Anda di halaman 1dari 24

Kata Pengantar

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha


Esa atas segala rahmat dankarunia-Nya sehingga
dapat terselesaikannya Tugas Makalah yang
berjudul “Konsep Antropologi Kesehatan”. Berkat
bimbingan pengarahan dan bantuan dari berbagai
pihakm a k a T u g a s i n i d a pa t t e r s e l e s a i k a n . K a m i
m en y a d a r i keterbatasan pengetahuan
d a n kekurangan dari makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran
daripembaca sangat kami harapkan untuk perbaikan
selanjutnya.Semoga Makalahini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas kepada pembaca.Walaupun
Makalahini memiliki kelebihan dan kekurangan.
Penyusun mohon untuk sarandan kritiknya.

Ambon, oktober 2020

Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar ................................................. iii
Daftar Isi ......................................................... v
Pendahuluan .................................................... 1
Definisi Antropologi kesehatan ............................... 2
Sejarah Antropologi kesehatan ............................... 4
Perkembangan Antropologi kesehatan ...................... 6
Teori Antropologi ............................................... 8
Manfaat Antropologi Kesehatan .............................. 16
Batasan Dan Ruang Lingkup Antropologi Kesehatan ....... 18
1. Antropologi Fisik ......................................... 20
2. Antropologi Budaya ...................................... 21
Cabang Antropologi ............................................ 24
Konsep Antropologi ............................................ 27
Aplikasi Antropologi kesehatan ............................... 31
Hubungan Antropologi Kesehatan dengan Keilmuan Lain 37
Peranan Antropologi Kesehatan Dalam
Pembangunan Masyarakat ..................................... 40
Kegunaan Antropologi Kesehatan ............................ 41
Perbedaan Antroplogi kesehatan biologi

dengan sosiologi ................................................ 43


Daftar Pustaka....................................................45
Biografi Penulis...................................................50
ii
iii
Pendahuluan

A
ntropologi kesehatan sebagai salah satu
cabang ilmu sosial mempunyai bidang kajian
sendiri yang dapat dibedakan dengan ilmu
sosial lainnya, seperti sosiologi, ilmu
ekonomi, ilmu politik,
kriminologi dan lain-lainnya. Antropologi juga dapat
dikelompokkan ke dalam cabang ilmu humaniora karena
kajiannya yang terfokus kepada manusia dan
kebudayaannya yang fokus dalam bidang kesehatan.
Sebagaimana sudah dijelaskan bahwa, secara
umum dapat dikatakan antropologi keeshatan merupakan
ilmu yang mempelajari manusia dari segi keragaman
fisiknya, masyarakatnya, dan kebudayaannya terutama
dalam bidang kesehatan. Seperti yang pernah diungkapkan
Koentjaraningrat bahwa ruang lingkup dan dasar
antropologi belum mencapai kemantapan dan bentuk
umum yang seragam di semua pusat ilmiah di dunia.
Menurutnya, cara terbaik untuk mencapai
pengertian akan hal itu adalah dengan mempelajari ilmu-
ilmu yang menjadi pangkal dari antropologi, dan
bagaimana garis besar proses perkembangan yang
mengintegrasikan ilmu-ilmu antropolgi dan kesehatan.

Definisi

Buku Antropologi Kesehatan | 1


Antropologi Kesehatan

A
ntropologi kesehatan adalah studi tentang
penghayatan masyarakat tentang penyakit dan
pengaruh unsur-unsur budaya terhadap
kesehatan (Solita Sarwono, 1993). Definisi yang
dibuat Solita ini masih sangat sempit karena antropologi
sendiri tidak terbatas hanya melihat penghayatan
masyarakat dan pengaruh unsur budaya saja. Antropologi
lebih luas lagi kajiannya dari itu seperti Koentjaraningrat
mengatakan bahwa ilmu antropologi mempelajari manusia
dari aspek fisik, sosial, budaya (1984;76). Pengertian
Antropologi kesehatan yang diajukan Foster/Anderson
merupakan konsep yang tepat karena termakutub dalam
pengertian ilmu antropologi seperti disampaikan
Koentjaraningrat di atas. Menurut Foster/Anderson,
Antropologi Kesehatan mengkaji masalah-masalah
kesehatan dan penyakit dari dua kutub yang berbeda yaitu
kutub biologi dan kutub sosial budaya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
Antropologi Kesehatan adalah disiplin yang memberi
perhatian pada aspek-aspek biologis dan sosio-budya dari
tingkahlaku manusia, terutama tentang cara-cara
interaksi antara keduanya disepanjang sejarah kehidupan
manusia, yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit
pada manusia (Foster/Anderson, 1986; 1-3).
Menurut Weaver : Antropologi Kesehatan adalah
cabang dari antropologi terapan yang menangani

2 | Pengantar Antropologi Kesehatan


berbagai aspek dari kesehatan dan penyakit (Weaver,
1968;1)
Menurut Hasan dan Prasad : Antropologi Kesehatan
adalah cabang dari ilmu mengenai manusia yang
mempelajari aspek-aspek biologi dan kebudayaan manusia
(termasuk sejarahnya) dari titik tolak pandangan untuk
memahami kedokteran (medical), sejarah kedokteran
(medico-historical), hukum kedokteran (medico-legal),
aspek sosial kedokteran (medico-social) dan
masalahmasalah kesehatan manusia (Hasan dan Prasad,
1959; 21-22)
Menurut Hochstrasser : Antropologi Kesehatan
adalah pemahaman biobudaya manusia dan
karyakaryanya, yang berhubungan dengan kesehatan dan
pengobatan (Hochstrasser dan Tapp, 1970; 245).

Sejarah
Antropologi Kesehatan

Buku Antropologi Kesehat an | 3


M
embicarakan sejarah munculnya dan

perkembangan Antropologi Kesehatan,

maka saya harus melihat dari awal mula

munculnya istilah ini dan penelitian-

penelitian mengenai

hal ini. Uraian sejarah muncul dan perkembangan


antropologi kesehatan dibuat menurut urutan waktu
cetusannya:
Tahun 1849 Rudolf Virchow, ahli patologi Jerman
terkemuka, yang pada tahun 1849 menulis apabila
kedokteran adalah ilmu mengenai manusia yang sehat
maupun yang sakit, maka apa pula ilmu yang merumuskan
hukum-hukum sebagai dasar struktur sosial, untuk
menjadikan efektif hal-hal yang inheren dalam manusia
itu sendiri sehingga kedokteran dapat melihat struktur
sosial yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit, maka
kedokteran dapat ditetapkan sebagai antropologi. Namun
demikian tidak dapat dikatakan bahwa Vichrow berperan
dalam pembentukan asal-usul bidang Antropologi
Kesehatan tersebut., munculnya bidang baru memerlukan
lebih dari sekedar cetusan inspirasi yang cemerlang.
Tahun 1953 Sejarah pertama tentang timbulnya
perhatian Antropologi Kesehatan terdapat pada tulisan
yang ditulis Caudill berjudul “Applied Anthropology in
Medicine”. Tulisan ini merupakan tour the force yang
cemerlang, tetapi meskipun telah menimbulkan

2 | Pengantar Antropologi Kesehatan


antusiasme, tulisan itu tidaklah menciptakan suatu
subdisiplin baru.
Tahun 1963 Sepuluh tahun kemudian, Scoth
memberi judul “Antropologi Kesehatan” dan Paul
membicarakan “Ahli Antropologi Kesehatan” dalam suatu
artikel mengenai kedokteran dan kesehatan masyarakat.
Setelah itu baru ahli-ahli antropologi Amerika benar-benar
menghargai implikasi dari penelitian-penelitian tentang
kesehatan dan penyakit bagi ilmu antropologi.
Pengesahan lebih lanjut atas subdisiplin Antropologi
Kesehatan ini adalah dengan munculnya tulisan yang
dibuat Pearsall (1963) yang berjudul Medical Behaviour
Science yang berorientasi antropologi, sejumlah besar
(3000 judul) dari yang terdaftar dalam bibliografi tersebut
tak diragukan lagi menampakan pentingnya sistem medis
bagi Antropologi.

