Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

(SEJARAH ANTROPOLOGI KESEHATAN)

OLEH :

SITTI HERMINA

P00312017042

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI

JURUSAN D-IV KEBIDANAN

2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subbhana Wa Ta’ala karena berkat limpahan
Rahmat dan Karunia-Nyalah sehingga kami dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini membahas tentang “Sejarah Antropologi Kesehatan”.

Penulis berharap dengan makalah ini dapat memberi banyak manfaat bagi kita semua para
pembaca pada umumnya dan penulis khususnya. Makalah ini masih sangat jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
demi perbaikan makalah ini.

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..........................................................................................................

KATA PENGANTAR.......................................................................................................

DAFTAR ISI......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................................

B. Rumusan Masalah....................................................................................................

C. Tujuan......................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. DefInisi Antropologi................................................................................................

B. Sejarah Perkembangan Antropologi........................................................................

C. Perkembangan Antropologi di Berbagai Dunia.......................................................

D. Hubungan Antara Sosial Budaya dan Biologi.........................................................

E. Perkembangan antropologi kesehatan dari sisi biological pole...............................

F. Perkembangan antropologi kesehatan dari sisi sosiocultural pole..........................

G. Beda antara perkembangan antropologi kesehatan biological pole

dan sosiocultural pole..............................................................................................

H. Kegunaan antropologi kesehatan.............................................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan..............................................................................................................
B. Saran........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan kesehatan adalah salah satu cara pembangunan nasional yang


diarahkan untuk tercapainya kesadaran, keinginan, dan kemampuan untuk hidup sehat
bagi setiap masyarakat terwujudnya kesehatan yang optimal. Tetapi tes penyakit
merupakan hal yang tidak bisa ditolak walaupun bisa dicegah atau dihindari.Antropologi
pandangan tentang pentingnya pendekatan budaya. Budaya baru individu sebagai anggota
masyarakat dan bagaimana cara memandang dunia, bagaimana mengungkapkan
emosionalnya, dan bagaimana berhubungan dengan orang lain, kekuatan supernatural
atau Tuhan dan lingkungan alamnya. Di sisi lain, latar belakang budaya berpengaruh
pengaruh yang penting dalam berbagai aspek kehidupan manusia (kepercayaan, perilaku,
persepsi, emosi, bahasa, agama, ritual, struktur keluarga, diet, pakaian, sikap terhadap
sakit, dll). Selanjutnya, hal-hal tersebut tentunya akan mempengaruhi status kesehatan
masyarakat dan pola pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat tersebut.

Antropologi juga berpandangan tentang biologis dan ekologis, sebagai kutub


biologi dengan pemeliharaan pertumbuhan dan perkembangan manusia maupun penyakit
dalam evolusi ekologis. Kajian ini didukung oleh ilmu-ilmu lain seperti genetika,
anatomi, serologi, biokimia.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi dari antropologi?

2. Bagaimana sejarah perkembangan antropologi?

3. Bagaimana perkembangan antropologi di dunia?

4. Siapa sajakah tokoh-tokoh antropologi di dunia?

5. Bagaimana hubungan antara sosial budaya dan biologi yang merupakan dasar dari
perkembangan antropologi kesehatan?
6. Mengapa sosial budaya dan biologi berkaitan?

7. Bagaimana perkembangan antropologi kesehatan dari sisi kutub biologis?

8. Bagaimana perkembangan antropologi kesehatan dari sisi kutub sosiokultural?

9. Bagaimana perbedaan antara kutub biologi antropologi kesehatan dan tiang


sosiokultural?

10. Bagaimana kegunaan antropologi kesehatan?

C. TUJUAN

1. Untuk memahami definisi antropologi

2. Untuk memahami sejarah perkembangan antropologi

3. Untuk memahami perkembangan antropologi di dunia

4. Untuk memahami tokoh-tokoh antropologi di dunia

5. Untuk memahami hubungan antara sosial budaya dan biologi yang merupakan
dasar dari perkembangan antropologi kesehatan

6. Untuk memahami keterkaitan antara sosial budaya dan biologi

7. Untuk memahami bagaimana perkembangan antropologi kesehatan dari sisi


biological pole

8. Untuk memahami bagaimana perkembangan antropologi kesehatan dari sisi


sosiocultural pole

9. Untuk memahami bagaimana perbedaan antara perkembangan antropologi


kesehatan biological pole dan sosiocultural pole

10. Untuk memahami kegunaan antropologi kesehatan


BAB II

PEMBAHASAN MATERI

A. Definisi Antropologi

Antropologi adalah salah satu cabang ilmu pengetahuan sosial yang mempelajari
tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal
dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang
berbeda dari apa yang dikenal di Eropa. Terbentuklah ilmu antropologi dengan melalui
beberapa fase. Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan
masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang
sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan
pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.Antropologi berasal dari kata anthropos yang
berarti "manusia", dan logos yang berarti ilmu. Antropologi mempelajari manusia sebagai
makhluk biologis sekaligus makhluk sosial. Para ahli mendefinisikan antropologi sebagai
berikut:

1. William A. Haviland

Antropologi adalah studi tentang umat manusia, berusaha menyusun generalisasi yang
bermanfaat tentang manusia dan perilakunya serta untuk memperoleh pengertian yang
lengkap tentang keanekaragaman manusia.

2. David Hunter

Antropologi adalah ilmu yang lahir dari keingintahuan yang tidak terbatas tentang umat
manusia.

3. Koentjaraningrat

Antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya dengan
mempelajari aneka warna, bentuk fisik masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan.

Dari definisi tersebut, dapat disusun pengertian sederhana antropologi,yaitu


sebuah ilmu yang mempelajari manusia dari segi keanekaragaman fisik serta kebudayaan
(cara-cara berprilaku, tradisi-tradisi, nilai-nilai) yang dihasilkan sehingga setiap manusia
yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda.

B. Sejarah Perkembangan Antropologi

Membicarakan sejarah munculnya dan perkembangan Antropologi Kesehatan,


maka harus melihat dari awal mula munculnya istilah ini dan penelitian-penelitian
mengenai hal ini. Uraian sejarah muncul dan perkembangan antropologi kesehatan dibuat
menurut urutan waktu cetusannya:

 Tahun 1849

Rudolf Virchow, ahli patologi Jerman terkemuka, yang pada tahun 1849 menulis apabila
kedokteran adalah ilmu mengenai manusia yang sehat maupun yang sakit, maka apa pula
ilmu yang merumuskan hukum-hukum sebagai dasar struktur sosial, untuk menjadikan
efektif hal-hal yang inheren dalam manusia itu sendiri sehingga kedokteran dapat melihat
struktur sosial yang mempengaruhi kesehatan dan penyakit, maka kedokteran dapat
ditetapkan sebagai antropologi. Namun demikian tidak dapat dikatakan bahwa Vichrow
berperan dalam pembentukan asal-usul bidang Antropologi Kesehatan tersebut.,
munculnya bidang baru memerlukan lebih dari sekedar cetusan inspirasi yang cemerlang.

 Tahun 1953

Sejarah pertama tentang timbulnya perhatian Antropologi Kesehatan terdapat pada


tulisan yang ditulis Caudill berjudul “Applied Anthropology in Medicine”. Tulisan ini
merupakan tour the force yang cemerlang , tetapi meskipun telah menimbulkan
antusiasme, tulisan itu tidaklah menciptakan suatu subdisiplin baru.

 Tahun 1963

Sepuluh tahun kemudian, Scoth memberi judul “Antropologi Kesehatan” dan Paul
membicarakan “Ahli Antropologi Kesehatan” dalam suatu artikel mengenai kedokteran
dan kesehatan masyarakat. Setelah itu baru ahli-ahli antropologi Amerika benar-benar
menghargai implikasi dari penelitian-penelitian tentang kesehatan dan penyakit bagi ilmu
antropologi.Pengesahan lebih lanjut atas subdisiplin Antropologi Kesehatan ini adalah
dengan munculnya tulisan yang dibuat Pearsall (1963) yang berjudul Medical Behaviour
Science yang berorientasi antropologi, sejumlah besar (3000 judul) dari yang terdaftar
dalam bibliografi tersebut tak diragukan lagi menampakan pentingnya sistem medis bagi
Antropologi.

Koentjaraninggrat menyusun perkembangan ilmu Antropologi menjadi empat fase


sebagai berikut:

a. Fase Pertama (Sebelum tahun 1800-an)

Manusia dan kebudayaannya, sebagai bahan kajian Antropologi. Sekitar abad ke-
15-16, bangsa-bangsa di Eropa mulai berlomba-lomba untuk menjelajahi dunia. Mulai
dari Afrika, Amerika, Asia, hingga ke Australia. Dalam penjelajahannya mereka banyak
menemukan hal-hal baru. Mereka juga banyak menjumpai suku-suku yang asing bagi
mereka. Kisah-kisah petualangan dan penemuan mereka kemudian mereka catat di buku
harian ataupun jurnal perjalanan. Mereka mencatat segala sesuatu yang berhubungan
dengan suku-suku asing tersebut. Mulai dari ciri-ciri fisik, kebudayaan, susunan
masyarakat, atau bahasa dari suku tersebut. Bahan-bahan yang berisi tentang deskripsi
suku asing tersebut kemudian dikenal dengan bahan etnogragfi atau deskripsi tentang
bangsa-bangsa.Bahan etnografi itu menarik perhatian pelajar-pelajar di Eropa. Kemudian,
pada permulaan abad ke-19 perhatian bangsa Eropa terhadap bahan-bahan etnografi suku
luar Eropa dari sudut pandang ilmiah, menjadi sangat besar. Karena itu, timbul usaha-
usaha untuk mengintegrasikan seluruh himpunan bahan etnografi.

b. Fase Kedua (tahun 1800-an)

Pada fase ini, bahan-bahan etnografi tersebut telah disusun menjadi karangan-karangan
berdasarkan cara berpikir evolusi masyarakat pada saat itu. masyarakat dan kebudayaan
berevolusi secara perlahan-lahan dan dalam jangka waktu yang lama. Mereka
menganggap bangsa-bangsa selain Eropa sebagai bangsa-bangsa primitif yang tertinggal,
dan menganggap Eropa sebagai bangsa yang tinggi kebudayaannya. Pada fase ini,
Antopologi bertujuan akademis, mereka mempelajari masyarakat dan kebudayaan
primitif dengan maksud untuk memperoleh pemahaman tentang tingkat-tingkat sejarah
penyebaran kebudayaan manusia.
c. Fase Ketiga (awal abad ke-20)

Pada fase ini, negara-negara di Eropa berlomba-lomba membangun koloni di benua lain
seperti Asia, Amerika, Australia dan Afrika. Dalam rangka membangun koloni-koloni
tersebut, muncul berbagai kendala seperti serangan dari bangsa asli, pemberontakan-
pemberontakan, cuaca yang kurang cocok bagi bangsa Eropa serta hambatan-hambatan
lain. Dalam menghadapinya, pemerintahan kolonial negara Eropa berusaha mencari-cari
kelemahan suku asli untuk kemudian menaklukkannya. Untuk itulah mereka mulai
mempelajari bahan-bahan etnografi tentang suku-suku bangsa di luar Eropa, mempelajari
kebudayaan dan kebiasaannya, untuk kepentingan pemerintah kolonial.

d. Fase Keempat (setelah tahun 1930-an)

Pada fase ini, Antropologi berkembang secara pesat. Kebudayaan-kebudayaan suku


bangsa asli yang dijajah bangsa Eropa, mulai hilang akibat terpengaruh kebudayaan
bangsa Eropa.Pada masa ini pula terjadi sebuah perang besar di Eropa, Perang Dunia II.
Perang ini membawa banyak perubahan dalam kehidupan manusia dan membawa
sebagian besar negara-negara di dunia kepada kehancuran total. Kehancuran itu
menghasilkan kemiskinan, kesenjangan sosial, dan kesengsaraan yang tak berujung.
Namun pada saat itu juga, muncul semangat nasionalisme bangsa-bangsa yang dijajah
Eropa untuk keluar dari belenggu penjajahan. Sebagian dari bangsa-bangsa tersebut
berhasil mereka. Namun banyak masyarakatnya yang masih memendam dendam
terhadap bangsa Eropa yang telah menjajah mereka selama bertahun-tahun.Proses-proses
perubahan tersebut menyebabkan perhatian ilmu antropologi tidak lagi ditujukan kepada
penduduk pedesaan di luar Eropa, tetapi juga kepada suku bangsa di daerah pedalaman
Eropa seperti suku bangsa Soami, Flam dan Lapp.

C. Perkembangan Antropologi di Berbagai Negara

1. Perkembangan Anthropology di Inggris

a. B. Taylor, Antropolog Inggris Abad 19.

E. B. Taylor (1832 October 2–1917 January 2) dan James George Frazer (1854
January 1 – 1941 May 7) dipandang sebagai perintis anthropologi sosial budaya modern
di Inggris Taylor melakukan penjelajahan di Mexico, kemudian bersama sama dengan
Frazer melakukan studi banding atas hasil penelitian mereka masing-masing dengan
rujukan berbagai teks klasik atas sejarah dan kesusasteraan Romawi dan Yunani,
berbagai naskah tentang cerita rakyat Bangsa Eropa, laporan perjalanan kuam misionaris,
pengembara serta berbagai tulisan dari kaum ethnolog kontemporer.Taylor amat
mendukung unilinealisme dan menyetujui sebuah bentuk ”keseragaman budaya”. Taylor
secara khusus meletakkan dasar teori difusi kebudayaan. Menurut Taylor, terdapat tiga
jalan berbagai kelompok / suku bangsa dapat memiliki bentuk budaya ataupun teknologi
yang serupa yakni melalui : penemuan independent, warisan dari kaum penjajah di
daerah yang berbeda, dan transmisi dari satu ras/ suku bangsa menuju ras / suku bangsa
lainnya.

Taylor memformulasikan suatu konsep culture /budaya yang masih dipergunakan


sampai sekarang. Menurutnya culture / budaya adalah : "sekumpulan konsep yang cukup
kompleks, mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, kebiasaan, serta
berbagai keahlian dan kebiasaan lainnya yang dimiliki oleh manusia sebagai anggota dari
suatu masyarakat.”Talyor mengkhususkan kajiannya tentang deskripsi dan pemetaan
berbagai elemen dari kebudayaan, bukan membahas fungsi-fungsinya secara lebih luas.
Perkembangan kebudayaan secara multilineal kemudian diteruskan oleh para antropolog
penerusnya. Taylor juga mengeluarkan teori tentang asal muasal perasaan keagamaan di
dalam peradaban manusia, dengan mengungkapkan teori animisme di masa purba,
menurutnya animisme memiliki beberapa komponen yang terpenting adalah kepercayaan
atas kekuatan supranatural, dan hal ini dipandang kontradiktif dengan sistem moral, dan
kosmologi. James George Frazer, seorang ilmuwan Scotlandia yang memiliki
pengetahuan luas tentang kesusasteraan juga mengkhususkan dirinya untuk mempelajari
kepercayaan, mitos dan magis. Studi komparasinya sangat berpengaruh terhadap
ilmuwan selanjutnya, dan terkumpul di dalam jurnal The Golden Bough, tulisannya
kebanyakan menganalisis berbagai kepercayaan dan simbol simbol yang terdapat di
berbagai penjuru dunia.

Baik Taylor maupun Frazer hanya melakukan kerja penelitian secara terpisah,
belum sampai kepada tahapan menempatkan berbagai elemen kebudayan dan
kelembagaan secara bersama-sama. Beberapa ilmuwan muda Inggris yang penuh
semangat dan ambisi berusaha untuk menganalisa bagaimana masyarakat hidup
berkelompok mereka lebih menekankan analisa sinkronis, bukan analisa sejarah atau
analisa diakronis. Selain itu mereka juga melakukan analisa jangka panjang selama
bertahun-tahun di suatu area kerja Universitas Cambridge mendanai sebuah ekspedi
multidisipliner ke pulau-pulau yang terletak di jalur Torres pada tahun 1898 diorganisir
oleh Alfred Court Haddon, melibatkan seorang anthropolog fisik, W. H. R. Rivers, juga
seorang ahli linguistik, tumbuh tumbuhan, serta bebagai spesialis lainnya. Berbagai
penemuan dari ekspedisi ini menetapkan beberapa standar baru dalam deskripsi
ethnologi.Satu dekade kemudian , Bronisław Malinowski, seorang anthropolog kelahiran
Polandia (1884-1942) mulai melakukan pengumulan atas berbagai item kebudayaan,
ketika PD I berlangsung, karena Imperium Austro Hongarian berada di dalam kekuasaan
Inggris Raya, maka dia justru tertahan di Papua Nugini untuk melanjutkan penelitiannya,
karangannya di dalam ethnografi klasik adalah Argonauts of the Western Pacific, (1922)
mendukung sebuah pendekatan ke arah studi lapangan haruslah menjadi standart di
bidang antropologi, guna mendapatkan suatu sudut pandang yang asli melalui observasi
partisipant. Secara teoritis dia mendukung sebuah interpretasi fungsionalist yang
memeriksa bagaimanakah kelembagaan sosal berfungsi untuk memenuhi kebutuhan
individu. Anthropolog Inggris lainnya pada masa diantara Dua Perang Dunia adalah
Meyer FortesA. R. Radcliffe-Brown juga mempublikasikan sebuah hasil kerja seminal di
tahun 1922. Dia menjalankan studi lapangan di kepulauan Andaman dengan metode
rekosntruksi sejarah. Setelah mempelajari hasil kerja sosiolog Perancis Émile Durkheim
dan Marcel Mauss, maka Radcliffe-Brown mempublikasikan sebuah catatan riset
berjudul The Andaman Islanders, menguraikan tentang makna dan tujuan upacara ritual
dan mitos. Selanjutnya dia mengembangkan sebuah pendekatan yang dikenal dengan
mana structural-functionalism, dimana pendekatan baru ini berfokus kepada
bagaimanakah kelembagaan bekerja untuk menyeimbangkan system social sehingga
mampu berfungsi secara harmonis (hal ini bertentangan dengan pendekatan
fungsionalisme yang dikemukakan oleh Malinowski, juga amat jauh berbeda dengan
berbagai pemikir structuralism dari Perancis – dimana para ilmu Perancis ini lebih
memeriksa konsep struktur di dalam bahasa dan symbol Radcliffe-Brown, juga
mengembangkan anthropologi social dan mengampu mata kuliah tersebut di dalam
wilayah Commonwealth Inggris mulai dari akhir tahun 1930an sampai dengan priode
Pasca Perang Dunia. Dia mengeluarkan banyak tulisan, dan monografi serta mengelola
Jurnal ilmiah yang yang menjadi dasar paradigma British Social Anthropology (BSA). Di
dalam jurnal asuhannya banyak tulisan tentang ethnografi yang terkenal seperti The Nuer,
oleh Edward Evan Evans-Pritchard, dan The Dynamics of Clanship Among the Tallensi,
oleh Meyer Fortes; beberapa tulisan serial yang dikemas di dalam terbitan khusus
mencakup African Systems of Kinship and Marriage and African Political Systems.

Max Gluckman, bersama-sama dengan koleganya di Rhodes-Livingstone Institute


dan beberapa mahasiswanya di Manchester University, kemudian terkenal dengan nama
mazhab Manchester, membawa BSA ke dalam arah baru dengan mengenalkan theori
Marxist khususnya penekanan pada konflik dan resolusi konflik, serta cara bagaimana
individu bernegoisasi dan menggunakan berbagai structur social untuk menyelesaikan
konflik. Pada tahun 1960s dan 1970s, Edmund Leach dan para mahasiswanya
diantaranya adalah Mary Douglas and Nur Yalman, mengenalkan strukturalisme Perancis
dengan gaya Lévi-Strauss; sementara anthropology versi Inggris terus berlanjut untuk
menekankan studi pada organisasi social dan ekonomi melalui studi atas symbol –simbol
dan topik –topik yang terdapat di dalam kesusasteraan.

Perbedaan antara Anthropologi Sosial Budaya Inggris, Perancis, dan Amerika


menjadi semakin terlihat di dalam theori dan methodenya. Di Inggris Anthropologi sosial
telah menggunakan berbagai teori dari cabang ilmu sosial lainnya serta memiliki banyak
cabang ilmu pengetahuan . Namun di wilayah Commonwealth Inggris (bekas jajahan
Inggris) Anthropologi Sosial seringkali secara kelembagaan terpisah dari anthropologi
fisik dan primatologi- yang terakhir ini lebih banyak dikaitkan dengan cabang –cabang
dalam ilmu biologi ataupun zoology. Sementara archeologi dikaitkan dengan
kesusasteraan Kuno / Klasik dan Egyptology. Di Negara-negara lain, khususnya di
beberapa universitas kecil di Inggris dan Amerika Utara, para Antropolog juga
menemukan bahwa diri mereka secara kelembagaan terkait dengan para ilmuwan dari
bidang kesusateraan, studi museum, geografi manusia sosiologi, hubungan sosial, studi
ethnic, studi budaya dan kerja sosial
2. Perkembangan Anthropology di Amerika Serikat 1800-1940

Mulai permulaan abad 19 sampai dengan abad 20, anthropologi di Amerika Serikat
terpengaruh oleh kehadiran masyarakat Indian (sebagai suku bangsa asli Benua
Amerika). Penguasa Koloni disana : Inggris , Perancis, Spanyol dan Portugis berusaha
melibatkan ilmu ini untuk usaha pembinaan kebangsaan atau civilization sehingga suku
bangsa India bersedia membaur dengan mereka. Konflik kepentingan muncul antara
keinginan untuk menggunakan anthropologi hanya untuk kepentingan ilmiah semata
dengan menggunakannya sebagai alat kolonialisme yang cenderung bersifat pemaksaan,
dan eksploitasi membuat para anthropolog sebagai sumber kritikan ataupun kecaman
Karena dianggap sebagai antek kolonialisme.

a. Anthropologi Boasian

Franz Boas, adalah salah seorang pioner anthropologi modern dan disebut sebagai
“Bapak Anthropologi Amerika”. Anthropologi Budaya di Amerika Serikat sangat
terpengaruh obyeknya yakni Masyarakat Indian. Bidang ini dipelopori oleh staff Bureau
of Indian Affairs dan lembaga Ethnologi Amerika . Para anthropolog seperti John Wesley
Powell, Frank Hamilton Cushing, serta Lewis Henry Morgan (1818-1881), seorang ahli
hukum dari Rochester, New York, menjadi pendukung perkembangannya, Antrolopologi
Sosial di Amerika cenderung menjadi Anthropologi Politik- Obyeknya tidak hanya suku
bangsa Indian melainkan juga kaum Imigran. Studi Morgan, terutama tentang kinship,
amat berpengaruh dalam perkembangan cabang anthropologi jenis ini Morgan
mengargumentasikan bahwa : Masyarakat manusia seharusnya diklasifikasikan ke dalam
kategori evolusi budaya dalam skala mulai dari tahap buas / barbar menuju tahap
peradaban, umumnya Morgan menggunakan Indikator teknologi , seperti pembuatan
busur dan anak panah untuk menentukan posisi suatu suku bangsa ke dalam skala
miliknya.

Franz Boas membawa para akademisi anthropologi di Amerika Serikat untuk


menentang theori evolusi. Kaum Anthropolog Boasian secara politis sangat didikte oleh
Pemerintah AS dan Kaum Kapitalist, sifatnya sangat empiris dan skeptis dalam usahanya
untuk menetapkan berbagai hukum hukum yang bersifat universal. Boas pernah
mempelajari anak-anak dari kaum Imigran untuk menunjukkan bahwa ras biologis
tidaklah kebal dan generasi manusia terbentuk oleh makanan dan interaksi bukan oleh
gen nenek moyangnya Terpengaruh oleh tradisi Jerman, Boas mengargumentasikan
bahwa dunia penuh dengan berbagai budaya yang berbeda dan evolusi tidak dapat diukur
dari seberapa besar mereka memasuki tahap peradaban. Boas percaya bahwa setiap
budaya harus dipelajari secara khusus dan generasi lintas budaya akan muncul
membentuk suatu budaya baru. Boas berjuang melawan diskriminasi terhadap kaum
imigram khususnya yang berasal dari Benua Afrika, dan juga diskriminasi terhadap suku
bangsa Indian sebagai penduduk asli Bangsa Amerika. Banyak Anthropolog Amerika
mengambil berbagai agenda kegiatan penelitinnya dalam rangka reformasi sosial, dan
berbagai teorinya tentang ras berlanjut dipergunakan sampai sekarang, bahkan empat
Ruang Lingkup Antropologi yang dipergunakan sekarang, sebenarnya berasal dari Kaum
Boasian : empat ruang lingkup tersebut adalah Anhtropologi sosial budaya, Antropologi
Biologi, Lingusitik dan archeologi / antropologi pra sejarah. Boas menggunakan
posisinya di Universitas Columbia dan American Museum of Natural History untuk
melatih dan mengembangkan generasi ilmuwan baru. Generasi pertama dari
mahasiswanya antara lain : Alfred Kroeber, Robert Lowie, Edward Sapir dan Ruth
Benedict, semuanya secara produktif menulis tentang budaya asli Amerika Utara dan
menentang teori evolusi tunggal / linear.

Publikasi berbagai buku teks dari Alfred Kroeber, Anthropology, menandai


sebuah titik peralihan menuju suatu generalisasi. 'Culture and Personality' buku yang
ditulis oleh Margaret Mead dan Ruth Benedict., umumnya sangat terpengaruh oleh
psikolog bidang psiko analistis seperti Sigmund Freud dan Carl Jung, buku ini berusaha
untuk mencari pemahaman tentang berbagai personalitas setiap individu khususnya
terkait dengan kekuatan sosial budaya dari lingkungan.

3. Perkembangan Anthropology di Canada

Athropology di Canada sama seperti di belahan bumi lain adalah sebagai bagian
dari dunia kolonial, data yang dipergunakan adalah berbagai catatan kaum pengembara
dan misionaris seperti pendeta – pendeta dari gereja LeClercq, Le Jeune dan Sagard.
Usaha yang serius mulai dilakukan ketika pemerintah menetapkan Divisi Anthropologi di
dalam Survey Geologis pada tahun 1910. Para Anthropolog umumnya diambil dari
Inggris dan AS, umumnya adalah kaum Boasian dan para ahli bahasa dari Oxford seperti
Marius Barbeau and Diamond Jenness.Posisi Akademik yang pertama di bidang
Anthropologi, diberikan kepada Thomas McIlwraith di University of Toronto pada tahun
1925. Beberapa universitas seperti UBC dan McGill, pada tahun 1947 mulai
mempekerjakan para anthropolog he next universities to hire anthropologists, dan PhD
pertama di bidang Anthropologi diraih di tahun 1956, hanya dalam waktu yang singkat
beberapa Universitas di Canada mampu menghasilkan lulusan Ph D lainnya sampai
dengan akhir tahun 1960an. Tahun 1970an merupakan puncak perkembangan universitas
dan profesi sebagai Anthropolog di Canada, smapai dengan tahun 1980 sudah dihasilkan
400 doktordi bidang Anthropologi dan dipekerjakan di Canada, disamping lulusan
Master. Harry Hawthorne mendirikan departemen Anthropologi di UBC dan menetapkan
standart riset anthropologi sebagai tuntunan kebijakan public bagai Pemerintah Federal
Canada, penyusunannya dibantu oleh M.-A. Tremblay, buku petunjuk tersebut berjudul
"A Survey of the Contemporary Indians of Canada" (1966, 1967).Anthropologi di
Canada memiliki karakterisik perpaduan antara type Boasian di AS, Inggris dgn
penekanan atas fungsi dan proses sosial, dan Francophone merintis riset di area pedesaan
dan suku bangsa terpencil. Isu kesenjangan sosial, kesinambungan, perubahan, ekonomi
politik, lingkungan, dan ekologi budaya, personalitas, budaya dan simbol-simbolnya
mendominasi wacana anthropologi di Canada sejak PDI sampai dengan Perang Vietnam.

4. Perkembangan Anthropology Di Perancis

Anthropology di Perancis kurang memiliki asal muasal yang jelas jika


dibandingkan dengan Inggris dan Amerika Serikat, karena banyak ilmuwan Perancis
yang meneliti Anthropologi umumnya sudah memiliki latar belakang sosiologi, ataupun
filsafat Marcel Mauss (1872-1950), keponakan dari Sosiolog Émile Durkheim dipandang
sebagai perintis Ilmu Anthropologi di Perancis. Mauss menjadi anggota dari kelompok
Année Sociologique yang didirikan oleh Durkheim dan selagi Durkheim serta yang
lainnya meneliti masyarakat modern maka Mauss dan rekanannya seperti Henri Hubert
dan Robert Hertz mengambil spesialisasi ethnography dan philology (ilmu bahasa-
bahasa) untuk menganalisa berbagai masyarakat yang dipandang berbeda dari bangsa
Eropa. Hasil karya Mauss yang terkenal dan masih memiliki relevansi sampai sekarang
adalah Essay on the Gift sebuah analisa seminal tentang perdagangan dan system
barter.Berbeda dengan di Inggris di Perancis tidak terdapat perbedaan yang nyata antara
ethnologi, anthropologi sosial dan anthropologi budaya. Di sepanjang waktu Antara Dua
Perang Dunia, Ketertarikan akademisi anthropologi cenderung ke arah gerakan
kebudayaan ke arah yang lebih luas, menjurus ke arah pengaruh surrealism and
primitivism di dalam ethnografi. Marcel Griaule dan Michel Leiris contoh ilmuwan yang
kemudian bergabung dengan para pelopor anthropology versi Perancis. Pada saat itu apa
yang diketahui tentang ethnologi hanya terbatas kepada museum saja, dan anthropologi
memiliki hubungan yang erat dengan studi tentang cerita rakyat.

Claude Lévi-Strauss membantu melembagakan anthropology di Perancis dengan


menambahkan pengaruh structuralism sehingga meluas melewati batas –batas multi
disipliner, Lévi-Strauss menetapkan ikatan dengan Anthropologi Inggris dan Ameriks
Serikat. Pada saat yang sama dia mendirikan pusat kajian dan laboratorium di Perancis
untuk menyediakan sebuah konteks kelembagaan di dalam anthropology dan sebagai
sarana untuk melatih para mahasiswa yang kelak akan menjadi ilmuwan berpengaruh
seperti Maurice Godelier dan Françoise Héritier.Banyaknya karakter yang Berbeda dari
Anthropolgi Perancis sekarang adalah hasil dari fakta bahwa kebanyakan riset
Anthropologi didanai oleh pemerintah melalui CNRS atau laboratorium Riset Nasional,
bukan oleh UniversitasAnthropolog lain yang terkenal di tahun 1970an adalah Pierre
Clastres, yang melakukan penelitiana atas suku bangsa Guayaki di Paraguay, dimana
suku bangsa primitive tersebut secara aktif menentang kebijakan Pemerintah Paraguay.
Meskipun primitive, suku bangsa tersebut memiliki lembaga pemegang kekuasaan
bersifat terpisah dari masyarakatnya yang berperan sebagai juru bicara dan negoisator
dengan kelompok lain.

Ilmuwan lainnya di bidang Anthropologi yang terpenting setelah jaman Foucault


dan Lévi-Strauss adalah Pierre Bourdieu, sebelumnya dia mendalami filsafat dan
sosiologidan pernah menjabat Kepala Departemen Sosiologi di Collège de France.
Seperti Mauss dan yang lainnya dia mengelaborasikan kedua ilmu baik sosiologi maupun
anthropologi. Risetnya yang terkenal adalah tentang suku bangsa Kabyles di Aljazair
mampu mengukuhkan namanya sebagai Anthropolog Eropa, selain itu analisanya tentang
fungsi dan reproduksi pakaian dan Kapitalisme Kebudayaan di Dalam masyarakat Eropa
mampu mengukuhkan namanya di jajaran Sosiolog Eropa.

5. Di Negara –Negara Lain

Anthropology di Yunani dan Portugis sangat terpengaruh oleh Anthropologi


Inggris Di Yunani, Anthropologi sudah ada sejak Abad 19 sebagai ilmu cerita rakyat
yang dikenal dengan nama laographia (laography), di dalam bentuk sebuah ilmu interior,
yang lemah sekali teoritisnya, tetapi konotasi dari bidang ini berubah pesat setelah PD II,
ketika muncul gelombang Anthropolog Anglo-Amerika, mengenalkan sebuah ilmu
tentang dunia luar – yakni tentang suku bangsa yang dianggap terbelakang. Di Italia
perkembangan Ethnografi tidak menunjukkan perkembangan yang pesat, bahkan di
Jerman dan Norwegia muncul konflik antar ilmuwan yang berfokus kepada isu sosial
budaya domestic dengan sosial budaya asing.

a. Anthropology setelah PD II : Meningkatnya Dialog di dalam Anglophone anthropology

Sebelum PD II, Ilmuwan anthropologi sosial Inggris dan Anthropologi Budaya


Amerika masih merupakan tradisi keilmuwan yang berbeda. Setelah PD II, cukup bnayak
para Anthropolog Inggris dan Amreika yang saling tukar menukar ide dan satu sama lain
mulai berbicara secara kolektif sebagai Anthropologi Sosial Budaya. Pada tahun 1950an
dan pertengahan tahun 1960an anthropology cenderung mulai menemukan jati diri
keilmuannya setelah Ilmu –Ilmu Alam. Beberapa Anthropolog seperti Lloyd Fallers dan
Clifford Geertz, memfokuskan diri kepada proses modernisasi dengan jalan mempelajari
Negara- negara yang baru saja merdeka. Sementara Julian Steward dan Leslie White,
berfokus kepada bagaimana masyarakat mengelola dan menyesuaikan ekologi
sekelilingnya sehingga bisa meraih manfaat yang sebanyak-banyaknya.- Sebuah
pendekatan yang dipopulerkan oleh Marvin Harris adalah Economic anthropology,
terpengaruh oleh Karl Polanyi dan dilanjutkan oleh Marshall Sahlins dan George Dalton,
mereka berfokus kepada bagaimanakah ekonomi tradisional berjalan, namun
mengabaikan factor sosial dan budaya. Di Inggris paradigma British Social
Anthropology's paradigm mulai terpecah di satu sisi Max Gluckman and Peter Worsley
terpengaruh oleh Marxism sementara beberapa ilmuwan lainnya seperti Rodney
Needham dan Edmund Leach menggunakan structuralism milik Levi Strauss.
Structuralism juga mempengaruhi sejumlah perkembangan di tahun 1960an dan 1970an,
mencakup cognitive anthropology and analisa komponensial. Beberapa Ilmuwan seperti
David Schneider, Clifford Geertz, dan Marshall Sahlins mengembangkan sebuah konsep
baru atas kebudayaan yakni : Kebudayaam adalah sebuah jaringan pemaknaan atau
signifikansi, dimana hal ini akan semakin meningkatkan ruang lingkup disiplin ilmu ini
Seiring degan perkembangan jaman, anthropology menjadi terpolitisir, mis peistiwa
perang kemerdekaan Aljazair ,Perang Vietnam. Marxism menjadi sebuah pendekatan
teoritik yang cukup popular. Pada akhir tahun 1970an banyak ilmuwan justru menjadi
bingung atas relevansi Anthropologi, sehingga menerbitkan jurnal Reinventing
Anthropology.

b. Michel Foucault

Pada tahun 1980an isu power / kekuasaan, seperti yang diuraikan di dalam
karangan Eric Wolf berjudul Europe and the People Without History, menjadi pusat
perhatain kajian Anthropologi. Buku-buku seperti Anthropology and the Colonial
Encounter semakin mempertegas ikatan anthropology dengan masalah kesenjangan
colonial, muncullkan ilmuwan seperti Antonio Gramsci dam Michel Foucault yang
menggerakkan isu power dan hegemony ke dalam disiplin anthropologi. Gender dan
sexuality menjadi topic yang popular, karena keterkaiatan antara disiplin ini dengan
sejarah, khususnya dipengaruhi oleh Marshall Sahlins, yang menggunakan teori dari
Lévi-Strauss dan Fernand Braudel untuk meneliti hubungan antara struktur sosial dan
angen individual. Ilmuwan strukturalis lainnya yang berpengaruh antara lain Nietzsche,
Heidegger, juga Derrida and Lacan. Dari Mazhab Frankfurt .

Di akhir tahun 1980an dan 1990an beberapa ilmuwan seperti George Marcus dan
James Clifford lebih cenderung kembali kepada ethnografi, khususnya bagaimana dan
mengapa ilmu anthropologi dipergunakan, dan mendominasi kajian. Kelompok ii
cenderung ke arah Feminists sebagai bagian dari aliran 'post-modernisme’ Ethnographies
berkembang menjadi lebih refleksif, secara eksplisit mengungkapkan methodology,
kebudayaan, gender dan rasial. Selain itu anthropologi juga mulai mengkaji masalah
globalisasi, pengobatan, bioteknologi, hak hak kaum pribumi, dan masalah masalah yang
dihadapi oleh masyarakat industri maju.

D. Hubungan antara social budaya dan biologi yang merupakan dasar dari
perkembangan antropologi kesehatan

Anthropologi berkaitan dengan kebudayaan dan biologi, dimana keduanya sama-


sama meneliti berbagai obyek fisik kebudayaan yang tercipta baik di masa sekarang
maupun di masa lampau sebagai sebuah sarana pemahaman nilai-nilai budaya.Sejumlah
sub bidang terletak multi bidang (interface) dalam berbagi divisi di atas, sebagai contoh
medical anthropology sering dipandang sebagai sub bidang anthropologi social budaya ;
namun banyak anthropolog yang mempelajari topic kesehatan sering harus mengambil
materi keragaman biologis disamping harus memperhatikan berbagai interaksi antara
budaya dan biologi.

Biocultural anthropology adalah sebuah sub bidang yang digunakan untuk


mendeskripsikan sintesa antara perspektif cultural dan biologi. Applied anthropology
mungkin lebih sesuai jika dipandang sebagai suatu penekanan daripada sebagai sub
bidang; dimana para anthropolog terapan dapat bekerja di kantor – kantor pemerintah,
LSM, ataupun perusahaan swasta, menggunakan berbagai teknik dari berbagai sub
bidang anthropologi untuk menyelesaikan berbagai masalah seperti : implementasi
kebijakan, dampak dari suatu akses, pendidikan, riset pemasaran,ataupun
pengembanganproduk.Akhir-akhir ini banyak program anthropology programs di
beberapa universitas ternama di AS telah mulai membagi anthropology menjadi dua
bidang:

a. menekankan kepada humanities, critical theory, and interprepetative atau pendekatan


semantic ;

b. menekankan pada evolutionary theory, metode kuantitative, dan pengetestan secara


eksplisit (melalui deskripsi idiographic), meskipun juga terdapat penekanan kelembagaan
untuk menggabungkan keduanya menjadi satu departemen.
Masalah kesehatan merupakan masalah kompleks yang merupakan resultante dari
berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun masalah buatan manusia,
social budaya, perilaku, populasi penduduk, genetika, dan sebagainya. Derajat kesehatan
masyarakat yang disebut sebagai psycho socio somatic health well being , merupakan
resultante dari 4 faktor(3)yaitu :

a. Environment atau lingkungan

b. Behaviour atau perilaku, Antara yang pertama dan kedua dihubungkan dengan ecological
balance

c. Heredity atau keturunan yang dipengaruhi oleh populasi, distribusi penduduk, dan
sebagainya

d. Health care service berupa program kesehatan yang bersifat preventif, promotif, kuratif,
dan rehabilitative

Dari empat faktor tersebut di atas, lingkungan dan perilaku merupakan faktor yang paling
besar pengaruhnya (dominan) terhadap tinggi rendahnya derajat kesehatan
masyarakat.Tingkah laku sakit, peranan sakit dan peranan pasien sangat dipengaruhi oleh
faktor -faktor seperti kelas social, perbedaan suku bangsa dan budaya. Maka ancaman
kesehatan yang sama (yang ditentukan secara klinis), bergantung dari variable-variabel
tersebut dapat menimbulkan reaksi yang berbeda di kalangan pasien. Misalnya dalam
bidang biologi, antropologi kesehatan menggambarkan teknik dan penemuan ilmu-ilmu
kedokteran dan variasinya, termasuk mikrobiologi, biokimia, genetik, parasitologi,
patologi, nutrisi, dan epidemiologi.Hal ini memungkinkan untuk menghubungkan antara
perubahan biologi yang didapatkan dengan menggunakan teknik tersebut terhadap faktor-
faktor sosial dan budaya di masyarakat tertentu.Contoh : penyakit keturunan albinism di
suatu daerah di Nusa Tenggara Timur ditransmisikan melalui gen resesif karena
pernikahan diantara anggota keluarga.

E. Perkembangan antropologi kesehatan dari sisi biological pole

Biological or physical anthropology, berusaha untuk memahami jasad/fisik


manusia melalui evolusi, kemampuan adaptasi, genetika populasi, dan primatologi (studi
tentang makhuk primate / binatang yang menyerupai manusia). Sub bidang dari
Anthropologi fisik ini mencakup : anthropometrics, forensic anthropology, osteology, and
nutritional anthropology.Dalam bidang biologi, antropologi kesehatan menggambarkan
teknik dan penemuan ilmu-ilmu kedokteran dan variasinya, termasuk mikrobiologi,
biokimia, genetik, parasitologi, patologi, nutrisi, dan epidemiologi.Hal tersebut
memungkinkan untuk menghubungkan antara perubahan biologi yang didapatkan dengan
menggunakan teknik tersebut terhadap faktor-faktor sosial dan budaya di masyarakat
tertentu.Contoh: penyakit keturunan albinism di suatu daerah di Nusa Tenggara Timur
ditransmisikan melalui gen resesif karena pernikahan diantara anggota keluarga.

Secara umum, antropologi kesehatan senantiasa memberikan sumbangan pada ilmu


kesehatan lain sebagai berikut:

a. Memberikan suatu cara untuk memandang masyarakat secara keseluruhan


termasuk individunya. Dimana cara pandang yang tepat akan mampu untuk
memberikan kontribusi yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan suatu
masyarakat dengan tetap bertumpu pada akar kepribadian masyarakat yang
membangun.Contoh pendekatan sistem, holistik, emik, relativisme yang menjadi
dasar pemikiran antropologi dapat digunakan untuk membantu menyelesaikan
masalah dan mengembangkan situasi masyarakat menjadi lebih baik.

b. Memberikan suatu model yang secara operasional berguna untuk menguraikan


proses sosial budaya bidang kesehatan.

c. Sumbangan terhadap metode penelitian dan hasil penelitian. Baik dalam


merumuskan suatu pendekatan yang tepat maupun membantu analisis dan
interpretasi hasil tentang suatu kondisi yang ada di masyarakat.

Beberapa ilmu yang memberikan sumbangan terhadap antropologi kesehatan, yaitu :

a. Antropologi fisik/biologi/ragawi, Contoh : nutrisi mempengaruhi pertumbuhan,


bentuk tubuh, variasi penyakit. Selain itu juga mempelajari evolusi penyakit
sebagai akibat faktor budaya, migrasi dan urbanisasi.
b. Etnomedisin, awalnya mempelajari tentang pengobatan pada masyarakat primitif
atau yang masih dianggap tradisional, meski dalam perkembangan lebih lanjut
stereotipe ini harus dihindari karena pengobatan tradisional tidak selamanya
terbelakang atau salah.

c. Kepribadian dan budaya, adalah observasi terhadap tingkah laku manusia di


berbagai belahan dunia. Misalnya: perawatan schizophrenia di suatu daerah untuk
mencari penyembuhan yang tepat dapat digunakan untuk mengevaluasi pola
perawatan penyakit yang sama.

d. Kesehatan Masyarakat, dimana beberapa program kesehatan bekerjasama dengan


antropologi untuk menjelaskan hubungan antara kepercayaan dan praktek
kesehatan.

F. Perkembangan antropologi kesehatan dari sisi sosiocultural pole

Socio-cultural anthropology, adalah suatu investigasi yang memerlukan jangka


waktu yang cukup panjang dan intensif (dengan observasi partisipan), atas budaya dan
organisasi sosial dari suku bangsa tertentu khususnya tentang: bahasa, organisasi
ekonomi dan politik, hukum dan resolusi konflik, pola konsumsi dan perdagangan
kinship dan struktur keluarga, relasi gender, sosialisasi dan pemeliharaan anak, agama,
mytologi, simbolisme, dan sebagainya. Sub bidang dari Anthropologi Budaya
mencakup : Subfields and related fields include psychological anthropology, folklore,
anthropology of religion, ethnic studies, cultural studies, anthropology of media and
cyberspace, Social Anthropology, Politic Anthropology, study of the diffusion of social
practices and cultural forms.Antropologi kesehatan membantu mempelajari sosio-kultural
dari semua masyarakat yang berhubungan dengan sakit dan sehat sebagai pusat dari
budaya, diantaranya :

 Penyakit yang berhubungan dengan kepercayaan (misfortunes)

Di beberapa masyarakat misfortunes disebabkan oleh kekuatan supranatural maupun


supernatural atau penyihir
 Kelompok healers ditemukan dengan bentuk yang berbeda di setiap kelompok
masyarakatHealers mempunyai peranan sebagai penyembuh

Adapun perhatian terhadap suatu keberadaan sakit atau penyakit tidak secara individual,
terutama illness dan sickness pada keluarga ataupun masyarakat.

G. Beda antara perkembangan antropologi kesehatan biological pole dan sosiocultural


pole

Perbedaan antara perkembangan antropologi kesehatan biological pole dan sosiocultural


pole, adalah :

Menurut Foster/Anderson, Antropologi Kesehatan mengkaji masalah-masalah kesehatan


dan penyakit dari dua kutub yang berbeda yaitu kutub biologi dan kutub sosial budaya.

a. Pokok perhatian kutub biologi:

a) Pertumbuhan dan perkembangan manusia

b) Peranan penyakit dalam evolusi manusia

c) Paleopatologi (studi mengenai penyakit-penyakit purba)

b. Pokok perhatian kutub sosial-budaya :

a) Sistem medis tradisional (etnomedisin)

b) Masalah petugas-petugas kesehatan dan persiapan profesional mereka

c) Tingkah laku sakit

d) Hubungan antara dokter pasien

e) Dinamika dari usaha memperkenalkan pelayanan kesehatan barat kepada


masyarakat tradisional.

H. Kegunaan antropologi kesehatan


Antropologi mempunyai pandangan tentang pentingnya pendekatan budaya.
Budaya merupakan pedoman individual sebagai anggota masyarakat dan bagaimana cara
memandang dunia, bagaimana mengungkapkan emosionalnya, dan bagaimana
berhubungan dengan orang lain, kekuatan supernatural atau Tuhan serta lingkungan
alamnya. Budaya itu sendiri diturunkan dari suatu generasi ke generasi selanjutnya
dengan cara menggunakan simbol, bahasa, seni, dan ritual yang dilakukan dalam
perwujudn kehidupan sehari-hari. Selanjutnya, hal-hal tersebut tentunya akan
mempengaruhi status kesehatan masyarakat dan pola pelayanan kesehatan yang ada di
masyarakat .

Secara umum, antropologi kesehatan senantiasa memberikan sumbangan pada ilmu


kesehatan lain sebagai berikut :

a. Memberikan suatu cara untuk memandang masyarakat secara keseluruhan


termasuk individunya. Dimana cara pandang yang tepat akan mampu untuk
memberikan kontribusi yang tepat dalam meningkatkan kesejahteraan suatu
masyarakat dengan tetap bertumpu pada akar kepribadian masyarakat yang
membangun. Contoh ; pendekatan sistem, holistik, emik, relativisme yang
menjadi dasar pemikiran antropologi dapat digunakan untuk membantu
menyelesaikan masalah dan mengembangkan situasi masyarakat menjadi lebih
baik.

b. Memberikan suatu model yang secara operasional berguna untuk menguraikan


proses sosial budaya bidang kesehatan.Memang tidak secara tepat meramalkan
perilaku individu dan masyarakatnya, tetapi secara tepat bisa memberikan
kemungkinan luasnya pilihan yang akan dilakukan bila masyarakat berada pada
situasi yang baru.

c. Sumbangan terhadap metode penelitian dan hasil penelitian. Baik dalam


merumuskan suatu pendekatan yang tepat maupun membantu analisis dan
iterpretasi hasil tentang suatu kondisi yang ada di masyarakat
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Anthropologi berkaitan dengan kebudayaan dan biologi, dimana keduanya sama-sama
meneliti berbagai obyek fisik kebudayaan yang tercipta baik di masa sekarang maupun di
masa lampau sebagai sebuah sarana pemahaman nilai-nilai budaya. antropologi juga
memiliki pandangan penting terhadap budaya dan social. Antropologi kesehatan
membantu mempelajari sosio-kultural dari semua masyarakat yang berhubungan dengan
sakit dan sehat sebagai pusat dari budaya.

B. Saran

Setelah membaca makalah ini,saya berharap pembaca lebih mendapatkan pengetahuan


tentang perkembangan antropologi kesehatan, sehingga pembaca mendapatkan
pengetahuan tentang cara-cara meningkatkan derajat kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

 http://keperawatansemester1.blogspot.com/2011/04/perkembangan-antropologi-
kesehatan.html

Diakses pada 10 september 2014

 Http://siskadewi1993.blog.com/perkembangan-antropologi-kesehatan/

Diakses pada 10 september 2014

 Http://dauzzsimololkumpulanmakalahfkm.blogspot.com/

Diakses pada 10 september 2014

 Anderson, Foster. 2006. Antropologi Kesehatan. Jakarta: UI Press.

 Sudarma, Momon. 2008. Sosiologi Untuk Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

 Paul Benyamin D. 1963. Perspektif Antropologi tentang Kedokteran dan Kesehatan


Masyarakat. Dalam Medicine and Society.
Diposting 31st October 2014 oleh faizalbnu

Anda mungkin juga menyukai