Anda di halaman 1dari 97

Laporan Kelompok

Antropologi Kesehatan

Kelompok 4 :

Ariqah Ghina Mardiah (17 777 011)

Eunike Embon La’lang (17 777 018)

Andi Rahayu (17 777 023)

Novita Rezky M (17 777 027)

Sitti Suhaddah (18 777 056)

Tahta Qawiyyu (18 777 057)

Muhammad Taqwin (19 777 052)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ALKHAIRAAT

PALU

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek


biologis dan sosio-budya dari tingkahlaku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi
antara keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan
dan penyakit pada manusia (Foster/Anderson, 1986; 1-3).
Antropologi kesehatan merupakan bagian dari antropologi yang menggambarkan
pengaruh sosial, budaya, biologi, dan bahasa terhadap kesehatan (dalam arti luas)
meliputi pengalaman dan distribusi kesakitan, pencegahan dan pengobatan penyakit,
proses penyembuhan dan hubungan sosial manajemen pengobatan serta kepentingan dan
kegunaan kebudayaan untuk sistem kesehatan yang beranekaragam.
Antropologi kesehatan mempelajari bagaimana kesehatan individu, formasi sosial
yang lebih luas dan lingkungan dipengaruhi oleh hubungan antara manusia dan spesies
lain, norma budaya dan institusi sosial, politik mikro dan makro, dan globalisasi.
Dalam era globalisasi seperti sekarang ini, berbagai ilmu yang menunjang profesi
sangat diperlukan guna mendukung tenaga kerja yang profesional. di dalam bidang
kesehatan itu sendiri, seorang dokter sangat perlu memahami dan mengetahui berbagai
aspek yang terdapat di mansyarakat dengan memahami seluk beluk masyarakat itu
sendiri. Salah satu yang dapat membantu tenaga kesehatan dalam menjalankan tugasnya
pada masyarakat adalah dengan mempelajari ilmu antropologi kesehatan.
Hal inilah yang mendasari kami dalam melakukan pengamatan terkait dengan sistem
pelayanan masyarakat serta peran anggota masyarakat dalam meningkatkan taraf
kesehatan.
B. TUJUAN PENGAMATAN
Adapun tujuan dari pengamatan ini adalah untuk memenuhi tugas dari mata
kuliah antropologi kesehatan terkait aspek yang meliputi :
1. Untuk mengetahui peran pemerintah setempat dalam hubungannya meningkatkan
taraf kesehatan masyarakatnya
2. Untuk mengetahui peran tokoh agama dalam hubungannya dengan pentingnya
menjaga kesehatan dan mutu pelayanan kesehatan di daerah tersebut.
3. Untuk mengetahui bagaimana masyarakat di daerah tersebut memilih pelayanan
kesehatan dan sistem pelayanan kesehatan di daerah tersebut.
4. Untuk mengetahui mutu pelayanan kesehatan dan hubungannya dengan perspektif
masyarakat terkait pengobatan secara medis
5. Untuk mengetahui perspektif masyarakat dalam memilih pengobatan tradisional
(non-medis) di daerah tersebut
6. Untuk mengetahui metode pengobatan terkait kepercayaan masyarakat terhadap
tenaga non-medis.

C. MANFAAT PENGAMATAN
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari hasil pengamatan ini adalah :
1. Dengan dilakukannya pengamatan ini kita dapat mengetahui bagaimana peran
pemerintah setempat dalam meningkatkan taraf masyarakat serta cara untuk
mempertahankan interaksi sosial dengan masyarakat setempat
2. Pengamatan ini membantu kami mengetahui pola pikir masyarakat setempat
terkait dengan mutu dan pemanfaatan pelayanan kesehatan di daerah tersebut
serta peran tokoh agama dalam menilai pengobatan tradisional (non-medis) dan
medis
3. Pengamatan ini membantu kami dalam menilai sudut pandang masyarakat
setempat terkait mutu pelayanan kesehatan dan bagaimana masyarakat setempat
memilih pengbatan tradisional dan medis.
4. Dengan pengamatan ini kami dapat mengetahui sistem pelayanan kesehatan dan
mutu petugas kesehatan dalam meningkatkan taraf kesehatan masyarakat di
daerah tersebut.
5. Dengan pengamatan ini kami dapat mengetahui bagaimana masyarakat memilih
jenis pengobatan dan kualitas pengobatan tradisional (non-medis) di daerah
tersebut.
6. Dengan pengamatan ini kami mengetahui metode pengobatan mengetahui terkait
kepercayaan masyarakat terhadap tenaga non-medis.

D. WAKTU DAN TEMPAT PENGAMATAN


Adapun waktu dan tempat pelaksanaan dalam pengamatan ini, yaitu :
1. Waktu :Sabtu, 21 Desember 2019
2. Tempat :Desa Balaroa Pewunu Kabupaten Sigi Kecamatan
Dolo Barat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN ANTROPOLOGI KESEHATAN


Antropologi berasal dari kata anthropos yang berarti "manusia", dan logos yang
berarti ilmu. Menurut Koentjaraningrat dalam buku (1981 : 11) antropologi berarti
“ilmu tentang manusia.” Antropologi kesehatan adalah studi tentang pengaruh unsur-
unsur budaya terhadap penghayatan masyarakat tentang penyakit dan kesehatan (Solita
Sarwono, 1993).
Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek
biologis dan sosio-budya dari tingkahlaku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi
antara keduanya disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi
kesehatan dan penyakit pada manusia (Foster/Anderson, 1986; 1-3).
Antropologi Kesehatan adalah studi mengenai konfrontasi manusia dengan
penyakit dan keadaan sakit, dan mengenai susunan adaptif (yaitu sistem medis dan obat-
obatan) dibuat oleh kelompok manusia untuk berhubungan dengan bahaya penyakit
pada manusia sekarang ini. (Landy, dalam Koentjaraningrat ,2000). Landy juga
menyatakan bahwa terdapat tiga generalisasi yang pada umumnya disetujui oleh ahli
antropologi, yaitu:
1. Penyakit dalam beberapa bentuk merupakan kenyataan universal dari kehidupan
menusia. Ini terjadi dalam keseluruhan waktu, tempat dan masyarkaat,
2. Kelompok manusia mengembangkan metode dan peran-peran yang teralokasi,
sama dengan sumber daya dan struktur mereka untuk meniru dengan atau
merespon penyakit,
3. Kelompok manusia mengembangkan beberapa set kepercayaan, pengertian dan
persepsi yang konsisten dengan matriks budaya mereka, untuk menentukan atau
menyadari penyakit. Menurut Landy, Masyarakat yang berbeda, dengan budaya
yang berbeda, memiliki pandangan yang berbeda pula terhadap kesehatan dan
penyakit, dan juga berbeda ketika memperlakukan si pasien.
Menurut Foster/Anderson, Antropologi Kesehatan mengkaji masalah-masalah
kesehatan dan penyakit dari dua kutub yang berbeda yaitu kutub biologi dan kutub
sosial budaya.

1) Pokok perhatian Kutub Biologi :


a) Pertumbuhan dan perkembangan manusia
b) Peranan penyakit dalam evolusi manusia
c) Paleopatologi (studi mengenai penyakit-penyakit purba)
2) Pokok perhatian kutub sosial-budaya :
a) Sistem medis tradisional (etnomedisin)
b) Masalah petugas-petugas kesehatan dan persiapan profesional mereka
c) Tingkah laku sakit
d) Hubungan antara dokter pasien
e) Dinamika dari usaha memperkenalkan pelayanan kesehatan barat
kepada masyarakat tradisional.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Antropologi Kesehatan adalah


disiplin yang memberi perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosio-budaya
dari tingkahlaku manusia, terutama tentang cara-cara interaksi antara keduanya
disepanjang sejarah kehidupan manusia, yang mempengaruhi kesehatan dan
penyakit pada manusia (Foster/Anderson, 1986; 1-3)
B. SEJARAH ANTROPOLOGI KESEHATAN
Uraian sejarah muncul dan perkembangan antropologi kesehatan dibuat menurut
urutan waktu cetusannya:

1. Tahun 1849
Rudolf Virchow, ahli patologi Jerman terkemuka, yang pada tahun 1849
menulis apabila kedokteran adalah ilmu mengenai manusia yang sehat maupun
yang sakit, maka apa pula ilmu yang merumuskan hukum-hukum sebagai dasar
struktur sosial, untuk menjadikan efektif hal-hal yang inheren dalam manusia itu
sendiri sehingga kedokteran dapat melihat struktur sosial yang mempengaruhi
kesehatan dan penyakit, maka kedokteran dapat ditetapkan sebagai antropologi.
Namun demikian tidak dapat dikatakan bahwa Vichrow berperan dalam
pembentukan asal-usul bidang Antropologi Kesehatan tersebut., munculnya
bidang baru memerlukan lebih dari sekedar cetusan inspirasi yang cemerlang.

2. Tahun 1953
Sejarah pertama tentang timbulnya perhatian Antropologi Kesehatan
terdapat pada tulisan yang ditulis Caudill berjudul “Applied Anthropology in
Medicine”. Tulisan ini merupakan tour the force yang cemerlang , tetapi
meskipun telah menimbulkan antusiasme, tulisan itu tidaklah menciptakan suatu
subdisiplin baru.

3. Tahun 1963
Sepuluh tahun kemudian, Scoth memberi judul “Antropologi Kesehatan”
dan Paul membicarakan “Ahli Antropologi Kesehatan” dalam suatu artikel
mengenai kedokteran dan kesehatan masyarakat. Setelah itu baru ahli-ahli
antropologi Amerika benar-benar menghargai implikasi dari penelitian-penelitian
tentang kesehatan dan penyakit bagi ilmu antropologi. Pengesahan lebih lanjut
atas subdisiplin Antropologi Kesehatan ini adalah dengan munculnya tulisan yang
dibuat Pearsall (1963) yang berjudul Medical Behaviour Science yang
berorientasi antropologi, sejumlah besar (3000 judul) dari yang terdaftar dalam
bibliografi tersebut tak diragukan lagi menampakan pentingnya sistem medis bagi
Antropologi.

C. HUBUNGAN ANTARA SOSIAL BUDAYA DAN BIOLOGI YANG MERUPAKAN


DASAR DARI PERKEMBANGAN ANTROPOLOGI KESEHATAN.
Hubungan antara social budaya dan biologi yang merupakan dasar dari
perkembangan antropologi kesehatan yaitu masalah kesehatan merupakan masalah
kompleks yang merupakan resultant dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat
alamiah maupun masalah buatan manusia, social budaya, perilaku, populasi penduduk,
genetika, dan sebagainya. Derajat kesehatan masyarakat yang disebut sebagai psycho
socio somatic health well being ,  merupakan resultante dari 4 faktor yaitu :

1 Environment (lingkungan)
2 Behaviour (perilaku), Antara yang pertama dan kedua dihubungkan
dengan ecological balance
3 Heredity (keturunan) yang dipengaruhi oleh populasi, distribusi penduduk, dan
sebagainya
4 Health care service berupa program kesehatan yang bersifat preventif, promotif,
kuratif, dan rehabilitative.

Dari empat faktor tersebut di atas, lingkungan dan perilaku merupakan faktor
yang paling besar pengaruhnya (dominan) terhadap tinggi rendahnya derajat kesehatan
masyarakat. Tingkah laku sakit, peranan sakit dan peranan pasien sangat dipengaruhi
oleh faktor-faktor seperti kelas social, perbedaan suku bangsa dan budaya. Maka
ancaman kesehatan yang sama (yang ditentukan secara klinis), bergantung dari variable-
variabel tersebut dapat menimbulkan reaksi yang berbeda di kalangan pasien.

Misalnya dalam bidang biologi, antropologi kesehatan menggambarkan teknik


dan penemuan ilmu-ilmu kedokteran dan variasinya, termasuk mikrobiologi, biokimia,
genetik, parasitologi, patologi, nutrisi, dan epidemiologi. Hal ini memungkinkan untuk
menghubungkan antara perubahan biologi yang didapatkan dengan menggunakan teknik
tersebut terhadap faktor-faktor sosialdan budaya di masyarakat tertentu. Contoh :
penyakit keturunan albinism di suatu daerah di Nusa Tenggara Timur ditransmisikan
melalui gen resesif karena pernikahan diantara anggota keluarga.

D. KEGUNAAN ANTROPOLOGI KESEHATAN


Secara umum, antropologi kesehatan senantiasa memberikan sumbangan pada ilmu
kesehatan lain sebagai berikut :
1. Memberikan suatu cara untuk memandang masyarakat secara keseluruhan termasuk
individunya. Dimana cara pandang yang tepat akan mampu untuk memberikan
kontribusi yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan suatu masyarakat dengan
tetap bertumpu pada akar kepribadian masyarakat yang membangun.
Contoh ; pendekatan sistem, holistik, relativisme yang menjadi dasar pemikiran
antropologi dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan masalah dan
mengembangkan situasi masyarakat menjadi lebih baik.
Memberikan suatu model yang secara operasional berguna untuk menguraikan
proses sosial budaya bidang kesehatan. Memang tidak secara tepat meramalkan perilaku
individu dan masyarakatnya, tetapi secara tepat bisa memberikan kemungkinan luasnya
pilihan yang akan dilakukan bila masyarakat berada pada situasi yang baru.
BAB III

GAMBARAN LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Desa Balaroa Pewunu


Desa Balaroa Pewunu adalah sebuah Desa yang terletek di ujung Barat dari
wilayah Kecamatan Dolo Barat, Kapan dan oleh siapa nama “ Balaroa Pewunu :
diberikan kepada Desa ini, berdasarkan hasil musyawarah masyarakat memalui Forum
Pemekaran Desa untuk disampaikan kepada Pemerintah Kabupaten Sigi. Adapun sampai
saat ini telah di pimpin oleh dua orang kepala desa yakni, Bpk. Ruhi Lawasi (2013-2016)
dan Bpk. (2016-sekarang).

Gambar 1. Pergantian kepala desa tahun 2016


Desa Balaroa Pewunu merupakan salah satu dari 12 desa di wilayah Kecamatan
Dolo Barat Kabupaten Sigi, yang terletak 18 Km ke arah Selatan dari kota Palu, adapun
batas-batas wilayah desa sebagai berikut :

Iklim Desa Balaroa Pewunu, sebagaimana desa-desa lain di wilayah Indonesia


mempunyai iklim kemarau dan penghujan, hal tersebut mempunyai pengaruh langsung
terhadap pola tanam yang ada di Desa Balaroa Pewunu Kecamatan Dolo Barat.
Visi desa Balaroa Pewunu
Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan yang
diinginkan dengan melihat potensi dan kebutuhan desa. Penyusunan Visi Desa Balaroa
Pewunu ini dilakukan dengan pendekatan partisipatif, melibatkan pihak-pihak yang
berkepentingan di Desa Balaroa Pewunu seperti pemerintah desa, BPD, tokoh
masyarakat, tokoh agama, lembaga masyarakat desa dan masyarakat desa pada
umumnya. Pertimbangan kondisi eksternal di desa seperti satuan kerja wilayah
pembangunan di Kecamatan. Maka berdasarkan pertimbangan di atas Visi Desa Balaroa
Pewunu, adalah “Mewujudkan masyarakat sejahtera, mandiri dilandasi Iman dan Taqwa”

Misi Desa Balaroa Pewunu

Selain penyusunan visi juga telah ditetapkan misi-misi yang memuat sesuatu
pernyataan yang harus dilaksanakan oleh desa agar tercapainya visi desa tersebut. Visi
berada di atas misi. Pernyataan visi kemudian dijabarkan ke dalam misi agar dapat di
operasionalkan/dikerjakan. Sebagaimana penyusunan visi, misipun dalam penyusunannya
menggunakan pendekatan partisipatif dan pertimbangan potensi dan kebutuhan Desa
Balaroa Pewunu, sebagaimana proses yang dilakukan maka misi Desa Balaroa Pewunu
adalah

1. Melakukan pembangunan fisik maupun non fisik secara berkelanjutan


2. Melaksanakan program pendidikan mulai usia dini sampai pendidikan dasar 12 tahun
3. Melaksanakan pembinaan generasi muda secara berkala
4. Pembinaan mental dan spiritual pada masyarakat
B. Keadaan Geografis Desa Balaroa Pewunu
Kondisi geografis Desa Balaroa Pewunu sangat sulit dengan berbagai kondisi
penggunaannya sehingga bila dibandingkan dengan desa-desa lain diwilayah Kecamatan
Dolo Barat, tidak bisa dipungkiri bahwa Desa Balaroa Pewunu termasuk tertinggal dalam
pembangunan terutama dalam bidang sarana dan prasarana. Hal ini dapat dilihat dalam
hal sarana dan prasarana jalan,listrik, sarana gedung Pendidikan” Sampai saat ini Desa
Balaroa Pewunu baru memiliki jalan yang telah diaspal sekitar beberapa meter saja.
 Sedangkan jalan poros Desa yang  sepanjang masih tanah yang terdapat di jalan
lingkungan desa Balaroa Pewunu. Sedangkan pembangunan dibidang kelistrikan baru
sekitar 60 % menikmati listrik. Untuk menunjang Sumber Daya Manusia Desa Tinatar
ada 1 unit PAUD, 1 Unit SD, 1 Unit MTs, dan 1 Unit MA. Semua sudah layak ruang
belajarnya .
Sedangkan pembangunan dalam bidang   ekonomi masyarakat Desa Balaroa
Pewunu yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani, sudah mampu mengelola
pertaniannya dengan baik dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.
Desa Balaroa Pewunu juga terus berusaha semaksimal mungkin untuk lebih giat
dan selalu menbangun desa ini sehingga mampu mensejajarkan diri dengan desa-desa
lain di Kecamatan Dolo Barat. Hal ini bisa dilihat dengan adanya keseriusan Desa
Balaroa Pewunu untuk selalu meningkatkan Kwalitas SDM, terbukti dengan telah adanya
Sekolah Dasar sampai SLTA yang berada di Desa Balaroa Pewunu. 
C. Keadaan Demografi Desa Balaroa Pewunu
Desa Balaroa Pewunu hanya terdiri dari 3 dusun saja dengan jumlah keseluruhan
penduduk desa Balaroa Pewunu sekitar 819 jiwa, dengan rata- rata jenjang pendidikan
yang ditempuh masyarakat sampai tingkat SMA. Untuk pekerjaan masyarakat Balaroa
Pewunu Mayoritas bekerja sebagai Petani, Suku mayoritas kaili Ledo, dan mayoritas
penduduk menganut agama Islam.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Masyrakat Desa Sibalaya


a. Definisi Umum
1) Sehat

Sehat  adalah suatu keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak
hanya bebas dari penyakit atau kecacatan World Health Organization (WHO, 2015) .

