Anda di halaman 1dari 21

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

Disampaikan untuk memenuhi salah satu tugas


Mata kuliah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) IDIK 4008
Semester VI Program Studi S-1 PGSD

Oleh :

LUCKI SUANTI
818588541

UNIVERSITAS TERBUKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH BOGOR
KELOMPOK BELAJAR CIAWI
2011.2
PROPOSAL
PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. JUDUL
UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA
MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES
NON EXAMPLES PADA PEMBELAJARAN PKN KELAS IV SD
NEGERI BANJARSARI 02, UPTK CIAWI, KECAMATAN CIAWI,
KABUPATEN BOGOR

B. BIDANG KAJIAN
Bidang kajian pada proposal ini tentang perbaikan pembaikan
pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam hal
penerapan model.

C. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Negara Indonesia dengan sumber daya manusia yang
besar membutuhkan penanganan yang serius untuk
meningkatkan mutu hidup bangsanya. Salah satu cara yang
harus ditempuh adalah melalui pendidikan yang bermutu.
Apalagi pada era globalisasi sekarang ini kesiapan untuk
bersaing setiap bangsa sangat diperlukan. Pendidikan
memegang peranan sangat penting dalam meningkatkan mutu
hidup. Sudah semestinya pembangunan sektor pendidikan
menjadi prioritas utama yang harus dilakukan pemerintah.
Indikator pendidikan bermutu adalah dengan perolehan hasil
belajar yang maksimal, hal tersebut dapat terlaksana apabila
pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien didukung
sarana dan prasarana yang memadai, peran serta masyarakat
dan guru yang berkualitas. Salah satu usaha guru agar
berkualitas adalah dengan cara meningkatkan kemampuan
profesionalnya melalui Pemantapan Kemampuan Profesional dan
dapat melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Pembelajaran dapat dikatakan berhasil jika dalam proses
pembelajaran tersebut memenuhi target penelitian yang
maksimal yaitu dengan hasil penelitian yang baik sehingga
nantinya dapat mendukung siswa dalam mencapai prestasi yang
baik. Pada pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dengan
kompetensi dasar pengaruh globalisasi di lingkungannya, pada
siswa kelas IV SDN Banjarsari 02 Kecamatan Ciawi Kabupaten
Bogor prestasinya kurang memuaskan.
Terkait dengan mutu pendidikan khususnya pendidikan
pada jenjang Sekolah Dasar ( SD ) dan Madrasah Ibtidaiyah ( MI )
sampai saat ini masih jauh dari apa yang kita harapkan
mengingat standarisasi Ujian Akhir Sekolah (UAS) sering
dikeluhkan oleh semua para pendidik bahkan oleh orang orang
tua siswa karena khawatir tidak dapat lulus. Melihat kondisi
rendahnya prestasi atau hasil belajar siswa tersebut beberapa
upaya dipandang perlu dilakukan untuk meningkatkan prestasi
belajar siswa salah satunya melalui penerapan model
pembelajaran Examples Non Examples, yaitu menganalisa
materi pembelajaran melalui alat peraga serta diskusi kelompok,
diharapkan dapat memperjelas pemahaman siswa tentang
materi sehingga hasil prestasi siswa dapat meningkat.

2. Identifikasi Masalah.
Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana
tersebut didepan, maka rumusan permasalahan yang diajukan
dalam proposal ini adalah :
a. Rendahnya penguasaan siswa terhadap materi pelajaran
PKn
b. Minat dan motivasi belajar siswa kurang
c. Siswa tidak mau bertanya
d. Siswa banyak yang pasif
3. Analisa Masalah
a) Proses analisis
Tabel I. Hasil Analisis

Faktor-Faktor
Masalah
Penyebab Munculnya Masalah

Kurangnya 1) Penjelasan guru kurang


keberhasilan Siswa dipahami
Kelas IV terhadap 2) Tidak menggunakan alat peraga
penguasaan materi yang sesuai.
PKN yang diajarkan. 3) Metode yang digunakan tidak
bervariasi
4) Kurang pemberian latihan soal

b) Teori dan Pengalaman yang mendukung


Andi Mappiare (1982:62) mengemukakanMinat adalah suatu
perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran dari perasaan, harapan,
pendirian, prasangka rasa takut, atau kecenderungan-kecenderungan lain
yang mengarahkan individu kepada suatu pilihan tertentu. Dengan
demikian, jika seorang pendidik tidak menghiraukan minat anak didiknya,
besar kemungkinan proses pendidikan itu tidak akan berjalan dengan
lancar, sebab tidak sesuai dengan harapan, pendirian, perasaan, atau
kecenderungan-kecenderungan anak didik.
Jones, dalam Djumhur dan M. Surya (1975 : 10 ) menyatakan
bahwa : Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada individu-
individu dalam menentukan pilihan-pilihan dan mengadakan berbagai
penyesuaian dengan
Mortensen & Scmuller, dalam Prayitno dan E. Amti
(1994 : 94)
Bimbingan juga dapat diartikan sebagai bagian dari
keseluruhan pendidikan yang membantu menyediakan
kesempatan-kesempatan pribadi dan layanan staf ahli
dengan cara mana, setiap individu dapat mengembangkan
kemampuan-kemampuan dan kesanggupannya sepenuhnya
sesuai dengan ide-ide demokrasi.
Strategi belajar-mengajar tidak hanya terbatas pada
prosedur kegiatan, melainkan juga termasuk di dalamnya
materi atau paket pengajarannya (Dick dan Carey, dalam
Strategi dan Metode Mengajar,
http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_das
ar_kpdd_b11.html). Strategi belajar-mengajar terdiri atas
semua komponen materi pengajaran dan prosedur yang
akan digunakan untuk membantu siswa mencapai tujuan
pengajaran tertentu dengan kata lain strategi belajar-
mengajar juga merupakan pemilihan jenis latihan tertentu
yang cocok dengan tujuan yang akan dicapai (Gropper,
dalam Strategi dan Metode Mengajar,
http://pakguruonline.pendidikan.net/
buku_tua_pakguru_dasar _kpdd_b11.html)
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan
efisien. (Kemp dalam Wina Senjaya, 2008)

D. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan analisa masalah dan solusi pemecahannya
maka kami merencanakan perbaikan pembelajaran dengan
rumusan masalah sebagai berikut :
Apakah melalui penerapan model pembelajaran
Examples Non Examples pada pembelajaran PKn
kompetensi dasar pengaruh globalisasi dilingkungannya
dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar
siswa ?

E. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan dilaksanakannya perbaikan pembelajaran melalui
Penelitian Tindakan Kelas adalah :
a. Meningkatkan prestasi belajar siswa pada pembelajaran PKn
kompetensi dasar pengaruh globalisasi di lingkungannya di
kelas IV semester II.
b. Mendiskripsikan penerapan model pembelajaran Examples
Non Examples untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi
belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi dasar
pengaruh globalisasi di lingkungannya
c. Mendiskripsikan penggunaan alat bantu gambar berbagai
dampak globalisasi untuk meningkatkan aktivitas dan
prestasi belajar siswa pada pembelajaran PKn kompetensi
dasar pengaruh globalisasi di lingkungannya

F. MANFAAT PENELITIAN
Perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Tindakan Kelas
sangat besar manfaatnya, baik untuk guru, siswa maupun
sekolah. Manfaat tersebut sebagai berikut :
1. Manfaat bagi guru
a. Dengan mengadakan perbaikan pembelajaran melalui
penelitian tindakan kelas guru dapat meningkatkan
kualitas pembelajaran. Perbaikan ini menimbulkan rasa
puas bagi guru karena ia sudah melakukan sesuatu untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran
b. Melakukan perbaikan pembelajaran melalui penelitian
tindakan kelas, guru dapat berkembang secara profesional,
karena mampu memperbaiki pembelajaran yang
dikelolanya.
c. Perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas
dapat membuat guru lebih percaya diri. Ia dapat
menemukan kelemahan dan kekuatan dalam
pembelajaran.
2. Manfaat bagi siswa
Penelitian tindakan kelas sangat besar manfaatnya bagi
siswa. Karena tujuan akhir dari pelaksanaan perbaikan
pembelajaran adalah agar prestasi belajar siswa dapat
meningkat. Dengan demikian perbaikan pembelajaran melalui
penelitian tindakan kelas ini kesalahan dalam proses
pembelajaran akan cepat dianalisis dan diperbaiki, sehingga
kesalahan tidak akan berlanjut.
3. Manfaat bagi sekolah
Sekolah yang berhasil mendorong inovasi para guru maka
telah berhasil pula meningkatkan kualitas pendidikan .
Sekolah yang para gurunya sudah mampu melaksanakan
perubahan atau perbaikan mempunyai kesempatan yang
besar untuk berkembang pesat. Berbagai perbaikan akan
dapat diwujudkan, seperti penanggulangan berbagai kesulitan
mengajar yang dialami oleh guru. Dengan terbiasanya para
guru melakukan perbaikan pembelajaran melalui penelitian
tindakan kelas, berbagai strategi atau teknik pembelajaran
dapat dihasilkan dari sekolah.

G. KAJIAN PUSTAKA
Andi Mappiare (1982:62) mengemukakan bahwa Minat
adalah suatu perangkat mental yang terdiri dari suatu campuran
dari perasaan, harapan, pendirian, prasangka rasa takut, atau
kecenderungan-kecenderungan lain yang mengarahkan individu
kepada suatu pilihan tertentu. Dengan demikian, jika seorang
pendidik tidak menghiraukan minat anak didiknya, besar
kemungkinan proses pendidikan itu tidak akan berjalan dengan
lancar, sebab tidak sesuai dengan harapan, pendirian, perasaan,
atau kecenderungan-kecenderungan anak didik.
Jones, dalam Djumhur dan M. Surya (1975 : 10 )
menyatakan bahwa : Bimbingan adalah bantuan yang diberikan
kepada individu-individu dalam menentukan pilihan-pilihan dan
mengadakan berbagai penyesuaian dengan
Mortensen & Scmuller, dalam Prayitno dan E. Amti
(1994 : 94)
Bimbingan juga dapat diartikan sebagai bagian dari keseluruhan
pendidikan yang membantu menyediakan kesempatan-
kesempatan pribadi dan layanan staf ahli dengan cara mana,
setiap individu dapat mengembangkan kemampuan-kemampuan
dan kesanggupannya sepenuhnya sesuai dengan ide-ide
demokrasi.

1. Hakekat Mengajar
Hakekat mengajar menurut Pasaribu dan Simanjutak
(1982): Mengajar adalah menanamkan pengetahuan pada
anak. Kalau pengertian dianut maka tujuannya adalah
penguasaan pengetahuan oleh anak. Hal ini berarti anak pasif
guru centered. Guru berperanan, lagi bahan pelajaran bersifat
intelektualitas.
Mengajar adalah menyampaikan pengetahuan kepada
anak. Kalau ini yang dianut maka masalahnya hampir
sama seperti hal tersebut. Hanya disini ditekankan
penyampaian pewarisan pengetahuan (kebudayaan) pada
hal diharapkan dari anak mengembangkan kebudayaan

36
dengan menciptakan kebudayaan yang selaras dengan
tuntutan zaman.
Mengajar adalah suatu kegiatan mengorganisasi
(mengatur) lingkungan sebaik-baiknya dan
menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses
belajar. Kalau pengertian ini yang dianut maka
pengertiannya sama dengan pengertian mendidik. Guru
hanya membimbing (mengatur lingkungan) anak belajar
untuk menyesuaikan dirinya dengan lingkungan.

2. Hakekat Belajar
Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau
penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan
membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan
sebagainya. Belajar juga akan lebih baik, kalau subyek belajar
itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat
verbalistik. Disamping difinisi tersebut, ada pengertian lain
yang cukup banyak, baik dilihat secara mikro maupun secara
makro, dilihat dalm arti luas atau pun terbatas. Dalam
pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagi kegiatan psiko-
fisik menuju perkembangan pribadi seutuhnya, kemudian
dalam arti sempit, belajar dimaksudkan sebagai usaha
penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan
sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian
seutuhnya. Relevan dengan ini maka ada pengertian bahwa
belajar adalah penambahan pengetahuan (Sardiman, 1990:
22-23).
Difinisi atau konsep ini adalah praktek banyak dianut di
sekolah-sekolah bahwa belajar adalah proses mentransfer
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap untuk membentuk
kepribadian seutuhnya.

3. Alat Bantu Pelajaran

36
Pengertian alat bantu pelajaran : Suatu alat bantu
pelajaran adalah sebagai perantara, pengantar pesan dari
pengirim pesan. Dalam kaitannya dengan pembelajaran, alat
bantu pelajaran adalah suatu yang dapat menyalurkan pesan
dari pengirim ke penerima pesan sehingga dapat merangsang
pikiran, perasaan , perhatian dan minat siswa sehingga terjadi
proses belajar.
Dengan penggunaan alat bantu pelajaran yang tepat
dapat menambah belajar seorang siswa dalam satu periode
pengajaran dan mempercepat seluruh proses pelatihan,
sebaliknya penggunaan alat bantunpelajaran yang tidak tepat
akan menyebabkan siswa-siswa salah paham terhadap pokok
yang diberikan dan sangat merintangi mereka mencapai hasil
belajar seperti yang diinginkan dari pelajaran tersebut.
Menurut Gerlach dan Ely (dalam Arsyad,2002:11) ciri
media pendidikan yang layak digunakan dalam pembelajaran
adalah sebagai berikut :
a. Fiksatif (fixative property)
Media pembelajaran mempunyai kemampuan untuk
merekam, menyimpan, melestarikan, dan merekonstruksi
suatu peristiwa/objek.
b. Manipulatif (manipulatif property)
Kejadian yang memakan waktu berhari-hari dapat disajikan
kepada siswa dalam waktu dua atau tiga menit dengan
teknik pengambilan gambar time-lapse recording.
c. Distributif (distributive property)
Memungkinkan berbagai objek ditransportasikan melalui
suatu tampilan yang terintegrasi dan secara bersamaan
objek dapat menggambarkan kondisi yang sama pada
siswa dengan stimulus pengalaman yang relatif sama
tentang kejadian itu.

36
Rustaman (2003), mengemukakan alat bantu pelajaran
berdasarkan jenisnya dapat dikelompokkan sebagai berikut.
a. Media asli hidup seperti Akuarium dengan ikan dan
tumbuhannya, Terrarium dengan hewan darat dan
tumbuhannya, kebun binatang dengan hewan yang ada,
kebun percobaan, insektarium berupa kotak kaca yang
berisi serangga.
b. Media asli mati misalnya herbarium,taksidermi, awetan
dalam botol, bio plastik dan diorama.
c. Media aasli benda tak hidup contohnya: berbagai contoh
batuan mineral, kkereta api, pesawat terbang, mobil,
gedung dan papan temple.
d. Media asli tiruan atau model contoh: Model irisan bagian
dalam bumi, model penampang melintang batang dikotil,
penampang daun, model torso tubuh manusia yang dapat
dilepas dan dipasang kembali, model globe model atum,
model DNA dan lain-lain.
e. Mediagrafis misalnya bagan, diagram, grafis, poster,
plakat, gambar, foto, lukisan, charta.
f. Media dengar misalnya program radio, program MP3, tape
recorder, piringan hitam, CD, kaset.
g. Media proyeksi terdiri dari proyeksi diam misalnya slide,
transparan.
h. Proyeksi gerak misalnya film atau gambar bergerak
i. Media cetak misalnya buku cetak, koran.

Secara umum alat bantu pelajaran mempunyai manfaat


antara lain:
a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat
verbalistik (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan
belaka).
b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indra.

36
c. Memudahkan pemahaman siswa terhadap bahan
pelajaran yang disajikan dengan ABP.
d. Meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran yang
sedang berlangsung.
e. Meningkatkan aktivitas siswa dalam proses belajar
mengajar.
f. Mempertinggi daya ingat siswa terhadap pelajaran yang
telah dipelajarinya.

4. Metode Mengajar
a. Metode Ceramah
Pengertian Metode Ceramah.
Metode ceramah adalah cara mengajar dengan
ceramah, yang dapat dikatakan juga sebagai teknis
kuliah, merupakan suatu cara mengajar yang digunakan
untuk menyampaikan keterampilan atau informasi, atau
uraian tenteng suatu pokok persoalan serta masalah
secara lisan (Strategi Belajar Mengajar, Dra. Roestidjah,
NIC 1991 H. 136)
Alasan Penggunaan Metode Ceramah
Alasan menggunakan metode ceramah adalah:
Sekolah tidak memiliki bahan bacaan tentang
masalah yang akan dibicarakan atau yang diajarkan.
Jumlah siswa yang terlau banyak, tidak sesuai
dengan alat bantu pelajaran yang tersedia.
Guru memiliki keterampilan berbicara yang dapat
menarik perhatian siswa.
Guru yang sedang mengajar bermaksud membuat
kesimpulan pelajaran yang baru diberikan.
Keunggulan metode ceramah
Ekonomis waktu dan biaya, sasaran siswa relatif banyak,
guru dapat mengulang dengan mudah
Kelemahan metode ceramah
- kemungkinan menimbulkan verbalisme
- sangat kurang memberikan kesempatan pada siswa
- ada dalam otoritas guru
b. Metode Tanya Jawab
Pengertian Metode Tanya jawab.
Metode Tanya jawab adalah suatu tehnik untuk
memberikan motivasi pada siswa agar bangkit
pemikirannya untuk bertanya, selama mendengarkan
pelajaran, atau guru yang mengajukan pertanyaan-
pertanyaan itu, siswa menjawab.
Metode ini hampir mirip dengan metode diskusi
hanya berbeda dalam cara, jenis pertanyaan yang
dikemukakan guru, dan sifat partisipasi yang diharapkan
dari siswa. Dalam metode tanya jawab, guru pada
umumnya berusaha menanyakan apa siswa telah
mengetahui fakta tertentu yang sudah diajarkan atau
proses pemikiran yang dipakai oleh siswa.
Tujuan Menggunakan Metode Tanya Jawab.
Tujuan menggunakan Metode Tanya jawab adalah:
Siswa dapat mengerti atau memahami tentang
fakta yang dipelajari, didengar atau dibaca sehingga
mereka memiliki pengetahuan yang mendalam
tentang fakta tersebut.
Siswa mampu menjalaskan langkah-langkah berpikir
atau proses yang ditimbulkan dalam memecahkan
masalah.
Menyimpulkan atau
36 mengikhtisarkan pelajaran atau

apa yang dibaca. Dengan dibantu tanya jawab siswa


akan tersusun jalan pikirannya sehingga mencapai
perumusan yang lebih baik dan cepat.
c. Metode Diskusi
Pengetian Metode Diskusi

36
Pengertian diskusi menurut Pasaribu dan
Simanjutak (1982) adalah proses bertukar pikiran
mengenai suatu top[ik tertentu sehingga mendapat
beberapa konklusi pendapat yang dapat diterima.
Melakukan sesuatu sangat berguna bila
mengetahui terlebih dahulu masalahnya dan turut
membahasnya. Metode ini sangat tepat situasi dimana:
pertanyaan menarik minat siswa, pertanyaan
mempunyai kemungkinan jawaban yang lebih dari
satu, pertanyaan tidak menyatakan manakah jawaban
yang benar.
Tujuan Penggunaan Metode Diskusi
Tujuan menggunakan metode diskusi adalah:
Mempertinggi partisipasi siswa dalam
proses belajar mengajar secara individu.
Mempertinggi partisipasi kelas sebagai
keseluruhan dalam proses belajar mengajar.

d. Metode Pengamatan
Metode pengamatan merupakan suatu cara penyajian
bahan dengan mengamati obyek secara langsung dan
siswa diberi tugas untuk melaporkan hasil pengamatan.
Keunggulannya :
- siswa dapat melihat langsung obyek/bahan
pengajaran yang akan dibahas
- siswa tidak verbalistik
Kelemahannya :
- agak sulit untuk mengorganisasikan siswa
- memerlukan waktu yang lama

5. Model Pembelajaran Examples Non Examples.


Model Pembelajaran Example Non Example atau juga
biasa di sebut example and non-example merupakan model
pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media
pembelajaran. Penggunaan media gambar ini disusun dan
dirancang agar anak dapat menganalisis gambar tersebut
menjadi sebuah bentuk diskripsi singkat mengenai apa yang
ada didalam gambar. Penggunaan Model Pembelajaran
Example Non Example ini lebih menekankan pada konteks
analisis siswa. Biasa yang lebih dominan digunakan di kelas
tinggi, namun dapat juga digunakan di kelas rendah dengan
menenkankan aspek psikoligis dan tingkat perkembangan
siswa kelas rendah seperti ; kemampuan berbahasa tulis dan
lisan, kemampuan analisis ringan, dan kemampuan
berinteraksi dengan siswa lainnya. Model Pembelajaran
Example Non Example menggunakan gambar dapat melalui
OHP, Proyektor, ataupun yang paling sederhana adalah
poster. Gambar yang kita gunakan haruslah jelas dan
kelihatan dari jarak jauh, sehingga anak yang berada di
belakang dapat juga melihat dengan jelas.
Konsep pada umumnya dipelajari melalui dua cara.
Paling banyak konsep yang kita pelajari di luar sekolah
melalui pengamatan dan juga dipelajari melalui definisi
konsep itu sendiri. Example and Nonexample adalah taktik
yang dapat digunakan untuk mengajarkan definisi konsep.
Taktik ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat
dengan menggunakan 2 hal yang terdiri dari example dan
non-example dari suatu definisi konsep yang ada, dan
meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai
dengan konsep yang ada. Example memberikan gambaran
akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi yang
sedang dibahas, sedangkan non-example memberikan
gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu
materi yang sedang dibahas.
Example Non Example dianggap perlu dilakukan karena
suatu definisi konsep adalah suatu konsep yang diketahui
secara primer hanya dari segi definisinya daripada dari sifat
fisiknya. Dengan memusatkan perhatian siswa terhadap
example dan non-example diharapkan akan dapat
mendorong siswa untuk menuju pemahaman yang lebih
dalam mengenai materi yang ada.
Menurut Buehl (1996) keuntungan dari metode example
and non-example antara lain:
a. Siswa berangkat dari satu definisi yang selanjutnya
digunakan untuk memper- luas pemahaman konsepnya
dengan lebih mendalam dan lebih komplek
b. Siswa terlibat dalam satu proses discovery (penemuan),
yang mendorong mereka untuk membangun konsep
secara progresif melalui pengalaman dari example dan
non example
c. Siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk
mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep dengan
mempertimbangkan bagian non example yang
dimungkinkan masih terdapat beberapa bagian yang
merupakan suatu karakter dari konsep yang telah
dipaparkan pada bagian example.
Tennyson dan Pork (1980, hal 59) dalam Slavin (1994)
menyarankan bahwa jika guru akan menyajikan contoh dari
suatu konsep maka ada tiga hal yang seharusnya
diperhatikan, yaitu:
a. Urutkan contoh dari yang gampang ke yang sulit.
b. Pilih contoh contoh yang berbeda satu sama lain.
c. Bandingkan dan bedakan contoh contoh dan bukan
contoh

Menyiapkan pengalaman dengan contoh dan non-


contoh akan membantu siswa untuk membangun makna
yang kaya dan lebih mendalam dari sebuah konsep penting.
Joyce and Weil (1986) dalam Buehl (1996) telah memberikan
kerangka konsep terkait strategi tindakan, yang
menggunakan model inkuiri untuk memperkenalkan konsep
yang baru dengan metode Example and Nonexample.
Kerangka konsep tersebut antara lain:
a. Menggeneralisasikan pasangan antara contoh dan non-
contoh yang menjelas kan beberapa dari sebagian besar
karakter atau atribut dari konsep baru. Menya- jikan itu
dalam satu waktu dan meminta siswa untuk memikirkan
perbedaan apa yang terdapat pada dua daftar tersebut.
Selama siswa memikirkan tentang tiap examples dan
non-examples tersebut, tanyakanlah pada mereka apa
yang membuat kedua daftar itu berbeda.
b. Menyiapkan examples dan non examples tambahan,
mengenai konsep yang lebih spesifik untuk mendorong
siswa mengecek hipotesis yang telah dibuatnya sehingga
mampu memahami konsep yang baru.
c. Meminta siswa untuk bekerja berpasangan untuk
menggeneralisasikan konsep examples dan non-examples
mereka. Setelah itu meminta tiap pasangan untuk
menginformasikan di kelas untuk mendiskusikannya
secara klasikal sehingga tiap siswa dapat memberikan
umpan balik.
d. Sebagai bagian penutup, adalah meminta siswa untuk
mendeskripsikan konsep yang telah diperoleh dengan
menggunakan karakter yang telah didapat dari examples
dan non-examples.

Adapun langkah-langkah dalam Model Examples


Non Examples adalah sebagai berikut:
a. guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan
tujuan pembelajaran;
b. guru menempelkan gambar di papan tulis.
c. guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan
pada siswa untuk memperhatikan dan menganalisa
gambar;
d. melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil
diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat dalam
kertas;
e. tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil
diskusinya;
f. mulai dari komentar/diskusi siswa, guru mulai
menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai;
g. kesimpulan.

H. RENCANA DAN PROSEDUR PENELITIAN


1. Rencana Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas VI SD Negeri
Banjarsari 02 Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor. Mata
pelajaran yang menjadi subjek penelitian adalah Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn). Penelitian akan berkolaborasi dengan
Guru senior dan teman sejawat.

2. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang diterapkan dalam hal ini antara
lain :
a. Perencanaan
Meliputi penyampaian materi pelajaran, persiapan alat
peraga, pembagian kelompok, diskusi kelompok (kegiatan
penelitian utama), pembahasan materi, ulangan harian.
b. Tindakan ( Action )/ Kegiatan, mencakup
1) Siklus I, meliputi : Pendahuluan, kegiatan pokok dan
penutup.
2) Siklus II ( sama dengan I )
3) Siklus III ( sama dengan I dan II )
3. Refleksi, dimana perlu adanya pembahasan antara siklus
siklus tersebut untuk dapat menentukan kesimpulan atau hasil
dari penelitian.
I. JADWAL PENELITIAN

N
KEGIATAN MINGGU KE..
o
1 Identifikasi Masalah 11 12 Oktober 2011
2 Merencanakan Tindakan 13 16 Oktober 2011
3 Menyusun Proposal 16 20 Oktober 2011
4 Menyeminarkan Proposal 21 -23 Oktober 2011
5 Merevisi Proposal 24 26 Oktober 2011
Pelaksanaan Penelitian 1 18 Nopember 2011
6
(tindakan)
7 Membuat draf laporan 19 22 Nopember 2011
8 Menyeminarkan draf PTK 23 27 Nopember 2011
9 Membuat laporan PTK 28 30 Nopember 2011

J. BIAYA PENELITIAN
No No
Uraian Biaya Uraian Biaya
. .
1 Bantuan 1 ATK
Sekolah
2 Biaya Sendiri 2 Pengadaan
Instrumen
3 Pengetikan
4 Pembuatan
Dokumentasi
5 Penggandaan
6 Penjilidan
7 Transportasi
Jumlah Jumlah

K. PERSONALIA PENELITI
Penelitian ini melibatkan beberapa pihak, antara lain :
1. Tutor Mata Kuliah PTK : Drs. Gijono
2. Kepala SDN Banjarsari 02 : Drs. Sulaeman
3. Teman Sejawat : Lina Herlina T.S., S.Pd. PGSD.
4. Guru-guru SDN Banjarsari 02 : Muhtar
5. Staf Pokjar Ciawi :
L. DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Gijono (2011), Diktat : Panduan Penyusunan Proposal Penelitian
Tindakan Kelas, Bogor, UPBJJ-UT Pokjar Ciawi.
IGAK Wardhani, Kuswaya Wihardit, 2011, Penelitian Tindakan
Kelas, Jakarta, Universitas Terbuka.

Internet :
Hary Kurniadi, 2010, Model Pembelajaran Examples Non
Examples, http://www.papantulisku.com/2010/01/model-
pembelajaran-examples-non.html, 24 Nopember 2011
Zulkifri, Strategi Dan Metode,
http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_
pakguru_dasar_kpdd_b11.html

Anda mungkin juga menyukai