Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SD
KONSTITUSI NEGARA

DEOSEN PENGAMPU
KHAIRUN NISA, S.Pd., M.Pd.

DISUSUN OLEH
AFIFFURQON HUZAERON (E1E022213)
BAIQ MAENUN NISA ANJARWATI (E1E022229)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua. Kemudian shalawat serta
salam kita sampaikan kepada junjungan alam kita Nabi Muhammad SAW, yang penuh
dengan ilmu pengetahuan seperti apa yang kita rasakan seperti saat ini. Sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “KONSTITUSI NEGARA” dengan
tepat waktu. Makalah disusun untuk memenuhi tugas PKN SD. Selain itu, makalah ini
bertujuan menambah wawasan tentang konstitusi negara Indonesia bagi para pembaca
dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses pembuatan makalah ini. saya menyadari makalah ini masih jauh dari
sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Mataram, 10 April 2023


DAFTAR ISI

BAB I...............................................................................................................................................3

PENDAHULUAN.......................................................................................................................3

A. Latar Belakang.........................................................................................................................3

B. Rumusan Masalah....................................................................................................................4

C. Tujuan Penulisan......................................................................................................................5

BAB II.............................................................................................................................................5

ISI................................................................................................................................................5

A. Sejarah konstitusi.....................................................................................................................5

B. Proklamasi Kemerdekaan dan Konstitusi yang Pertama........................................................11

C. Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia....................................................15

D. Hubungan Antara Dasar Negara dengan Konstitusi...............................................................17

BAB III.........................................................................................................................................18

PENUTUP.................................................................................................................................18

A. Kesimpulan.............................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................19

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Konstitusi merupakan segala ketentuan dan aturan dasar mengenai
ketatanegaraan. Berdirinya sebuah negara tidak lepas dari adanya konstitusi yang
mendasarinya. Konstitusi dapat berupa hukum dasar tertulis yang lazim disebut Undang-
Undang Dasar, dan dapat pula tidak tertulis. Konstitusi merupakan dasar dari tatanan
hukum sebuah negara, yang di dalamnya terdapat perlindungan terhadap Hak Asasi
Manusia (HAM) dan mengatur tentang distribusi kekuasaan (Distribution of Power)
dalam penyelenggaraan negara. Konstitusi biasanya juga disebut sebagai hukum
fundamental negara, sebab konstitusi ialah aturan dasar. Aturan dasar yang nantinya akan
menjadi acuan bagi lahirnya aturan-aturan hukum lain yang ada dibawahnya.
Konstitusi dalam arti formal adalah suatu dokumen resmi, seperangkat norma
hukum yang hanya dapat diubah di bawah pengawasan ketentuan-ketentuan khusus, yang
tujuannya adalah untuk menjadikan perubahan norma-norma ini lebih sulit. Konstitusi
dalam arti material terdiri atas peraturan-peraturan yang mengatur pembentukan norma-
norma hukum yang bersifat umum, terutama pembentukan undang-undang. (Kelsen)
Jimly Asshiddiqie mengatakan dalam bukunya, konstitusi adalah hukum dasar
yang dijadikan pegangan dalam penyelenggaraan suatu negara. (Asshiddiqie, 2004)
Penting bagi sebuah negara memiliki konstitusi sebagai landasan hukum dalam
penyelenggaraan sebuah negara. Untuk itu dalam penyusunan konstitusi harus merupakan
hasil dari nilai-nilai dan norma berbangsa dan bernegara yang hidup dalam masyarakat.
Dengan demikian, penyusunan konstitusi menjadi sebuah pekerjaan yang mendasar bagi
sebuah negara untuk menentukan sistem hukumnya.
Di Indonesia, konstitusi yang digunakan merupakan konstitusi tertulis yaitu
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau biasa disebut UUD
1945. UUD 1945 pertama kali disahkan sebagai konstitusi negara Indonesia dalam sidang
Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia yaitu pada tanggal 18 Agustus 1945. Pasal 3
ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-Undangan mempertegas kedudukan Undang-Undang Dasar sebagai sebuah
Hukum Dasar.
Namun dalam perjalanan proses penyelenggaraan negara, Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah mengalami empat perubahan pertama, yaitu
perubahan pertama pada tahun 1999, perubahan kedua pada tahun 2000, perubahan
ketiga pada tahun 2001, dan perubahan keempat pada tahun 2002. Perubahan yang terjadi
merupakan hasil dari pergolakan politik pada masanya. Perubahan konstitusi tidak hanya
bergantung pada norma perubahan, tetapi lebih ditentukan oleh kelompok elite politik
yang memegang suara mayoritas di lembaga yang mempunyai kewenangan melakukan
perubahan konstitusi. (Huda, 2007)
Meskipun demikian, perubahan Undang-Undang Dasar tetap bertujuan untuk
memperkuat konstitusi dan bukan sebaliknya. Undang-Undang Dasar ini (pasca
Amandemen) dapat disebut sebagai konstitusi politik, konstitusi ekonomi dan sekaligus
konstitusi sosial yang mencerminkan cita-cita kolektif bangsa, baik di bidang politik dan
ekonomi maupun sosial-budaya, dengan tetap memelihara tingkat abstraksi
perumusannya sebagai hukum dasar (rechtsidee).