Buku Antropologi Kesehatan | 5


Perkembangan
Antropologi Kesehatan

A
semua masyarakat yang berhubungan dengan sakit
dan ntropologi kesehatan mempelajari sosio-kultural
dari
sehat sebagai pusat dari budaya, di antaranya objek yang
menjadi kajian disiplin ilmu ini adalah:
1. Penyakit yang berhubungan dengan kepercayaan
(misfortunes).
2. Beberapa masyarakat misfortunes disebabkan oleh
kekuatan supranatural maupun supernatural atau penyihir,
3. Kelompok healers ditemukan dengan bentuk yang
berbeda disetiap kelompok masyarakat.
4. Healers yang mempunyai peranan sebagai penyembuh.
5. Perhatian terhadap suatu keberadaan sakit atau penyakit
tidak secara individual, terutama illness dan sickness pada
keluarga ataupun masyarakat.
Jauh sebelum apa yang disimpulkan ahli-ahli antropologi
pada akhir abad 20, pada tahun 1924 W.H. R. River, seorang
dokter, menyebutkan bahwa kepercayaan medis dan prakteknya
tidak dapat dipisahkan dari aspek budaya dan organisasi sosial
yang lain. Ia menyatakan “praktek medis primitif mengikuti dari
dan membuat pengertian dalam syarat-syarat yang mendasari
kepercayaan medis. Ia juga menyatakan keberadaan 3 padangan
dunia yang berbeda (gaib, religi, dan naturalistik) dan
menghubungkan sistem-sistem kepercayaan, dan tiap-tiap
pandangan memilki model perilaku medis yang sesuai.
Ackerkencht, seorang dokter dan ahli antropologi, orientasi
teoritisnya diungkapkan dalam bentuk lima generalisasi yaitu:

2 | Pengantar Antropologi Kesehatan


1. Studi signifikan dalam antropologi medis bukanlah sifat
tunggal melainkan konfigurasi budaya secara keseluruhan
dai masyarakat dan temapt dimana pola medis berada
dalam totalitas tersebut,
2. Ada begitu banyak pengobatan primitif,
3. Bagian dari pola medis, seperti yang ada pada keseluruhan
budaya, secara fungsional saling berkaitan,
4. Pengobatan primitif paling baik dipahami dalam kaitan
kepercayaan dan definisi budaya,
5. Manifestasi pengobatan primitif yang bervariasi
seluruhnya merupakan pengobatan gaib.

Buku Antropologi Kesehatan | 7


Teori Antropologi

A
ntropologi merupakan suatu cabang ilmu
masyarakat suatu etnis. Antropologi muncul sosial
yang membahas mengenai budaya
karena adanya ketertarikan dari orang Eropa
yang melihat budaya, ciri-ciri fisik dan adat istiadat yang
berbeda.
Kata antropologi berasal dari dua kata bahasa
Yunani yaitu “anthropos” yang berarti manusia dan
“logos” yang berarti ilmu. Secara harfiah, antropologi
dapat didefinisikan sebagai suatu keilmuan yang
mempelajari manusia dari segi keanekaragaman fisik,
serta kebudayaannya.
Obyek dari antropologi adalah manusia, kebudayaan
serta perilakunya. Obyek antropologi dengan kata lain
menyangkut semua manusia dimanapun dan kapanpun.
Tujuan dari antropologi adalah untuk membangun
masyarakat dengan mempelajari perilaku, bagaimana
manusia dapat bermasyarakat dalam suku bangsa dan
budaya manusia.Antropologi memadukan secara integratif
tujuan biologi dan sosio-budaya dalam kehidupan.
Antropologi semakin berkembang karena adanya teori-
teori yang bermunculan dan berkembang. Teori
antropologi tersebut adalah sebagai berikut:

Teori Evolusi Deterministrik


Adalah teori tertua dan dikembangkan oleh 2 tokoh
pertama dalam antropologi, ialah Edward Burnet Tylor
(1832-1917) dan Lewis henry Morgan (1818-1889). Teori ini
berangkat dari anggapan bahwa ada suatu hukum (aturan)

2 | Pengantar Antropologi Kesehatan


universal yang mengendalikan perkembangan semua
kebudayaan manusia.
Teori ini muncul dari anggapan adanya hukum
universal yang mengendalikan perkembangan semua
kebudayaan manusia.Berdasarkan teori ini
setiap kebudayaan mengalami fase-fase atau evolusi.
Lewis Henry Morgan (1818-1881) menggambarkan
proses evolusi masyarakat dan kebudayaan dengan
delapan tahap evolusi universal yang dituangkan dalam
karyanya dengan judul Ancient Society. Delapan tingkat
evolusi tersebut adalah zaman liar, zaman liar madya,
zaman liar muda, zaman barbar tua, zaman barbar
madya, zaman barbar muda, zaman peradaban purba dan
zaman peradaban masa kini.

Teori Partikularisme
Teori partikularisme muncul setelah berakhirnya masa
teori evolusionisme.Pemikiran baru ini dipelopori oleh
Franz Boas (1858-1942) yang menentang teori
evolusionisme.Teori ini disebut juga sebagai
partikularisme historic.Boas tidak setuju dengan teori
evolusi tentang adanya hukum universal yang menguasai
kebudayaan.Boas berpendapat meskipun hanya satu
unsur, kebudayaan tetap harus dipelajari dalam konteks
masyarakat di mana unsur tersebut berada.Teori
partikularisme berpandangan bahwa perkembangan tiap
kebudayaan mempunyai kekhasan sendiri-sendiri dan tidak
dapat digeneralisasikan ke dalam aturan atau hukum yang
universal.
Teori Difusi
Perkembangan sejarah unsur-unsur kebudayaan
manusia di awali oleh seorang sarjana bernama F. Ratzel
(1844-1904). Dia adalah seorang sarjana Ilmu hayat

Buku Antropolo gi Kesehatan | 9


merangkap ilmu bumi, yang memberiakn suatu anggapan
bahwa Kebudayaan manusia itu pangkalnya satu, dan di
satu tempat yang tertentu, yaitu pada waktu makhluk
manusia baru saja muncul di dunia ini. Kemudian,
kebudayaan induk itu berkembang, menyebar, dan pecah
ke dalam banyak kebudayaan baru, karena pengaruh
keadaan lingkungan dan waktu. Dalam proses pemecahan
itu bangsa-bangsa pemangku kebudayaan-kebudayaan
baru tadi tidak tetap tinggal terpisah. Sepanjang masa di
muka bumi ini senantiasa terjadi gerak perpindahan
bangsa-bangsa yang saling berhubungan serta pengaruh
mempengaruhi.
Teori Difusi Rivers (1864-1922) meneliti unsur-
unsur kebudayaan di daerah Melanesia. Ia anggota
Cambridge Torres Straits Expedition dan meneliti
hubungan antara kebudayaan suku bangsa yang mendiami
sekitar Selat Torres, yaitu Irian Selatan dan Australi Utara
dengan mengembangkan metode wawancara melalui
pengumpulan bahan mengenai sistem kemasyarakatannya
dengan mengumpulkan data mengenai asal-usul individu
dengan mengajukan pertanyaan tentang kerabat dan
nenek moyang sebagai pangkalnya. Metode tersebut
diuraikan dalam karagannya berjudul A genealogical
Method of Anthropological Inquiry (1910). Metode tersebut
lebih dikenal dengan genealogical method atau metoe
genealogi yang merupakan alat utama untuk melakukan
field work Di beberapa tempat Rivers juga menggunakan
metode field work yaitu untuk meneliti suku bangsa Toda

