Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

NORMA KONSTITUSI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewarganegaraan yang dibina oleh Ibu
Murtyas Galuh Danawati,S.Pd,M.Pd

Oleh Kelompok 4:

Yuliyana (202210430311027)
Agustini (202210430311044)
Achmad Abdillah (202210430311048)
Jamaluddin Rumlus (201910430311058)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS


KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah yang berjudul “Administrasi Sekolah dan Kepemimpinan” ini dapat
terselesaikan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW. Makalah ini disusun dengan tujuan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Kewarganegaraan yang dibina oleh Ibu Murtyas Galuh
Danawati,S.Pd,M.Pd Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua orang
yang membantu penulisan karya ini dengan memberikan ide dan materi. Penulis
ingin pembaca mendapatkan informasi dan pengalaman melalui materi ini. Karena
keahlian dan pengalaman penyusun yang terbatas, ia menjadi sadar bahwa masih
banyak kekurangan dalam makalah ini. Demi keunggulan tulisan ini, penyusun
akibatnya sangat mengantisipasi kritik dan ide-ide konstruktif dari pembaca.

15 Maret 2023

Penyusun
DAFTAR ISI
JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
Bab 1 Pendahuluan
A.Latar Belakang
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan Pembahasan
Bab 2 Pembahasan
A.Pengertian ,Sifat,Tujuan dan pentingnya konstitusi bagi Negara Republik Indonesia
B.UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara Indonesia
C.Menganalisis perilaku Konstitusional Dan Inskonstitusional Dalam Kehidupan
Berbangsa Dan Bernegara
BAB 3 .Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Negara dan Konstitusi merupakan dua lembaga yang tidak dapat dipisahkan.
Menurut Sri Soemantri tidak ada satu negara pun yang tidak mempunyai
konstitusi atau Undang-Undang Dasar.1 Dengan adanya kenyataan tersebut maka
konsekuensinya tentu saja konstitusi memiliki kedudukan yang sangat penting
dalam suatu sistem ketatanegaraan suatu negara. Menurut A. Hamid S. Attamimi
suatu konstitusi merupakan sebuah pemberi pegangan dan pemberi batas,
sekaligus tentang bagaimana kekuasaan negara harus dijalankan. Sehingga dapat
dikatakan bahwa konstitusi memiliki kedudukan yang tertinggi dalam sebuah
negara, sebuah konstitusi merupakan dasar pedoman dalam penyelenggaraan
kehidupan bernegara suatu bangsa. Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki
konstitusi tertulis, yaitu
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (selanjutnya
disingkat UUD NRI Tahun 1945). Sejak negara Republik Indonesia menetapkan
UUD NRI Tahun 1945 sebagai Konstitusinya, maka terbentuk pula sistem norma
hukum negara Republik Indonesia, dalam konteks ini Maria Farida menyatakan:

“Apabila kita bandingkan dengan teori jenjang norma (Stufentheorie) dari Hans
Kelsen dan teori jenjang norma hukum (die Theorie vom Stufentordnung der
Rechtsnormen) dari Hans Nawiasky kita dapat melihat adanya cerminan dari
kedua sistem norma tersebut dalam sistem norma hukum negara Republik
Indonesia. Dalam sistem norma hukum Negara Republik Indonesia, norma-norma
hukum yang berlaku berada dalam suatu sistem yang berlapis-lapis dan
berjenjang-jenjang sekaligus berkelompok-kelompok, di mana suatu norma itu
selalu berlaku, bersumber, dan berdasar pada norma yang lebih tinggi, dan norma
yang lebih tinggi berlaku, bersumber dan berdasar pada norma yang lebih tinggi
lagi, demikian seterusnya sampai pada suatu norma dasar negara
(staatsfundamentalnorm) Republik Indonesia, yaitu Pancasila.”

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian, sifat, dan tujuan pentignya konstitusi bagi negara republik indonesia?

2. Apa itu UUD 1945 sebagai konstitusi negara indonesia?


3. Bagaiman cara menganalisis perilaku konstitusional dan inskonstitusional dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara?

