Anda di halaman 1dari 15

` Pencegahan Primer, Sekunder dan Tersier Pada Sistem

Reproduksi: Nutrisi

Dosen Pengampu : Ibu Yuliani Budiyarti. Ns., M.Kep. Sp.Kep.Mat

Disusun Oleh:

Kelompok III

1. Muhammad Firmansyah 1914201110037

2. Norkhalisa 1914201110042

3. Novita Dewi 1914201110043

4. Siti Ulpah 1914201110062

5. Wendi Wahyudi 1914201110064

SEMESTER/KELAS : 3/B
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, Yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga dalam penyusunan makalah ini dapat
diselesaikan. Dalam penyusunan Makalah ini, penulis mengalami berbagai kendala dan
kesulitan, namun berkat Rahmat Allah SWT yang disertai kesabaran, ketekunan, dan
usaha serta bantuan dari berbagai pihak yang telah tulus ikhlas baik fasilitas tenaga dan
pikiran sehingga makalah yang berjudul “Pencegahan Primer, Sekunder dan Tersier
Pada Sistem Reproduksi: Nutrisi” dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu, saran dan kritik yang bersifat konstruktif diharapkan, demi terciptanya tujuan
yang ingin dicapai. Atas bantuan dan kritikan serta saran dari semua pihak, maka
penulis mengucapkan terima kasih. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Banjarmasin, 30 November 2020

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................................................3
2.1 Pencegahan Primer.......................................................................................................3
2.2 Pencegahan Sekunder...................................................................................................4
2.3 Pencegahan Tersier.......................................................................................................5
2.4 Nutrisi...........................................................................................................................6
2.5 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemenuhan nutrisi ibu hamil.................8
2.3.3 Anjuran nutrisi yang harus dikonsumsi seorang wanita........................................8
BAB III PENUTUP....................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................10
3.2 Saran...........................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan reproduksi bagi seseorang merupakan harta yang tak ternilai besarnya
khususnya pada seorang perempuan. Kesehatan reproduksi menurut World Health
Organization (WHO) adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh dan
bukan hanya tidak adanya penyakit atau kelemahan, dalam segala hal yang
berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi-fungsinya serta proses-prosesnya
sedangkan, menurut ICPD tahun 1994 kesehatan reproduksi adalah keadaan
sempurna fisik, ,mental dan kesehteraan sosial dan tidak semata-mata ketiadaan
penyakit atau kelemahan dalam segala hal yang berkaitan dengan system reproduksi
fungsi serta prosesnya. (Prijatni, I. Rahayu: 2016 dalam Nessi Meilan,. dkk: 2018)1

Ilmu kedokteran khususnya ilmu kesehatan pun begitu cepat bekembang mulai
dari peralatan ataupun teori sehingga mendorong para pengguna serta spesialis tidak
mau ketinggalan untuk bisa memiliki dan memahami wawasan serta ilmu
pengetahuan tersebut. Terkait ilmu kesehatan dalam hal ini, yaitu kesehatan
reproduksi banyak sekali teori-teori serta keilmuan yang harus dimiliki oleh para
pakar atau spesialis kesehatan reproduksi. Wilayah keilmuan tersebut sangat penting
dimiliki demi mengemban tugas untuk bisa menolong para pasien yang mana demi
kesehatan, kesejahteraan dan kelancaran pasien dalam menjalanakan kodratnya
sebagai perempuan. Pengetahuan kesehatan reproduksi bukan saja penting dimiliki
oleh para bidan atau spesialais tetapi sangat begitu penting pula dimiliki khususnya
oleh para istri-istri atau perempuan sebagai ibu atau bakal ibu dari anak-anaknya
demi kesehatan, dan kesejahteraan meraka.(Febri, Warita Pulungan.,dkk: 2020)2
1
Meilan, Nessi. (2018). Kesehatan Reproduksi Remaja:Implementasi PKPR dalam Teman Sebaya.
Malang:Wenika Media Malang
2
Pulungan, Pebri Wanita., dkk.(2020). Teori Kesehatan Reproduksi.Jakarta: Yayasan Kita Menulis

1
1.2 Rumusan Masalah

1. apa saja pencegahan primer pada sistem reproduksi


2. Apa saja pencegahan sekunder pada sistem reproduksi
3. Apa saja pencegahan tersier pada sistem reproduksi
4. Nutrisi

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pencegahan primer pada sistem reproduksi


2. Untuk mengetahui pencegahan sekunder pada sistem reproduksi
3. Untuk mengetahui pencegahan tersier pada system reproduksi
4. Nutrisi

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pencegahan Primer

Pencegahan primer adalah berbagai upaya yang dilakukan unruk menghindari atau
menunda munculnya penyakit atau gangguan kesehatan. Pencegahan primer juga
diartikan sebagai bentuk pencegahan terhadap terjadinya suatu penyakit pada
seseorang dengan faktor risiko. (Irwan : 2020) 3

Pencegahan primer menurut buku (Irwan: 2020) dilakukan pada masa individu belum
menderita sakit.
Menurut buku (Irwan: 2020)Pada tahap ini, ada dua upaya yang dilakukan.
a. Promosi kesehatan yang ditujukan untuk meningkatkan daya tahan tubuh
terhadap masalah kesehatan.
Edukasi/promosi kesehatan yang dilakukan mengenai penyebab dan faktor
resiko. Menghindari faktor resiko seperti jangan melakukan hubungan seks di
usia muda, setia pada satu pasangan, berhenti merokok, menggunakan
kontrasepsi dengan metode barrier seperti diafragma dan kondom, banyak
konsumsi sayuran dan buah beta karoten, vit A, vit C, vit E. Vaksin HPV. Pola
hidup dengan asupan gizi seimbang, olahraga teratur, dan lain sebagainya agar
orang tersebut tetap sehat, tidak terserang penyakit. Namun demikian, bukan
berarti bahwa peningkatan kesehatan tidak ada hubungannya dengan promosi
kesehatan. Leavell dan Clark dalam penjelasannya tentang promotion of health
menyatakan bahwa selain melalui peningktan gizi dan sebagainya peningkatan
kesehatan juga dapat di lakukan dengan memberikan pendidikan kesehatan
(health education) kepada individu dan masyarakat. Usaha ini merupakan
pelayanan terhadap pemeliharaan kesehatan pada umumnya.

3
Irwan.(2020). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: CV. ABSOLUTE MEDIA

3
Menurut Machfoedz Ircham (dalam Buku Irwan 2020) dalam bukunya
Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi Kesehatan, usaha untuk
memepertinggi nilai kesehatan diantaranya :
1) Penyediaan makanan sehat cukup kualitas maupun kuantitas
a. Asupan makanan yang dimakan
b. Pengawasan terhadap makanan yang dimakan
2) Perbaikan Hyegiene dan Sanitasi Lingkungan
3) Peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat antara lain pelayanan
kesehatan reproduksi dan pelayanan Keluarga Berencana
4) Pendidikan kesehatan pada masyarakat diantaranya :
a) Konseling pranikah, saat hamil, persalinan dan menyusui
b) Konseling mengenai seksualitas, kesehatan reproduksi

b. Perlindungan khusus (specific protection), yaitu upaya spesifik untuk mencegah


terjadinya penularan penyakit tertentu, misalnya melakukan imunisasi, peningkatan
keterampilan remaja untuk mencegah ajakan menggunakan narkotik, pencegahan HIV,
pencegahan kanker payudara, dan untuk menanggulangi stres dan lain-lain.
Menurut Buku (Irwan: 2020) pencegahan primer (specific protection) secara umum
yang dapat dilakukan, untuk mencegah terjadinya masalah dalam sistem reproduksi.
a. Melakukan pemeriksaan organ reproduksi secara rutin agar kelainan dapat
segera ditangani lebih awal.
b. Melindungi alat reproduksi selama beraktifitas, misalnya dengan tidak
menggunakan pakaian teralu ketat sehingga organ intim tidak kepanasan.
c. Mengurangi kebiasaan mandi dengan air panas.
d. Menjalankan pola hidup sehat, seperti mengkonsumsi makanan bergizi, cukup
olahraga, menghindari penyakit menular seksual, dan menciptakan ketenangan
psikis.
e. Menghindari minuman berakohol dan rokok.

4
2.2 Pencegahan Sekunder
Pencegahan Sekunder adalah berbagai upaya yang dilakukan untuk deteksi dini
adanya penyakit atau gangguan kesehatan agar dapat dilakukan tatalaksana sedini
mungkin, Adapun tujuan pada pencegahan sekunder yaitu diagnosis dini dan
pengobatan yang tepat (Irwan : 2020)4
Pencegahan sekunder dilakukan pada masa individu yang mulai sakit. Pada tahap
ini, ada dua upaya yang dilakukan. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early
diagnosis and prompt treatment) yang ditujukan untuk mencegah penyebaran penyakit
bila penyakit ini merupakan penyakit menular, mengobati dan menghentikan proses
penyakit, menyembuhkan orang sakit, dan mencegah terjadinya komplikasi dan cacat.
Pembatasan kecacatan (disability limitation) pada tahap ini cacat yang terjadi harus
diatasi, terutama untuk mencegah penyakit menjadi berkelanjutan hingga
mengakibatkan terjadinya cacat yang lebih buruk lagi, (Ova, Emilia,.5dkk:2019)
Menurut Ova, Emilia,.dkk:2019) Pencegahan sekunder terdiri dari :
a. Diagnosis dini dan pengobatan segera
Contohnya adalah pap smear, merupakan pemeriksaan untuk mendeteksi
gejala kanker serviks  secara dini. Dengan melakukan pemeriksaan pap smear
setiap tahun,  jika ditemukan adanya kanker serviks baru pada tahap awal
sehingga kesempatan untuk sembuh lebih besar. Artinya semakin dini
penyakit kanker serviks diketahui maka semakin mudah menanganinya
b. Pembatasan ketidakmampuan (disability limitation)
Pengobatan yang tidak layak dan sempurna dapat mengakibatkan orang yang
bersangkutan cacat atau mengalami ketidak mampuan. Oleh karena itu,
pendidikan kesehatan juga diperlukan pada tahap ini. Penanganan secara
tuntas pada kasus-kasus infeksi organ reproduksi mencegah terjadinya
infertilitas.
4
Irwan.(2020). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: CV. ABSOLUTE MEDIA
5
Emilia, Ova., dkk. (2019). Promosi Kesehatan Dalam Lingkup Kesehatan Reproduksi.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

5
2.3 Pencegahan Tersier

Pengelolaan penyakit atau gangguan kesehatan secara seksama harus dilakukan.


Diperlukan kerjasama yang baik antara tenaga kesehatan dan pasien serta keluarganya
agar penyakit atau gangguan kesahatan yang diderita pasien dapat terkelola dan
terkendali dengan baik. Pencegahan tersier berfokus pada proses adaptasi kembali.
Tujuan utama dari pencegahan tersier adalah mencegah cacat, kematian, serta usaha
rehabilitasi. (Ova, Emilia.,dkk:2019)
Menurut (Kodim dkk:2004 dalam Ova, Emilia., dkk:2019) dalam, tujuan dari
pencegahan tersier adalah untuk mencegah komplikasi penyakit dan pengobatan,
sesudah gejala klinis berkembang dan diagnosis sudah ditegakkan. Pencegahan tersier
terhadap penyakit masalah sistem reproduksi dapat dengan melakukan 6perawatan
pasien hingga sembuh serta melakukan terapi-terapi untuk meminimalisir kecacatan
akibat masalah tersebut. Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, terkadang orang
menjadi cacat, untuk memulihkan cacatnya tersebut diperlukan latihan tertentu.
Disamping itu orang yang cacat setelah sembuh dari penyakit, kadang-kadang malu
untuk kembali ke masyarakat. Sering terjadi pula masyarakat tidak mau menerima
mereka sebagai anggoota masyarakat yang normal. Oleh sebab itu jelas pendidikan
kesehatan diperlukan bukan saja untuk orang yang cacat tersebut, tetapi juga perlu
pendidikan kesehatan pada  masyarakat. Pada pusat-pusat rehabilitasi misalnya
rehabilitasi PSK, dan korban narkoba.
Menurut Buku (Ova, Emilia., dkk:2019) Rehabilitasi ini terdiri atas :
1. Rehabilitasi fisik
yaitu agar bekas penderita memperoleh perbaikan fisik semaksimal-
maksimalnya.

6
Emilia, Ova., dkk. (2019). Promosi Kesehatan Dalam Lingkup Kesehatan Reproduksi.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

6
2. Rehabilitasi mental
yaitu agar bekas penderita dapat menyesuaikan diri dalam hubungan
perorangan dan social secara memuaskan. Seringkali bersamaan dengan
terjadinya cacat badaniah muncul pula kelainan-kelainan atau gangguan mental.
Untuk hal ini bekas penderita perlu mendapatkan bimbingan kejiwaan sebelum
kembali ke dalam masyarakat.
3. Rehabilitasi sosial vokasional
yaitu agar bekas penderita menempati suatu pekerjaan/jabatan dalam
masyarakat dengan kapasitas kerja yang semaksimal-maksimalnya sesuai
dengan kemampuan dan ketidak mampuannya.
4. Rehabilitasi aesthesis
usaha rehabilitasi aesthetis perlu dilakukan untuk mengembalikan rasa
keindahan,walaupun kadang-kadang fungsi dari alat tubuhnya itu sendiri tidak
dapat dikembalikan.
Dari tingkatan-tingkatan tersebut seharusnya strategi pencegahan berurutan mulai dari
pencegahan primer sampai ke pencegahan tersier. Prinsip mencegah lebih mudah dan
lebih murah daripada mengobati masih menjadi dasar mengapa pemilihan strategi
pencegahan penyakit sebaiknya berurutan dari primer menuju tersier. (Ova
Emilia.,dkk:2019)

2.4 Nutrisi7

Nutrisi maternal merupakan determinan yang penting pada pertumbuhan janin, berat
lahir dan morbiditas bayi. Nutrisi yang buruk sering mengarah kepada konsekuensi
jangka panjang janin. Makanan yang masuk sebelum dan selama kehamilan akan
mempengaruhi kesehatan janin selanjutnya. Peneletian telah menunjukkan ada

7
Emilia, Ova., dkk. (2019). Promosi Kesehatan Dalam Lingkup Kesehatan Reproduksi.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

7
hubungan yang signifikan antara janin tumbuh lambat dan meningkatnya angka
penyakit jantung coroner, hipertensi dan diabetes noninsulin dependen pada masa
dewasa. (Ova Emilia.,dkk:2019)

Makanan yang dimakan hendaknya tidak kekurangan dan juga kelebihan. Namun,
yang pasti haruslah banyak mengandung gizi dan cukup mengandung vitamin dan
mineral yang banyak diperlukan didalam tubuh ibu hamil. Kebutuhan gizi akan terus
meningkat, terutama setelah memasuki kehamilan trimester kedua. Sebab pada saat itu,
pertumbuhan janin berlangsung sangat cepat dan berat badan ibu pun naik turun
dengan cepat. Pada dua bulan terakhir kehamilan, otak bayi berkembang sangat cepat,
karena pada periode ini bayi memerlukan gizi untuk pengembangan otak dan jaringan
syaraf. (Ova Emilia:2019)

Menurut buku (Ova Emilia:2019) kandungan yang terdapat pada makanan yang
harus dimakan pada saat kehamilan yaitu:

a. Karbohidrat
1. Kecenderungan remaja mengkonsumsi fast food dan junk food
2. Berlangsung terus menerus
3. Tubuh kekurangan 8energy
4. Mempengaruhi organ tubuh, termasukorgan reproduksi, misalnya terjadi
gangguan menstruasi
b. Protein
1. Salah satu fungsi protein adalah memperkuat daya tahan hidup sperma dan
mencegah kemandulan.

8
Emilia, Ova., dkk. (2019). Promosi Kesehatan Dalam Lingkup Kesehatan Reproduksi.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

8
2. Konsumsi tahu yang mengandung isoflavin dapat membantu merangsang
produksi hormon estrogen selama menstruasi sehingga mengurangi
peradangan serta kram menstruasi
c. Lemak
1. Tubuh seorang wanita harus memiliki simpanan lemak dalam bentuk
jaringan adipose sebagai persiapan menyusui.
2. Menstruasi tidak akan teratur kalau tidak memiliki simpanan lemak 20% dari
total berat badan.
3. Wanita dengan asupan asam lemak omega 3 yang rendah akan cenderung
mengalami nyeri haid
d. Vitamin
1. Vitamin B6 dapat meningkatkan kesuburan wanita
2. Vitamin B12 diperlukan uuntuk pembenyukan sel darah merah, dapat
menambah dan meningkatkan kualitas sperma.
e. Asam Folat
1. Asam folat diperlukan tubuh untuk pembentukan DNA dan RNA
2. Asam folat yang diberikan sebelum kehamilan menurunkan risiko kelainan
kongenital
3. Asam folat berfungsi dalam pembentukan hemoglobin

f. Seng
1. Bagi pria seng membantu menjaga fungsi organ seksual, produksi dan
melincahkan sperma
2. Bagi wanita asupan seng akan membantu mengurangi risiko prematuritas
dan meningkatkan berat badan lahir.

2.5 Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemenuhan nutrisi ibu hamil yaitu :
Menurut buku Mubarak Wahit Igbal, (2012) hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
pemenuhan nutrisi ibu hamil yaitu :

9
a. Ibu harus makan teratur tiga kali sehari.
b. Hidangan harus tersusun dari bahan makanan bergizi yang terdiri : makanan
pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-buahan dan diusahakan minum susu 1
gelas setiap hari.
c. Menggunakan aneka ragam makanan yang ada.
d. Memilih berbagai macam bahan makanan yang segar.
Kegunaan makanan pada ibu hamil
a. Untuk pertumbuhan 9janin yang ada dalam kandungan.
b. Untuk mempertahankan kesehatan dan kekuatan badan untuk sang ibu
sendiri.
c. Agar luka-luka persalinan cepat sembuh.
d. Guna untuk mengadakan cadangan untuk masa laktasi.

2.6 Anjuran nutrisi yang harus dikonsumsi seorang wanita:


Menurut buku Mubarak Wahit Igbal, (2012) Anjuran nutrisi yang harus
dikonsumsi seorang wanita yaitu:
1. Makanan yang rendah akan lemak jenuh dan kolesterol
2. Asupan garam dan gula yang tidak berlebihan
3. Konsumsi biji-bijian dan bermacam buah serta sayuran
4. Konsumsi air minum minimal 4 gelas, selain asupan cairan lainnya misalnya
jus
5. Batasi konsumsi kopi, teh dan minuman ringan
6. Cukupi kebutuhan kalsium. Wanita yang tidak mendapatkan cukup kalsium
dalam dietnya perlu suplemen kalsium dalam bentuk kalsium karbonat.
7. Batasi konsumsi daging dan biji-bijian yang lemak jenuhnya tinggi.

9
Mubarak Wahit Igbal, (2012). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Salemba Medika

10
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pencegahan primer (sebelum


terjadinya penyakit), pencegahan sekunder (sesudah terjadinya penyakit dan
pencegahan tersier (memperbaiki organ yang cacat atau proses adaptasi kembali)

11
ketiga pencegahan tersebut sama-sama memiliki tujuan untuk mencegah, mengobati
dan meningkatkan status kesehatan.
Jadi Nutrisi termasuk cara pencegahan primer karena Kebutuhan nutrisi sangat
berkaitan erat dengan aspek-aspek yang lain dan dicapai jika terjadinya keseimbangan
dengan aspek-aspek yang lain. Nutrisi berpengaruh juga dalam fungsi-fungsi oragan
tubuh, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel dan dengan pemenuhan
kebutuhan nutrisi bagi tubuh maka akan terhindar dari ancaman-ancaman penyakit.

3.2 Saran
Kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat kesalahan dan
jauh dari kata sempurna. Maka dari itu kami meminta kritik yang membangun bagi
pembaca makalah ini agar kami bisa memperbaikinya

DAFTAR PUSTAKA

Emilia, Ova., dkk. (2019). Promosi Kesehatan Dalam Lingkup Kesehatan Reproduksi.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Irwan.(2020). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: CV. ABSOLUTE MEDIA

Meilan, Nessi. (2018). Kesehatan Reproduksi Remaja:Implementasi PKPR dalam Teman


Sebaya. Malang:Wenika Media Malang
Mubarak Wahit Igbal, (2012). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Salemba Medika
Pulungan, Pebri Wanita., dkk.(2020). Teori Kesehatan Reproduksi.Jakarta: Yayasan Kita
Menulis

12

Anda mungkin juga menyukai