Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Pengenalan Konstitusi dalam Pengalaman Hidup Sehari hari

Oleh kelompok 1:

1. Nadine Triandina s

2. Veskialin Janetriandica

3. M.Wahyu Hidayah

4. M.Rafsanjani

5. Mouzei Silva Romano

6. Sarla Syamila Cahya

7. Aghsarul Zhakri
Kata Pengantar

Syukur alhamdulillah senantiasa kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna

memenuhi tugas kelompok untuk mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan judul:

"Pengenalan Konstitusi dalam Pengalaman Hidup sehari hari”

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan

banyak pihak yang dengan tulus memberikan saran dan kritik, sehingga makalah ini dapat

terselesaikan.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dikarenakan

keterbatasan pengalaman dan pengetahuan kami. Maka dari itu, kami mengharapkan segala

bentuk saran dan masukan serta kritik dari berbagai pihak. Akhirnya, kami berharap semoga

makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semua orang yang membaca.

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konstitusi merupakan hukum tertinggi suatu negara yang menentukan

prinsip-prinsip dasar yang mengatur sistem pemerintahan, hak asasi manusia, dan

hubungan antara warga negara dengan pemerintah yang dipersiapkan sebelum atau

sesudah berdirinya sebuah negara. Konstitusi juga menjamin kebebasan individu,

menetapkan hak dan kewajiban warga negara, serta menetapkan batas kekuasaan

negara.

Konstitusi menjadi penting karena memberikan landasan hukum yang jelas

bagi suatu negara dan masyarakatnya. Konstitusi juga menentukan bagaimana

kekuasaan dijalankan, mencegah penyalahgunaan kekuasaan, dan melindungi hak-hak

individu dari kekuasaan yang berlebihan. Oleh karena itu, pengenalan konstitusi sangat

penting dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam memahami hak dan kewajiban

warga negara serta melindungi hak-hak individu.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali tidak menyadari bahwa

konstitusi telah mempengaruhi banyak hal dalam kehidupan kita. Sebagai contoh, hak

untuk mengeluarkan pendapat diatur dalam konstitusi sebagai hak kebebasan

berekspresi. Selain itu, konstitusi juga menjamin hak untuk memilih dan dipilih dalam

pemilihan umum, sehingga setiap warga negara memiliki kesempatan yang sama untuk

menentukan siapa yang akan memimpin negara.

Selain itu, konstitusi juga mempengaruhi dalam pembentukan lembaga-

lembaga negara seperti parlemen, kehakiman, dan eksekutif. Konstitusi juga


menentukan kewenangan dan batasan bagi setiap lembaga negara, sehingga mencegah

adanya penyalahgunaan kekuasaan yang berlebihan.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita juga dapat melihat pengaruh konstitusi

dalam perlindungan hak-hak individu seperti hak atas kebebasan beragama, hak atas

privasi, dan hak atas pendidikan. Konstitusi juga menjamin perlindungan terhadap

diskriminasi dan perlakuan yang tidak adil.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun Rumusan Masalah dalam makalah “Pengenalan Konstitusi dalam Kehidupan

Sehari hari”

1. Apa pengertian dari Konstitusi?

2. Bagaimana jalan penafsiran untuk mengubah konstitusi menurut K.C. Wheare?

3. Apa saja fungsi dari perubahan dalam konstitusi?

4. Apa kesepakatan dasar yang disusun oleh Panitia AD Hoc I?

5. Apa saja pasal pasal yang berkaitan langsung dengan kehidupan Masyarakat sehari

hari?

1.3 Tujuan Makalah

1. Menjelaskan Pengertian dari Konstitusi

2. Memberikan Informasi kepada para pembaca tentanG Amandemen UUD 1945.

3. Memberikan wawasan kepada para pembaca tentang Pasal pasal yang berkaitan

langsung dengan kehidupan Masyarakat sehari hari agar dapat terlindungnya hak M

setiap individu.

4.Memberikan informasi tentang latar belakang dari konstitusi.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konstitusi

Konstitusi merupakan pernyataan tentang bentuk dan susunan suatu negara,

yang dipersiapkan sebelum atau sesudah berdirinya suatu negara. Konstitusi sebuah

negara merupakan hukum dasar tertinggi yang berisi tata penyelenggaraan negara.

Konstitusi sebagai hukum tertinggi sebuah negara harus dimaksudkan untuk mencapai

dan mewujudkan tujuan tertinggi bernegara.

Ada dua macam konstitusi yaitu tertulis dan tidak tertulis. Indonesia memiliki

UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai konstitusi tertulis dan Konvensi.

Konvensi berasal dari kata convention merupakan suatu aturan yang didasarkan pada

kebiasaan. Pengertian konvensi dalam kebiasaan ini timbul dan dipelihara dengan baik

dalam praktik ketatanegaraan suatu negara.

Dalam pelaksanaannya, suatu konvensi tidak diatur dalam sebuah

konstitusional. Dengan kata lain, konvensi merupakan suatu aturan yang diterima secara

hukum oleh suatu negara dan dilakukan secara berulang-ulang meskipun tidak tertulis.

Konvensi dilakukan untuk mengisi kekosongan hukum. Kekosongan yang dimaksud

disini adalah mengatur atau memberikan arahan terkait penyelenggaraan negara dimana

prosedur, kekuasaan atau suatu kewajiban belum ada dalam undang-undang tertulis.

Berikut ini akan diuraikan tentang contoh – contoh konvensi baik nasional

maupun yang internasional, diantarannya adalah:


 Konvensi Nasional

Salah satu jenis konvensi adalah konvensi nasional. Maksud dari konvensi nasional

ini adalah dimana konvensi tersebut terjadi di suatu negara yang hanya melibatkan

warga negara dan pemerintah negara itu saja

 Konvensi Internasional

Berbeda dengan konvensi nasional, di dalam konvensi internasional yang terlibat

adalah warga negara dan pemerintah dari seluruh negara yang terlibat dalam

penandatanganan konvensi tersebut. Negara yang menandatangani konvensi

internasional dapat bertambah seiring berjalannya waktu.

Sebagai contoh UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sejak disahkan oleh

Panitia persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) telah mengalami beberapa kali

perubahan bahkan pergantian. Perubahan ini dipengaruhi oleh keadaan dan dinamika

politik yang berkembang dan terjadi di negara Indonesia.

Penggantian ini membawa dampak yang sangat besar dalam kehidupan

ketatanegaraan Indonesia, salah satunya adalah perubahan nya negara kesatuan

Indonesia menjadi negara serikat. Pemberlakuan Konstitusi RIS 1949, tidak

berlangsung lama, karna sejak tanggal 17 Agustus 1950 Konstitusi RIS 1949 diganti

dengan UUDS Tahun 1950. Pergantian ini Kembali menyebabkan perubahan dalam

ketatanegaraan Indonesia, yaitu Kembali ke negara kesatuan yang berbentuk republik

dan system pemerintahan dari presidensial menjadi sistem parlementer. Setelah

melalui perdebatan Panjang tidak berkesudahan, akhirnya pada tanggal 5 Juli 1959

presiden mengeluarkan dekret yang menyatakan Kembali ke UUD negara Republik

Indonesia Tahun 1945 pertama (Hasil Pengesahan dan penetapan PPKI).

2.2 Perubahan Konstitusi


Dalam sistem ketatanegaraan modern, ada dua sistem yang berkembang dalam

perubahan konstitusi, yaitu: Renewal atau Pembaruan Renewal atau pembaruan adalah sistem

perubahan konstitusi secara keseluruhan sehingga yang diberlakukan kemudian adalah

konstitusi yang benar-benar baru.

Negara yang menganut sistem ini adalah Jerman, Perancis, Belanda.

Amandemen atau Perubahan Amandemen atau perubahan adalah perubahan konstitusi

dengan tetap memberlakukan konstitusi yang asli. Hasil perubahan tersebut merupakan

bagian atau lampiran yang menyertai konstitusi yang asli.

Salah satu negara yang menganut sistem ini adalah Indonesia dan Amerika Serikat.

Beberapa tantangan dan hambatan dalam menjalankan prinsip-prinsip konstitusi

dalam kehidupan sehari-hari antara lain:

1. Ketidakpahaman terhadap konstitusi: Banyak orang tidak memahami secara penuh isi

konstitusi dan prinsip-prinsipnya, sehingga sulit untuk mengimplementasikan prinsip-

prinsip konstitusi dalam kehidupan sehari-hari.

2. Penyalahgunaan kekuasaan oleh pemerintah: Terkadang pemerintah melakukan

tindakan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip konstitusi, seperti mengekang

kebebasan berpendapat atau menyalahgunakan kekuasaan untuk kepentingan pribadi

atau golongan.

3. Minimnya perlindungan terhadap hak-hak individu: Beberapa negara memiliki

konstitusi yang baik, namun perlindungan terhadap hak-hak individu kurang

dijalankan dengan baik. Misalnya, hak-hak perempuan, minoritas, atau kaum miskin

sering diabaikan atau dilanggar.


4. Politik identitas dan polarisasi: Politik identitas dan polarisasi dapat menjadi

hambatan bagi penerapan prinsip-prinsip konstitusi yang menghargai perbedaan dan

mempromosikan kesetaraan.

Untuk mengatasi tantangan dan hambatan tersebut, beberapa cara yang dapat dilakukan

adalah sebagai berikut:

1. Pendidikan dan sosialisasi: Pendidikan dan sosialisasi tentang konstitusi dan prinsip-

prinsipnya dapat membantu meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat

tentang pentingnya penerapan prinsip-prinsip konstitusi dalam kehidupan sehari-hari.

2. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pemerintah: Transparansi dan

akuntabilitas pemerintah dapat mendorong pemerintah untuk bertindak sesuai dengan

prinsip-prinsip konstitusi. Media independen, lembaga watchdog, dan ombudsman

dapat membantu memantau kinerja pemerintah dalam menjalankan konstitusi.

3. Memperkuat sistem perlindungan hak asasi manusia: Negara harus memperkuat

sistem perlindungan hak asasi manusia, termasuk hak-hak individu dan kelompok

yang rentan. Negara harus menghormati dan melindungi hak-hak tersebut, serta

memberikan mekanisme yang efektif untuk memperjuangkan hak-hak tersebut.

4. Mendorong dialog dan kerjasama antar kelompok: Mendorong dialog dan kerjasama

antar kelompok yang berbeda dapat membantu mengurangi polarisasi dan

memperkuat prinsip-prinsip konstitusi yang menghargai perbedaan dan

mempromosikan kesetaraan.

Adapun cara yang dapat digunakan untuk mengubah konstitusi menurut K.C Wheare adalah

melalui jalan penafsiran yang meliputi beberapa cara berikut :

1.Perubahan yang diatur dalam konstitusi (formal amandement)


2.Penafsiran secara hukum (Judicial interpretation)

3.Kebiasaan yang terdapat dalam bidang ketatanegaraan (Usage enconvention)

4.Beberapa kekuatan yang bersifat primer (some primary sources)

Fungsi dari perubahan dalam konstitusi :

1. Mengubah pasal pasal dalam konstitusi yang tidak jelas ataupun tidak tegas dalan

memberikan pengaturan sehingga konstitusi menjadi mudah untuk diartikan bergantung

pada kepentingan orang orang yang menfasirkannya karna hal ini bisa menimbulkan

masalah.

2. Mengubah dan/atau menambah hal hal yang diatur dalam konstitusi yang dianggap terlalu

singkat dan tidak lengkap ataupun terlalu banyak mendelegasikan pengaturan selanjutnya

kepada undang undang ataupun peraturan lain dibawahnya.

3. Memperbaiki kelemahan mendasar dari konstitusi yang telah ada, baik dalam aspek isi

maupun proses pembentukkannya. Contohnya adalah tidak konsistensinya hubungan

antarbab, antarpasal, serta antara bab dan pasal.

4. Memperbarui ketentuan ketentuan yang sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan

politik dan ketatanegaraan suatu negara.

Sejak diberlakukan nya Kembali UUD 1945 sebagai konstitusi NKRI 1959 hingga

sekarang , UUD 1945 telah mengalami empat kali amandemen. Amandemen UUD 1945

diadakan dengan aturan atau kesepakatan dasar dalam melakukan perubahan terhadap UUD

1945, yakni tidak mengubah Pembukaan UUD 1945, tetap mempertahankan NKRI,

mempertegas sistem pemerintahan presidensial, serta penjelasan UUD 1945 yang memuat

hal-hal normatif akan dimasukkan ke dalam pasal-pasal atau batang tubuh.


Amandemen atau perubahan terhadap UUD 1945 dilakukan secara bertahap karena

mendahulukan pasal-pasal yang disepakati oleh semua fraksi di MPR. Proses perubahan lalu

dilanjutkan dengan perubahan terhadap pasal yang lebih sulit untuk memperoleh

kesepakatan.

Dalam proses amandemen Kesepakatan yang disusun oleh panitia Ad Hoc I yang meliputi

sebagai berikut

1. Adanya pembatasan atas kekuasaan presiden Indonesia

2. Memperkust dan menegaskan Kembali peran kekuasaan legislatif Indonesia

3. Mencamtukan HAM dalam konstitusi di Indoesia

4. Menegaskan Kembali gak dan kewajiban negara ataupun warga negara.

5. Otonomi daerah dan hak hak rakyat daerah.

6. Pembaruan Lembaga negara sehingga tidak ada lagi istilah lembaga tertinggi.

1. Amandemen UUD 1945 yang pertama Amandemen UUD 1945 yang pertama

dilaksanakan pada Sidang Umum MPR 1999 tanggal 14-21 Oktober 1999.

2. Hasil Amandemen UUD 1945 yang pertama meliputi 9 pasal dan 16 ayat sebagai

berikut:

- Pasal 5 Ayat 1: Hak presiden untuk mengajukan RUU kepada DPR

- Pasal 7: Pembatasan masa jabatan presiden dan wakil presiden

- Pasal 9 Ayat 1 dan 2: Sumpah presiden dan wakil presiden

- Pasal 13 Ayat 2 dan 3: Pengangkatan dan penempatan duta

- Pasal 14 Ayat 1: Pemberian grasi dan rehabilitasi

- Pasal 14 Ayat 2: Pemberian amnesti dan abolisi

- Pasal 15: Pemberian gelar, tanda jasa, dan kehormatan lain

- Pasal 17 Ayat 2 dan 3: Pengangkatan Menteri


- Pasal 20 Ayat 1-4: Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

- Pasal 21: Hak DPR untuk mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU)

2. Amandemen UUD 1945 yang kedua Amandemen UUD 1945 yang kedua dilaksanakan

pada Sidang Tahunan MPR 2000 tanggal 7-18 Agustus 2000. Perubahan kedua UUD

1945 ditetapkan pada 18 Agustus 2000. Hasil Amandemen UUD 1945 yang kedua

meliputi 27 Pasal dalam 7 Bab sebagai berikut:

- Bab VI mengenai Pemerintah Daerah

- Bab VII mengenai Dewan Perwakilan Daerah

- Bab IXA mengenai Wilayah Negara

- Bab X mengenai Warga Negara dan Penduduk

- Bab XA mengenai Hak Asasi Manusia

- Bab XII mengenai Pertahanan dan Keamanan

- Bab XV mengenai Bendera, Bahasa, Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan

3. Amandemen UUD 1945 yang ketiga Amandemen UUD 1945 yang ketiga dilaksanakan

pada Sidang Tahunan MPR 2001 tanggal 1-9 November 2001. Perubahan ketiga terhadap

UUD 1945 ditetapkan tanggal 9 November 2001.

Hasil Amandemen UUD 1945 yang kedua meliputi 23 Pasal dalam 7 Bab sebagai berikut:

- Bab I mengenai Bentuk dan Kedaulatan

- Bab II mengenai MPR

- Bab III mengenai Kekuasaan Pemerintahan Negara

- Bab V mengenai Kementerian Negara

- Bab VIIA mengenai DPR

- Bab VIIB mengenai Pemilihan Umum

- Bab VIIIA mengenai BPK


4. Amandemen UUD 1945 yang keempat Amandemen UUD 1945 yang keempat

dilaksanakan pada Sidang Tahunan MPR 2001 tanggal 1-11 Agustus 2002.

Hasil Amandemen UUD 1945 yang kedua meliputi 19 Pasal yang terdiri atas 31 butir

ketentuan serta 1 butir yang dihapuskan. Hasil Amandemen UUD 1945 yang keempat

menetapkan:

- UUD 1945 sebagaimana telah diubah dengan perubahan pertama, kedua, ketiga, dan

keempat adalah UUD 1945 yang pada tanggal 18 Agustus 1945 dan diberlakukan kembali

dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959.

- Perubahan tersebut diputuskan dalam rapat paripurna MPR RI ke-9 tanggal 18 Agustus

2000 Sidang Tahunan MPR RI dan mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

- Bab IV tentang "Dewan Pertimbangan Agung" dihapuskan dan pengubahan substansi

pasal 16 serta penempatannya ke dalam Bab III tentang "Kekuasaan Pemerintahan

Negara"

2.3 UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam kehidupan sehari hari.

Tentang Hak dan Kewajiban Warga Negara

Pasal yang terkait tentang hak dan kewajiban warga negara adalah pasal 27:

(1) Segala warga negara bersamaan kedudukan di dalam hukum dan pemerintahan dan

wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.

(2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi

kemanusiaan.

(3) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.

“Pasal 27 UUD 1945 menjelaskan tentang hak dan kewajiban dari warga negara

Indonesia.”
Tentang Jaminan Beragama

Pasal yang terkait tentang jaminan beragama adalah pasal 29:

(1) Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.

(2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memluk agamanya masing-

masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.

Tentang Bela Negara

Pasal yang terkait tentang bela negara adalah pasal 30:

(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan

keamanan negara.

Tentang Pendidikan dan Kebudayaan

Pasal yang terkait tentang pendidikan dan kebudayaan yaitu pasal 31 dan pasal 32:

Pasal 31

(1) setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.

(2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib

membiayainya.

(3) Pemerintah mengusahakan dan penyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang

meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.


(4) Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya dua puluh persen dari

anggaran pendapatan dan belanja negara serta anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk

memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.

(5) Pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menunjang tinggi nilai-

nilai dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradapan serta kesejahteraan umat manusia.

Pasal 32

(1) Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan

menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai

budayanya.

(2) Negara menghormati dan memelihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional.

“Pasal 31 dan pasal 32 UUD 1945 membahas tentang pendidikan dan kebudayaan di

Indonesia.”

Pasal yang terkait dengan pemenuhan Hak Asasi Manusia

Pasal 28

1.Bunyi Pasal 28

Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan

sebagainya ditetapkan dengan undang¬undang.

2. Bunyi Pasal 28A

Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.

3. Bunyi Pasal 28B Ayat 1

Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan

yang sah.
4. Bunyi Pasal 28B Ayat 2

Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas

perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

5. Bunyi Pasal 28C Ayat 1

Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak

mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni

dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.

6. Bunyi Pasal 28C Ayat 2

Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara

kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya.

7. Bunyi Pasal 28D Ayat 1

Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil

serta perlakuan yang sama dihadapan hukum.

8. Bunyi Pasal 28D Ayat 2

Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil dan layak

dalam hubungan kerja.

9. Bunyi Pasal 28D Ayat 3

Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan.

10. Bunyi Pasal 28D Ayat 4

Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.

11. Bunyi Pasal 28E Ayat 1


Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih pendidikan

dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan, memilih tempat tinggal di

wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak kembali.

12. Bunyi Pasal 28E Ayat 2

Setiap orang atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan sikap, sesuai

dengan hati nuraninya.

13. Bunyi Pasal 28E Ayat 3

Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat.

14. Bunyi Pasal 28 F

Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangka

pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki,

menyimpan, mengolah, dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis

saluran yang tersedia.

15. Bunyi Pasal 28G Ayat 1

Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan harta

benda yang dibawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari

ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.

16. Bunyi Pasal 28G Ayat 2

Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan dan perlakuan yang merendahkan derajat

martabat manusia dan berhak memperoleh suaka politik dari negara lain.

17. Bunyi Pasal 28H Ayat 1

Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan

lingkungan hidup baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
18. Bunyi Pasal 28H Ayat 2

Setiap orang mendapat kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh kesempatan dan

manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan.

19. Bunyi Pasal 28H Ayat 3

Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara

utuh sebagai manusia yang bermartabat.

20. Bunyi Pasal 28H Ayat 4

Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik tersebut tidak boleh diambil

alih secara sewenang-wenang oleh siapa pun.

21. Bunyi Pasal 28I Ayat 1

Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, hak

beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui sebagai pribadi di hadapan hukum,

dan hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia

yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apa pun.

22. Bunyi Pasal 28I Ayat 2

Setiap orang berhak bebas atas perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan

berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu.

23. Bunyi Pasal 28I Ayat 3

Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan perkembangan

zaman dan peradaban.

24. Bunyi Pasal 28I Ayat 4

Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung

jawab negara, terutama pemerintah.


25. Bunyi Pasal 28I Ayat 5

Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip negara hukum

yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur, dan dituangkan dalam

peraturan perundangan-undangan.

26. Bunyi Pasal 28J Ayat 1 Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain

dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

27. Bunyi Pasal 28J Ayat 2 Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang wajib

tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud semata-

mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak kebebasan orang lain dan

untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama,

keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis.

Pasal yang berkaitan dengan Perkonomian Nasional dan Kesejahteraan Sosial

Pasal 33

(1) Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan.

(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai hajat hidup orang

banyak dikuasai oleh negara.

(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan

dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

(4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip

kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian,

serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.


(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang.
BAB III

Kesimpulan

Konstitusi memainkan peran yang sangat penting dalam menjaga keadilan dan hak-

hak individu dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai warga negara yang baik, pemahaman yang

baik tentang konstitusi sangat penting untuk meningkatkan kesadaran hukum dan partisipasi

dalam kehidupan demokratis.

Dalam kehidupan sehari-hari, terdapat banyak contoh pengaruh konstitusi, seperti

dalam penegakan hukum, kebebasan berpendapat, hak suara, perlindungan hak asasi manusia,

dan banyak lagi. Pemahaman tentang konstitusi juga penting untuk memahami batasan

kekuasaan pemerintah dan hak-hak individu dalam masyarakat.

Namun, tantangan dan hambatan juga terjadi dalam menjalankan prinsip-prinsip

konstitusi dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk mengatasi

hambatan tersebut, seperti melalui pendidikan hukum dan peningkatan partisipasi masyarakat

dalam kehidupan demokratis.

Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan masyarakat yang adil dan sejahtera,

implementasi konstitusi secara efektif sangatlah penting. Hal ini akan memastikan bahwa

prinsip-prinsip konstitusi dijalankan dengan baik dan mencapai tujuan kesetaraan, keadilan,

dan perlindungan hak-hak warga negara.

Dengan pemahaman yang baik tentang konstitusi dan implementasinya yang efektif,

diharapkan bahwa kita dapat membangun masyarakat yang lebih baik, adil, dan demokratis

bagi semua warga negara.


DAFTAR PUSTAKA

Erwin, Muhammad. 2021. Pendidikan Kewarganegaraan Republik Indonesia. Bandung:

Refika Aditama

Pakarinsa, Viva. 2022. Pendidikan Pancasila. Jawa Tengah: Agus Bardiyanto

Sumber Lain:

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6977295/ini-bunyi-pasal-27-28-dan-30-undang-

undang-dasar-1945

https://www.kompas.com/skola/read/2021/07/05/132235369/isi-pasal-33-uud-1945-dan-

maknanya

https://adjar.grid.id/read/543469280/pasal-pasal-uud-1945-dalam-kehidupan-sehari-hari-

materi-ppkn-kelas-10-kurikulum-merdeka?page=all

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5723618/amandemen-uud-1945-kapan-jumlah-dan-

hasil-amandemen

Anda mungkin juga menyukai