1.3 TUJUAN

1. Mahasiswa dapat mengetahui apa itu sifat dan tujuan pentingya konstitusi bagi
negara republik indonesia
2. Untuk memahami UUD 1945 sebagaai konstitusi negara indonesia
3. Untuk mengetahui perilaku konstitusional dan inskontitusional dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.
BAB II
PEMBAHASAN
3.1 Pengetian Sifat,tujuan dan pentingnya konstitusi bagi negara republik indonesia
1. Pengertian Konstitusi Menurut L. J. van Apeldoor
Konstitusi merupakan sebuah hukum dasar yang mencakup Undang-Undang
Dasar seperti hukum dasar tertulis hingga hukum dasar yang tidak tertulis atau
biasa disebut dengan konvensi.
2. Pengertian Konstitusi Menurut E. C. S. Wade
Konstitusi adalah sebuah naskah yang mampu memaparkan rangka hingga tugas
pokok dari suatu badan pemerintahan negara sekaligus menentukan juga berbagai
pokok dalam panduan kerja badan tersebut
3. Pengertian Konstitusi Menurut Jimly Asshidiqie
Konstitusi merupakan Undang Undang Dasar yang termasuk dalam hierarki hukum
menempati kedudukan paling tinggi dan memiliki sifat fundamental, sehingga pembuatan
berbagai macam peraturan dibawahnya tidak boleh bertentangan dengan Undang Undang
Dasar
D. Tujuan Konstitusi
Selain fungsi konstitusi di atas, konstitusi juga memiliki tujuan yang penting untuk diketahui.
Berikut ini adalah tiga tujuan dari konstitusi secara ringkas, di antaranya yaitu:
1. Konstitusi bertujuan untuk memberikan pembatasan sekaligus pengawasan terhadap
kekuasaan politik. Tujuan ini berfungsi untuk membatasi kekuasaan penguasa
sehingga tidak melakukan tindakan yang merugikan masyarakat banyak
2. . Konstitusi bertujuan untuk melepaskan kontrol kekuasaan dari penguasaan sendiri.
Bisa juga memberikan perlindungan terhadap hak asasi manusia (HAM), sehingga
dengan adanya konstitusi maka setiap penguasa dan masyarakat wajib menghormati
HAM dan berhak mendapatkan perlindungan dalam melakukan haknya.
3. . Konstitusi bertujuan memberikan batasan-batasan ketetapan bagi para penguasa
dalam menjalankan kekuasaannya. Selain memberikan batasan-batasan untuk
penguasa dalam menjalankan kekuasaanya, hal ini juga bertujuan untuk memberikan
pedoman bagi penyelenggara negara agar negara dapat berdiri kokoh

B. Sifat-Sifat Konstitusi
Konstitusi memiliki dua sifat yakni luwes (flexible) atau kaku (rigid), dan tertulis atau tidak
tertulis. Sifat luwes atau kakunya sebuah konstitusi dapat dilihat dari kemampuannya dalam
mengikuti atau menyesuaikan perkembangan jaman.
Undang-Undang Dasar 1945 dapat memiliki dua sifat yakni luwes dan kaku. Dikatakan kaku
karena untuk mengubahnya terbilang cukup sulit, ini disebabkan Pasal 37 ayat 1 UUD 1945
mengharuskan bahwa perubahan baru dapat terjadi jika disepakati minimal 2/3 anggota MPR
yang hadir. Sedangkan dikatakan luwes karena terbukti bahwa MPR telah melakukan
perubahan (Amandemen) sebanyak empat kali. UUD 1945 hanya berisi hal-hal pokok saja
dimana peraturan atau hal-hal yang lebih rinci diatur oleh perundang-undangan yang
derajatnya lebih rendah ( Baca juga: Penyimpangan Konstitusi di Indonesia ).
Sifat lainnya yakni konstitusi tertulis dan tidak tertulis. Dikatakan sebagai konstitusi tertulis
jika ditulis dalam suatu naskah. Sedangkan dinyatakan tidak tertulis yakni jika konstitusi
tidak tertulis dalam suatu naskah melainkan dalam suatu konvensi atau Undang-Undang
biasa. Yang menerapkan konstitusi tidak tertulis adalah negara Inggris.

Pentingnya konstitusi untuk NKRI

Arti penting konstitusi bagi suatu negara adalah menjadi pedoman yang mengatur jalannya
pemerintahan, pembatasan kekuasaan, dan menjamin hak asasi manusia agar pemerintah
tidak bertindak sewenang-wenang.
Pemerintah tidak bisa bertindak sewenang-wenang karena konstitusi membatasi kekuasaan.
Konstitusi membagi kekuasaan, mengatur kerja sama antarlembaga pemerintahan, dan
menjadi agar semua kebijakan yang dijalankan tetap dilakukan demi kesejahteraan rakyat.
Adanya konstitusi, membuat pemerintahan tetap berfokus pada kepentingan rakyat banyak
tanpa adanya pelanggaran hak-hak asasi manusia.
Konstitusi menjadi pedoman agar hak–hak warga negara dan hak asasi manusia tidak
dilanggar dan terus dijamin oleh pemerintah.
3.2 UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara Indonesia