2) Pola hidup sehat

Pola hidup sehat merupakan salah satu aspek perilaku manusia dalam kaitanya dengan
pemenuhan dasar. Ada berbagai cara dan upaya yang dapat kita lakukan dalam menhasilkan pola
hidup sehat yaitu melalui olaraga, menjaga keseimbangan, pola makan teatur, diet sehat, detoks
tubuh, dan lainnya.

3) Sakit

Sakit adalah pandangan atau presepsi sesorang bila merasakan kesehatanya terganggu.
Sakit adalah hal yang tidak mengenakan atau nyeri yang pasti dirasakan seseorang.

4) Pengobatan medis

Pengobatan medis adalah pengobatan yang dilakukan untuk mengobati penyakit medis.
Contoh pengongobatan melalui medis : dilakukan oleh dokter, melalui operasi untuk mengobati
penyakit, dan menggunakan obat-obatan untuk penyembuhan.

5) Pelayanan kesehatan

Pelayanan kesehatan adalah suatu pelayanan medis yang diberikan dokter maupun
perawat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan di puskesmas tersebut, bahkan tenaga
medis baik dokter dan perawat sangat peka terhadap kebutahan pasien maupun keluarga pasien
6) Pengobatan tradisional atau non medis dan penyakit

Pengobatan non medis adalah metode pengobatan diluar ilmu kesehatan dan tidak dapat
dijelaskan secara medis seperti pengobatan oleh dukun dengan ramuan beserta jampi-jampi.

Penyakit tradisional adalah di dapatkan dari turun temurun dan hanya berdasarkan
pengamatan, bukan berdasarkan penelitian ilmia yang dapat dipertanggung jawabkan.
Pengobatan trandisionaltelah menjadi begian hidup dari masyarakat perdesaan mengakar dalam
kehidupam sehari-hari dan dipercaya masyarakat sebagai alternative penyembuhan suatu
penyakit.

7) Kepercayaan atau keyakinan

Keyakinan dan kepercayaan adalah suatu sikap yang di tunjukan oleh manusia saat ia
merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran.

8) Kebudayaan atau budaya

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budia atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi,
dan akal manusia.

Budaya adalah suatu cara hidup berkembang dan memiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan wariskan dari generasi ke generasi.

b. Menurut Para Ahli


1) Sehat
a) Perkins ( 1938)

Sehat adalah keadaan yang seimbang dan dinamis antara bentuk dan fungsi tubuh dan
berbagai factor yang mempengaruhinya.

b) WHO ( 1947)

Sehat adalah keadaan yang sempurna dari fisik, mental, dan social, tidak hanya bebas dari
penyakit atau kelemahan.
c) Paune ( 1983)

Sehat adalah fungsi efektif dari sumber-sumber perawatan dari ( self care resources )
yang menjamin tindakan untuk perawatan diri merupakan pengetahuan ketrampilan dan sikap.

d) Majelis Ulama Indonesia (MUI) dalam musyawarah Nasional Ulama Tahun


1983

Kesehatan sebagian kesehatan “jasmaniah, ruhaniyah, dan social” yang dimiliki manusia
sebagai karunia Allah yang wajib disyukuri dengan mengamalkan tuntunan-Nya, dan
memelihara serta mengembangkanya.

2) Neuman ( 1982)

Sehat adalah suatu keseimbangan biopsiko-sosial-cultur spiritual pada tiga garis


pertahanan klien yaitu fleksibel, normal.

3) Menurut UU No.23 tahun 1992

Kesehatan adalah keadaan sejahatera dari badan, jiwa dan memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara social.

4) Pengertian Pola hidup sehat

Penertian pola sehat adalah hidup dengan gaya yang lebih focus kepada kesehatan, baik
itu melalui perilaku , makan, bahkan gaya hidup sangat berpengaru terhadap kesehatan dan
menuju hidup sehat baik jasmani ataupun rohani.

5) Sakit

Seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit menahun (kronis) atau gangguan
kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas kerja atau kegiatannya terganggu. Walaupun
seseorang sakit, istilah masuk angin , pilek tetapi bila ia tidak terganggu untuk melaksanakan
kegiatannya maka ia dianggap tidak sakit.
a) Pemons

Sakit merupakan gangguan dalam fungsi normal individu sebagai tatalitas, termasuk
keadaan organism sebagai system biologis dan penyusuaian sosialnya.

b) Bauman

Seseorang menggunakan 3 kriterisa untuk menentukan apakah mereka sakit :

 Adanya gejala : naiknya temperature, nyeri.


 Persepsi tentang bagaimana mereka merasakan : baik, buruk, sakit.
 Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari.

6) Pengobatan medis

Mernut para ahli Kata medicine berasal dari bahasa Latin medicus, yang berarti
"dokter".Kedokteran meliputi berbagai praktik perawatan kesehatan yang berkembang untuk
mempertahankan dan memulihkan kesehatan dengan pencegahan dan pengobatanpenyakit.
Kedokteran kontemporer menggunakan ilmu biomedis, penelitian biomedis, genetika, dan
teknologi medis untuk mendiagnosis, mengobati, dan mencegah cedera dan penyakit, biasanya
melalui obat-obatan atau bedah, tetapi juga melalui terapi yang beragam, antara lain, psikoterapi,
splint dan traksi eksternal, peralatan medis, biologis, dan radiasi pengionisasi

7) Pelayanan kesehatan

Suatu konsep yang dipakai dalam pemberian layanan kesehatan terhadap masyarakat.
Pelayanan kesehatan juga diartikan sebagai konsep yang diterapkan untuk memberikan layanan
dengan jangka waktu lama dan terus dilakukan kepada publik dan masyarakat.

a) Depkes RI (2009)

Pelayanan kesehatan menurut Depkes RI adalah upaya untuk menyelenggarakan


perorangan atau bersama-sama dalam organisasi untuk mencegah dan meningkatkan kesehatan,
memelihara serta menyembuhkan penyakit dan juga memulihkan kesehatan perorangan,
kelompok, keluarga dan ataupun publik masyarakat.
b) Levey dan Loomba (1973)

Pelayanan kesehatan menurut Levey dan Loomba adalah upaya untuk menyelenggarakan
sendiri ataupun secara bersama-sama dalam suatu organisasi kesehatan untuk mencegah dan
meningkatkan kesehatan, memelihara, dan menyembuhkan penyakit dari seseorang, kelompok,
keluarga, ataupun masyarakat.

8) Pengobatan tradisional atau non medis dan penyakit

Penyakit adalah istilah medis yang digunakan sebagai gangguan dalam fungsi tubuh yang
menyebabkan berkurangnya kapasitas.

Hubungan antara sehat, sakit dan penyakit pada dasarnya merupakan keadaan sehat dan sakit.

a) Hasil interaksi seseorang dengan lingkungan


b) Sebagai menifestasi keberhasilan / kegagalan dalam beradaptasi dengan lingkungan
c) Gangguan kesehatan

Menurut WHO pengobatan tradisional sebagai jumlah total pengetahuan, keterampilan, dan
praktek-praktek yang berdasarkan pada teori-teori, keyakinan, dan pengalaman masyarakat yang
mempunyai adat budaya yang berbada, baik dijelaskan atau tidak, digunakan dalam
pemeliharaan kesehatan serta dalam pencegahan.

9) Kepercayaan atau keyakinan


a) Moorman ( 1993 )

Kepercayaan adalah kemampuan seseorang untuk bertumpu pada orang lain dimana kita
memiliki keyakinan kepadanya. Kepercayaan merupakan kondisi mental yang didasari oleh
situasi seseorang dan konteks sosialnya. Ketika seseorang mengambil sebuah keputusan
berdasarkan pilihan dari orang- orang yang dapat dia percaya daripada yang kurang dipercayai.

b) Rousseau et al ( 1998 )

Kepercayaan adalah wilayah psikologis yang merupakan perhatian untuk menerima apa
adanya berdasarkan harapan terhadap perilaku yang baik dari orang lai.
c) Ba dan pavlou ( 2002 )

Mendefinisikan kepercayaan sebagai penilaian hubungan seseorang dengan orang lain


yang akan melalukan transaksi tertentu sesuai dengan harapan dalam sebuah lingkungan yang
penuh ketidakpastian.

10) Kebudayaan atau budaya


a) KBBI

Budaya diartikan sebagai pikiran akal budi atau adat-istiadat. Budaya merupakan salah


satu cara hidup yang terus berkembang dan dimiliki bersama oleh suatu kelompok orang dan
diwariskan dari generasi ke generasi selanjutnya.

b) Prof. Dr. Koentijoroningrat

Kebudayaan adalah keseluruhan manusia dari kelakuan dan hasil yang harus
didapatkannya dengan belajar dan semua itu tersusun dalam kehidupan masyarakat.

c) Arkeolog R. seokmono

Kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia baik berupa benda ataupun hanya berupa
buah pikiran dan dalam kehidupan.

d) Ki Hajar Dewantara

Kebudayaan menurut Ki Hajar Dewantara berarti buah budi manusia adalah hasil
perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni alam dan zaman (kodrat dan masyarakat)
yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan
kesukaran di dalam hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan
yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai

e) Parsudi suparlan

Kebudayaan didefenisikan sebagai keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk


sosial yang digunakannya untuk memahami dan menginterpretasikan lingkungan dan
pengalamannya, serta menjadi alasan bagi tingkah lakunya.
f) Sultan Takdir Alisyahbana

Mengatakan kebudayaan merupakan manifestasi dari cara berfikir.

g) Mangunsarkoro

kebudayaan adalah segala yang merupakan hasil kerja jiwa manusia dalam arti yang
seluas-luasnya.

.
2. Teori terkait
a) Sehat

Istilah sehat kondisi di mana sesorang individi dapat berkembang secara fisik, mental,
dan social sehingga individu tersebut menyaari kemampuan sendiri, dapat bekerja secara
produktif, dan mampu mampu kotibusi untk komunitasnya.

b) Pola hidup sehat

Pola hidup sehat adalah gaya hidup yang memperhatikan segala aspek kondisi kesehatan.
Mulai dari makanan, minuman, nutrisi yang dikonsumsi dan perilaku kita sehari-hari. Baik itu
dalam sebuah rutinitas olahraga yang tentu akan menjaga kondisi kesehatan dan juga akan
menghindarkan dari segala hal yang dapat menjadi penyebab penyakit bagi tubuh kita.

Setiap daerah atau tempat tentu mempunyai budaya atau adat secara turuntemurun
pendapat dari masyarakat berbeda beda karna dilihat dari manfaat yang dilakuakan oleh
kebudayaan tersebut, dari hasil pencarian teori saya belum mendapatkan kembali kepada
keercayaan masing-masing.
c) Penelitian Sejalan

Sebagai mana penjelasan penelitian yang di dapatkan dari masyarakat bahwa sehat itu
adalah:

“Sehat adalah dimana keadaan tubuh tidak kena penyakit“ (M1)

“sehat itu di mana tubuh tidak gampang sakit” (M2)

“Sehat itu bisa berkerja dan tubuh tidak selalu sakit” (M3)

“Sehat itu di mana tubuh bebas dari penyakit” (M4)

“Sehat adalah menjaga pola makan supaya sehat ” (M5)

Terkait dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh M. Ridwaan mengenai arti sehat
yaitu “ sehat adalah suatu keadaan dimana seseorang dapat beraktivitas dengan baik serta sehat
dalam aspek jasmani, rohani sosial social ’’

Dari hasil wawancara kepada masyarakat terkait konsep sehat, sama dengan pemekiran
para peneliti. Dan dapat disimpulkan bahwa masyarakat telah memahami arti dari sehat itu
sendiri.

Sebagai mana penjelasan informan sebagai berikut : Sebagai mana penjelasan penelitian
yang di dapatkan dari masyarakat tentang bagaimana pola hidup yang baik yaitu :

“olahraga teratur dan menjaga kebersihan” (M1)

“perbanyak kosumsi air putih dan menjaga pola makan” (M2)

“makan lebih banyak sayuran” (M3)

“Tidur dan beristirahat yang cukup” (M4)

“hidnari perokok dan aloraga teratur” (M5)

Terkait dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rizkia Awit Herlina, 2014 mengenai
pola hidup sehat yaitu
“Pola hidup sehat merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa dihilangkan dari
kehidupan kita. Tanpa kita sadari gaya hidup dan pola makanan yang tidak sehat merupakan
faktor penyebab utamanya. Meskipun ada penyebab lain seperti faktor genetik dan pencemaran
lingkungan. Selain itu hindari merokok dan sebisa mungkin untuk olahraga serta mengatur pola
tidur yang baik’’

Dari hasil wawancara kepada masyarakat terkait konsep pola hidup sehat, sama dengan
pemekiran para peneliti. Dan dapat disimpulkan bahwa masyarakat telah memahami bagaimana
cara pola hidup yang baik.
2. Pemerintah Desa

Dalam sebuah desa dibutuhkan sebuah struktur kepemerintahan yang akan menjalankan
tugas untuk menata, dan mengatur desa tersebut. Adapun struktur desa sebagai berikut :

a. Kepala Desa
Menurut UU RI No 6 Tahun 2014 Pasal 1 Ayat 3 kepala desa adalah pemerintahan
desa atau yang disebut dengan nama lain yang dibantu perangkat desa sebagai unsur
penyelenggara pemerintahan desa. Bertugas untuk menyelenggarakan pemerintah dan
pemberdayaan desa.
b. Sekretaris Desa
Sekretaris desa adalah perangkat yang membantu kepala desa menjalankan tugasnya.
Fungsi sekretaris meliputi menyiapkan dan melaksanakan pengelolaan administrasi
desa, membantu persiapan penyusunan peraturan desa dan bahan untuk laporan
penyelenggara pemerintah desa serta melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala
desa.
c. Pelaksana teknis desa
 Kepala Urusan Pemerintah (KAUR PEM)
Bertugas untuk membantu kepala desa dalam mengelola administrasi dan perumusan
bahan kebijakan desa. Berfungsi melaksanakan kegiatan berkaitan dengan
kependudukan, pertanahan, pembinaan ketentraman, dan ketertiban masyarakat.

 Kepala Urusan Pembangunan (KAUR PEMBANGUNAN)


Bertugas untuk membantu kepala desa dalam menyiapkan teknis pengembangan
ekonomi desa serta mengelola administrasi pembangunan dan layanan masyarakat.
Berfungsi untuk melaksanakan kegiatan administrasi pembangunan, menyiapkan
analisa dan kajian perkembangan ekonomi masyarakat serta mengelola tugas
pembantuan.

 Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat (KAUR KESRA)


Bertugas membantu kepala desa mempersiapkan perumusan kebijakan teknis
penyusunan program keagamaan dan melaksanakan program pemberdayaan dan
sosial kemasyarakatan. Berfungsi melaksanakan hasil persiapan program keagamaan,
pemberdayaan masyarakat dan sosial kemasyarakatan.
 Kepala Urusan Keuangan (KAUR KEU)
Berfungsi untuk membantu sekretaris desa mengelola sumber pendapatan,
administrasi keuangan, penyusunan APB desa dan laporan keuangan desa. Serta
melakukan tugas lain yang diberikan sekretaris.
 Kepala Urusan Umum (KAUR UMUM)
Fungsinya untuk membantu sekretaris dalam mengelola arsip desa, inventaris
kekayan desa, dan administrasi umum. Dan juga sebagai penyedia, pemelihara dan
perbaikan peralatan kantor. Serta pelaksana tugas lain yang diberikan oleh sekretaris
desa.
d. Kepala Dusun
Kepala dusun atau kadus bertugas untuk membantu kepala desa melaksanakan
tugasnya di wilayah dusun. Berfungsi membantu kinerja dan melaksanakan kegiatan
yang diselenggarakan pemerintah desa di kawasan dusun dalam mensejahterakan
masyarakat.
3. Petugas Medis

a. Definisi Umum

Pemanfaatan pelayanan kesehatan merupakan pendayafungsian layanan kesehatan oleh


masyarakat. Menurut Levey dan Loomba (1973) yang dimaksud dengan pemanfaatan pelayanan
kesehatan adalah setiap upaya yang dilaksanakan secara sendiri atau bersama-sama, dalam suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan seseorang, keluarga, kelompok dan masyarakat.

b. Menurut para ahli


1) Pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah hasil dari proses pencarian pelayanan
kesehatan oleh seseorang maupun kelompok. Menurut Notoatmodjo (2007), perilaku
pencari pengobatan adalah perilaku individu maupun kelompok atau penduduk untuk
melakukan atau mencari pengobatan. Perilaku pencarian pengobatan di masyarakat
terutama di Negara sedang berkembang sangat bervariasi.
2) Pemanfaatan adalah penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan yang disediakan
baik dalam bentuk rawat jalan, rawat inap, kunjungan rumah oleh petugas atau tenaga
kesehatan maupun dalam bentuk kegiatan lain dari pemanfaatan layanan kesehatan
tersebut (Depkes, 2006).
3) Pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh keluarga yang disebutkan dalam
Muzaham (1995) yang dikutip oleh Siregar (2012), tergantung pada predisposisi keluarga
mencakup karakteristik keluarga cenderung menggunakan pelayanan kesehatan meliputi
variabel demografi, variabel struktur sosial (pendidikan, pekerjaan, suku) serta
kepercayaan dan sikap terhadap perawatan medis, dokter, dan penyakit.
c. Teori terkait

Berdasarkan pedoman kerja puskesmas yang disusun Departemen Kesehatan (1990)


puskesmas memiliki empat fungsi dasar, yaitu:

1. Preventif (pencegahan penyakit).


2. Promotif (peningkatan kesehatan).
3. Kuratif (pengobatan penyakit).
4. Rehabilitative (pemulihan kesehatan).

Menurut Konrath 2002, yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan adalah setiap upaya
baik yang diselenggarakan sendiri atau bersama-sama dalam organisasi untuk meningkatkan dan
memelihara kesehatan, mencegah penyakit, mengobati penyakit, dan memulihkan kesehatan
yang ditujukan kepada perseorangan, kelompok atau masyarakat.

d. Penelitian sejalan

Pelayanan kesehatan adalah sebuah konsep yang digunakan dalam memberikan layanan
kesehatan kepada masyarakat. definisi pelayanan kesehatan menurut Prof. Dr. Soekidjo
Notoatmojo adalah sebuah sub sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya adalah
pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif( peningkatan kesehatan ) dengan sasaran
masyarakat. Sedangkan menurut Levey dan Loomba (1973), Pelayanan Kesehatan Adalah upaya
yang diselenggarakan sendiri/secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah, dan mencembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
peroorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat. definisi pelayanan kesehatan menurut
Depkes RI (2009) adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama
dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan
atupun masyarakat.
4. Pengobatan tradisional
a. Definisi

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan,
bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan-bahan tersebut, yang secara tradisional
telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Obat tradisional dibuat atau diramu
dari bahan tumbuh-tumbuhan, bahan hewan, sediaan sarian (galenik), atau campuran bahan-
bahan tersebut. Obat tradisional secara turun-temurun telah digunakan untuk kesehatan
berdasarkan pengalaman. Obat tradisional telah digunakan oleh berbagai aspek masyarakat mulai
dari tingkat ekonomi atas sampai tingkat bawah, karena obat tradisional mudah didapat,
harganya yang cukup terjangkau dan berkhasiat untuk pengobatan, perawatan dan pencegahan
penyakit (Ditjen POM, 1994).

b. Menurut para ahli


1) Menurut WHO (2000), pengobatan tradisional adalah jumlah total pengetahuan,
keterampilan, dan praktek-praktek yang berdasarkan pada teori-teori, keyakinan, dan
pengalaman masyarakat yang mempunyai adat budaya yang berbeda, baik dijelaskan atau
tidak, digunakan dalam pemeliharaan kesehatan serta dalam pencegahan, diagnosa,
perbaikan atau pengobatan penyakit secara fisik dan juga mental.
2) Selain itu, pengobatan tradisional juga salah satu cabang pengobatan alternatif
yang bisa didefinisikan sebagai cara pengobatan yang dipilih oleh seseorang bila cara
pengobatan konvensional tidak memberikan hasil yang memuaskan (Asmino, 1995).
c. Teori Terkait

berdasarkan pada teori-teori, keyakinan, dan pengalaman masyarakat yang mempunyai


adat budaya yang berbeda, baik dijelaskan atau tidak, digunakan dalam pemeliharaan kesehatan
serta dalam pencegahan, diagnosa, perbaikan atau pengobatan penyakit secara fisik dan juga
mental.
d. Penelitian sejalan

Masyarakat di sekitar kawasan hutan yang kehidupannya sangat tergantung pada hutan,
mengetahui pengetahuan tradisional dalam pemanfaatkan tumbuhan atau bahan alami untuk
pengobatan. Pengetahuan tentang tumbuhan obat, mulai dari pengenalan jenis tumbuhan, bagian
yang digunakan, cara pengolahan sampai dengan khasiat pengobatannya merupakan kemampuan
alami dari masing-masing masyarakat disekitar hutan
4.Tenaga Non Kesehatan/non-medis

a. Definisi Menurut para ahli


1) Penyakit dan kegagalan pengobatan
a) Menurut Kthleen Meehan Arias, pengertian penyakit adalah suatu
kesakitan yang biasanya mempunyai setidaknya dua sifat dari beberapa
kriteria berikut ini : perubahan anatomi yang konsisten, telah diketahuinya
agen atiologik, atau telah teridentifikasinya beberapa tanda ataupun gejala
tertentu.
Menurut Thoma Timmreck, penyakit dapat diartikan sebagai sebuah
keadaan dimana terdapat gangguan terhadap bentuk ataupun fungsi salah
satu bagian tubuh yang menyebabkan tubuh menjadi tidak dapat bekerja
dengan normal
b) Kegagalan pengobatan menurut WHO,2013 tidak berhasilnya suatu
pengobatan yang diberikan sehingga menimbulkan efek yang berlainan
atau bahkan lebih buruk ( jurnal kesmas, 2015)
2) Waktu dan berobat
a) Menurut Choan Seng Song waktu adalah sebuah ruang yang didalamnya
mereka melakukan segala usaha yang memperluas agar dapat
memenuhinya dengan sebanyak mungkin hal yang akan menguntungkan
orang itu. Dan waktu itu akan menjadi sebuah bentuk kesempatan untuk
siapapun yang ingin lebih maju.
b) Kata "Pengobatan" berasal dari bahasa Latin yaitu ars medicina, yang
berarti seni penyembuhan Pengobatan adalah ilmu dan seni penyembuhan.
3) Syarat dan tenaga kesehatan
a) Syarat menurut kbbi adalah  janji (sebagai tuntutan atau permintaan yang
harus dipenuhi)
b) Tenaga kesehatan adalah orang yang terampil dalam melakukan praktek
penyembuhan terhadap seseorang dari penyakitnya.( Doni Saputra, 2012)
4) Proses pengobatan tradisional
Proses pengobatan tradisional adalah pengobatan yang mengacu pada
pengalaman, keterampilan turun-temurun dan atau pendidikan atau pelatihan dan
diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku dimasyarakat
5) Pencegahan dan pengobatan penyakit
a) Pencegahan penyakit adalah upaya mengarahkan sejumlah kegiatan untuk
melindungi klien dari ancaman kesehatan potensial.
b) Pengobatan penyakit adalah ilmu dan seni dalam penyembuhan.
6) Alasan dan keputusan berobat
a) Alasan menurut KBBI dasar bukti yang dipakai untuk menguatkan
pendapat (sangkalan, perkiraan dan sebagainya).
b) Menurut mercubuana (2017) suatu tindakan yang menentukan hasil dalam
memecahkan masalah dengan memilih suatu jalur tindakan diantara
beberapa alternatif yang ada melalui suatu proses mental dan berpikir logis
dan juga mempertimbangkan semua pilihan alternatif yang ada yang
mempunyai pengaruh negatif ataupun positif.
7) Kepercayaan dan keyakinan masyarakat
a) Menurut Morgan dan Hunt, kepercayaan adalah memiliki pendapat
tentang kepercayaan bahwasannya pada saat salah satu pihak memiliki
keyakinan terhadap pihak lain yang masih terlibat dalam pertukaran
dengan memiliki reliabilitas dan integritas, maka bisa dikatakan memiliki
kepercayaan.
b) Keyakinan adalah individu dan kemauan untuk bertindak atas dasar kata-
kata,tindakan, dan keputusan orang lain. Hal-hal yang dapat menyebabkan
seseorang mempercayai orang lain yaitu berkembangnya sistem
kepercayaan melalui pengalaman hidup seseorang, aturan atau norma yang
ada pada lembaga ( lewicky dan wiethoff, 2000)
b. Pembahasan hasil wawancara
Berdasarkan hasil wawancara didapatkan informasi bahwa metode pengobatan yang
dilakukan oleh tenaga non medis belum tentu tepat, namun masih banyak masyarakat
yang memilih berobat kepada tenaga non medis
c. Definisi Umum
1) Penyakit dan kegagalan pengobatan
a) Penyakit adalah kesehatan yang disebabkan oleh bakteri, virus, atau
kelainan sistem faal atau jaringan pada organ tubuh (pada makhluk hidup).
b) Kegagalan pengobatan adalah ketidakberhasilannya suatu pengobatan
2) Waktu dan berobat
a) Waktu adalah seluruh rangkaian saat ketika proses, perbuatan, atau
keadaan berada atau berlangsung
b) Berobat  adalah ilmu dan seni penyembuhan. Bidang keilmuan ini
mencakup berbagai praktek perawatan kesehatan yang secara kontinu
terus berubah untuk mempertahankan dan memulihkan kesehatan dengan
cara pencegahan dan pengobatan penyakit.
3) Syarat dan tenaga kesehatan
a) Syarat adalah hal yang harus dipenuhi atau dimiliki atau dilakukan
seseorang sebelum mendapatkan haknya
b) Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan
melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan 
4) Proses pengobatan tradisional adalah pengobatan dan/atau perwatan dengan cara
dan obat mengacu pada pengalaman dan keterampilan turun-temurun secara
empiris dan dapat dipertanggungjawabkan dan diterapkan.
5) Pencegahan dan pengobatan penyakit
a) Pencegahan penyakit adalah upaya menggarahkan sejumlah kegiatan
untuk melindungi seseorang dari ancaman kesehatan potensial. Dengan
kata lain pencegahan penyakit berupaya mengekang perkembangan
penyakit, memperlambat kemajuan penyakit, dan melindungi tubuh dari
berlanjutnya pengaruh yang lebih membahayakan
b) Pengobatan penyakit adalah suatu pengobatan untuk menyelamatkan diri
sendiri dari penyakit yang mengganggu hidup.
6) Alasan dan keputusan obat
c) Alasan adalah proses penyampaian kesimpulan dari data. Alasan terdiri
atas bukti (data), tuntutan (kesimpulan), dan pemikiran yang
membenarkan gerakan dari data menuju kesimpulan.
a) Keputusan berobat adalah tindakan yang menentukan hasil dalam
memecahkan masalah dengan memilih suatu jalur tindakan
7) Kepercayaan dan keyakinan masyarakat
a) Kepercayaan adalah suatu sikap yang ditunjukkan oleh manusia saat ia
merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai
kebenaran
b) Keyakinan masyarakat merupakan suatu sikap, maka keyakinan seseorang
tidak selalu benar atau keyakinan semata bukanlah jaminan kebenaran
5. Tokoh Agama
a. Definisi Umum

1) Sehat
Sehat adalah suatu kondisi yang terbebas dari segala jenis penyakit, baik fisik,
mental, dan social, Pengertian sehat menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
tahun 1975.

2) Pola Hidup Sehat


Pola hidup sehat adalah upaya seseorang untuk menjaga tubuhnya agar tetap sehat.
Pola hidup sehat dapat dilakukan dengan cara mengonsumsi makanan bergizi,
olahraga secara rutin, dan istirahat yang cukup.

3) penyakit yang tidak dapat disembuhkan dengan medis namun tradisional

Pengobatan medis dan non medis memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan
pengobatan medis, antara lain mempunyai efek terapi yang cepat/sesuai untuk
penyakit-penyakit yang emergency; mempunyai berbagai macam teori tentang
kesehatan yang paling banyak digunakan pada saat ini dan mudah untuk disebarkan;
mempunyai tempat pelayanan pengobatan yang luas; menggunakan metode penelitian
yang lebih rinci, detail dan ilmiah. Sedangkan kelebihan dari pengobatan non medis,
diantaranya relatif aman dari efek samping untuk dikonsumsi dalam jangka waktu
lama; sesuai untuk gangguan kesehatan terutama penyakit kronik dan degeneratif;
metode herbal menggunakan unsur obat yang lebih alami sehingga tubuh mudah
untuk menerima dan bisa menolerirnya; bisa menyembuhkan beberapa penyakit
tertentu yang tidak bisa diobati dengan cara medis; mengandung motivasi psikis,
keyakinan tinggi sehingga dapat meningkatkan semangat dalam mencapai
kesembuhan.

4) Pelayanan kesehatan

Pelayanan kesehatan adalah suatu pelayanan medis yang diberikan dokter maupun
perawat sesuai dengan standar yang telah ditetapkan di puskesmas tersebut, bahkan
tenaga medis baik dokter dan perawat sangat peka terhadap kebutahan pasien maupun
keluarga pasien

5) Apakah pandangan tersebut harus diteruskan

pandangan hidup itu bagi seseorang adalah bagaimana ia mengartikan hidup mereka,

b. Menururt para ahli


1. Sehat
a. Paune
Mengemukakan kesehatan sebagai fungsi yang efektif dari sumber-sumber
perawatan diri yang menjamin sebuah tindakan untuk perawatan diri.
Kesehatan merupakan perilaku yang sesuai dengan tujuan diperlukannya
untuk mendapatkan, mempertahankan dan meningkatkan fungsi psikososial &
spiritual.
b. Neuman
Menyatakan bahwa kesehatan adalah suatu keseimbangan biopsiko, sosio,
kultural dan spiritual pada tiga garis pertahanan yang fleksibel, normal dan
resisten.
c. MUI (Majelis Ulama Indonesia)
Meyebutkan bahwa kesehatan merupakan ketahanan jasmani, rohani, dan
sosial yang dimiliki oleh manusia sebagai karunia dari Allah yang wajib
disyukuri dengan cara mengamalkansegala ajaranNya.
d. White
Menjelaskan sehat sebagai suatu keadaan dimana seseorang pada waktu
diperiksa tidak memiliki keluhan apapun atau tidak ada tanda-tanda kelainan
atau penyakit.
2. Pola Hidup Sehat
yaitu hidup dengan gaya yang lebih fokus kepada kesehatan, baik itu melalui
prilaku, makanan, bahkan gaya hidup sangat berpengaruh terhadap kesehatan dan
menuju hidup sehat baik jasmani ataupun rohani.
3. penyakit yang tidak dapat disembuhkan dengan medis namun tradisional
Penyakit adalah istilah medis yang digunakan sebagai gangguan dalam fungsi
tubuh yang menyebabkan berkurangnya kapasitas.
Hubungan antara sehat, sakit dan penyakit pada dasarnya merupakan
keadaan sehat dan sakit.
a) Hasil interaksi seseorang dengan lingkungan
b) Sebagai menifestasi keberhasilan / kegagalan dalam beradaptasi
dengan lingkungan
c) Gangguan kesehatan
Menurut WHO pengobatan tradisional sebagai jumlah total
pengetahuan, keterampilan, dan praktek-praktek yang berdasarkan
pada teori-teori, keyakinan, dan pengalaman masyarakat yang
mempunyai adat budaya yang berbada, baik dijelaskan atau tidak,
digunakan dalam pemeliharaan kesehatan serta dalam pencegahan.
4. Pelayanan kesehatan
 Menurut Prof. Dr. Soekidjo Notoatmojo, Pelayanan Kesehatan adalah
sebuah bagian dari sistem pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya
adalah pelayanan preventif (pencegahan) dan promotif (peningkatan
kesehatan) memiliki sasaran yaitu publik dan masyarakat.
 Menurut Levey dan Loomba, Pelayanan Kesehatan adalah upaya untuk
menyelenggarakan sendiri ataupun secara bersama-sama dalam suatu
organisasi kesehatan untuk mencegah dan meningkatkan kesehatan,
memelihara, dan menyembuhkan penyakit dari seseorang, kelompok,
keluarga, ataupun masyarakat.
5. Apakah pandangan tersebut harus diteruskan
Setiap orang tentu memiliki pandangan atau pendapatnya masing-masing di
dalam melihat sebuah hal yang sama. Perbedaan pendapat serta pandangan ini
tentu saja akan ditindaklanjuti dengan respon dan tindakan yang berbeda.
Pandangan ini lah yang kemudian disebut dengan sebuah persepsi. Persepsi dari
seseorang akan menentukan bagaimana caranya memandang sebuah dunia.
c. Teori Terkait
1. Sehat
Pengertian sehat menurut UU Pokok Kesehatan No. 9 tahun 1960, Bab I Pasal 2
adalah keadaan yang meliputi kesehatan badan (jasmani), rohani (mental), dan sosial,
serta bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat, dan kelemahan
2. Pola hidup sehat
Pola hidup sehat adalah upaya seseorang untuk menjaga tubuhnya agar tetap sehat.
Pola hidup sehat dapat dilakukan dengan cara mengonsumsi makanan bergizi,
olahraga secara rutin, dan istirahat yang cukup.

d. Penelitian sejalan

Sebagai mana penjelasan penelitian yang di dapatkan dari tokoh agama bahwa sehat itu
adalah:

“sehat jasmani dan rohani”

Dari hasil wawancara kepada masyarakat terkait konsep sehat, sama dengan pemekiran para
peneliti. Dan dapat disimpulkan bahwa masyarakat telah memahami arti dari sehat itu sendiri.

