Oleh Kelompok
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengobatan masyarakat di Bali dalam kaitannya dengan
etnomedisin naturalistik?
2. Bagaimana pengaruh pengobatan etnomedisin naturalistik terhadap status
kesehatan masyarakat di Bali?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengobatan masyarakat di Bali dalam kaitannya dengan
etnomedisin naturalistik?
2. Mengetahui pengaruh pengobatan etnomedisin terhadap status kesehatan
masyarakat di Bali?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Etnomedisin
Etnomedisin adalah cabang antropologi medis yang membahas tentang asal
mula penyakit, sebab-sebab dan cara pengobatan menurut kelompok masyarakat
tertentu. Aspek etnomedisin merupakan aspek yang muncul seiring perkembangan
kebudayaan manusia dibidang antropologi medis, etnomedisin memunculkan
termonologi yang beragam. Cabang ini sering disebut pengobatan tradisionil,
pengobatan primitif, tetapi etnomedisin terasa lebih netral.
Menurut kerangka etnomedisin, penyakit dapat disebabkan oleh dua faktor
yaitu :
1. Personalistik adalah suatu sistem dimana penyakit (illness) disebabkan oleh
intervensi dari suatu agen yang aktif, yang berupa mahluk supranatural
(mahluk gaib, atau dewa), mahluk yang bukan manusia (hantu, roh leluhur,
atau roh jahat) maupun mahluk manusia (tukang sihir) orang sakit adalah
korbannya. Untuk penyakit personalitik banyak digunakan pengobatan dengan
ritual dan magis.
2. Naturalistik adalah penyakit (illness) dijelaskan dengan istilah-istilah sistemik
yang bukan pribadi. Sistem naturalistik mengakui adanya suatu model
keseimbangan, sehat terjadi karena unsur-unsur yang tetap didalam tubuh
seperti panas, dingin, cairan tubuh, yin dan yang, berada dalam keadaan yang
seimbang menurut usia, dan kondisi individu dalam lingkungan alamiah dan
lingkuan sosial. Khusus untuk pengobatan penyakit naturalistik, biasanya
digunakan bahan-bahan dari tumbuhan (herbalmedicine) dan hewan
(animalmedicine) atau gabungan kedua. Dewasa ini ada 3 konsep penyakit dan
pengobatan naturalistik yang mendominasi etnomedisin dunia. Konsep tersebut
ialah patologi humoral (kini terdapat di Amerika Latin), pengobatan Ayurveda
(di India dan negara-negara sekelilingnya) serta pengobatan tradisonal Cina.
B. Pengobatan Usada Bali
Usada adalah ilmu pengobatan tradisional Bali yang sumber ajarannya
terdapat pada lontar-lontar. Lontar-lontar yang menyangkut tentang sistem
pengobatan di Bali menurut dapat di golongan menjadi dua golongan,
yaitu lontar tutur atau tatwa dan lontar usada. Di dalam lontar tutur (tatwa)
berisi tentang ajaran aksara gaib atau wijaksara. Sedangkan di dalam lontar
usada berisi tentang ajaran pengobatan, yaitu jenis penyakit dan jenis tanaman
yang dapat dipergunakan untuk obat.
C. Pengobatan Ayurveda
Ayurveda adalah kitab pengobatan kuno, kitab ilmu kedokteran Hindu, yang
banyak sekali pengaruhnya terhadap pengobatan modern sekarang ini.
Ayurveda berasal dari kata ayur atau ayus atau ayu yang berarti hidup dengan
selamat atau umur panjang, veda atau vida atau vid yang berarti ilmu
pengetahuan. Jadi Ayurveda berarti ilmu pengetahuan tentang hidup sehat (sehat
pisik, jiwa dan spiritual) dan panjang umur. Sehat dalam Ayurveda adalah
memiliki konsep kesehimbangan dalam Tri dosha (Vata=angin, Pitta=panas,
kapha=air) dan enzim pada jaringan tubuh (dhatu) berfungsi dengan baik, serta
limbah/ekskreta (mala) dibuang secara teratur sehingga mempunyai rasa lega atau
bahagia (atma/spirit, Indriya sempurna dan manah/pikiran menjadi tenang. Jadi
konsep dalam konsep Ayurveda orang sehat agar tetap sehat dan panjang umur
maka minumlah ramuan penguat tubuh (antioksidan) dan orang yang sakit diobati
hingga sembuh atau sehat serta panjang umur. Kalau sudah tubuh sehat atau organ
dalam keadaan sehimbang maka terjadilah kebahagiaan batin atau jiwa,
normalnya panca indriya dan pikiran segar.
Ayurveda menekankan pada pengobatan traditional dan bahan-bahan obat natural
(pancamaha bhuta: tanah, air, udara, api, akasa) yang berupa vahan dari taru
(tanaman), sato atau buron (binatang), toya (air), mineral (garam), madu, susu dan
arak/berem/tuak (minuman keras).
D. Pengobatan Masyarakat Bali Dalam Kaitannya Dengan Etnomedisin
1. Maboreh
Dalam Bahasa Bali, kata ‘maboreh’ yang berarti ‘melulurkan’. Istilah boreh
sendiri sebenarnya mengacu pada ramuan herbal rempah-rempah berupa bedak
basah yang digunakan untuk melulur atau masker dengan dioleskan atau meboreh.
Menurut cara tradisional Bali, Boreh terbuat dari rempah-rempah alami yang
bermanfaat untuk memiliki efek menghangatkan tubuh, menyembuhkan
peradangan, memperlancar peredaran darah, mengurangi rasa saki, memberi
keseimbangan suhu tubuh saat dibutuhkan, dapat memperlancar peredaran darah,
menyembuhkan otot yang kaku, pegal-pegal, membantu tubuh mengeluarkan
racun, melembutkan kulit dan mempercepat proses pengangkatan kotoran dan
membuat kulit senantiasa lembab secara alami.
Hampir semua rempah-rempah yang dipakai berfungsi menghangatkan dan
menyehatkan badan seperti :
a. Jahe untuk menghangatkan badan, menyembuhkan batuk kering dan radang
tenggorokan serta sebagai tonikum, merangsang kelenjar pencernaan, baik
untuk membangkitkan nafsu makan dan pencernaan.
b. Kencur yang bermanfaat Menambah nafsu makan, Mengobati Sakit kepala,
Mengobati Batuk dan Melancarkan keringat
c. Beras bermanfaat sebagai ramuan yang dapat melembutkan kulit, membantu
meluruhkan kotoran dan sel-sel kulit mati di permukaan kulit dan membantu
mempercepat regenerasi sel-sel kulit.
d. Cengkeh memberi manfaat untuk menstimulasi peredaran darah, melegakan
pernapasan, dan menghilangkan rasa mual.
e. Lada berfungsi menghangatkan tubuh dan bersifat sedatif (menenangkan)
dan karminatif, juga membantu mengatasi rasa tegang otot dan saraf.
f. Merica hitam, selain bisa untuk mengurangi kelelahan dan nyeri otot, juga
memberikan rasa hangat dan melancarkan peredaran darah serta bersifat
karminatif.
2. Loloh
Loloh merupakan nama sebuah jamu di Bali. Loloh ini diolah dari tanaman
herbal dan diambil sarinya. Ada berbagai macam jenis loloh di Bali yang umum di
konsumsi seperti :
a. Loloh temu adalah sejenis minuman dibuat dari ekstrak beberapa jenis daun
dan temu dicampur dengan gula merah, garam dan madu. Loloh temu ini
dipercaya berkhasiat obat ( jamu ).
b. Loloh bluntas adalah minuman dengan bahan baku daun bluntas. Minuman ini
termasuk dalam jamu-jamuan dalam bentuk cair, yang mempunyai khasiat
dapat menghilangkan bau mulut, bau keringat dan menambah nafsu
makan. Loloh bluntas diminum secara insidental dan biasanya dibuat sendiri
oleh masyarakat untuk dikonsumsi sendiri.
c. Loloh cemcem ini dipercaya mempunyai khasiat dapat membantu menurunkan
tekanan darah, melancarkan pencernaan juga baik untuk ibu menyusui. Loloh
menggabungkan berbagai jenis tumbuh-tubuhan yang aman bagi kesehatan.
Loloh termasuk dalam sistem pengobatan naturalistik karena menggunakan
tumbuh-tumbuhan alami tang berkhasiat bagi tubuh.
3. Melukat
Melukat adalah upacara pembersihan pikiran dan jiwa secara spiritual dalam
diri manusia. Upacara melukat ini dilaksanakan pada hari baik dan merupakan
adat tradisi yang sudah dilakukan oleh umat Hindu secara turun-temurun dan
masih dilakukan sampai saat ini.Kata melukat berasal dari kata sulukat. Su berarti
baik sedangkan lukat berarti penyucian. Berkaitan dengan penyakit masyarakat
juga kerap melakukan upacar melukat untuk memperoleh kesembuhan. Penyakit
yang biasanya dipercaya dapat sembuh dengan melukat adalah penyakit kulit.
Proses penyembuhan penyakit dengan tradisi melukat ini biasanya dilakukan di
tempat-tempat sumber air seperti danau, pantai, sungan dan lain-lain. Dalam
pelaksanaan upacara melukat ini sangat kental dengan nuansa agama hindu. Hal
ini dikarenakan sebelum mandi atau membasuh diri dengan air pengelukatan
dilaksanakan suatu upacara untuk memohon doa restu kepada empunya air suci
dengan harapan akan diberikan suatu kesembuhan. Pada saat mandi inilah terjadi
proses penyembuhan semua penyakit yang diderita yang akan dilebur oleh air suci
yang dipakai untuk mandi. Melukat dengan tujuan untuk meminta kesembuhan
dikenal sebagai melukat gni anglayang sesuai dengan lontar putusan kala gni
chandra bhairawa. Tempat-tempat melukat di bali misalnya Pura Tirta Empul,
Pura Gunung Kawi, Pura Selukat, Pura Dalem Pingit Sebatu Gianyar, Merta Sari
Sanur, Pura Campuhan Padanggalak.
Analisis :
Tradisi melukat jika dilihat dari segi kedokteran modern tidak termasuk dalam
standar pengobatan kedokteran modern. Dimana kedokeran modern menekankan
diagnosis suatu penyakit dan pengobatan secara medis, Namun tradisi melukat ini
tidak bisa dipisahkan dari masyarakat Bali karena erat kaitannya dengan agama
dan kepercayaan. Tradisi melukat ini sah-sah saja dilakukan karena tidak
ditemukan resiko terhadap orang yang sakit, hanya saja pada pasien-pasien yang
kurang kuat terhadap cuaca dingin tentu tidak kuat bila lama-lama berendam di
air. Tidak ada dasar teori kedokteran modern yang mengemukakan bahwa melukat
dapat menyembuhkan suatu penyakit. Karena pengobatan secara melukat ini erat
kaitan dengan budaya tentu tidak mudah untuk menghentikan budaya penobatan
ini, dan selama budaya ini tidak merugikan pasien tentu tidak terlalu
dipermasalahkan karena ini menjadi kepercayaan masyarakat Bali dan erat
kaitannya dengan agama dan budaya. Pengobatan penyakit secara melukat ini
termasuk dalam naturalistik karena bersifat natural erat kaitannya dengan
keyakinan terhadap panca maha bhuta.
A. Simpulan
Dari hasil penulisan, dapat di simpulkan bahwa:
1. Di kalangan masyarakat Bali, baik yang tinggal di pedesaan maupun
perkotaan kepercayaan terhadap gangguan kesehatan yang disebabkan
oleh salah satunya oleh faktor naturalistik.
2. Beberapa contoh etnomedisin naturalistik yang masih dilakukan di Bali
antara lain meboreh, loloh, melukat, dan kepercayaan penggunaan air
kelapa (bungkak) sebagai sarana pengobatan.
B. Saran
Penggunaan etnomedisin naturalistik yang masih membudaya di masyarakat Bali
http://phdi.or.id/artikel/fungsi-dan-makna-ritual-melukat-dalam-pemnyembuhan-
gangguan-jiwa-di-bali