Anda di halaman 1dari 31

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING


PADA SISWA KELAS IV

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar


Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Malang

OLEH :

JAMALUDIN RUMLUS
201910430311058

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.......................................................................................................i

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1

A. Judul.....................................................................................................1
B. Latar Belakang.....................................................................................1
C. Rumusan Masalah................................................................................4
D. Tujuan Penelitian..................................................................................4
E. Manfaat Penelitian................................................................................5

BAB II KAJIAN PUSTAKA.............................................................................6

A. Landasan Teori.....................................................................................6
B. Kerangka Berpikir..............................................................................19
C. Hipotesis.............................................................................................21

BAB III METODE PENELITIAN................................................................23

A. Jenis Penelitian...................................................................................23
B. Lokasi dan Subjek Penelitian.............................................................23
C. Faktor yang Diselidiki........................................................................23
D. Prosedur Penelitian............................................................................24
E. Instrumen Penelitian...........................................................................24
F. Teknik Pengumpulan Data..................................................................25
G. Teknik Analisis Data..........................................................................26

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................27

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. Judul
PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPS MELALUI MODEL
PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS IV
B. Latar Belakang
Pendidikan merupakan upaya yang sadar serta terencana dalam

mewujudkan suasana belajar serta proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya dalam memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan serta akhlak mulia, dan

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa serta negara (Natalia &

Kristin, 2021). Dalam pengembangan nasional, pendidikan diartikan sebagai

upaya dalam meningkatkan harkat serta martabat manusia yang dituntut untuk

menghasilkan kualitas diri yang lebih tinggi guna menjamin pelaksanaan serta

kelangsungan pembangunan.

Untuk itu dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan harus diawali dari

perbaikan kualitas pendidikan dasar, terutama perbaikan pada proses

pembelajarannya. Setiap manusia berusaha dalam memenuhi kebutuhan dalam

kehidupannya. Kebutuhan – kebutuhan ini lah dapat terpenuhi dengan adanya

dorongan atau daya penggerak yang dapat menyebabkan sebuah tindakan

(Puspitasari dkk., 2022). Dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar

maupun tidak sadar, dalam melakukan tindakan atau kegiatan – kegiatan tertentu

guna mencapai suatu tujuan tertentu disebut motivasi (Utaminingtyas, 2019).

Motivasi merupakan sebuah kekuatan yang berasal dari dalam diri

individu, agar mencapai tujuan atau keuntungan tertentu dalam sebuah lingkungan

1
2

kerja atau di pelataran kehidupan pada umumnya. Adapun motivasi yaitu energy

yang ada di dalam diri seseorang yang ditandai adanya “feeling” serta di dahului

dengan tanggapan terhadap adanya tujuan (Utaminingtyas, 2019). Motivasi adalah

hal yang penting dalam kehidupan manusia karena menyediakan kondisi – kondisi

tertentu, sehingga seseorang ingin melakukan aktivitas dalam memenuhi

kebutuhannya. Motivasi sangatlah dibutuhkan dalam pembelajaran di sekolah. Hal

ini dikarenakan motivasi adalah upaya daya pendorong pada diri siswa sehingga

siswa tersebut dapat meningkatkan usaha atau dorongan belajar (Mikaningsih,

2018).

Apabila di dalam diri siswa terdapat motivasi yang kuat sehingga dapat

memunculkan hasil serta arah dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Motivasi belajar ini sangat penting dalam penyelenggaraan

pendidikan khususnya di sekolah dasar (SD), dan khususnya pada pembelajaran

IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial). Setelah dilakukan observasi sekarang ini penulis

melihat siswa kelas IV pada saat pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

belum optimal. Hal tersebut dapat dilihat dari pemilihan model belajar yang

digunakan, yakni cara guru mengajar dengan berceramah dan siswa

mendengarkan (Lestari & Hudaya, 2018). Melihat kenyataan itu, perlu dilakukan

perbaikan dalam pembelajaran IPS.

Salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan beberapa cara

memotivasi siswa dalam belajar yaitu model pembelajaran quantum teaching.

Menurut Amanisa, (2019) mengatakan bahwa Quantum Teaching adalah suatu

model pembelajaran khusunya menyangkut keterampilan guru dalam merancang,


3

mengembangkan serta mengelola sistem pembelajaran sehingga guru mampu

menciptakan pembelajaran yang efektif, menggairahkan serta keterampilan.

Quantum teaching dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat

aktif serta berpartisipasi dalam tahapan – tahapan kajian terhadap suatu mata

pelajaran.

Kendala lain dalam aktivitas belajar – mengajar seperti: siswa masih

kurang pecaya diri dalam mengungkapkan gagasan, siswa sulit memilih kata serta

tampak ragu – ragu dalam berbicara, motivasi ekstern jarang diberikan guru,

sehingga ketika pelajaran selesai kurang memiliki kesan yang berarti bagi siswa,

dan guru lebih banyak menjelaskan teori tentang berbicara, tetapi praktiknya

jarang dilakukan. Berbagai problem yang ditemukan di kelas membutuhkan

sebuah inovasi dalam mengatasinya, salah satunya dengan menerapkan

pembelajaran quantum teaching.

Didukung oleh penelitian Angrianti, (2014) yang mengemukakan bahwa

terjadinya peningkatan yang signifikan pada nilai hasil belajar siswa. Peningkatan

hasil belajar siswa dibuktikan dengan terjadinya peningkatan nilai hasil belajar

siswa pada tiap-tiap siklus. Peningkatan jumlah siswa yang memperoleh nilai

lebih dari atau sama dengan 68 atau dapat mencapai KKM juga mengalami

peningkatan, yaitu sebanyak 14 (53,85%) siswa pada prasiklus, meningkat

menjadi 19 (73,08%) siswa pada siklus I, dan meningkat lagi menjadi 23

(88,46%) pada siklus II. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setelah siklus

terakhir hasil belajar siswa telah mencapai ketuntasan belajar secara klasikal. Dan

dalam penelitian Subiyanto, (2022) juga menyatakan bahwa penggunaan model


4

pembelajaran kuantum dalam pembelajaran IPS mengalami peningkatan hasil

belajar dan motivasi belajar siswa kelas IV SD kelas IV 1 Bayem, Kecamatan

Kutoarjo, Purworejo tahun ajaran 2015/2016. Hal ini ditunjukkan dengan

peningkatan pada nilai rata-rata hasil belajar siswa, dari nilai sebelum tindakan

dengan 62,89 dengan ketuntasan 47,37%. belajar, menjadi 70,53 dengan

ketuntasan belajar 63,15% pada siklus I dan rata-rata hasil belajar meningkat

menjadi 80,00 dengan ketuntasan belajar 84,21% pada siklus II.

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, kemudian penulis tertarik dalam

melakukan penelitian serta hasilnya ditulis dalam bentuk skripsi dengan judul

“Peningkatan Motivasi Belajar IPS Melalui Model Pembelajran Quantum

Teaching Pada Siswa Kelas IV”.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka

penulis telah merumuskan beberapa pokok masalah yang menjadi pembahasan

dalam skripsi ini. Adapun pokok permasalahan tersebut yakni Bagaimana cara

meningkatkan motivasi belajar IPS melalui model pembelajaran quantum

teaching pada siswa kelas IV.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada pokok permasalahan diatas maka tujuan yang hendak

dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana cara

meningkatkan motivasi belajar IPS melalui model pembelajaran quantum

teaching pada siswa kelas IV.


5

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini bermanfaat dalam menambah khasanah ilmu

pengetahuan khususnya bagian model pembelajaran dalam PTK serta

sebagai rujukan bagi penelitian selanjutnya.

2. Manfaat Praktis

Menjadi praktis bagi guru dalam menerapkan model pembelajaran

Quantum Teaching dalam meningkatkan motivasi belajar siswa.

3. Manfaat Bagi Peneliti

Sebagai acuan saat terjun di dunia pendidikan sekaligus menambah

wawasan tentang penerapan model pembelajaran quantum teaching.


BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah segala usaha di dalam diri sendiri yang menimbulkan

kegiatan belajar, dan menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar serta memberi

arah pada kegiatan kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki tercapai.

Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual dan

berperan dalam hal menumbuhkan semangat belajar untuk individu (Umairah,

2020).

Motivasi belajar adalah dorongan dari proses belajar dan tujuan dari belajar

adalah mendapatkan manfaat dari proses belajar. Beberapa siswa mengalami

masalah dalam belajar yang berakibat prestasi belajar tidak sesuai dengan ang

diharapkan. Untuk mengatasi masalah yang dialami tersebut perlu ditelusuri

faktor yang mempengaruhi hasil belajar di antaranya adalah motivasi belajar

siswa, dimana motivasi belajar merupakan syarat mutlak untuk belajar, serta

sangat memberikan pengaruh besar dalam memberikan gairah atau semangat

dalam belajar (Yanuarti & Sobandi, 2016).

Menurut Angrianti, (2014), Motivasi belajar adalah kecenderungan siswa

dalam melakukan segala kegiatan belajar yang didorong oleh hasrat untuk

mencapai prestasi atau hasil belajar sebaik mungkin. . Motivasi dan belajar adalah

dua hal yang saling berkaitan. Motivasi belajar merupakan hal yang pokok dalam

melakukan kegiatan belajar, sehingga tanpa motivasi seseorang tidak akan

6
7

melakukan kegiatan pembelajaran. Motivasi sebagai penggerak seseorang untuk

melakukan suatu hal untuk tujuan yang dikehendaki oleh para siswa. Bermula dari

motivasi belajar seseorang memiliki semangat untuk menjadi lebih baik dari

kegiatan belajar tersebut.

Dalam membicarakan soal motivasi belajar, hanya akan dibahas dari dua

sudut pandang, yakni motivasi yang berasal dari dalam diri pribadi seseorang

yang disebut “motivasi intrinsik” dan motivasi yang berasal dari luar diri

seseorang yang disebut “motivasi ekstrinsik” menurut Fanny & Suardiman,

(2013) yakni :

a. Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam

diri siswa sendiri yang dapat mendorong melakukan tindakan belajar.

Motivasi intrinsik adalah motivasi yang timbul dari dalam diri seseorang

atau motivasi yang erat dengan tujuan belajar.

a) Keinginan untuk menjadi orang ahli dan terdidik

b) Belajar yang disertai dengan minat

c) Belajar yang disertai dengan perasaan senang

b. Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi

karena adanya perangsang dari luar. Motivasi belajar dikatakan ekstrinsik

bila anak didik menempatkan tujuan belajarnya di luar faktor-faktor situasi

belajar (resides in some factors outside the learning situation). Anak didik
8

belajar karena hendak mencapai tujuan yang terletak di luar hal yang

dipelajarinya (Widhayanti & Abduh, 2021).

a) Belajar demi memenuhi kewajiban

b) Belajar demi memenuhi kebutuhan

c) Belajar demi memperoleh hadiah

d) Belajar demi meningkatkan gengsi

e) Belajar demi memperoleh pujian dari guru, orang tua, dan teman

f) Adanya ganjaran dan hukuman

b. Prinsip Motivasi Belajar

Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar

seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi. Tidak ada motivasi

berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih optimal, maka

prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya sekedar diketahui, tetapi harus

diterangkan dalam aktivitas belajar mengajar. Ada beberapa prinsip motivasi

dalam belajar seperti dalam uraian berikut (Yanuarti & Sobandi, 2016).

a. Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar

Seseorang melakukan aktivitas belajar karena motivasi belum menunjukkan

aktivitas yang nyata ada yang mendorongnya. Motivasilah sebagai dasar

penggeraknya yang mendorong seseorang untuk belajar. Seseorang yang berminat

untuk belajar belum sampai pada tataran motivasi belum menunjukkan aktivitas

yang nyata. Minat merupakan kecendrungan psikologis yang menyenangi sesuatu

objek, belum sampai melakukan kegiatan. Namun, minat adalah alat motivasi
9

dalam belajar. Minat merupakan potensi psikologi yang dapat dimanfaatkan untuk

menggali motivasi.

b. Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar

Efek yang tidak diharapakan dari pemberian motivasi ekstrinsik adalah

kecenderungan ketergantungan anak didik terhadap segala sesuatu di luar dirinya.

Selain kurang percaya diri, anak didik juga bermental pengharapan dan mudah

terpengaruh. Oleh karena itu, motivasi instrinsik lebih utama dalam belajar.

c. Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman

Setiap orang senang dihargai dan tidak disuka dihukum dalam bentuk

apapun. Memuji orang lain berarti memberikan pengahargaan atas prestasi kerja

orang lain. Hal ini memberikan semangat kepada seseorang untuk lebih

meningkatkan prestasi kerjanya. Tetapi pujian yang diucap itu tidak asal ucap,

harus pada tempat dan kondisi yang tepat. Kesalahan pujian bisa bermakna

mengejek. Berbeda dengan pujian, hukuman diberikan kepada anak didik dengan

tujuan untuk memberhentikan perilaku negatif anak didik. Frekuensi kesalahan

diharapkan lebih diperkecil setelah diberikan hukuman pada anak didik.

d. Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan dalam belajar

Dalam dunia pendidikan, anak didik membutuhkan penghargaan. Dia tidak

ingin dikucilkan. Berbagai peranan dalam kehidupan yang dipercayakan

kepadanya sama halnya memberikan rasa percaya diri kepada anak didik. Anak

didik merasa berguna, dikagumi atau dohormati oleh guru atau orang lain.

Perhatian, ketenaran, status, martabat, dan sebagainya merupakan kebutuhan yang


10

wajar bagi anak didik, semuanya dapat memberikan motivasi bagi anak didik

dalam belajar.

e. Motivasi dapat memupuk optimis dalam belajar

Anak didik yang mempunyai motivasi dalam belajar selalu yakin dapat

menyelesaikan setiap pekerjaan yang dilakukan. Dia yakin belajar bukanlah

kegiatan yang sia-sia. Hasilnya pasti akan berguna tidak hanya kini, tetapi juga di

hari-hari mendatang.

f. Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar

Dari berbagai hasil penelitian selalu menyimpulkan bahwa motivasi

mempengaruhi prestasi belajar. Tinggi rendahnya motivasi selalu dijadikan

indikator baik buruknya prestasi belajar seseorang anak didik.

c. Aspek Motivasi Belajar

Aspek-aspek motivasi belajar menurut (Zuhriyah, 2020) meliputi :

a. Menimbulkan kegiatan belajar.

Keinginan siswa untuk melakukan kegiatan belajar di sekolah.

b. Menjamin kelangsungan belajar.

Kemauan siswa untuk mempertahankan kegiatan belajar pada setiap

pelajaran yang diajarkan di sekolah.

c. Mengarahkan kegiatan belajar.

Kemauan siswa untuk mengarahkan kegiatan belajarnya dalam setiap

pelajaran yang diajarkan demi mencapai suatu tujuan tertentu dalam belajar.
11

d. Fungsi Motivasi dalam Belajar

Baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik sama berfungsi sebagai

pendorong, penggerak, dan penyeleksi perbuatan. Ketiganya menyatu dalam sikap

terimplikasi dalam perbuatan. Dorongan adalah fenomena psikologis dari dalam

yang melahirkan hasrat untuk bergerak dalam menyeleksi perbuatan yang akan

melahirkan hasrat untuk bergerak dalam perbuatan yang akan dilakukan. Karena

itulah baik dorongan atau penggerak maupun penyeleksi merupakan kata kunci

dari motivasi dalam setiap perbuatan dalam belajar. Dalam motivasi terdapat tiga

fungsi utama yaitu (Rodiyana, 2018) :

a. Motivasi sebagai pendorong perbuatan

Motivasi sebagai pendorong ini mempengaruhi sikap apa yang seharusnya

anak didik ambil dalam rangka belajar.

b. Motivasi sebagai penggerak perbuatan

Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak didik itu

merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung, yang kemudian terjelma dalam

bentuk gerakan psikofisik.

c. Motivasi sebagai pengarah perbuatan

Anak didik yang mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan

yang harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan.

2. Hakekat Pembelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

Menurut Fitri dkk., (2020), IPS disebut sebagai bidang keilmuan yang sangat

dinamis, karena mempelajari keadaan masyarakat yang cepat perkembangannya.


12

Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-

ilmu sosial dan humaniora, yaitu: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik,

hukum, dan budaya (Lestari & Hudaya, 2018). Menurut (Amanisa, 2019),

berpendapat bahwa Pendidikan IPS adalah penyederhanaan atau adaptasi dari

disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan dasar manusia yang

diorganisasi kan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk

tujuan pendidikan.

Berdasarkan uraian beberapa pendapat dapat dipahami bahwa pembelajaran

IPS adalah bidang keilmuan yang sangat dinamis, karena mempelajari keadaan

masyarakat yang cepat perkembangannya dan merupakan integritasi dari berbagai

cabang ilmu-ilmu sosial dengan kajiannya yaitu manusia dan lingkungan.

b. Tujuan Pembelajaran IPS

Tujuan IPS Menurut kurikulum 2004 (Widhayanti & Abduh, 2021) yaitu: 1)

Mengajarkan konsep-konsep sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah, dan

kewarganegaraan, pedagogis, dan psikologis; 2) Mengembangkan kemampuan

berpikir kritis dan kreatif, inquiry, memecahkan masalah, dan keterampilan social;

3) Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial. Menurut

Hartati, (2021) menjelaskan bahwa ada 4 tujuan mata pelajaran IPS, yaitu sebagai

berikut:

1. Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam

kehidupannya kelak di Masyarakat.


13

2. Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi menganalisis

dan menyusun alternative pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam

kehidupan di masyarakat.

3. Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan semua

warga Masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian.

4. Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan

keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi

bagian dari kehidupan tersebut.

5. Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan

dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan, masyarakat,

ilmu pengetahuan dan teknologi.

Menurut Umairah, (2020) berpendapat bahwa tujuan mata pelajaran IPS

adalah sebagai berikut: 1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan

kehidupan masyarakat dan lingkungan; 2) Memiliki kemampuan dasar untuk

berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inquiry, memecahkan masalah, dan

keterampilan dalam kehidupan social; 3) Memiliki komitmen dan kesadaran

terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; 4) Memiliki kemampuan

berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk,

di tingkat local, nasional, dan global.

Berdasarkan uraian beberapa pendapat dapat dipahami bahwa tujuan

pembelajaran IPS adalah ilmu yang mengajarkan siswa konsep-konsep sosiologi,

geografi, ekonomi, sejarah, dan kewarganegaraan, pedagogis, dan psikologis, ilmu


14

yang memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu,

memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan social.

3. Model Pembelajaran Quantum Teaching

a. Pengertian Model Quantum Teaching

Menurut Lestari & Hudaya, (2018) model pembelajaran Quantum Teaching

dapat meningkatkan hasil belajar karena menggunakan prinsip sugesti yang pasti

dan dapat mempengaruhi hasil belajar. Selain itu, model ini lebih menekankan

kreativitas siswa dalam proses pembelajaran, siswa lebih aktif dalam proses

pembelajaran, siswa dapat mengembangkan suatu teori atau pemahaman yang

mereka miliki. Siswa dituntut lebih percaya diri untuk mengemukakan sebuah

pendapat Quantum Teaching adalah pengubahan belajar yang meriah, dengan

segala nuansa (Cahyaningrum dkk., 2019). Sedangkan Quantum Teaching adalah

rancangan pembelajaran yang dititik beratkan pada minat dan motivasi siswa

untuk melakukan aktivitas belajar (Haerudin & Anggy Giri Prawiyogi, 2019).

Adapun model Quantum Teaching adalah pengubahan bermacam-macam interaksi

yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini mengubah

kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi

mereka sendiri dan orang lain (Fitri dkk., 2020).

Berdasarkan uraian beberapa pendapat dapat dipahami bahwa model

pembelajaran Quantum Teaching merupakan rancangan pembelajaran untuk

mengubah interaksi di dalam kelas menjadi ceria, menumbuhkan minat dan

motivasi serta membuka kesempatan siswa untuk berinteraksi dengan baik.


15

b. Prinsip Model Pembelajaran Quantum Teaching

Menurut Rodiyana, (2018), pembelajaran Quantum memiliki prinsip-prinsip

sebagai berikut:

1. Segalanya berbicara, maksudnya bahwa seluruh lingkungan kelas

hendaknya dirancang untuk dapat membawa pesan belajar yang dapat

diterima oleh siswa, ini berarti merancang kurikulum dan merancang

pembelajaran guru, informasi, bahasa tubuh, kata-kata tindakan, gerakan

dan seluruh kondisi lingkungan haruslah dapat berbicara membawa pesan-

pesan belajar bagi siswa.

2. Segalanya bertujuan, maksudnya semua pengubahan pembelajaran tanpa

terkecuali harus mempunyai tujuan-tujuan yang jelas dan terkontrol.

Sumber dan fasilitas yang terlibat dalam setiap pembelajaran pada

prinsipnya untuk membantu perubahan perilaku kognitif, efektif dan

psikomotor.

3. Mengakui setiap usaha, maksudnya semua usaha belajar yang telah

dilakukan peserta didik harus memperoleh pengakuan guru dan peserta

didik lainnya. Pengakuan ini penting agar peserta didik selalu berani

melangkah kebagian berikutnya dalam pembelajaran.

4. Merayakan keberhasilan., Maksudnya setiap usaha dan hasil yang

diperoleh dalam pembelajaran pantas dirayakan. Perayaan ini diharapkan

memberi umpan balik dan motivasi untuk kemajuan dan peningkatan

berhasil belajar berikutnya.

c. Kelebihan dan Kekurangan Quantum Teaching


16

Angrianti, (2014) menyatakan kelebihan dan kekurangan model Quantum

Teaching sebagai berikut:

1. Kelebihan Quantum Teaching

a) Selalu berpusat pada apa yang masuk akal bagi siswa.

b) Menumbuhkan dan menimbulkan antusiasme siswa.

c) Adanya kerjasama.

d) Menawarkan ide dan proses cemerlang dalam bentuk yang mudah

dipahami siswa.

e) Menciptakan tingkah laku dan sikap kepercayaan dalam diri sendiri

f) Belajar terasa menyenangkan.

g) Ketenangan psikologi.

h) Adanya kebebasan dalam berekspresi.

2. Kekurangan Quantum Teaching

a) Memerlukan persiapan yang matang bagi guru dan lingkungan

yang mendukung.

b) Memerlukan fasilitas yang memadai.

c) Kurang dapat mengontrol siswa.

d. Tahapan Model Pembelajaran Quantum Teaching

Menurut Zuhriyah, 2(020) bahwa sintaks atau langkah model pembelajaran

Quantum Teaching tahapan TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai,

Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan) adalah :


17

a) Tumbuhkan minat belajar siswa dengan memuaskan rasa ingin tahu siswa

dalam bentuk apakah manfaat pelajaran tersebut bagi siswa dengan

menggunakan rumus “Apakah Manfaatnya Bagiku” (AMBAK).

b) Alami/ciptakan Datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti

semua siswa.

c) Namai Setelah melalui pengalaman belajar pada kompetensi dasar tertentu,

kita ajak untuk menulis di kertas, menamai apa saja yang mereka peroleh,

apakah informasi itu berupa gambar, atau tulisan.

d) Demonstrasikan Setelah siswa mengalami pembelajaran akan sesuatu,

siswa diberi kesempatan untuk mendemonstrasikan kemampuaannya.

Melalui pengalaman belajar siswa akan mengetahui dan mengerti bahwa

dia memiliki pengetahuan dan informasi yang cukup memadai.

e) Ulangi Pengulangan dan posttest memperkuat daya ingat dan dapat

menumbuhkan rasa, “Aku tahu bahwa aku memang tahu ini.”

f) Rayakan Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan pemerolehan

ketrampilan dan ilmu pengetahuan, bisa dilakukan dengan memberikan

tepuk tangan maupun pemberian hadiah.

e. Tujuan Model Pembelajaran Quantum Teaching

Menurut Anggara & Rakimahwati, (2021) menyatakan bahwa tujuan pokok

pembelajaran Quantum Teaching adalah:

1. Meningkatkan partisipasi peserta didik melalui pengubahan keadaan.

2. Meningkatkan motivasi dan minat belajar.

3. Meningkatkan daya ingat.


18

4. Meningkatkan daya dengar.

5. Meningkatkan kehalusan perilaku.

4. Hasil Penelitian Yang Relevan

Dalam kaitannya dengan penelitian yang dibuat yaitu model pembelajaran

Quantum Teaching, ada beberapa penelitian di antaranya, yaitu:

1. Haerudin, Anggy Giri Prawiyogi (2019) dengan judul “Efektifitas Model

Pembelajaran Quantum Teaching and Learning Terhadap Motivasi Belajar

PAI Siswa Kelas IV”. Hasil penelitian dan analisis data rata-rata pretest

kelas eksperimen sebesar 49,4 dan kelas kontrol sebesar 48,25. Setelah

diberikan perlakuan dan melakukan postest bahwa hasil kelas eksperimen

sebesar 68,1 lebih tinggi dibandingkan dengan nilai rata-rata kelas kontrol

sebesar 54,75. Perhitungan hipotesis dengan menggunakan Uji-t yakni Uji

paired sampel T test dan diperoleh pada taraf signifikan 0.05 menunjukan

bahwa nilai probabilitas (signifikansi) adalah 0.00. karena nilai

signifikansi, maka Ho di tolak. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan

model pembelajaran Quantum Teaching and Learning berpengaruh

terhadap motivasi belajar PAI siswa kelas IV SDN Tegalsawah I.

2. Hendro Subiyanto (2022) dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil

Belajar IPS Melalui Model Pembelajara Quantum Teaching Pada Siswa

Kelas VII B SMPN 3 Dusun Selatan Kabupaten Barito Selatan”. Hasil

penelitian menunjukkan terjadinya peningkatan yang signifikan pada nilai

hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar siswa dibuktikan dengan

terjadinya peningkatan nilai hasil belajar siswa pada tiap-tiap siklus.


19

Peningkatan jumlah siswa yang memperoleh nilai lebih dari atau sama

dengan 68 atau dapat mencapai KKM juga mengalami peningkatan, yaitu

sebanyak 14 (53,85%) siswa pada prasiklus, meningkat menjadi 19

(73,08%) siswa pada siklus I, dan meningkat lagi menjadi 23 (88,46%)

pada siklus II. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa setelah siklus

terakhir hasil belajar siswa telah mencapai ketuntasan belajar secara

klasikal.

3. Hanun Zata Amanisa (2019) dengan judul “Penerapan Model Quantum

Teaching Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPS Siswa”. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa motivasi belajar IPS siswa meningkat.

Hasil skor perolehan motivasi belajar IPS pada saat pra tindakan yaitu

53,45% (rendah) meningkat menjadi 76,12% (tinggi) pada siklus I dan

setelah tindakan siklus II meningkat menjadi 86,28% (sangat tinggi)

B. Kerangka Berpikir

Tujuan dari pembelajaran IPS di sekolah dasar adalah untuk membekali anak

didik dengan pengetahuan sosial, kemampuan mengidentifikasi menganalisis dan

menyusun alternatif pemecahan masalah sosial, membekali peserta didik dengan

kemampuan berkomunikasi di masyarakat, membekali anak didik dengan

kesadaran, sikap mental yang positif dan membekali anak didik dengan

kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan

perkembangan kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi.

Salah satu permasalahan dalam pembelajaran IPS di kelas IV SD adalah

rendahnya hasil belajar siswa karena siswa kurang aktif, hilangnya antusias dan
20

kegembiraan saat belajar. Oleh karena itu untuk mencapai tujuan pembelajaran

maka dapat digunakan model pembelajaran, salah satunya model Quantum

Teaching. Model Quantum Teaching memiliki kelebihan dapat membimbing siswa

dalam proses pembelajaran menjadi lebih nyaman dan menyenangkan, dan siswa

dirangsang untuk aktif.

Oleh karena itu peneliti akan melakukan Penelitian Tindakan Kelas untuk

mengetahui pengaruh Penerapan Model pembelajaran Quantum Teaching untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS kelas IV.

Berdasarkan hal tersebut maka alur kerangka pikir dalam penelitian ini dapat di

gambarkan sebagai berikut:


21

1. Motivasi Belajar siswa IPS


belum optimal
Kondisi Awal 2. Siswa kurang atif
3. Kurangnya perhatian siswa
terhadap pembelajaran
4. Kurangnya kerja sama siswa
antar siswa dalam
pembelajaran

Menggunakan
Tindakan model pembelajaran
Quantum Teaching

Kondisi Akhir
Motivasi Belajar IPS
siswa meningkat

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir

C. Hipotesis
Hipotesis Penelitian adalah suatu perkiraan tentang tindakan yang diduga

dapat mengatasi permasalahan tersebut. Hipotesis merupakan jawaban sementara

atas rumusan masalah yang telah diajukan (Wote dkk., 2020).

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

H0 = Model pembelajaran Quantum Teaching Pada siswa kelas IV berpengaruh

terhadap peningkatan motivasi belajar IPS.


22

H1 = Model pembelajaran Quantum Teaching Pada siswa kelas IV tidak

berpengaruh terhadap peningkatan motivasi belajar IPS.


BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (Classroom

Action Research) tahapannya terdiri dari perencanaan (planning), pelaksanaan

(action), pengamatan (observation) dan refleksi (reflection). Penelitian ini

menggunakan model kemmis dan Mc Taggart.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kota Sorong, Papua Barat.

b. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa kelas IV yang berjumlah 25 siswa.

Waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Januari 2023 sampai

dengan Februari 2023 pada semester genap tahun ajaran 2022/2023.

C. Faktor Yang Diselidiki

1. Faktor proses, dengan melihat aktifitas siswa dan aktivitas guru dalam

proses pembelajaran model Quantum Teaching.

2. Faktor motivasi, dengan melihat hasil dari proses aktifitas siswa dan

aktivitas guru proses pembelajaran model Quantum Teaching.

23
24

D. Prosedur Penelitian

Observasi awal Perencanaan

Tindakan
Refleksi

Observasi

Hasil Motivasi Belajar

Gambar 3. Siklus kemmis dan Mc. Taggart


Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, menggunakan

desain penelitian tindakan Kemmis dan Mc. Taggart yang masing-masing

siklusnya terdiri dari tahap perencanaan (planning), tindakan (action), observasi

(observation), dan tahap refleksi (reflection). Hasil observasi sebagai dasar untuk

menentukan tindakan yang tepat dalam rangka meningkatkan motivasi belajar

siswa kelas IV.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah:

1. Lembar observasi

Lembar observasi yang digunakan peneliti adalah lembar observasi

aktivitas siswa dan lembar aktivitas guru. Lembar observasi berupa lembar

checklist tentang aktifitas pembelajaran yang dilakukan siswa dan guru.

24
25

Melalui observasi tersebut, peneliti dapat mengetahui kelemahan-

kelemahan atau kekurangan yang dialami selama proses pembelajaran.

2. Diskusi (FGD)

Diskusi yang digunakan pada penelitian ini yaitu dengan

membentuk kelompok, 1 kelompok terdiri dari 5 siswa. Diskusi ini

digunakan untuk mengetahui motivasi belajar IPS Siswa.

F. Teknik Pengumpulan Data

Penggunaan teknik serta alat pengumpul data yang tepat memungkinkan

diperolehnya data yang objektif (Natalia & Kristin, 2021). Adapun metode dalam

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi adalah salah satu langkah awal yang dilakukan oleh

peneliti dalam melakukan observasi awal seperti melihat kondisi secara

umum siswa, melakukan diskusi bersama guru kelas terkait motivasi

belajar siswa dan juga melihat motivasi belajar IPS siswa.

2. Metode interview (wawancara)

Interview merupakan alat pengumpul informasi dengan cara

mengajukan sejummlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan

pula (Utaminingtyas, 2019). Dalam memperoleh informasi yang tepat serta

objektif setiap interview harus mampu menciptakan hubungan baik dengan

responden atau mengadakan rapot atau suatu studi psikologis yang

menunjukkan bahwa responden bersedia bekerja sama, bersedia menjawab

25
26

pertanyaan serta memberikan informasi sesuai dengan pikiran dan keadaan

yang sebenarnya.

Adapun interview ini ditujukan peserta didik kelas IV serta

pendidik mata pelajaran IPS yang dapat memberikan informasi tentang

data yang dibutuhkan oleh peneliti tentang penerapan model pembelajaran

quantum teaching pada mata pelajaran IPS.

3. Tes

Peneliti memberikan tes untuk mengukur motivasi belajar siswa

agar mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa dengan menggunakan

model pembelajaran Quantum Teaching.

4. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar yang digunakan peneliti dalam

penyelesaian penelitian.

G. Teknik Analisis Data

Pembelajaran menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching pada

penelitian ini dinyatakan berhasil jika terdapat peningkatan motivasi belajar

IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) peserta didik 80% pada siklus terakhir. Dalam

mengetahui presentase motivasi belajar peserta didik digunakan rumus :

Keterangan :

F = Frekuensi yang sedang dicari presentasenya


N = Number of Class (Jumlah frekuensi atau banyaknya individu)
P = Angka presentase

26
DAFTAR PUSTAKA

Amanisa, H. Z. (2019). PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING UNTUK


MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR IPS SISWA.

Anggara, A., & Rakimahwati, R. (2021). Pengaruh Model Quantum learning


terhadap Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta Didik dalam Pembelajaran
Tematik di Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5(5), 3020–3026.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i5.1265

Angrianti, W. (2014). PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN


QUANTUM TEACHING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA MATA
PELAJARAN IPS TERPADU KELAS VIII SMP NEGERI 3
TENGGARONG.

Cahyaningrum, A. D., Ad, Y., & Asyhari, A. (2019). Pengaruh Model


Pembelajaran Quantum Teaching Tipe Tandur Terhadap Hasil Belajar.
Indonesian Journal of Science and Mathematics Education, 2(3), 372–
379. https://doi.org/10.24042/ijsme.v2i3.4363

Fanny, A. M., & Suardiman, S. P. (2013). PENGEMBANGAN MULTIMEDIA


INTERAKTIF UNTUK MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN
SOSIAL (IPS) SEKOLAH DASAR KELAS V. Jurnal Prima Edukasia,
1(1), 1. https://doi.org/10.21831/jpe.v1i1.2311

Fitri, R. A., Adnan, F., & Irdamurni, I. (2020). Pengaruh Model Quantum
Teaching terhadap Minat dan Hasil Belajar Siswa di Sekolah Dasar. Jurnal
Basicedu, 5(1), 88–101. https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i1.570

Haerudin & Anggy Giri Prawiyogi. (2019). The Effectiveness of Quantum


Teaching and Learning Model Against PAI Learning Motivasion for Class
IV Students. Jurnal Sekolah Dasar, 4(1), 21–34.
https://doi.org/10.36805/jurnalsekolahdasar.v4i1.754

27
28

Hartati, H. (2021). Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar IPS Melalui Model
Pembelajaran Quantum Teaching Berbasis Media Visual. 5(1).

Lestari, P., & Hudaya, A. (2018). PENERAPAN MODEL QUANTUM


TEACHING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VIII SMP PGRI 3
JAKARTA. Research and Development Journal of Education, 5(1), 45.
https://doi.org/10.30998/rdje.v5i1.3387

Mikaningsih, J. N. A. (2018). PENERAPAN METODE QUANTUM TEACHING


TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS II SDN GANDING 1
SUMENEP. 3(1).

Natalia, S. G., & Kristin, F. (2021). Efektivitas Penggunaan Media Pembelajaran


Google Classroom sebagai Bentuk Peningkatan Kualitas Hasil
Pembelajaran IPS Sekolah Dasar. Jurnal Basicedu, 5(6), 5043–5049.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v5i6.1586

Puspitasari, S., Hayati, K. N., & Purwaningsih, A. (2022). Efektivitas Penggunaan


Model Blended Learning Terhadap Motivasi Belajar dan Hasil Belajar IPS.
Jurnal Basicedu, 6(1), 1252–1262.
https://doi.org/10.31004/basicedu.v6i1.2186

Rodiyana, R. (2018). PENGARUH PENERAPAN STRATEGI QUANTUM


LEARNING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN PEMAHAMAN
KONSEP SISWA. Jurnal Cakrawala Pendas, 4(2), 45.
https://doi.org/10.31949/jcp.v4i2.1099

Subiyanto, H. (2022). UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS


MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA
SISWA KELAS VII B SMPN 3 DUSUN SELATAN KABUPATEN BARITO
SELATAN. 1(11).
29

Umairah, P. (2020). PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MENGGUNAKAN


“GOOGLE CLASSROOM” DITENGAH PANDEMI COVID-19 PADA
PESERTA DIDIK KELAS XI IPS 4 SMAN 1 BANGKINANG KOTA.
02(03).

Utaminingtyas, S. (2019). IMPLEMENTASI PROBLEM SOLVING


BERORIENTASI HIGHER ORDER THINKING SKILL (HOTS) PADA
PEMBELAJARAN IPS SEKOLAH DASAR.

Widhayanti, A., & Abduh, M. (2021). Peningkatan Motivasi Belajar Melalui


Media Audiovisual Berbantuan Power Point Pada Peserta Didik Di
Sekolah Dasar. EDUKATIF : JURNAL ILMU PENDIDIKAN, 3(4), 1587–
1593. https://doi.org/10.31004/edukatif.v3i4.627

Wote, A. Y. V., Sasingan, M., & Kitong, O. E. (2020). Efektivitas Penggunaan


Model Quantum Teaching dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA. Journal
of Education Technology, 4(2), 96. https://doi.org/10.23887/jet.v4i2.24369

Yanuarti, A., & Sobandi, A. (2016). UPAYA MENINGKATKAN HASIL


BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING. Jurnal Pendidikan
Manajemen Perkantoran, 1(1), 11. https://doi.org/10.17509/jpm.v1i1.3261

Zuhriyah, A. (2020). Pengembangan Media Pembelajaran Permainan Ular Tangga


Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa dan Hasil Belajar IPS di
Madrasah Ibtidaiyah. Attadrib: Jurnal Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, 3(2), 26–32. https://doi.org/10.54069/attadrib.v3i2.110

Anda mungkin juga menyukai