2 | Pengantar Antropologi Kesehatan


di Propinsi Mysore, India Selatan yang meghasilkan buku
The Todas (1906) ia mendapat bahan mengenai sistem
kekerabatan orang Toda. Kemudia ia bandingkan dengan
bahan yang diperoleh dari Melanesia dan dikembangkan
beberapa konsepsi baru dalam penelitian sistem
kekerabatan.
Teori Difusi Elliot Smith (1871-1937) Dan W.J Perry
(1887-1949) Sejarah kebudayaan dunia pada zaman
purbakala pernah terjadi suatu peristiwa difusi besar yang
berpangkal di Mesir yang bergerak kea rah timur dan
meliputi jarak yang sangat jauh. Teori ini disebut
heliolithic theory, meskipun sangat dikecam R.H. Lowie,
ahli antropologi Amerika, yang menyatakan bahwa teori
Heliotik itu merupakan teori difusi yang sangat extreme
yang tidak sesuai dengan kenyataan, baik dipandang dari
hasil penggalian ilmu Prehistori maupun dari sudut
konsep- konsep tentang proses difusi dan pertukaran
unsur-unsur kebudayaan.
Indonesia diapit oleh 2 benua dan samudera
sehingga Indonesia sebagai jalur perdagangan dan dilewati
untuk perpindahan bangsa-bangsa dan kebudayaannya,
selain itu Bangsa Indonesia juga kaya akan rempah-
rempah sehingga memicu daya tarik bangsa lain untuk
berdagang dan berinvestasi di Indonesia. Bangsa Indonesia
yang sekarang merupakan akibat dari perpindahan dan
penyebaran kebudayaan dari bangsa-bangsa yang
melewati Indonesia atau yang menetap.Contohnya
kampung Pecinan yang ada di Pekalongan dikarenakan
pada zaman perdagangan dahulu bangsa Cina datang ke
Indonesia untuk berdagang dan memanfaatkan rempah-
rempah yang ada di Indonesia.Bangsa Cina datang
membawa kebudayaannya dan singgah serta menetap di
Indonesia.Kebudayaan dari Bangsa Cina kemudian diadopsi
oleh Bangsa Indonesia sampai sekarang.

Buku Antropologi Kesehatan | 11


Teori Fungsionalisme
Teori ini dikembangkan oleh Bronislaw Malinowski
(1884-1942) yang selama Perang Dunia II mengisolir diri
bersama penduduk asli pulau Trobrian untuk mempelajari
cara hidup mereka dengan jalan melakukan observasi
berperan serta (participant observation). Ia mengajukan
teori fungsionalisme, yang berasumsi bahwa semua unsur
kebudayaan merupakan bagian-bagian yang berguna bagi
masyarakat di mana unsur-unsur tersebut terdapat.
Teori ini beranggapan bahwa semua unsur
kebudayaan adalah bagian-bagian yang berguna bagi
masyarakat di mana unsur-unsur tersebut
berada.Pandangan fungsionalis menekankan bahwa setiap
pola perilaku, kepercayaan dan sikap yang menjadi bagian
dari kebudayaan suatu masyarakat, memiliki peran
mendasar di dalam kebudayaan yang bersangkutan.
Bronislaw Malinowski (1884 – 1942) merupakan
salah satu tokoh antropologi yang menggagas dan berhasil
mengembangkan teori fungsionalisme dalam ilmu
antropologi. Dan yang paling penting untuk dicatat adalah
bahwa teorinya ia kembangkan dengan menekuni
penelitian lapangan. Kepulaun Trobriand diwilayah pasifik
dipilihnya menjadi objek penelitian dan dari daerah itu
pula dari tangan Malinowski lahir berbagai karya tulisan
yang sangat dikagumi dikalangan antropologi, salah satu
adalah “Argonauts Of The Western Pacific”
Secara garis besar Malinowski merintis bentuk
kerangka teori untuk menganalisis fungsi dari kebudayaan
manusia, yang disebutnya sutu teori fungsional tentang