B. Rumusan Masalah
Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, agar dalam penulisan ini  penulis
memperoleh hasil yang diinginkan, maka dalam makalah ini penulis akan mencoba untuk
membahas dan menjabarkan tentang:
1. Apa Pengertian dari Konstitusi Negara?
2. Apa pengertian dari Dasar Negara?
3. Bagaimana sejarah adanya Konstitusi?
4. Apa hubungan antara proklamasi Kemerdekaan dengan Konstitusi?
5. Apa saja konstitusi-konstitusi yang pernah diterapkan di indonesia?
6. Apa hubungan antara Dasar Negara dengan Konstitusi?

C. Tujuan Penulisan
Agar pembaca dapat belajar dan memahami apa itu Konstitusi Negara dengan
sejarah terbentuknya, dan juga untuk menambah wawasan pembaca tentang hubungan
antara dasar Negara, Proklamasi, Pancasila dengan konstitusi. Dan juga agar pembaca
dapat mengetahui ada berapa konstitusi yang pernah diterapkan di indonesia.
BAB II
ISI

A. Sejarah konstitusi
Sebenarnya, konstitusi (constitution) berbeda dengan Undang-undang Dasar
(Grungezets), dikarenakan suatu kehilafan dalam pandangan orang mengenai konstitusi
pada negara-negara modern sehingga pengertian konstitusi itu kemudian disamakan
dengan undang-undang Dasar. Kehilafan ini disebut oleh pengaruh faham kodifikasi yang
menghendaki agar semua peraturan hukum ditulis, demi mencapai kesatuan hukum,
kesederhanaan hukum dan kepastian hukum. Begitu besar pengaruh faham kodifikasi,
sehingga setiap peraturan hukum karena hal penting itu harus ditulis, konstitusi yang
ditulis itu adalah Undang-Unndang Dasar.
Secara umum terdapat dua macam konstitusi yaitu:
1) Konstitusi tertulis
2) Konstitusi tak tertulis

Hampir semua negara di dunia memiliki konstitusi tertulis atau Undang-Undang Dasar
(UUD) yang pada umumnya mengetur mengenai pembentukan, pembagian wewenang
dan cara bekerja berbagai Lembaga kenegaraan serta perlindungan hak asasi manusia.

Negara yang dikategorikan sebagai negara yang tidak memiliki konstitusi tertulis adalah
Inggris dan Kanada. Dikedua negara ini, aturan dasar terhadap semua lembaga-lembaga
kenegaraan dan semua hak asasi manusia terdapat pada adat kebiasaan dan juga tersebar
di berbagai dokumen, baik dokumen yang realtif baru maupun yang baru maupun yang
sudah sangat tua seperti Magna Charta yang berasal dari tahun 1215 yang memuat hak-
kah asasi manusia rakyat Inggris. Karena ketentuan mengenai kenegaraan itu tersebar
dalam berbagai dokumen atau hidup dalam adat kebiasaan masyarakat itulah kenapa
inggris masuk dalam kategori negara yang memiliki konstitusi tak tertulis.

Sedangkan, pada hampir semua konstiusi tertulis diatur mengenai pembagian kekuasaan
berdasarkan pembagian jenis-jenis kekuasaan, dan kemudian berdasarkan jenis
kekuasaan itu dibentuklah lembaga-lembaga negara. Dengan demikian, jenis kekuasaan
itu perlu ditentukan terlebih dahulu, baru kemudian dibentuk lembaga negara yang
bertanggung jawab untuk melaksanakan jenis kekuasaan tertentu itu.
Salah satu pendangan mengenai jenis tugas atau kewenangan yang paling terkemuka
adalah pandangan Montesquieu bahwa kekuasaan negara itu terbagi dalam tiga jenis
kekuasaan yang harus dipisahkan secara ketat. Ketiga jenis kekuasaan itu adalah:

1) Kekuasaan memuat peraturan perundangan (Legislatif)


2) Kekuasaan melaksanakan peraturan perundangan (Eksekutif)
3) Kekuasaaan kehakiman (Yudikatif)

Pandangan lain mengenai jenis kekuasaan yang perlu dibagi atau pisahkan di dalam
konstitusi dikemukakan oleh van vallenhoven dalam buku karangannya Sraatstecht over
Zee. Ia membagi kekuasaan menjadi empat macam yaitu:

1) Pemerintahan (bestuur)
2) Perundang-undangan
3) Kapolisian
4) Pengadilan.

Van Vollenhoven menilai kekuasaan eksekutif itu terlalu luas dan karenanya perlu
dipecah menjadi 2 jenis kekuasaan lagi yaitu kekuasaan pemerintahan dan kekuasaan
kepolisian. Menurutnya kepolisian memegang jenis kekuasaan untuk mengawasi hal
berlakunya hukum dan kalu perlu memaksa untuk melaksanakan hukum.

Wirjono Prodjodikoro dalam bukunya azas-azas Hukum Tata Negara di indonesia


mendukung gagasan Van Vollenhoven ini, bahkan ia mengusulkan untuk menambah dua
lagi jenis kekuasaan negara yaitu kekuasaan kejaksaan dan kekuasaan pemeriksa
keuangan untuk memeriksa keuangan negara serta menjadi jenis kekuasaan ke-lima dan
ke-enam.

Berdasarkan teori hukum ketatanegaraan yang dijelaskan diatas maka dapat disimpulkan
bahwa jenis kekuasaan negara yang diatur dalam suatu konstitusi itu umumnya terbagi
atas enam dan maasing-masing kekuasaan itu diurus oleh suatu badan atau lembaga
tersendiri yaitu:

1) Kekuasaan membuat undang-undang (legislatif)


2) Kekuasaan melaksanakan undang-undang (eksekutif)
3) Kekuasaan kehakiman (yudikatif)
4) Kekuasaan kepolisian kekuasaan kejaksaan
5) Kekuasaan memeriksa keuangan negara

Konstitusi pada hakekatnya merupakan hukum dasar tertinggi yang memuat hal-hal yang
mengenai penyelenggaraan negara, karenanya suatu konstitusi harus memiliki sifat yang
lebih stabil daripada produk hukum lainnya. Terlebih lagi jika jiwa dan semangat
pelaksanaan penyelenggaraan negara juga diatur dalam konstitusi sehingga perubahan
suatu konstitusi dapat membawa perubahan yang besar terhadap sistem penyelenggaraan
negara. Bisa jadi suatu negara yang demokratis berubah menjadi otoriter karena terjadi
perubahan dalam konstitusinya.

Adakalanya keinginan rakyat untuk mengadakn perubahan konstitusi merupakan suatu


hal yang tidak dapat dihindari. hal ini terjadi apabila mekanisme penyelenggaraan negara
yang diatur dalam konstitusi yang berlaku dirasakan sudah tidak sesuai lagi dengan
aspirasi rakyat. Oleh karena itu, konstitusi biasanya juga mengandung ketentuan
mengenai perubahan konstitusi itu sendiri, yang kemudian prosedurnya dibuat
sedemikian rupa sehingga perubahan yang terjadi adalah benar-benar aspirasi rakyat dan
bukan berdasarkan keinginan semena-mena dan bersifat sementara atau pun keinginan
dari sekelompok orang belaka.

Pada dasarnya ada dua macam sistem yang lazim digunakan dalam praktek
ketetanegaraan di dunia dalam hal perubahan konstitusi. Sistem yang pertama adalah
bahwa apabila suatu konstitusi diubah, maka yang akan berlaku adalah konstitusi yang
berlaku secara keseluruhan (penggantian konstitusi).

