Anda di halaman 1dari 31

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sebagai seorang guru tentu saja menginginkan siswanya
mendapatkan hasil belajar yang maksimal dari kegiatan belajar mengajar di
sekolah seperti yang di ungkapkan Gagne ada lima kategori hasil belajar,
yakni : informasi verbal, kecakapan intelektul, strategi kognitif, sikap dan
keterampilan,senada dengan Bloom mengungkapkan tiga tujuan pengajaran
yang merupakan kemampuan seseorang yang harus dicapai dan merupakan
hasil belajar yaitu : kognitif, afektif dan psikomotorik (Sudjana, 1990:22).
Jadi hasil belajar tercermin dari kognitif menyangkut kecerdasan atau
intelektualitasnya, seperti pengetahuan yang dikuasai maupun cara berpikir,
afektif menyangkut aspek perasaan dan emosi, dan psikomotorik mencakup
kemampuan yang menyangkut ketrampilan fisik dalam mengerjakan atau
menyelesaikan sesuatu, seperti ketrampilan dalam bidang.
Namun kondisi kondisi pembelajaran di Kelas IV SDN 02 Sungai
Rumbai belum tercapai seperti apa yang diharapkan yaitu pada mata
pelajaran IPA nilainya rata rata yang dimiliki hanya (51,5%) yang
diharapkan sesuai dengan KKM yang sudah diterapkan di sekolah sebesar
(80,5%) atau sebesar 8,5
Berdasarkan dari uraian diatas, penulis telah melakukan evaluasi
dan penilaian pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA ) kelas IV
SDN 02 Sungai Rumbai materi mengidentifikasi siklus makhluk hidup
hasil evaluasi menunjukkan dari 20 siswa hanya 7 orang yang mendapat
nilai >KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), sedangkan sisanya 13 orang
mendapat nilai ≤ KKM. Jadi siswa yang belum menguasai materi pelajaran
sebanyak 65 %. dilihat dari hasil evaluasi yang menunjukkan masih
banyaknya siswa yang belum menguasai materi pelajaran dan belum
tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan, maka penulis
mengadakan perbaikan pembelajaran sebagai upaya untuk meningkatkan

1
2

pemahaman dan hasil belajar siswa yang maksimal. Kegiatan perbaikan ini
dilaksanakan melalui "Penelitian Tindakan Kelas" (PTK).
Dari refleksi dan pengamatan yang dilakukan, rendahnya hasil
belajar dikarenakan metode yang digunakan tidak memotivasi dan
mengaktifkan siswa oleh karena itu penulis berupaya meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi Mengidentifikasi siklus
makhluk hidup di kelas IV SDN 02 Sungai Rumbai dengan menggunakan
metode kerja kelompok.
Menurut Hamalik (2001) cara menggerakkan motivasi belajar
siswa salah satunya dengan kerja kelompok. Dengan kerja kelompok
dimana melakukan kerjasama dalam belajar, setiap anggota kelompok
turutnya, kadang-kadang perasaan untuk mempertahankan nama baik
kelompok menjadi pendorong yang kuat dalam perbuatan belajar.
1) Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas terdapat beberapa faktor yang
menyebabkan rendahnya pemahaman dan hasil belajar siswa serta
kurangnya minat belajar siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru,
penulis melakukan refleksi diri, berdiskusi dengan teman sejawat dan
supervisor dan diketahui faktor penyebab belum optimalnya strategi
pembelajaran yang dilakukan guru adalah sebagi berikut:
a) Siswa kurang memahami konsep mengidentifikasi siklus makhluk
hidup
b) Siswa kurang aktif dalam berdiskusi
c) Siswa kurang terampil dalam berkomunikasi dengan teman sebaya.
d) Hasil belajar siswa rendah
2) Analisis Masalah
Setelah penulis analisa mengapa banyak sekali siswa yang nilainya
masih dalam kategori kurang ternyata disebabkan oleh oleh berbagai
faktor diataranya :
a) Karena siswa tidak fokus bila guru menerangkan
3

b) Dalam menyerap materi pelajaran penanggapan siswa berbeda-beda


sebagian besar daya tangkapnya lemah karena menurut mereka materi
tersebut tidak menarik
c) Guru tidak melakukan berbagai metode pendekatan belajar mengajar.
d) Faktor – faktor yang mempengaruhi rendahnya nilai siswa di akhir
pembelajaran adalah kurangnya alat peraga dan metode yang tepat,
penjelasan guru tidak terperinci dan terlalu cepat, dan penjelasan
didominasi oleh guru.
3) Alternatif dan Prioritas Pemecahan masalah
Berdasarkan beberapa alasan ilmiah di atas maka peneliti tertarik
untuk menerapkan metode kerja kelompok ,penelitian ini nantinya akan
dilakukan dengan cara kolaboratif yaitu mengadakan kerja sama dengan
guru bidang studi IPA kelas IV SDN 02 Sungai Rumbai .
Dengan penggunaan metode kerja kelompok ini diharapkan
merupakan salah satu alternatif untuk melangkah ke arah pembelajaran
yang lebih baik di masa yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan
kualitas proses dan hasil pembelajaran.
Pembelajaran ini merupakan suatu strategi pengajaran yang
berorientasi pada siswa, dimana siswa belajar dalam kelompok-kelompok
kecil, siswa belajar saling membantu dan berdiskusi bersama-sama dalam
menyelesaikan suatu permasalahan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, rumusan masalah yang
menjadi fokus perbaikan dan penelitian adalah :
1. Apakah penggunaan metode kerja kelompok dapat meningkatkan hasil
belajar siswa materi mengidentifikasi siklus makhluk hidup di kelas IV
SDN 02 Sungai Rumbai ?
2. Apakah penggunaan metode kerja kelompok dapat meningkatkan
aktivitas belajar siswa materi mengidentifikasi siklus makhluk hidup
kelas IV SDN 02 Sungai Rumbai?
4

