Disusun Oleh :
1. NADIYAH SUNGKAR P07134122001
2. QATHRUNNADA DIAN RATRI OKTAVIA P07134122002
3. ARNU MUZAMMIL P07134122003
4. LINTANG HANAN DIA DEANTY P07134122004
5. FAUZYAH AMJAD P07134122005
6. GINA MUIZA RIZQI ABDILLAH P07134122006
7. JEANI EKA SULISTYANINGRUM P07134122007
8. JIHAN NUR HANIFAH P07134122008
9. KHARISMA NUR AISYAH P07134122009
10. LETA MARIA ANJELIKA P07134122010
B. Rumusan Masalah
1
2
C. Tujuan
3
4
2. Sejarah Etnomedisin
Etnomedisin di Indonesia telah digunakan sejak lama
menurut Basri (2013) dari segi etnomedisin konsep naturalistik yaitu
terjadi ketika suhu tubuh naik dan cairan dalam tubuh tidak
seimbang atau dengan kata lain sistem imun dalam tubuh yang
menurun oleh karena itu untuk pengobatannya diperlukan tumbuhan
obat ataupun hewan namun biasanya kedua hal tersebut
digabungkan tergantung dengan penyakit yang diderita. Menurut
Basri juga di zaman sekarang pengobatan naturalistik dibagi
menjadi tiga bagian yang sangat mendominasi etnomedisin di dunia
yaitu:
a. Konsep patologi humoral (terdapat di Amerika Latin)
Konsep patologi humoral ini berdasarkan cairan
dalam tubuh manusia yang pada masa Hippocrates
menghasilkan 4 konsep humor (cairan) antara lain yaitu:
darah (panas lembab), flegma atau lendir (dingin lembab),
empedu hitam atau melankoli (dingin kering) dan empedu
kuning (panas kering). Penyakit akan menonjol pada saat
musim yang cocok dengan sifatnya
b. Pengobatan Ayurveda (India dan negara di sekelilingnya)
Pengobatan ayurveda memiliki prinsip yaitu
keseimbangan humor (tridosha: flegma, empedu dan gas
dalam pencernaan) dalam tubuh. Sumber pengobatan
ayurveda ini berasal dari tulisan Vedda.
c. Pengobatan tradisional Cina
5
B. Etnopsikiatri
1. Pengertian Etnopsikiatri
Pengertian etnopsikiatri menurut asal katanya (etimologi)
berasal dari dua kata, yaitu kata ethnicity dan psychiatry. Etno
didefinisikan sebagai ilmu yang berkaitan dengan budaya yang
terkait erat dengan kepercayaan masyarakat tentang etiologi
penyakit. Psikiatri sekarang adalah cabang kedokteran yang
berhubungan dengan kesehatan mental. Dengan kata lain,
etnopsikiatri adalah ilmu yang mempelajari terjadinya gangguan
jiwa dan konsep budaya masing-masing kelompok (Muslimin, dkk,
2022).
Etnopsikiatri dimulai dengan pemahaman tentang hubungan
antara kepribadian dan kekuatan budaya yang mempengaruhi dan
7
13
14
B. Saran
Upaya pemenuhan layanan kesehatan melalui aspek non-medis
menjadi penting dalam meningkatkan kualitas sistem kesehatan secara
keseluruhan. Berikut adalah beberapa saran yang dapat diimplementasikan
dalam makalah tentang upaya pemenuhan layanan kesehatan melalui aspek
non-medis:
1. Pendidikan Kesehatan Masyarakat: Tingkatkan upaya edukasi
kesehatan kepada masyarakat dengan menyediakan informasi yang
akurat dan mudah dipahami tentang pencegahan penyakit, gaya
hidup sehat, kebersihan, gizi, dan lain-lain. Pendidikan kesehatan
yang baik akan membantu masyarakat memahami pentingnya
pencegahan dan deteksi dini penyakit.
2. Promosi Kesehatan: Dukung program-program promosi kesehatan,
seperti kampanye gaya hidup sehat, imunisasi, dan kegiatan-
kegiatan yang mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam
menjaga kesehatannya. Hal ini dapat membantu mencegah
timbulnya penyakit dan meningkatkan kesad
DAFTAR PUSTAKA
Fatimah, Tina. 2018. Etnomedisin Tumbuhan Obat untuk Penyakit Diare di
Kecamatan Pacet Kabupaten Bandung. http://repository.unpas.ac.id/35778/
(Diakses pada Tanggal 25 Juli 2023).
Foster, G. M. dan Anderson, B G. 2006. Antropologi Kesehatan; Penerjemah,
Priyanti Pakan Suryadarma, Meutia F. Hatta Swasono. Jakarta: Penerbit
Universitas Indonesia (UI-Press), 2006.
Bhasin, V. 2007. Medical Anthropology: A Review. Ethno.Med, 1 (1), 1-20. Dan,
B., Pada, P.,
Di, M., Ciwalen, D., Warungkondang, K., Cianjur, K.,Depkes, K. (2005). Sudibyo
Supardi dan Mulyono Notosiswoyo, II(3), 134– 144.
Menteri, Kesehatan RI. 2004. Kepmenkes RI No 284.
Muslimin, I., dkk. 2022. Teori Antropologi Kesehatan. Aceh: Yayasan Penerbit
Muhammad Zaini.
Nelwan, E., J. 2021. Sosio- Antropologi Kesehatan. Yogyakarta: Deepublish
Publisher.
Nugraheni, H., Wiyatini, T. dan Wiradona, I. 2018. Kesehatan Masyarakat Dalam
Determinan Sosial Budaya. Yogyakarta: Deepublish
15