1. Apa itu konstitusi negara


Menurut para ahli
a. Kenneth Clinton Wheare: konstitusi adalah keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu
negara yang berupa kumpulan peraturan yang membentuk dan mengatur/memerintah
dalam pemerintahan suatu negara.
Dalam pengertian sempit konstitusi digunakan untuk menggambarkan kumpulan
peraturan yang biasanya dihimpun dalam satu dokumen atau dalam beberapa
dokumen yang berkaitan erat.
b. Menurut kamus Oxford Dictionary of Law
Konstitusi dijelaskan sebagai berikut:
 Konstitusi bukan saja atauran tertulis
 Segala yang diatur tidak hanya berkenaan dengan organ negara dan fungsinya
baik di tingkat pusat dan daerah
 Mekanisme hubungan antara negara dan warganya.
c. Menurut I Dewa Gede Atmadja
Pengertian tentang konstitusi dibedakan menurut definisi dan konseptual. Menurut
definisi dapat dikatakan konstitusi adalah himpunan norma atau kaidah konstitusi
suatu negara yang menyiratkan bahwa konstitusi merupakan dokumen yang berisi
norma atau kaidah-kaidah hukum untuk mengoprasionalkan penyelenggaraan
kekuasaan negara.
Sementara dari segi konseptual, konstitusi adalah norma atau kaidah hukum yang
mengkaji teks yang tersurat dan tersirat didalam pasal-pasal Undang -Undang Dasar
d. Menurut carl schmitt
Konstitusi dibagi menjadi tiga, yakni:
 Konstitusi dalam arti absolut (absoluter verfassungsbegriff), dimana konstitusi
dianggap sebagai kesatuan organisasi yang mencakup semua bangunan hukum
dan organisasi-organisasi di dalam negara.
 Konstitusi dalam arti relatif (relativer verfassungsbegriff), dimana konstitusi
dimaksudkan sebagai penghubung antara kepentingan satu masyarakat dengan
masyarakat lainnya.
 mengandung arti sebagai keputusan politik tertinggi yang berhubungan
dengan pembuatan peraturan perundang-undangan. (Zulfikar, 2021)
Konstitusi dalam arti positif (der positive verfassungsbegriff), dimana konstitusi
dihubungkan mengenai ajaran tetang keputusan. Konstitusi dalam arti positif
e. Herman Heller konstitusi lebih luas daripada UUD. Konstitusi tidak hanya bersifat
yuridis tetapi juga sosiologis dan politis. Menurutnya ada 3 pengertian konstitusi,
yaitu:
1) Konstitusi dilihat dalam arti politis dan sosiologis sebagai cermin kehidupan
sosial politik yang nyata dalam masyarakat.
2) Konstitusi dilihat dalam arti juridis sebagai suatu kesatuan kaedah hukum yang
hidup dalam masyarakat.
3) Konstitusi yang tertulis dalam satu naskah UUD sebagai hukum yang tertinggi
yang berlaku dalam suatu negara.
f. Pengertian konstitusi di zaman Yunani kuno masih bersifat materil. Artinya belum
diformalkan sebagaimana konstitusi zaman sekarang ini.
g. Aristoteles misalnya membedakan antara konstitusi dengan hukum biasa berdasarkan
adanya pengertian kata Politiea dan Nomoi. Politiea dapat diartikan sebagai
konstitusi. Sedangkan Nomoi diartikan sebagai undang-undang biasa. (Ghoffar)
h. Konstitusi adalah segala ketentuan dan aturan mengenai ketatanegaraan sebuah
negara. Istilah konstitusi berasal dari kata bahasa Prancis, constituer, yang artinya
membentuk sejumlah ahli punya pendapat masing-masing tentang pengertian
konstitusi dan hakikatnya, terutama soal apakah artinya sama dengan undang-undang
dasar atau tidak, seperti dikutip dari Ilmu Negara oleh Ramiyanto
2. Jenis-jenis Konstitusi
a. Konstitusi Tertulis dan Tidak Tertulis
Konstitusi tertulis adalah konstitusi yang dibuat secara tertulis dalam suatu dokumen
yang umumnya berupa peraturan hukum yang mengatur pemerintahan.
Sementara itu, konstitusi tidak tertulis adalah konstitusi yang dibuat secara tidak
tertulis berupa peraturan hukum yang mengatur pemerintahan, seperti tradisi,
kebiasaan, dan adat.
b. Konstitusi Lentur dan Konstitusi Kaku
Konstitusi lentur adalah konstitusi yang proses amandemennya bersifat umum, sama
dengan hukum lainnya. Konstitusi kaku adalah konstitusi yang amandemennya
memerlukan proses yang bersifat khusus.
c. Konstitusi dengan Kedudukan Lebih Tinggi dan Tidak Lebih Tinggi dari Badan
Legislatif.
Konstitusi yang berkedudukan lebih tinggi (sepreme) dari badan legislatif adalah
konstitusi yang tidak dapat diamandemen badan legislatif atau konstitusi yang proses
amandemennya bukan menjadi kewenangan badan legislatif.
Sementara itu, konstitusi yang kedudukannya tidak lebih tinggi dari badan legislative
adalah konstitusi yang dapat diamandemen oleh badan legislatif atau konstitusi yang
proses amandemennya menjadi kewenangan badan legislatif.
3. Isi Konstitusi
Menurut ahli politik Miriam Budiardjo, konstitusi atau Undang-Undang Dasar memuat
ketentuan-ketentuan mengenai:
a. Organisasi negara, seperti pembagaian kekuasaan antara badan legislative, eksekutif,
dan yudikatif, pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dan pemerintah negara
bagian, prosedur penyelesaian masalah pelanggaran yurisdiksi oleh salah satu badan
pemerintah, dan lain-lain.
b. Hak-hak asasi manusia
c. Prosedur mengubah Undang-Undang Dasar
d. Adanya pemuatan tentang larangan untuk mengubah sifat tertentu dari Undang-
Undang Dasar.