C. Tujuan Perbaikan
Adapun tujuan dari perbaikan dan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apakah penggunaan metode kerja kelompok dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV
SDN 02 Sungai Rumbai tentang mengidentifikasi siklus makhluk hidup
2. Untuk mengetahui apakah penggunaan metode kerja kelompok dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas
IV SDN 02 Sungai Rumbai tentang Mengidentifikasi siklus makhluk
hidup
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Bagi Siswa
a) Meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa
b) Siswa termotivasi untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran.
c) Pelajaran IPA akan menjadi pelajaran yang menyenangkan bagi
siswa
2. Bagi Guru
a) Guru dapat memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya sehingga
akan menimbulkan rasa puas karena telah melakukan sesuatu untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran.
b) Guru dapat berkembang secara profesional karena dapat
menunjukkan ia mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran.
c) Membuat guru lebih percaya diri karena menganalisis kinerjanya
sendiri sehingga megetahui dan mengatasi kelemahan dan
kekurannya.
d) Guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan sendiri.
3. Bagi Sekolah
a) Kualitas/mutu pendidikan disekolah meningkat
b) Strategi/teknik pembelajaran yang dihasilkan dapat disebarluaskan
kepada sekolah lain.
5

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran IPA di SD
Istilah IPA dan keberadaannnya dalam kurikulum persekolahan di
IPA yang kita kenal di Indonesia bukan ilmu social oleh karena itu proses
pembelajaran IPA pada berbagai tingkat pendidikan baik Pendidikan
Tinggi,juga pada tingkat persekolahan mulai dari tingkat SD dan sekolah
lanjutan pertama maupun lanjutan atas,tidak menekankan aspek teoritis
keilmuannya,melainkan lebih menekankan kepada segi praktis mempelajari,
menelaah dan mengkaji gejala alam dan mahluk hidup .
Dengan mempertimbangkan bobot dan tingkat kemampuan peserta
didik pada tiap jenjang yang berbeda sebagai bidang pengetahuan, ruang
lingkup IPA dapat terlihat nyata dari tujuannya,adapun tujuan bidang studi
IPA tersebut adalah :
1) IPA mempersiapkan siswa untuk studi lanjut dibidang science jika ia
nantinya masuk perguruan tinggi.
2) IPA bertujuan membuka wawasan tentang alam dan mahluk hidup.
3) IPA hakikatnya merupakan suatu kompromi antara 1 dan 2 diatas.
4) IPA mempelajari masalah-masalah mahluk hidup.
Bidang studi IPA bertujuan dengan materi yang dipilih, disaring dan
disinkronkan kembali maka sasaran seluruh kegiatan belajar dan
pembelajaran IPA mengarah mengenal wawasan tentang alam dan mahluk
hidup di dalam kehidupan manusia.
Inti dari pembelajaran kurikulum 2013 adalah ada pada upaya
penyederhanaan, dan tematik-integratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk
mencetak generasi yang siap didalam menghadapi masa depan karena itu
kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan dan
bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik
dalam melaksanakan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan

5
6

(mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah


menerima materi pembelajaran.
Adapun objek yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan
penyempurnaan pembelajaran 2013 menekankan pada fenomena alam,
sosial, seni, dan budaya melalui pendekatan itu diharapkan siswa kita
memiliki kompetensi sikap, ketrampilan dan pengetahuan jauh lebih baik.
Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya
mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di
zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik.
Kurikulum 2013 adalah bagian dari pengembangan Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan
mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan ketrampilan secara terpadu,
sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang (Sistem Pendidikan
Nasional pada penjelasan pasal 35), dimana kompetensi lulusan merupakan
kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan,
ketrampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati dalam
bukunya Sardjiyo, Sugandi dan Ischak (2009) mengemukakan bahwa IPA
adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah menganalisis gejala dan
masalah fenomena alah dan mahluk hidup dari berbagai aspek kehidupan
atau satu perpaduan.
Tujuan pendidikan IPA secara umum agar siswa memahami konsep
IPA dan keterkaitannya dengan kehidupannya sehari-sehari, memiliki
keterampilan dengan alam sekitar, mampu menerapkan konsep IPA untuk
menjelaskan gejala alam dan mampu menggunakan teknologi sederhana
untuk memecahkan masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari
Depdikbud (1994)
Ruang lingkup dari bidang studi IPA meliputi dua aspek yaitu
sebagai berikut: (1) kerja ilmiah yang mencakup penyelidikan/penelitian, (2)
pemahaman konsep dan penerapannya. Selanjutnya pembelajaran IPA di
sekolah dasar, diharapkan dapat mengembangkan kompetensi bagi siswa,
7

antara lain: (1) bersikap ilmiah, (2) mampu menerjemahkan perilaku alam
dan lingkungan di sekitar rumah dan sekolah.
Pembelajaran IPA di SD menurut kurikulum adalah dituntut untuk
dapat menjadikan peserta didik yang mempunyai intelektual yang tinggi,
berwawasan, aktif dan mampu bekerja sama sehubungan dengan
karakteristik pembelajaran IPA di SD tersebut maka dibutuhkan sesuatu
yang dapat memenuhi dan menunjang agar proses pembelajaran dapat
berjalan dengan efektif dan efesien, yang salah satunya dalam pembelajaran
IPA menggunakan metode kerja kelompok
B. Metode kerja kelompok
Pengertian metode dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah cara
yang teratur dan berfikir baik-baik untuk mencapai maksud (dl ilmu
pengetahuan dsb); cara kerja yang bersitem untuk memudahkan pelaksanaan
suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
Dalam bahasa Inggris, method berarti cara. Apabila dikaitkan dengan
pembelajaran, metode adalah cara yang digunakan guru dalam
membelajarkan siswa.
Karena metode lebih menekankan pada peran guru, istilah metode
sering digandengkan dengan kata mengajar, yaitu metode mengajar. Joni
(dalam Anitah dkk. 2009) mengemukakan bahwa metode adalah berbagai
cara kerja yang bersifat relatif umum yang sesuai untuk mencpai tujuan
tertentu.
Metode mengajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh seorang
guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada anak didiknya,setiap
metode yang digunakan guru dalam mengajar di kelas mempunyai
kelebihan dan kekurangan, untuk itu guru harus pandai memilih metode
yang cocok sesuai dengan pokok bahasan yang ingin disampaikan. hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam memilih metode adalah sebagai berikut :
a. Tujuan pembelajaran
b. Kemampuan guru terhadapa materi dan metode yang akan dipilih.
c. Kemampuan siswa yang belajar.
8

d. Jumlah siswa yang belajar.


