Anda di halaman 1dari 11

PENGOBATAN MASYARAKAT BALI DALAM KAITANNYA

DENGAN ETNOMEDISIN NATURALISTIK

Oleh Kelompok

PRORGAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS UDAYANA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara multietnik yang terdiri dari ratusan suku
bangsa dan kebudayaan yang dihadapkan pada berbagai permasalahan diantaranya
permasalahan kesehatan. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar
manusia (basic human needs) yang sangat penting bagi manusia. Hal ini terkait
erat dengan kenyataan bahwa manusia yang sehat jasmani dan rohani
memungkinkannya untuk melakukan peran-peran sosial sesuai dengan statusnya
di masyarakat.
Untuk memenuhi kebutuhan mereka akan kesehatan, setiap masyarakat di
dunia mengembangkan sistem medis yang berisi tentang seperangkat
kepercayaan, pengetahuan, aturan, dan praktik-praktik sebagai satu kesatuan yang
digunakan untuk memobilisasi berbagai sumber daya dalam rangka memelihara
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, baik fisik maupun rohani.
Dengan demikian, sistem medis pada hakekatnya adalah pranata sosial yang
memberi pedoman atau petunjuk bagi kelakuan manusia untuk memenuhi
kebutuhan mereka akan kesehatan dalam suatu sistem sosial.
Kesehatan dan penyakit merupakan permasalahan utama yang dihadapi
masyarakat Indonesia sejak masa prasejarah. Ketika perkembangan teknologi
kedokteran sudah mencapai tahap yang sangat luar biasa, ternyata tidak semua
penyakit yang dialami manusia dapat disembuhkan. Bahkan, pendekatan medis
yang dilakukan dunia kedokteran sering juga mengalami jalan buntu, sehingga
kesembuhan yang diharapkan menjadi semakin menjauh. Tidak heran kemudian
banyak masyarakat beralih ke pengobatan tradisional atau pengobatan alternatif
yang dalam kajian antropologi disebut sebagai pengobatan etnomedisin.
Di kalangan masyarakat Bali, baik yang tinggal di pedesaan maupun
perkotaan kepercayaan terhadap gangguan kesehatan yang disebabakan oleh
faktor naturalistik dan personalistik. Hingga kini, walaupun ilmu dan teknologi
kedokteran sudah mengalami kemajuan pesat dan sudah sangat dikenal di Bali
sejak lama, namun peran dan eksistensi pengobatan Ayurvedadan Usada Bali di
Bali sebagai sumber alternatif masih cukup menonjol.  Kondisi ini terjadi menurut
berbagai kalangan karena pengobatan ini di samping dianggap masih fungsional
secara sosial dan lebih murah biayanya, juga cukup efektifnya  untuk
menyembuhkan jenis atau golongan penyakit tertentu. 

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengobatan masyarakat di Bali dalam kaitannya dengan
etnomedisin naturalistik?
2. Bagaimana pengaruh pengobatan etnomedisin naturalistik terhadap status
kesehatan masyarakat di Bali?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengobatan masyarakat di Bali dalam kaitannya dengan
etnomedisin naturalistik?
2. Mengetahui pengaruh pengobatan etnomedisin terhadap status kesehatan
masyarakat di Bali?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Etnomedisin
Etnomedisin adalah cabang antropologi medis yang membahas tentang asal
mula penyakit, sebab-sebab dan cara pengobatan menurut kelompok masyarakat
tertentu. Aspek etnomedisin merupakan aspek yang muncul seiring perkembangan
kebudayaan manusia dibidang antropologi medis, etnomedisin memunculkan
termonologi yang beragam. Cabang ini sering disebut pengobatan tradisionil,
pengobatan primitif, tetapi etnomedisin terasa lebih netral.
Menurut kerangka etnomedisin, penyakit dapat disebabkan oleh dua faktor
yaitu :
1. Personalistik adalah suatu sistem dimana penyakit (illness) disebabkan oleh
intervensi dari suatu agen yang aktif, yang berupa mahluk supranatural
(mahluk gaib, atau dewa), mahluk yang bukan manusia (hantu, roh leluhur,
atau roh jahat) maupun mahluk manusia (tukang sihir) orang sakit adalah
korbannya. Untuk penyakit personalitik banyak digunakan pengobatan dengan
ritual dan magis.
2.  Naturalistik adalah penyakit (illness) dijelaskan dengan istilah-istilah sistemik
yang bukan pribadi. Sistem naturalistik mengakui adanya suatu model
keseimbangan, sehat terjadi karena unsur-unsur yang tetap didalam tubuh
seperti panas, dingin, cairan tubuh, yin dan yang, berada dalam keadaan yang
seimbang menurut usia, dan kondisi individu dalam lingkungan alamiah dan
lingkuan sosial. Khusus untuk pengobatan penyakit naturalistik, biasanya
digunakan bahan-bahan dari tumbuhan (herbalmedicine) dan hewan
(animalmedicine) atau gabungan kedua. Dewasa ini ada 3 konsep penyakit dan
pengobatan naturalistik yang mendominasi etnomedisin dunia. Konsep tersebut
ialah patologi humoral (kini terdapat di Amerika Latin), pengobatan Ayurveda
(di India dan negara-negara sekelilingnya) serta pengobatan tradisonal Cina.
B. Pengobatan Usada Bali
Usada adalah ilmu pengobatan tradisional Bali yang sumber ajarannya
terdapat pada lontar-lontar. Lontar-lontar yang menyangkut tentang sistem
pengobatan di Bali menurut dapat di   golongan   menjadi dua golongan,
yaitu   lontar  tutur atau tatwa dan lontar usada. Di dalam lontar tutur (tatwa)
berisi tentang ajaran aksara gaib atau wijaksara.  Sedangkan di dalam lontar
usada berisi tentang ajaran pengobatan, yaitu jenis penyakit dan jenis tanaman
yang dapat dipergunakan untuk obat.

C. Pengobatan Ayurveda
Ayurveda adalah kitab pengobatan kuno, kitab ilmu kedokteran Hindu, yang
banyak sekali pengaruhnya terhadap pengobatan modern sekarang ini.
Ayurveda berasal dari kata ayur atau ayus atau ayu yang berarti hidup dengan
selamat atau umur panjang, veda atau vida atau vid yang berarti ilmu
pengetahuan. Jadi Ayurveda berarti ilmu pengetahuan tentang hidup sehat (sehat
pisik, jiwa dan spiritual) dan panjang umur. Sehat dalam Ayurveda adalah
memiliki konsep kesehimbangan dalam Tri dosha (Vata=angin, Pitta=panas,
kapha=air) dan enzim pada jaringan tubuh (dhatu) berfungsi dengan baik, serta
limbah/ekskreta (mala) dibuang secara teratur sehingga mempunyai rasa lega atau
bahagia (atma/spirit, Indriya sempurna dan manah/pikiran menjadi tenang. Jadi
konsep  dalam konsep Ayurveda orang sehat agar tetap sehat dan panjang umur
maka minumlah ramuan penguat tubuh (antioksidan) dan orang yang sakit diobati
hingga sembuh atau sehat serta panjang umur. Kalau sudah tubuh sehat atau organ
dalam keadaan sehimbang maka terjadilah kebahagiaan batin atau jiwa,
normalnya panca indriya dan pikiran segar. 
Ayurveda menekankan pada pengobatan traditional dan bahan-bahan obat natural
(pancamaha bhuta: tanah, air, udara, api, akasa) yang berupa vahan dari taru
(tanaman), sato atau buron (binatang), toya (air), mineral (garam), madu, susu dan
arak/berem/tuak (minuman keras).
D. Pengobatan Masyarakat Bali Dalam Kaitannya Dengan Etnomedisin
1. Maboreh
Dalam Bahasa Bali, kata ‘maboreh’ yang berarti ‘melulurkan’. Istilah boreh
sendiri sebenarnya mengacu pada ramuan herbal rempah-rempah berupa bedak
basah yang digunakan untuk melulur atau masker dengan dioleskan atau meboreh.
Menurut cara tradisional Bali, Boreh terbuat dari rempah-rempah alami yang
bermanfaat untuk  memiliki efek menghangatkan tubuh, menyembuhkan
peradangan, memperlancar peredaran darah, mengurangi rasa saki, memberi
keseimbangan suhu tubuh saat dibutuhkan, dapat memperlancar peredaran darah,
menyembuhkan otot yang kaku, pegal-pegal, membantu tubuh mengeluarkan
racun, melembutkan kulit dan mempercepat proses pengangkatan kotoran dan
membuat kulit senantiasa lembab secara alami.   
Hampir semua rempah-rempah yang dipakai berfungsi menghangatkan dan
menyehatkan badan seperti :
a. Jahe untuk menghangatkan badan, menyembuhkan batuk kering dan radang
tenggorokan serta sebagai tonikum, merangsang kelenjar pencernaan, baik
untuk membangkitkan nafsu makan dan pencernaan.
b. Kencur yang bermanfaat Menambah nafsu makan, Mengobati Sakit kepala,
Mengobati Batuk dan Melancarkan keringat 
c. Beras bermanfaat sebagai ramuan yang dapat melembutkan kulit, membantu
meluruhkan kotoran dan sel-sel kulit mati di permukaan kulit dan membantu
mempercepat regenerasi sel-sel kulit.
d. Cengkeh memberi manfaat untuk menstimulasi peredaran darah, melegakan
pernapasan, dan menghilangkan rasa mual.
e. Lada berfungsi menghangatkan tubuh dan bersifat sedatif (menenangkan)
dan karminatif, juga membantu mengatasi rasa tegang otot dan saraf.
f. Merica hitam, selain bisa untuk mengurangi kelelahan dan nyeri otot, juga
memberikan rasa hangat dan melancarkan peredaran darah serta bersifat
karminatif.
2. Loloh
Loloh merupakan nama sebuah jamu di Bali. Loloh ini diolah dari tanaman
herbal dan diambil sarinya. Ada berbagai macam jenis loloh di Bali yang umum di
konsumsi seperti :
a. Loloh temu adalah sejenis minuman dibuat dari ekstrak beberapa jenis daun
dan temu dicampur dengan gula merah, garam dan madu. Loloh temu ini
dipercaya berkhasiat obat ( jamu ).
b. Loloh bluntas adalah minuman dengan bahan baku daun bluntas. Minuman ini
termasuk dalam jamu-jamuan dalam bentuk cair, yang mempunyai khasiat
dapat menghilangkan bau mulut, bau keringat dan menambah nafsu
makan. Loloh bluntas diminum secara insidental dan biasanya dibuat sendiri
oleh masyarakat untuk dikonsumsi sendiri.
c. Loloh cemcem ini dipercaya mempunyai khasiat dapat membantu menurunkan
tekanan darah, melancarkan pencernaan juga baik untuk ibu menyusui. Loloh
menggabungkan berbagai jenis tumbuh-tubuhan yang aman bagi kesehatan.
Loloh termasuk dalam sistem pengobatan naturalistik karena menggunakan
tumbuh-tumbuhan alami tang berkhasiat bagi tubuh.

