C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui penjelasan mengenai sistem medis etnomedis.
2. Untuk mengetahui penjelasan mengenai sistem medis rasional empiris.
3. Untuk mengetahui penjelasan mengenai dengan sistem medis keagamaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sistem Medis
Dalam ilmu sosial sudah banyak yang berusaha untuk menjelaskan istilah sistem. Salah
satunya dikemakaan oleh Tatang M. Amirin (1984) yaitu sistem berasal dari Bahasa Yunani
systema yang mengandung makna a. suatu keseluruhan yang tersusun dari banyak bagian dan b
hubungan yang berlangsung antara satuan-satuan atau komponen secara teratur.
Sementara menurut Djekky R. Djhot, (2002) Sistem adalah agresi atau pengelompokan obyek-
obyek yang dipersatukan oleh beberapa bentuk interaksi yang tetap atau saling tergantung,
sekelompok unit yang berbeda, yang dikombinasikan sedemikian rupa oleh alam atau seni
sehingga membentuk suatu keseluruhan yang integral dan berfungsi, beroperasi atau bergerak
dalam satu kesatuan.
Merujuk pemahaman mengenai sistem tersebut maka dapat dikatakan bahwa sistem medis
yaitu sejumlah bagian yang saling berkaitan secara mutual dan sistematis dalam memberikan
layanan kesehatan, yang disusun dalam bentuk rancangan kerja mulai dari perencanaan, metode,
alat, atau tata cara dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan.
Untuk menjelaskan mengenai sistem medis ini digunakan tiga alat ukur dalam merinci
perbedaannya yaitu aspek ontologis (khususnya dilihat dari pengertian penyakit), apek
epistemologois (khususnya dilihat dari aspek teknik mendapat ilmu medis), dan aspek aksiologis
(khususnya peran sistem medis dalam kehidupan) (Sudarma, Momon. 2008 :104).
B. Sistem Etnomedis
Praktik kesehatan, bukanlah hal yang baru. Manusia purba pun sudah melakukan tindakan
atau praktik kesehatan. Jacob mengatakan bahwa pada Australophitecus terdapat tanda-tanda
bekas trauma fisik. Homo Sapiens ditengarai ada yang menderita gigi berlubang. Penyakit kusta
ditemukan pada mumi di Mesir dan Nubia. Orang tua yang sakit di zaman purba pun suka
dirawat oleh kaumnya (T. Jacob, 1996).
Sistem pertama yang akan dikaji yaitu sistem medis yang bersumber pada pengetahuan
budaya. Konsep yang digunakan dalam wacana ini yaitu sistem medis budaya atau etnomedis.
Bagi kalangan ilmuan sosial etnomedis diposisikan sebagai subsistem dari antropologi
kesehatan. Menurut Huges (Nikles 2008) ethnomedicine is beliefs and practice relating to
disease which arev the product of indigenous cultural development and are not explity derived
from the copceptual framework of modern medicine.
Pandangan senada juga dikemukakan Kathleen Ryan (2007) yaitu ethnomedicine refers to
the study of traditional medical practice. It can encompasss methods of diagnosis and treatment.
In some cases it is associated with professional medicine men and women, in others with lay
person who have acquired knowledge from parents or relatives.
Dengan kata lain konsep etnomedis ini merujuk pada model pengobatan yang banyak
digunakan oleh sebuah komunitas atau masyarakat tertentu. Seiring dengan pemahamn ini, maka
penyakit merupakan satu bentuk persepsi budaya individu sesuai dengan anutan budaya
komunitasnya. Oleh karena itu secara sederhananya penyakit bisa dimaknai sebagai gangguan
hidup. Adapun sumber penyakitnya bisa berasal dari salah makan, salah perilaku dan atau
gangguan dari makhluk supranatural.
Anderson dan Foster menyebut fenomena ini dengan istilah sistem medis yang
berlandaskan pada teori personalitik. Artinya penyakit atau kehadiran penyakit pada diri individu
disebabkan karena ada faktor oknum di luar fisik yang mengganngu individu tersebut. Guna-
guna atau sihir merupakan salah satu bentuk-bentuk tradisional yang dilandaskan pada pola pikir
personalitik.
Lebih jelasnya Anderson dan foster (1986) berpendapat bahwa konsep penyakit (disease)
pada masyarakat tradisional yang mereka telusuri di kepustakaan-kepustakan mengenai
etnomedis bahwa konsep penyakit masyarakat non-Barat dibagi atas dua kategori umum yaitu :
1. Personalitik, munculnya penyakit (illness) disebabkan oleh intervesi dari suatu agen yang
aktif yang dapat berupa makhluk supranatural (makhluk gaib atau dewa), makhluk yang
bukan manusia (hantu, roh, leluhur atau roh jahat) maupun makhluk manusia (tukang
sihir, tukang tenung).
2. Naturalistik, penyakit (illness) dijelaskan dengan istilah-istilah yang sistematik dan bukan
pribadi. Naturalistik mengakui adanya suatu model keseimbangan sehat terjadi karena
unsur-unsur yang tetap dalam tubuh seperti panas, dingin, cairan tubuh berada dalam
keadaan seimbang menurut usia dan kondisi individu dalam lingkungan alamiah dan
lingkungan sosialnya apabila keseimbangan terganggu maka hasilnya adalah penyakit.
Sementara ilmu yang dimiliki oleh seorang ahli pengobatan (sebutan untuk tokoh
masyarakat ini ada yang disebut dukun, tabib, sanro, sense, atau istilah lainnya yang semakna)
merupakan bagian dari sistem nilai budaya yang dimilikinya. Mereka menganggap “dokter”
tradisinonal itu diposisikan sebagai dewa yang mampu menyembuhkan orang sakit. Penilaian
yang tinggi ini menyebabkan posisi penyembuh tradisional menempati status sosial yang tinggi
di masyarakat.
Yang termasuk sistem medis etnomedis yaitu sitem pengobatan China (akupuntur, refleksi)
dan sistem pengobatan Yunani (patologi humoral).
F. Unsur Pembeda
Pada kenyataannya, di samping pengobatan kedokteran, di Indonesia (juga di dunia)
dikenal adanya pengobatan tradisional atau pengobatan alternative. Dengan kata lain, terdapat
banyak variasi teknologi atau pelayanan pengobatan yang tumbuh dan berkembang di
masyarakat.
Menurut jean francois sobiecki, system pengobatan tradisional (traditional healing system)
cendenrung dikembangkan dari sumber system kepercayaan spiritual atau agama (spiritual or
religious belief systems) dan lebih jauhnya lagi, yaitu berkembangnya dari nsistem kepercayaan
animisme atau kepercayaan tradisional lainnya. Seiring dengan kategorisasi tersebut, pada bagian
ini akandikemukakan beberapa pembeda antara sistem medis dengan tradisional
Aspek Modern Tradisional
Sifat keilmuan Empiris
Spiritual, magic,
Bias dipelajari tradisional
Ada sertifikasi formal Pewarisan dan
Percaya pada rasio dan pelatihan
teknologi Pengakuan
Percaya pada
“kekuatan
supranatural”
Teknologi Mengalami industrialisasi sederhana
Sifat praktis/pelaku Spesialisasi (dokter Baur (seorang pelaku
spesialis) bias mengobati banyak
Seleksi dan pendidikan hal)
formal Seleksi social
Kompensasi material Kompensasi social,
moral (juga materi)
Antara system medis yang satu dengan system medis yang lainnya memiliki aspek atau
unsur yang berbeda diantaranya :
a. Asumsi kausalitas. System medis barat, sangat yakit terhadap hokum kausalitas material.
Sedangkan system medis tradisional/alternative/etnik percaya pada hokum kausalitas non
material (personal)
b. Sifat keilmuan. Dikalangan medis rasional ilmu kesehatan bersifat empiris, bias dipelajari
dan ada setifikasi formal, serta percaya pada rasio dan teknologi. Sedangkan pada system
medis tradisional ada percampuran
c. Sehat dalam sistem medis etnik (Cina dan india] adalah upaya penyeimbangan dengan
sistem kosmos (yin-yang, dosa, dan penebusan) dalam sistem medis Barat adalah
menghilangkan polutan/material asupan dalam tubuh.
d. Sistem media rasional didapat dari hasil pembelajaran dan bersifat terbuka. pendidikan
kedokteran, kebidanan, dan kepetawatan merupakan jalur formal untuk mendapatkan
ilmu kesehatan Sedangkan dalam sistem medis tradisional selain sistem belanjar. masih
diyakini pentingnya komunikasi dengan suatu hal yang bersifat supranatural. Oleh karena
itu ilmu kesehatan tradisional ini cenderung diwariskan dari nenek moyang.