e. Situasi atau kondisi saat belajar.
f. Fasilitas yang dimiliki (media dan sumber belajar).
g. Evaluasi yang dipakai.
Untuk mengajarkan suatu subpokok bahasan membutuhkan beberapa
metode, tidak cukup dengan satu atau dua metode mengajar saja adapun
objek yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan
pembelajaran 2013 menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan
budaya.
Melalui pendekatan itu diharapkan siswa kita memiliki kompetensi
sikap, ketrampilan dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih
kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses
dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya,
memasuki masa depan yang lebih baik.
Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah bagian dari
pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis
pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan
ketrampilan secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang
(Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35), dimana kompetensi
lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, ketrampilan sesuai dengan standar nasional yang telah
disepakati.
Combs (dalam Satori dkk.2006) mengemukakan bimbingan sosial
diarahkan kepada upaya membantu peserta didik mengembangkan
keterampilan sosial atau interaksi di dalam kelompok. Keterampilan sosial,
yaitu kecakapan berinteraksi dengan orang lain, dan cara-cara yang
digunakan di dalam berinteraksi tersebut sesuai dengan aturan dan tujuan
dalam konteks kehidupan sosial tertentu ,peran penting yang perlu
dimainkan guru dalam kaitannya layanan bimbingan sosial ialah
mengembangkan atmosfir kelas. Atmosfir kelas yang kondusif bagi
perkembangan sosial ialah yang dapat menumbuhkan :
9

1) Rasa turut memiliki kelompok, ditandai dengan identifikasi,


loyalitas, dan berorientasi pada pemenuhan kewajiban kelompok;
2) Partisipasi kelompok, ditandai dengan kerja sama, bersikap
membantu, dan mengikuti aturan main;
3) Penerimaan terhadap keragaman individual dan kelompok dan
menghargai keistimewaan orang lain.
Menurut Natawijaya (dalam Mikarsa,:2009) cara yang paling
strategis membimbing siswa di SD adalah melalui bimbingan kelompok.
Kelebihan srategi kelompok dibandingkan strategi individual (perorangan)
antara lain adalah lebih efesien dan lebih sesuai dengan karakteristik
perkembangan anak SD.
Menurut Sardjiyo, dkk (2009) metode kerja kelompok adalah suatu
kegiatan belajar mengajar yang membagi siswa didalam satu kelas menjadi
beberapa kelompok untuk mencapai tujuan tertentu. Pelaksanaan kerja
kelompok tergantung pada beberapa faktor, misalnya tujuan khusus yang
ingin dicapai, umur, kemampuan siswa, serta fasilitas yang digunakan.
Metode kerja kelompok dapat digunakan untuk hal-hal berikut ini:
1. Mengatasi kekurangan alat dan sumber belajar.
2. Mengatasi perbedaan kemampuan belajar siswa.
3. Mengatasi adanya perbedaan minat belajar siswa.
4. Mengatasi tugas pekerjaan yang sangat banyak atau sangat luas.
Kelebihan metode kerja kelompok yaitu dapat memupuk rasa kerja
sama, tugas yang luas dapat diselesaikan dengan cepat, dan timbul
persaingan yang sehat. Sedangkan kelemahan dari metode kerja kelompok
yaitu adanya sifat-sifat seseorang yang ingin menonjol atau sebaliknya yang
lemah merasa rendah diri atau tergantung kepada orang lain, dan orang yang
kurang cakap akan menghambat kelancaran tugas atau didominasi oleh
seseorang ,metode ini dapat digunakan secara bersama-sama atau sendiri-
sendiri dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, serta bahan dan alat
yang tersedia.
10

Robert L.Cilstrap dkk (dalam Purwati .2009) memberi pengertian


kerja kelompok sebagai kegiatan yang biasanya berjumlah kecil yang
diorganisir untuk kepentingan belajar. dan memberi solusi untuk
mengaktifkan siswa dengan cara kerja kelompok karena kerja kelompok
menuntut kegiatan yang kooperatif dari beberapa individu. Tujuan kerja
kelompok adalah agar siswa mampu bekerja sama dengan teman yang lain
dalam mencapai tujuan bersama dan keberhasilan kerja kelompok ini
menuntut kegiatan yang kooperatif dari beberapa individu tersebut.
Kelebihan kerja kelompok antara lain sebagai berikut (1) dapat memberi
kesempatan kepada siswa untuk menggunakan,ketrampilan bertanya
dan membahas sesuatu masalah, (2) dapat mengembangkan bakat
kepemimpinan dan mengajarkan ketrampilan berdiskusi, (3) dapat memberi
kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai dan
menghormati pendapat orang lain, dan (4) para siswa lebih aktif
berpartisipasi dalam diskusi Ibrahim, dkk.(dalam Yasa: 2006) pembelajaran
kooperatif memiliki dampak yang positif untuk siswa yang hasil belajarnya
rendah sehingga mampu memberikan peningkatan hasil belajar yang
signifikan.
Cooper (dalam Yasa .2006) mengungkapkan keuntungan dari
metode pembelajaran kooperatif, antara lain: (1) siswa mempunyai
tanggung jawab dan terlibat secara aktif dalam pembelajaran, (2) siswa
dapat mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi, (3)
meningkatkan ingatan siswa, dan (4) meningkatkan kepuasan siswa
terhadap materi pembelajaran.
Ibrahim (dalam Yasa: 2006), unsur-unsur dasar pembelajaran
kooperatif sebagai berikut: (1) siswa dalam kelompok haruslah beranggapan
bahwa mereka sehidup sepenanggungan bersama, (2) siswa bertanggung
jawab atas segala sesuatu didalam kelompoknya, (3) siswa haruslah melihat
bahwa semua anggota didalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama,
(4) siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara
anggota kelompoknya, (5) siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan
11

penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok, (6)
siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk
belajar bersama selama proses belajarnya, dan (7) siswa akan diminta
mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam
kelompok kooperatif.
Harapan guru terhadap peserta didik sekaligus merupakan peran
peserta didik itu. Good (dalam Satori dkk.: 2006) merumuskan peran peserta
didik ini kedalam tiga peran pokok, yaitu: penguasaan keterampilan dasar,
pengembangan minat terhadap pengetahuan tentang topik-topik yang
terkandung dalam kurikulum, dan partisipasi sebagai anggota kelompok.
C. Hasil belajar
Pengertian belajar yang cukup konprehensif diberikan oleh Gredler
(dalam Winataputra dkk.2007) yang menyatakan bahwa belajar adalah
proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam
kemampuan,keterampilan dan sikap.
Bruner (dalam Winataputra dkk.: 2007) pada dasarnya belajar
merupakan proses kognitif yang terjadi dalam diri seseorang. Ada tiga
proses kognitif yang terjadi dalam belajar, yaitu (1) proses perolehan
informasi baru, (2) proses mentransformasikan informasi yang diterima, dan
(3) menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan.
Menurut Anitah dkk.(2009) ada 4 pilar yang perlu diperhatikan
dalam belajar, yaitu: (1) belajar untuk mengetahui (learning to know). (2)
belajar untuk berbuat (learning to do), (3) belajar untuk menjadi (learning
to be), dan (4) belajar untuk hidup bersama (learning to live together).
Keempat pilar tersebut perlu diperhatikan agar hasil belajar yang diperoleh
benar-benar bermakna dalam kehidupannya maupun kehidupan orang lain,
sehingga dapat mengantarkan siswa menjadi manusia yang mandiri yang
mampu mengenal, mengarahkan, dan merencanakannya dirinya sendiri.
Menurut Hilgard (dalam Anitah dkk.: 2009), belajar merupakan
proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui latihan. Perubahan itu
12

disebabkan karena ada dukungan dari lingkungan yang positif yang


menyebabkan terjadinya interaksi edukatif.
Anitah (2009) mengemukakan keberhasilan belajar sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor dan faktor-faktor tersebut dapat
dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu:
1. Faktor dari dalam diri siswa sendiri (intern), diantaranya adalah
kecakapan, minat, bakat, motivasi, perhatian, kelemahan, dan kesehatan
fisik, serta kebiasaan siswa.
2. Faktor dari luar diri siswa (ekstern), diantaranya adalah lingkungan
fisik, lingkungan non fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan
keluarga, program dan disiplin sekolah, program dan sikap guru,
pelaksanaan pembelajaran, dan teman sekolah.
Keberhasilan proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh
pamahaman guru terhadap hakikat belajar fungsi pemahaman guru terhadap
hakikat belajar adalah supaya dalam pelaksanaannya guru dapat mengelola
dan membimbing proses pembelajaran sesuai dengan kaidah-kaidah belajar
serta dapat memberikan tindak lanjut dalam kegiatan belajar.
13

BAB III
PELAKSANAAN PENNELITIAN DAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek Tempat dan Waktu Penelitian Serta Pihak yang Membantu


1. Subjek Penelitian
` Perbaikan pembelajaran dilaksanakan di kelas IV SDN 02 Sungai
Rumbai Kecamatan Sungai Rumbai Kabupaten Mukomuko semester II
Tahun pelajaran 2018/2019 pada mata pelajaran IPA materi kegiatan
ekonomi dalam memanfaatkan sumber daya alam. Subjek penelitian
berjumlah 20 siswa, terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan,
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian perbaikan pembelajaran ini akan dilaksanakan di kelas IV
SDN 02 Sungai Rumbai pada Semester II Tahun Pelajaran 2018/2019.
Perencanaan pelaksanaan Perbaikan akan dilaksanakan dengan 3 siklus
selama 3 minggu yang tercantum di dalam tabel 3.1.
Tabel 3.1
Jadwal Perbaikan Pelajaran

No. Hari/Tanggal Waktu Mata Pelajaran Siklus

1 Rabu 10 April 2019 2 X 35 menit IPA I

2 Selasa 16 April 2019 2 X 35 menit IPA II

3 Kamis 02 Mei 2019 2 X 35 menit IPA III

3. Pihak yang Membantu


Dalam Pelaksanaan Penelitian perbaikan pembelajaran ini dibantu
oleh guru kelas IV A, ibu Fitri Wahyuni S.Pd selaku Supervisor 2 dan
Kepala SDN 02 Sungai Rumbai /Penilai 1 Budi Hartini.M.TPd .
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) pada
mata pelajaran IPA, ada pun tahap-tahap yang akan dilakukan dalam
penelitian ini menggunakan model yang dikembangkan oleh Kurt Lewin

13
14

dalam Dikdasmen (2003:18) bahwa tahap tahap tersebut atau biasa disebut
siklus ( Putaran ) terdiri dari empat komponen yang meliputi :
1. Perencanaan ( Planning )
2. Aksi/ tindakan/ pelaksanaan ( Acting )
3. Observasi/ pengamatan ( Observing )
4. Refleksi ( Reflecting )
1. Perencanaan
Hasil evaluasi menunjukkan dari 20 siswa hanya 7 orang yang
mendapat nilai >KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), sedangkan sisanya
13 orang mendapat nilai ≤ KKM.
Jadi siswa yang belum menguasai materi pelajaran sebanyak 65 %. dilihat
dari hasil evaluasi yang menunjukkan masih banyaknya siswa yang belum
menguasai materi pelajaran dan belum tercapainya tujuan pembelajaran
yang diharapkan
Alternatif perbaikan selanjutnya adalah merencanakan tindakan
beserta perangkat yang digunakan selama perbaikan berlangsung. Adapun
Rangkaian kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah
sebagai berikut :
 Menentukan pokok bahasan
 Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah
 Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dengan model
Pembelajaran Kerja Kelompok
 Menyusun bahan ajar
 Menyiapkan alat peraga
 Menyiapkan sumber belajar seperti buku
 Menyiapkan format evaluasi berupa butiran soal tes formatif.
2. Tindakan/ pelaksanaan
Tahap ini di mulai dari pembahasan materi kegiatan ekonomi dalam
memanfaatkan sumber daya alam. pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
alam (IPA) menggunakan menggunakan metode kerja kelompok sesuai
dengan rencana.
15

Pelaksanaan pembelajaran dilakuksanakan dalam 3 siklus dengan waktu


70 menit dalam proses pembelajaran mata pelajaran IPA kelas IV SDN
02 Sungai Rumbai .
Kegiatan ini dilakukan oleh peneliti sebagai guru dan teman sejawat
sebagai pengamat/ supervisor 2. supervisor 2 melakukan pengamatan
terhadap tindakan pembelajaran yang dilakukan guru dengan
menggunakan format observasi kemudian bersama guru melakukan
diskusi terhadap pembelajaran dan melakukan refleksi hasilnya
dimanfaatkan untuk perbaikan dan penyempurnaan pada siklus
selanjutnya.
3. Pengamatan
Pengamatan dilakukan oleh supervisor 2, menggunakan lembar
observasi yang berisi kegiatan guru, peserta didik, dan interaksi
pembelajaran beserta indikator - indikatornya.
Pengamatan dilakukan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan
yang dimiliki oleh guru yang melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
Adakah peningkatan hasil pembelajaran siklus I dibanding pembelajaran
awal sehingga dapat menjadi masukan dalam melakukan perbaikan
pembelajaran pada siklus berikutnya pengamatan didasarkan juga pada
bentuk soal yaitu pilihan ganda tiga soal dan isian dua soal.
4. Refleksi
Setelah melihat hasil observasi dan catatan selama pelaksanaan
pembelajaran siklus I, guru tersebut mengadakan refleksi untuk
mengetahui kekurangan, kendala, hambatan, dan kelebihan saat
berlangsungnya proses pembelajaran.
Ternyata hasil belajar siswa masih belum memuaskan walaupun
sudah ada peningkatan sedikit dan dirasa masih ada kekurangan dan
hambatan yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah maka guru
mengadakan perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya.
16

B. Teknis Analisis Data


Dalam kegiatan pengumpulan data ini, penulis dibantu supervisor 2.
Pengamatan ini dilakukan pada saat berlangsungnya pelaksanaan perbaikan
pembelajaran di SDN 02 Sungai Rumbai adapun data-data yang diperoleh
adalah sebagai berikut :
1. Hasil Data Kualitatif
Dalam kegiatan pengumpulan data secara kualitatif, pengamat
menggunakan lembar observasi guru pengamat memberikan tanda ceklis
(√ ) pada kolom kemunculan sesuai indikator tersebut pengamatan yang
dilakukan oleh pengamat (supervisor 2) adalah tentang model
pembelajaran kerja kelompok dalam meningkatkan hasil belajar siswa
dalam pembelajaran IPA materi materi Mengidentifikasi siklus makhluk
hidup untuk mendapatkan data yang lebih tepat, maka fokus pengamatan
ditekankan pada
a) Kegiatan guru dalam menerapkan model pembelajaran kerja
kelompok
b) Keaktifan siswa dalam pelaksanaan pembelajaran model kerja
kelompok (kelompok kecil)
c) Indikator yang diamati pada lembar observasi guru terlampir.
2. Hasil Data Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh dari hasil nilai tes formatif,dari hasil
tersebut dapat untuk mengukur tingkat keberhasilan pembelajaran dari
hasil nilai tes formatif tersebut dapat diketahui tingkat keberhasilan
penggunaan model pembelajaran kerja kelompok dalam meningkatkan
hasil belajar siswa.
Data kuantitatif tersebut dibuat sesuai dengan pedoman penilaian
yang telah dibuat oleh guru,setelah itu guru memberikan penilaian pada
lembar evaluasi siswa.
17

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Perbaikan pembelajaran dilakukan dalam tiga siklus pada mata
pelajaran IPA terhadap materi Mengidentifikasi siklus makhluk hidup yang
ada di sekitar dan ketiga siklus tersebut meliputi kegiatan perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan/pengumpulan data/instrument, dan refleksi,penulis
dengan bantuan teman sejawat dan supervisor dalam perbaikan pembelajaran
ini disebut sebagai tim peneliti melakukan kegiatan persiklus. Adapun kegiatan
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Siklus I
a) Rencana
Pada tahap perencanaan pada sikus I, guru melakukan langkah-
langkah kegiatan sebagai berikut :
1) Menyiapkan rencana perbaikan pembelajaran berdasarkan identifikasi
penyebab masalah pada pembelajaran pra siklus.
2) Menyiapkan sistematika laporan siklus I.
3) Menyusun Lembar Kerja Siswa ( LKS ) yang sesuai dengan
pendekatan belajar yang dimaksud.
b) Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus I, guru
menyampaikan materi pelajaran dengan langkah-langkah :
Pada kegiatan awal, guru memberikan salam dan mengkondisikan siswa
untuk siap mengikuti pelajaran.
1) Memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan untuk menggali
pengetahuan siswa.
2) Menyampaikan tujuan pembelajaran.
3) Menjelaskan materi pokok pembelajaran
4) Memberikan tugas kepada siswa untuk membuat daftar siklus makhluk
hidup yang ada di sekitar.di daerah setempat.

17
18

5) Memberikan LKS untuk dikerjakan siswa secara individu.


6) Meminta siswa untuk bertanya hal-hal yang belum jelas.
7) Menyimpulkan hasil pembelajaran dan menuliskannya dipapan tulis.
8) Pada kegiatan akhir, memberikan tes dengan lembar soal untuk
dikerjakan siswa secara individu.
9) Memberikan pekerjaan rumah dan menutup pelajaran.
c) Pengamatan
Guru melakukan pengamatan pada siklus I dengan kegiatan sebagai
berikut :
1) Mengamati aktifitas siswa selama proses pembelajaran.
2) Meneliti secara seksama pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran.
3) Meminta bantuan teman sejawat untuk mengamati proses pembelajaran
yang telah dilakukan setelah diamati ternyata hasil belajar pada siklus I
belum sesuai dengan yang diharapkan.
d) Refleksi
Setelah melakukan kegiatan perencanaan, pelaksanan, dan
pengamatan,guru melakukan diskusi dengan teman sejawat dan supervisor.
Perbaikan pembelajaran yang dilakukan pada siklus I belum mendapatkan
hasil yang baik dan memuaskan, untuk itu perlu mengadakan perbaikan
pembelajaran siklus II.
Tabel 4.1
Rekapitulasi Nilai Siswa Siklus 1

No. Nama Siswa Nilai Keterangan


1. AH 30 Tidak Tuntas
2. DE 30 Tidak Tuntas
3. DS 20 Tidak Tuntas
4. ER 20 Tidak Tuntas
5. EA 90 Tuntas
6. EM 20 Tidak Tuntas
7. FD 40 Tidak Tuntas
8. FK 40 Tidak Tuntas
9. HD 40 Tidak Tuntas
19