Konstitusi Negara Indonesia adalah UUD 1945 yang untuk pertama kali disahkan
oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal 18 Agustus
1945. Dalam tatasusunan peraturan perundang-undangan Negara, UUD 1945
menempati tempatan tertinggi. Menurut jenjang norma hukum, UUD 1945adalah
kelompok aturan dasar / pokok Negara yang berada dibawah Pancasilasebagai Norma
Dasar.
1. Konstitusi yang Pernah Berlaku di Indonesia
Dalam sejarahnya, sejak proklamasi 17 Agustus 1945 hingga sekarang di Indonesia telah
berlaku tiga macam undang-undang dasar dalam empat priode yaitu sebagai berikut:
a. Periode 18 Agustus 1945-27 Desember 1949 berlaku UUD 1945. UUD
1945 terdiri dari bagian pembukaan, batang tubuh (16 bab), 37 pasal, 4 pasal aturan
paralihan, 2 ayat aturan tambahan, dan bagian penjelasan
b. Periode 27 Desember 1949-17 Agustus 1950 berlakunya UUD RIS.
UUD RIS terdiri atas 6 bab, 197 pasal, dan beberapa bagian.
c. Oeriode 17 Agustus 1959-5 Juli 1959 berlaku UUDS 1950 terdiri atas 6
bab, 146 pasal, dan beberapa bagian.
d. Periode 5 Juni 1959- sekarang kembali berlaku UUD 1945.

Khasus untuk periode keempat bberlaku UUD 1945 dengan pembagian


berikut:
1. UUD 1945 yang belum diamandemenkan;
2. UUD 1945 yang sudah diamandemenkan (tahun 1999, tahun 2000,
tahun 2001, dan tahun 2002)
Amandemen tersebut adalah:
a) Amandemen ke-1 pada sidang umum MPR, disahkan 19 Oktober
1999;
b) Amandemen ke-2 pada sidang tahunan MPR, disahkan 18 Agustus
2000;
c) Amandemen ke-3 pada siding tahuna MPR, disahkan 10 November
2001;
d) Amandemen ke-4 pada tahunan MPR, disahkan 10 Agustus 2002;
Undang-undang dasar Negara Republik Indonesia pertama kali ditetapkan
oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. UUD yang ditetapkan oleh PPKI
tersebut sebenarnya merupakan hasil karya BPUPK melalui siding-sidangnya dari
tanggal 29 Mei 1945 sampai 1 Juni 1945 dan tanggal 10 Juli sampai 16 juli 1945.
Hasil karya BPUPKI berupa rancangan pembukaaan hukum dasar dari BPUPKI
itulah yang selanjutnya ditetapkan menjadi UUD Negara Indonesia setelah
mengalami perubahan seperlunya oleh PPKI.
Sidang PPKI pertama berlangsung tanggal 18 Agustus 1945 yang
menghasilkan 3 keputusan penting, yaitu sebagai berikut.
1) Mengesahkan Rancangan Pembukaan Hukum Dasar Negara dan Hukum
Dasar Sebagai UUD Negara Kesatuan Republik Indonesia.
2) Memilih Ir. Seokarno dan Drs. Mohammad Hatta sebagai Presiden dan
wakil presiden.
3) Membentuk sebuah Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) untuk
membentuk presiden.
Sidang PPKI mengenai pengesahan undang-undang dasar inin belangsung
sngat singgat yaitu kurang lebih dua jam. Namun dengan semangat persatuan dan
keinginan untuk segera membentuk konstitusi Negara maka penetepan UUD 1945
berjalan dengan lancar.
Perubahan yang dilakukan hanyalah hal-hal yang kecil saja, bukan masalah
yang mendasar. Hal ini karena PPKI sudah mendapatkan naskah rancangan hokum
dasar yang dihasilkan oleh BPUPKI. Beberapa perubahan tersebut antara lain:
a. Istilah”hokum dasar” diganti menjadi” undang-undang dasar”,
b. Kata”mukadimah” diganti menjadi”pembukaan”
c. “dalam suatu hukum dasar”diubah menjadi”dalam suatu undang-undang
dasar
d. Diadakannya ketentuan tentang perubahan UUD yang sebelumnya tidak
ada;
e. Rumusan”Ketuhanan Dengan Kewajiban Menjalankan Syariat Islam
Bagi Pemeluk-Pemluknya” diganti menjadi Ketuhanan Yang Maha
Esa”.
Penetapan UUD 1945 sebagai konstitusi Negara Republik Indonesia oleh PPKI
dilakukan dalam dua tahap, yaitu sebagai berikut.
1. Pengesahan Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Yang Terdiri
Dari 4 Alinea.
2. Pengesahan Batang Tubuh Undang-Undang Dasar Negara Republok
Indonesia terdiri atas 16 Bab, 37 pasal, 4 pasal aturan peralihan, dan
dua ayat aturan tambahan.
Jadi pada waktu yang disahkan PPKI adalah UUD Negara Indonesia yang
terdiri atas dua bagaian yaitu bagian pembukaan dan bagian batang tubuh atau
pasal-pasalnya. Adapun bagian penjelasan dilampirkan kemudian dalam satu
naskah yang dibuat dalam Berita Republik Indonesia tahun II No. 7 tanggal 15
Februari 1946
3.3 Perilaku Konstitusional Inskontitusional Dalam Kehidupan Berbangsa Dan
Bernegara