Sebagai mana penjelasan informan sebagai berikut : Sebagai mana penjelasan penelitian yang di
dapatkan dari masyarakat tentang bagaimana pola hidup yang baik yaitu :

“menjaga pola makan , mandi teratur, olahraga , cek kesehatan sebulan sekali”

Terkait dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Rizkia Awit Herlina, 2014 mengenai pola
hidup sehat yaitu

“Pola hidup sehat merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa dihilangkan dari kehidupan kita.
Tanpa kita sadari gaya hidup dan pola makanan yang tidak sehat merupakan faktor penyebab
utamanya. Meskipun ada penyebab lain seperti faktor genetik dan pencemaran lingkungan.
Selain itu hindari merokok dan sebisa mungkin untuk olahraga serta mengatur pola tidur yang
baik’’
PEMBAHASAN

1. Masyrakat Desa Sibalaya

Dari hasil wawancara dari informan dalam aspek arti kesehatan menurut pendapat
masyarakat setempat. Di dapatkan beberapa informasi mengenai kesehatan yaitu : Istilah sehat
dalam kehidupan sehari-hari sering dipakai untuk menyatakan bahwa sesuatu dapat bekerja
secara normal. kesehatan mengandung empat aspek. Perwujudan dari masing-masing aspek
tersebut dalam kesehatan seseorang antara lain sebagai berikut:

a. Kesehatan fisik
b. Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional, dan
spiritual.
c. Kesehatan sosial
d. Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa) produktif, dalam arti
mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong terhadap
hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial.

Sebagai mana penjelasan informan sebagai berikut :

“Sehat adalah dimana keadaan tubuh tidak kena penyakit“ (M1)


“sehat itu di mana tubuh tidak gampang sakit” (M2)
“Sehat itu bisa berkerja dan tubuh tidak selalu sakit” (M3)
“Sehat itu di mana tubuh bebas dari penyakit” (M4)
“Sehat adalah menjaga pola makan supaya sehat ” (M5)
Dari hasil wawancara dari informan dalam aspek apa saja yang dilakukan
masyarakat setempat untuk menjaga tubuh agar tetap sehat. Di dapatkan beberapa informasi
mengenai kesehatan yaitu : untuk menjaga tubuh tetap sehat yang harus di perhatikan adalah
menjaga pola makan, mengkonsumsi gizi seimbang, hindari makan berlebihan, konsumsi cukup
cairan, olahraga secara teratur, istirahat yang cukup dan berfikir positif. Sebagai mana penjelasan
informan sebagai berikut :

“olahraga teratur dan menjaga kebersihan” (M1)


“perbanyak kosumsi air putih dan menjaga pola makan” (M2)
“makan lebih banyak sayuran” (M3)

“Tidur dan beristirahat yang cukup” (M4)


“hidnari perokok dan aloraga teratur” (M5)
Dari hasil wawancara dari informan dalam aspek apa yang anda lakukan bila ada anggota
keluarga yang sakit . Di dapatkan beberapa informasi mengenai rujukan yaitu : apabila ada
anggota keluarga yang sakit tentu sebagai kelurga harus melakukan tindakan rujukan agar
anggota keluarga dapat ditanagani oleh pelayanan kesehatan apalagi pada pasien yang harus
membutuhankan tindakan segera mungkin. Sebagai mana penjelasan informan sebagai berikut :

”Bawa ke Puskesmas” (M1)


“Langsung ke Puskesmas” (M2)
“ke puskesmas ” (M3)
“beli obat dikios dn dirawat dirumah” (M4)
“Di bawah ke puskesmas” (M5)
Dari hasil wawancara dari informan dalam aspek pengobatan secara medis, apakah
masyarakat disini tertarik untuk memanfaatkannya. Di dapatkan beberapa informasi mengenai
pengobatan secara medis yaitu : untuk teori kami tidak dapatkan, tetapi secara umum
masyarakat sangat memanfaatkan pelayanan kesehatan medis apalagi dengan fasilitasi yang
memadai, tenaga kesehatan yang ada dan tempat yang mudah di jangakau tentu saja masyarakat
sangat memanfaatkan pelayanan itu. Sebagai mana penjelasan informan sebagai berikut :

“tertarik karna ingin sehat” (M1)


“tertarik dan inggin berobat supaya sehat” (M2)
“Tertarik dan memanfaat kandengan sebaik – baiknya apalagi kalau ada pemeriksaan
geratis yang mendatangi masyarakat disini” (M3)
“sedikit tidak tertarik karna perekonomian ” (M4)
“tertarik dan dimanfaatkan sebaik-baiknya” (M5)
Dari hasil wawancara dari informan dalam aspek hambatan masyarakat setempat dalam
memanfaatkan pelayanan kesehatan . Di dapatkan beberapa informasi mengenai hambatan
pelayanan yaitu : dalam pelyanan kesehatan seperti puskesmas apa lagi pada tempat atau desa
yang sulit di askes tentu saja dengan pelayanan kesehatan yang terbatas mulai dari fasilitas
kesehatan yang kurang memadai, tenaga medis kesehatan yang terbatas, dan waktu pelayana
yang sangat pendek. Berbeda dengan pelayanan kesehatan yang berada di kota besar fasilitas
yang lengkap dengan tenaga medis yang banyak serta pelayanan waktu yang cukup panjang.
Sebagai mana penjelasan informan sebagai berikut :

“tidak ada hambatan” (M1)


“tidak ada hambatan” (M2)
“Tidak ada hambatan cukup bagus pelayanannyakarna buka dari jam 08.00 sampai jam
16.00” (M3)
“ada hambatan di perekonomian ” (M4)
“tidak ada hambatan ” (M5)
Dari hasil wawancara dari informan dalam aspek banyaknya pola pikir yang beredar di
masyarakat bahwa ada beberapa penyakit yang tidak dapat disembuhkan secara medis
melainkan dengan cara pengobatan tradisional atau cara tertentu. Bagai manapendapat
masyarakat setempat menegnai hal ini. Di dapatkan beberapa informasi mengenai pengobatan
tradisional yaitu :

Obat tradisional adalah obat-obatan yang diolah secara tradisional, turun-temurun,


berdasarkan resep nenek moyang, adat-istiadat, kepercayaan, atau kebiasaan setempat, baik
bersifat magic maupun pengetahuan tradisional. Sebagai mana penjelasan informan sebagai
berikut :

“percaya pengobatan medis tetapi kadang ke tradisional atau dukun” (M1)


“kalau sakit biasanya langsung ke puskesmas tetapi kalau belum sembuh
Baru pergi ke dukun”(M2)
“percaya pengobatan medis ” (M3)
“percaya ke pengobatan medis kalau belum sembuh baru ke dukun” (M4)
“kurang percaya dengan pengobatan tradisional” (M5)
Dari hasil wawancara dari informan dalam aspek seberapa besar dan kepercayaan
keyakinan terhadap pengobatan non medis yang biasanya dimanfaatkan oleh masyarakat
setempat. Di dapatkan beberapa informasi mengenai pengobatan non medis yaitu :

Pengobatan tradisional atau non medis pada saat ini banyak digunakan karena
mempunyai keunggulan antara lain memiliki efek samping yang relative rendah dalam satu
ramuan dengan komponen berbeda memiliki efek saling mendukung, pada satu tanaman
memiliki lebih dari satu efek farmakologi serta lebih sesuai untuk penyakit-penyakit metabolic
dan degenerative. Pengetahuan masyarakat tentang khasiat obat suatu tumbuhan untuk
menyembuhkan suatu penyakit pada umumnya di dasarkan pada isyarat alam, perilaku binatang.
Sebagai contoh, helaian daun yang berbentuk hati mempunyai petunjuk dapat menyembuhkan
penyakit hati, bagian tanaman yang berwarna kuning seperti kunyit dan temulawak mempunyai
petunjuk dapat menyembuhkan penyakit kuning, binatang sakit yang memakan jenis tumbuhan
tertentu dan kemudian binatang tersebut menjadi sehat, hal itu dapat menjadi petunjuk bahwa
tumbuhan tersebut berkhasiat obat. Tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat yang diolah,
digunakan, dan diramu secara sederhana atau tradisional disebut sebagai obat tradisional. Obat
tradisional menggunakan bahan baku tumbuhan yang berasal dari hutan atau kebun yang diramu
oleh dukun atau tabib secara sederhana. Sebagai mana penjelasan informan sebagai berikut :

“50% percaya” (M1)


“50% percaya terhadap adanya dukun” (M2)
“dulu percaya tetapi sekarang tidak” (M3)
“tida kpercaya” (M4)
“tidak percaya” (M5)
Dari hasil wawancara dari informan dalam aspek kepercayaan / budaya itu harus selalu di
jaga dan di teruskan bagaimana pendata masyarakat setempat. Di dapatkan beberapa informasi
mengenai kepercayaan terhadap budaya yaitu : setiap daerah atau tempat tentu mempunyai
budaya atau adat secara turuntemurun pendapat dari masyarakat berbeda beda karna dilihat dari
manfaat yang dilakuakan oleh kebudayaan tersebut, dari hasil pencarian teori saya belum
mendapatkan kembali kepada keercayaan masing masing. Sebagai mana penjelasan informan
sebagai berikut :

“harus tetap dijaga” (M1)


“harus tetap dijaga” (M2)
“harus slalu dijaga jangan sampai hilang” (M3)
“iya harus tetap dijaga” (M4)
“harus tetap dijaga” (M5)
2. Pemerintah Desa
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pemerintah desa Balaroa Pewunu kami
mendapat hasil bahwa desa Balaroa Pewunu memiliki struktur pemerintah desa yang tertata rapi.
‘’ disini sudah 2 kali pergantian kepala desa dan sekrang di pimpin oleh bapak Masruron, saya
selalu menfaatkan setiap tugas dari perangkat desa agar semua permsalahan atau kenda-kendala
bisa tercover’’. Begitulah pernyataan yang diberika oleh bapak sekretaris desa yaitu pak Guntur.

Hasil dari wawancara bersama dengan pemerintah desa mengenai upaya apa yang
dilakukan dalam menjaga interaksi sosial antar masyarakat, dan antara masyarakat dengan pihak
pemerintah desa maka kami mendapatkan bahwa di desa Balaroa Pewunu sendiri sangat
menjunjung tinggi pendekatan persuasive Secara Etimologi / harfiah Pengertian pendekatan
persuasif atau berdasarkan makna kata sosiologi berasal dari 2 suku kata yaitu dari kata Latin,
cara untuk mempersuasi sasaran dengan cara menggunakan pengertian . keadaan psiko-sosial
sasarannya, metode komunikasi persuasif yang dapat dilakukan berupa pendekatan .Menurut
aliran ini, pendekatan kuantitatif merupakan sarana utama dan sangat berguna . Komunikasi yang
persuasif harus selalu diciptakan oleh manajer terhadap bawahan yang Pengertian pendekatan
persuasive. Seperti yang dikemukakan oleh pak Guntur selaku sekretaris desa “ disini dalam
menjaga interaksi yang baik kami melakukan pendekatan persuasive dimana jika ada masalah
kita cari jalan keluarnya secara kekeluargaan, kami tidak pernah sekalipun melibatkan pihak
berwajib jika ada masalah yang bisa kami selesaikan secara kekeluargaan’’. Penduduk desa
Balaroa Pewunu juga masih kental dengan asas Gotong royong suatu kegiatan yang dilakukan
secara bersama-sama dan bersifat suka rela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan dengan
lancer, mudah dan ringan. ‘’ penduduk disini kalau ada acara 1 orang, yang lain dating
berbondong-bondong untuk membantu, seperti ada yang bawa kayu bakar’’ begitulah pernyataan
pak Guntur.

Hasil wawancara dari aspek bagaimana masyarakat mengambil keputusan dalam hal
pemanfaatan layanan kesehatan. Pemanfaatan adalah penggunaan fasilitas pelayanan kesehatan
yang disediakan baik dalam bentuk rawat jalan, rawat inap, kunjungan rumah oleh petugas atau
tenaga kesehatan maupun dalam bentuk kegiatan lain dari pemanfaatan layanan kesehatan
tersebut (Depkes, 2006). Pemanfaatan pelayanan kesehatan merupakan pendayafungsian layanan
kesehatan oleh masyarakat. Menurut Levey dan Loomba (1973) yang dimaksud dengan
pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang dilaksanakan secara sendiri atau
bersama-sama, dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan seseorang, keluarga,
kelompok dan masyarakat. ‘’ masyarakat disini jika ditanyai mengenai pelayanan kesehatan
mereka akan sangat antusias sekali, disini juga kita kalau ada yang sakit atau mau melahirkan
langsung kita bawa ke pelayanan kesehatan terdekat’’. Seperti itulah kata pak Guntur. Beliau
juga menambahkan jika ada dana desa yang masuk selain dia lihkan untuk pengembangan sarana
prasarana maka dialihkan juga untuk pengadaan alat kesehatan.

Wawancara dengan pemerintah desa mengenai apa saja kendala masyarakat dalam
memanfaatkan layanan kesehatan. ‘’ kendala disini masih ada sebagian warga yang belum
mendapat kartu Indonesia sehat, sehingga untu masyarakat yang ekonomi lemah kita pakai surat
ekonomi rendah untuk berobat, dan pembuatannya pun cukup lama’’ Cukup banyak pendapat-
pendapat yang menyebutkan faktor-faktor yang memengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan.
Seperti yang diungkapkan oleh ut Departement Of Education and Welfare, USA (1997) dalam
Lapau (1997), faktor-faktor yang memengaruhi pelayanan kesehatan yaitu, (1) Faktor regional
dan residence, (2) faktor dari sistem pelayanan kesehatan yang bersangkutan, (3) faktor adanya
fasilitas kesehatan lain, (4) faktor dari konsumen yang menggunakan pelayanan kesehatan yaitu
faktor sosiodemografi (meliputi umur, jenis kelamin dan status perkawinan), faktor sosial
psikologis (meliputi sikap/persepsi terhadap pelayanan kesehatan secara umum, pengetahuan dan
sumber informasi dari pelayanan kesehatan), faktor ekonomi dan kemudahan menjangkau
pelayanan kesehatan.
3. Petugas Medis

Dari wawancara mengenai aspek banyak pola pikir yang beredar dalam masyarat bahwa
ada beberapa penyakit yang tidak dapat disembuhkan secara medis melainkan dengan cara
pengobatan tradisional atau cara tertentu ‘’ kita tidak bisa memaksakan apa yang ada dipola piker
kita kepada masyarakat, karena pengobatan tradisional sudah ada sejak turun temurun, kita ini
sebagai generasi selanjutnya tidak mungkin menyuruh masyarakat berhenti melakukan itu, tapi
kita support saja apa yang ingin dilakukan masyarakat tapi yang penting masih dalam batas
sewajarnya’’ Pengobatan tradisional pada umumnya banyak diminati oleh masyarakat. Seorang
yang menderita suatu penyakit awal mulanya mendapatkan informasi baik dari iklan, teman,
tetetangga dan sumber lainnya, bahwa sakit yang dideritanya dapat dipulihkan melalui
pengobatan tradisional. Masyarakat yang tertarik pada informasi tersebut akan datang
menawarkan diri untuk disembuhkan oleh penyelenggara pengobatan tradisional. Masyarakat
berminat dengan pengobatan tradisional karena tidak semua lapisan masyarakat dapat menerima
pengobatan secara medis yang pada umumnya menggunakan obat-obatan melalui proses kimia.
Pengobatan tradisional yang bertujuan mewujudkan kesembuhan bagi seseorang sering dikenal
dengan alternatif pengobatan di luar cara medis. Pengobatan tradisional sebagai salah satu
pengobatan di luar ilmu kedokteran dan atau ilmu keperawatan, yang banyak dimanfaatkan oleh
masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan. Pengobatan di luar ilmu kedokteran diupayakan
ada karena setiap orang yang berhak hidup sejahtera. Hak hidup sejahtera tersebut jelas diatur
dalam rumusan UUD 1945 Pasal 28 Ayat (1) yaitu Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan
batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh pelayanan kesehatan. Menurut Pasal 5 Ayat (2) dan (3) UU No. 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan menyatakan bahwa setiap orang mempunyai hak dalam memperoleh
pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, terjangkau dan setiap orang juga berhak secara
mandiri dan bertanggungjawab menentukan sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan
dirinnya.