Sementara itu, menurut ahli hukum A.A.H Struycken, konstitusi atau Undang-Undang
Dasar adalah dokumen formal yang berisi hasil perjuangan politik bangsa di waktu
lampau, tingkat-tingkat tertinggi perkembangan ketatanegaraan bangsa, dan pandangan
para tokoh bangsa yang hendak diwujudkan. (Wulandari, 2022)

4. Istilah Konstitusi di Berbagai Negara


Diberbagai negara, istilah konstitusi diselaraskan sesuai dengan Bahasa Negara
bersangkutan.
Dalam Bahasa latin konstitusi adalah constitution, dibelanda digunakan disebut
constitutie, di jerman digunakan istilah verfassung.
Semua istilah dalam berbagai Bahasa tersebut diterjemahkan sebagai “hukum atau
prinsip”, yang lazim digunakan untuk menggambarkan seluruh sistem ketatanegaraan
suatu negara kumpulan-kumpulan berbagai peraturan yang membentuk dan mnegatur
atau mengarahkan pemerintahan.
B. Proklamasi Kemerdekaan dan Konstitusi yang Pertama
Proklamasi Kemerdekaan adalah sebuah deklarasi yang dibacakan oleh Soekarno
pada tanggal 17 Agustus 1945, yang menyatakan bahwa Indonesia merdeka dari
penjajahan Belanda. Proklamasi ini merupakan tonggak sejarah yang sangat penting bagi
bangsa Indonesia, karena menandakan dimulainya perjuangan untuk mempertahankan
kemerdekaan dan mencapai kemerdekaan yang sebenarnya.
 Makna proklamasi Kemerdekaan
1. Makna Proklamasi Kemerdekaan
Pernyataan bangsa Indonesia kepada diri sendiri maupun kepada dunia luar bahwa
bangsa Indonesia telah merdeka dan tindakan-tindakan yang harus segera dilakukan
berkaitan dengan pernyataan kemerdekaan itu.
Makna lainnya:
 Proklamasi berarti pembebasan bangsa
 Proklamasi bererti pembangunan bangsa
 Proklamasi sebagai jembatan emas
 Proklamasi sebagai titik kulminasi (puncak) perjuangan bangsa
2. Ciri-ciri Perjuangan Bangsa Indonesia
a. Sebelum 1908
 Bersifat kedaerahan (local)
 Menggunakan cara kekerasan bersenjata (fisik)
 Sangat tergantung kepada pemimpin
 Persenjataan tidak seimbang
 Belum ada rasa persatuan dan kesatuan
 Ampuhnya politik devide et impera
b. Sesudah 1908
 Perjuangan melalui organisasi social dan budaya (taktik politik)
 Perjuangan tidak tergantung pada pemimpin
 Perjuangan bersifat nasional
3. Bentuk Penderitaan yang dialami Bangsa Indonesia pada masa Penjajahan
 Sistem kerja rodi (kerja paksa), mengakibatkan kesengsaraan bagi rakyat
 Sistem tanam paksa (cultur steksel), mengakibatkan penderitaan bagi para
petani
 Sistem monopoli perdagangan, mengakibatkan kerugian bagi pedagang dan
petani
 Sistem politik ‘devide et impera’, politik adu domba, pecah belah
mengakibatkan penderitaan rakyat
4. Faktor-faktor yang menjadi pemicu rakyat Indonesia memperjuangkan kemerdekaan
 Persamaan nasib (sejarah) dan cita-cita
 Persamaan bangsa, bahasa dan tumpah darah (sumpah pemuda)
 Rasa nasionalisme dan patriotisme
 Suasana Kebatinan konstitusi Pertama
1. Peristiwa Rengasdengklok
 6 & 9 agustus 1945 Amerika Serikat membom Hirosima dan Nagasaki
 14 agustus 1945 Jepang menyerah kepada sekutu
 Perjuangan Golongan Muda: Sukarni, Adam Malik, Kusnaeni, Syahrir,
Soedarsono, Soepomo, Chaerul, BM Diah, Bakri, Sayuti Melik, Iwa Kusuma
Sumantri, Wikana, Yusuf Kunto
 15 agustus 1945 golongan muda membawa golongan tua: Ir. Soekarno dan
Drs. Moh Hatta
 Malam rapat di rumah Laksamana Maeda (Jl. Imam Bonjol 1 Jkt)
 17 Agustus 1945 Proklamasi Kemerdekaan RI Di rumah Ir Soekarno Jl.
Pegangsaan Timur No. 56 hari Jum’at pukul 10.00 WIB pagi
2. Peristiwa Perumusan Naskah Proklamasi
Dengan rapat yang diadakan di rumah Laksamana Maeda, dan dihadiri oleh golongan
muda dan golongan tua (15 orang)
3. Suasana Sidang BPUPKI dan PPKI
Sidang 1 (29 Mei – 1 Juni 1945) Dasar Negara
Konsep Dasar Negara:
a. Mr Moh Yamin (29 Mei 1945)
Konsep pidato
1) Peri kebangsaan
2) Peri kemanusiaan
3) Peri ketuhanan
4) Peri kerakyatan
5) Kesejahteraan rakyat

Konsep tertulis

1) Ketuhanan yang Maha Esa


2) Kebangsaan, Persatuaan Indonesia
3) Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan
5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
b. Mr Soepomo (31 Mei 1945)
Konsepnya: paham atau ide Negara Integralistik, yaitu “ negara hendaknya tidak
menyatu dengan bagian yang terbesar dari rakyat, juga dengan kelompok
ekonomi terkuat, melainkan harus mengatasi semua golongan dan kelompok dan
semua individu”
c. Ir Soekarno
Konsepnya: dinamakan Pancasila
1) Kebangsaan Indonesia
2) Internasionalisme atau peri kemanusiaan
3) Mufakat atau Demokratis
4) Kesejahteraan social
5) Ketuhanan yang Maha Esa
Sidang II (10-17 juli 1945)
UUD 1945
 22 JUNI 1945: Piagam Jakarta dan Panitia Sembilan
 7 Agustus 1945: BPUPKI dan PPKI
4. Keputusan Sidang PPKI 18 Agustus 1945
1) Menetapkan UUD 1945
2) Memilih Ir Soekarno dan Drs Moh Hatta sebagai Presidan dan Wapres
3) Pembentukan KNIP (untuk membantu Presiden, sementara)
 Hubungan Proklamasi Kemerdekaan dengan UUD 1945
 Proklamasi kemerdekaan mempunyai hubungan yang erat, tidak dapat dipisahkan
dan merupakan satu kesatuan yang bulat dengan UUD 1945, terutama dengan
pembukaan UUD 1945. Apa yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945
merupakan amanat yang luhur dan suci dari Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus
1945.
 Alenia pertama proklamasi dijabarkan dalam alenia kesatu, kedua dan ketiga
pembukaan UUD 1945
 Alenia kedua Proklamasi dijabarkan dalam alenia keempat Pembukaan UUD
1945, yaitu amanat pembentukan Negara RI berdasarkan Pancasila.
 Bentuk negara Indonesia = kesatuan
 Bentuk pemerintahan = Republik
 Sistem pemerintahan = Presidensil
 Tujuan negara: melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia, memejukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa,
dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
 Falsafah negara Indonesia= Pancasila
 Sikap Positif terhadap Makna Proklamasi Kemerdekaan dan Konstitusi Pertama
 Mengisi kemerdekaan
 Mempertahankan kemerdekaan
1. Sikap positif terhadap proklamasi kemerdekaan
 Menghargai jasa-jasa para pahlawan
 Membela kemerdekaan Indonesia
 Rela berkorban demi bangsa dan negara
 Turut serta menjaga nama baik bangsa dan negara
 Ikut berpartisipasi dalam pembangunan nasional
2. Sikap poasitif terhadap konstitusi pertama
 Mendukung keberadaan bentuk negara Indonesia (kesatuan), bentuk
pemerintahan Indonesia (Republik) dan sistem pemerintahan (Presidensil)
 Menjunjung tinggi proses peradilan yang bebas dan tidak memihak
 Menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan
 Mendukung dan menyukseskan terselenggaranya pemilu yang luber dan
jurdil
 Menghargai budaya demokrasi dalam proses pergantian kepemimpinan
nasional (istifunnyassyidiq, 2013)

C. Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia


Konstitusi yang berlaku saat ini adalah Undang-Undang Dasar 1945. UUD 1945
berbentuk dokumen tertulis yang memuat hukum dasar dan pedoman pembentukan
peraturan.
Konstitusi yang pertama di Indonesia adalah Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945),
yang disusun oleh Panitia Sembilan pada tahun 1945. UUD 1945 menjadi landasan
hukum yang mendasar bagi negara Indonesia, karena mengatur mengenai hak-hak dan
kewajiban rakyat, pembentukan lembaga-lembaga negara, dan hak-hak presiden sebagai
kepala negara.
Beberapa jenis konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia:
1. Undang-Undang Dasar (UUD) 1945
UUD 1945 merupakan konstitusi pertama yang ada di indonesia. UUD 1945 adalah
konstitusi tertulis yang memuat dasar negara Indonesia yang dituangkan secara
formal.
UUD 1945 berlaku mulai 18 Agustus 1945 – 27 Desember 1949
Naskah konstitusi adalah hukum dasar hasil karya Badan penyidik Usaha-Usaha
Persiapan Kemerdekaan Republik Indonesia atau BPUPKI yang diubah menjadi
naskah asli UUD 1945 seperti yang berlaku saat ini.
Hingga saat ini, UUD 1945 telah mengalami 4 kali perubahan atau amandemen.
 Amandemen Pertama: 14 - 21 Oktober 1999
 Amandemen kedua: 7 – 18 Agustus 2000
 Amandemen ketiga: 1 – 9 November 2001
 Amandemen Keempat: 1 – 11 Agustus 2002
2. Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS) 1949
Konstitusi yang berlaku di Indonesia setelah berakhirnya UUD 1945 adalah konstitusi
RIS 1949.
Konstitusi RIS berlaku pada 27 Desember 1949 – 17 Agustus 1950.
Dalam konstitusi RIS, disediakan Lembaga khusus yang diberi kewenangan khusus
membentuk konstitusi tetap. Lembaga tersebut adalah konstituante.perubahan paling
fundamental dalam konstitusi RIS adalah bentuk negara. Bentuk negara kesatuan
diubah menjadi negara federal dengan sistem pemerintahan parlementer.
3. Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS) 1950
UUDS 1950 merupakan konstitusi tertulis yang berlaku pasca konstitusi RIS 1949
UUDS 1950 berlaku pada 17 Agustus 1950 – 5 Juli 1959.
UUDS 1950 membawa kembali bentuk negara Indonesia, dari negara federal menjadi
negara kesatuan. Sesuai dengan sifatnya yang sementara, UUDS 1950 memuat
ketentuan hukum yang mengatur Lembaga pembenetuk Undang-undang dasar tetap
yang disebut “konstituante” .
Melalui Dekrit Presiden 5 juli 1959, konstituante Bersama pemerintah menyatakan
UUD 1945 kembali berlaku menggantikan UUDS 1950. (Jimly, 2007) (Busroh,
Freaddy, & Khairo, 2018)

