OLEH :
SITTI HERMINA
P00312017042
2020/2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subbhana Wa Ta’ala karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nyalah sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini membahas tentang “Sejarah Antropologi Kesehatan”.
Penulis berharap dengan makalah ini dapat memberi banyak manfaat bagi kita semua para
pembaca pada umumnya dan penulis khususnya. Makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
demi perbaikan makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
C. Tujuan......................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. DefInisi Antropologi................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
5. Bagaimana hubungan antara sosial budaya dan biologi yang merupakan dasar dari
perkembangan antropologi kesehatan?
6. Mengapa sosial budaya dan biologi berkaitan?
C. TUJUAN
5. Untuk memahami hubungan antara sosial budaya dan biologi yang merupakan
dasar dari perkembangan antropologi kesehatan
PEMBAHASAN MATERI
A. Definisi Antropologi
Antropologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari
tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal
dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang
berbeda dari apa yang dikenal di Eropa. Terbentuklah ilmu antropologi dengan melalui
beberapa fase. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan
masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang
sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan
pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.Antropologi berasal dari kata anthropos yang
berarti "manusia", dan logos yang berarti ilmu. Antropologi mempelajari manusia sebagai
makhluk biologis sekaligus makhluk sosial. Para ahli mendefinisikan antropologi sebagai
berikut:
1. William A. Haviland
Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang
bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang
lengkap tentang keanekaragaman manusia.
2. David Hunter
Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat
manusia.
3. Koentjaraningrat
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan
mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.
Tahun 1849
Rudolf Virchow, ahli patologi Jerman terkemuka, yang pada tahun 1849 menulis apabila
kedokteran adalah ilmu mengenai manusia yang sehat maupun yang sakit, maka apa pula
ilmu yang merumuskan hukum-hukum sebagai dasar struktur sosial, untuk menjadikan
efektif hal-hal yang inheren dalam manusia itu sendiri sehingga kedokteran dapat melihat
struktur sosial yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit, maka kedokteran dapat
ditetapkan sebagai antropologi. Namun demikian tidak dapat dikatakan bahwa Vichrow
berperan dalam pembentukan asal-usul bidang Antropologi Kesehatan tersebut.,
munculnya bidang baru memerlukan lebih dari sekedar cetusan inspirasi yang cemerlang.
Tahun 1953
Tahun 1963
Sepuluh tahun kemudian, Scoth memberi judul “Antropologi Kesehatan” dan Paul
membicarakan “Ahli Antropologi Kesehatan” dalam suatu artikel mengenai kedokteran
dan kesehatan masyarakat. Setelah itu baru ahli-ahli antropologi Amerika benar-benar
menghargai implikasi dari penelitian-penelitian tentang kesehatan dan penyakit bagi ilmu
antropologi.Pengesahan lebih lanjut atas subdisiplin Antropologi Kesehatan ini adalah
dengan munculnya tulisan yang dibuat Pearsall (1963) yang berjudul Medical Behaviour
Science yang berorientasi antropologi, sejumlah besar (3000 judul) dari yang terdaftar
dalam bibliografi tersebut tak diragukan lagi menampakan pentingnya sistem medis bagi
Antropologi.
Manusia dan kebudayaannya, sebagai bahan kajian Antropologi. Sekitar abad ke-
15-16, bangsa-bangsa di Eropa mulai berlomba-lomba untuk menjelajahi dunia. Mulai
dari Afrika, Amerika, Asia, hingga ke Australia. Dalam penjelajahannya mereka banyak
menemukan hal-hal baru. Mereka juga banyak menjumpai suku-suku yang asing bagi
mereka. Kisah-kisah petualangan dan penemuan mereka kemudian mereka catat di buku
harian ataupun jurnal perjalanan. Mereka mencatat segala sesuatu yang berhubungan
dengan suku-suku asing tersebut. Mulai dari ciri-ciri fisik, kebudayaan, susunan
masyarakat, atau bahasa dari suku tersebut. Bahan-bahan yang berisi tentang deskripsi
suku asing tersebut kemudian dikenal dengan bahan etnogragfi atau deskripsi tentang
bangsa-bangsa.Bahan etnografi itu menarik perhatian pelajar-pelajar di Eropa. Kemudian,
pada permulaan abad ke-19 perhatian bangsa Eropa terhadap bahan-bahan etnografi suku
luar Eropa dari sudut pandang ilmiah, menjadi sangat besar. Karena itu, timbul usaha-
usaha untuk mengintegrasikan seluruh himpunan bahan etnografi.
Pada fase ini, bahan-bahan etnografi tersebut telah disusun menjadi karangan-karangan
berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat pada saat itu. masyarakat dan kebudayaan
berevolusi secara perlahan-lahan dan dalam jangka waktu yang lama. Mereka
menganggap bangsa-bangsa selain Eropa sebagai bangsa-bangsa primitif yang tertinggal,
dan menganggap Eropa sebagai bangsa yang tinggi kebudayaannya. Pada fase ini,
Antopologi bertujuan akademis, mereka mempelajari masyarakat dan kebudayaan
primitif dengan maksud untuk memperoleh pemahaman tentang tingkat-tingkat sejarah
penyebaran kebudayaan manusia.
c. Fase Ketiga (awal abad ke-20)
Pada fase ini, negara-negara di Eropa berlomba-lomba membangun koloni di benua lain
seperti Asia, Amerika, Australia dan Afrika. Dalam rangka membangun koloni-koloni
tersebut, muncul berbagai kendala seperti serangan dari bangsa asli, pemberontakan-
pemberontakan, cuaca yang kurang cocok bagi bangsa Eropa serta hambatan-hambatan
lain. Dalam menghadapinya, pemerintahan kolonial negara Eropa berusaha mencari-cari
kelemahan suku asli untuk kemudian menaklukkannya. Untuk itulah mereka mulai
mempelajari bahan-bahan etnografi tentang suku-suku bangsa di luar Eropa, mempelajari
kebudayaan dan kebiasaannya, untuk kepentingan pemerintah kolonial.
E. B. Taylor (1832 October 2–1917 January 2) dan James George Frazer (1854
January 1 – 1941 May 7) dipandang sebagai perintis anthropologi sosial budaya modern
di Inggris Taylor melakukan penjelajahan di Mexico, kemudian bersama sama dengan
Frazer melakukan studi banding atas hasil penelitian mereka masing-masing dengan
rujukan berbagai teks klasik atas sejarah dan kesusasteraan Romawi dan Yunani,
berbagai naskah tentang cerita rakyat Bangsa Eropa, laporan perjalanan kuam misionaris,
pengembara serta berbagai tulisan dari kaum ethnolog kontemporer.Taylor amat
mendukung unilinealisme dan menyetujui sebuah bentuk ”keseragaman budaya”. Taylor
secara khusus meletakkan dasar teori difusi kebudayaan. Menurut Taylor, terdapat tiga
jalan berbagai kelompok / suku bangsa dapat memiliki bentuk budaya ataupun teknologi
yang serupa yakni melalui : penemuan independent, warisan dari kaum penjajah di
daerah yang berbeda, dan transmisi dari satu ras/ suku bangsa menuju ras / suku bangsa
lainnya.
Baik Taylor maupun Frazer hanya melakukan kerja penelitian secara terpisah,
belum sampai kepada tahapan menempatkan berbagai elemen kebudayan dan
kelembagaan secara bersama-sama. Beberapa ilmuwan muda Inggris yang penuh
semangat dan ambisi berusaha untuk menganalisa bagaimana masyarakat hidup
berkelompok mereka lebih menekankan analisa sinkronis, bukan analisa sejarah atau
analisa diakronis. Selain itu mereka juga melakukan analisa jangka panjang selama
bertahun-tahun di suatu area kerja Universitas Cambridge mendanai sebuah ekspedi
multidisipliner ke pulau-pulau yang terletak di jalur Torres pada tahun 1898 diorganisir
oleh Alfred Court Haddon, melibatkan seorang anthropolog fisik, W. H. R. Rivers, juga
seorang ahli linguistik, tumbuh tumbuhan, serta bebagai spesialis lainnya. Berbagai
penemuan dari ekspedisi ini menetapkan beberapa standar baru dalam deskripsi
ethnologi.Satu dekade kemudian , Bronisław Malinowski, seorang anthropolog kelahiran
Polandia (1884-1942) mulai melakukan pengumulan atas berbagai item kebudayaan,
ketika PD I berlangsung, karena Imperium Austro Hongarian berada di dalam kekuasaan
Inggris Raya, maka dia justru tertahan di Papua Nugini untuk melanjutkan penelitiannya,
karangannya di dalam ethnografi klasik adalah Argonauts of the Western Pacific, (1922)
mendukung sebuah pendekatan ke arah studi lapangan haruslah menjadi standart di
bidang antropologi, guna mendapatkan suatu sudut pandang yang asli melalui observasi
partisipant. Secara teoritis dia mendukung sebuah interpretasi fungsionalist yang
memeriksa bagaimanakah kelembagaan sosal berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
individu. Anthropolog Inggris lainnya pada masa diantara Dua Perang Dunia adalah
Meyer FortesA. R. Radcliffe-Brown juga mempublikasikan sebuah hasil kerja seminal di
tahun 1922. Dia menjalankan studi lapangan di kepulauan Andaman dengan metode
rekosntruksi sejarah. Setelah mempelajari hasil kerja sosiolog Perancis Émile Durkheim
dan Marcel Mauss, maka Radcliffe-Brown mempublikasikan sebuah catatan riset
berjudul The Andaman Islanders, menguraikan tentang makna dan tujuan upacara ritual
dan mitos. Selanjutnya dia mengembangkan sebuah pendekatan yang dikenal dengan
mana structural-functionalism, dimana pendekatan baru ini berfokus kepada
bagaimanakah kelembagaan bekerja untuk menyeimbangkan system social sehingga
mampu berfungsi secara harmonis (hal ini bertentangan dengan pendekatan
fungsionalisme yang dikemukakan oleh Malinowski, juga amat jauh berbeda dengan
berbagai pemikir structuralism dari Perancis – dimana para ilmu Perancis ini lebih
memeriksa konsep struktur di dalam bahasa dan symbol Radcliffe-Brown, juga
mengembangkan anthropologi social dan mengampu mata kuliah tersebut di dalam
wilayah Commonwealth Inggris mulai dari akhir tahun 1930an sampai dengan priode
Pasca Perang Dunia. Dia mengeluarkan banyak tulisan, dan monografi serta mengelola
Jurnal ilmiah yang yang menjadi dasar paradigma British Social Anthropology (BSA). Di
dalam jurnal asuhannya banyak tulisan tentang ethnografi yang terkenal seperti The Nuer,
oleh Edward Evan Evans-Pritchard, dan The Dynamics of Clanship Among the Tallensi,
oleh Meyer Fortes; beberapa tulisan serial yang dikemas di dalam terbitan khusus
mencakup African Systems of Kinship and Marriage and African Political Systems.
Mulai permulaan abad 19 sampai dengan abad 20, anthropologi di Amerika Serikat
terpengaruh oleh kehadiran masyarakat Indian (sebagai suku bangsa asli Benua
Amerika). Penguasa Koloni disana : Inggris , Perancis, Spanyol dan Portugis berusaha
melibatkan ilmu ini untuk usaha pembinaan kebangsaan atau civilization sehingga suku
bangsa India bersedia membaur dengan mereka. Konflik kepentingan muncul antara
keinginan untuk menggunakan anthropologi hanya untuk kepentingan ilmiah semata
dengan menggunakannya sebagai alat kolonialisme yang cenderung bersifat pemaksaan,
dan eksploitasi membuat para anthropolog sebagai sumber kritikan ataupun kecaman
Karena dianggap sebagai antek kolonialisme.
a. Anthropologi Boasian
Franz Boas, adalah salah seorang pioner anthropologi modern dan disebut sebagai
“Bapak Anthropologi Amerika”. Anthropologi Budaya di Amerika Serikat sangat
terpengaruh obyeknya yakni Masyarakat Indian. Bidang ini dipelopori oleh staff Bureau
of Indian Affairs dan lembaga Ethnologi Amerika . Para anthropolog seperti John Wesley
Powell, Frank Hamilton Cushing, serta Lewis Henry Morgan (1818-1881), seorang ahli
hukum dari Rochester, New York, menjadi pendukung perkembangannya, Antrolopologi
Sosial di Amerika cenderung menjadi Anthropologi Politik- Obyeknya tidak hanya suku
bangsa Indian melainkan juga kaum Imigran. Studi Morgan, terutama tentang kinship,
amat berpengaruh dalam perkembangan cabang anthropologi jenis ini Morgan
mengargumentasikan bahwa : Masyarakat manusia seharusnya diklasifikasikan ke dalam
kategori evolusi budaya dalam skala mulai dari tahap buas / barbar menuju tahap
peradaban, umumnya Morgan menggunakan Indikator teknologi , seperti pembuatan
busur dan anak panah untuk menentukan posisi suatu suku bangsa ke dalam skala
miliknya.
Athropology di Canada sama seperti di belahan bumi lain adalah sebagai bagian
dari dunia kolonial, data yang dipergunakan adalah berbagai catatan kaum pengembara
dan misionaris seperti pendeta – pendeta dari gereja LeClercq, Le Jeune dan Sagard.
Usaha yang serius mulai dilakukan ketika pemerintah menetapkan Divisi Anthropologi di
dalam Survey Geologis pada tahun 1910. Para Anthropolog umumnya diambil dari
Inggris dan AS, umumnya adalah kaum Boasian dan para ahli bahasa dari Oxford seperti
Marius Barbeau and Diamond Jenness.Posisi Akademik yang pertama di bidang
Anthropologi, diberikan kepada Thomas McIlwraith di University of Toronto pada tahun
1925. Beberapa universitas seperti UBC dan McGill, pada tahun 1947 mulai
mempekerjakan para anthropolog he next universities to hire anthropologists, dan PhD
pertama di bidang Anthropologi diraih di tahun 1956, hanya dalam waktu yang singkat
beberapa Universitas di Canada mampu menghasilkan lulusan Ph D lainnya sampai
dengan akhir tahun 1960an. Tahun 1970an merupakan puncak perkembangan universitas
dan profesi sebagai Anthropolog di Canada, smapai dengan tahun 1980 sudah dihasilkan
400 doktordi bidang Anthropologi dan dipekerjakan di Canada, disamping lulusan
Master. Harry Hawthorne mendirikan departemen Anthropologi di UBC dan menetapkan
standart riset anthropologi sebagai tuntunan kebijakan public bagai Pemerintah Federal
Canada, penyusunannya dibantu oleh M.-A. Tremblay, buku petunjuk tersebut berjudul
"A Survey of the Contemporary Indians of Canada" (1966, 1967).Anthropologi di
Canada memiliki karakterisik perpaduan antara type Boasian di AS, Inggris dgn
penekanan atas fungsi dan proses sosial, dan Francophone merintis riset di area pedesaan
dan suku bangsa terpencil. Isu kesenjangan sosial, kesinambungan, perubahan, ekonomi
politik, lingkungan, dan ekologi budaya, personalitas, budaya dan simbol-simbolnya
mendominasi wacana anthropologi di Canada sejak PDI sampai dengan Perang Vietnam.
b. Michel Foucault
Pada tahun 1980an isu power / kekuasaan, seperti yang diuraikan di dalam
karangan Eric Wolf berjudul Europe and the People Without History, menjadi pusat
perhatain kajian Anthropologi. Buku-buku seperti Anthropology and the Colonial
Encounter semakin mempertegas ikatan anthropology dengan masalah kesenjangan
colonial, muncullkan ilmuwan seperti Antonio Gramsci dam Michel Foucault yang
menggerakkan isu power dan hegemony ke dalam disiplin anthropologi. Gender dan
sexuality menjadi topic yang popular, karena keterkaiatan antara disiplin ini dengan
sejarah, khususnya dipengaruhi oleh Marshall Sahlins, yang menggunakan teori dari
Lévi-Strauss dan Fernand Braudel untuk meneliti hubungan antara struktur sosial dan
angen individual. Ilmuwan strukturalis lainnya yang berpengaruh antara lain Nietzsche,
Heidegger, juga Derrida and Lacan. Dari Mazhab Frankfurt .
Di akhir tahun 1980an dan 1990an beberapa ilmuwan seperti George Marcus dan
James Clifford lebih cenderung kembali kepada ethnografi, khususnya bagaimana dan
mengapa ilmu anthropologi dipergunakan, dan mendominasi kajian. Kelompok ii
cenderung ke arah Feminists sebagai bagian dari aliran 'post-modernisme’ Ethnographies
berkembang menjadi lebih refleksif, secara eksplisit mengungkapkan methodology,
kebudayaan, gender dan rasial. Selain itu anthropologi juga mulai mengkaji masalah
globalisasi, pengobatan, bioteknologi, hak hak kaum pribumi, dan masalah masalah yang
dihadapi oleh masyarakat industri maju.
D. Hubungan antara social budaya dan biologi yang merupakan dasar dari
perkembangan antropologi kesehatan
b. Behaviour atau perilaku, Antara yang pertama dan kedua dihubungkan dengan ecological
balance
c. Heredity atau keturunan yang dipengaruhi oleh populasi, distribusi penduduk, dan
sebagainya
d. Health care service berupa program kesehatan yang bersifat preventif, promotif, kuratif,
dan rehabilitative
Dari empat faktor tersebut di atas, lingkungan dan perilaku merupakan faktor yang paling
besar pengaruhnya (dominan) terhadap tinggi rendahnya derajat kesehatan
masyarakat.Tingkah laku sakit, peranan sakit dan peranan pasien sangat dipengaruhi oleh
faktor -faktor seperti kelas social, perbedaan suku bangsa dan budaya. Maka ancaman
kesehatan yang sama (yang ditentukan secara klinis), bergantung dari variable-variabel
tersebut dapat menimbulkan reaksi yang berbeda di kalangan pasien. Misalnya dalam
bidang biologi, antropologi kesehatan menggambarkan teknik dan penemuan ilmu-ilmu
kedokteran dan variasinya, termasuk mikrobiologi, biokimia, genetik, parasitologi,
patologi, nutrisi, dan epidemiologi.Hal ini memungkinkan untuk menghubungkan antara
perubahan biologi yang didapatkan dengan menggunakan teknik tersebut terhadap faktor-
faktor sosial dan budaya di masyarakat tertentu.Contoh : penyakit keturunan albinism di
suatu daerah di Nusa Tenggara Timur ditransmisikan melalui gen resesif karena
pernikahan diantara anggota keluarga.
Adapun perhatian terhadap suatu keberadaan sakit atau penyakit tidak secara individual,
terutama illness dan sickness pada keluarga ataupun masyarakat.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anthropologi berkaitan dengan kebudayaan dan biologi, dimana keduanya sama-sama
meneliti berbagai obyek fisik kebudayaan yang tercipta baik di masa sekarang maupun di
masa lampau sebagai sebuah sarana pemahaman nilai-nilai budaya. antropologi juga
memiliki pandangan penting terhadap budaya dan social. Antropologi kesehatan
membantu mempelajari sosio-kultural dari semua masyarakat yang berhubungan dengan
sakit dan sehat sebagai pusat dari budaya.
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://keperawatansemester1.blogspot.com/2011/04/perkembangan-antropologi-
kesehatan.html
Http://siskadewi1993.blog.com/perkembangan-antropologi-kesehatan/
Http://dauzzsimololkumpulanmakalahfkm.blogspot.com/