Dari wawancara mengenai aspek seberapa besar kepercayaan dan keyakinan bapak
terhadap pengobatan non medis yang biasa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar. ‘’saya
bukannya tidk percaya namun saya sebisa mungkin untuk mentoleransi supaya interaksi terjalin
dnegan baik. Dan menurut saya juga ada beberapa penyakit yang bisa disembuhkan dengan
pengobatan tradisional’’.

hasil dari wawancara mengenai hal apakah kepercayaan/budaya itu harus dijaga dan
diteruskan. ‘’ budaya tetap harus dilestarikan, karena budaya itu sudah yang menyatukan kita’’
Dalam kehidupan, manusia tidak pernah lepas dari budaya dan adat istiadat. Keberadaan budaya
amatlah penting, karena berfungsi sebagai identitas dan ciri khas. Tidak heran, setiap kelompok
atau golongan masyarakat tertentu memiliki budaya yang berbeda-beda. Lalu, apa pengertian
budaya? Secara bahasa, kebudayaan diambil dari bahasa Sansekerta, yaitu “Buddhayah” yang
bermakna hal-hal yang memiliki arti budi dan akal manusia. Secara garis besarnya, dengan budi
dan akal, maka manusia dapat melangsungkan kehidupan.

Dari hasil wawancara bersama informan dalam Pemanfaatan layanan kesehatan, dengan
kemudahan yang diberikan kepada masyarakat seperti sarana prasarana, akses yang
memungkinkan, dan layanan petugas kesehatan, serta kebijakan pemerintah dapat membuat
masyarakat memilih untuk memanfaatkan pengobatan secara medis, didapatkan informasi yaitu
Menurut Citra Wulandari dkk, 2016 : Pelayanan kesehatan adalah segala kegiatan yang secara
langsung berupaya untuk menghasilkan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan atau yang dituntut
oleh masyarakat untuk mengatasi kesehatannya. Secara umum yang dimaksud dengan pelayanan
kesehatan adalah segala upaya dan kegiatan pencegahan dan pengobatan penyakit. Semua upaya
dan kegiatan meningkatkan dan memulihkan kesehatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan
dalam mencapai masyarakat yang sehat. Pemanfaatan pelayanan kesehatan paling erat
hubungannya dengan kapan seseorang memerlukan pelayanan kesehatan dan seberapa jauh
efektifitas pelayanan tersebut. Sebagaimana penjelasan informan :

“Saat ini di desa Balaroa pewunu terdapat polindes(pondok bersalin desa) yang terletak
dibelakang kantor desa, di sana ada bidan juga yang berjaga kadang menginap di polindes dan
kadang ada dokter juga. Polindes juga kadang digunakan oleh masyarakat untuk berobat dan
konsultasi tentang kesehatannya. Sudah bagus juga fasilitasnya polindes, tapi kalau tenaga
kesehatan kurang atau alat tidak memeadai biasanya pasien langsung ke puskesmas.”

Dari hasil wawancara bersama informan dalam prespektif menghadapi pola pikir yang
beredar dimasyarakat mengenai pengambilan keputusan untuk berobat secara non medis.
Didapatkan informasi yaitu Menurut Departemen Kesehan (1990) Upaya pelayanan yang
diselenggarakan meliputi:

a. Pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih mengutamakan pelayanan promotif


dan preventif, dengan pendekatan kelompok masyarakat, serta sebagian besar
diselenggarakan bersama masyarakat melalui upaya pelayanan dalam dan luar gedung
di wilayah kerja puskesmas.
b. Pelayanan medic dasar yang labih mengutamakan pelayanan kuratif dan
rehabilitative dengan pendekatan individu dan keluarga pada umumnya melalui upaya
rawat jalan dan rujukan. Pada kondisi tertentu bila memungkinkan dapat
dipertimbangkan puskesmas dapat memberikan pelayanan rawat inap sebagai rujukan
antara sebelum dirujuk ke rumah sakit. Sebagiaman penjelasan informan.

“Kalau masyarakat di sini rata-rata sudah berobat ke tenaga medis meskipun ada juga
yang masih berobat ke dukun seperti orang yang suah tua yang masi percaya dengan dukun,
tapi karena adanya sosoialisasi dari puskesmas Marawola yang membuat masyarakat sadar
tentang pentingnya tenaga kesehatan itu. Orang dari puskemas juga memberikan informasi
untuk masyarakat bagaimana cara menjaga kesehatan, perilaku hidup bersih dan mencegah
penyakit tertentu sehingga sudah kurang lagi orang yang pergi di dukun, kami juga harap tidak
adalagi masyarakat yang berobat di dukun karena sudah banyak fasilitas di sini.”

Dari hasil wawancara bersama informan dalam tindakan yang dapat dilakukan petugas
kesehatan dalam membentuk perilaku masyarakat terhadap proses pengambilkan keputusan
pemanfaatan pengobatan secara medis. Didapatkan informasi yaitu Berdasarkan pedoman kerja
puskesmas yang disusun Departemen Kesehatan (1990) puskesmas memiliki empat fungsi dasar,
yaitu:

a. Preventif (pencegahan penyakit).


b. Promotif (peningkatan kesehatan).
c. Kuratif (pengobatan penyakit).
b. Rehabilitative (pemulihan kesehatan).
Menurut Konrath 2002, yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan adalah setiap upaya
baik yang diselenggarakan sendiri atau bersama-sama dalam organisasi untuk meningkatkan dan
memelihara kesehatan, mencegah penyakit, mengobati penyakit, dan memulihkan kesehatan
yang ditujukan kepada perseorangan, kelompok atau masyarakat. Sebagaimana penjelasan
informan.

“Kita dari petugas medis memberikan pelayanan 24 jam di polindes dan ada juga
kegiatan KIBAS(klinik berjalan Sigi sehat) yang diadakan setiap bulan dimana petugas
kesehatan turun kemasyarakat untuk melakukan kegiantan pemeriksaan, konsultasi dan diakhiri
dengan sosialisasi dari petugas puskesmas”

Dari hasil wawancara bersama informan dalam bekerja sama dengan pengobatan non
medis untuk menyembuhkan suatu penyakit, didapatkan informasi yaitu Salah satu tujuan
Millennium Development Goals (MDGs) adalah menurunkan angka kematian anak dan
meningkatkan kesehatan ibu. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk menurunkan
Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB), antara lain melalui penempatan
bidan di desa, penggunaan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), Puskesmas Pelayanan Obstetri Neonatal
Emergensi Dasar (PONED), serta Program Jaminan Persalinan (Jampersal). Kemitraan adalah
suatu bentuk kerjasama antara dokter, bidan dengan dukun, yaitu setiap kali ada pasien yang
hendak bersalin, dukun akan memanggil bidan/dokter. Peran bidan dan lebih ditekankan pada
persalinan dan masa nifas. Pada saat persalinan, peran bidan porsinya lebih besar dibandingkan
dengan peran dukun. Selain menolong persalinan, bidan/dokter pun dapat memberikan suntikan
pada pasien yang membutuhkannya atau dapat dengan segera merujuk ke rumah sakit jika ada
persalinan yang gawat atau sulit. Program kemitraan bidan dan dukun berkorelasi positif dengan
adanya pelaksanaan Program Jampersal. Dengan diluncurkannya Jampersal pada tahun 2011,
membuat semakin banyaknya ibu hamil yang memutuskan melakukan persalinan di tenaga
kesehatan.(Dedik & Nurmalasari, 2014) sebagiaman penjelasan informan.

“Iya pernah bekerja sama dengan dukun beranak, kami petugas medis biasa bekerja sama
dengan dukun beranak untuk proses persalinan, tetapi dukunnya juga sudah diberikan pelatihan
dari pihak puskesmas tentang cara bersalin yang baik, sterilitas atau kebersihan dalam persalinan
dan lain-lain. Kalau penyakit lain tidak ada kerjasama selain dukun beranak, dukun beranak
membantu bidan dalam persalinan yang membuat semuanya mudah. Adapun peratutran yang
dibuat dari pemerintah desa jika ada yang mau melakukan persalinan dan tidak ada bidan maka
dukun dilarang melakukan persalinan sendiri, dan mereka berdua diberikan sanksi denda.”

4. Petugas Non-Medis

Dari hasil wawancara terhadap informan dalam aspek penyakit yang tidak dapat
disembuhkan secara medis melainkan dengan pengobatan tradisional telah didapatkan beberapa
informasi yaitu seorang pasien akan terlebih dahulu menjalani pemeriksaan di dokter umum.
Seorang pasien yang menderita sakit ringan seperti panas atau patah tulang ringan, terlebih dulu
membawa dirinya ke Sando atau dukun untuk diberi ramuan. Jika tidak sembuh, pasien tersebut
akan berobat ke dokter yang ada di Puskesmas. Sebagaimana penjelasan informan sebagai
berikut :
“Kalau orang-orang yang panas datang, diberi minuman obat berupa ramuan dari daun-
daunan. Kalau orang-orang yang salah urat atau patah bisa dipijat. Kalau tidak sembuh, baru
pergi ke dokter di puskesmas” (TNM)
Dari hasil wawancara dari informan dalam aspek mengenai waktu dan kondisi apa saja
masyarakat datang untuk berobat kepada petugas non kesehatan telah didapatkan beberapa
informasi yaitu salah satu cara pengobatan dari tenaga non-medis yaitu menggunakan ramuan
dari daun-daunan yang mampu menyembuhkan anak yang sakit demam. Atau dipijat mampu
menyembuhkan patah tulang atau salah urat. Sebagaimana penjelasan infroman sebagai berikut :

“Biasa mereka datang saat seperti demam anaknya, nanti kita berikan ramuan-ramuan
atau kalau patah tulang atau salah urat dipijit”” (TNM).

Dari hasil wawancara dari informan dalam aspek syarat yang harus dipenuhi untuk
memperoleh pelayanan kesehatan pada tenaga non medis. Sebagaimana penjelasan informan
sebagai berikut :

“Tidak ada syarat-syarat yang harus dipenuhi” (TNM)

Dalam hasil wawancara dari informan dalam aspek proses pengobatan yaitu ramuan
turun-temurun tetap bermanfaat bagi kesembuhan pasien dan tenaga dukun bayi sejak dahulu
kala sampai sekarang merupakan pemegang peranan penting dalam pelayanan kebidanan. Dalam
lingkungan dukun bayi merupakan tenaga terpercaya dalam segala soal yang terkait dengan
reproduksi wanita. Ia selalu membantu pada masa kehamilan, mendampingi wanita saat bersalin,
sampai persalinan selesai dan mengurus ibu dan bayinya dalam masa nifas. Sebagaimana
penjelasan informan sebagai berikut

“kalau ada orang sakit, misalnya demam diberikan ramuan. Kalau tidak sembuh, baru
pergi ke dokter. Jika di dokter tidak sembuh dibuat upacara adat baliya. Untuk orang yang
melahirkan saya kerjasama dengan bidan desa. Kalau bayinya susah keluar saya tiup-tiup
supaya lancar persalinannya” (TNM)

Dalam hasil wawancara dari informan dalam aspek mengenai pencegahan dan
pengobatan terhadap suatu penyakit dan adakah keterkaitan antara proes pengobatan yang
diberikan dengan tradisi atau budaya setempat yaitu masyarakat masih mempercayai upacara
adat yang dahulu dilakukan nenek moyang untuk menyembuhkan penyakit yang sulit
disembuhkan pasien.. Sebagaimana penjelasan infroman sebagai berikut :

“Kalau orang yang tidak sembuh padahal sudah ke dokter, kita buat upacara adat
baliya. Tapi adat baliya ini tidak sembarangan, harus siapkan kambing atau ayam jadi korban.
Dan orang yang melakukan upacara baliya itu orang yang dari atas gunung dan upacara ini
dilakukan di depan atau dihalaman rumah orang sakit. Syarat selanjutnya, saat dilaksanakan
upacara baliya tidak boleh ada yang rebut” (TNM)

Dari hasil wawancara dari informan dalam hal yang menjadi alasan masyarakat memilih
keputusan untuk mengobati penyakitnya pada tenaga non-medis yaitu karena jarak yang dekat
dan biaya yang lebih murah. Sebagaimana penjelasan infroman sebagai berikut :

“karena biasanya kalau orang yang melahirkan tengah malam pasti dokter tidak bisa kerumah
yang mau melahirkan jadi saya yang ambil alih dengan bidan, karena ada penyakit juga yang
tidak bisa disembuhkan dokter jadi mereka ke saya,terus jika penyakitnya tidak sembuh-sembuh
jadi dilakukan upacara baliya, dan bila berobat kesaya bayarnya seikhlas saja”(TNM)
Dari hasil wawancara dari informan dalam hal besarnya kepercayaan dan keyakinan yang
diberikan masyarakat kepada tenaga non-medis dalam proses pengobatan suatu penyakit yaitu
masyarakat masih mempercayai pengobatan tradisional yang memakai ramuan-ramuan.
Sebagaimana penjelasan infroman sebagai berikut :

“percaya saja, karena saya berikan ramuan-ramuan yang bisa menyembuhkan


penyakitnya”(TNM)
5. Tokoh Agama
Dari hasil wawancara dari informan dalam aspek arti sehat menurut pendapat tokoh
agama. Didapatkan beberapa informasi mengenai arti sehat yaitu :

 Menurut bapak sehat itu adalah, tidak ada yang sakit, dalam artiaan yaitu sehat jasmani
dan rohani
 Dan juga suatu kondisi dimana seseorang terhindar dari berbagai jenis penyakit sehingga
seseorang akan merasa lebih baik.

Sebagaimna penjeasan informan sebagai berikut :

“sehat jasmani dan rohani”


Apa saja yang bapak/ibu lakukan untuk menjaga tubuh agar tetap sehat?
 Yang pertama itu rajin olharaga
 Menjaga pola makan yang baik
 Tidak merokok
 Istirahat yang cukup
 Tidak minum minuman keras apalagi narkoba

Sebagaimna penjeasan informan sebagai berikut :

“menjaga pola makan , mandi teratur, olahraga , cek kesehatan sebulan sekali”

Dari hasil wawancara dari informan dalam aspek penyakit yang tidak dapat disembuhkan
dengan medis namun tradisional menurut pendapat tokoh agama.
 Menurut saya ada memang beberapa orang yang masih mengunakan cara tradisional
 Misalnya sudah kerumah sakit tapi belum juga sembuh, sebagian masyarakat pasti lebih
ke pengobaan tradisonal
 Tidak ada efek samping dari bentuk pengobatan tersebut.

Sebagaimna penjeasan informan sebagai berikut :


“sebagian masyarakat masih menggunakan pengobatan tradisional, karena seringkali
setiap kerumah sakit penyakitnya tidak diketahui tapi disaat ke orang tua begitu bisa
ditau penyakitnya”

Dari hasil wawancara dari informan dalam aspek pamanfaatan layanan kesehatan ke
petugas non kesehatan menurut pendapat tokoh agama.
 Minat seseorang terhadap jasa pelayanan berkaitan dengan kemampuan jasa pelayanan
dalam memberikan kepuasan.
 Pandangan masyarakat berbeda-beda mengenai layanan kesehatan.

Sebagaimna penjeasan informan sebagai berikut :


“untuk di desa ini ada namanya polindes, untuk tenaga perawatnya itu biasanya turun
kerumah-rumah juga dan biasaya warga yang sakit itu langsung ke polindes dan ada juga yang
ke orang-orang pintar”

Dari hasil wawancara dari informan dalam apakah pandangan tersebut harus diteruskan
menurut pendapat tokoh agama :
 untuk pengobatan tradisional boleh dilakukan selama itu tidak membahayakan
masyarakat

Sebagaimna penjeasan informan sebagai berikut :


“selama itu tidak saling bertolak belakang menurut saya ya tidak apa-apa”
BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa selain mendatangi
layanan kesehatan yang ada, mereka juga percaya dengan pengobatan tradisional (dukun
atau penyembuh). Hal tersebut untuk memperoleh kesembuhan setelah upaya
penyembuhan medis belum membuahkan hasil. Selain itu, dapat diketahui bahwa
pemilihan penyembuhan baik melalui medis maupun alternatif tergantung dari bagaimana
masyarakat mempersepsikan sakit yang dialami, dan resiko apa yang nantinya akan
diterima sebagai konsekuensi dari penyakit yang sedang dialaminya.
Selain itu yang bisa kami dapatkan dari praktikum lapangan antropologi ini yaitu
masyarakat masih percaya dan masih membutuhkan dari pengobatan non medis, tapi di
Desa Balaroa Pewunu sudah terjalin kerjasama antara petugas kesehatan dan petugas
non-medis. Sehingga pengetahuan petugas non-medis lebih meningkat dibandingkan
dahulu yang akhirnya berdampak baik untuk kesehatan masyarakat.

B. SARAN
Saran untuk instansi kesehatan di ds. Sibalaya Utara, lebih diperbanyak petugas-
petugas kesehatan yang stay atau menetap di desa tersebut, agar masyarakat lebih mudah
mendapatkan pelayanan kesehatan. Saran untuk kelurahan, lebih ditingkatkan lagi
kualitas di desa tersebut. Saran untuk mahasiswa, diharapkan untuk kedepannya bisa
lebih unik lagi cerita di desa yang akan dituju, tetap semangat, dan jangan malas untuk
belajar lagi.
DAFTAR PUSTAKA

1. Rina N. Peningkatan Pola Hidup Sehat Melalui Food Combining Di Ranah Komunikasi
Kesehatan. Fakultas Ilmu Komunikasi dan Bisnis Universitas Telkom. Bandung, Jawa
Barat.
2. Pengertian Medis Dan Non Medis Menurut Para Ahli. Available on :
https://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-medis-dan-non-medis/
3. Ekowarni E. 2001. Pola Perilaku Sehat Dan Model Pelayanan Kesehatan Remaja.
JURNAL PSIKOLOGI. VOL 2 (97-104).
4. Haryanto A.T. dan Suranto J. 2012. Pelayanan Kesehatan (Studi Rawat Inap di Pusat
Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri).
Transformasi. Vol 3(22):1-10.
5. Zakky, Pengertian Kebudayaan Menurut Para Ahli Dan Secara Umum. Available On :
https://www.zonareferensi.com/pengertian-kebudayaan/
6. Defenisi Sehat Dan Sakit Menurut Para Ahli. Available On :
http://sukma1211.blogspot.com/2015/10/definisi-sehat-dan-sakit-menurut-para.html
7. Yulianti, Moita s, dan Upe a. 2018. KONSTRUKSI SOSIAL DALAM PRAKTIK
PENGOBATAN OLEH DUKUN DAN MEDIS (Studi Di Kecamatan Lakudo
Kabupaten Buton Tengah). Neo Societal Vol 3( 2):374-380
8. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kebudayaan
9. Pengertian Kebudayaan. Availabe On :
https://estetika-indonesia.blogspot.com/2015/12/pengertian-kebudayaan-menurut-ki-
hajar.html
10. Bumdes. Struktur pemerintah desa. 2019. Available On :
http://www.berdesa.com/5-struktur-pemerintahan-desa-beserta-tugas-dan-fungsinya/
11. Muliati. SOTK (Struktur Organisasi Dan Tata Kerja) Pemerintah Desa 2020 Terbaru.
2019. Available On :
https://format-administrasi-desa.blogspot.com/2019/03/sotk-struktur-organisasi-dan-tata-
kerja-pemerintah-desa-terbaru-tahun.html?m=1?id
12. A Nugroho. Latar belakang geografis. 2011. Available On :
http://eprints.ums.ac.id/14535/2/BAB_I.pdf
13. Unora. Pengertian pendekatan persuasife.2012. Available On :
oljgybeh.blog.cz/1202/pengertian-pendekatan-persuasif
14. Gurupendidikan. Pengertian gotong royong. 2019. Available On :
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-gotong-royong/
15. USU. Pemanfaatan pelayanan kesehatan .2017. Available On :
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/52723/Chapter%20II.pdf?
sequence=4&isAllowed=y
16. Nurul. Pengobatan tradisional. 2016. Available On :
http://digilib.unila.ac.id/4119/10/BAB%20II.pdf
17. Glanz, K., Rimer, B., Viswanath, K., 2008. Health Behavior and Health Education;
Theory, Researh, and Practice, 4th Edition, USA: Jossey-Bass
18. Kemenkes No. 1076/MENKES/VII/2003 tentang Penyelenggaraan Pengobatan
Tradisional.
19. Gani, Husni Abdul. 2013. “Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada Masyarakat
Using di Kabupaten Banyuwangi”. Jurnal IKESMA Vol- ume 9 Nomor 2 September
2013.
20. https://journal.uny.ac.id/index.php/jpka/article/viewFile/1303/1084
21. http://eprints.undip.ac.id/34684/6/2046_chapter_II.pdf
22. https://media.neliti.com/media/publications/246564-konstruksi-sosial-dalam-praktik-
pengobat-b00ea4e6.pdf
23. https://www.kompasiana.com/ellamardianasafitri_fkmuj2011/54f96f43a33311ed068b513
9/pengobatan-tradisional-di-indonesia
24. https://id.wikipedia.org/wiki/Tenaga_Kesehatan
25. http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/21933/Chapter%20II.pdf?
sequence=6&isAllowed=y
26. https://idtesis.com/pengertian-batantra-pengobatan-tradisional-dan-perkembangan-di/
27. http://eprints.walisongo.ac.id/7345/3/BAB%20II.pdf
28. http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/31537/?sequence=4
29. https://idtesis.com/pengertian-obat-berbagai-ahli/
30. https://www.kanalinfo.web.id/pengertian-tenaga-kesehatan-dan-jenisnya
31. https://karyatulisilmiah.com/makalah-pengertian-pencegahan-penyakit/
32. https://definisimu.blogspot.com/2012/12/definisi-sehat.html
33. https://cashbac.com/blog/pola-hidup-sehat-ternyata-mudah-dilakukan/
34. https://www.kompasiana.com/ellamardianasafitri_fkmuj2011/54f96f43a33311ed068b513
9/pengobatan-tradisional-di-indonesia
35. https://www.kompasiana.com/fuad_kompasiana/552874d1f17e6163508b4598/pentingnya
-manusia-memiliki-pandangan-hidup
36. https://www.seputarpengetahuan.co.id/2015/11/10-pengertian-kesahatan-menurut-para-
ahli-terlengkap.html
37. Rina N. Peningkatan Pola Hidup Sehat Melalui Food Combining Di Ranah Komunikasi
Kesehatan. Fakultas Ilmu Komunikasi dan Bisnis Universitas Telkom. Bandung, Jawa
Barat.
FORMAT KUESIONER

PANDUAN WAWANCARA PETUGAS NON KESEHATAN


ANTROPOLOGI KESEHATAN

Identitas Narasumber

Narasumber :

Umur :

Suku :

Pekerjaan :

Ang. Keluarga :

Dusun :

Daftar Pertanyaan :

1. Melihat banyak pola pikir yang beredar dimasyarakat bahwa ada beberapa penyakit yang tidak
dapat disembuhkan secara medis melainkan dengan cara pengobatan tradisional atau cara
tertentu. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai hal ini?

2. Kapan dan dalam kondisi apa saja masyarakat datang mengunjungi bapak dalam hal
pengobatan?

3. Apa saja syarat yang harus dipenuhi masyarakat untuk memperoleh layanan kesehatan dari
bapak/ibu?

4. Bagaimana proses pengobatan masyarakat yang menggunakan jasa bapak/ibu untuk


mengobati suatu penyakit?

5. Dalam proses pencegahan dan pengobatan terhadap suatu kasus penyakit yang bapak/ibu
tangani, adakah hubungan atau keterkaitan antara proses tersebut dengan kebudayaan/tradisi atau
kepercayaan masyarakat?

6. Dari semua pasien yang datang berobat sama bapak/ibu, apa saja hal yang menjadi alasan
mereka memilih keputusan untuk mengobati penyakitnya?
7. Sejauh ini sebesar apa kepercayaan dan keyakianan yang diberikan oleh masyarakat kepada
bapak dalam proses pengobatan suatu penyakit?
PANDUAN WAWANCARA PETUGAS KESEHATAN
ANTROPOLOGI KESEHATAN

Identitas Narasumber

Narasumber :

Umur :

Suku :

Pekerjaan :

Ang. Keluarga :

Dusun :

Daftar Pertanyaan :

1. Dalam pemanfaatan layanan kesehatan, dengan kemudahan yang diberikan kepada masyarakat
seperti sarana prasarana, akses yang memungkinkan, dan layanan petugas kesehatan, serta
kebijakan pemerintah dapat membuat masyarakat memilih untuk memanfaatkan pengobatan
secara medis?

2. Bagaimana perspektif bapak/ibu dalam mengahadapi pola pikir yang beredar dimasyarakat
mengenai pengambilan keputusan untuk berobat secara non medis?

3. Bagaimana tindakan yang dapat dilakukan petugas kesehatan dalam membentuk prilaku
masyarakat terhadap proses pengambilan keputusan pemanfaatan pengobatan secara medis?

4. Pernahkah bapak/ibu bekerjasama dengan pengobatan non medis untuk menyembuhkan suatu
penyakit?

5. Jika pernah, penyakit apa saja yang bapak/ibu sembuhkan dengan kerjasama tersebut?

6. Bagaimana proses kerjasana yang bapak/ibu lakukan?

7. Dari kerjasana tersebut, apakah pengobatan pasien menjadi lebih efektif atau jauh dari kata
efektif?
PANDUAN WAWANCARA MASYARAKAT BIASA
ANTROPOLOGI KESEHATAN

Identitas Narasumber

Narasumber :

Umur :

Suku :

Pekerjaan :

Ang. Keluarga :

Dusun :

Daftar Pertanyaan :

1. Apa arti sehat Menurut bapak/ibu?

2. Apa saja yang bapak/ibu lakukan untuk menjaga tubuh agar tetap sehat?

3. Apa yang bapak/ibu lakukan apabila terdapat anggota keluarga yang sakit?

4. Bagaimana dengan pengobatan secara medis, apakah bapak/ibu tertarik untuk


memanfaatkannya?

5. Apa saja hambatan bagi bapak/ibu dalam memanfaatkan layanan kesehatan?

6. Melihat banyak pola pikir yang beredar di masyarakat bahwa ada beberapa penyakit yang
tidak dapat disembuhkan secara medis melainkan dengan cara pengobatan tradisional atau cara
tertentu. Bagaimana pendapat anda (bapak/ibu) mengenai hal ini?

7. Seberapa besar dan kepercayaan keyakinan bapak/ibu terhadap pengobatan nonmedis yang
biasa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar?

8. Menurut bapak ibu apakah kepercayaan/budaya itu harus selalu dijaga dan teruskan?
PANDUAN WAWANCARA TOKOH AGAMA
ANTROPOLOGI KESEHATAN

Identitas Narasumber

Narasumber :

Umur :

Suku :

Pekerjaan :

Ang. Keluarga :

Dusun :

Daftar Pertanyaan :

1. Sebagai tokoh agama didaerah ini Apa arti sehat Menurut bapak/ibu?

2. Apa saja yang bapak/ibu lakukan untuk menjaga tubuh agar tetap sehat?

3. Melihat banyak pola pikir yang beredar di masyarakat bahwa ada beberapa penyakit yang
tidak dapat disembuhkan secara medis melainkan dengan cara pengobatan tradisional atau cara
tertentu. Bagaimana tanggapan (bapak/ibu) mengenai hal ini?

4. Menurut bapak/ibu bagaimana pandangan masyarakat mengenai pemanfaatan layanan


kesehatan ke petugas non kesehatan?

5. Apakah pandangan tersebut harus diteruskan?


PANDUAN WAWANCARA PEMERINTAHAN DESA
ANTROPOLOGI KESEHATAN

Identitas Narasumber

Narasumber :

Umur :

Suku :

Pekerjaan :

Ang. Keluarga :

Dusun :

Daftar Pertanyaan :

1. Bagaimana struktur organisasi di desa ini?

2. Bagaimana aspek keadaan demografis di desa ini (jumlah penduduk, pendidikan, pekerjaan,
suku, dan agama)

3. Bagaimana keadaan geografis di desa ini?

4. Upaya apa yang di lakukan dalam menjaga interaksi sosial antar masyarakat, dan antara
masyarakat dengan pihak pemerintahan desa?

5. Menurut analisis bapak/ibu bagaimana masyarakat mengambil keputusan dalam hal


pemanfaatan layanan kesehatan?

6. Apa saja kendala masyarakat dalam memanfaatkan layanan kesehatan?

7. Melihat banyak pola pikir yang beredar dimasyarakat bahwa ada beberapa penyakit yang tidak
dapat disembuhkan secara medis melainkan dengan cara pengobatan tradisional atau cara
tertentu. Bagaimana pendapat anda (bapak/ibu) mengenai hal ini?

8. Seberapa besar kepercayaan dan keyakinan bapak/ibu terhadap pengobatan nonmedis yang
biasa dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar?

9. Menurut bapak ibu apakah kepercayaan/budaya itu harus selalu dijaga dan teruskan?
Lampiran

A. Pemerintah Desa

Identitas Narasumber

Nama : Pak Guntur

Umur : 45 tahun

Suku : Kaili Ledo

Pekerjaan : Sekretaris Desa

Status : Sudah Menikah

Anggota keluarga : 4

Agama : Islam

Dusun : 2

N Daftar Pertanyaan Kode Emik Etik Kesimpulan


O Info
1. Bagaimana Struktur Pak Kalau struktur Dalam sebuah Desa Balaroa
di desa ini ? Guntur pertama kepala desa dibutuhkan pewunu memilki
desa yaitu pemerintah desa struktur desa
Masruron. yang akan yang lengkap
Kemudian mengatur, dan semuanya
dibawahnya menata, dan menjalankan
saya sebagai mengurus sebuah tugas dengan
sekretaris desa desa. Dalam baik.
saya sendiri undang-undang
pak Guntur, No.6 tahun 2014
kemudian kaur tentang desa
keuangan, kaur telah disinggung
umum, dan mengenai
disini satu kaur struktur
perencanaan. pemerintah desa,
Baru yang dimana sebuah
dibawah kepala desa harus
desa itu kasi memiliki kepala
pelayanan desa, dan
bukan kasi perangkat desa
cinta e, terus yang terdiri dari
kasi kesra, dan 3 unsur yaitu,
satu lagi kasi sekretaris desa,
pemerintah, kepala dusun,
kemudian kaur/kasi. Dan
dibawah kadus desa Balaroa
1, kadus 2. Pewunu sendiri
Kadus 3 dan memiliki struktur
dibawah pemerintahan
masing – yang lengkap.
masing kadus
ada
dibawahnya
RT/RW dan
Hansip.
2. Bagaimana aspek Jumlah Balaroa Pewunu
keadaan demografis penduduk 819 memiliki jumlah
di desa ini? jiwa, disini penduduk
rata-rata SMA, sebanyak 819
iyo apa petani, jiwa, suku kaili
emm petani ledo, tingkat
sawah, suku pendidikan
kaili ledo, sampai SMA,
mayoritas agama yang
agama islam dianut mayoritas
agama Islam,
dan mata
pencaharian
sebagai petani
Sawah
3. Bagaimana Keadaan Sebelah barat Geografi Desa Balaroa
demografis desa ini ? patok batas pedesaan adalah Pewunu
hutan lindung, cabang dari studi memiliki letak
sebelah timur geografi yang geografis
desa pewunu, mempelajari Sebelah barat
sebelah selatan fenomena sosial patok batas
desa ekonomi beserta hutan lindung,
kalukutinggu, perubahan- sebelah timur
sebelah utara perubahan di desa pewunu,
desa sibonu. pedesaan. Secara sebelah selatan
tradisional studi desa
banyak kalukutinggu,
menyangkut sebelah utara
masalah-masalah desa sibonu
yang
berhubungan
dengan
pertanian,
permukiman dan
pola pengunaan
lahan saja, tetapi
sekarang
meliputi pula
permasalahan-
permasalan
pedesaan yang
lain seperti
transportasi,
kesempatan
kerja,
perumahan,
strategi
pengembangan
pedesaan dan
lain-lain
(Bintarto, 1983).
Desa Balaro
Pewunu terletak
disebelah barat
patok batas hutan
lindung, sebelah
timur desa
pewunu, sebelah
selatan desa
kalukutinggu,
sebelah utara
desa sibonu
4. Upaya apa yang Kita lakukan Upaya yang Upaya dalam
dilakukan untuk pendekatan dilakukan adalah menjaga
menjaga interaksi persuasive pendekatan interaksi yang
sosial antara kepada persuasive dilakukan adalah
masyarakat, dan antar masyarakat, adalah pendekatan
masyarakat dan jadi kalau ada komunikasi yang persuasive dan
pemerintah desa ? persoalan kita bertujuan untuk sangat
tidak dorong mengubah atau menjunjung
keranah hukum memengaruhi tinggi asa gotong
tetapi kita kepercayaan, royong.
selesaikan sikap, dan
secara perilaku
kekeluargaan, seseorang
dan disini kan sehingga
masih kental bertindak sesuai
asas gotong dengan apa yang
royong salah diharapkan oleh
satu contoh komunikator.
atau saya Jadi didesa ini
sendiri lah masih sangat
yang membuat kental asas
suatu kegiatan gotong royong
atau pesta dan
tanpa disuruh menyelesaikan
masyarakat sini masalah secara
dating beramai- kekeluargaan.
ramai ba
gotong kayu
apalah dan
sebagainya.
Seperti itulah
kita punya
kekeluargaan
disini kendati
kerjaannya
dorang kasi
tinggal, jadi
kalau disini 1
bulan berturut-
turut bikin
pesta maka 1
bulan juga
tidak ada
uangnya orang-
orang.
5. Menurut analisis Disini kalau Menurut WHO Masyarakat desa
bapak/ibu bagaimana masyarakat Kesehatan adala balaroa pewunu
masyarakat dikasi tau h keadaan sangat antusias
mengambil mengenai hal sejahtera dari terhadap
keputusan dalam hal kesehatan badan, jiwa, dan pelayanan
pemanfaatan layanan mereka akan sosial yang kesehatan, dan
kesehatan ? sangat antusias memungkinkan pemerintahnya
sekali, karena setiap orang pun berusaha
masyarakat hidup produktif untuk terus
sudah sangat secara sosial, dan meningkatkan
mengerti ekonomis. kualitas
bahwa Sebuah daerah pelayanan
kesehatan atau wilayah kesehatan
sangat bahkan desa
berharga, dan tidak ada
disini ada dua nilainya jika
pelayanan kesehatan disana
balita dan buruk, di desa
lansia. Bahkan Balaroa Pewunu
disini akan ada memilki
pelayanan penduduk yang
remaja. sangat antusias
Program jika ditanyai
pemerintah ini mengenai
sangat luar kesehatan karena
biasa kita mereka sudah
jalankan, jadi paham dan
tiap anggaran mengerti
yang masuk mengenai
kita alihkan kesehatan
untuk sendiri,
pengadaan pemerintahan
alkes didesa tersebut
juga baik dalam
hal penataan dan
pengadaan Alat
kesehatan untuk
kesejahteraan
masyarakatnya.
6. Apa saja Kendala Kalau kendala Salah satu Kendala
Masyarakat dalam itu lazim kendala yang pelayanan
memanfaatkan terjadi terjadi dalam kesehatan di
layanan kesehatan ? misalnya kalau pelayanan desa Balaroa
masyarakat kesehatan di Pewunu adalah
disini belum lemah dan proses belum masuknya
memiliki kartu pembuatan program
Indonesia sehat memakan waktu pemerintah
jadi kebayakan yang agak lama. mengenai kartu
masyarakat Indonesia sehat
desa masih sehingga
memakai surat masyarakat yang
ekonomi lemah ekonomi lemah
untuk berobat harus menunggu
maupun lama untuk
melahirkan dan mendapat
prosesnya agak pelayanan
lambat. kesehatan.
7. Melihat Banyak pola Kita perilaku pencari Pelayanan non
pikir yang beredar menanggapiny pengobatan medis tidak bisa
dimasyarakat bahwa a secara wajar adalah perilaku serta merta kita
ada beberapa saja Karena individu maupun hilangkan
penyakit yang tidak kita tidk kelompok atau didalam
dapat disembuhkan mungkin penduduk untuk masyarakat yang
secara medis memaksa melakukan atau sudah
melainkan dengan masyarakat mencari mempercayainya
cara pengobatan untuk mengikui pengobatan. Jadi tetapi kita bisa
tradisional atau cara pola piker kita, didesa balaroa mengajarkan
tertentu. Bagaimana jadi kita Pewunu sendiri kepada
pendapat anda mensupport masih ada yang masyarakat
mengenai hal ini ? saja yang ingin menggunakan untuk
dilakukan pelayan non mengimbanginya
masyarakat, medis dalam dan melakukan
kalau mereka menyelesaikan hal tersebut
mau permasalahan dalam ambang
melakukan kesehatan yang batas yang
pengobatan ada namun, sewajarnya.
tradisional ya pemerintah desa
silahkan tapi tetap
sekali lagi mengingatkan
kalau memang kalau dalam
itu pengobatan menyelesaikan
komiu rasa permasalahan
tidak ada kesehatan
perubahan silahkan pergi ke
silahkan puskesmas.
berobat ke
medis karena
merek sudah
mengetahui
keluhan dari
komiu.
8. Seberapa besar Maaf ini saya Jika dipikir Pola piker kita
kepercanyaan dan biasa ketawa dengan secara dan pola piker
keyakinan bapak/ibu saja lihat itu, logika mungkin masyarakat pasti
terhadap pengobatan cuman itulah pengobatan berbeda-beda
non medis yang biasa sebagai trdisional tidak namun untuk
dimnfaatkan oleh pemerintah bisa kita tetap
masyarakat sekitar? desa kita definisikan mempererat tali
mensupport secara teori, keluarga maka
saja apa yang hanya saja kita harus bisa
ingin sebagai saling toleransi.
masyarakat pemerintah desa
lakukan karena yang memimpin
jangan sampai banyak orang
masyarakat kita harus tetap
tersinggung menghargai
lihat tingkah kepercayaan
laku dan pola seseorang,
piker kita, yah karena menjadi
jadi pemerintah pemerintah tidak
harus flexible boleh kaku harus
tidak boleh flexible.
kaku.
9. Menurut bapak/ibu Bagaimana e Budaya adalah Budaya adalah
apakah ketika budaya suatu cara hidup sesuatu yang
kepercayaan/budaya itu muncul yang mendarah daging
itu harus selalu dijaga orang beramai- berkembang, dan di masyarakat
dan di teruskan ? ramai dating dimiliki bersama luas karena itu
kita mau larang oleh sebuah merupakan hal
bagaimana kelompok orang, yang turun
juga, maka dari dan diwariskan temurun
itu kita support dari generasi ke diwariskan kita
saja karena generasi, kita sebagai generasi
budaya itu ada sebagai generasi selanjutnya patut
turun temurun selanjutnya yang menjaga budaya
hanya saja mungkin tersebut.s
jangan sampai memiliki
menyalahi pemikiran yang
asas-asas atau tidak sesuai
norma-norma dengan budaya
yang ada tersebut jangan
kita hapuskan
tetapi tetap
dijaga asalkan
tetap
berpedoman
dengan asas dan
norma yang ada.