12 | Pengantar Antropologi Kesehatan


kebudayaan atau “a functional theory of Culuture”.Dan
melalui teori ini banyak antropolog yang sering
menggunakan teori tersebut sebagai landasan teoritis
hingga dekade tahun 1990-an, bahkan dikalangan
mahasiswa menggunakan teori ini untuk menganalisis data
penelitian untuk keperluan skripsi dan sebagainya.
Tulisan “Argonauts of the Western Pacific” (1922)
melukiskan tentang sistem Kula yakni berdagang yang
disertai upacara ritual yang dilakoni oleh penduduk di
kepulauan Trobriand dan kepulauan
sekitarnya.Perdagangan tersebut dilakukan dengan
menggunakan perahu kecil bercadik menuju pulau lainnya
yang jaraknya cukup jauh.
Benda-benda yang diperdagangkan dilakukan
dengan tukar menukar (barter) berupa berbagai macam
bahan makanan, barang-barang kerajinan, alat-alat
perikanan, selain daripada itu yang paling menonjol dan
menarik perhatian adalah bentuk pertukaran perhiasana
yang oleh penduduk Trobriand sangat berharga dan
bernialai tinggi. Yakni kalung kerang (sulava) yang beradar
satu arah mengikuti arah jarum jam, dan sebaliknya
gelang-gelang kerang (mwali) yang beredar berlawanan
dari arah kalung kerang dipertukarkan. Karangan etnografi
dari hasil penelitian lapangan tersebut tidak lain adalah
bentuk perkeonomian masyarakat di kepulauan Trobriand
dengan kepulauan sekitarnya. Hanya dengan menggunakan
teknologi sederhana dalam mengarungi topografi lautan
pasifik, namun disis lain tidak hanya itu, tetapi yang
menraik dalam karangan tersebut ialah keterkaitan sistem
perdagangan atau ekonomi yang saling terkait dengan
unsur kebudayaan lainnya seperti kepercayaan, sistem
kekerabatan dan organisasi sosial yang berlaku pada
masyarakat Trobriand.

Buku Antropologi Kesehatan | 11


Dari berbagai aspek tersebut terbentuk kerangka
etnografi yang saling berhubungan satu sama lain melalui
fungsi dari aktifitas tersebut. Pokok dari tulisan tersebut
oleh Malinowski ditegaskan sebagai bentuk Etnografi yang
berintegrasi secara fungsional.Selain dari hasil karya
etnografinya, tentunya harus diperhatikan pula upaya-
upaya Malinowski dalam mengembangkan konsep teknik
dan metode penelitian. Dan sangat lugas ditekankan
pentingnya penelitian yang turun langsung ketengah-
tengah objek masyarakat yang diteliti, menguasai bahasa
mereka agar dapat memahami apa yang objek lakukan
sesuai dengan konsep yang berlaku pada masyarakat itu
sendiri dan kebiasaan yang dikembangkan menjadi metode
adalah pencatatan. Mencatat seluruh aktifitas dan
kegiatan atau suatu kasus yang konkret dari unsur
kehidupan.Selain dari pada itu yang patut untuk para
peneliti menurut Malinowski adalah kemampuan
keterampilan analitik agar dapat memahami latar dan
fungsi dari aspek yang diteliti, adat dan pranata sosial
dalam masyarakat. Konsep tersebut dirumuskan kedalam
tingkatan abstraksi mengenai fungsi aspek kebudayaan,
yakni :
1. saling keterkaitannya secara otomatis, pengaruh dan
efeknya terhadap aspek lainnya.
2. konsep oleh masyarakat yang bersangkutan.
3. unsur-unsur dalam kehidupan sosial masyarakat yang
terintegrasi secara fungsional.
4. esensi atau inti dari kegiatan /aktifitas tersebut tak
lain adalah berfungsi untuk pemenuhan kebutuhan
dasar “biologis” manusia.

14 | Pengantar Antropologi Kesehatan


Melalui tingkatan abstraksi tersebut Malinowski
kemudian mempertegas inti dari teorinya dengan
mengasumsikan bahwa segala kegiatan/aktifitas manusia
dalam unsur-unsur kebudayaan itu sebenarnya bermaksud
memuaskan suatu rangkaian dari sejumlah kebutuhan
naluri mahluk manusia yang berhubungan dengan seluruh
kehidupannya.Kelompok sosial atau organisasi sebagai
contoh, awalnya merupakan kebutuahn manusia yang suka
berkumpul dan berinteraksi, perilaku ini berkembang
dalam bentuk yang lebih solid dalam artian perkumpulan
tersebut dilembagakan melalui rekayasa manusia.

Buku Antropologi Kesehatan | 11


Daftar Pustaka
Aditya, R. S. (2017) ‘Phenomenology Study of the
Experience of Relapse of Drug Addictions During
Methadone Therapy’, Perpustakaan Universitas
Airlangga.
Aditya, R. S. (2019) Perbandingan Metode Health
Coaching dan Ceramah Tentang Basic Life
Support (BLS) Untuk Remaja Masjid, Jurnal
Keperawatan BSI. Available at:
http://ejurnal.univbsi.id/index.php/keperawatan
/article/view/105 (Accessed: 1 November 2019).
Aditya, R. S. et al. (2017) ‘Experience of the
Healthworkers in Conductin Methadone
Rehabilitation Therapy at the Public Health
Center’, Dama International Journal Researchers
(DIJR), 2(2), pp. 107–113.
Aditya, R. S., Solikhah, F. K. and Kurniawan, S. B. (2019)
‘Teenager response to the conditions of basic
level emergency: A phenomenology study’, Indian
Journal of Public Health
Research and Development, 10(9). doi:
10.5958/0976- 5506.2019.02421.5.
Baal, J. Van. 1988. “Sejarah Dan Pertumbuhan Teori
Antropologi Budaya”, PT. Gramedia, Jakarta

44 | Pengantar Antropologi Kesehatan


Benedict, Ruth, Patterns of Culture. Boston: Houghton Mifflin
Co., 1980.
Caudill, William. 1953. Applied Anthropology in Medicine.
Dalam Anthropology Today: An Encyclopedic
Inventory. A.L. Kroeber, edt. Hlm 771-806. Chicago.
The University of Chicago Press.
Clausen John A. 1963. Social Factors in Disease.Dalam
Medicine and Society.J.A. Clausen and R. Strauss,
edt.The Annuals of Amrican Academy of Political
and Social Science346.Hlm 138-148.
Drs. Naffi Sanggenafa, MA. 2002. Jurnal Antropologi Papua.
Jayapura. Laboratorium Antropologi Jurusan
Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Cenderawasih.
DuBos Rene. 1963. Man Adapting. New Haven. Yale
University Press.
Fabrega, Horacio, Jr. 1970. Medical
Anthropology.DalamBienial Review of
Anthropology B.H. Siegel, ed. Hlm. 30-68.
Stanford, California. Stanford University Press.
Fahrany, F. (2019) ‘Analisis Faktor Risiko Terjadinya
Hipertensi Pada Remaja Usia 15-18 Tahun Di
Wilayah Kepanjen, Jurnal Ilmu Kesehatan, 10(2),
pp. 156–163.
Foster, Anderson (1986). Antropologi Kesehatan. Jakarta.
Grafiti
Foster/Anderson. 1986. AntropologiKesehatan, Jakarta,
Grafiti
GiayBeni. 1996. Pembangunan Irian
Jaya dalamPerspektif Agama, Buda
yadanAntropologi, dalamBuletinDeiyai No. 5/thn
I/Mei-Juni, 1996, Jayapura.