3. Melukat
Melukat adalah upacara pembersihan pikiran dan jiwa secara spiritual dalam
diri manusia. Upacara melukat ini dilaksanakan pada hari baik dan merupakan
adat tradisi yang sudah dilakukan oleh umat Hindu secara turun-temurun dan
masih dilakukan sampai saat ini.Kata melukat berasal dari kata sulukat. Su berarti
baik sedangkan lukat berarti penyucian. Berkaitan dengan penyakit masyarakat
juga kerap melakukan upacar melukat untuk memperoleh kesembuhan. Penyakit
yang biasanya dipercaya dapat sembuh dengan melukat adalah penyakit kulit.
Proses penyembuhan penyakit dengan tradisi melukat ini biasanya dilakukan di
tempat-tempat sumber air seperti danau, pantai, sungan dan lain-lain. Dalam
pelaksanaan upacara melukat ini sangat kental dengan nuansa agama hindu. Hal
ini dikarenakan sebelum mandi atau membasuh diri dengan air pengelukatan
dilaksanakan suatu upacara untuk memohon doa restu kepada empunya air suci
dengan harapan akan diberikan suatu kesembuhan. Pada saat mandi inilah terjadi
proses penyembuhan semua penyakit yang diderita yang akan dilebur oleh air suci
yang dipakai untuk mandi. Melukat dengan tujuan untuk meminta kesembuhan
dikenal sebagai melukat gni anglayang sesuai dengan lontar putusan kala gni
chandra bhairawa. Tempat-tempat melukat di bali misalnya Pura Tirta Empul,
Pura Gunung Kawi, Pura Selukat, Pura Dalem Pingit Sebatu Gianyar, Merta Sari
Sanur, Pura Campuhan Padanggalak.
Analisis :
Tradisi melukat jika dilihat dari segi kedokteran modern tidak termasuk dalam
standar pengobatan kedokteran modern. Dimana kedokeran modern menekankan
diagnosis suatu penyakit dan pengobatan secara medis, Namun tradisi melukat ini
tidak bisa dipisahkan dari masyarakat Bali karena erat kaitannya dengan agama
dan kepercayaan. Tradisi melukat ini sah-sah saja dilakukan karena tidak
ditemukan resiko terhadap orang yang sakit, hanya saja pada pasien-pasien yang
kurang kuat terhadap cuaca dingin tentu tidak kuat bila lama-lama berendam di
air. Tidak ada dasar teori kedokteran modern yang mengemukakan bahwa melukat
dapat menyembuhkan suatu penyakit. Karena pengobatan secara melukat ini erat
kaitan dengan budaya tentu tidak mudah untuk menghentikan budaya penobatan
ini, dan selama budaya ini tidak merugikan pasien tentu tidak terlalu
dipermasalahkan karena ini menjadi kepercayaan masyarakat Bali dan erat
kaitannya dengan agama dan budaya. Pengobatan penyakit secara melukat ini
termasuk dalam naturalistik karena bersifat natural erat kaitannya dengan
keyakinan terhadap panca maha bhuta.

4. Kepercayaan masyarakat Bali tentang air kelapa (bungkak) sebagai sarana


pengobatan
Berbicara mengenai kasiat dari segi magis, mistis, memang sudah lumrah
dalam agama Hindu Bali. Kalau dikaitkan dengan dunia magis mistik, maka
bungkak sangat memiliki makna magis dan mistik. Karena secara tidak langsung
telah melewati sebuah rangkaian upacara telah mengalami berbagai macam
penyucian, penyupatan, dan pasupati, sehingga memiliki kekuatan dewata atau
energi positif. Inilah yang menyebabkan para kalangan usadawan atau balian
kerapkali menggunakan kelapa ini sebagai sarana untuk pengobatan, karena
diyakini telah diberkati para Dewa serta memiliki kemampuan untuk mengusir
kekuatan negatif, apalagi penyakit-penyakit yang disebabkan oleh ilmu hitam.
Karena akan mengalami penyupatan dari kekuatan dewata yang ada pada nyuh
bekas upacara tersebut.
Analisis:
Jika ditinjau dari aspek kesehatan air bungkak ini memiliki berbagai macam
manfaat dan sudah banyak penelitian tentang hal tersebut. Kandungan protein air
kelapa muda 0,2 g/100 g,  Pada air kelapa (bungkak), kandungan asam amino
arginin 12,75 %, alanin 2,41 %, sistein (1,17 %), serin (0,91 %) yang memang
kandungannya lebih tinggi daripada susu sapi. Banyak manfaat dari air bungkak
Memperbaiki sistem imunitas. Sistem imun dibentuk antara lain dari protein.
Dengan kandungan protein rendah, maka kemungkinan untuk dapat membentuk
antibody juga rendah. Air kelapa mengandung asam laurat yang merupakan  zat
antibakteri, antivirus, dan antijamur. Dalam jumlah kecil air kelapa juga
mengandung glutamin dan arginin yang mampu membantu melawan virus.
Menetralisir racun. Air kelapa memang mengandung antidotum tapi tidak untuk
semua jenis racun. Air kelapa dapat membantu mengeluarkan racun jika masih
terdapat dalam lambung dengan cara memuntahkan atau membilasnya. Bila racun
tersebut sudah telanjur menyelusup ke dalam darah, pemberian air kelapa hanya
akan membantu mengencerkannya, sehingga bisa dikeluarkan melalui ginjal.k ini
dalam hal kesehatan diantaranya. Walaupun memiliki banyak manfat tentu tidak
berlaku bagi semua penyakit. Dalam penyembuhan penyakit tentu diperlukan
diagnosis terlebih dahulu. Budaya pengobatan ini sah-sah saja untuk dilanjutkan
karena tidak menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan dan boleh dilanjutkan.
Pengobatan ini termasuk naturalistik karena sifatnya natural. Ion –ion dalam air
bungkan dapat menyeimbangkan cairan dalam tubuh yang menyehatkan bagi
pasien.
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Dari hasil penulisan, dapat di simpulkan bahwa:
1. Di kalangan masyarakat Bali, baik yang tinggal di pedesaan maupun
perkotaan kepercayaan terhadap gangguan kesehatan yang disebabkan
oleh salah satunya oleh faktor naturalistik.
2. Beberapa contoh etnomedisin naturalistik yang masih dilakukan di Bali
antara lain meboreh, loloh, melukat, dan kepercayaan penggunaan air
kelapa (bungkak) sebagai sarana pengobatan.
B. Saran
Penggunaan etnomedisin naturalistik yang masih membudaya di masyarakat Bali
http://phdi.or.id/artikel/fungsi-dan-makna-ritual-melukat-dalam-pemnyembuhan-
gangguan-jiwa-di-bali

Anda mungkin juga menyukai