Npm : 1914201110062
BANJARMASIN
2019
i
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah yang telah memberikan
hikmah, hidayah, kesehatan serta umur yang panjang sehingga makalah ini yang
berjudul “Pendidikan dan Kewarganegaraan” ini dapat terselesaikan. Kami juga
berterima kasih kepada Bapak DR. Sarbaini M.Pd yang memberikan tugas ini untuk
pembelajaran dan penilaian untuk mata kuliah Pancasila ini.
Saya menyadari sepenuhnya, bahwa dalam pembuatan makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang bisa
membangun menuju kesempurnaan dari pada pembaca untuk kesempurnaan makalah
saya selanjutnya.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................4
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................6
3.1 Kesimpulan...........................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah
1. Analisis itilah, pengertian, keberadaan dan tujuan konstitusi
2. Uraikan perkembangan konstitusi dsan UUD di Indonesia
3. Analisis struktur isi UUd 1945 Amendemen IV
4. Membedakan istilah dan definisis demokrasi
5. Analisis tahap-tahap sejarah demokrasi
6. Uraikan prinsip-prinsip dan bentuk-bentuk demokrasi
1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui Analisis itilah, pengertian, keberadaan dan tujuan
konstitusi
2. Dapat mengetahui Uraikan perkembangan konstitusi dsan UUD di
Indonesia
3. Dapat mengetahui Analisis struktur isi UUd 1945 Amendemen IV
4. Dapat mengetahui Membedakan istilah dan definisis demokrasi
5. Dapat mengetahui Analisis tahap-tahap sejarah demokrasi
6. Dapat mengetahui Uraikan prinsip-prinsip dan bentuk-bentuk demokrasi
5
BAB II
PEMBAHASAN
Jawab:
6
Konstitusi dapat diartikan sebagai sekelompok ketentuan yang mengatur
organisasi Negara dan susunan pemerintahan suatu Negara. A.V Dicey
membedakan antara ketentuan konstitusi yang mempunyai sifat hukum dan
tidak mempunyai sifat hukum. Pembedaan ini didasarkan pada kriteria apakah
pengadilan berwenang memaksakan penataanya dan/atau mengambil tindakan
hukum bagi yang tidak taat. Dilihat dari wujudnya, konstitusi dapat dibedakan
antara konstitusi tertulis dan konstitusi tidak tertulis. Konstitusi tertulis dapat
dibedakan antara yang tertulis dalam satu dokumen khusus atau dalam
beberapa dokumen yang saling terkait satu sama lain dan yang tertulis dalam
peraturan perundang-undangan lain. Konstitusi tertulis yang tersusun dalam
satu dokumen khusus misalnya UUD 1945, atau UUD Amerika Serikat 1787.
Sedangkan konstitusi tertulis yang tedapat dalam beberapa dokumen misalnya
Undang Undang (UU), atau di Inggris kaidah-kaidah Konstitusi tertulisnya,
terdapat dalam undang-undang biasa (ordinary law atau statuate). Sedangkan
Konstitusi tidak tertulis dapat dibedakan dalam tiga golongan. Pertama,
ketentuan konstitusi terdapat dalam kaidah-kaidah hukum adat sebagai jukum
yang tidak tertulis. Kedua, ketentuan-ketentuan konstitusi yang terdapat dalam
konvensi atau kebiasaan ketatanegaraan. Ketentuan untuk taat pada konvensi
didasarkan kepada pertimbangan-pertimbangan politik dan moral. Ketiga,
adalah ketentuan adat istiadat.
7
Undang-Undang dasar dapat diagendakan dalam siding Majelis
Permusyawaratan Rakyat apa bila diajukan oleh sekurang-kurangnya 1/3 dari
jumlah anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat. Setiap usul perubahan
pasal-pasal Undang-undang dasar diajukan secara tertulis dan ditunjukkan
dengan jelas bagian yang diusulkan untuk dirubah beserta alasannya. Untuk
mengubah pasal-pasal Undang-undang dasar sidang MPR dihadiri oleh
sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggoa majelis Perusyawaraatan Rakya
Putusan Mengubah pasal Undang-undang dasar dilakukan dengan persetujuan
sekurang-kurangnya lima puluh persen ditambah satu anggota dari MPR6.
Presiden : Eksekutif
DPR : Legislatif
MA : Yudikatif
8
2. Periode Konstitusi RIS 1949 ( 27 Desember 1949 s.d 17 Agustus
1950)
9
membentuk sebuah komite yang terdiri dari 9 orang untuk merancang Piagam
Jakarta, yang akan menjadi teks pembukaan UUD 1945 Setelah penghapusan
frasa “kewajiban untuk melaksanakan Syariah Islam bagi penganutnya
“Piagam Jakarta naskah ke naskah pembukaan UUD 1945 yang disahkan pada
tanggal 18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia
PPKI. Pengesahan UUD 1945 telah dikonfirmasi oleh Komite Nasional
Indonesia Pusat “KNIP” yang diselenggarakan pada tanggal 29 Agustus 1945.
The 1945 rancangan naskah Indonesia yang disusun selama Sesi Kedua Badan
Investigasi Persiapan Kemerdekaan “BPUPKI”. Nama lembaga tanpa kata
“Indonesia” karena tanah tersebut disediakan untuk Jawa. Di Sumatera ada
BPUPKI untuk Sumatera. Masa Sidang Kedua tanggal 10-17 Juli 1945. Pada
tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengesahkan UUD 1945 sebagai Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia.
10
StrukturUUD 1945 SebelumPerubahan
11
Sementara terhadap definisi Demokrasi, terdapat beberapa kategori definisi
demokrasi, yakni definisi secara singkat, klasik dan modern. Kategori-
kategori definisi demokrasi dipengaruhi oleh pendekatan sejarah. Definisi
singkat Demokrasi menutrut Abraham Lincoln (1809-1865),, Mendefinisikan
demokrasi sebagai pemerintahan yang berasal dari rakyat, oleh trakyat, dan
untuk rakyat. ( Government of the people, by the people, for the people).
Definisi Demokrasi secara klasik adalah sedikit berguna, sedikitnya masih
peduli dengan monarki. Definisi Demokrasi secara modern adalah bentuk
pemerintahan yang menjamin hak-hak dasar pribadi dan politik, pemelihan-
pemilihan yang jujur dan bebas, serta lembaga peradilan yang bebas.
5. Analisis tahap-tahap sejarah demokrasi ?
Jawab:
12
perubahan. Demokrasi baru dapat tercapai seratus tahun kemudian
oleh Kleisthenes, seorang bangsawan Athena.
13
c. Kebebasan berpartisipasi
Kebebasan berpartisipasi merupakan kebeban untuk berperan serta
dalam suatu kegiatan.
2. Kesetaraan antar warga atau individu
Kesetaraan atau persamaan kedudukan (egalitarianism) merupakan nilai
dasar demokrasi. Kesetraaan dalam demokrasi adalah bentuk pengakuan
terhadap pribadi manusia, bahwa nanusia didunia ini mempunyai
kedudukamn harkat dan martabat yang sama, karena manusia sama-sama
sebagai umat Tuhan Yang Maha Kuasa.
3. Pluralisme
Pluralistik dalam kehidupan manusia dapat bermakana bahwa manusia
didunia itu tidak sama, namun dengan ketidaksamaan tersebut, paham
pluralis memberikan intensitas yang sama sebagaimana adanya. Eksistensi
individu diakui apa adanya.
4. Paham Individualisme
Paham Individualisme adal;ah paham yang memposisikan dan
menjungjung tinggi individu dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.
5. Keadilan
Keadilan dalam demokrasi tidak terbatas pada keadilan immaterial
sebagaimana telah disebut, tetapi juga menyangka keadilan material basi
sesame warga masyarakat.
Bentuk- bentuk Demokrasi
1. Demokrasiliberal
Analisis:
1. Bentuk pemerintahnya merupakan demokrasi yang
menempatkan kedudukan badan legislatif lebih tinggi dari pada
badan eksekutif. Kepala pemerintahan dipimpin oleh seorang
Perdana Menteri. Perdana menteri dan menteri-menteri dalam
kabinet diangkat dan diberhentikan oleh parlemen. Dalam
14
demokrasi parlementer Presiden menjabat sebagai kepala negara.
2. Demokrasi Liberal sering disebut sebagai demokrasi
parlementer. Di indonesia demokrasi ini
3. Demokrasi liberal lebih menekankan pada pengakuan terhadap
hak-hak warga negara, baik sebagai individu ataupun masyarakat
4. Sistem Ekonomi terdapat kesenjangan social.
Ciri-cirinya:
1. Kontrol terhadap negara, alokasi sumber daya alam dan
manusia.
2. Kekuasaan eksekutif dibatasi secara konstitusional,
3. Kekuasaan eksekutif dibatasi oleh peraturan perundangan,
4. Kelompok minoritas (agama, etnis) boleh berjuang, untuk memperjuangkan
dirinya.
3. Demokrasi komunis
Analisis:
1. Merupakan bentuk demokrasi yang sangat membatasi agama
pada rakyatnya, dengan prinsip agama dianggap candu yang
membuat orang berangan-angan yang membatasi rakyatnya dari
pemikiran yang rasional dan nyata
2. Demokrasi komunis muncul karena adanya komunisme
3. Negara yang menganut system demokrasi Komunis hanya
dikendalikan 1 partai komunis pada bidang legislatif, eksekutif,
danyudikatif
4. Prinsip Demokrasi Komunis adalah milik rakyat dan dikuasai
oleh negara untuk kemakmuran rakyat secara merata. Komunisme
sangat membatasi demokrasi pada rakyatnya.
Demokrasi komunis melarang:
adanya kepercayaan kepada Tuhan YME,
membenci kelompok intelektual dan cendekiawan,
mengagung-agungkan kelompok pekerja, buruh dan petani
15
4. Demokrasi dan islam
Secara sederhana ada tiga kecendrungan besar mjengenai pola
hubungan islam dan demokrasi ( Bernanda Lewis, 2002) yaitu:
a. Islam dan demokrasi dipandang sebagai dua system politik
yang bverbeda, sebagai system politik, islam tidak dapat
disubordinasikan kepada demokrasi.
b. Islam berbeda dengan demokrasi, apabila demokrasi dipahami
secara procedural sebagaimnana dipraktekkan di Barat. Tetapi
islam dapat dianggap sebagai system politik demokratis, jika
demokrasi dipahjami sebagai substantif.
c. Islam dipandang sebagai suatu system nilai yang akomodatif
terhadap demokrasi yang didefinisikan secara procedural dan
dipraktekkan di barat. Kendati, demikian, pamndangan ini
belum begitu mengkristal dalam masyarakat muslim, dan
karenanya rezim demokrasi masih menjadi fenomena yang
jarang ditemui.
16
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Konstitusi adalah kumpulan prinsip-prinsip yang mengatur
kekuasaan pemerintahan, hak-hak pihak yang diperintah (rakyat),
dan hubungan diantaranya. Tujuan konstitusi adalah membatasi
tindakan sewenang-wenang pemerintah, menjamin hak rakyat yang
diperintah, dan menetapkan pelaksanaan kekuasaan yang bertahap.
Demokrasi adalah pemerintahan yang mana dari rakyak, oleh
rakyat dan untuk rakyat. Adapun bentuk-bentuk demokrasi yaitu
demokrasi liberal, demokrasi komunis, dan demokrasi dan islam.
Yang mana demokrasi mempunyai prinsip- prinsip demokrasi
yaitu kebebasan, kesetaraan, pluralisme, paham individual dan
keadilan.
17
DAFTAR PUSTAKA
18