Anda di halaman 1dari 13

Etnomedisin

Dosen Pengampu : Dewi Damayanti, M.S.Farm


Members
Dila Rahma Sari (190106053)
Aprilia Ristanti (190106059)
Melsi Adellia Putri (190106067)
Fera Erlina (190106080)
Jeffran Reza Pradana (190106082)
Sella Natasya Pratiwi (190106089)
Ainun Istiqomah (190106091)
Rizky Amalia Nofre'lin (190106094)
Pengertian Etnomedisin
Etnomedisin secara Secara ilmiah dinyatakan Studi etnomedisin
etimologi berasal dari kata bahwa etnomedisin dilakukan untuk memahami
ethno (etnis) dan medicine merupakan presepsi dan budaya kesehatan dari
(obat). Hal ini konsepsi masyarakat lokal sudut pandang masyarakat
menunjukkan bahwa dalam memahami (emic), kemudian
etnomedisin sedikitnya kesehatan atau studi yang dibuktikan secara ilmiah
berhubungan dengan dua mempelajari sistem medis (etic) (Walujo 2009).
hal yaitu etnis dan etnis tradisional (Bhasin
obat. 2007; Daval 2009).
Sejarah Etnomedisin
Pada awal perkembangan penelitiannya etnomedisin
merupakan bagian dari ilmu antropologi kesehatan
(Bhasin,2007) yang mulai berkembang pada pertengahan
tahun 1960an (McElroy 1996), namun pada
perkembangan selanjutnya merupakan disiplin ilmu yang
banyak dikembangkan dalam ilmu Biologi.
Penggunaan data tentang tumbuhan obat tradisional yang
berasal dari hasil penyelidikan etnomedisin merupakan salah satu
cara yang efektif dalam menemukan bahan-bahan kimia baru yang
berguna dalam pengobatan terutama dari segi waktu dan biaya.

Berdasarkan data yang ada, tumbuhan obat yang dimanfaatkan oleh masyarakat lokal Indonesia mulai
diteliti secara ilmiah oleh Rumphius pada abad ke-19 (Kartawinata 2010; Walujo 2013). Sejak saat itu,
jumlah spesies tumbuhan yang bermanfaat sebagai obat terus bertambah sejalan dengan meningkatnya
kegiatan penelitian. Heyne pada tahun 1927 mencatat tidak kurang dari 1.040 jenis tumbuhan di
Indonesia bermanfaat sebagai obat yang didokumentasikan pada buku Tumbuhan Bermanfaat
Indonesia Jilid I-IV. Jumlah tersebut terus meningkat sehingga pada buku Medical Herb in Indonesia
tercatat sekitar 7.000 spesies tumbuhan di Indonesia bermanfaat sebagai obat (Walujo, 2013).
Beberapa Obat yang berasal dari

Pengetahuan Lokal
Kuinin
Diadaptasi dari pengetahuan suku asli
Incas yang telah lama menggunakan
Chinchona
sebagai obat malaria

Reserpin
Yang berasal
Rauwolfia serpentina
telah lama digunakan
penduduk India sebagai obat untuk menurunkan
tekanan darah

Etnomedisin bagi Masyarakat


Konsep Pengobatan

Naturalistik
3 konsep penyakit dan pengobatan naturalistik yang
Menurut konsep Ayurveda, alam terdiri dari 5 unsur,
mendominasi etnomedisin dunia : yaitu api, tanah, air, udara, dan eter. Terganggunya
1. Patologi humoral dari Yunani keseimbangan kelima unsur akan mengganggu
2. Ayurveda India kesehatan. Kesehatan juga terganggu akibat
3. Yin dan yang dari Cina terganggunya keseimbangan 3 cairan tubuh yang
disebut konsep tridhosa (Beck, 1969:562).
Konsep ini berdasarkan konsep humor (cairan) dalam Konsep pengobatan tradisional kuna Cina didasarkan
tubuh manusia yang muncul sejak abad ke-6 Sebelum pada konsep yin dan yang . Yin dan yang adalah dua
Masehi. Konsep pengobatan Ayurveda dari India kekuatan yang berinteraksi secara seimbang dan terus
memiliki beberapa kesamaan dengan konsep patologi menerus di dalam alam. Apabila terjadi
humoral. Menurut paham Ayurveda, penyakit dapat ketidakseimbangan, maka alam akan tergoncang. Bila
disembuhkan dengan makanan. Makanan mempunyai ketidakseimbangan terjadi dalam tubuh,maka tubuh
khasiat memanaskan dan mendinginkan. (Jellife, akan sakit. Konsep ini berkembang sejak abad 2-3
1957:135). sebelum Masehi. Jadi, konsep yin dan yang adalah
konsep harmoni alam
Konsep pengobatan

Animalmedicine
Salah satu cabang etnomedisin adalah animal medicine. Model pengobatan
ini dapat dibagi menjadi dua jenis.
1. Pengobatan dengan memanfaatkan bagian tubuh hewan, seperti
mengambil empedu kobra, penis kuda, cula badak, fetus (bayi) kijang, dan
sebagainya.
2. Pengobatan dengan memanfaatkan aktivitas atau produksi hewan,
misalnya menggunakan susu, madu, telur, lintah untuk menyedot darah,
sengatan labah. Pengobatan ini tidak menyakitkan hewan.
Kajian model pengobatan ini di Indonesia masih sangat langka. Kajian ini
pernah menjadi bagian dari kajian folkor yang termasuk dalam konteks
pembicaraan mengenai hewan sebagai makanaan manusia (bukan obat)
(baca Dananjaya, 1986:185-187).
Kesimpulan
Fungsi etnomedisin bagi masyarakat adalah melestarikan bahan

atau ramuan alami dari tumbuhan, yang dipercaya dapat

mengobati penyakit tertentu, dan telah digunakan secara turun-

temurun, misalnya jamu. keunggulan obat tradisional adalah

efek sampingnya yang relatif lebih kecil bahkan ada yang tidak

memiliki efek samping sama sekali jika digunakan secara tepat.

Alasan utamanya adalah dikarenakan sifat bahan obat tradisional

yang alami sehingga dapat dicerna oleh tubuh.


Terima kasih!

Anda mungkin juga menyukai