baik di masa sekarang maupun di masa
lampau sebagai sebuah sarana pemahaman nilai-nilai budaya.
Sejumlah sub bidang terletak multi bidang (interface) dalam berbagi divisi di atas,
sebagai contoh medical anthropology sering dipandang sebagai sub bidang anthropologi social
budaya ; namun banyak anthropolog yang mempelajari topic kesehatan sering harus mengambil
materi keragaman biologis disamping harus memperhatikan berbagai interaksi antara budaya dan
biologi.
Biocultural anthropology adalah sebuah sub bidang yang digunakan untuk
mendeskripsikan sintesa antara perspektif cultural dan biologi.
Masalah kesehatan merupakan masalah kompleks yang merupakan resultante dari
berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun masalah buatan manusia, social
budaya, perilaku, populasi penduduk, genetika, dan sebagainya. Derajat kesehatan masyarakat
yang disebut sebagai psycho socio somatic health well being , merupakan resultante dari 4
faktor(3)yaitu :

a. Environment atau lingkungan


b. Behaviour atau perilaku, Antara yang pertama dan kedua dihubungkan dengan ecological
balance
c. Heredity atau keturunan yang dipengaruhi oleh populasi, distribusi penduduk, dan sebagainya

d. Health care service berupa program kesehatan yang bersifat preventif, promotif, kuratif, dan
rehabilitatif
Dari empat faktor tersebut di atas, lingkungan dan perilaku merupakan faktor yang paling
besar pengaruhnya (dominan) terhadap tinggi rendahnya derajat kesehatan masyarakat.
Tingkah laku sakit, peranan sakit dan peranan pasien sangat dipengaruhi oleh faktor
-faktor seperti kelas social, perbedaan suku bangsa dan budaya. Maka ancaman kesehatan yang
sama (yang ditentukan secara klinis), bergantung dari variable-variabel tersebut dapat
menimbulkan reaksi yang berbeda di kalangan pasien.
Misalnya dalam bidang biologi, antropologi kesehatan menggambarkan teknik dan
penemuan ilmu-ilmu kedokteran dan variasinya, termasuk mikrobiologi, biokimia, genetik,
parasitologi, patologi, nutrisi, dan epidemiologi.
Hal ini memungkinkan untuk menghubungkan antara perubahan biologi yang didapatkan
dengan menggunakan teknik tersebut terhadap faktor-faktor sosial dan budaya di masyarakat
tertentu.
Contoh : penyakit keturunan albinism di suatu daerah di Nusa Tenggara Timur
ditransmisikan melalui gen resesif karena pernikahan diantara anggota keluarga.

H.

Kegunaan Antropologi Kesehatan


Antropologi mempunyai pandangan tentang pentingnya pendekatan budaya. Budaya
merupakan pedoman individual sebagai anggota masyarakat dan bagaimana cara memandang
dunia, bagaimana mengungkapkan emosionalnya, dan bagaimana berhubungan dengan orang
lain, kekuatan supernatural atau Tuhan serta lingkungan alamnya. Budaya itu sendiri diturunkan
dari suatu generasi ke generasi selanjutnya dengan cara menggunakan simbol, bahasa, seni, dan
ritual yang dilakukan dalam perwujudn kehidupan sehari-hari. Selanjutnya, hal-hal tersebut
tentunya akan mempengaruhi status kesehatan masyarakat dan pola pelayanan kesehatan yang
ada di masyarakat .
Secara umum, antropologi kesehatan senantiasa memberikan sumbangan pada ilmu
kesehatan lain sebagai berikut :

a. Memberikan suatu cara untuk memandang masyarakat secara keseluruhan termasuk individunya.
b. Memberikan suatu model yang secara operasional berguna untuk menguraikan proses sosial
budaya bidang kesehatan.
c. Sumbangan terhadap metode penelitian dan hasil penelitian.

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Antropology adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari umat manusia sebagai makhluk

masyarakat. Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-unsur budaya terhadap
penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan.
Menurut Foster dan Anderson kesehatan berhubungan dengan perilaku. Perilaku manusia
cenderung bersifat adaptif. Terdapat Antropologi kesehatan menurut Landy yaitu
mengkombinasikan dalam satu disiplin ilmu pendekatan-pendekatan ilmu biologi, ilmu sosial,
dan humaniora dalam menstudi manusia, dalam proses perkembanganya merupakan perpaduan
antara aspek biologi dan aspek sosio-budaya.
Antropologi mempunyai pandangan tentang pentingnya pendekatan budaya. Budaya
merupakan pedoman individual sebagai anggota masyarakat dan bagaimana cara memandang
dunia, bagaimana mengungkapkan emosionalnya, dan bagaimana berhubungan dengan orang
lain, kekuatan supernatural atau Tuhan serta lingkungan alamnya.

B.

Saran
Dari hasil makalah yang telah dibuat, penulis menyarankan agar kita lebih mengetahui apa

sebenarnya antropolgi itu dalam sistem budaya untuk meningkatkan cara penanganan kesehatan.
Hendaknya kita peduli akan pentingnya materi ini dalam sistem budaya kita.
Semoga makalah ini menjadi rujukan bagi kita untuk bisa memberikan layanan pendidikan
bagai masyarakat

Anda mungkin juga menyukai