B. Tokoh Agama

Identitas Narasumber

Nama : Firmansya

Umur : 42

Suku : -

Pekerjaan : Imam

Status : Nikah

Anggota keluarga : -
Agama : Islam

Dusun : 1

NO Daftar Pertanyaan Kode Info Emik Etik Kesimpulan


1. Sebagai tokoh Firmansya Sehat jasmani Sehat adalah Pada dasarnya
agama didaerah ini h dan rohani suatu kondisi tokoh agama
Apa arti sehat yang terbebas didesa balaroa
Menurut dari segala jenis pewunu ini
bapak/ibu? penyakit, baik sudah
fisik, mental, dan mengetahui apa
social, Pengertian arti sehat itu.
sehat menurut
Organisasi
Kesehatan Dunia
(WHO) tahun
1975
2. Apa saja yang menjaga pola Pola hidup sehat Dari hasil
bapak/ibu lakukan makan , mandi adalah upaya wawancara
untuk menjaga teratur, seseorang untuk tokoh agama,
tubuh agar tetap olahraga , cek menjaga sudah
sehat? kesehatan tubuhnya agar mengetahui
sebulan sekali tetap sehat. Pola konsep hidup
hidup sehat dapat sehat sesuai
dilakukan dengan teori yang ada
cara
mengonsumsi
makanan bergizi,
olahraga secara
rutin, dan
istirahat yang
cukup.
3. Melihat banyak sebagian Pengobatan non Hasil
pola pikir yang masyarakat medis adalah wawancara, bila
beredar di masih metode sakit ringan
masyarakat bahwa menggunakan pengobatan masih
ada beberapa pengobatan diluar ilmu menggunakan
penyakit yang tidak tradisional, kesehatan dan obat tradisional.
dapat disembuhkan karena tidak dapat Dan sebaliknya
secara medis seringkali dijelaskan secara
melainkan dengan setiap kerumah medis seperti
cara sakit pengobatan oleh
pengobatan penyakitnya dukun dengan
tradisional atau tidak diketahui ramuan beserta
cara tertentu. tapi disaat ke jampi-jampi.
Bagaimana orang tua Penyakit
tanggapan begitu bisa tradisional adalah
(bapak/ibu) ditau di dapatkan dari
mengenai hal ini? penyakitnya turun temurun
dan hanya
berdasarkan
pengamatan,
bukan
berdasarkan
penelitian ilmia
yang dapat
dipertanggung
jawabkan.
Pengobatan
trandisionaltelah
menjadi begian
hidup dari
masyarakat
perdesaan
mengakar dalam
kehidupam
sehari¬-hari dan
dipercaya
masyarakat
sebagai
alternative
penyembuhan
suatu penyaki
4. Menurut bapak/ibu untuk di desa Pelayanan Dari hasil
bagaimana ini ada kesehatan adalah wawancara
pandangan namanya suatu pelayanan sebagian masih
masyarakat polindes, untuk medis yang menggunakan
mengenai tenaga diberikan dokter pelayanan
pemanfaatan perawatnya itu maupun perawat kesehatan
layanan kesehatan biasanya turun sesuai dengan
ke petugas non kerumah- standar yang
kesehatan? rumah juga dan telah ditetapkan
biasaya warga di puskesmas
yang sakit itu tersebut, bahkan
langsung ke tenaga medis
polindes dan baik dokter dan
ada juga yang perawat sangat
ke orang-orang peka terhadap
pintar kebutahan pasien
maupun keluarga
pasien
5. Apakah pandangan selama itu tidak pandangan hidup Dari hasil
tersebut harus saling bertolak itu bagi wawancara. Hal
diteruskan? belakang seseorang adalah itu harus
menurut saya bagaimana ia diteruskan.
ya tidak apa- mengartikan
apa hidup mereka

C. Masyarakat

No Daftar Pertanyaan Kode Etnik Etik Kesimpulan


informent
1 Apa arti sehat Ibu Mauzia Sehat adalah di Sehat  adalah suatu Pada dasarnya
menurut bapak/ibu? mana keadaan keadaan sejahtera masyarakat di desa
tubuh tidak kena yang meliputi fisik, Sibalaya telah
penyakit mental dan sosial yang mengetahui konsep
Pak Nasri sehat itu di mana
tubuh tidak tidak hanya bebas dari dan pengertian dari
gampang sakit penyakit atau sehat itu sendiri
Ibu Nur Mia Sehat itu bisa
kecacatan World Bahwa sehat
berkerja dan tubuh
Health Organization merupakan sehat
tidak selalu sakit
(WHO, 2015) kondisi di mana
Pak Tarsan Sehat itu di mana
Menurut UU No.23 sesorang individi
tubuh bebas dari
tahun 1992 Kesehatan dapat berkembang
penyakit
Pak Yayan Sehat adalah adalah keadaan secara fisik,
menjaga pola sejahatera dari badan, mental, dan social
makan supaya jiwa dan sehingga individu
sehat memungkinkan setiap tersebut menyaari
orang hidup produktif kemampuan
secara social. sendiri, dapat
bekerja secara
produktif, dan
mampu mampu
kotibusi untk
komunitasnya.
2 Apa saja yang Ibu Mauzi olahraga teratur Berikut ini ada Dari hasil
bapak/ibu lakukan dan menjaga beberapa cara menjaga wawancara
untuk menjaga kebersihan kesehatan tubuh agar masyarakat telah
Pak Nasri perbanyak
tubuh agar tetap tetap tetap fit dan mengetahui konsep
kosumsi air putih
sehat tidak mudah sakit : cara hidup sehat
dan menjaga pola
sesuai teori yang
makan a. Menjaga Pola
ada
Ibu Nur Mia makan lebih
Makan
banyak sayuran”
b. Mengkonsumsi
Pak Tarsan Tidur dan
Gizi Seimbang
beristirahat yang
c. Hindari Makan
cukup”
Pak Yayan hidnari perokok Berlebihan
dan aloraga teratur d. Konsumsi
Cukup Cairan
e. Olahraga
Secara Teratur.
f. Cuci Tangan
g. Istirahat yang
Cukup
h. Mencukupi
Kebutuhan Serat
i. Kendalikan
Stres
j. Cukupi
Kebutuhan Vitamin
k. Menjaga
Hiegienitas

3 Apa yang bapak/ibu Ibu Mauzia Bawa ke Dari hasil


lakukan apabila Puskesmas wawnacara yang
Pak Nasri Langsung ke
terdapat anggota dilakukan
Puskesmas
keluarga yang sakit masyrakat lebih
Ibu Nur Mia ke puskesmas
Pak Tarsan beli obat dikios dn memilih membawa
dirawat dirumah anggiota keluarga
Pak Yayan Di bawah ke berobat ke
puskesmas” puskesma dan
masih ada juga
beberapa hanya
membeli obat di
warung.
4 Bagaimana Ibu Mauzia tertarik karna ingin Dari hasil
pengobatan secara sehat wawancara
Pak Nasri tertarik dan inggin
medis, apakah masyarakat,
berobat supaya
bapak/ibu tertarik masyarakat sangat
sehat
untuk memanfaat
Ibu Nur Mia Tertarik dan
memanaatkannya? pelayanan
memanfaat
kandengan sebaik kesehatan yang ada
– baiknya apalagi sehingga
kalau ada masyarakat kurang
pemeriksaan tertarik untuk
geratis yang berobat ke
mendatangi puskesmas tetapi
masyarakat disini terkadang pasien
Pak Tarsan sedikit tidak
membeli obat di
tertarik karna
kios karna
perekonomian
perekonomianya
Pak Yayan tertarik dan
dimanfaatkan
sebaik-baiknya
5 Apa saja hambatan Ibu Mauzia tidak ada Dari hasil
bagi bapak/ibu hambatan wawancara
dalam masyarakat,
memanfaatkan masyarakat sangat
layanan kesehatan memanfaat
pelayanan
kesehatan yang ada
tetapi yang
menyadi kendali
masyarakat yang
perekonomianya
kurang
Pak Nasri tidak ada
hambatan
Ibu Nur Mia Tidak ada
hambatan cukup
bagus karna
pelayanannya
buka dari jam
08.00 sampai jam
16.00
Pak Tarsan ada hambatan di
perekonomian
Pak Yayan tidak ada
hambatan
6 Melihat banyak Ibu Mauzia percaya wawancara
pola piker yang pengobatan medis masyarakat,
beredar di tetapi kadang ke beberapa penyakit
masyarakat bahwa tradisional atau yang bisa
ada beberapa dukun disembukan
penyakit yang tidak dengan cara
dapat di sembuhkan tradisional seperti
secara medis sakit flu atau batuk
melainkan dengan dengan
cara pengobatan menggunkan obat
tradisional atau cara herbal, tetapi untuk
tertentu. Bagaimana penyakit patah
pendapat bapak/ibu tulang atau
mengenai hal ini penyakit parah
Pak Nasri kalau sakit
lainnya perlu
biasanya langsung
dilakukan tindakan
ke puskesmas
medis
tetapi kalau belum
sembuh baru pergi
ke dukun
Ibu Nur Mia percaya
pengobatan medis
Pak Tarsan percaya ke
pengobatan medis
kalau belum
sembuh baru ke
dukun
Pak Yayan kurang percaya
dengan
pengobatan
tradisional
7 Seberapa besar Ibu Mauzia 50% percaya Obat tradisional pada Dari wawancara
Pak Nasri 50% percaya
kepercayaan saat ini banyak masyarakat ha,pir
terhadap adanya
keyakinan digunakan karena sebagaian
dukun
bapak/ibu terhadap mempunyai msyarakat tidak
Ibu Nur Mia dulu percaya
pengobatan non keunggulan dan Masih terlalu
tetapi sekarang
medis yang biasa di banyak masyarakat mempercayai
tidak
manfaatkan oleh Pak Tarsan tida kpercaya yang memilih pengobatan
masyarakat sekitar Pak Yayan tidak percaya pengobatan alternatif nonmedis
atau tradisional
sebagai langkah untuk
menyembuhkan
penyakitnya, di
samping
menggunakan
penyembuhan medis.
Keberadaan dukun
juga masih berguna
bagi masyarakat
sekitar. Bentuk
kesehatan alternate
(alternatif) dapat
memenuhi kebutuhan
kesehatan dari segi
sosial, psikologi, dan
mungkin pula organik,
yang bagi beberapa
orang tidak berhasil
diperolehnya dari
dokter maupun dari
pelayanan kesehatan
yang berkaitan. Dukun
memiliki kemampuan
tersendiri untuk
menyembuhkan
pasiennya, yang
menggunakan metode
yang berbeda dari
metode yang
digunakan oleh
dokter.

