Anda di halaman 1dari 24

KONSTITUSI DAN TATA PERUNDANG-UNDANGAN INDONESIA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila dan
Kewarnegaraan

Dosen Pengampu: Ridwa Eko Prasetyo S.H.I, M.H

OLEH:

Kelompok 4

Ganez Muhammad Jihadi NIM 1223030046

Izzati Muadzah Al-Adawiyah NIM 1223030055

Lieva Putria Roshan NIM 1223030059

Moch. Faisal Rais NIM 1223030063

Muhammad Yasir Jihad NIM 1223030080

JURUSAN HUKUM TATA NEGARA (SIYASAH)

FAKULTAS SYARIA’AH DAN HUKUM

BANDUNG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur di panjatkan kehadirat Allah S.W.T, yang atas rahmat-Nya dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Adapun judul makalah ini
adalah “Konstitusi dan Tata Perundang-Undangan Indonesia”.
Konstitusi adalah dasar dari sistem hukum suatu negara yang melindungi hak asasi
manusia dan mengatur pembagian kekuasaan dalam administrasi negara. Konstitusi juga
biasa disebut hukum dasar negara karena konstitusi adalah aturan dasar. Suatu aturan dasar
yang kemudian menjadi acuan lahirnya norma hukum lainnya.

Penulis begitu menyadari banyaknya kekurangan pada makalah ini, untuk itu penulis
sampaikan maaf bagi para pembaca yang budiman. Penulis berharap adanya kritik dan saran
yang membangun dari para pembaca dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita
semua.

Bandung, 1 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat Penulisan

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konstitusi

2.2 Sejarah Perkembangan Konstitusi Di Dunia

2.3 Sejarah Perkembangan Konstitusi Di Indonesia

2.4 Perubahan Konstitusi Di Indonesia

2.5 Konstitusi Sebagai Peranti Kehidupan Yang Demokratis

2.6 Lembaga-lembaga kenegaraan setelah amandemen UUD 1945

2.7 Tata urutan perundang-undangan Indonesia

BAB 3 PENUTUP

3.1Kesimpulan
3.2Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Konstitusi adalah dasar dari sistem hukum suatu negara yang melindungi hak
asasi manusia dan mengatur pembagian kekuasaan dalam administrasi negara.
Konstitusi juga biasa disebut hukum dasar negara karena konstitusi adalah aturan
dasar. Suatu aturan dasar yang kemudian menjadi acuan lahirnya norma hukum
lainnya. Konstitusi dalam arti formal adalah dokumen resmi, seperangkat norma
hukum yang hanya dapat diubah di bawah pengawasan ketentuan khusus yang
dirancang untuk mempersulit perubahan norma tersebut.
Ketika Perubahan Konstitusi dibuat pada tahun 1999, dicapai beberapa
kesepakatan dasar untuk mengubah UUD 1945, termasuk memperkuat sistem
presidensial. Namun dalam praktiknya, kesepakatan ini tidak secara konsisten
ditegakkan oleh MPR. Pembongkaran secara drastis struktur kepresidenan dalam
UUD 1945 pada Amandemen Pertama dan penguatan kelembagaan DPR selanjutnya
pada Perubahan Kedua menciptakan keseimbangan kekuasaan antara Presiden dan
DPR, malah menciptakan ambiguitas. dalam sistem presidensial yang akan dibentuk
melalui amandemen UUD 1945, dan «parlemen» itu sebenarnya telah memperoleh
kekuasaan.
Dalam hal yang sama, hakekat hukum adalah untuk melindungi rakyat dari
kesewenang-wenangan negara/pemerintah dalam menjalankan tugas dan fungsinya,
dan dimaksudkan untuk membatasi mereka dalam menjalankan fungsi negara.
kedaulatan nasional. Sentimen ini merupakan akibat dari fungsi konstitusi yang
membatasi kekuasaan dan menjamin hak rakyat untuk menjalankan tugas dan
fungsinya, yang diikat oleh paham yang disebut ko-institusionalisme.
Konstitusionalisme adalah paham bahwa kekuasaan harus dibatasi dan pemenuhan
hak-hak itu harus dijamin tanpa menambah atau mengurangi hak-hak yang sudah
dinikmati warga negara.
1

2
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang telah disampaikan di atas, penulis mencoba
untuk memfokuskan bahasan agar lebih terarah dengan menyusun rumusan masalah
sebagai berikut:

1. Apa itu pengertian konstitusi?


2. Bagaimana sejarah perkembangan konstitusi di dunia?
3. Bagaimana sejarah perkembangan konstitusi di Indonesia?
4. Bagaimana perubahan konstitusi di Indonesia?
5. Bagaimana konstitusi sebagai peranti kehidupan kenegaraan yang demokratis?
6. Bagaimana lembaga-lembaga kenegaraan setelah amandemen UUD 1945?
7. Bagaimana tata urutan perundang-undangan Indonesia?
1.3 Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan diatas maka tujuanya
2. Untuk mengetahui pengertian dari konstitusi
3. Untuk mengetahui sejarah perkembangan konstitusi di dunia
4. Untuk mengetahui sejarah perkembangan konstitusi di Indonesia
5. Untuk mengetahui perubahan konstitusi di Indonesia
6. Untuk mengetahui konstitusi sebagai peranti kehidupan kenegaraan yang
demokratis
7. Untuk mengetahui lembaga-lembaga kenegaraan setelah amandemen UUD 1945?
8. Untuk mengetahui tata urutan perundang-undangan Indonesia

1.4 Manfaat Penulisan

Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini diharapkan
mempunyai manfaat dalam pendidikan baik secara langsung maupun tidak langsung.
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Konstitusi

Dari catatan sejarah klasik terdapat banyak sekali pengertian tentang konstitusi,
sumber sumbernya pun beragam, misalnya dalam bahasa Yunani kuno "politeia" sedangkan
dari bahasa latin "constitutio". Jika kedua istilah tersebut dibandingkan maka yang paling tua
usianya adalah kata "politeia" yang berasal dari kebudayaan Yunani. adapun istilah konstitusi
berasal dari bahasa Inggris yaitu "constitution" , dari bahasa Belanda "constitue" , dari bahasa
latin "contitutio, constituere" , dalam bahasa Prancis yaitu "constiture" dan dalam bahasa
Jerman "vertassung".

Menurut Jimly Asshidiqie, dalam Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia,


konsep konstitusi juga mencakup pengertian peraturan tertulis, kebiasaan, dan konvensi-
konvensi kenegaraan yang menentukan susunan dan kedudukan organ-organ negara,
mengatur hubungan antar organ negara dan aturan tentang hubungan organ negara dengan
warga negara.1

Sedangkan Sri Soemantri Martosoewignjo membagi konstitusi dalam dua pengertian


yaitu: Dalam arti luas, menggambarkan keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara,
yaitu berupa kumpulan-kumpulan peraturan yang membentuk, mengatur atau memerintah
negara. Peraturan-peraturan tersebut ada yang tertulis sebagai keputusan badan yang
berwenang. Sedangkan dalam arti sempit, dituangkan dalam suatu dokumen, seperti undang-
undang dasar.2 dalam ketatanegaraan Republik Indonesia Konstitusi di artikan sama dengan

1
(Jimly Asshidiqie, Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika,
2011, hlm. 17)
2
(Sri Soemantri Martosoewignjo, Prosedur dan Perubahan Konstitusi, Alumni: Bandung,
1987, hal. 21)

3
undang-undang dasar. Konstitusi atau Undang-Undang Dasar sebagai peraturan dasar dan
yang memuat ketentuan ketentuan pokok dan menjadi satu sumber perundang-undangan.

Indonesia menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945


(UUD 1945) sebagai konstitusi tertulis dan hukum tertinggi NKRI (the supreme law of the
land). Hal ini tercantum dalam Pasal 7 ayat (1) UU 12/2011.

Undang-undang dasar sebagai konstitusi tertulis menerapkan paham


konstitusionalisme dimana negara sebagai lembaga kekuasaan harus dibatasi dalam
menjalankan kekuasaannya sehingga tidak ada kekuasaan negara yang sewenang-wenang
terhadap rakyat. Selain konstitusi tertulis, terdapat konstitusi yang tidak tertulis (unwritten
constitution) yang juga termasuk dalam pengertian gerund-norms atau norma dasar atau
hukum dasar (basic principles) Nilai dan norma tersebut dapat berupa pemikiran kolektif dan
juga dapat berupa perilaku hidup yang nyata dalam masyarakat negara yang bersangkutan.

2.2 Sejarah Perkembangan Konstitusi di Dunia

1. Warisan Yunani kuno

Konstitusi sebagai kerangka kehidupan politik telah dikenal sejak lama, terutama
sejak orang Yunani kuno memiliki beberapa kumpulan hukum pada tahun 624-404 SM.
Athena memiliki tidak kurang dari 11 konstitusi. Sedangkan Aristoteles sebagai murid
dari plato sendiri telah mengumpulkan hingga 158 buah konstitusi dari beberapa negara.
Pada saat itu, konstitusi hanyalah seperangkat aturan dan kebiasaan.3

2. Warisan Romawi Kuno

Pada zaman Kekaisaran Romawi, arti dari konstitusi berubah. Itu adalah
kumpulan persyaratan dan peraturan kaisar, pernyataan dan pendapat para ahli hukum,
negarawan, dan adat istiadat setempat di samping hukum. Konstitusi Romawi memiliki
pengaruh yang signifikan sampai Abad Pertengahan, memberi inspirasi pada
perkembangan demokrasi perwakilan dan negara nasional. pemahaman inilah yang
melahirkan konstitusionalisme yang kemudian melahirkan konstitusi modern.

3. Warisan Islam: konstitusionalisme dan piagam Madinah


3
Astim Riyanto. Teori Konstitusi, Bandung: Yapemdo, 2000, hal. 17
5

Pada abad ketujuh, Nabi Muhammad SAW. yang mendirikan sistem politik yang
sesuai dengan visi agamanya, mendirikan negara Madinah. Sistem kekuasaan dan
kesepakatan yang mengatur keberadaan penduduk Madinah tertuang dalam teks Piagam
Madinah atau konstitusi Madinah yang dibentuk pada tahun 622 M. Konstitusi Madinah

sebagai dokumen hukum dasar pertama yang mengatur politik kekuasaan, hak asasi
manusia, dan pengelolaan urusan publik. Konstitusi Madinah adalah dokumen yang
menjadi dasar pembentukan negara.

4. Zaman Eropa modern

Pada abad XVII kaum bangsawan Inggris yang menang dalam revolusi istana,
mengakhiri kekuasaan absolut raja dan menggantikannya dengan sistem parlementer dan
memunculkan adanya konstitusi untuk mengatur kehidupan negara. Maka pada tanggal
14 September 19791 tercatat sebagai diterimanya konstitusi di Eropa yang pertama oleh
Raja Louis ke XVI, dan sejak saat itu negara-negara di dunia dalam pengaturan
kehidupan kenegaraannya mendasarkan pada konstitusi. Setelah peristiwa ini maka
muncul konstitusi dalam bentuk yang tertulis yang dipelopori oleh Amerika.

2.3 Sejarah Perkembangan Konstitusi di Indonesia

Pada suatu negara di dunia pasti mempunyai konstitusi, karena konstitusi


merupakan salah satu syarat penting untuk mendirikan dan membangun suatu negara
yang merdeka, oleh karenanya begitu pentingnya konstitusi itu dalam suatu negara.
Konstitusi merupakan suatu kerangka kehidupan politik yang sesungguhnya telah
dibangun pertama kali peradaban dunia dimulai, karena hampir semua negara
menghendaki kehidupan bernegara yang konstitusional, adapun ciri-ciri pemerintahan
yang konstitusional diantaranya memperluas partisipasi politik, memberi kekuasaan
legislatif pada rakyat, menolak pemerintahan otoriter dan sebagainya.4

Dalam catatan sejarah mengenai timbulnya negara yang konstitusional


merupakan proses panjang dan selalu menarik untuk dikaji dalam membangun sebuah
pemerintahan yang konstitusional. Dimulai sejak jaman Yunani yaitu masa Aristoteles

4
(Adnan Buyung Nasution, 1995 : 16)
yang telah berhasil mengumpulkan begitu banyak konstitusi dari berbagai negara. Pada
mulanya

konstitusi itu dipahami sebagai kumpulan peraturan serta adat kebiasaan semata-mata
pada suatu peradaban, kemudian memperoleh tambahan arti sebagai suatu perkumpulan
ketentuan serta peraturan yang dibuat oleh para Kaisar. Selain sebagai peraturan yang
dibuat oleh Kaisar, di dalam konstitusi juga termasuk memuat pernyataan-prnyataan atau

pendapat dari para ahli hukum/negarawan, serta adat kebiasaan peradaban setempat,
termasuk di dalamnya adalah undang-undang.

Pada masa peradaban Roma konstitusi mempunyai pengaruh begitu besar sampai
pada abat pertengahan, sehingga tercetuslah inspirasi kehidupan demokrasi perwakilan
yang cukup kuat hingga melahirkan paham demokrasi perwakilan dan nasionalisme, dari
sinilah sebagai cikal bakal munculnya paham konstitusionalisme modern dalam sebuah
negara. Dalam mendirikan sebuah negara sedikitnya diperlukan unsur-unsur sebagai
berikut : 1. Adanya wilayah tertentu; 2. Rakyat; dan 3. Pemerintahan yang diakui.

2.4 Perubahan Konstitusi di Indonesia

PERUBAHAN KONSTITUSI DI INDONESIA

Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa konstitusi di Indonesia telah mengalami perubahan
beberapa kali, diantaranya adalah UUD 1945, UUD RIS, UUDS 1950 dan kembali lagi ke
UUD 1945 hingga mengalami perubahan sampai ke 4 (empat) kalinya dan berlaku hingga
saat ini. Perubahan konstitusi di Indonesia disebabkan oleh faktor eksternal dan faktor
internal serta dipengaruhi oleh kondisi politik hukum yang ada kemudian berdampak pula
pada berubahnya sistem ketatanegaraan di Indoensia.

A. Undang-undang Dasar 1945


Undang-Undang Dasar 1945 sebagai kontitusi tertulis merupakan konstitusi yang
dirancang oleh Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemedekaan pada tanggal 29
Mei 1945 sampai dengan tanggal 16 Agustus 1945, atau hanya dalam waktu 49 hari
kerja. Karena disusun dalam waktu yang singkat dan dalam suasana yang kurang
memungkinkan, oleh penyusunnya UUD 1945 dikatakan sebagai UUD kilat. “UUD yang
dibuat pada saat ini masih Undang-Undang Dasar Republik Indonesia yang pertama ini
adalah UUD 1945 yang disahkan pada tanggal 18 Agustus 1945, berlaku secara nasional
sampai dengan tanggal 27 Desember 1949. Naskah Undang-Undang Dasar Pertama
tersebut disahkan Penyusunan naskah Rancangan Undang-Undang Dasar 1945 dimulai

7
dari pembentukan BPUPKI yang menjadi dua masa persidangan; Sidang pertama mulai
dari tanggal 29 Mei 1945-1 Juni 1945 dan masa persidangan kedua tanggal 10 Juli-17
Juli 1945.

BPUPKI tersebut berhasil disusun naskah komplit Rancangan Undang-Undang Dasar


meliputi pernyataan Indonesia merdeka, Pembukaan Undang-Undang Dasar, dan
Undang-Undang Dasar teridiri atas pasalpasal. 24 Pada sidang tanggal 18 Agustus PPKI
berhasil mengesahkan naskah Undang-Undang Dasar 1945 dari naskah Rancangan
Undang-Undang Dasar hasil kerja BPUPKI tentunya dengan Terutama tentang dasar
negara: Ketuhanan dengan Ketuhanan Yang Maha Esa. UUD 1945 berlaku dari 18
Agustus 1945 sampai 27 Agustus 1945
B. KONSTITUSI RIS (REPUBLIK INDONESIA SERIKAT)
Setelah itu, pada tahun 1949 dilakukan KMB (Konfrensi Meja Bundar) di Den Haag,
Belanda yang salah satu hasilnya adalah untuk mendirikan Republik Indonesia Serikat
(RIS) dan disepakati serta mulai berlaku pada tanggal 27 desember 1949. Dengan
disepakati dan berlakunya perjanjian ini, maka Negara Indonesia tetap ada, namun hanya
merupakan salah satu dari negara bagian dari negara RIS. Dengan demikian, Undang-
Undang Dasar 1945 yang hanya berlaku untuk negara Indonesia saja bukan negara RIS.
Namun konstitusi ini tidak berlangusng lama tentunya, karena tidak sesuai dengan jiwa
proklamasi Indonesia.

Pada tanggal 19 Mei 1950 disusunlah Piagam Persetujuan antara Pemerintah RIS yang
sekaligus mewakili Negara bagian Indonesia Timur menyatakan menyetujui membentuk
negara kesatuan.
C. UNDANG-UNDANG DASAR SEMENTARA (UUDS 1950
Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS 1950) ini menggantikan UUD RIS. UUDS ini
dengan tegas menyatakan kedaulatan rakyat dan perlindungan Hak Asasi yang lebih
merinci. (DPR) dan memilih anggota Dewan dewan yang dibentuk untuk merumuskan
UUD yang baru yang diharapkan akan dapat menggantikan UUDS 1950. Dewan yang
dibentuk melalui pemilihan umum ini belum mampu mewujudkan UUD pembubaran

8
Konstituante; Menetapkan UUD penetapan Dekrit, dan tidak berlakunya lagi UUDS
1950; dan Menetapkan dalam waktu lagi melalui Dekrit ini terjadi perubahan5
ketatanegaraan Indonesia, naskah Undang6Undang Dasar 1945 menjadi berlaku kembali
Undang-Undang Dasar 1945 sebagaimana terpimpin dan membuka jalan untuk di
mulainya masa demokrasi Pancasila.
D. KEMBALI UUD 1945

Yang sangat kuat dari presiden, terbatasnya pengaruh komunis, dan meluasnya peranan
Soekarno sebagai presiden seumur hidup Tahun 1960 Presiden Soekarno hasil pemilihan
umum, padahal dalam secara eksplisit ditentukan bahwa presiden tidak mempunyai
wewenang untuk berbuat Kuatnya posisi presiden juga Berdasarkan UndangUndang No.
19 tahun 1964 Presiden diberi wewenang untuk campur tangan di bidang Dan masih
Banyak lagi. Hingga akhirnya, pemerintahan Soekarno digantikan oleh Pemerintahan
Soeharto yang ditandai dengan lahirnya era Pada masa ini, Presiden Soeharto membuat
intrepertasi sistem pemerintahan Presiden Soeharto kekuasaan dan tanggung jawab
adalah ke-II, IV dan penjelasan Pasal 23 UUD, Penafsiran pasal-pasal UUD 1945 yang
Bahkan Undang-Undang Dasar 1945 yang. Dan dipergunakan untuk menguntungkan
Pengalaman pada masa Orde Lama dengan Undang-Undang Dasar 1945 posisi presiden
yang sangat kuat, terulang lagi pada masa Orde Baru.

Bawah presiden. Pemerintahan Orde Baru cenderung dan miskin, utang semakin banyak,
akhirnya Dipelopori oleh mahasiswa, rakyat menuntut Orde Baru tumbang dengan
mundurnya Setelah Orde Baru tumbang, lahirlah era reformasi yang pada saat itu
dipimpin oleh B. J. Habibie.

5
David Christian, S. H. (n.d.). Perbedaan Konstitusi tertulis Dan Konstitusi tidak tertulis.
6
Kaelan, Pendidikan Pancasila, Yogyakarta: Paradigma, 2000, hal.99
Masyarakat yang akhirnya membentuk tahun berkuasa, Presiden B. J. Habibie pun dalam
sidang umumnya pada tanggal 19 digantikan oleh Abdurrahman Wahid sebagai tidak

9
berlangsung lama hanya sekitar 20 bulan setelah diguncang oleh skandal bulog dan
kemudian digantikan oleh Presiden Megawati Soekarno Puteri.

Proses Perubahan Konstitusi Dalam Masa Amandemen


1. AMANDEMEN PERTAMA
Kelemahan dan ketidaksempurnaan konstitus yang merupakan hasil seperti yang
telah dijelaskan dalam bab sebelumnya. Perubahan terhadap UUD 1945 sebenarnya
adalah gagasan yang telah pembatasan kekuasaan dan jaminan hak-hak warga negara.
UUD kemudian dilakukan secara bertahap dan menjadi salah satu agenda Sidang
Tahunan MPR dari tahun 1999 hingga perubahan pengkajian secara komperhensif
tentang perubahan UUD 1945 Komisi Konstitusi. 36 Perubahan pertama dilakukan
dalam Sidang Tahunan MPR tahun 1999 yang meliputi Pasal 5 Ayat (1), Pasal 7,
Pasal 20 dan Pasal 22 UUD.

Utama perubahan ini adalah membatasi kekuasaan Presiden dan memperkuat


kedudukan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebagai Dalam perubahan ini terjadi
pergeseran kekuasaan Presiden dalam membentuk undang-undang, yang diatur dalam
Pasal memegang kekuasaan membentuk undangundang,”berubah menjadi Presiden
berhak mengajukan rancangan Kekuasaan membentuk undang-undang dialihkan
kepada Dewan Perwakilan Rakyat, sebagaimana tertuang dalam Pasal 20 yang
berbunyai:” Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan berat kekuasaan
legislasi nasional yang semula berada di tangan
2. AMANDEMEN KEDUA
Perubahan kedua dilakukan dalam sidang Tahunan MPR tahun 2000 yang meliputi
Pasal 18, Pasal 18A, Pasal 18B, Pasal 19, Pasal 20 Ayat (5), Pasal 20A, Pasal 22A,
Pasal 22B, BAB IXA, Pasal 28A, Pasal 28B, Pasal 28C, Pasal 28D, Pasal 28E, Pasal
28F, Pasal 28G, Pasal 28H, Pasal 28I,
Pasal 28J, BAB XII, Pasal 30, Bab XV, Pasal 36A, Pasal 36B dan Pasal 36C UUD
1945. Perubahan ini terdiri dari 5 BAB dan 25 Pasal.38 Inti dari perubahan kedua ini
meliputi masalah wilayah negara dan pembagian pemerintahan daerah,
menyempurnakan perubahan pertama dalam hal

10
Memperkuat kedudukan DPR dan ketentuan-ketentuan yang lebih merinci mengenai
HAM. Khusus mengenai pengaturan HAM, dapat dilihat pada Perubahan dan
kemajuan signifikan adalah dengan dicantumkannya persoalan HAM secara tegas
dalam sebuah BAB tersendiri, yakni BAB XA (Hak Asasi Manusia) dari mulai Pasal
28A
Sampai dengan 28J. Dapat dikatakan bahwa konseptualisasi HAM di Indonesia telah
mengalami proses dialektika yang seruis dan panjang
Yang mengambarkan komitmen atas upaya penegakan hkum dan HAM
3. AMANDEMEN KETIGA
Perubahan ketiga ini terdiri dari 3 BAB dan 22 Pasal, ditetapkan pada Sidang
Tahunan MPR Tahun 2001 mengubah dan atau menambah ketentuan-ketentuan Pasal
1 Ayat (2) dan (3), Pasal 3 Ayat (1), (3) dan (4), Pasal 6 Ayat (1) dan (2), Pasal 6A
Ayat (1), (2), (3) dan (5), Pasal 7A, Pasal 7B Ayat (1), (2), (3), (4), (5), (6) dan (7),
Pasal 7C, Pasal 8 Ayat (1) dan (2), Pasal 11 Ayat (2) dan (3), Pasal 17 Ayat (4), BAB
VIIIA, Pasal 22C Ayat (1), (2), (3) dan (4), Pasal 22D Ayat (1), (2), (3) dan (4), BAB
VIIB, Pasal 22E Ayat (1), (2), (3), (4), (5) dan (6), Pasal 23 Ayat (1), (2) dan (3),
Pasal 23A, Pasal 23C, BAB VIIIA, Pasal 22E Ayat (1), (2) dan (3), Pasal 23F Ayat
(1) dan (2), Pasal 23G Ayat (1) dan (2), Pasal 24 Ayat (1) dan (2), Pasal 24A Ayat
(1), (2), (3), (4) dan (5), Pasal 24B Ayat (1), (2), (3) dan (4), Pasal 24C Ayat (1), (2),
(3), (4), (5) dan (6) UUD 1945. Inti perubahan yang dilakukan pada amandemen
ketiga ini adalah Bentuk dan Kedaulatan Negara, Kewenangan MPR, Kepresidenan,
Impeachment, Keuangan Negara, Kekuasaan Kehakiman dan
Ketentuan-ketentuan mengenai Pemilihan Umum. .
4. AMANDEMEN KEEMPAT
Perubahan keempat dilakukan dalam Sidang Tahunan MPR tahun 2002. Perubahan
dan atau penambahan tersebut yakni meliputi Pasal 2 Ayat (1), Pasal 6A Ayat (4),
Pasal 8 Ayat (3), Pasal 11 Ayat (1), Pasal 16, Pasal 23B, Pasal 23D, Pasal 24 Ayat
(3), BAB XIII, Pasal 31 Ayat (1), (2), (3),(4) dan (5), Pasal 32 Ayat (1), (2), (3) dan
(4), BAB IV, Pasal 33 Ayat (4) dan (5), Pasal 34 Ayat (1), (2), (3) dan (4), Pasal 37
Ayat (1), (2), (3), (4) dan (5), Aturan Peralihan Pasal I, II dan III, Aturan Tambahan
Pasal I dan II UUD 1945. Materi perubahan pada perubahan keempat adalah
ketentuan tentang kelembagaan negara dan hubungan antar negara, penghapusan
Dewan Pertimbanga Agung (DPA), ketentuan mengenai pendidikan dan kebudayaan,

11
ketentuan tentang perekonomian dan kesejahteraan sosial dan aturan peralihan serta
aturan tambahan.

2.5 Konstitusi Sebagai Peranti Kehidupan Yang Demokratis

Konstitusi berperan sebagai sebuah aturan dasar yang membentuk kehidupan dalam
berbangsa dan bernegara, maka sepatutnya konstitusi dibuat atas dasar kepentingan bersama

antara pemerintah (negara) dan masyarakat (warga negara). Konstitusi menjadi suatu hal
yang berkontribusi terhadap terciptanya kehidupan yang demokratis di suatu negara yang
memilih konstitusi demokratis. Jika negara menggunakan konstitusi demokratis, maka
konstitusi demokratis di negara tersebut harus dapat menjamin terwujudnya demokrasi di
negara tersebut dan tentunya setiap konstitusi yang digolongkan sebagai demokratis tentunya
harus memiliki prinsip-prinsip tertentu yang harus dimiliki konstitusi tersebut.

Menurut Bagir Manan, hakikat konstitusi adalah paham konstitusionalisme, yaitu


menegakkan pembatasan kekuasaan negara di satu pihak dan menjamin hak-hak warga
negara dan seluruh warga negara di pihak lain. Dalam pengertian konstitusi yang demokratis,
dijelaskan bahwa isi konstitusi meliputi:

1. Anatomi kekuasaan (kekuasaan politik) diatur dengan undang-undang.

2. Jaminan dan perlindungan hak asasi manusia

3. Peradilan yang bebas dan independen.

4. Tanggung jawab kepada rakyat, pilar prinsip kedaulatan rakyat.

Keempat isi konstitusi di atas merupakan landasan dasar politik ketatanegaraan.


Namun, indikator bahwa suatu negara atau pemerintahan demokratis adalah independen dari
konstitusi. Meskipun Konstitusi menetapkan aturan dan prinsip di atas, jika tidak diterapkan
pada administrasi, tidak dapat dikatakan sebagai negara hukum dan tidak dapat mendukung
konsep konstitusi yang demokratis.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia disahkan dan disahkan oleh PPKI
pada hari Sabtu tanggal 18 Agustus 1945. Sejak saat itu, Indonesia menjadi negara modern

12

karena memiliki Undang-Undang Dasar atau konstitusi yang memuat tata kerja
ketatanegaraan modern. Sepanjang sejarahnya, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia telah mengalami beberapa kali perubahan baik nama maupun isi materi yang
dikandungnya. 

Ada dua model perubahan konstitusi dalam konstitusi modern yaitu renewal dan
amandemen. Renewal pembaharuan adalah suatu sistem yang mengubah seluruh UUD
sehingga UUD yang baru berlaku sepenuhnya. 

2.6 Lembaga-lembaga kenegaraan setelah amandemen UUD 1945

Pengertian Lembaga-lembaga Negara


Negara sebagai organisasi yang menjalankan berbagai aktivitas kenegaraanmemerlukan
lembaga atau organ negara. Menurut Hans Kelsen (dalam SitiAwaliyah : 2011) organ negara
adalah siapa saja yang menjalankan suatu fungsiyang ditentukan oleh suatu tata hukum,
selain itu organ negara dapat diartikansebagai setiap jabatan yang ditentukan oleh hukum
yang fungsinya untukmenciptakan norma dan atau bersifat menjalankan norma. Lembaga
secaraterminologi dalam kamus besar bahasa Indonesia adalah badan (organisasi)
yangtujuannya melakukan suatu penyelidikan keilmuan atau melakukan suatu
usaha.Sedangkan negara diistilahkan dengan organisasi dalam suatu wilayah yangmempunyai

kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyat. SehinggaLembaga negara adalah badan
yang mengurusi masalah yang berhubungandengan sistem ketatanegaraan dengan
berdasarkan hukum yang berlaku.
Dalam sistem ketatanegaraan Negara Republik Indonesia sesuai dengan pokok pikiran
yang kita ulas pada point-point di atas, lembaga negara adalahsebagai penjelmaan seluruh
rakyat Indonesia yang berdaulat yang disalurkanm melalui prosedur perwakilan politik
(political representation) melalui lembaganegara (DPR, perwakilan daerah (DPD), dan
perwakilan golongan). Sehinggatercermin pada UUD 1945 sebagai konstitusi kita sebelum
amandemen, MPRsebagai lembaga yang mempunyai kedudukan yang tertinggi sebagai
penjelmaanseluruh rakyat Indonesia. Dalam perkembangannya terjadi amandemen atau
perubahan terhadap UUD 1945 yang membuat adanya perubahan ketatanegaraandalam
kedudukan, wewenang, tugas dan fungsi lembaga-lembaga NegaraRepublik Indonesia yang
selanjutnya akan kita bahas. Sedangkan dari segihierarkinya lembaga-lembaga negara
tersebut dapat dibagi dalam tiga tingkatan berdasarkan UUD 1945 setelah amandemen yaitu :
1. Lembaga Tinggi NegaraAdalah lembaga tinggi negara yang dibentuk berdasarkan
konstitusi(UUD 1945).
2. Lembaga NegaraLembaga yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang, PP
bahkanPerpres. Contoh KPK, Dewan Pertimbangan Presiden, Ombudsman dll.

13
3. Lembaga DaerahLembaga negara yang kedudukan, kewenangan, tugas, dan
fungsinyahanya ditingkat daerah.
Lembaga-lembaga Negara Pasca Amandemen UUD 1945
Setelah UUD 1945 diamandemen mulai terjadi pergeseran lebih ke arag presidensial murni.
Presiden tidak lagi dipilih, diangkat, dan diberhentikan olehMajelis Permusyawaratan Rakyat.
Presiden langsung dipilih oleh rakyat, MPRhanya melantik. Presiden tidak lagi bertanggung
jawab kepada MPR sebagailembaga tertinggi negara, karena saat ini kedudukannya sama
yaitu sebagailembaga tinggi negara. Jika presiden dinyatakan melanggar UUD atau
melakukan perbuatan tercela, maka yang memutuskan bukan lagi MPR, MPR hanya
menetapkan saja berdasarkan keputusan Mahkamah Konstitusi (MK). Adapunstruktur
lembaga negara pasca amanademen UUD 1945 adalah sebagai berikut :

Berikut lembaga negara pasca amandemen UUD 1945 :


1. MPR
Setelah amandemen, MPR adalah lembaga tinggi negara yang memilikikedudukan sejajar
dengan lembaga tinggi lainnya. MPR juga kehilanganwewenang untuk memilih presiden dan
wakilnya. Selain itu diatur jugamengenai sistem keanggotaan MPR yaitu:
1. MPR terdiri atas Anggota DPR dan DPD .
2. Anggota MPR memiliki masa jabat selama 5 tahun.
3. Mengucapkan sumpah atau janji sebelum menjalankan amanat sebagaianggota MPR.
Tugas dan Wewenang MPR setelah amandemen:
1. Amandemen dan menetapkan Undang-Undang Dasar.
2. Melantik Presiden dan wakil Presiden yang dipilih lewat Pemilu.
3. Memutuskan usulan yang diajukan DPR berdasarkan keputusan MKdalam hal
pemberhentian presiden atau wakilnya.
MPR diharuskan untuk bersidang paling tidak sekali dalam 5 tahun. SidangMPR dinyatakan
sah apabila:
14
1. Untuk memberhentikan Presiden, harus didapat suara setidak dua pertiga dengan
minimum kehadiran anggota dalam sidang sebanyaktiga perempat dari total jumlah
anggota MPR.
2. Dalam mengamandemen dan menetapkan UUD, suara yang dicapaiharus dua pertiga
dari total suara MPR.
3. Selain sidang-sidang diatas, sekurang-kurangnya mendapatkan suara50%+1 dari
jumlah anggota MPR.
2. DPR
Pasca dilakukannya perubahan terhadap UUD, DPR semakin diperkuatkeberadaannya. Kini
DPR memiliki wewenang untuk membuat Undang-undang. Wewenang ini sebelum
amandemen dimiliki oleh Presiden. Tugas,wewenang dan fungsi DPR setelah Amandemen:
1. Membentuk undang-undang bersama dengan presiden agar dicapai persetujuan
bersama.
2. Membahas dan memberikan persetujuan atas peraturan pemerintan pengganti undang-
undang.

3. Menerima dan membahas usulan RUU dari DPD mengenai bidangtertentu.


4. Menetapkan APBN bersama dengan Presiden dengan memperhatikan pertimbangan
DPD.
5. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN sertakebijakan pemerintah.
Hak-hak DPR :
1. Hak Interpelasi, yaitu hak untuk meminta keterangan kepada pemerintah.
2. Hak angket, merupakan hak untuk menyelidiki pelaksanaan UU dankebijakan yang
dibuat pemerintah.
3. Hak imunitas, yaitu hak kekebalan hukum. Anggota DPR tidak bisadituntut karena
pernyataan atau pertanyaan yang dikemukakan dalamrapat DPR selama hal tersebut
tidak melanggar kode etik.
4. Hak menyatakan pendapat, DPR berhak untuk berpendapat mengenai:
O Pelaksanaan hak angket dan hak interpelasi.
O Dugaan bahwa Presiden atau wakil persiden melakukan pelanggaranhukum.
O Kebijakan yang diambil oleh pemerintah tentang kejadian luar biasa baik di dalam
maupun luar negeri.
3. Presiden
Setelah amandemen, kini rakyat dapat secara langsung memilih presidennya lewat pemilihan
umum. Presiden juga tidak perlu lagi bertanggung jawab kepada MPR karena posisi antara
MPR dan Presiden kinisama tinggi. Wewenang Presiden yang berubah setelah amandemen
antaralain:
1. Memegang kekuasaan pemerintah menurut UUD
2. Memegang kekuasaan tertinggi atas AD, AL dan AU
3. Melakukan pembahasan dan pemberian persetujuan RUU bersama DPR
4. Mengesahkan RUU menjadi UU
15
5. Menetapkan Peraturan Pemerintah pengganti Undang-Undang dalamsutuasi yang
memaksa
6. Menetapkan peraturan pemerintah
7. Mengangkat dan memberhentikan meteri-menteri
8. Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan persetujuan DPR
9. Mengangkat duta dan konsul
10. Menerima penempatan duta negara lain dengan memperhatikan pertimbangan DPR
11. Memberi grasi dan rehabilitasi berdasarkan pertimbangan MA
12. Memberi amnesti dan abolisi berdasar pertimbangan DPR
13. Menetapkan hakim agung yang dicalonkan KY dan disetujui DPR
14. Menetapkan hakim konstitusi yang calonnya diajukan oleh DPR danMA
15. Mengangkat dan memberhentikan KY dengan persetujuan DPR.
16. Hakim agung dipilih oleh presiden berdasarkan pengajuan KY dandisetujui oleh
DPR.
17. Anggota BPK tidak lagi diangkat oleh Presiden, kini presiden hanyameresmikan
anggota BPK, yang dipilih oleh DPR denganmemperhatikan pertimbangan DPD

4. DPD

DPD (Dewan Perwakilan Daerah) merupakan lembaga yang dibentuksetelah amandemen.


DPD merupakan langkah untuk mengakomodirkepentingan daerah di tingkat nasional. Tugas
dan wewenang DPD :
1. Mengajukan RUU pada DPR yang berkaitan dengan otonomi daerah
2. Memberi pertimbangan tentang RUU perpajakan, pendidikan dankeagamaan.
5. BPK
BPK merupakan lembaga tinggi Negara yang memiliki wewenang untukmengawas serta
memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangannegara, temuan BPK dilaporkan
kepada DPR dan DPD, kemudian ditindakoleh penegak hukum. BPK berkantor di ibukota
negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsi. DPR memilih anggota BPK dengan
pertimbangan DPD. Barulah setelah itu Anggota baru diresmikan olehPresiden.
6. DPA.
Keberadaan DPA dihapuskan pada amandemen UUD 1945 yang ke 4.
7. MA
MA merupakan lembaga negara yang memiliki kuasa untukmenyelenggarakan peradilan
bersama-sama dengan MK. MA membawahi badan peradilan dalam wilayah Peradilan
Umum, Peradilan militer, PeradilanAgama, dan Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN).
Kewajiban danwewenang MA :
1. Memiliki fungsi yang berhubungan dengan kuasa kehakiman. Fugsi inidiatur dalam
UU.

16
2. Berwenang mengadili di tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan di
bawah Undang-Undang.
3. Mempunyai wewenang lainnya yang diberikan oleh Undang-Undang.
4. Memberikan pertimbangan dalam hal Presiden memberi grasi danrehabilitasi.
5. Mengajukan anggota Hakim Konstitusi sebanyak 3 orang.
8. MK (Mahkamah Konstitusi)
Keberadaan MK dimaksudkan sebagai penjaga kemurnian konstitusi.Bersama dengan MA,
MK menjadi lembaga tinggi negara yang memegangkuasa kehakiman. Anggota Hakim
Konstitusi ditetapkan oleh Presiden,sedang calonnya diusulkan oleh MA, DPR dan
pemerintah. MK Mempunyaikewenangan:
1. Menguji UU terhadap UUD.
2. Memutuskan sengketa kewenangan antar lembaga negara.
3. Memutuskan pembubaran partai politik.
4. Memutuskan sengketa yang berhubungan dengann hasil pemilu.
5. Memberikan putusan tentang dugaan pelanggaran oleh presiden atau wakilnya.

9. Komisi Yudisial (KY)

Komisi Yudisial berfungsi mengawasi perilaku hakim dan mengusulkannama calon Hakim
Agung. KY merupakan lembaga negara yang bersifatmandiri. Anggota Komisi Yudisial
terdiri atas 7 orang yaitu, dua orangmantan hakim, dua orang akademisi hukum, dua orang
praktisi hukum, dansatu dari anggota masyarakat. Anggota Komisi Yudisial memegang
jabatanselama masa 5 (lima) tahun. Wewenang dan tanggung jawa KY:
1. Mengusulkan pengangkatan hakim agung dan hakim ad hoc MA.
2. Menjaga dan menegakkan kehormatan, martabat, serta perilaku hakim.
3. Dengan MA, bersama menetapkan Kode Etik dan Pedoman PerilakuHakim (KEPPH)
4. Menegakkan KEPPH.
Asri Agustiwi, 2014, Keberadaan Lembaga Negara Pasca Amandemen Undang-Undang Dasar
1945 Di Indonesia, Jurnal Rechstaat IlmuHukum Fakultas Hukum UNSA Vol.8 no.1,
UniversitasSurakarta.

CATATAN : Pengertian Lembaga-lembaga halaman : 7-8, kembaga-lemabaga setelah


amandemen halaman : 11-17.

17

2.7 Tata urutan perundang-undangan Indonesia

Menurut asas “lex superiori derogate lex inferiori” yang artinya: hukum yang unggul
mengabaikan atau mengesampingkan hukum yang lebih rendah.

Berikut urutan perundang-undangan di Indonesia dari yang tertinggi sampai yang


terendah.

1. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945

Undang-undang Dasar 1945 (UUD 1945) merupakan hukum dasar tertulis Negara
Republik Indonesia, memuat dasar dan garis besar hukum dalam penyelenggaraan
Negara.

2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia

Ketetapan majelis permusyawaratan rakyat republik indonesia (TAP MPR-RI)


merupakan putusan MPR sebagai pengembang kedaulatan rakyat yang ditetapkan dalam
sidang-sidang Majelis Permusyawaratan Rakyat.

3. Undang-Undang (UU)

Undang-Undang dibuat oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) bersama Presiden untuk
melakukan Undang-undang dasar 1945 dan TAP MPR-RI.

4. Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu)

Peraturan pemerintah pengganti undang-undang dibuat oleh presiden dalam hal sesuatu
kepentingan yang memaksa dengan ketentuan perpu harus diajukan ke DPR dalam
persidangan kemudian DPR dapat menerima atau menolak dengan tidak mengadakan
perubahan dan jika ditolak DPR maka Perpu tersebut harus dicabut.

5. Peraturan Pemerintah (PP)

Peraturan Pemerintah dibuat oleh pemerintah untuk melaksanakan perintah undang-


undang.

6. Peraturan Presiden

18

Ada beberapa tugasnya yaitu menyelenggarakan pengaturan secara umum dalam rangka
penyelenggaraan kekuasaan pemerintah (sesuai pasal 4 ayat 1UUD 1945), kemudian
menyelenggarakan pengaturan lebih lanjut ketentuan dalam peraturan pemerintah yang
tegas-tegas menyebutnya maupun tidak tegas menyebutnya.

7. Peraturan Daerah

Menurut Abdul latief : Peraturan Daerah Provinsi dibuat oleh DPRDP bersama dengan
Kepala Daerah (Gubernur). Peraturan Daerah Kabupaten/Kota dibuat oleh DPRD
Kabupaten bersama Bupati/Walikota dan Peraturan Desa/setingkat dibuat oleh Badan
Perwakilan Desa atau nama lainnya bersama Kepala Desa atau nama lainnya.

Dalam Peraturan Daerah ada tiga tingkat yakni Tingkat I ( provinsi), Tingkat II
(kbupaten/kota) dan Tingkat III (desa). Dengan demikian peraturan daerah yang
dikeluarkan oleh desa tidak boleh bertentangan dengan peraturan Presiden, begitu pula
dengan peraturan pemerintah tidak boleh bertentangan dengan undang-undang.
Maksudnya ketentuan yang tingkatnya lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan
ketentuan yang lebih tinggi sesuai dengan urutan diatas.
BAB 3

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan yang sudah disampaikan diatas maka dapat kita simpulkan

1. Dalam ketatanegaraan Republik Indonesia Konstitusi di artikan sama dengan undang-


undang dasar. konstitusi mencakup peraturan tertulis, kebiasaan, dan konvensi-konvensi
kenegaraan yang menentukan susunan dan kedudukan organ-organ negara, mengatur
hubungan antar organ negara dan aturan tentang hubungan organ negara dengan warga
negara.

2. Sejarah konstitusi meliputi : Warisan Yunani kuno, Warisan Romawi Kuno ,Warisan
Islam: konstitusionalisme dan piagam Madinah, Zaman Eropa modern

3. Pada suatu negara di dunia pasti mempunyai konstitusi, karena konstitusi merupakan salah
satu syarat penting untuk mendirikan dan membangun suatu negara yang merdeka, oleh
karenanya begitu pentingnya konstitusi itu dalam suatu negara. Konstitusi merupakan suatu
kerangka kehidupan politik yang sesungguhnya telah dibangun pertama kali peradaban dunia
dimulai, karena hampir semua negara menghendaki kehidupan bernegara yang konstitusional,
adapun ciri-ciri pemerintahan yang konstitusional diantaranya memperluas partisipasi politik,
memberi kekuasaan legislatif pada rakyat, menolak pemerintahan otoriter dan sebagainya.

4. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa konstitusi di Indonesia telah mengalami


perubahan beberapa kali, diantaranya adalah UUD 1945, UUD RIS, UUDS 1950 dan kembali
lagi ke UUD 1945 hingga mengalami perubahan sampai ke 4 kalinya dan berlaku hingga saat
ini. Perubahan konstitusi di Indonesia disebabkan oleh faktor eksternal dan faktor internal
serta dipengaruhi oleh kondisi politik hukum yang ada kemudian berdampak pula pada
berubahnya sistem ketatanegaraan di Indoensia.
5. Konstitusi berperan sebagai sebuah aturan dasar yang membentuk kehidupan dalam
berbangsa dan bernegara, maka sepatutnya konstitusi dibuat atas dasar kepentingan bersama
antara pemerintah dan masyarakat . Konstitusi menjadi suatu hal yang berkontribusi terhadap
terciptanya kehidupan yang demokratis di suatu negara yang memilih konstitusi demokratis.

19

20

6. Negara sebagai organisasi yang menjalankan berbagai aktivitas kenegaraanmemerlukan


lembaga atau organ negara. Menurut Hans Kelsen organ negara adalah siapa saja yang
menjalankan suatu fungsiyang ditentukan oleh suatu tata hukum, selain itu organ negara
dapat diartikansebagai setiap jabatan yang ditentukan oleh hukum yang fungsinya
untukmenciptakan norma dan atau bersifat menjalankan norma.

7. Tata urutan perundang-undangan di Indonesia dari yang tertinggi sampai terendah ialah:
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945, Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, Undang-Undang (UU), Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang (Perpu), Peraturan Pemerintah (PP), Peraturan Presiden,
Peraturan daerah

3.2 SARAN

Adapun saran dari kami ialah

1. Penulis berharap agar pembaca dapat memahami penjelasan mengenai konstitusi dan tata
perundang-undangan di Indonesia

2. Penulis berharap agar konstitusi negara di Indonesia semakin maju dan makmur dengan
cara setiap lini berperan aktif sesuai dengan tupoksinya
DAFTAR PUSTAKA

El-Muhtaj, M. (2017). Sejarah lahir Konstitusi di Indonesia. Prenada Media.

Jimly Asshidiqie, Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika,


2011, hlm. 17

Jimly Asshiddiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata NegaraJilid 1, Jakarta: Sekretariat


Jendral dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI, 2006

Moh. Mahfud MD, Demokrasi dan Konstitusi di Indonesia, Liberty: Yogyakarta : 1993

Sonia Ivana Barus, “Proses Perubahan Mendasar Konstitusi Indonesia Pra Dan Pasca
Amandemen,” University Of Bengkulu Law Journal 2, No. 1 (22 April 2017): 35.

Sri Soemantri Martosoewignjo, Prosedur dan Perubahan Konstitusi, Alumni: Bandung,


1987, hal. 21

Triningsih, A. (2016). Konstitusi Sebagai Piranti Kehidupan Kenegaraan yang


Demokratis. Jurnal Konstitusi, 13(1), 124-144.

Wijaya, A. (2018). Sejarah Lahir dan Perkembangan Konstitusi di Indonesia. Jurnal Al-
Daulah, 7(2).

Anda mungkin juga menyukai