Buku Antropologi Kesehatan | 45


46 | Pengantar Antropologi Kesehatan
Glick L.B 1967. Medicine as an Ethnographic Category: The
Gimi of New Guinea Highlands. EtnologyBuletin Gutomo
Priyatmono. 2007. Bermain dengan Kematian.
Yogyakarta. Kanisius.
Hardesty, Donald L. 1977. Ecological Anthropology. New
York. John Wiley
Harris, Marvin, “Culture, People, Nature; An
Introduction to General Anthropology”, New
York, Harper and Row Publishers, 1988.
Hassan, KhwajaArifdan B.G. Prassad. 1959. A Note on The
Contributions of Anthropology to Medical Science.
Journal of the Indian Medical Assosiation. 33: hlm
182-190.
Hochstrasser, Donald L dan Jesse W. Tapp, Jr. 1970.
Social Medicine and Public. Dalam Anthropology
and the Bihavioural and Health Science.Pittburgh.
University of Pitsburgh Press.
Hochstrasser, Donald L dan Jesse W. Tapp, Jr. 1970.Social
Medicine and Public.Dalam Anthropology and the
Bihavioural and Health
Science.Pittburgh.University of Pitsburgh Press.
Kaplan, David dan Manners, A. Albert. 2000. Teori-Teori
Budaya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Keesing, M. Roger. 1999. Antropologi Budaya: Suatu
Perspektif Kontemporer Jilid I.:Erlangga. Jakarta
Koentjaraningrat, 1987. Sejarah Teori Antropologi 1.
Jakarta: Universitas Indonesia (UI- Press)
Koentjaraningrat. 1981. Sejarah Teori Antropologi I. UI
Press. Jakarta
Koentjaraningrat. 1994. Papua Membangun Masyarakat
Majemuk, Jakarta, Jambatan.
Lieben Richard W. 1970.Medical Anthropology.Dalam
Handbook of Social and Cultural Anthropology.
J.J Honigmann, ed. Hlm. 1031-1072. Chicago. Rand
McNally.
Paul Benyamin D. 1963. Anthropology Perspectives on
Medicine and Public Health. Dalam Medicine and
Society.
Paul Benyamin D. 1963. Anthropology Perspectives on
Medicine and Public Health.Dalam Medicine and
Society. J.A. Clausen and R. Strauss, edt. Hlm.
34-43. The Annual of the American Academy of
Political and Social Science.
Pearsall, Marion. 1963. Medical Behavioural Science: A
Selected Bibliography. Lexington. University of
Kentucky Press.
Petocz, R. 1987. KonservasiAlam di Papua, Jakarta,
Grafiti
Richardson, Miles, “Anthropologist-the Myth Teller,”
American Ethnologist, 2, no.3 (August 1975).
Saifudin. 2005. Antropologi Kontemporer, Suatu Pengantar
Kritis Mengenai Paradigma. Jakarta: Prenata Media.
Sarwono, S. (1993). Sosiologi Kesehatan: Beberapa Konsep
Beserta Aplikasinya. Yogyakarta. Gajah Mada
Press.
Sarwono, S. 1993. Sosiologi Kesehatan, Beberapa Konsep
Beserta Aplikasinya, Yogyakarta, Gadjah Mada Press.
Sjaifuddin, Fedyani Achmad. 2005. Antropologi
Kontemporer: Suatu Pengantar Kritis Mengenai
Paradigma. Prenada Media. Jakarta

48 | Pengantar Antropologi Kesehatan


Sudarma, Momon. 2008. Sosiologi Untuk
Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Buku Antropologi Kesehatan | 45


Tedi Sutardi. 2007. Antropologi :mengungkap Keragaman
Budaya untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas,
Program Bahasa. Bandung. PT Setia Purna Inves.

http://sayedmuddasir.wordpress.com/2014/05/01/panda
ngan-ahli-antropologi-terhadap-penyakit/
http://www.anneahira.com/artikel-kesehatan-
antropologi-kesehatan.htm

Anda mungkin juga menyukai