8 Menurut bapak/ibu Harus selalu dijaga Pendapat dari


Harus tetap dijaga
apakah masyarakat
Harus selalu dijaga
kepercayaan/budaya berbeda beda karna
jangan sampai
itu harus selalu di dilihat dari
budayanya hilang
jaga dan di Iya harus tetap lingkungan dan
teruskan? dijaga tergantung
Tidak perlu di jaga kebiasaan
atau di teruskan masyarakat.
D. Petugas Non-Medis

N Daftar Pertanyaan Kode Emik Etik Kesimpulan


O Infroman
1. Melihat banyak TNM “Kalau orang- Seorang pasien Dari hasil emik
pola fikir yang orang yang yang menderita dan etik bias
beredar panas datang, sakit ringan seperti kami
dimasyarakat diberi minuman panas atau patah simpulkan
bahwa ada obat berupa tulang ringan, bahwa ada
beberapa penyakit ramuan dari terlebih dulu beberapa
yang tidak dapat daun-daunan. membawa dirinya penyakit yang
disembuhkan Kalau orang- ke Sando atau dapat
secara medis orang yang dukun untuk diberi disembuhkan
melainkan dengan salah urat atau ramuan. Jika tidak oleh tenaga
cara pengobatan patah bisa sembuh, pasien non medis
tradisional atau dipijat. Kalau tersebut akan yaitu penyakit
cara terntentu. tidak sembuh, berobat ke dokter ringan, da nada
Bagaimana baru pergi ke yang ada di yang tidak
pendapat dokter di Puskesmas. dapat ditangani
bapak/ibu puskesmas” atau
mengenai hal ini ? disembuhkan
oleh tenanga
non medis dan
harus dirujuk
ke puskesmas
terdekat dan
ditangani oleh
dokter.
2. Kapan dan dalam TNM “biasa mereka Salah satu cara Dari hasil emik
kondisi apa saja datang saat pengobatan dari dan etik biasa
masyarakat datang seperti demam tenaga non-medis kami
mengunjungi ibu anaknya, nanti yaitu menggunakan simpulkan
dalam hal kita berikan ramuan dari daun- bahwa masih
pengobatan ? ramuan-ramuan daunan yang adanya
atau kalau mampu kepercayaan di
patah tulang menyembuhkan masyarakat
atau salah urat anak yang sakit untuk
dipijit” demam. Atau menggunakan
dipijat mampu ramuan turun-
menyembuhkan temurun
patah tulang atau
salah urat
3. Apa saja syarat TNM “Tidak ada
yang harus syarat-syarat
dipenuhi yang harus
masyarakat untuk dipenuhi”
memperoleh
layanan kesehatan
dari bapak/ibu ?
4. Bagaimana proses TNM “kalau ada Ramuan turun- Dari hasil emik
pengobatan orang sakit, temurun tetap dan etik bisa
masyakarat yang misalnya bermanfaat bagi kami
menggunakan jasa demam kesembuhan pasien. simpulkan
bapak/ibu untuk diberikan Dan tenaga dukun bahwa peran
mengobati suatu ramuan. Kalau bayi sejak dahulu dukun bersalin
penyakit ? tidak sembuh, kala sampai masih sangat
baru pergi ke sekarang dipercaya oleh
dokter. Jika di merupakan masyarakat.
dokter tidak pemegang peranan
sembuh dibuat penting dalam
upacara adat pelayanan
baliya. kebidanan. Dalam
Untuk orang lingkungan dukun
yang bayi merupakan
melahirkan tenaga terpercaya
saya kerjasama dalam segala soal
dengan bidan yang terkait dengan
desa. Kalau reproduksi wanita.
bayinya susah Ia selalu membantu
keluar saya pada masa
tiup-tiup supaya kehamilan,
lancar mendampingi
persalinannya” wanita saat
bersalin, sampai
persalinan selesai
dan mengurus ibu
dan bayinya dalam
masa nifas.
5. Dalam proses TNM “ada. Kalau Masyarakat masih
pencegahan dan orang yang mempercayai
pengobatan tidak sembuh upacara adat yang
terhadap suatu padahal sudah dahulu dilakukan
kasus penyakit ke dokter, kita nenek moyang
yang bapak/ibu buat upacara untuk
tangani, adakah adat baliya. menyembuhkan
hubungan atau Tapi adat baliya penyakit yang sulit
keterkaitan antara ini tidak disembuhkan
proses tersebut sembarangan, pasien.
dengan harus siapkan
kebudayaan/tradisi kambing atau
atau kepercayaan ayam jadi
masyarakat ? korban. Dan
orang yang
melakukan
upacara baliya
itu orang yang
dari atas
gunung dan
upacara ini
dilakukan di
depan atau
dihalaman
rumah orang
sakit. Syarat
selanjutnya,
saat
dilaksanakan
upacara baliya
tidak boleh ada
yang rebut”
6 Dari semua pasien TNM “ karena Pengobatan di
yang datang biasanya kalau dukun atau sando
berobat sama orang yang mudah dijangkau
bapak/ibu, apa melahirkan karena jaraknya
saja hal yang tengah malam yang dekat dan
menjadi alasan pasti dokter biaya yang cukup
mereka memilih tidak bisa murah karena
keputusan untuk kerumah yang dibayar
mengobati mau melahirkan seikhlasnya.
penyakitnya? jadi saya yang
ambil alih
dengan bidan,
karena ada
penyakit juga
yang tidak bisa
disembuhkan
dokter jadi
mereka ke
saya,terus jika
penyakitnya
tidak sembuh-
sembuh jadi
dilakukan
upacara baliya,
dan bila berobat
kesaya
bayarnya
seikhlas saja”
7 Sejauh ini sebesar TNM “ percaya saja, Masyarakat masih
apa karena saya mempercayai
kepercayaandan berikan pengobatan
keyakinan yang ramuan-ramuan tradisional yang
diberikan oleh yang bisa memakai ramuan-
masyarakat menyembuhkan ramuan.
kepada bapak/ibu penyakitnya”
dalam proses
pengobatan suatu
penyakit?

E. Petugas Medis

No.
Daftar Pertanyaan Kode Emik Etik Kesimpulan
1. Dalam Pemanfaatan Bidan Sekarang ini di Menurut Citra Dapat
layanan kesehatan, dengan desa Balaroa Wulandari dkk, 2016 : disimpulkan
kemudahan yang pewunu terdapat Pelayanan kesehatan bahwa apa yang
diberikan kepada polindes(pondok adalah segala kegiatan di lakukan oleh
masyarakat seperti sarana bersalin desa) yang secara langsung tenaga kesehatan
prasarana, akses yang yang terletak berupaya untuk sesuai dengan
memungkinkan, dan dibelakang kantor menghasilkan prinsip dasar
layanan petugas desa, di sana ada pelayanan kesehatan pelayanan
kesehatan, serta kebijakan bidan juga yang yang dibutuhkan atau kesehatan yaitu
pemerintah dapat berjaga kadang yang dituntut oleh Promotif dan
membuat masyarakat menginap di masyarakat untuk Preventif.
memilih untuk polindes dan mengatasi
memanfaatkan kadang ada dokter kesehatannya. Secara
pengobatan secara medis? juga. Polindes juga umum yang dimaksud
kadang digunakan dengan pelayanan
oleh masyarakat kesehatan adalah
untuk berobat dan segala upaya dan
konsultasi tentang kegiatan pencegahan
kesehatannya. dan pengobatan
Sudah bagus juga penyakit. Semua
fasilitasnya upaya dan kegiatan
polindes, tapi meningkatkan dan
kalau tenaga memulihkan
kesehatan kurang kesehatan yang
atau alat tidak dilakukan oleh
memeadai petugas kesehatan
biasanya pasien dalam mencapai
langsung ke masyarakat yang
puskesmas dan ada sehat. Pemanfaatan
juga petugas pelayanan kesehatan
langsung dari paling erat
puskesmas hubungannya dengan
memberikan kapan seseorang
sosialisasi ke memerlukan
masyarakat bagai pelayanan kesehatan
mana cara hidup dan seberapa jauh
sehat dan efektifitas pelayanan
mencegah tersebut.
penyakit dengan
gaya hidup bersih.
Bagaimana prespektif Bidan Kalau masyarakat Menurut Departemen Dapat
bapak/ibu dalam di sini rata-rata Kesehan (1990) disimpulkan
menghadapi pola pikir sudah berobat ke Upaya pelayanan bahwa cara
yang beredar tenaga medis yang diselenggarakan tenaga kesehatan
dimasyarakat mengenai meskipun ada juga meliputi: untuk mengubah
pengambilan keputusan yang masih 1. Pelayanan pola pikir
untuk berobat secara non berobat ke dukun kesehatan masyarakat masyarakat untuk
medis? seperti orang yang yang lebih berobat ke tenaga
suah tua yang masi mengutamakan medis sudah
percaya dengan pelayanan promotif benar dilakukan
dukun, tapi karena dan preventif, dengan yaitu melalui
adanya sosoialisasi pendekatan kelompok penyuluhan untuk
dari puskesmas masyarakat, serta pendekatan
Marawola yang sebagian besar kepada
membuat diselenggarakan masyarakat
masyarakat sadar bersama masyarakat dengan adanya
tentang pentingnya melalui upaya puskesmas
tenaga kesehatan pelayanan dalam dan keliling/mobile,
itu. Orang dari luar gedung di dan upaya rawat
puskemas juga wilayah kerja jalan atau rujukan
memberikan puskesmas. yang sesuai
informasi untuk 2. Pelayanan medic dengan standar
masyarakat dasar yang labih Departemen
bagaimana cara mengutamakan Kesehatan.
menjaga pelayanan kuratif dan
kesehatan, rehabilitative dengan
perilaku hidup pendekatan individu
bersih dan dan keluarga pada
mencegah umumnya melalui
penyakit tertentu upaya rawat jalan dan
sehingga sudah rujukan. Pada kondisi
kurang lagi orang tertentu bila
yang pergi di memungkinkan dapat
dukun, kami juga dipertimbangkan
harap tidak adalagi puskesmas dapat
masyarakat yang memberikan
berobat di dukun pelayanan rawat inap
karena sudah sebagai rujukan antara
banyak fasilitas di sebelum dirujuk ke
sini. rumah sakit.

Bagaimana tindakan yang Bidan Kita dari petugas Berdasarkan pedoman Dapat simpulkan
dapat dilakukan petugas medis memberikan kerja puskesmas yang bahwa apa yang
kesehatan dalam pelayanan 24 jam disusun Departemen dilakukan oleh
membentuk perilaku di polindes dan Kesehatan (1990) tenaga medis
masyarakat terhadap ada juga kegiatan puskesmas memiliki sangat berperan
proses pengambilkan KIBAS(klinik empat fungsi dasar, penting dalam
keputusan pemanfaatan berjalan Sigi yaitu: mewujudkan 4
pengobatan secara medis? sehat) yang 1. Preventif fungsi dasar
diadakan setiap (pencegahan puskemas.
bulan dimana penyakit). Artinya melalui
petugas kesehatan 2. Promotif Posyandu yang
turun (peningkatan dilakukan sudah
kemasyarakat kesehatan). membuktikan
untuk melakukan 3. Kuratif bahwa 4 fungsi
kegiantan (pengobatan tersebut telah
pemeriksaan, penyakit). tercapai dan
konsultasi dan 4. Rehabilitative pelayanan
diakhiri dengan (pemulihan kesehatan yang
sosialisasi dari kesehatan). ditujukan kepada
petugas puskesmas Menurut Konrath perseorangan,
2002, yang dimaksud kelompok atau
dengan pelayanan masyarakat sudah
kesehatan adalah terpenuhi dengan
setiap upaya baik adanya
yang diselenggarakan pendekatan
sendiri atau bersama- (kontak) yang
sama dalam sering.
organisasi untuk
meningkatkan dan
memelihara
kesehatan, mencegah
penyakit, mengobati
penyakit, dan
memulihkan
kesehatan yang
ditujukan kepada
perseorangan,
kelompok atau
masyarakat.
Pernahkah bapak/ibu Bidan Iya pernah bekerja Salah satu tujuan Dapat
bekerja sama dengan sama dengan Millennium disimpulkan
pengobatan non medis dukun beranak, Development Goals bahwa kemitraan
untuk menyembuhkan kami petugas (MDGs) adalah ini terjalin sangat
suatu penyakit? medis biasa menurunkan angka baik sesuai
bekerja sama kematian anak dan dengan prosedur
dengan dukun meningkatkan yang diharapkan.
beranak untuk kesehatan ibu.
proses persalinan, Berbagai upaya telah
tetapi dukunnya dilakukan pemerintah
juga sudah untuk menurunkan
diberikan pelatihan Angka Kematian Ibu
dari pihak (AKI) dan Angka
puskesmas tentang Kematian Bayi
cara bersalin yang (AKB), antara lain
baik, sterilitas atau melalui penempatan
kebersihan dalam bidan di desa,
persalinan dan penggunaan Buku
lain-lain. Kalau Kesehatan Ibu dan
penyakit lain tidak Anak (KIA), Program
ada kerjasama Perencanaan
selain dukun Persalinan dan
beranak, dukun Pencegahan
beranak membantu Komplikasi (P4K),
bidan dalam Puskesmas Pelayanan
persalinan yang Obstetri Neonatal
membuat Emergensi Dasar
semuanya mudah. (PONED), serta
Adapun peratutran Program Jaminan
yang dibuat dari Persalinan
pemerintah desa (Jampersal).
jika ada yang mau Kemitraan adalah
melakukan suatu bentuk
persalinan dan kerjasama antara
tidak ada bidan dokter, bidan dengan
maka dukun dukun, yaitu setiap
dilarang kali ada pasien yang
melakukan hendak bersalin,
persalinan sendiri, dukun akan
dan mereka berdua memanggil
diberikan sanksi bidan/dokter. Peran
denda. bidan dan lebih
ditekankan pada
persalinan dan masa
nifas. Pada saat
persalinan, peran
bidan porsinya lebih
besar dibandingkan
dengan peran dukun.
Selain menolong
persalinan,
bidan/dokter pun
dapat memberikan
suntikan pada pasien
yang
membutuhkannya
atau dapat dengan
segera merujuk ke
rumah sakit jika ada
persalinan yang gawat
atau sulit. Program
kemitraan bidan dan
dukun berkorelasi
positif dengan adanya
pelaksanaan Program
Jampersal. Dengan
diluncurkannya
Jampersal pada tahun
2011, membuat
semakin banyaknya
ibu hamil yang
memutuskan
melakukan persalinan
di tenaga kesehatan.
(Dedik &
Nurmalasari, 2014)

BIOGRAFI

1. Ariqah Ghina Mardiah (17 777 011)


Saya adalah seorang wanita yang lahir di Palu pada tanggal 18 Juli 2000, saya diberi
nama Ariqah Ghina Mardiah, saya anak ketiga dari tiga bersaudara. Memulai pendidikan TK di
TK Aisyiah Palu, kemudian melanjutkan ke Sekolah Dasar di SDN Inpres 6 Lolu Palu, kemudian
saya melanjutkan pendidikan saya di SMP Negeri 1 Palu, setelah itu saya melanjutkan
pendidikan saya di SMA Negeri Model Terpadu Madani Palu. Saya berkuliah di Fakultas
Kedokteran Universitas Alkhairaat angkatan 2017 yang diberi nama SKELETON dan sekarang
masih dalam tahap pre-klinik semester 5.

2. Eunike Embon La’lang (17 777 018)

Saya adalah seorang wanita yang lahir di Palu pada 04 Agustus 1999, saya diberi nama
Eunike Embon La'lang, saya anak ke dua dari tiga bersaudara, memulai pendidikan sekolah dasar
di SD Bala Keselamatan Palu, saya melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Pertama di
SMPN 2 Palu, setelah itu saya melanjutkan pendidikan di SMAN Model Terpadu Madani Palu.
Saya berkuliah di Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat Palu, saat ini saya berada di
semester.5.

3. Andi Rahayu (17 777 023)


Saya adalah seorang wanita yang lahir di Sidrap Sulawesi Selatan pada tanggal 18 maret
1999, saya diberi nama Andi Rahayu, saya anak ke 2 dari 5 bersaudara, memulai pendidikan
sekolah Dasar di sekolah Dasar 03 Sereang Sulaweis Selatan. Setelah usai menamatkan Sekolah
Dasar, saya melanjutkan pendidikan di SMPN 1 Pangkajenne Sidrap Sulawesi Selatan. Setelah
itu saya melanjutkan pendidikan di SMAN 1 Rappang Sidrap Sulawesi Selatan. Saya kuliah di
Universitas Alkhairaat Fakultas Kedokteran Palu. Sekarang saya masih kuliah semester 5.

4. Novita Rezky M (17 777 027)

Nama saya Novita Rezky Mariani, Akrab di sapa Vita, Lahir di Palu pada Tanggal 26
November 1999. Anak pertama dari dua bersaudara, buah hati dari pasangan Adriani Andi
Pasamalangi dan Susanti Ang. Memulai pendidikan Sekolah Dasar di SD Inpres 012
kalukumbeo Kecamatan Tikke Raya kabupaten Mamuju Utara Provinsi Sulawesi Barat,
kemudian pindah Sekolah ke SD Negeri 1 Mamuju, kemudian Saya melanjutkan Pendidikan di
SMP Negeri 11 Pasangkayu, Setelah itu Melanjutkan pendidikan Sekolah menengah Atas di
SMA Katolik Santo Andreas Palu, kini saya berkuliah di Universitas Alkhairaat Palu Di Fakultas
Kedokteran angkatan 2017.

5. Sitti Suhaddah (18 777 056)


Saya adalah seorang wanita yang lahir di Bau-Bau pada tanggal 22 september 1997, saya
di beri nama Sitti Suhaddah. Nama Ayah saya Sudarto, Nama Ibu Hamsina. Saya tinggal di
kelurahan talaga satu jl. Pendidikan, memulai pendidikan saya Sekolah dasar sd satu. Setalah
usai menempuh sekolah dasar, saya melanjutkan pendidikan saya di SMP 1 TALAGA SATU.
Setelah saya melanjutkan pendidikan di SMADA kota bau-bau. Saya kulia di Universitas
Alkhairaat fakultas kedokteran . sekarang saya masi kelia semester 5.

6. Tahta Qawiyyu (18 777 057)

Saya bernama Tahta qawiyyu biasa di panggil Tata. Lahir di Makassar, 27 November 1999,
saya memulai pendidikan TK di TK Bustanul Atfal IV, SD di SD INP Antang II makassar, SMP
di SMP Negeri 8 Makassar, SMA di SMA Negeri 12 Makassar dan melanjutkan perkuliahan di
Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia Makassar namun pindah ke Fakultas
Kedokteran Universitas Alkhairaat Palu.

7. Muhammad Taqwin (19 777 052)


Saya adalah seorang pria yang lahir di Bitung 18 april 2000, saya di beri nama
Muhammad taqwin. Nama Ayah saya La ode aliyani, Nama Ibu Titi Dg Tiro. Saya tinggal di
desa falabisahaya. Pendidikan, memulai pendidikan saya Sekolah dasar sd keraton liya togo.
Setalah usai menempuh sekolah dasar, saya melanjutkan pendidikan saya di SMP Mujahaiddin
falabisahaya. Setelah saya melanjutkan pendidikan di SMA muhammadiyah desa falabisahaya.
Saya kuliah di Universitas Alkhairaat fakultas kedokteran . sekarang saya masih kuliah semester
3.

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai