Anda di halaman 1dari 4

KEPERAWATAN KOMUNITAS I

DOSEN PENGAMPU :
Bapak Hiryadi, Ns., M.Kep., Sp. Kom
Disusun Oleh:
Siti Ulpah 191420110062

SEMESTER/KELAS : 5/B
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BANJARMASIN
2020/2021
Tingginya Angka Pernikahan Dini berhubungan dengan Kurangnya

pengetahuan dan informasi terhadap Dampak dari Pernikahan Dini Di Desa

Sapala Kecamatan Paminggir Kabupaten Hulu Sungai Utara

Menurut WHO (1959), Keperawatan komunitas adalah bidang perawatan

khusus yang merupakan gabungan keterampilan ilmu keperawatan, ilmu

kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan

masyarakat secara keseluruhan guna meningkatkan kesehatan, penyempurnaan

kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan

bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai

masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.

Perawat komunitas memiliki tanggung jawab atas segala yang dilakukan

dengan komunitas yang dikelolanya, dengan melakukan kolaborasi terhadap

tenaga ahli seperti Dokter, kesehatan masyarakat, Gizi dan lain-lain. Sehingga

perawat dapat mengurangi dampak dari isu yang sedang terjadi pada suatu

kelompok tersebut dengan menyelesaikan tugas dari empat pilar kesehatan

(Preventif, Promotif, Kuratif dan Rehabilitatif).

Langkah pertama yang dilakukan sebelum memberikan intervensi pada

komunitas tersebut adalah mempelajari epidemologi, masalah serta penduduk

yang menjadi faktor penting dalam melakukan atau mensesuaikan intervensi yang

akan dilaksanakan. Dengan menggunakan prinsip-prinsip keperawatan komunitas

yaitu:
a. Prinsip kemanfaatan : Perawat harus mempertimbangkan tindakan yang

akan dilakukan agar menguntungkan kepada masyarakat dan tidak

merugikan

b. Prinsip Autonomi : Perawat harus memberikan kebebasan terhadap

masyarakat akan solusi yang akan diberikan yang mana sesuai dengan

permasalahan yang terjadi

c. Prinsip Keadilan : Perawat dalam mengupayakan tindakan harus sesuai

dengan kemampuan atau kapasitas dari komunitas itu sendiri

Kasus yang masih terjadi di masyarakat Desa Sapala adalah Tingginya Angka

Pernikahan Dini pada Anak diBawah Umur berhubungan dengan Kurangnya

pengetahuan dan informasi terhadap Dampak dari Pernikahan Dini. Perawat

melakukan intervensi atau tindakan dengan tujuan :

Jangka Panjang:

 Angka Pernikahan Dini didesa Sapala Menurun

Jangka Pendek:

 Pengetahuan remaja Desa Sapala tentang dampak dan bahaya

pernikahan dini meningkat : Remaja mampu menyebutkan dampak

pernikahan dini

 Keterampilan kader kesehatan remaja desa sapala dalam memberikan

penyuluhan tenang Dampak pernikahan dini

Adapun yang dilakukan atau intervensi perawat komunitas untuk memecahkan

masalah tersebut dengan tindakan yaitu: Mengkaji tingkat pengetahuan terkait

Pernikahan Dini, Memberikan penyuluhan kepada remaja terkait Dampak


Pernikahan Dini, Memberikan pendidikan dan keterampilan dalam meningkatkan

Kesehatan Reproduksinya untuk mencegah terjadinya Pernikahan Dini,

Memberikan Penkes tentang akibat yang ditimbulkan ketika menikah di Usia yang

tidak ideal atau dibawah umur, Memberikan Informasi terkait Kapan batas usia

yang ideal untuk menikah, Memberikan informasi terkait Penyiapan Kehidupan

Berkeluarga itu Seperti apa, Melakukan penyebaran leaflet tentang Dampak

Pernikahan Dini, Memberikan pelatihan terhadar Kader Kesehatan Remaja Desa

Sapala terkait “Pernikahan Dini”.

Jadi setelah Intervensi atau tindakan yang dilakukan perawat komunitas

mengharapkan bahwa Tingginya Angka Pernikahan Dini di Desa Sapala menurun

dan diharapkan pengetahuan remaja terkait dampak dari pernikahan dini juga

meningkat. Perawat komunitas Juga nanti melakukan evaluasi dengan kriteria :

Remaja memahami terkait dampak atau bahaya pernikahan dini. Dan Standar

yang diharpkan yaitu : 95% remaja diDesa Sapala Memahami dan mengerti

terkait bahaya pernikahan dini, apa saja yang disiapkan dalam berkeluarga dan

lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai