Anda di halaman 1dari 7

TRANSCULTURAL HEALTH PROMOTION

ETHMOMEDICINE MODEL

Disusunoleh:
Titis Siwi Anggraini (462017006)
Heny Wijayanti (462017017)
Grace Dian Friska (462017035)
Rani (462017054)
Atrisyan Salenusa (462017068)
Mentari Charen Melaty Kolondam (462017086)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2019
ETHMOMEDICINE MODEL
A. Etnomedisin
Etnomedicine mempunyai hubungan erat dengan pengobatan secara tradisional
yang berdasarkan kebudayaan masyarakat yang ada disekitar lingkungan, maka dari itu
etnomedicine dapat di ricikan sebagai berikut :
1. Deskripsi Etnomedisin
Etnomedisin secara etimologi berasal dari kata Ethno (Etnis) dan Medicine
(Obat). Jadi Etnomedisin dapat diartikan sebagai praktek medis tradisional yang tidak
berasal dari medis moderen melainkan berasal dari kebudayaan itu sendiri. Etnomedisin
tumbuh dan berkembang dari pengetahuan setiap suku dalam memahami penyakit dan
makna kesehatan. Pemahaman masyarakat mengenaisuatu penyakit ataupun teori tentang
penyakit tentunya berbeda. Hal ini disebabkan karena adanya latar belakang kebudayaan,
pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki setiap suku tersebut tidak sama dalam
memahami penyakit, terutama pengobati penyakit.
Menurut Foster dan Anderson (1986) “Etnomedisin merupakan suatu cabang ilmu
antropologi medis yang menjelaskan tentang gejala-gejala penyakit, asal mula penyakit
dan penyebab penyakit. Seiring berjalannya waktu maka dalam pengobatan dikebudayaan
muncul aspek etnomedis. Kemudian para ilmuan-ilmuan dalam bidang antropologi
medis, etnomedisin memunculkan termonologi yang beragam. Cabang ini sering disebut
pengobatan non-Barat (tradisional dan primitif)”. Etnomedisin yaitu pengobatan
tradisional namun lebih mengarah kepada kebudayaan di lingkungan masyarakat sekitar
yang tidak melibatkan tenaga medis karena pengobatan lebih primitif, etnomedisin juga
didasari dari pemikiran masyarakat yang mempercayai akan roh leluhur seperti suatu
wilaya yang sering menggunakan tumbuhan sebagai obat.

2. Sejarah Etnomedisin
Menurut Basari (2013) Sejarah ethnomedisin di Indonesia sudah ada sejak lama.
Ethnomedis dari konsep naturistik ini dimulai ketika suhu tubuh naik, cairan ditubuh
tidak seimbang atau system imun tubuh menurun maka penyembuhan dilakukan
menggunakan bahan tumbuhan obat atau hewan namun juga bisa menggabungkan
keduanya sesuai dengan penyakit yang diderita, ethnomedis ini termasuk dalam
antropologi kesehatan yang mempelajari pengobatan secara non barat dalam hal ini
dimaksud bahwa etnomedisin tidak menggunakan pengobatan secara medis. Basri (2013)
menjelaskan ada tiga bagian pengobatan secara naturalistic pada zaman sekarang yang
menjadikan ethomedisin didunia yaitu, konsep patologi humoral (kini terdapat di
Amerika Latin), pengobatan Ayurveda (di India dan Negara-negara sekelilingnya) serta
pengobatan tradisonal Cina.
Selain itu Menurut salah satu ahli antopologi kesehatan yaitu Erwin Ackerknecth
(1940), menjelasakan yang berhubungan dengan pengobatan primitif, hal ini dikarenakan
dilakukanpenelitian di masyarakat primitif. Namun pada saat setelah Perang II, studi
antopologi berubah dari masyrakat primitif ke masyarakat desa, sehingga membuat para
ahli antropologi dalam hal mendeskripsikan sistem medis yang berbeda dengan sistem
medis barat mereka merasa kebingungan mengenai peristilahan. Seperti is tilah Redfield
yakni “pengobatan rakyat” (folk medicine), yang menimbulkan kebingungan, karena
dalam masyarakat yang teknologinya maju, pengobatan populer sering pula disebut
sebagai pengobatan “rakyat”.
Setiap suku bangsa memiliki sistem pengobatan tradisional yang berkembang
dari kebudayaan sendiri. Sistem pengobatan tradisional bersifat personalistik dan
naturalistik. Sistem personalistik adalah suatu sistem di mana penyakit disebabkan oleh
intervensi dari suatu agen yang aktif, yang dapat berupa mahluk supranatural (mahluk
gaib atau dewa), mahluk bukan manusia (seperti hantu, roh leluhur, atau roh jahat)
maupun mahluk manusia (tukang sihir atau tukang tenung). Sedangkan dalam sistem
naturalistik, penyakit (illness) dijelaskan dengan istilah-istilah sistemik yang bukan
pribadi. Dalam sistem naturalistik, sehat terjadi karena unsur-unsur yang tetap atau
seimbang dalam tubuh, apabila keseimbangan terganggu maka hasilnya adalah timbulnya
penyakit. (Foster dan Anderson,1986 : 63)
1. Pengobatan tradisional yang saat ini menjadi pengobatan moderen
Pengobatan tradisional merupakan pengobatan alternatif yang digunakan oleh
masyarakat pada zaman dahulu hingga sekarang untuk mengobati penyakit yang diderita.
Namun seiring berjalannya waktu alat yang diggunakan untuk pengobatan tradisional ini
mengalami proses perkembangan dari yang tradisional menjadi moderen. Adapun
pengobatan tradisional yang saat ini menjadi pengobatan moderen antara lain :
a. Akupuntur
Akupuntur merupakan salah satu teknik pengobatan tradisional yang diggunakan
oleh masyarakat cina untuk memperoleh kesembuhan dari berbagi penyakit yang
diderita. Namun saat ini pengobatan akupuntur dapat dikatakan sebagai pengobatan
alternatif dan tidak lagi dikatakan sebagai pengoabatan tradisional hal ini disebabkan
karena akupuntur memiliki sistem tersendiri. Pengobatan akupuntur berdasarkan pada
filsafa, teori-teori dasar, teknik pemeriksaan pasien, teknik mendiagnosis, teknik
terapi,dan lain-lain yang berbeda dengan teknik pengobatan barat atau pengobatan
yang lain. Prinsip pengobatan akupuntur adalah melakukan perangsangan energi
tubuh. Supaya energi tubuh itu berfungsi harmonis kembali, maka rangsangan
diberikan dengan menggunakan tusukan jarum (Dharmojono, 2001).
b. Bekam
Bekam adalah salah satu terapi yang saat ini sedang berkembang dan banyak
digunakan di Indonesia. Terapi ini merupakan teknik tradisional yang dikenal berasal
dari Timur Tengah. Namun, sesungguhnya bekam sendiri telah banyak dikenal dan
digunakan oleh negara-negara sehingga bekam dikenal dengan berbagai macam nama
seperti Al-Hijamah (Mesir), Pa Hou Kuan (China) dan Cupping (Eropa dan Amerika)
(Abdullah et al. 2011; Ahmed 2011; Cao et al. 2010; Zarnigar et al. 2011).
Seiring berjalannya waktu perkembangan alat dan cara yang digunakan dalam
melakukan pengobatan ini semakin berubah. Tanduk, bambu, tembikar yang
dijadikan sebagai cup untuk membekam sudah tidak di pergunakan lagi. Karena
dilihat dari segi ke efektifitasnya alat-alat yang digunakan sebelumnya dengan cara
direbus mampun dibakar justru akan membuat peralatan menjadi rusak,sehingga tidak
dapat dipergunakan kembali dalam jangka waktu yang lama. Oleh karena itu
diciptakan lah alat yang terbuat dari bahan plastik yang dapat mempermudahkan
pembekam tanpa harus menggunakan api. Kemudian dari cara melakukan
pembekaman mulai dari yang sebelumnya dengan merebus gelas-gelas atau
membakarnya, sekarang sudah tidak dilakukan kembali, karena gelas maupun cup
tersebut sudah dirancang sedemikian rupa sehinga pembekaman dapat digunakan
dengan mudah, hanya dengan melakukan penghisapan menggunakan alat hisap
(As.Sufi.2006).
c. Terapi Pijat refleksi
Terapi pijat atau refleksi yaitu suatu teknik pengobatan yang dilakukan dengan cara
memijat, mengusap atau mengurut, memanaskan atau menghangatkan bahkan adapun
tindakan yang mengharuskan dilakukan dengan cara menusuk. Tindakan yang
dilakukan dengan cara menusuk ini bisa dilakukan oleh ahli-ahli pengobatan maupun
orang awam (orang-orang yang belum atau tidak mengetahui tentang dunia
pengobatan), bahkan anak kecil bisa melakukan tindakan tersebut.
Dalam catatan sejarah tentang tehnik pengobatan yang serupa tentang gambar-gambar
papirus dalam kuburan Ankhmahor (seorang dokter Mesir) pada tahun 2500 s.d 2330
SM dan ditemukan di Saqqara berdekatan dengan Kairo, Mesir. Pada zaman sekarang
terapi pijat refleksi telah cukup berkembang bukan hanya didaerah Mesir saja tetapi
terapi ini sudah mendunia. Hal itu dikarenakan masyarakat saat ini memandang
bahwa pijat refleksi merupakan salah satu pilihan yang berpengaruh dalam mengatasi
gangguan kesehatan yang dialami seseorang.
Berdasarkan literatur dari zaman dahulu, pengetahuan pijat refleksi telah disusun
menjadi buku yang dapat dimanfaatkan oleh banyak orang. Bahkan di Indonesia,
masyarakat lebih cenderung memilih pijat refleksi sebagai salah satu cara yang efektif
dalam menjaga kesehatan. Kompetensi yang dimiliki oleh seorang terapis diyakini
juga merupakan salah satu hal yang berperan penting dalam praktik refleksinya
dikarenakan kegiatan tersebut berhubungan dengan sistem saraf manusia.

B. Konsep Sehat Sakit


Konsep sehat jika ditinjau berdasarkan UU No.23, 1992 tentang Kesehatan
menyatakan bahwa: “Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial
yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam pengertian ini
maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur – unsur
fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral
kesehatan”
Pemahaman konsep sehat-sakit dapat dilihat dari 2 sudut pandang yang berbeda,
yaitu melalui pandangan medis dan budaya. Jika dilihat dari kacamata medis konsep
sehat-sakit cenderung mengarah ke rasional, ilmiah dan ilmu kedokteran. Seseorang
dapat dikatakan sehat apabila kondisi tubuhnya dapat berfungsi dengan normal tanpa ada
gangguan metabolisme apapun serta tidak adanya rasa sakit dibagian manapun.
Sedangkan untuk mendeskripsikan bahwa individu tersebut sakit adalah kondisi dimana
terjadi gangguan pada proses metabolisme dan tidak normalnya fungsi-fungsi organ dari
individu tersebut.
Namun jika dilihat dari sudut pandang budaya konsepnya cenderung jauh lebih
fleksibel dan sederhana. Seseorang akan dikatakan sehat apabila masih bisa melakukan
aktivitasnya sehari-hari dengan baik dan lancar tanpa ada gangguan krusial yang
mengganggu aktivitas kesehariannya. Pendefinisan sakit berdasarkan sudut pandang
budaya tentu bertolak belakang dengan konsep sehat, yaitu jika individu telah gagal atau
tidak mampu lagi melakukan aktivitas kesehariannya dan mengalami gangguan krusial
yang mempengaruhi dan menghambat orang tersebut dalam berkativitas.
Menurut deskripsi dari Hughes (1968) yang ditulis kembali dalam jurnal Rahman
tahun 2013 menyatakan bahwa etnomedisin adalah salah satu bagian dari antropologi
kesehatan yang dikhususkan untuk studi-studi tradisional mengenai pengobatan non-barat
atau pada praktek penanganan secara tradisional yang bukan dari konsep medis modern.
Sistem etnomedisin (pengobatan tradisional) dibedakan berdasarkan dua sifat yaitu
personalitik dan naturalistik.

C. Analisa Kelompok tentang Promosi Kesehatan dalam Etnomedisin


Menurut analisa kelompok kami promosi kesehatan yang tepat digunakan untuk
menangani masalah terkait etnomedisin, yaitu dengan melakukan edukasi. Metode
pengedukasian yang digunakan adalah teknik kasus dengan sasaran masyarakat pedesaan.
Media yang akan kami gunakan dalam pemberian edukasi adalah audiovisual dalam hal
ini multimedia. Penggunaan multimedia kelompok kami meliputi ppt menarik dengan
diisi materi, contoh kasus, video dan animasi-animasi yang berkaitan dengan pengobatan-
pengobatan tradisional yang kurang sesuai dan bertentangan dengan pengobatan medis.
Tujuan dari pengedukasian yang kami lakukan adalah untuk memodifikasi teknik
pengobatan tradiosonal masyarakat pedesaan yang bertentangan dengan ilmu pengobatan
medis yang seharusnya.
DAFTAR PUSTAKA

Anderson, Foster. 1986. Antropologi Kesehatan. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.

As Sufi, Kangdin. 2006. Mystic Healing : Panduan praktis Menjadi Penyembuh dengan
pendekatan spritual dan Bekam. Jakarta : Penerbit Hikmah. PT. Mizan Publika Anggota IKAPI

Dharmojono. 2001. Menghayati Teori dan Praktek Akupunktur dan Moksibasi. Jakarta: Trubus
Agriwidya.

Direktoran Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat. 2015. Ilmu Pijat
Pengobatan Refleksi Relaksasi. Kementrian Pendidikan dan Budaya

Mayang Wulandari, Amal Prihatono. 2016. Pengaruh akupunktur pada titik pc 6, cv 12, dan st 36
pada nyeri lambung di laboratorium klinik akupunktur politeknik kesehatan rs dr. Soepraoen
malang. Jurnal Hesti Wira Sakti, Volume 4, Nomor 1 Hlm. 21-29

Anda mungkin juga menyukai