Antropologi Kesehatan
Kelompok 4 :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ALKHAIRAAT
PALU
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
C. MANFAAT PENGAMATAN
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hasil pengamatan ini adalah :
1. Dengan dilakukannya pengamatan ini kita dapat mengetahui bagaimana peran
pemerintah setempat dalam meningkatkan taraf masyarakat serta cara untuk
mempertahankan interaksi sosial dengan masyarakat setempat
2. Pengamatan ini membantu kami mengetahui pola pikir masyarakat setempat
terkait dengan mutu dan pemanfaatan pelayanan kesehatan di daerah tersebut
serta peran tokoh agama dalam menilai pengobatan tradisional (non-medis) dan
medis
3. Pengamatan ini membantu kami dalam menilai sudut pandang masyarakat
setempat terkait mutu pelayanan kesehatan dan bagaimana masyarakat setempat
memilih pengbatan tradisional dan medis.
4. Dengan pengamatan ini kami dapat mengetahui sistem pelayanan kesehatan dan
mutu petugas kesehatan dalam meningkatkan taraf kesehatan masyarakat di
daerah tersebut.
5. Dengan pengamatan ini kami dapat mengetahui bagaimana masyarakat memilih
jenis pengobatan dan kualitas pengobatan tradisional (non-medis) di daerah
tersebut.
6. Dengan pengamatan ini kami mengetahui metode pengobatan mengetahui terkait
kepercayaan masyarakat terhadap tenaga non-medis.
1. Tahun 1849
Rudolf Virchow, ahli patologi Jerman terkemuka, yang pada tahun 1849
menulis apabila kedokteran adalah ilmu mengenai manusia yang sehat maupun
yang sakit, maka apa pula ilmu yang merumuskan hukum-hukum sebagai dasar
struktur sosial, untuk menjadikan efektif hal-hal yang inheren dalam manusia itu
sendiri sehingga kedokteran dapat melihat struktur sosial yang mempengaruhi
kesehatan dan penyakit, maka kedokteran dapat ditetapkan sebagai antropologi.
Namun demikian tidak dapat dikatakan bahwa Vichrow berperan dalam
pembentukan asal-usul bidang Antropologi Kesehatan tersebut., munculnya
bidang baru memerlukan lebih dari sekedar cetusan inspirasi yang cemerlang.
2. Tahun 1953
Sejarah pertama tentang timbulnya perhatian Antropologi Kesehatan
terdapat pada tulisan yang ditulis Caudill berjudul “Applied Anthropology in
Medicine”. Tulisan ini merupakan tour the force yang cemerlang , tetapi
meskipun telah menimbulkan antusiasme, tulisan itu tidaklah menciptakan suatu
subdisiplin baru.
3. Tahun 1963
Sepuluh tahun kemudian, Scoth memberi judul “Antropologi Kesehatan”
dan Paul membicarakan “Ahli Antropologi Kesehatan” dalam suatu artikel
mengenai kedokteran dan kesehatan masyarakat. Setelah itu baru ahli-ahli
antropologi Amerika benar-benar menghargai implikasi dari penelitian-penelitian
tentang kesehatan dan penyakit bagi ilmu antropologi. Pengesahan lebih lanjut
atas subdisiplin Antropologi Kesehatan ini adalah dengan munculnya tulisan yang
dibuat Pearsall (1963) yang berjudul Medical Behaviour Science yang
berorientasi antropologi, sejumlah besar (3000 judul) dari yang terdaftar dalam
bibliografi tersebut tak diragukan lagi menampakan pentingnya sistem medis bagi
Antropologi.
1 Environment (lingkungan)
2 Behaviour (perilaku), Antara yang pertama dan kedua dihubungkan
dengan ecological balance
3 Heredity (keturunan) yang dipengaruhi oleh populasi, distribusi penduduk, dan
sebagainya
4 Health care service berupa program kesehatan yang bersifat preventif, promotif,
kuratif, dan rehabilitative.
Dari empat faktor tersebut di atas, lingkungan dan perilaku merupakan faktor
yang paling besar pengaruhnya (dominan) terhadap tinggi rendahnya derajat kesehatan
masyarakat. Tingkah laku sakit, peranan sakit dan peranan pasien sangat dipengaruhi
oleh faktor-faktor seperti kelas social, perbedaan suku bangsa dan budaya. Maka
ancaman kesehatan yang sama (yang ditentukan secara klinis), bergantung dari variable-
variabel tersebut dapat menimbulkan reaksi yang berbeda di kalangan pasien.
Selain penyusunan visi juga telah ditetapkan misi-misi yang memuat sesuatu
pernyataan yang harus dilaksanakan oleh desa agar tercapainya visi desa tersebut. Visi
berada di atas misi. Pernyataan visi kemudian dijabarkan ke dalam misi agar dapat di
operasionalkan/dikerjakan. Sebagaimana penyusunan visi, misipun dalam penyusunannya
menggunakan pendekatan partisipatif dan pertimbangan potensi dan kebutuhan Desa
Balaroa Pewunu, sebagaimana proses yang dilakukan maka misi Desa Balaroa Pewunu
adalah
Sehat adalah suatu keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak
hanya bebas dari penyakit atau kecacatan World Health Organization (WHO, 2015) .
Pola hidup sehat merupakan salah satu aspek perilaku manusia dalam kaitanya dengan
pemenuhan dasar. Ada berbagai cara dan upaya yang dapat kita lakukan dalam menhasilkan pola
hidup sehat yaitu melalui olaraga, menjaga keseimbangan, pola makan teatur, diet sehat, detoks
tubuh, dan lainnya.
3) Sakit
Sakit adalah pandangan atau presepsi sesorang bila merasakan kesehatanya terganggu.
Sakit adalah hal yang tidak mengenakan atau nyeri yang pasti dirasakan seseorang.
4) Pengobatan medis
Pengobatan medis adalah pengobatan yang dilakukan untuk mengobati penyakit medis.
Contoh pengongobatan melalui medis : dilakukan oleh dokter, melalui operasi untuk mengobati
penyakit, dan menggunakan obat-obatan untuk penyembuhan.
5) Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan adalah suatu pelayanan medis yang diberikan dokter maupun
perawat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan di puskesmas tersebut, bahkan tenaga
medis baik dokter dan perawat sangat peka terhadap kebutahan pasien maupun keluarga pasien
6) Pengobatan tradisional atau non medis dan penyakit
Pengobatan non medis adalah metode pengobatan diluar ilmu kesehatan dan tidak dapat
dijelaskan secara medis seperti pengobatan oleh dukun dengan ramuan beserta jampi-jampi.
Penyakit tradisional adalah di dapatkan dari turun temurun dan hanya berdasarkan
pengamatan, bukan berdasarkan penelitian ilmia yang dapat dipertanggung jawabkan.
Pengobatan trandisionaltelah menjadi begian hidup dari masyarakat perdesaan mengakar dalam
kehidupam sehari-hari dan dipercaya masyarakat sebagai alternative penyembuhan suatu
penyakit.
Keyakinan dan kepercayaan adalah suatu sikap yang di tunjukan oleh manusia saat ia
merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran.
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budia atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi,
dan akal manusia.
Budaya adalah suatu cara hidup berkembang dan memiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan wariskan dari generasi ke generasi.
Sehat adalah keadaan yang seimbang dan dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dan
berbagai factor yang mempengaruhinya.
b) WHO ( 1947)
Sehat adalah keadaan yang sempurna dari fisik, mental, dan social, tidak hanya bebas dari
penyakit atau kelemahan.
c) Paune ( 1983)
Sehat adalah fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan dari ( self care resources )
yang menjamin tindakan untuk perawatan diri merupakan pengetahuan ketrampilan dan sikap.
Kesehatan sebagian kesehatan “jasmaniah, ruhaniyah, dan social” yang dimiliki manusia
sebagai karunia Allah yang wajib disyukuri dengan mengamalkan tuntunan-Nya, dan
memelihara serta mengembangkanya.
2) Neuman ( 1982)
Kesehatan adalah keadaan sejahatera dari badan, jiwa dan memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara social.
Penertian pola sehat adalah hidup dengan gaya yang lebih focus kepada kesehatan, baik
itu melalui perilaku , makan, bahkan gaya hidup sangat berpengaru terhadap kesehatan dan
menuju hidup sehat baik jasmani ataupun rohani.
5) Sakit
Seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit menahun (kronis) atau gangguan
kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas kerja atau kegiatannya terganggu. Walaupun
seseorang sakit, istilah masuk angin , pilek tetapi bila ia tidak terganggu untuk melaksanakan
kegiatannya maka ia dianggap tidak sakit.
a) Pemons
Sakit merupakan gangguan dalam fungsi normal individu sebagai tatalitas, termasuk
keadaan organism sebagai system biologis dan penyusuaian sosialnya.
b) Bauman
6) Pengobatan medis
Mernut para ahli Kata medicine berasal dari bahasa Latin medicus, yang berarti
"dokter".Kedokteran meliputi berbagai praktik perawatan kesehatan yang berkembang untuk
mempertahankan dan memulihkan kesehatan dengan pencegahan dan pengobatanpenyakit.
Kedokteran kontemporer menggunakan ilmu biomedis, penelitian biomedis, genetika, dan
teknologi medis untuk mendiagnosis, mengobati, dan mencegah cedera dan penyakit, biasanya
melalui obat-obatan atau bedah, tetapi juga melalui terapi yang beragam, antara lain, psikoterapi,
splint dan traksi eksternal, peralatan medis, biologis, dan radiasi pengionisasi
7) Pelayanan kesehatan
Suatu konsep yang dipakai dalam pemberian layanan kesehatan terhadap masyarakat.
Pelayanan kesehatan juga diartikan sebagai konsep yang diterapkan untuk memberikan layanan
dengan jangka waktu lama dan terus dilakukan kepada publik dan masyarakat.
a) Depkes RI (2009)
Pelayanan kesehatan menurut Levey dan Loomba adalah upaya untuk menyelenggarakan
sendiri ataupun secara bersama-sama dalam suatu organisasi kesehatan untuk mencegah dan
meningkatkan kesehatan, memelihara, dan menyembuhkan penyakit dari seseorang, kelompok,
keluarga, ataupun masyarakat.
Penyakit adalah istilah medis yang digunakan sebagai gangguan dalam fungsi tubuh yang
menyebabkan berkurangnya kapasitas.
Hubungan antara sehat, sakit dan penyakit pada dasarnya merupakan keadaan sehat dan sakit.
Menurut WHO pengobatan tradisional sebagai jumlah total pengetahuan, keterampilan, dan
praktek-praktek yang berdasarkan pada teori-teori, keyakinan, dan pengalaman masyarakat yang
mempunyai adat budaya yang berbada, baik dijelaskan atau tidak, digunakan dalam
pemeliharaan kesehatan serta dalam pencegahan.
Kepercayaan adalah kemampuan seseorang untuk bertumpu pada orang lain dimana kita
memiliki keyakinan kepadanya. Kepercayaan merupakan kondisi mental yang didasari oleh
situasi seseorang dan konteks sosialnya. Ketika seseorang mengambil sebuah keputusan
berdasarkan pilihan dari orang- orang yang dapat dia percaya daripada yang kurang dipercayai.
b) Rousseau et al ( 1998 )
Kepercayaan adalah wilayah psikologis yang merupakan perhatian untuk menerima apa
adanya berdasarkan harapan terhadap perilaku yang baik dari orang lai.
c) Ba dan pavlou ( 2002 )
Kebudayaan adalah keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil yang harus
didapatkannya dengan belajar dan semua itu tersusun dalam kehidupan masyarakat.
c) Arkeolog R. seokmono
Kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia baik berupa benda ataupun hanya berupa
buah pikiran dan dalam kehidupan.
d) Ki Hajar Dewantara
Kebudayaan menurut Ki Hajar Dewantara berarti buah budi manusia adalah hasil
perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam dan zaman (kodrat dan masyarakat)
yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan
kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan
yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai
e) Parsudi suparlan
g) Mangunsarkoro
kebudayaan adalah segala yang merupakan hasil kerja jiwa manusia dalam arti yang
seluas-luasnya.
.
2. Teori terkait
a) Sehat
Istilah sehat kondisi di mana sesorang individi dapat berkembang secara fisik, mental,
dan social sehingga individu tersebut menyaari kemampuan sendiri, dapat bekerja secara
produktif, dan mampu mampu kotibusi untk komunitasnya.
Pola hidup sehat adalah gaya hidup yang memperhatikan segala aspek kondisi kesehatan.
Mulai dari makanan, minuman, nutrisi yang dikonsumsi dan perilaku kita sehari-hari. Baik itu
dalam sebuah rutinitas olahraga yang tentu akan menjaga kondisi kesehatan dan juga akan
menghindarkan dari segala hal yang dapat menjadi penyebab penyakit bagi tubuh kita.
Setiap daerah atau tempat tentu mempunyai budaya atau adat secara turuntemurun
pendapat dari masyarakat berbeda beda karna dilihat dari manfaat yang dilakuakan oleh
kebudayaan tersebut, dari hasil pencarian teori saya belum mendapatkan kembali kepada
keercayaan masing-masing.
c) Penelitian Sejalan
Sebagai mana penjelasan penelitian yang di dapatkan dari masyarakat bahwa sehat itu
adalah:
“Sehat itu bisa berkerja dan tubuh tidak selalu sakit” (M3)
Terkait dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh M. Ridwaan mengenai arti sehat
yaitu “ sehat adalah suatu keadaan dimana seseorang dapat beraktivitas dengan baik serta sehat
dalam aspek jasmani, rohani sosial social ’’
Dari hasil wawancara kepada masyarakat terkait konsep sehat, sama dengan pemekiran
para peneliti. Dan dapat disimpulkan bahwa masyarakat telah memahami arti dari sehat itu
sendiri.
Sebagai mana penjelasan informan sebagai berikut : Sebagai mana penjelasan penelitian
yang di dapatkan dari masyarakat tentang bagaimana pola hidup yang baik yaitu :
Terkait dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rizkia Awit Herlina, 2014 mengenai
pola hidup sehat yaitu
“Pola hidup sehat merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa dihilangkan dari
kehidupan kita. Tanpa kita sadari gaya hidup dan pola makanan yang tidak sehat merupakan
faktor penyebab utamanya. Meskipun ada penyebab lain seperti faktor genetik dan pencemaran
lingkungan. Selain itu hindari merokok dan sebisa mungkin untuk olahraga serta mengatur pola
tidur yang baik’’
Dari hasil wawancara kepada masyarakat terkait konsep pola hidup sehat, sama dengan
pemekiran para peneliti. Dan dapat disimpulkan bahwa masyarakat telah memahami bagaimana
cara pola hidup yang baik.
2. Pemerintah Desa
Dalam sebuah desa dibutuhkan sebuah struktur kepemerintahan yang akan menjalankan
tugas untuk menata, dan mengatur desa tersebut. Adapun struktur desa sebagai berikut :
a. Kepala Desa
Menurut UU RI No 6 Tahun 2014 Pasal 1 Ayat 3 kepala desa adalah pemerintahan
desa atau yang disebut dengan nama lain yang dibantu perangkat desa sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan desa. Bertugas untuk menyelenggarakan pemerintah dan
pemberdayaan desa.
b. Sekretaris Desa
Sekretaris desa adalah perangkat yang membantu kepala desa menjalankan tugasnya.
Fungsi sekretaris meliputi menyiapkan dan melaksanakan pengelolaan administrasi
desa, membantu persiapan penyusunan peraturan desa dan bahan untuk laporan
penyelenggara pemerintah desa serta melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala
desa.
c. Pelaksana teknis desa
Kepala Urusan Pemerintah (KAUR PEM)
Bertugas untuk membantu kepala desa dalam mengelola administrasi dan perumusan
bahan kebijakan desa. Berfungsi melaksanakan kegiatan berkaitan dengan
kependudukan, pertanahan, pembinaan ketentraman, dan ketertiban masyarakat.
a. Definisi Umum
Menurut Konrath 2002, yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan adalah setiap upaya
baik yang diselenggarakan sendiri atau bersama-sama dalam organisasi untuk meningkatkan dan
memelihara kesehatan, mencegah penyakit, mengobati penyakit, dan memulihkan kesehatan
yang ditujukan kepada perseorangan, kelompok atau masyarakat.
d. Penelitian sejalan
Pelayanan kesehatan adalah sebuah konsep yang digunakan dalam memberikan layanan
kesehatan kepada masyarakat. definisi pelayanan kesehatan menurut Prof. Dr. Soekidjo
Notoatmojo adalah sebuah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah
pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif( peningkatan kesehatan ) dengan sasaran
masyarakat. Sedangkan menurut Levey dan Loomba (1973), Pelayanan Kesehatan Adalah upaya
yang diselenggarakan sendiri/secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah, dan mencembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
peroorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat. definisi pelayanan kesehatan menurut
Depkes RI (2009) adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama
dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan
atupun masyarakat.
4. Pengobatan tradisional
a. Definisi
Obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan,
bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan-bahan tersebut, yang secara tradisional
telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Obat tradisional dibuat atau diramu
dari bahan tumbuh-tumbuhan, bahan hewan, sediaan sarian (galenik), atau campuran bahan-
bahan tersebut. Obat tradisional secara turun-temurun telah digunakan untuk kesehatan
berdasarkan pengalaman. Obat tradisional telah digunakan oleh berbagai aspek masyarakat mulai
dari tingkat ekonomi atas sampai tingkat bawah, karena obat tradisional mudah didapat,
harganya yang cukup terjangkau dan berkhasiat untuk pengobatan, perawatan dan pencegahan
penyakit (Ditjen POM, 1994).
Masyarakat di sekitar kawasan hutan yang kehidupannya sangat tergantung pada hutan,
mengetahui pengetahuan tradisional dalam pemanfaatkan tumbuhan atau bahan alami untuk
pengobatan. Pengetahuan tentang tumbuhan obat, mulai dari pengenalan jenis tumbuhan, bagian
yang digunakan, cara pengolahan sampai dengan khasiat pengobatannya merupakan kemampuan
alami dari masing-masing masyarakat disekitar hutan
4.Tenaga Non Kesehatan/non-medis
1) Sehat
Sehat adalah suatu kondisi yang terbebas dari segala jenis penyakit, baik fisik,
mental, dan social, Pengertian sehat menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
tahun 1975.
Pengobatan medis dan non medis memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan
pengobatan medis, antara lain mempunyai efek terapi yang cepat/sesuai untuk
penyakit-penyakit yang emergency; mempunyai berbagai macam teori tentang
kesehatan yang paling banyak digunakan pada saat ini dan mudah untuk disebarkan;
mempunyai tempat pelayanan pengobatan yang luas; menggunakan metode penelitian
yang lebih rinci, detail dan ilmiah. Sedangkan kelebihan dari pengobatan non medis,
diantaranya relatif aman dari efek samping untuk dikonsumsi dalam jangka waktu
lama; sesuai untuk gangguan kesehatan terutama penyakit kronik dan degeneratif;
metode herbal menggunakan unsur obat yang lebih alami sehingga tubuh mudah
untuk menerima dan bisa menolerirnya; bisa menyembuhkan beberapa penyakit
tertentu yang tidak bisa diobati dengan cara medis; mengandung motivasi psikis,
keyakinan tinggi sehingga dapat meningkatkan semangat dalam mencapai
kesembuhan.
4) Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan adalah suatu pelayanan medis yang diberikan dokter maupun
perawat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan di puskesmas tersebut, bahkan
tenaga medis baik dokter dan perawat sangat peka terhadap kebutahan pasien maupun
keluarga pasien
pandangan hidup itu bagi seseorang adalah bagaimana ia mengartikan hidup mereka,
d. Penelitian sejalan
Sebagai mana penjelasan penelitian yang di dapatkan dari tokoh agama bahwa sehat itu
adalah:
Dari hasil wawancara kepada masyarakat terkait konsep sehat, sama dengan pemekiran para
peneliti. Dan dapat disimpulkan bahwa masyarakat telah memahami arti dari sehat itu sendiri.
Sebagai mana penjelasan informan sebagai berikut : Sebagai mana penjelasan penelitian yang di
dapatkan dari masyarakat tentang bagaimana pola hidup yang baik yaitu :
“menjaga pola makan , mandi teratur, olahraga , cek kesehatan sebulan sekali”
Terkait dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rizkia Awit Herlina, 2014 mengenai pola
hidup sehat yaitu
“Pola hidup sehat merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa dihilangkan dari kehidupan kita.
Tanpa kita sadari gaya hidup dan pola makanan yang tidak sehat merupakan faktor penyebab
utamanya. Meskipun ada penyebab lain seperti faktor genetik dan pencemaran lingkungan.
Selain itu hindari merokok dan sebisa mungkin untuk olahraga serta mengatur pola tidur yang
baik’’
PEMBAHASAN
Dari hasil wawancara dari informan dalam aspek arti kesehatan menurut pendapat
masyarakat setempat. Di dapatkan beberapa informasi mengenai kesehatan yaitu : Istilah sehat
dalam kehidupan sehari-hari sering dipakai untuk menyatakan bahwa sesuatu dapat bekerja
secara normal. kesehatan mengandung empat aspek. Perwujudan dari masing-masing aspek
tersebut dalam kesehatan seseorang antara lain sebagai berikut:
a. Kesehatan fisik
b. Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional, dan
spiritual.
c. Kesehatan sosial
d. Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa) produktif, dalam arti
mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong terhadap
hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial.
Pengobatan tradisional atau non medis pada saat ini banyak digunakan karena
mempunyai keunggulan antara lain memiliki efek samping yang relative rendah dalam satu
ramuan dengan komponen berbeda memiliki efek saling mendukung, pada satu tanaman
memiliki lebih dari satu efek farmakologi serta lebih sesuai untuk penyakit-penyakit metabolic
dan degenerative. Pengetahuan masyarakat tentang khasiat obat suatu tumbuhan untuk
menyembuhkan suatu penyakit pada umumnya di dasarkan pada isyarat alam, perilaku binatang.
Sebagai contoh, helaian daun yang berbentuk hati mempunyai petunjuk dapat menyembuhkan
penyakit hati, bagian tanaman yang berwarna kuning seperti kunyit dan temulawak mempunyai
petunjuk dapat menyembuhkan penyakit kuning, binatang sakit yang memakan jenis tumbuhan
tertentu dan kemudian binatang tersebut menjadi sehat, hal itu dapat menjadi petunjuk bahwa
tumbuhan tersebut berkhasiat obat. Tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat yang diolah,
digunakan, dan diramu secara sederhana atau tradisional disebut sebagai obat tradisional. Obat
tradisional menggunakan bahan baku tumbuhan yang berasal dari hutan atau kebun yang diramu
oleh dukun atau tabib secara sederhana. Sebagai mana penjelasan informan sebagai berikut :
Hasil dari wawancara bersama dengan pemerintah desa mengenai upaya apa yang
dilakukan dalam menjaga interaksi sosial antar masyarakat, dan antara masyarakat dengan pihak
pemerintah desa maka kami mendapatkan bahwa di desa Balaroa Pewunu sendiri sangat
menjunjung tinggi pendekatan persuasive Secara Etimologi / harfiah Pengertian pendekatan
persuasif atau berdasarkan makna kata sosiologi berasal dari 2 suku kata yaitu dari kata Latin,
cara untuk mempersuasi sasaran dengan cara menggunakan pengertian . keadaan psiko-sosial
sasarannya, metode komunikasi persuasif yang dapat dilakukan berupa pendekatan .Menurut
aliran ini, pendekatan kuantitatif merupakan sarana utama dan sangat berguna . Komunikasi yang
persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang Pengertian pendekatan
persuasive. Seperti yang dikemukakan oleh pak Guntur selaku sekretaris desa “ disini dalam
menjaga interaksi yang baik kami melakukan pendekatan persuasive dimana jika ada masalah
kita cari jalan keluarnya secara kekeluargaan, kami tidak pernah sekalipun melibatkan pihak
berwajib jika ada masalah yang bisa kami selesaikan secara kekeluargaan’’. Penduduk desa
Balaroa Pewunu juga masih kental dengan asas Gotong royong suatu kegiatan yang dilakukan
secara bersama-sama dan bersifat suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan dengan
lancer, mudah dan ringan. ‘’ penduduk disini kalau ada acara 1 orang, yang lain dating
berbondong-bondong untuk membantu, seperti ada yang bawa kayu bakar’’ begitulah pernyataan
pak Guntur.
Hasil wawancara dari aspek bagaimana masyarakat mengambil keputusan dalam hal
pemanfaatan layanan kesehatan. Pemanfaatan adalah penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan
yang disediakan baik dalam bentuk rawat jalan, rawat inap, kunjungan rumah oleh petugas atau
tenaga kesehatan maupun dalam bentuk kegiatan lain dari pemanfaatan layanan kesehatan
tersebut (Depkes, 2006). Pemanfaatan pelayanan kesehatan merupakan pendayafungsian layanan
kesehatan oleh masyarakat. Menurut Levey dan Loomba (1973) yang dimaksud dengan
pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang dilaksanakan secara sendiri atau
bersama-sama, dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan seseorang, keluarga,
kelompok dan masyarakat. ‘’ masyarakat disini jika ditanyai mengenai pelayanan kesehatan
mereka akan sangat antusias sekali, disini juga kita kalau ada yang sakit atau mau melahirkan
langsung kita bawa ke pelayanan kesehatan terdekat’’. Seperti itulah kata pak Guntur. Beliau
juga menambahkan jika ada dana desa yang masuk selain dia lihkan untuk pengembangan sarana
prasarana maka dialihkan juga untuk pengadaan alat kesehatan.
Wawancara dengan pemerintah desa mengenai apa saja kendala masyarakat dalam
memanfaatkan layanan kesehatan. ‘’ kendala disini masih ada sebagian warga yang belum
mendapat kartu Indonesia sehat, sehingga untu masyarakat yang ekonomi lemah kita pakai surat
ekonomi rendah untuk berobat, dan pembuatannya pun cukup lama’’ Cukup banyak pendapat-
pendapat yang menyebutkan faktor-faktor yang memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan.
Seperti yang diungkapkan oleh ut Departement Of Education and Welfare, USA (1997) dalam
Lapau (1997), faktor-faktor yang memengaruhi pelayanan kesehatan yaitu, (1) Faktor regional
dan residence, (2) faktor dari sistem pelayanan kesehatan yang bersangkutan, (3) faktor adanya
fasilitas kesehatan lain, (4) faktor dari konsumen yang menggunakan pelayanan kesehatan yaitu
faktor sosiodemografi (meliputi umur, jenis kelamin dan status perkawinan), faktor sosial
psikologis (meliputi sikap/persepsi terhadap pelayanan kesehatan secara umum, pengetahuan dan
sumber informasi dari pelayanan kesehatan), faktor ekonomi dan kemudahan menjangkau
pelayanan kesehatan.
3. Petugas Medis
Dari wawancara mengenai aspek banyak pola pikir yang beredar dalam masyarat bahwa
ada beberapa penyakit yang tidak dapat disembuhkan secara medis melainkan dengan cara
pengobatan tradisional atau cara tertentu ‘’ kita tidak bisa memaksakan apa yang ada dipola piker
kita kepada masyarakat, karena pengobatan tradisional sudah ada sejak turun temurun, kita ini
sebagai generasi selanjutnya tidak mungkin menyuruh masyarakat berhenti melakukan itu, tapi
kita support saja apa yang ingin dilakukan masyarakat tapi yang penting masih dalam batas
sewajarnya’’ Pengobatan tradisional pada umumnya banyak diminati oleh masyarakat. Seorang
yang menderita suatu penyakit awal mulanya mendapatkan informasi baik dari iklan, teman,
tetetangga dan sumber lainnya, bahwa sakit yang dideritanya dapat dipulihkan melalui
pengobatan tradisional. Masyarakat yang tertarik pada informasi tersebut akan datang
menawarkan diri untuk disembuhkan oleh penyelenggara pengobatan tradisional. Masyarakat
berminat dengan pengobatan tradisional karena tidak semua lapisan masyarakat dapat menerima
pengobatan secara medis yang pada umumnya menggunakan obat-obatan melalui proses kimia.
Pengobatan tradisional yang bertujuan mewujudkan kesembuhan bagi seseorang sering dikenal
dengan alternatif pengobatan di luar cara medis. Pengobatan tradisional sebagai salah satu
pengobatan di luar ilmu kedokteran dan atau ilmu keperawatan, yang banyak dimanfaatkan oleh
masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan. Pengobatan di luar ilmu kedokteran diupayakan
ada karena setiap orang yang berhak hidup sejahtera. Hak hidup sejahtera tersebut jelas diatur
dalam rumusan UUD 1945 Pasal 28 Ayat (1) yaitu Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan
batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan. Menurut Pasal 5 Ayat (2) dan (3) UU No. 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan menyatakan bahwa setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh
pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, terjangkau dan setiap orang juga berhak secara
mandiri dan bertanggungjawab menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan
dirinnya.
Dari wawancara mengenai aspek seberapa besar kepercayaan dan keyakinan bapak
terhadap pengobatan non medis yang biasa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. ‘’saya
bukannya tidk percaya namun saya sebisa mungkin untuk mentoleransi supaya interaksi terjalin
dnegan baik. Dan menurut saya juga ada beberapa penyakit yang bisa disembuhkan dengan
pengobatan tradisional’’.
hasil dari wawancara mengenai hal apakah kepercayaan/budaya itu harus dijaga dan
diteruskan. ‘’ budaya tetap harus dilestarikan, karena budaya itu sudah yang menyatukan kita’’
Dalam kehidupan, manusia tidak pernah lepas dari budaya dan adat istiadat. Keberadaan budaya
amatlah penting, karena berfungsi sebagai identitas dan ciri khas. Tidak heran, setiap kelompok
atau golongan masyarakat tertentu memiliki budaya yang berbeda-beda. Lalu, apa pengertian
budaya? Secara bahasa, kebudayaan diambil dari bahasa Sansekerta, yaitu “Buddhayah” yang
bermakna hal-hal yang memiliki arti budi dan akal manusia. Secara garis besarnya, dengan budi
dan akal, maka manusia dapat melangsungkan kehidupan.
Dari hasil wawancara bersama informan dalam Pemanfaatan layanan kesehatan, dengan
kemudahan yang diberikan kepada masyarakat seperti sarana prasarana, akses yang
memungkinkan, dan layanan petugas kesehatan, serta kebijakan pemerintah dapat membuat
masyarakat memilih untuk memanfaatkan pengobatan secara medis, didapatkan informasi yaitu
Menurut Citra Wulandari dkk, 2016 : Pelayanan kesehatan adalah segala kegiatan yang secara
langsung berupaya untuk menghasilkan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan atau yang dituntut
oleh masyarakat untuk mengatasi kesehatannya. Secara umum yang dimaksud dengan pelayanan
kesehatan adalah segala upaya dan kegiatan pencegahan dan pengobatan penyakit. Semua upaya
dan kegiatan meningkatkan dan memulihkan kesehatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan
dalam mencapai masyarakat yang sehat. Pemanfaatan pelayanan kesehatan paling erat
hubungannya dengan kapan seseorang memerlukan pelayanan kesehatan dan seberapa jauh
efektifitas pelayanan tersebut. Sebagaimana penjelasan informan :
“Saat ini di desa Balaroa pewunu terdapat polindes(pondok bersalin desa) yang terletak
dibelakang kantor desa, di sana ada bidan juga yang berjaga kadang menginap di polindes dan
kadang ada dokter juga. Polindes juga kadang digunakan oleh masyarakat untuk berobat dan
konsultasi tentang kesehatannya. Sudah bagus juga fasilitasnya polindes, tapi kalau tenaga
kesehatan kurang atau alat tidak memeadai biasanya pasien langsung ke puskesmas.”
Dari hasil wawancara bersama informan dalam prespektif menghadapi pola pikir yang
beredar dimasyarakat mengenai pengambilan keputusan untuk berobat secara non medis.
Didapatkan informasi yaitu Menurut Departemen Kesehan (1990) Upaya pelayanan yang
diselenggarakan meliputi:
“Kalau masyarakat di sini rata-rata sudah berobat ke tenaga medis meskipun ada juga
yang masih berobat ke dukun seperti orang yang suah tua yang masi percaya dengan dukun,
tapi karena adanya sosoialisasi dari puskesmas Marawola yang membuat masyarakat sadar
tentang pentingnya tenaga kesehatan itu. Orang dari puskemas juga memberikan informasi
untuk masyarakat bagaimana cara menjaga kesehatan, perilaku hidup bersih dan mencegah
penyakit tertentu sehingga sudah kurang lagi orang yang pergi di dukun, kami juga harap tidak
adalagi masyarakat yang berobat di dukun karena sudah banyak fasilitas di sini.”
Dari hasil wawancara bersama informan dalam tindakan yang dapat dilakukan petugas
kesehatan dalam membentuk perilaku masyarakat terhadap proses pengambilkan keputusan
pemanfaatan pengobatan secara medis. Didapatkan informasi yaitu Berdasarkan pedoman kerja
puskesmas yang disusun Departemen Kesehatan (1990) puskesmas memiliki empat fungsi dasar,
yaitu:
“Kita dari petugas medis memberikan pelayanan 24 jam di polindes dan ada juga
kegiatan KIBAS(klinik berjalan Sigi sehat) yang diadakan setiap bulan dimana petugas
kesehatan turun kemasyarakat untuk melakukan kegiantan pemeriksaan, konsultasi dan diakhiri
dengan sosialisasi dari petugas puskesmas”
Dari hasil wawancara bersama informan dalam bekerja sama dengan pengobatan non
medis untuk menyembuhkan suatu penyakit, didapatkan informasi yaitu Salah satu tujuan
Millennium Development Goals (MDGs) adalah menurunkan angka kematian anak dan
meningkatkan kesehatan ibu. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk menurunkan
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB), antara lain melalui penempatan
bidan di desa, penggunaan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), Puskesmas Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Dasar (PONED), serta Program Jaminan Persalinan (Jampersal). Kemitraan adalah
suatu bentuk kerjasama antara dokter, bidan dengan dukun, yaitu setiap kali ada pasien yang
hendak bersalin, dukun akan memanggil bidan/dokter. Peran bidan dan lebih ditekankan pada
persalinan dan masa nifas. Pada saat persalinan, peran bidan porsinya lebih besar dibandingkan
dengan peran dukun. Selain menolong persalinan, bidan/dokter pun dapat memberikan suntikan
pada pasien yang membutuhkannya atau dapat dengan segera merujuk ke rumah sakit jika ada
persalinan yang gawat atau sulit. Program kemitraan bidan dan dukun berkorelasi positif dengan
adanya pelaksanaan Program Jampersal. Dengan diluncurkannya Jampersal pada tahun 2011,
membuat semakin banyaknya ibu hamil yang memutuskan melakukan persalinan di tenaga
kesehatan.(Dedik & Nurmalasari, 2014) sebagiaman penjelasan informan.
“Iya pernah bekerja sama dengan dukun beranak, kami petugas medis biasa bekerja sama
dengan dukun beranak untuk proses persalinan, tetapi dukunnya juga sudah diberikan pelatihan
dari pihak puskesmas tentang cara bersalin yang baik, sterilitas atau kebersihan dalam persalinan
dan lain-lain. Kalau penyakit lain tidak ada kerjasama selain dukun beranak, dukun beranak
membantu bidan dalam persalinan yang membuat semuanya mudah. Adapun peratutran yang
dibuat dari pemerintah desa jika ada yang mau melakukan persalinan dan tidak ada bidan maka
dukun dilarang melakukan persalinan sendiri, dan mereka berdua diberikan sanksi denda.”
4. Petugas Non-Medis
Dari hasil wawancara terhadap informan dalam aspek penyakit yang tidak dapat
disembuhkan secara medis melainkan dengan pengobatan tradisional telah didapatkan beberapa
informasi yaitu seorang pasien akan terlebih dahulu menjalani pemeriksaan di dokter umum.
Seorang pasien yang menderita sakit ringan seperti panas atau patah tulang ringan, terlebih dulu
membawa dirinya ke Sando atau dukun untuk diberi ramuan. Jika tidak sembuh, pasien tersebut
akan berobat ke dokter yang ada di Puskesmas. Sebagaimana penjelasan informan sebagai
berikut :
“Kalau orang-orang yang panas datang, diberi minuman obat berupa ramuan dari daun-
daunan. Kalau orang-orang yang salah urat atau patah bisa dipijat. Kalau tidak sembuh, baru
pergi ke dokter di puskesmas” (TNM)
Dari hasil wawancara dari informan dalam aspek mengenai waktu dan kondisi apa saja
masyarakat datang untuk berobat kepada petugas non kesehatan telah didapatkan beberapa
informasi yaitu salah satu cara pengobatan dari tenaga non-medis yaitu menggunakan ramuan
dari daun-daunan yang mampu menyembuhkan anak yang sakit demam. Atau dipijat mampu
menyembuhkan patah tulang atau salah urat. Sebagaimana penjelasan infroman sebagai berikut :
“Biasa mereka datang saat seperti demam anaknya, nanti kita berikan ramuan-ramuan
atau kalau patah tulang atau salah urat dipijit”” (TNM).
Dari hasil wawancara dari informan dalam aspek syarat yang harus dipenuhi untuk
memperoleh pelayanan kesehatan pada tenaga non medis. Sebagaimana penjelasan informan
sebagai berikut :
Dalam hasil wawancara dari informan dalam aspek proses pengobatan yaitu ramuan
turun-temurun tetap bermanfaat bagi kesembuhan pasien dan tenaga dukun bayi sejak dahulu
kala sampai sekarang merupakan pemegang peranan penting dalam pelayanan kebidanan. Dalam
lingkungan dukun bayi merupakan tenaga terpercaya dalam segala soal yang terkait dengan
reproduksi wanita. Ia selalu membantu pada masa kehamilan, mendampingi wanita saat bersalin,
sampai persalinan selesai dan mengurus ibu dan bayinya dalam masa nifas. Sebagaimana
penjelasan informan sebagai berikut
“kalau ada orang sakit, misalnya demam diberikan ramuan. Kalau tidak sembuh, baru
pergi ke dokter. Jika di dokter tidak sembuh dibuat upacara adat baliya. Untuk orang yang
melahirkan saya kerjasama dengan bidan desa. Kalau bayinya susah keluar saya tiup-tiup
supaya lancar persalinannya” (TNM)
Dalam hasil wawancara dari informan dalam aspek mengenai pencegahan dan
pengobatan terhadap suatu penyakit dan adakah keterkaitan antara proes pengobatan yang
diberikan dengan tradisi atau budaya setempat yaitu masyarakat masih mempercayai upacara
adat yang dahulu dilakukan nenek moyang untuk menyembuhkan penyakit yang sulit
disembuhkan pasien.. Sebagaimana penjelasan infroman sebagai berikut :
“Kalau orang yang tidak sembuh padahal sudah ke dokter, kita buat upacara adat
baliya. Tapi adat baliya ini tidak sembarangan, harus siapkan kambing atau ayam jadi korban.
Dan orang yang melakukan upacara baliya itu orang yang dari atas gunung dan upacara ini
dilakukan di depan atau dihalaman rumah orang sakit. Syarat selanjutnya, saat dilaksanakan
upacara baliya tidak boleh ada yang rebut” (TNM)
Dari hasil wawancara dari informan dalam hal yang menjadi alasan masyarakat memilih
keputusan untuk mengobati penyakitnya pada tenaga non-medis yaitu karena jarak yang dekat
dan biaya yang lebih murah. Sebagaimana penjelasan infroman sebagai berikut :
“karena biasanya kalau orang yang melahirkan tengah malam pasti dokter tidak bisa kerumah
yang mau melahirkan jadi saya yang ambil alih dengan bidan, karena ada penyakit juga yang
tidak bisa disembuhkan dokter jadi mereka ke saya,terus jika penyakitnya tidak sembuh-sembuh
jadi dilakukan upacara baliya, dan bila berobat kesaya bayarnya seikhlas saja”(TNM)
Dari hasil wawancara dari informan dalam hal besarnya kepercayaan dan keyakinan yang
diberikan masyarakat kepada tenaga non-medis dalam proses pengobatan suatu penyakit yaitu
masyarakat masih mempercayai pengobatan tradisional yang memakai ramuan-ramuan.
Sebagaimana penjelasan infroman sebagai berikut :
Menurut bapak sehat itu adalah, tidak ada yang sakit, dalam artiaan yaitu sehat jasmani
dan rohani
Dan juga suatu kondisi dimana seseorang terhindar dari berbagai jenis penyakit sehingga
seseorang akan merasa lebih baik.
“menjaga pola makan , mandi teratur, olahraga , cek kesehatan sebulan sekali”
Dari hasil wawancara dari informan dalam aspek penyakit yang tidak dapat disembuhkan
dengan medis namun tradisional menurut pendapat tokoh agama.
Menurut saya ada memang beberapa orang yang masih mengunakan cara tradisional
Misalnya sudah kerumah sakit tapi belum juga sembuh, sebagian masyarakat pasti lebih
ke pengobaan tradisonal
Tidak ada efek samping dari bentuk pengobatan tersebut.
Dari hasil wawancara dari informan dalam aspek pamanfaatan layanan kesehatan ke
petugas non kesehatan menurut pendapat tokoh agama.
Minat seseorang terhadap jasa pelayanan berkaitan dengan kemampuan jasa pelayanan
dalam memberikan kepuasan.
Pandangan masyarakat berbeda-beda mengenai layanan kesehatan.
Dari hasil wawancara dari informan dalam apakah pandangan tersebut harus diteruskan
menurut pendapat tokoh agama :
untuk pengobatan tradisional boleh dilakukan selama itu tidak membahayakan
masyarakat
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa selain mendatangi
layanan kesehatan yang ada, mereka juga percaya dengan pengobatan tradisional (dukun
atau penyembuh). Hal tersebut untuk memperoleh kesembuhan setelah upaya
penyembuhan medis belum membuahkan hasil. Selain itu, dapat diketahui bahwa
pemilihan penyembuhan baik melalui medis maupun alternatif tergantung dari bagaimana
masyarakat mempersepsikan sakit yang dialami, dan resiko apa yang nantinya akan
diterima sebagai konsekuensi dari penyakit yang sedang dialaminya.
Selain itu yang bisa kami dapatkan dari praktikum lapangan antropologi ini yaitu
masyarakat masih percaya dan masih membutuhkan dari pengobatan non medis, tapi di
Desa Balaroa Pewunu sudah terjalin kerjasama antara petugas kesehatan dan petugas
non-medis. Sehingga pengetahuan petugas non-medis lebih meningkat dibandingkan
dahulu yang akhirnya berdampak baik untuk kesehatan masyarakat.
B. SARAN
Saran untuk instansi kesehatan di ds. Sibalaya Utara, lebih diperbanyak petugas-
petugas kesehatan yang stay atau menetap di desa tersebut, agar masyarakat lebih mudah
mendapatkan pelayanan kesehatan. Saran untuk kelurahan, lebih ditingkatkan lagi
kualitas di desa tersebut. Saran untuk mahasiswa, diharapkan untuk kedepannya bisa
lebih unik lagi cerita di desa yang akan dituju, tetap semangat, dan jangan malas untuk
belajar lagi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Rina N. Peningkatan Pola Hidup Sehat Melalui Food Combining Di Ranah Komunikasi
Kesehatan. Fakultas Ilmu Komunikasi dan Bisnis Universitas Telkom. Bandung, Jawa
Barat.
2. Pengertian Medis Dan Non Medis Menurut Para Ahli. Available on :
https://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-medis-dan-non-medis/
3. Ekowarni E. 2001. Pola Perilaku Sehat Dan Model Pelayanan Kesehatan Remaja.
JURNAL PSIKOLOGI. VOL 2 (97-104).
4. Haryanto A.T. dan Suranto J. 2012. Pelayanan Kesehatan (Studi Rawat Inap di Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri).
Transformasi. Vol 3(22):1-10.
5. Zakky, Pengertian Kebudayaan Menurut Para Ahli Dan Secara Umum. Available On :
https://www.zonareferensi.com/pengertian-kebudayaan/
6. Defenisi Sehat Dan Sakit Menurut Para Ahli. Available On :
http://sukma1211.blogspot.com/2015/10/definisi-sehat-dan-sakit-menurut-para.html
7. Yulianti, Moita s, dan Upe a. 2018. KONSTRUKSI SOSIAL DALAM PRAKTIK
PENGOBATAN OLEH DUKUN DAN MEDIS (Studi Di Kecamatan Lakudo
Kabupaten Buton Tengah). Neo Societal Vol 3( 2):374-380
8. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kebudayaan
9. Pengertian Kebudayaan. Availabe On :
https://estetika-indonesia.blogspot.com/2015/12/pengertian-kebudayaan-menurut-ki-
hajar.html
10. Bumdes. Struktur pemerintah desa. 2019. Available On :
http://www.berdesa.com/5-struktur-pemerintahan-desa-beserta-tugas-dan-fungsinya/
11. Muliati. SOTK (Struktur Organisasi Dan Tata Kerja) Pemerintah Desa 2020 Terbaru.
2019. Available On :
https://format-administrasi-desa.blogspot.com/2019/03/sotk-struktur-organisasi-dan-tata-
kerja-pemerintah-desa-terbaru-tahun.html?m=1?id
12. A Nugroho. Latar belakang geografis. 2011. Available On :
http://eprints.ums.ac.id/14535/2/BAB_I.pdf
13. Unora. Pengertian pendekatan persuasife.2012. Available On :
oljgybeh.blog.cz/1202/pengertian-pendekatan-persuasif
14. Gurupendidikan. Pengertian gotong royong. 2019. Available On :
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-gotong-royong/
15. USU. Pemanfaatan pelayanan kesehatan .2017. Available On :
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/52723/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y
16. Nurul. Pengobatan tradisional. 2016. Available On :
http://digilib.unila.ac.id/4119/10/BAB%20II.pdf
17. Glanz, K., Rimer, B., Viswanath, K., 2008. Health Behavior and Health Education;
Theory, Researh, and Practice, 4th Edition, USA: Jossey-Bass
18. Kemenkes No. 1076/MENKES/VII/2003 tentang Penyelenggaraan Pengobatan
Tradisional.
19. Gani, Husni Abdul. 2013. “Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Masyarakat
Using di Kabupaten Banyuwangi”. Jurnal IKESMA Vol- ume 9 Nomor 2 September
2013.
20. https://journal.uny.ac.id/index.php/jpka/article/viewFile/1303/1084
21. http://eprints.undip.ac.id/34684/6/2046_chapter_II.pdf
22. https://media.neliti.com/media/publications/246564-konstruksi-sosial-dalam-praktik-
pengobat-b00ea4e6.pdf
23. https://www.kompasiana.com/ellamardianasafitri_fkmuj2011/54f96f43a33311ed068b513
9/pengobatan-tradisional-di-indonesia
24. https://id.wikipedia.org/wiki/Tenaga_Kesehatan
25. http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/21933/Chapter%20II.pdf?
sequence=6&isAllowed=y
26. https://idtesis.com/pengertian-batantra-pengobatan-tradisional-dan-perkembangan-di/
27. http://eprints.walisongo.ac.id/7345/3/BAB%20II.pdf
28. http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/31537/?sequence=4
29. https://idtesis.com/pengertian-obat-berbagai-ahli/
30. https://www.kanalinfo.web.id/pengertian-tenaga-kesehatan-dan-jenisnya
31. https://karyatulisilmiah.com/makalah-pengertian-pencegahan-penyakit/
32. https://definisimu.blogspot.com/2012/12/definisi-sehat.html
33. https://cashbac.com/blog/pola-hidup-sehat-ternyata-mudah-dilakukan/
34. https://www.kompasiana.com/ellamardianasafitri_fkmuj2011/54f96f43a33311ed068b513
9/pengobatan-tradisional-di-indonesia
35. https://www.kompasiana.com/fuad_kompasiana/552874d1f17e6163508b4598/pentingnya
-manusia-memiliki-pandangan-hidup
36. https://www.seputarpengetahuan.co.id/2015/11/10-pengertian-kesahatan-menurut-para-
ahli-terlengkap.html
37. Rina N. Peningkatan Pola Hidup Sehat Melalui Food Combining Di Ranah Komunikasi
Kesehatan. Fakultas Ilmu Komunikasi dan Bisnis Universitas Telkom. Bandung, Jawa
Barat.
FORMAT KUESIONER
Identitas Narasumber
Narasumber :
Umur :
Suku :
Pekerjaan :
Ang. Keluarga :
Dusun :
Daftar Pertanyaan :
1. Melihat banyak pola pikir yang beredar dimasyarakat bahwa ada beberapa penyakit yang tidak
dapat disembuhkan secara medis melainkan dengan cara pengobatan tradisional atau cara
tertentu. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai hal ini?
2. Kapan dan dalam kondisi apa saja masyarakat datang mengunjungi bapak dalam hal
pengobatan?
3. Apa saja syarat yang harus dipenuhi masyarakat untuk memperoleh layanan kesehatan dari
bapak/ibu?
5. Dalam proses pencegahan dan pengobatan terhadap suatu kasus penyakit yang bapak/ibu
tangani, adakah hubungan atau keterkaitan antara proses tersebut dengan kebudayaan/tradisi atau
kepercayaan masyarakat?
6. Dari semua pasien yang datang berobat sama bapak/ibu, apa saja hal yang menjadi alasan
mereka memilih keputusan untuk mengobati penyakitnya?
7. Sejauh ini sebesar apa kepercayaan dan keyakianan yang diberikan oleh masyarakat kepada
bapak dalam proses pengobatan suatu penyakit?
PANDUAN WAWANCARA PETUGAS KESEHATAN
ANTROPOLOGI KESEHATAN
Identitas Narasumber
Narasumber :
Umur :
Suku :
Pekerjaan :
Ang. Keluarga :
Dusun :
Daftar Pertanyaan :
1. Dalam pemanfaatan layanan kesehatan, dengan kemudahan yang diberikan kepada masyarakat
seperti sarana prasarana, akses yang memungkinkan, dan layanan petugas kesehatan, serta
kebijakan pemerintah dapat membuat masyarakat memilih untuk memanfaatkan pengobatan
secara medis?
2. Bagaimana perspektif bapak/ibu dalam mengahadapi pola pikir yang beredar dimasyarakat
mengenai pengambilan keputusan untuk berobat secara non medis?
3. Bagaimana tindakan yang dapat dilakukan petugas kesehatan dalam membentuk prilaku
masyarakat terhadap proses pengambilan keputusan pemanfaatan pengobatan secara medis?
4. Pernahkah bapak/ibu bekerjasama dengan pengobatan non medis untuk menyembuhkan suatu
penyakit?
5. Jika pernah, penyakit apa saja yang bapak/ibu sembuhkan dengan kerjasama tersebut?
7. Dari kerjasana tersebut, apakah pengobatan pasien menjadi lebih efektif atau jauh dari kata
efektif?
PANDUAN WAWANCARA MASYARAKAT BIASA
ANTROPOLOGI KESEHATAN
Identitas Narasumber
Narasumber :
Umur :
Suku :
Pekerjaan :
Ang. Keluarga :
Dusun :
Daftar Pertanyaan :
2. Apa saja yang bapak/ibu lakukan untuk menjaga tubuh agar tetap sehat?
3. Apa yang bapak/ibu lakukan apabila terdapat anggota keluarga yang sakit?
6. Melihat banyak pola pikir yang beredar di masyarakat bahwa ada beberapa penyakit yang
tidak dapat disembuhkan secara medis melainkan dengan cara pengobatan tradisional atau cara
tertentu. Bagaimana pendapat anda (bapak/ibu) mengenai hal ini?
7. Seberapa besar dan kepercayaan keyakinan bapak/ibu terhadap pengobatan nonmedis yang
biasa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar?
8. Menurut bapak ibu apakah kepercayaan/budaya itu harus selalu dijaga dan teruskan?
PANDUAN WAWANCARA TOKOH AGAMA
ANTROPOLOGI KESEHATAN
Identitas Narasumber
Narasumber :
Umur :
Suku :
Pekerjaan :
Ang. Keluarga :
Dusun :
Daftar Pertanyaan :
1. Sebagai tokoh agama didaerah ini Apa arti sehat Menurut bapak/ibu?
2. Apa saja yang bapak/ibu lakukan untuk menjaga tubuh agar tetap sehat?
3. Melihat banyak pola pikir yang beredar di masyarakat bahwa ada beberapa penyakit yang
tidak dapat disembuhkan secara medis melainkan dengan cara pengobatan tradisional atau cara
tertentu. Bagaimana tanggapan (bapak/ibu) mengenai hal ini?
Identitas Narasumber
Narasumber :
Umur :
Suku :
Pekerjaan :
Ang. Keluarga :
Dusun :
Daftar Pertanyaan :
2. Bagaimana aspek keadaan demografis di desa ini (jumlah penduduk, pendidikan, pekerjaan,
suku, dan agama)
4. Upaya apa yang di lakukan dalam menjaga interaksi sosial antar masyarakat, dan antara
masyarakat dengan pihak pemerintahan desa?
7. Melihat banyak pola pikir yang beredar dimasyarakat bahwa ada beberapa penyakit yang tidak
dapat disembuhkan secara medis melainkan dengan cara pengobatan tradisional atau cara
tertentu. Bagaimana pendapat anda (bapak/ibu) mengenai hal ini?
8. Seberapa besar kepercayaan dan keyakinan bapak/ibu terhadap pengobatan nonmedis yang
biasa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar?
9. Menurut bapak ibu apakah kepercayaan/budaya itu harus selalu dijaga dan teruskan?
Lampiran
A. Pemerintah Desa
Identitas Narasumber
Umur : 45 tahun
Anggota keluarga : 4
Agama : Islam
Dusun : 2
B. Tokoh Agama
Identitas Narasumber
Nama : Firmansya
Umur : 42
Suku : -
Pekerjaan : Imam
Status : Nikah
Anggota keluarga : -
Agama : Islam
Dusun : 1
C. Masyarakat
E. Petugas Medis
No.
Daftar Pertanyaan Kode Emik Etik Kesimpulan
1. Dalam Pemanfaatan Bidan Sekarang ini di Menurut Citra Dapat
layanan kesehatan, dengan desa Balaroa Wulandari dkk, 2016 : disimpulkan
kemudahan yang pewunu terdapat Pelayanan kesehatan bahwa apa yang
diberikan kepada polindes(pondok adalah segala kegiatan di lakukan oleh
masyarakat seperti sarana bersalin desa) yang secara langsung tenaga kesehatan
prasarana, akses yang yang terletak berupaya untuk sesuai dengan
memungkinkan, dan dibelakang kantor menghasilkan prinsip dasar
layanan petugas desa, di sana ada pelayanan kesehatan pelayanan
kesehatan, serta kebijakan bidan juga yang yang dibutuhkan atau kesehatan yaitu
pemerintah dapat berjaga kadang yang dituntut oleh Promotif dan
membuat masyarakat menginap di masyarakat untuk Preventif.
memilih untuk polindes dan mengatasi
memanfaatkan kadang ada dokter kesehatannya. Secara
pengobatan secara medis? juga. Polindes juga umum yang dimaksud
kadang digunakan dengan pelayanan
oleh masyarakat kesehatan adalah
untuk berobat dan segala upaya dan
konsultasi tentang kegiatan pencegahan
kesehatannya. dan pengobatan
Sudah bagus juga penyakit. Semua
fasilitasnya upaya dan kegiatan
polindes, tapi meningkatkan dan
kalau tenaga memulihkan
kesehatan kurang kesehatan yang
atau alat tidak dilakukan oleh
memeadai petugas kesehatan
biasanya pasien dalam mencapai
langsung ke masyarakat yang
puskesmas dan ada sehat. Pemanfaatan
juga petugas pelayanan kesehatan
langsung dari paling erat
puskesmas hubungannya dengan
memberikan kapan seseorang
sosialisasi ke memerlukan
masyarakat bagai pelayanan kesehatan
mana cara hidup dan seberapa jauh
sehat dan efektifitas pelayanan
mencegah tersebut.
penyakit dengan
gaya hidup bersih.
Bagaimana prespektif Bidan Kalau masyarakat Menurut Departemen Dapat
bapak/ibu dalam di sini rata-rata Kesehan (1990) disimpulkan
menghadapi pola pikir sudah berobat ke Upaya pelayanan bahwa cara
yang beredar tenaga medis yang diselenggarakan tenaga kesehatan
dimasyarakat mengenai meskipun ada juga meliputi: untuk mengubah
pengambilan keputusan yang masih 1. Pelayanan pola pikir
untuk berobat secara non berobat ke dukun kesehatan masyarakat masyarakat untuk
medis? seperti orang yang yang lebih berobat ke tenaga
suah tua yang masi mengutamakan medis sudah
percaya dengan pelayanan promotif benar dilakukan
dukun, tapi karena dan preventif, dengan yaitu melalui
adanya sosoialisasi pendekatan kelompok penyuluhan untuk
dari puskesmas masyarakat, serta pendekatan
Marawola yang sebagian besar kepada
membuat diselenggarakan masyarakat
masyarakat sadar bersama masyarakat dengan adanya
tentang pentingnya melalui upaya puskesmas
tenaga kesehatan pelayanan dalam dan keliling/mobile,
itu. Orang dari luar gedung di dan upaya rawat
puskemas juga wilayah kerja jalan atau rujukan
memberikan puskesmas. yang sesuai
informasi untuk 2. Pelayanan medic dengan standar
masyarakat dasar yang labih Departemen
bagaimana cara mengutamakan Kesehatan.
menjaga pelayanan kuratif dan
kesehatan, rehabilitative dengan
perilaku hidup pendekatan individu
bersih dan dan keluarga pada
mencegah umumnya melalui
penyakit tertentu upaya rawat jalan dan
sehingga sudah rujukan. Pada kondisi
kurang lagi orang tertentu bila
yang pergi di memungkinkan dapat
dukun, kami juga dipertimbangkan
harap tidak adalagi puskesmas dapat
masyarakat yang memberikan
berobat di dukun pelayanan rawat inap
karena sudah sebagai rujukan antara
banyak fasilitas di sebelum dirujuk ke
sini. rumah sakit.
Bagaimana tindakan yang Bidan Kita dari petugas Berdasarkan pedoman Dapat simpulkan
dapat dilakukan petugas medis memberikan kerja puskesmas yang bahwa apa yang
kesehatan dalam pelayanan 24 jam disusun Departemen dilakukan oleh
membentuk perilaku di polindes dan Kesehatan (1990) tenaga medis
masyarakat terhadap ada juga kegiatan puskesmas memiliki sangat berperan
proses pengambilkan KIBAS(klinik empat fungsi dasar, penting dalam
keputusan pemanfaatan berjalan Sigi yaitu: mewujudkan 4
pengobatan secara medis? sehat) yang 1. Preventif fungsi dasar
diadakan setiap (pencegahan puskemas.
bulan dimana penyakit). Artinya melalui
petugas kesehatan 2. Promotif Posyandu yang
turun (peningkatan dilakukan sudah
kemasyarakat kesehatan). membuktikan
untuk melakukan 3. Kuratif bahwa 4 fungsi
kegiantan (pengobatan tersebut telah
pemeriksaan, penyakit). tercapai dan
konsultasi dan 4. Rehabilitative pelayanan
diakhiri dengan (pemulihan kesehatan yang
sosialisasi dari kesehatan). ditujukan kepada
petugas puskesmas Menurut Konrath perseorangan,
2002, yang dimaksud kelompok atau
dengan pelayanan masyarakat sudah
kesehatan adalah terpenuhi dengan
setiap upaya baik adanya
yang diselenggarakan pendekatan
sendiri atau bersama- (kontak) yang
sama dalam sering.
organisasi untuk
meningkatkan dan
memelihara
kesehatan, mencegah
penyakit, mengobati
penyakit, dan
memulihkan
kesehatan yang
ditujukan kepada
perseorangan,
kelompok atau
masyarakat.
Pernahkah bapak/ibu Bidan Iya pernah bekerja Salah satu tujuan Dapat
bekerja sama dengan sama dengan Millennium disimpulkan
pengobatan non medis dukun beranak, Development Goals bahwa kemitraan
untuk menyembuhkan kami petugas (MDGs) adalah ini terjalin sangat
suatu penyakit? medis biasa menurunkan angka baik sesuai
bekerja sama kematian anak dan dengan prosedur
dengan dukun meningkatkan yang diharapkan.
beranak untuk kesehatan ibu.
proses persalinan, Berbagai upaya telah
tetapi dukunnya dilakukan pemerintah
juga sudah untuk menurunkan
diberikan pelatihan Angka Kematian Ibu
dari pihak (AKI) dan Angka
puskesmas tentang Kematian Bayi
cara bersalin yang (AKB), antara lain
baik, sterilitas atau melalui penempatan
kebersihan dalam bidan di desa,
persalinan dan penggunaan Buku
lain-lain. Kalau Kesehatan Ibu dan
penyakit lain tidak Anak (KIA), Program
ada kerjasama Perencanaan
selain dukun Persalinan dan
beranak, dukun Pencegahan
beranak membantu Komplikasi (P4K),
bidan dalam Puskesmas Pelayanan
persalinan yang Obstetri Neonatal
membuat Emergensi Dasar
semuanya mudah. (PONED), serta
Adapun peratutran Program Jaminan
yang dibuat dari Persalinan
pemerintah desa (Jampersal).
jika ada yang mau Kemitraan adalah
melakukan suatu bentuk
persalinan dan kerjasama antara
tidak ada bidan dokter, bidan dengan
maka dukun dukun, yaitu setiap
dilarang kali ada pasien yang
melakukan hendak bersalin,
persalinan sendiri, dukun akan
dan mereka berdua memanggil
diberikan sanksi bidan/dokter. Peran
denda. bidan dan lebih
ditekankan pada
persalinan dan masa
nifas. Pada saat
persalinan, peran
bidan porsinya lebih
besar dibandingkan
dengan peran dukun.
Selain menolong
persalinan,
bidan/dokter pun
dapat memberikan
suntikan pada pasien
yang
membutuhkannya
atau dapat dengan
segera merujuk ke
rumah sakit jika ada
persalinan yang gawat
atau sulit. Program
kemitraan bidan dan
dukun berkorelasi
positif dengan adanya
pelaksanaan Program
Jampersal. Dengan
diluncurkannya
Jampersal pada tahun
2011, membuat
semakin banyaknya
ibu hamil yang
memutuskan
melakukan persalinan
di tenaga kesehatan.
(Dedik &
Nurmalasari, 2014)
BIOGRAFI
Saya adalah seorang wanita yang lahir di Palu pada 04 Agustus 1999, saya diberi nama
Eunike Embon La'lang, saya anak ke dua dari tiga bersaudara, memulai pendidikan sekolah dasar
di SD Bala Keselamatan Palu, saya melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama di
SMPN 2 Palu, setelah itu saya melanjutkan pendidikan di SMAN Model Terpadu Madani Palu.
Saya berkuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat Palu, saat ini saya berada di
semester.5.
Nama saya Novita Rezky Mariani, Akrab di sapa Vita, Lahir di Palu pada Tanggal 26
November 1999. Anak pertama dari dua bersaudara, buah hati dari pasangan Adriani Andi
Pasamalangi dan Susanti Ang. Memulai pendidikan Sekolah Dasar di SD Inpres 012
kalukumbeo Kecamatan Tikke Raya kabupaten Mamuju Utara Provinsi Sulawesi Barat,
kemudian pindah Sekolah ke SD Negeri 1 Mamuju, kemudian Saya melanjutkan Pendidikan di
SMP Negeri 11 Pasangkayu, Setelah itu Melanjutkan pendidikan Sekolah menengah Atas di
SMA Katolik Santo Andreas Palu, kini saya berkuliah di Universitas Alkhairaat Palu Di Fakultas
Kedokteran angkatan 2017.
Saya bernama Tahta qawiyyu biasa di panggil Tata. Lahir di Makassar, 27 November 1999,
saya memulai pendidikan TK di TK Bustanul Atfal IV, SD di SD INP Antang II makassar, SMP
di SMP Negeri 8 Makassar, SMA di SMA Negeri 12 Makassar dan melanjutkan perkuliahan di
Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia Makassar namun pindah ke Fakultas
Kedokteran Universitas Alkhairaat Palu.
DOKUMENTASI