10. MO 30 Tidak Tuntas


11. P D 50 Tidak Tuntas
12. VD 50 Tidak Tuntas
13. RK 50 Tidak Tuntas
14. RE 20 Tidak Tuntas
15. RN 40 Tidak Tuntas
16. WF 30 Tidak Tuntas
17. YO 40 Tidak Tuntas
18. YN 40 Tidak Tuntas
19. YR 90 Tuntas
20. BN 20 Tidak Tuntas
Jumlah 1030
Nilai rata-rata 51,5
Nilai ≤ KKM 11
Nilai ≥ KKM 9

Dari tabel 4.1, nilai ketuntasan belajar siswa dari siklus I, ada 18
orang anak yang belum tuntas dan 2 orang anakyang tuntas hal ini belum
mengalami peningkatan yang signifikan.
2. Siklus II
a) Rencana
Pada tahap perencanaan pada sikus II, guru melakukan langkah-
langkah kegiatan sebagai berikut :
1) Menyiapkan, menyusun, dan menyempurnakan rencana perbaikan
pembelajaran berdasarkan identifikasi penyebab masalah pada
pembelajaran siklus I.
2) Menyiapkan sistematika laporan siklus II.
3) Mempersiapkan alat peraga berupa gambar/poster bentuk-bentuk
siklus makhluk hidup yang ada di sekitar untuk menjelaskan materi
pembelajaran.
4) Menyusun LKS yang sesuai dengan pendekatan belajar yang
dimaksud.
b) Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II, guru
menyampaikan materi pelajaran dengan langkah-langkah :
20

Pada kegiatan awal, guru memberikan salam dan mengkondisikan siswa


untuk siap mengikuti pelajaran.
Memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan untuk menggali
pengetahuan siswa.
1) Menyampaikan tujuan pembelajaran.
2) Menjelaskan materi pokok pembelajaran
3) Meninta beberapa siswa untuk menunjukkan siklus makhluk hidup
yang ada di sekitar pada gambar yang ada di papan tulis.
4) Memberikan tugas kepada siswa untuk membuat daftar bentuk-bentuk
siklus makhluk hidup yang ada di sekitar.
5) Memberikan LKS untuk dikerjakan siswa secara individu.
6) Meminta siswa untuk bertanya hal-hal yang belum jelas.
7) Menyimpulkan hasil pembelajaran dan menuliskannya dipapan tulis.
8) Pada kegiatan akhir, memberikan tes dengan lembar soal untuk
dikerjakan siswa secara individu.
9) Memberikan pekerjaan rumah dan menutup pelajaran.
c) Pengamatan
Guru melakukan pengamatan pada siklus II dengan kegiatan sebagai
berikut :
1) Mengamati aktifitas siswa selama proses pembelajaran.
2) Meneliti secara seksama pemahaman siswa terhadap materi
pembelajaran.
3) Meminta bantuan teman sejawat untuk mengamati proses
pembelajaran yang telah dilakukan. Setelah diamati ternyata hasil
belajar pada siklus II belum sesuai dengan yang diharapkan.
d) Refleksi
Setelah melakukan kegiatan perencanaan, pelaksanan, dan
pengamatan,guru melakukan diskusi dengan teman sejawat dan supervisor.
Perbaikan pembelajaran yang dilakukan pada siklus II telah mengalami
sedikit peningkatan, tetapi hasil belajar siswa belum maksimal, untuk itu
perlu mengadakan perbaikan pembelajaran siklus III.
21

Tabel 4.2
Rekapitulasi Nilai Siswa Siklus II

No. Nama Siswa Nilai Keterangan


1. AH 80 Tuntas
2. DE 80 Tuntas
3. DS 40 Tidak Tuntas
4. ER 20 Tidak Tuntas
5. EA 90 Tuntas
6. EM 90 Tuntas
7. FD 90 Tuntas
8. FK 50 Tidak Tuntas
9. HD 90 Tuntas
10. MO 30 Tidak Tuntas
11. P D 50 Tidak Tuntas
12. VD 80 Tuntas
13. RK 20 Tidak Tuntas
14. RE 90 Tuntas
15. RN 90 Tuntas
16. WF 90 Tuntas
17. YO 90 Tuntas
18. YN 20 Tidak Tuntas
19. YR 80 Tuntas
20. BN 90 Tuntas
Jumlah 1270
Nilai rata-rata 63,5
Nilai ≤ KKM 7
Nilai ≥ KKM 13

Dari tabel 4.2, nilai ketuntasan belajar siswa dari siklus II, sudah
mulai nampak peningkatan hal tersebut terlihat pada siklus I ada18 orang
siswa yang tidak tuntas namun pada siklus II berkurang menjadi 7 orang
siswa yang tidak tuntas.
3. Siklus III
a) Rencana
Pada tahap perencanaan pada sikus III, guru melakukan langkah-
langkah kegiatan sebagai berikut :
1) Menyiapkan, menyusun dan menyempurnakan rencana perbaikan
pembelajaran berdasarkan identifikasi penyebab masalah pada
pembelajaran siklus II.
22

2) Menyiapkan sistematika laporan siklus III


3) Metode pembelajaran ditambah dengan metode kerja kelompok
4) Menyusun LKS yang sesuai dengan pendekatan belajar yang
dimaksud.
b) Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus III, guru
menyampaikan materi pelajaran dengan langkah-langkah :
Pada kegiatan awal, guru memberikan salam dan mengkondisikan siswa
untuk siap mengikuti pelajaran.
1) Memotivasi siswa dengan mengajukan pertanyaan untuk menggali
pengetahuan siswa.
2) Menyampaikan tujuan pembelajaran.
3) Menjelaskan materi pokok pembelajaran
4) Meminta beberapa siswa maju untuk menunjukkan siklus makhluk
hidup yang ada di sekitar.pada gambar yang ada di papan tulis.
5) Membagi siswa menjadi 4 kelompok untuk melakukan kerja kelompok
membahas tentang Mengidentifikasi siklus makhluk hidup di lingkugan
sekitar dengan format tabel yang telah dibagikan guru.
6) Memberikan LKS yang dikerjakan siswa secara berkelompok.
7) Meminta siswa untuk menyampaikan hasil diskusi kelompoknya secara
bergantian dan membahasnya bersama guru.
8) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya hal-hal yang
belum jelas tentang materi yang disa
9) Menyimpulkan hasil pembelajaran dan menuliskannya dipapan tulis.
10) Pada kegiatan akhir, memberikan tes dengan lembar soal untuk
dikerjakan siswa secara individu.
11) Memberikan pekerjaan rumah dan menutup pelajaran
c) Pengamatan
Guru melakukan pengamatan pada siklus III dengan kegiatan
sebagai berikut :
1) Mengamati aktifitas siswa selama proses pembelajaran.
23

2) Meneliti secara seksama pemahaman siswa terhadap materi


pembelajaran.
3) Meminta bantuan teman sejawat dan supervisor untuk mengamati proses
pembelajaran yang telah dilakukan.
d) Refleksi
Setelah kegiatan perencanaan, pelaksanan, dan pengamatan, guru
melakukan diskusi dengan teman sejawat dan supervisor.
Perbaikan pembelajaran yang dilakukan pada siklus III telah
mendapatkan hasil yang baik dan memuaskan.
Tabel 4.3
Rekapitulasi Nilai Siswa Siklus III

No. Nama Siswa Nilai Keterangan


1. AH 90 Tuntas
2. DE 90 Tuntas
3. DS 30 Tidak Tuntas
4. ER 90 Tuntas
5. EA 100 Tuntas
6. EM 80 Tuntas
7. FD 90 Tuntas
8. FK 90 Tuntas
9. HD 90 Tuntas
10. MO 90 Tuntas
11. P D 80 Tuntas
12. VD 80 Tuntas
13. RK 40 Tidak Tuntas
14. RE 80 Tuntas
15. RN 80 Tuntas
16. WF 90 Tuntas
17. YO 90 Tuntas
18. YN 100 Tuntas
19. YR 90 Tuntas
20. BN 80 Tuntas
Jumlah 1610
Nilai rata-rata 80,5
Nilai ≤ KKM 2
Nilai ≥ KKM 18
24

Dari tabel 4.3,nilai ketuntasan belajar siswa dari siklus III, sudah
nampak peningkatan berikut ini digambarkan ketuntasan belajar siswa
persiklusnya dengan diagram
B. Pembahasan hasil penelitian Perbaikan Pembelajaran
Perbaikan pembelajaran dari siklus I sampai siklus III mengalami
peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Berikut adalah hasil
pengamatan pada siklus III :
1. Siswa termotivasi untuk mengikuti pelajaran
2. Siswa bekerjasama dan aktif dalam kelompoknya
3. Tugas yang diberikan dapat diselesaikan dengan cepat dan sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
4. Siswa merasa senang dengan pelajaran, karena siswa dilibatkan
lansung dalam proses pembelajaran.
5. Antar kelompok terjadi persaingan yang sehat.
6. Siswa yang pintar dapat membantu temannya yang kurang pintar
dalam kelompoknya.
7. Siswa berani mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan dan lebih
fokus terhadapa materi yang disampikan.
8. Hasil belajar siswa meningkat.
Pada siklus I dan II masih terdapat kelemahan guru dalam
merencanakan, mengelola, dan menggunakan metode pembelajaran,pada
siklus I guru hanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan
penugasan saja sehingga siswa terlihat jenuh dan bosan dengan materi yang
disampaikan dan pada siklus II guru kurang melibatkan siswa dalam proses
pembelajaran.
Sedangkan pada siklus III guru menggunakan metode kerja
kelompok, dari pengamatan terlihat semua siswa aktif dan berusaha
bersaing dengan kelompok lain serta siswa fokus terhadap materi yang
disampaikan.
Penggunaan metode kerja kelompok dalam dalam perbaikan
pembelajaran dapat meningkatkan hasil dan aktivitas belajar siswa pada
25

materi Mengidentifikasi siklus makhluk hidup yang ada di sekitar di mata


pelajaran IPA kelas IV SDN 02 Sungai Rumbai hal ini terlihat dari
meningkatnya nilai rata-rata dan siswa yang tuntas mulai dari pra siklus,
siklus I, sampai siklus III. Kegiatan pembelajaran pra siklus hanya 35%,
siklus I 45%, siklus II 65% siswa yang mendapat nilai ≥ KKM, dan pada
siklus III ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 90%.
Setelah dilakukan evaluasi dari siklus I, II, dan III pada mata pelajaran IPA
di kelas IV SDN 02 Sungai Rumbai materi mengidentifikasi siklus makhluk
hidup maka diperoleh hasil belajar siswa yang ditunjukkan dengan tabel 4.4
berikut :
Tabel 4.4 Rekapitulasi Nilai Siswa
Siklus Siklus Siklus
No. Nama Siswa
I II III
1. AH 30 80 90
2. DE 30 80 90
3. DS 20 40 30
4. ER 20 20 90
5. EA 90 90 100
6. EM 20 90 80
7. FD 40 90 90
8. FK 40 50 90
9. HD 40 90 90
10. MO 30 30 90
11. P D 50 50 80
12. VD 50 80 80
13. RK 50 20 40
14. RE 20 90 80
15. RN 40 90 80
16. WF 30 90 90
17. YO 40 90 90
18. YN 40 20 100
19. YR 90 80 90
20. BN 20 90 80
Jumlah 1030 1270 1610
Nilai rata-rata 51,5 63,5 80,5
Nilai ≤ KKM 18 7 2
Nilai ≥ KKM 9 13 18
26

Dari tabel 4.4, nilai ketuntasan belajar siswa dari siklusI, siklus
II,dan III mengalami peningkatan berikut ini digambarkan ketuntasan belajar
siswa persiklusnya dengan diagram 4.1:

80 Rata rata
60 Ketuntasan
40
tuntas
20 tertinggi
Rata rata tertinggi
0
Sklsskls skls terendah
1 2 3

Diagram 4.1
Ketuntasan Belajar Siswa
Ketuntasan belajar siswa terus meningkat dari pembelajaran pra
siklus yang dilakukan sampai perbaikan pembelajaran siklus III. Hanya 2 orang
siswa yang masih memperoleh nilai dibawah KKM pada siklus III dari tabel
4.4 rekapitulasi nilai siswa terlihat peningkatan nilai rata-rata siswa, dari tes
yang diberikan pada siklus I sampai siklus III diagram perolehan nilai rata-rata
digambarkan dengan diagram 4.1 sebagai berikut:

50
siklus 1
siklus 3 siklus 2
0 siklus 2
siklus 3
SIKLUS 1 SIKLUS 2 siklus 1
SIKLUS 3

Diagram 4.1
Nilai Rata-rata Siswa
Pada diagram 4.2 terjadi peningkatan nilai rata-rata siswa, pada
perbaikan pembelajaran siklus I hanya 51,5 dan terus meningkat sampai
perbaikan pembelajaran siklus III yaitu 80,5
27

Nilai rata-rata siswa terus meningkat setiap siklusnya, mulai dari


perbaikan pembelajaran siklus I sampai siklus III. Persentase ketuntasan belajar
siswa persiklus dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini:
Tabel 4.5
Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Persiklus
Ketuntasan Siklus I Siklus II Siklus III
Tuntas 45% 65% 90%

Tidak tuntas 55% 35% 10%

Dari tabel 4.5 yang menunjukkan peresentase ketuntasan belajar siswa


persiklusnya digambarkan dengan diagram 4.2 dibawah ini

40

20 siklus 1
siklus 2
0
siklus 3
SIKLUS 1 SIKLUS 2
SIKLUS 3

Diagram 4.2
Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Persiklus
Persentase ketuntasan belajar siswa persiklusnya mengalamai
peningkatan yang cukup berarti. Kegiatan pembelajaran pra siklus siswa yang
tuntas sebanyak 35%, meningkat pada siklus I 45%, siklus II 65% dan terus
meningkat pada siklus III sebanyak 90% hal ini terjadi karena guru telah
melakukan perbaikan dalam melakukan pembelajaran, baik perencanaan dan
pelaksanaan dan akhirnya guru menggunakan metode yang tepat untuk
menyampaikan materi pembelajaran yaitu metode kerja kelompok pada siklus
III. Melalui pengamatan aktifitas siswa setiap siklus yang dilakukan, diperoleh
data pada tabel 4.6 sebagai berikut :
28

Tabel 4.6
Aktifitas Siswa Setiap Siklus

No. Aspek Pengamatan Siklus I Siklus II Siklus III


1. Memperhatikan penjelasan guru 10 14 18
2. Bertanya 6 8 12
Menjawab pertanyaan yang
3. 7 12 14
diajukan

Pada diagram 4.3 terlihat peningkatan aktivitas belajar siswa mulai


dari siklus I sampai siklus III. Siswa termotivasi dan tertarik mengikuti
pelajaran yang ditunjukkan dengan meningkatnya perhatian siswa terhadap
penjelasan guru, siswa berani bertanya, dan menjawab pertanyaan yang
diajukan guru dalam proses perbaikan pembelajaran siklus III, guru juga
melakukan pengamatan terhadap 4 kelompok dengan hasil pengamatan pada
tabel 4.7 sebagai berikut :
Tabel 4. 7
Penilaian Perkelompok Siklus III
Uraian Kelompok Nilai Hasil
1 80 (baik)
2 80 (baik)
Kerjasama
3 60 (cukup)
4 80 (baik)
1 80 (baik)
2 80 (baik)
Keaktifan
3 80 (baik)
4 80 (baik)
1 80 (baik)
2 60 (cukup)
Penyampaian laporan
3 60 (cukup)
4 80 (baik)
29

Selanjutnya aktifitas siswa setiap siklus dapat digambarkan dengan


diagram 4.3 sebagai berikut:

0.5 siklus 1
siklus 2
0 siklus 3
SIKLUS 1
SIKLUS 2
SIKLUS 3

Diagram 4.3
Diagram Aktifitas Siswa Setiap Siklus
Dari pengamatan yang dilakukan pada aktivitas kelompok pada
perbaikan pembelajaran siklus III aktivitas belajar siswa meningkat. Antar
kelompok saling bersaing menyelesaikan tugas yang diberikan dan berkerja
sama dengan anggota kelompoknya.
Perbaikan pembelajaran berhasil dilaksanakan sampai siklus III.
Ternyata dengan menggunakan metode yang tepat sesuai tujuan pembelajaran
membuat siswa aktif dan dapat menyerap materi yang disampaikan sehingga
hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai.
30

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Kesimpulan
Dari hasil proses perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan, maka dapat
diambil suatu kesimpulan sebagai berikut :
1. Penggunaan metode kerja kelompok dapat meningkatkan hasil belajar
siswa, karena mereka termotivasi mengikuti pembelajaran sehingga
materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik. Hal ini
ditunjukkan dari ketuntasan belajar siswa yang mencapai 90% pada
siklus III.
2. Penggunaan metode kerja kelompok dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa. Setiap kelompok saling bersaing dan siswa yang
sebelumnya pasif menjadi aktif dalam kelompoknya.
Kedua kesimpulan diatas sesuai dengan pendapat Hamalik (2001) yang
mengemukakan cara menggerakkan motivasi belajar siswa salah satunya
dengan
B. Saran Tindak Lanjut
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka guru disarankan sebaiknya melakukan
beberapa hal dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, yaitu :
1. Menggunakan metode yang tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran
dan kemampuan siswa yang belajar.
2. Menggunakan lebih dari satu atau dua metode pembelajaran, karena
setiap metode mempunyai kelemahan dan kelebihan
3. Penyampaian materi mengidentifikasi siklus makhluk hidup akan lebih
baik jika menggunakan metode kerja kelompok, sebab penggunaan
metode tersebut akan memotivasi siswa mengikuti pelajaran, sehingga
hasil dan aktivitas belajarnya maksimal hal ini telah terbukti di kelas
IV SDN 02 Sungai Rumbai pada mata pelajaran IPA dalam
pembahasan materi mengidentifikasi siklus makhluk hidup.

30
31

DAFTAR PUSTAKA

Anitah.S.W; dkk. (2009) Strategi Pembelajaran IPA di SD. Jakarta:Universitas


Terbuka

Hamalik Oemar. (2001) Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara

Sardjiyo,Sugandi, Ischak (2009) Pendidikan IPA di SD. Jakarta: Universitas


Terbuka

Satori D.;dkk.(2006) Profesi Keguruan. Jakarta : Universitas Terbuka

Mikarsa H L, Taufik A, Prianto P L. (2009) Pendidikan Anak di SD. Jakarta:

Universitas Terbuka

Tjokrodikaryo M., Soetjipto. R. (1974-1975) Metodologi Ilmu Pengetahuan Alam


untuk SPG. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Tim Penyusun Kamus Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (1997),Kamus


Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka

Wardhani, I G A K; dkk. (2006) Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta

Universitas Terbuka

Winataputra.U.S; dkk. (2007) Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:


Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai