Anda di halaman 1dari 22

Tugas makalah

SKRINING PENYIMPANGAN REPRODUKSI PEREMPUAN, PELAYANAN


REPRODUKSI DAN SEKSUALITAS, DAN GANGGUAN PSIKOLOGIS IBU HAMIL

Di susun oleh :

Kelompok 4

Diyan Marlupi

Lia Asriawati

Rizka Ayu Pratiwih

Ketut Andriani

PELITA IBU KENDARI PROFESI KEBIDANAN

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan  kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah tentang “Skrining
Penyimpangan Reproduksi Perempuan, Pelayanan Reproduksi Dan Seksualitas, Dan
Gangguan Psikologis Ibu Hamil”.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah turut
memberikan kontribusi dalam penyusunan Makalah ini. Tentunya, tidak akan bisa maksimal
jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam Makalah ini. Oleh karena itu, kami
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
Makalah ini.

Kami berharap semoga Makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.

Kendari, 17 Oktober 2022

Penulis

 
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan reproduksi diartikan sebagai suatu kondisi yang menjamin bahwa fungsi
reproduksi, khususnya proses reproduksi, dapat berlangsung dalam keadaan sejahtera fisik,
mental maupun sosial dan bukan sekedar terbebas dari penyakit atau gangguan fungsi alat
reproduksi. Berkaitan dengan itu, WHO menyebutkan kesehatan reproduksi menyangkut
proses, fungsi dan sistem reproduksi pada seluruh tahap kehidupan. Dengan demikian
kesehatan reproduksi merupakan unsur yang penting dalam kesehatan umum, baik
perempuan maupun laki-laki.

Perilaku seksual adalah perbuatan yang melibatkan sentuhan secara fisik anggota
tubuh orang lain maupun diri sendiri yang didorong oleh hasrat seksual. Perbuatan ini dapat
diawali dari berpengangan tangan sampai perbuatan melakukan hubungan seksual. Perilaku
seksual berisiko adalah perilaku seksual yang dapat menimbulkan dampak negatif terhadap
pelakunya. Dampak negatif yang timbul adalah Kehamilan Tidak Diinginkan (KTD),
Penyakit Menular Seksual (PMS) dan bahkan dampak lanjutnya adalah mudah terjangkit
HIV/AIDS.

Rendahnya pengetahuan remaja tentang seksualitas dan kesehatan reproduksi


merupakan faktor predisposisi terjadinya perilaku seksual berisiko. Remaja dengan
pengetahuan relatif rendah tentang seksualitas, mempunyai peluang 11,90 kali berperilaku
seksual berisiko berat dibandingkan remaja yang memiliki pengetahuan tinggi tentang
seksualitas. (Nursal, 2007; Chronika, 2011; Jailani, 2011; Kemenkes, 2013). Sementara itu
sikap negatif remaja terhadap kesehatan reproduksi dan perilaku seksual memiliki peluang
9,94 kali untuk berperilaku seksual berisiko berat dibandingkan remaja dengan sikap positif
(Nursal, 2008,: Azinar, 2013; Ahmadian, 2014).

Psikologi kehamilan belum banyak diperbincangkan secara global dalam masyarakat


dunia, terlebih lagi dalam perspektif Islam. Padahal, banyak permasalahan menyangkut
karakter anak yang dipengaruhi oleh psikologi ibunya di saat hamil.
Di saat kehamilan, ibu hamil sangat rentan terkena masalah. Masalah ini dapat
disebabkan oleh adanya perubahan psikologis. Perubahan ini berbentuk perasaan cemas,
kuatir, takut, tertekan, dan bingung. Perubahan fisik ibu hamil juga bisa mengganggu
kesehatan fisik dan mentalnya sehingga emosinya tidak stabil. Dia lebih sering mengalami
gejolak batin, kerentanan kondisi kejiwaan seperti depresi gangguan kecemasan dan psikosis.
Kondisi seperti ini sering kali tidak terdiagnosis karena dikaitkan dengan perubahan terkait
kehamilan dalam temperamen atau fisiologi ibu.

Permasalahan dan gangguan psikologis kehamilan bisa juga terjadi akibat


ketidaksiapan ibu hamil. Seperti kehamilan pada pasangan muda. Pasangan yang menikah
pada usia muda umumnya belum memiliki ilmu yang cukup tentang hidup berumahtangga.
Mereka belum mampu menghadapi kehidupan berumah tangga dan mempersiapkan segala
kemungkinan hal buruk yang terjadi dalam kehidupannya. Terkadang timbul kekerasan
dalam rumah tangga baik muncul dari suami atau istri. Kekerasan fisik dan psikis akan
berdampak pada psikologi ibu hamil. Seperti munculnya ketakutan, rasa tidak berdaya,
hilangnya rasa percaya diri, dan gangguan makan. Jika perempuan hamil mengalami hal-hal
tersebut, potensi takut dan kurang percaya diri akan mengalir kepada darah yang akan dilalui
sang janin, sehingga anaknya pun di akhir nanti akan mengalami ketakutan seperti yang
dialami ibunya. Kecemasan dan depresi antenatal merupakan prediksi tekanan mental di masa
depan yang berdampak negatif pada anak-anak.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana edukasi tentang skrining penyimpangan kesehatan reproduksi
perempuan?
2. Bagaimana memberikan pelayanan kesehatan reproduksi dan seksualitas?
3. Bagaimana skrining gangguan psikologis ibu hamil?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Mampu menerapkan teori kesehatan reproduksi perempuan, seksualitas dan
gangguan psikologis ibu hamil
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu memberikan edukasi tentang skrining penyimpangan
kesehatan reproduksi perempuan
b. Mahasiswa mampu memberikan pelayanan kesehatan reproduksi dan
seksualitas
c. Mahasiswa mampu menjelaskan skrining gangguan psikologis ibu hamil

D. Manfaat
1. Manfaat teoritis
Dapat menerapkan teori kesehatan reproduksi perempuan, seksualitas dan
gangguan psikologis ibu hamil
2. Manfaat praktik
a. Bagi mahasiswa
Dapat membandingkan teori kesehatan reproduksi perempuan, seksualitas dan
gangguan psikologis ibu hamil
b. Bagi bidan pelaksana
Laporan ini dapat memberikan informasi tambahan bagi bidan mengenai
kesehatan reproduksi perempuan, seksualitas dan gangguan psikologis ibu
hamil
BAB II

PEMBAHASAN

A. Skrining Penyimpangan Kesehatan Reproduksi Perempuan


a. Konsep skrining
1. Pengertian Skrining
Skrining adalah pengenalan dini secara proaktif pada ibu hamil untuk
menemukan adanya masalah atau faktor risiko (Rochjati, 2008). Skrining merupakan
penapisan dengan menggunaan tes atau metode diagnosis lain untuk mengetahui
apakah seseorang memiliki penyakit atau kondisi tertentu sebelum menyebabkan
gejala apapun. Untuk banyak penyakit (misalnya, kanker) pengobatan dini
mengarahkan hasil yang lebih baik.
Skrining adalah usaha untuk mengidentifikasi penyakit atau kelainan yang
secara klinis belum jelas, dengan menggunakan tes, pemeriksaan atau prosedur
tertentu yang dapat digunakan secara cepat untuk membedakan orang yang terlihat
sehat, atau benar-benar sehat tapi sesungguhnya menderita kelainan.
2. Tujuan Skrining
Adapun tujuan dilakukan skrining adalah untuk mengetahui diagnosis sedini
mungkin agar cepat terapinya, mencegah meluasnya suatu penyakit, mendidik
masyarakat untuk melakukan general check up dan memberi gambaran kepada tenaga
kesehatan tentang suatu penyakit.
3. Syarat-Syarat Skrining
1) Penyakit harus merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting.
2) Harus ada cara pengobatan yang efektif.
3) Tersedia fasilitas pengobatan dan diagnostik.
4) Diketahui stadium prapatogenesis dan patogenesis.
5) Tes harus cocok, hanya mengakibatkan sedikit ketidaknyamanan, dapat diterima
oleh masyarakat.
6) Telah dimengerti riwayat alamiah penyakit.
7) Biaya harus seimbang, biaya skrining harus sesuai dengan hilangnya
konsekuensi kesehatan.

4. Bentuk Pelaksanaan Skrining


1) Mass screening adalah skrining secara masal pada masyarakat tertentu.
2) Selective screening adalah skrining secara selektif berdasarkan kriteria tertentu,
contoh pemeriksaan ca paru pemeriksaan ca servik pada wanita yang sudah
menikah
3) Single disease screening adalah skrining yang dilakukan untuk satu jenis
penyakit.
4) Multiphasic screening adalah skrining yang dilakukan untuk lebih dari jenis
penyakit contoh pemeriksaan IMS; penyakit sesak nafas.

5. Jenis Penyakit yang Tepat untuk Skrining


1) Merupakan penyakit yang serius.
2) Pengobatan sebelum gejala muncul harus lebih untung dibandingkan dengan
setelah gejala muncul.
3) Prevalens penyakit preklinik harus tinggi pada populasi yang di skrining.

b. Deteksi Dini Wanita Sepanjang Daur Kehidupan pada Kesehatan


Reproduksi
Deteksi dini adalah usaha untuk mengidentifikasi/ mengenali penyakit atau
kelainan yang secara klinis belum jelas, dengan menggunakan tes (uji), pemeriksaan,
atau prosedur tertentu yang dapat digunakan secara cepat untuk membedakan orang-
orang yang kelihatannya sehat, benar-benar sehat, dan yang tampak sehat tetapi
sesungguhnya menderita kelainan.
Deteksi dini bertujuan untuk mengidentifikasi penyakit pada stadium yang
lebih awal atau dengan kata lain menemukan adanya kelainan sejak dini.
a. Konsepsi dan Masa Hamil
Deteksi dini pada ibu hamil mengandung makna bahwa kehamilan
merupakan hal yang bersifat fisiologis, tetapi perlu perawatan dini yang khusus
agar ibu dan janin sehat, tanpa pengawasan hal yang bersifat fisiologis dapat
menjadi patologis. Bentuk-bentuk komplikasi yang terjadi dalam kehamilan,
misalnya: kadar hemoglobin ibu kurang dari 8 gr%, tekanan darah ibu di atas
130/90 mmHg, terdapat oedema diwajah, preeklamsi dan eklamsia, perdarahan
pervaginam, ketuban pecah dini, letak lintang pada umur kehamilan lebih dari 32
minggu, sungsang pada primigravida, sepsis, prematur, gameli, janin besar,
penyakit kronis pada ibu, riwayat obstetri buruk. Deteksi dini pada ibu hamil yang
berisiko, akan dapat menurunkan angka kematian ibu. Evidence based asuhan
kehamilan yaitu:
1. Kunjungan antenatal yang berorientasi pada tujuan petugas kesehatan
terampil
2. Persiapan kelahiran * kesiapan menghadapi komplikasi
3. Konseling KB
4. Pemberian ASI
5. Tanda-tanda bahaya, HIV/AIDS
6. Nutrisi
7. Deteksi dan penatalaksanaan kondisi dan komplikasi yang diderita
8. TT
9. Zat besi dan asam folat
10. Pada populasi tertentu, pengobatan preventif malaria, yodium dan vitamin
A
b. Bayi dan Balita
Pada bayi dan balita deteksi dini dapat dilakukan dengan menggunakan
DDST (Denver Developmental Screening Test). Ada 3 jenis deteksi dini tumbuh
kembang pada bayi:
1) Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan yaitu untuk mengetahui atau
menemukan status gizi kurang atau buruk.
2) Deteksi dini penyimpangan perkembangan yaitu untuk mengetahui
gangguan perkembangan bayi dan balita (keterlambatan), gangguan daya
lihat, gangguan daya dengar.
3) Deteksi dini penyimpangan mental emosional yaitu untuk mengetahui
adanya masalah mental emosional, autism dan gangguan pemusatan
perhatian. Asuhan yang diberikan:
a. ASI Eksklusif.
b. Tumbuh kembang anak dan pemberian makanan dengan gizi
seimbang.
c. Imunisasi dan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS).
c. Kanak-Kanak
Yang khas pada masa kanak-kanak ini ialah bahwa perangsangan oleh
hormon kelamin sangat kecil, dan memang kadar estrogen dan gonadotropin
sangat rendah. Karena itu alat-alat genital dalam masa ini tidak memperlihatkan
pertumbuhan yang berarti sampai permulaan pubertas. Pada masa kanak-kanak
pengaruh hipofisis terutama terlihat dalam pertumbuhan badan, sudah nampak
perbedaan antara anak pria dan wanita terutama dalam tingkah lakunya, tetapi
perbedaan ini ditentukan terutama oleh lingkungan dan pendidikan. Asuhan yang
diberikan:
1) Tumbuh kembang anak dan pemberian makanan dengan gizi seimbang.
2) Pencegahan dan penanggulangan kekerasan terhadap perempuan (KtP)
3) Pendidikan dan kesempatan yang sama pada anak lakilaki dan perempuan.
d. Pubertas
Gangguan pada masa pubertas sering kali diakibatkan oleh pola hidup
remaja, dengan pola hidup yang sehat, akan mendapatkan tubuh yang sehat rohani
dan jasmani. Gangguan menstruasi yang dialami pada remaja putri dapat
merupakan indikasi adanya gangguan pada organ reproduksi wanita. Bidan dapat
melakukan penyuluhan-penyuluhan, bimbingan pada remaja putri dalam konteks
kesehatan reproduksi. Asuhan yang diberikan:
1) Gizi seimbang.
2) Informasi tentang kesehatan reproduksi.
3) Pencegahan kekerasan seksual (perkosaan).
4) Pencegahan terhadap ketergantungan napza.
5) Perkawinan pada usia yang wajar.
6) Peningkatan pendidikan, keterampilan, penghargaan diri dan pertahanan
terhadap godaan dan ancaman.
e. Reproduksi
Gangguan pada masa reproduksi ini seringkali diakibatkan karena
hubungan seksual yang tidak sehat, dapat juga karena pada waktu remaja terlalu
dini melakukan hubungan seksual, berganti-ganti pasangan, abortus yang tidak
aman atas terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan. Deteksi dini terhadap
penyakit seperti kanker serviks, kalau perlu penyakit menular seksual lainnya.
Asuhan yang diberikan:
1) Kehamilan dan persalinan yang aman.
2) Pencegahan kecacatan dan kematian akibat kehamilan pada ibu dan bayi.
3) Menjaga jarak kelahiran dan jumlah kehamilan dengan penggunaan alat
kontrasepsi (KB).
4) Pencegahan terhadap PMS/HIV/AIDS.
5) Pelayanan kesehatan reproduksi berkualitas.
6) Pencegahan dan penanggulangan masalah aborsi.
7) Deteksi dini kanker payudara dan leher rahim.
8) Pencegahan dan manajemen infertilitas.

f. Klimakterium, Menopause, dan Senium


Gangguan yang sering dialami pada masa ini adalah osteoporosis atau
pengeroposan tulang, hipertensi dan lainlain. Untuk melakukan deteksi dini pada
masa ini salah satu program pemerintah yaitu Posyandu Lansia merupakan
solusinya.
Pada masa ini seorang wanita secara reproduksi sudah tidak dapat berperan,
namun bukan berarti terbebas dari risiko gangguan reproduksi. Salah satunya
penyakit kanker serviks atau mulut rahim biasanya terjadi pada masa ini. Pap
smear merupakan salah satu cara untuk mendeteksi adanya kanker mulut rahim.
Asuhan yang diberikan:
1) Perhatian pada problem menopause.
2) Perhatian pada penyakit utama degeneratif, termasuk rabun,
gangguan mobilitas dan osteoporosis.

c. Peran Bidan untuk Keganasan dan Penyakit Sistemik


a. Memberikan motivasi pada para wanita untuk melakukan pentingnya
melakukan langkah skrining.
b. Membantu dalam mengidentifikasi orang-orang yang berisiko terkena
penyakit atau masalah kesehatan tertentu. Penegakan diagnosis pasti
ditindaklanjuti di fasilitas kesehatan
c. Membantu mengidentifikasi penyakit pada stadium dini, sehingga terapi dapat
dimulai secepatnya dan prognosa penyakit dapat diperbaiki.
d. Membantu melindungi kesehatan individual.
e. Membantu dalam pengendalian penyakit infeksi melalui proses identifikasi
carrier penyakit di komunitas.
f. Memberikan penyuluhan dalam pemilihan alat kontrasepsi dengan metode
barrier (pelindung) seperti diafragma dan kondom karena dapat memberi
perlindungan terhadap kanker serviks.
g. Memberikan fasilitas skrining kanker serviks dengan metode pap smear
kemudian membantu dalam pengiriman hasil pemeriksaan kelaboratorium.

B. Pelayanan Kesehatan Reproduksi Dan Seksualitas


a. Kesehatan Reproduksi

Kesehatan reproduksi merupakan hal yang sangat penting untuk pria


maupun wanita. Kesehatan reproduksi didefinisikan sebagai suatu kesejahteraan
fisik,mentaldan sosial secara utuh tidak semata-mata bebas dari penyakit atau
kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, fungsi dan
prosesnya (Aisyaroh, Noveri).Sedangkan remaja atau adolescene adalah yang
berarti tumbuh ke arah kematangan. Kematangan yang dimaksud disini adalah
kematangan secara fisik, sosial dan psikologis. Masa remaja merupakan masa
transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis

b. Seksualitas

Penyimpangan seksual adalah aktivitas seksual yang ditempuh seseorang


untuk mendapatkan kenikmatan seksual dengan tidak sewajarnya. Biasanya, cara
yang digunakan oleh orang tersebut adalah menggunakan obyek seks yang tidak
wajar. Penyebab terjadinya kelainan ini bersifat psikologis atau kejiwaan, seperti
pengalaman sewaktu kecil, dari lingkungan pergaulan, dan faktor genetik. Pada
umumnya orang-orang yang mengalami penyimpangan seksual menyembunyikan
perilaku mereka dan tidak mau mengakuinya. Mereka menolak mengakui perilaku
seksual yang menyimpang dari norma sosial, moral dan agama karena
kekhawatiran akan munculnya penolakan dan diskriminasi dari lingkungan.
Masalah seksual sangat sensitif, baik secara moral maupun normative, akan
berpengaruh terhadap nama baik seseorang.

Perilaku seksual merupakan salah satu bentuk perilaku manusia yang sangat
berhubungan dengan kesehatan reproduksi seseorang. Secara umum terdapat 4
(empat) faktor yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi, yaitu :

1) Faktor Sosial ekonomi, dan demografi. Faktor ini berhubungan dengan


kemiskinan, tingkat pendidikan yang rendah dan ketidaktahuan mengenai
perkembangan seksual dan proses reproduksi, serta lokasi tempat tinggal yang
terpencil
2) Faktor budaya dan lingkungan, antara lain adalah praktik tradisional yang
berdampak buruk terhadap kesehatan reproduksi, keyakinan banyak anak
banyak rejeki, dan informasi yang membingungkan anak dan remaja mengenai
fungsi dan proses reproduksi
3) Faktor psikologis, keretakan orang tua akan memberikan dampak pada
kehidupan remaja, depresi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan hormonal
4) Faktor biologis, antara lain cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi,
dan sebagainya

Pemberian pelayanan kesehatan reproduksi dan seksualitas

Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menekan angka – angka tersebut
adalah dengan melakukan edukasi edukasi kesehatan mengenai cara perawatan organ
reproduksi, edukasi mengenai perkembangan remaja saat pubertas, edukasi kesehatan
mengenai dampak  pornografi,  edukasi  kesehatan  mengenai  kehamilan  tidak 
diinginkan  (KTD)  dan aborsi, edukasi  kesehatan  mengenai  HIV/AIDS  dan 
infeksi  menular  seksual,  serta  edukasi  kesehatan mengenai  pendewasaan  usia 
pernikahan dengan melibatkan peran Pemerintah, orang tua, dan juga peer group.

Dengan melakukan kegiatan tersebut diharapkan akan dapat  meningkatkan 


pengetahuan  remaja,  sehingga  dapat  meningkatkan  kesadaran  remaja  akan
pentingnya masalah kesehatan reproduksi.  Dan menekan angka kejadian kasus –
kasus kesehatan reproduksi remaja.

Banyak cara untuk mencegah penyimpangan seksual diantaranya


yaitu jauhi lingkungan yang mengajak melakukan penyimpangan seksual, bersikap
tegas, katakan tidak pada perbuatan maksiat, pengendalian diri, jangan
minum alkohol dan obat terlarang, membentengi diri dengan pengetahuan agama.

C. Skrining Gangguan Psikologis Ibu Hamil


a. Psikologi Kehamilan
Definisi dan konsep psikologi kehamilan, belum ditemukan secara eksplisit
dan komprehensif, namun kajian tentang psikologi kehamilan dapat dilihat dari
karya T Deave yang menyatakan bahwa wanita yang bersikap negatif terhadap
kehamilan dan menjadi ibu memiliki anak yang menunjukkan perkembangan
lebih lambat 2 tahun, dibandingkan dengan anak-anak wanita yang memiliki sikap
lebih positif, dan wanita dengan kesehatan psikologis buruk antenatal memiliki
anak yang menunjukkan perkembangan lebih lambat 2 tahun, dibandingkan
dengan anak-anak wanita yang memiliki kesehatan psikologis yang baik yaitu
pemeriksaan kehamilan yang dilakukan oleh dokter atau bidan untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil. Tujuan dilakukan ANC
adalah: mempersiapkan ibu untuk masa nifas dan pemberian ASI eksklusif
(antenatal)
Pembahasan tentang psikologi kehamilan juga ditemukan dalam karya
Honein M, et.al. yang mengatakan bahwa peristiwa kehidupan wanita hamil yang
penuh stres dan beberapa jenis cacat lahir ternyata ada hubungannya ketika para
ibu ditanya tentang peristiwa kehidupan yang penuh tekanan (kematian,
perpisahan/perceraian, kehilangan pekerjaan) yang dialami oleh mereka.
Beberapa faktor psikologis yang dapat berpengaruh dalam kehamilan yaitu:
1. Support Keluarga Ibu merupakan salah satu anggota keluarga yang sangat
berpengaruh sehingga perubahan apapun yang terjadi pada ibu akan
mempengaruhi keadaan keluarga. Bagi pasangan baru, kehamilan merupakan
kondisi dari masa anak menjadi orang tua sehingga kehamilan dianggap suatu
krisis bagi kehidupan berkeluarga yang dapat diikuti oleh stress dan kecemasan.
Jika krisis tersebut tidak dapat dipecahkan maka mengakibatkan timbulnya
tingkah laku maladatif dalam anggota keluarga dan kemungkinan terjadi
perpecahan antara anggota keluarga .Kemampuan untuk memecahkan krisis
dengan sukses adalah kekuatan bagi keluarga untuk menciptakan hubungan yang
baik.
2. Substance Abuse Pola psikoaktif dari penggunaan zat/bahan yang berisiko
secara fisik bagi kesehatan ibu hamil dan janinnya, dapat memberikan pengaruh
juga sacara psikologis. Pengaruh psikologis tersebut dalam bentuk
ketergantungan, kecanduan dan penyalahgunaan. Gejala-gejala gangguan
psikologis akibat substance abuse antara lain: gangguan dalam sosialisasi, gelisah,
sifat lekas marah, halusinasi, euphoria (ketagihan dan over dosis), paranoid, stress
3. Partner Abuse Merupakan kekerasan/penyiksaan yang dilakukan oleh
pasangan ibu hamil dan sangat berpengaruh terhadap proses kehamilan.
Kekerasan tersebut dapat berupa kekerasan emosional, seksual atau fisik,
kekerasan seperti pemukulan, penyiksaan dibebani kerja berat. Kekerasan
psikologis, seperti tidak diperhatikan, suami selingkuh, dimarahi tanpa sebab yang
pasti, istri menanggung beban keluarga, tingkah laku suami yang buruk (pemabuk,
penjudi, pemarah). Selama kehamilan berlangsung, terdapat rangkaian proses
psikologis khusus yang jelas, yang terkadang tampak berkaitan erat dengan
perubahan biologis yang sedang terjadi. Peristiwa dan proses psikologis ini dapat
diidentifikasi pada trimester ketiga dan pembagian trimester ini akan digunakan
pada diskusi berikut. Respons psikologis umum terhadap kehamilan yang baru
saja dibahas dan proses manapun peristiwa psikologis khusus lain dapat lain dapat
terulang lagi
b. Skrining Gangguan Psikologis Pada Wanita hamil
Ibu yang sedang hamil, pasti akan mengalami berbagai macam perubahan
bukan hanya perubahan secara fisik namun juga secara psikologis. Untuk itu ibu-
ibu yang kini sedang mengandung buah hati, harus selalu menjaga kondisi
psikologisnya agar tetap baik dan seimbang. Jika kondisi psikologis sang ibu baik
pastinya sang ibu akan lebih tenang atau rileks saat menjalani masa-masa
kehamilannya. Berikut beberapa kiat yang dapat menyeimbangkan kondisi
psikologis saat ibu sedang mengandung:
1. Informasi Carilah informasi seputar kehamilan terutama mengenai
perubahan yang terjadi dalam diri ibu termasuk hal-hal yang perlu dihindari saat
sedang mengandung agar janin tumbuh sehat. Pengetahuan atau informasi yang
tepat akan membuat ibu merasa lebih yakin sekaligus bisa mengurangi rasa cemas
yang sering muncul karena ketidaktahuan mengenai perubahan yang terjadi.
Komunikasi dengan suami, bicarakanlah perubahan yang terjadi pada diri Anda
selama hamil dengan sang suami, sehingga ia juga tahu dan dapat memaklumi
perubahan yang terjadi pada diri Anda. Tidak jarang jika Anda
mengkomunikasikan hal ini, sang suami akan memberikan dukungan psikologis
yang dibutuhkan.
2. Rajin chek up Periksakan kehamilan secara teratur. Cari informasi dari
dokter atau bidan terpercaya mengenai kehamilan yang sekarang Anda jalani.
Jangan lupa, ajaklah suami saat berkonsultasi ke dokter atau bidan.
3. Makan Sehat Pahami benar pengetahuan mengenai asupan makanan yang
sehat bagi perkembangan janin. Hindarilah mengonsumsi bahan yang dapat
membahayakan janin, seperti makanan yang mengandung zat-zat aditif, alkohol,
rokok, atau obat-obatan yang tidak dianjurkan bagi ibu hamil. Jauhkan juga zat
berbahaya seperti gas buang kendaraan yang mengandung timah hitam yang
berbahaya bagi perkembangan kecerdasan otak janin.
4. Jaga Penampilan Perhatikanlah penampilan fisik dengan menjaga
kebersihan dan berpakaian yang sesuai dengan kondisi badan Anda yang sedang
berbadan dua. Jangan lupa untuk melakukan latihan fisik ringan, seperti berenang
atau jalan kaki ringan untuk memperlancar persalinan.
5. Kurangi Kegiatan Lakukanlah penyesuaian kegiatan dengan kondisi fisik
saat hamil. Memasuki masa persalinan, Anda dan suami harus sudah siap dengan
berbagai perubahan yang akan terjadi setelah kelahiran sang bayi.
6. Dengarkan Musik Upayakan berbagai cara agar terhindar dari stres.
Atasilah kecemasan maupun emosi negatif lainnya dengan mendengarkan musik
lembut, belajar memusatkan perhatian, berzikir, yoga atau relaksasi lainnya.
7. Senam Hamil Bergabunglah dengan kelompok senam hamil sejak usia
kandungan menginjak usia 5-6 bulan. Jangan lupa untuk berkonsultasi terlebih
dahulu dengan dokter kandungan. Senam hamil tidak hanya bermanfaat melatih
otot-otot yang diperlukan dalam proses persalinan, melainkan juga memberi
manfaat psikologis. Pertemuan sesama calon ibu biasanya diisi dengan acara
berbagi pengalaman yang dapat dijadikan pelajaran positif. Melalui kegiatan itu
pula secara perlahan kesiapan psikologis calon ibu dalam menghadapi persalinan
menjadi semakin mantap.
8. Latihan Pernafasan Lakukanlah latihan relaksasi dan latihan pernapasan
secara teratur. Latihan ini bermanfaat untuk ketenangan dan kenyamanan sehingga
kondisi psikologis bisa lebih stabil.
Contoh skrining Gangguan psikologis pada ibu hamil dengan menggunakan
IInstrumen Depresi Anxiety Stress Scale (DASS) 42. U
men Depresi Anxiety Stress Scale (DASS) 42 dan Beck Depression Inventory (BDI) Instrumen
Depresi
Anxiety
Stress Scale (DASS) 42 dan Beck Depression Inventory (BDI) Instrumen Depresi Anxiety Stress
Scale (DASS) 42 dan Beck Depression Inventory (BDI)
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Skrining adalah pengenalan dini secara proaktif pada ibu hamil untuk menemukan
adanya masalah atau faktor risiko (Rochjati, 2008). Skrining merupakan penapisan dengan
menggunaan tes atau metode diagnosis lain untuk mengetahui apakah seseorang memiliki
penyakit atau kondisi tertentu sebelum menyebabkan gejala apapun. Untuk banyak penyakit
(misalnya, kanker) pengobatan dini mengarahkan hasil yang lebih baik.

Kesehatan reproduksi diartikan sebagai suatu kondisi yang menjamin bahwa fungsi
reproduksi, khususnya proses reproduksi, dapat berlangsung dalam keadaan sejahtera fisik,
mental maupun sosial dan bukan sekedar terbebas dari penyakit atau gangguan fungsi alat
reproduksi. Berkaitan dengan itu, WHO (2007) menyebutkan kesehatan reproduksi
menyangkut proses, fungsi dan sistim reproduksi pada seluruh tahap kehidupan.

Perilaku seksual adalah perbuatan yang melibatkan sentuhan secara fisik anggota
tubuh orang lain maupun diri sendiri yang didorong oleh hasrat seksual (Santrock, 2003).
Perbuatan ini dapat diawali dari berpengangan tangan sampai perbuatan melakukan hubungan
seksual.

Pada setiap kehamilan ibu hamil pasti akan mengalami perubahan psikologis yang
dipengaruhi oleh support keluarga, substance abuse dan partner abuse. Ibu merupakan salah
satu anggota keluarga yang sangat berpengaruh sehingga perubahan apapun yang terjadi pada
ibu akan mempengaruhi keadaan keluarga. Bagi pasangan baru, kehamilan merupakan
kondisi dari masa anak menjadi orang tua sehingga kehamilan dianggap suatu krisis bagi
kehidupan berkeluarga yang dapat diikuti oleh stress dan kecemasan.

SARAN

Dengan demikian diharapkan para mahasiswa memiliki informasi yang benar dan
sesuai kebutuhan, sehingga dapat menghindari perilaku berisiko. Program yang ditujukan
untuk meningkatkan kesehatan reproduksi dan seksualitas. Dibutuhkan sarana atau media
informasi yang mudah diakses, program pelayanan konseling dan klinis yang sesuai untuk
mahasiswa, serta sikap petugas yang ramah dan mau memperhatikan kebutuhan,
keprihatinan, pemahaman serta kenyamanan mereka, bahkan melibatkan mereka dalam
kegiatan perancangan dan pelaksanaan program. Dukungan dan kerjasama orangtua, institusi
pendidikan, kelompok masyarakat dan tokoh agama sangat dibutuhkan dalam berbagai upaya
perancangan, pelaksanaan, evaluasi maupun pengembangan program peningkatan kesehatan
reproduksi dan seksualitas.

Sebagai seorang bidan kita wajib mengetahui kondisi psikologis ibu hamil pertama
dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kondisi psikologisnya. Karena
Selamakehamilan berlangsung, terdapat rangkaian proses psikologis khusus yang jelas, yang
terkadang tampak berkaitan erat dengan perubahan biologis yang sedang terjadi. Peristiwa
dan proses psikologis ini dapat diidentifikasi pada trimester ketiga. Demikian makalah ini
kami susun, semoga dengan membaca makalah ini dapat dijadikan pedoman kita dalam
melangkah dan bisa menjaga akhlak terhadap diri sendiri. Apabila ada kekurangan dalam
penulisan makalah ini, kami mohon maaf yang setulus-tulusnya.
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.poltekkespim.ac.id/id/eprint/738/1/DETEKSI%20DINI%20GANGGUAN
%20KESEHATAN%20REPRODUKSI.pdf

http://scholar.unand.ac.id/36326/1/BAB%20I.pdf

http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/sarwahita/article/view/10768/7548

https://repository.ptiq.ac.id/id/eprint/429/1/2020-ENENG%20NURHAYATI-
14043010163.pdf

http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/6862/4/Chapter%202.pdf

file:///C:/Users/AHMAD/Downloads/makalah-gangguan-psikologi-pada-masa-
kehamilan_compress.pdf

https://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-11049-
kuesioner.Image.Marked.pdf

http://repo.unand.ac.id/13260/1/Buku%20Ajar%20Asuhan%20Kebidanan%20Pada
%20Kehamilan.pdf

Anda mungkin juga menyukai