Konstitusi adalah landasan dari setiap bangsa atau negara, menyediakan kerangka
kerja bagi pemerintah dan menjamin hak – hak warganya. Tanpa konstitusi, suatu bangsa
atau negara pasti akan kekurangan arah dan stabilitas. Oleh karena itu, perilaku konstitusional
sangat penting untuk mempertahankan kehidupan suatu bangsa atau negara. Perilaku
konstitusional mengacu pada mengikuti hukum dan peraturan yang ditetapkan dalam
konstitusi dan bertindak sesuai dengan prinsip – prinsip yang ditentukan bangsa atau negara.
Hal ini membutuhkan menjunjung tinggi nilai – nilai dan prinsip – prinsip kelayakan dan
tanggung jawab dalam semua aspek pemerintahan negara, dari pemerintah dan penegakan
hukum kepada rakyat sendiri. Semua warga negara diharapkan untuk mematuhi konstitusi
dan prinsip – prinsip yang diuraikannya.

Perilaku konstitusional suatu bangsa atau negara memastikan kemakmurannya yang


berkelanjutan, karena memungkinkan suatu bangsa atau negara untuk tetap bersatu, beragam,
dan adil. Hal ini juga berfungsi untuk menjaga kekuatan tirani, despotisme, dan imperialisme
di teluk. Melalui penerapan perilaku konstitusional, pemerintah dapat melindungi rakyat dari
kekuatan kekuasaan yang menindas dan berlebihan, sementara juga mempromosikan
masyarakat yang demokratis dan terbuka. Dalam kehidupan suatu bangsa atau negara,
pemeliharaan perilaku konstitusional sangat penting untuk keberhasilannya. Ini berfungsi
sebagai bentuk pertahanan yang tak ternilai terhadap mereka yang berusaha merusak struktur
negara atau memanipulasi warganya untuk keuntungan pribadi. Dengan demikian, penting
bahwa warga negara juga mematuhi hukum, peraturan, dan nilai – nilai yang ditetapkan
dalam konstitusi tidak hanya untuk melindungi diri dari tirani, tetapi juga untuk melindungi
bangsa atau negara dari segala bentuk tindakan inkonstitusional.

Kehidupan bangsa atau negara mana pun sangat bergantung pada warganya yang
mengikuti cara – cara perilaku konstitusional. Ini memastikan bahwa hak dan kebebasan
warga negara dihormati, proses pemerintahan dijalankan secara etis, dan stabilitas
keseluruhan bangsa atau negara dipertahankan. Di dunia sekarang ini, perilaku konstitusional
dapat membuat semua perbedaan antara bangsa yang dihormati, makmur, dan berfungsi
dengan baik, dan yang kacau, lalim, dan tidak berkelanjutan. Oleh karena itu, terlibat dalam
perilaku konstitusional memainkan peran yang sangat penting dalam kesehatan dan
kesejahteraan suatu bangsa atau negara.

Menjadi warga negara yang bertanggung jawab atas bangsa dan negara, penting untuk
melestarikan dan melaksanakan perilaku konstitusional. Perilaku individu harus sesuai
dengan harapan Konstitusi negara atau bangsa agar dapat menjalankan negara dengan baik.
Pemerintah dan masyarakat adalah dua aspek utama dari suatu negara atau bangsa, dan perlu
bagi individu dan perilaku mereka untuk selaras dengan nilai – nilai dan persyaratan
konstitusional negara dan bangsa.

Perilaku konstitusional adalah bagian penting dari setiap bangsa dan negara. Hal ini
memastikan bahwa bangsa dan negara berfungsi berdasarkan nilai – nilai konstitusional dan
keyakinan. Ketika seorang warga negara mengikuti perilaku konstitusional maka mereka
melindungi bangsa dan negara. Dengan cara ini mereka dapat memastikan bahwa warga
negara memiliki kehidupan yang bermartabat dan terhormat. Konstitusi menetapkan hak dan
tanggung jawab warga negara di kedua negara dan bangsa. Ini adalah tanggung jawab masing
– masing individu untuk mengikuti aturan dan peraturan yang ditetapkan oleh konstitusi. Ini
membantu semua orang untuk merasa aman dan aman dan tahu bahwa pemerintah dan negara
melindungi mereka. Penting juga untuk diingat bahwa Konstitusi tidak hanya melindungi hak
– hak orang tetapi juga menginstruksikan mereka tentang cara bertindak. Ini memastikan
bahwa setiap warga negara akan berperilaku dengan cara tertentu agar tidak membahayakan
orang lain atau mengganggu tatanan sosial bangsa atau negara. Dengan cara ini semua warga
negara dan negara akan menyadari hak – hak mereka sendiri dan dapat menghormati hak –
hak orang lain.

Konstitusi membantu menetapkan standar perilaku bagi individu dalam masyarakat


dan bangsa mereka. Ini menetapkan dan menguraikan harapan untuk perilaku masyarakat
sehingga semua warga negara mendapat manfaat dari dan menikmati nilai – nilai dan
keyakinan konstitusional. Sebagai warga negara yang bertanggung jawab atas bangsa dan
negara, sangat penting untuk mengikuti perilaku konstitusional. Konstitusi memberi warga
negara hak untuk bebas, aman dan aman di negara dan negara mereka sendiri. Perilaku
konstitusional berlaku untuk semua warga negara dan negara dan termasuk tanggung jawab
masing – masing individu untuk mengikuti prinsip – prinsip yang diabadikan dalam
Konstitusi. Agar dapat beroperasi dan menjalankan negara secara efektif, setiap warga negara
harus mengambil tanggung jawabnya dengan serius dan berkontribusi pada bangsa dan
negara dengan mematuhi perilaku konstitusional yang tepat.

Perilaku konstitusional menjamin keselamatan warga negara di negara dan negara.


Sebagai warga negara yang bertanggung jawab, adalah tugas Anda untuk mematuhi
Konstitusi setiap saat, untuk dapat melindungi bangsa dan negara dari bahaya. Dengan
mengikuti perilaku konstitusional dan memungkinkan warga negara lain dari negara dan
negara untuk mengikutinya, negara dapat yakin bahwa semua warga negara aman dan aman.

Inskontitusional
Inkonstitusional merupakan istilah yang digunakan untuk merujuk pada segala
sesuatu yang tidak sesuai dengan konstitusi. Baik tindakan maupun pemikiran
inkonstitusional dapat dianggap sebagai pelanggaran hukum. Ini merupakan akibat
dari penerapan konstitusi sebagai hukum dasar di sebuah negara.
warga negara
Contoh sikap inkonstitusional warga negara adalah ikut serta dalam gerakan separatis
yang bertujuan memisahkan diri dari negara Indonesia.
Contoh sikap inkonstitusional pemerintah adalah lambat dalam penegakan HAM di
Indonesia.

Kedua hal tersebut inkonstitusional karena melanggar konstitusi yakni terkait


pengkhinatan pada negara serta pengakuan dan penegakan HAM.
negara
tindakan inkonstitusional : tindakan yang berlawanan dengan peraturan yang tertulis di
undang - undang
contoh tindakan inkonstitusional 
- negara tidak menghukum mereka yang melakukan diskriminasi anarkis terhadap golongan
masyarakat yang memiliki suku atau agam berbeda. Hal ini menentang kebebasan beragama
yang diatur dalam undang - undang
- Negara membiarkan ada masyarakatnya tidak dapat mengenyam pendidikan, hal ini juga
melanggar konstitusi

DAFTAR PUSTAKA
Hariansah, Syafri. "Analisis Implementasi Nilai-Nilai Budaya Hukum dalam Kehidupan
Berbangsa dan Bernegara: Studi Kritis Pendekatan Masyarakat, Budaya dan
Hukum." KRTHA BHAYANGKARA 16.1 (2022): 121-130.
Kurnia, Titon Slamet. Konstitusi HAM: Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 dan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Pustaka Pelajar, 2014.
Nurdiaman, Aa. Pendidikan Kewarganegaraan: Kecakapan Berbangsa dan Bernegara. PT
Grafindo Media Pratama, 2007.
Mu’allifin, M. Darin Arif. "Hubungan Konstitusi dengan Tugas dan Fungsi Negara." Jurnal
Ahkam 4.1 (2016).
Santoso, M. Agus. "Perkembangan Konstitusi Di Indonesia." Yustisia Jurnal Hukum 2.3
(2013).

Anda mungkin juga menyukai