D. Hubungan Antara Dasar Negara dengan Konstitusi


Dasar negara Indonesia adalah Pancasila, sedangkan konstitusi negara Indonesia adalah
Undang-Undang dasar Republik Indonesia 1945.
Rumusan Pancasila terdapat dalam pembukaan UUD 1945 pada alenia ke-4, dilihat dari
situ, dasar negara dan konstitusi memiliki hubungan antara satu sama lain. Dasar negara
kitalah yang menjadi acuan atas bentuk peraturan perundang-undangan. Dengan begitu,
hubungan antara UUD 1945 sebagai konstitusi dan Pancasila sebagai dasar negara
bersifat timbal balik. Hubungan antara kedua hal tersebut dibagi menjadi dua, yaitu
hubungan secara formal dan material.
1. Hubungan secara formal
Dasar negara dengan konstitusi dapat dikatakan memiliki hubungan secara formal
karena Pancasila dicantumkan secara formal dalam pembukaan UUD 1945. Dalam
Pancasila asas-asas social, ekonomi, politik dan juga perpaduan asas-asas kultural,
religius dan kenegaraan yang dijadikan acuan dalam kehidupan bernegara.
Secara formal, Pancasila dapat disimpulkan sebagai:
a. Rumusan Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945 alenia keempat.
b. Pembukaan UUD 1945 adalah pokok kaidah negara yang fundamental, yang
mempunyai dua kedudukan yaitu sebadai dasar negara dan tertib hukum
tertunggi.
c. Pembukaan UUD 1945 berkedudukan dan berfungsi sebagai rangkaian dari UUD
1945 dalam kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Pembukaan UUD 1945 juga
berkedudukan sebagai suatu yang bereksistensi sendiri dengan begitu hakikat
kedudukan hukumnya berbeda dengan pasal-pasalnya.
d. Pancasila mempunyai hakikat, sifat, kedudukan dan fungsi sebagai pokok kaidah
negara yang fundamental, sebagai dasar kelangsungan hidup negara
e. Pancasila sebagai inti Pembukaan UUD 1945 mempunyai kedudukan yang kuat,
tetap, tidak dapat diubah dan terlekat pada kelangsungan hidup negara RI
2. Hubungan Secara Material
Selain secara formal, juga terdapat hubungan antara dasar negara dan konstitusi
secara material. Perumusan Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dirumuskan oleh
BPUPKI. Materi yang dibahas pertama kali adalah dasar filsafat Pancasila dan
dilanjutkan oleh Pembukaan UUD 1945
Bisa disimpulkan bahwa berdasarkan tertib hukum Indonesia, Pembukaan UUD 1945
adalah sebagai tertib hukum tertinggi. Tertib hukum tertinggi tersebut bersumber
pada pancasila sebagai teertib hukum Indonesia. Oleh sebab itu, secara material tertib
hukum Indonesia dijabarkan dari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
Pancasila sebagai tertib hukum Indonesia meliputi sumber nilai, sumber materi,
sumber bentuk dan sifat.
Itulah hubungan antara dasar negar dengan konstitusi. (Prafitasari, 2022)
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Konstitusi merupakan salah satu syarat terbentuknya suatu negara, tanpa adanya
konstitusi negara tersebut tidak mungkin terbentuk. Di dalam sebuah konstitusi memuat
banyak kepentingan seputar tatanan organisasi negara, HAM, UUD dan banyak lagi.
Konstitusi juga memiliki kedudukan dan pengaruh sangat besar bagi suatu negara karena
fungsinya dalam mengatur kekuasaan. Konstitusi juga diartikan sebagai peraturan yang
mengatur suatu negara, baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Konstitusi memuat
aturan-aturan pokok (fundamental) yang menopang berdirinya suatu negara. Antara
negara dan konstitusi mempunyai hubungan yang sangat erat. Karena melaksanakan
konstitusi pada dasarnya juga melaksanakan dasar negara.
DAFTAR PUSTAKA

Asshiddiqie, J. (2004). Konstitusi dan Konstitusionalisme di Indonesia. Makamah Konstitusi RI,


hlm. 29.

Busroh, Freaddy, F., & Khairo, F. (2018). Memahami Hukum Konstitusi Indonesia. PT. Raja
Grafindo Persada.

Ghoffar, A. (n.d.). Konstitusi Dan Konstitusionalisme Di Indonesia. pusdik.mkri.

Huda, N. (2007). Lembaga Negara dalam masa Transisi Demokrasi. UII Press, hlm. 49.

istifunnyassyidiq. (2013). Proklamasi Kemerdekaan Konstitusi Pertama. wordpress.com.

Jimly, A. (2007). Pokok-pokok Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Reformasi. Jakarta: PT.
Bhuana Ilmu Populer.

Kelsen, H. (n.d.). Teori Umum tentang Hukum dan Negara. Nusa Media, Hlm. 180.

Prafitasari, A. (2022). Hubungan antara Dasar Negara dengan Konstitusi. Adjarpedia.

Wulandari, T. (2022). Jenis-jenis Konstitisi dan Isinya. detikEdu.com.

Zulfikar, F. (2021). Pengertian Konstitusi Lengkap Menurut Para Ahli. DetikEdu, Detikpedia.

Anda mungkin juga menyukai