BAB I
PENDAHULUAN
1
2
pemahaman dan hasil belajar siswa yang maksimal. Kegiatan perbaikan ini
dilaksanakan melalui "Penelitian Tindakan Kelas" (PTK).
Dari refleksi dan pengamatan yang dilakukan, rendahnya hasil
belajar dikarenakan metode yang digunakan tidak memotivasi dan
mengaktifkan siswa oleh karena itu penulis berupaya meningkatkan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA materi Mengidentifikasi siklus
makhluk hidup di kelas IV SDN 02 Sungai Rumbai dengan menggunakan
metode kerja kelompok.
Menurut Hamalik (2001) cara menggerakkan motivasi belajar
siswa salah satunya dengan kerja kelompok. Dengan kerja kelompok
dimana melakukan kerjasama dalam belajar, setiap anggota kelompok
turutnya, kadang-kadang perasaan untuk mempertahankan nama baik
kelompok menjadi pendorong yang kuat dalam perbuatan belajar.
1) Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas terdapat beberapa faktor yang
menyebabkan rendahnya pemahaman dan hasil belajar siswa serta
kurangnya minat belajar siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru,
penulis melakukan refleksi diri, berdiskusi dengan teman sejawat dan
supervisor dan diketahui faktor penyebab belum optimalnya strategi
pembelajaran yang dilakukan guru adalah sebagi berikut:
a) Siswa kurang memahami konsep mengidentifikasi siklus makhluk
hidup
b) Siswa kurang aktif dalam berdiskusi
c) Siswa kurang terampil dalam berkomunikasi dengan teman sebaya.
d) Hasil belajar siswa rendah
2) Analisis Masalah
Setelah penulis analisa mengapa banyak sekali siswa yang nilainya
masih dalam kategori kurang ternyata disebabkan oleh oleh berbagai
faktor diataranya :
a) Karena siswa tidak fokus bila guru menerangkan
3
C. Tujuan Perbaikan
Adapun tujuan dari perbaikan dan penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apakah penggunaan metode kerja kelompok dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas IV
SDN 02 Sungai Rumbai tentang mengidentifikasi siklus makhluk hidup
2. Untuk mengetahui apakah penggunaan metode kerja kelompok dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas
IV SDN 02 Sungai Rumbai tentang Mengidentifikasi siklus makhluk
hidup
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Bagi Siswa
a) Meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa
b) Siswa termotivasi untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran.
c) Pelajaran IPA akan menjadi pelajaran yang menyenangkan bagi
siswa
2. Bagi Guru
a) Guru dapat memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya sehingga
akan menimbulkan rasa puas karena telah melakukan sesuatu untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran.
b) Guru dapat berkembang secara profesional karena dapat
menunjukkan ia mampu menilai dan memperbaiki pembelajaran.
c) Membuat guru lebih percaya diri karena menganalisis kinerjanya
sendiri sehingga megetahui dan mengatasi kelemahan dan
kekurannya.
d) Guru mendapat kesempatan untuk berperan aktif mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan sendiri.
3. Bagi Sekolah
a) Kualitas/mutu pendidikan disekolah meningkat
b) Strategi/teknik pembelajaran yang dihasilkan dapat disebarluaskan
kepada sekolah lain.
5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pembelajaran IPA di SD
Istilah IPA dan keberadaannnya dalam kurikulum persekolahan di
IPA yang kita kenal di Indonesia bukan ilmu social oleh karena itu proses
pembelajaran IPA pada berbagai tingkat pendidikan baik Pendidikan
Tinggi,juga pada tingkat persekolahan mulai dari tingkat SD dan sekolah
lanjutan pertama maupun lanjutan atas,tidak menekankan aspek teoritis
keilmuannya,melainkan lebih menekankan kepada segi praktis mempelajari,
menelaah dan mengkaji gejala alam dan mahluk hidup .
Dengan mempertimbangkan bobot dan tingkat kemampuan peserta
didik pada tiap jenjang yang berbeda sebagai bidang pengetahuan, ruang
lingkup IPA dapat terlihat nyata dari tujuannya,adapun tujuan bidang studi
IPA tersebut adalah :
1) IPA mempersiapkan siswa untuk studi lanjut dibidang science jika ia
nantinya masuk perguruan tinggi.
2) IPA bertujuan membuka wawasan tentang alam dan mahluk hidup.
3) IPA hakikatnya merupakan suatu kompromi antara 1 dan 2 diatas.
4) IPA mempelajari masalah-masalah mahluk hidup.
Bidang studi IPA bertujuan dengan materi yang dipilih, disaring dan
disinkronkan kembali maka sasaran seluruh kegiatan belajar dan
pembelajaran IPA mengarah mengenal wawasan tentang alam dan mahluk
hidup di dalam kehidupan manusia.
Inti dari pembelajaran kurikulum 2013 adalah ada pada upaya
penyederhanaan, dan tematik-integratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk
mencetak generasi yang siap didalam menghadapi masa depan karena itu
kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan dan
bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik
dalam melaksanakan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan
5
6
antara lain: (1) bersikap ilmiah, (2) mampu menerjemahkan perilaku alam
dan lingkungan di sekitar rumah dan sekolah.
Pembelajaran IPA di SD menurut kurikulum adalah dituntut untuk
dapat menjadikan peserta didik yang mempunyai intelektual yang tinggi,
berwawasan, aktif dan mampu bekerja sama sehubungan dengan
karakteristik pembelajaran IPA di SD tersebut maka dibutuhkan sesuatu
yang dapat memenuhi dan menunjang agar proses pembelajaran dapat
berjalan dengan efektif dan efesien, yang salah satunya dalam pembelajaran
IPA menggunakan metode kerja kelompok
B. Metode kerja kelompok
Pengertian metode dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah cara
yang teratur dan berfikir baik-baik untuk mencapai maksud (dl ilmu
pengetahuan dsb); cara kerja yang bersitem untuk memudahkan pelaksanaan
suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.
Dalam bahasa Inggris, method berarti cara. Apabila dikaitkan dengan
pembelajaran, metode adalah cara yang digunakan guru dalam
membelajarkan siswa.
Karena metode lebih menekankan pada peran guru, istilah metode
sering digandengkan dengan kata mengajar, yaitu metode mengajar. Joni
(dalam Anitah dkk. 2009) mengemukakan bahwa metode adalah berbagai
cara kerja yang bersifat relatif umum yang sesuai untuk mencpai tujuan
tertentu.
Metode mengajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh seorang
guru dalam menyampaikan materi pelajaran kepada anak didiknya,setiap
metode yang digunakan guru dalam mengajar di kelas mempunyai
kelebihan dan kekurangan, untuk itu guru harus pandai memilih metode
yang cocok sesuai dengan pokok bahasan yang ingin disampaikan. hal-hal
yang perlu diperhatikan dalam memilih metode adalah sebagai berikut :
a. Tujuan pembelajaran
b. Kemampuan guru terhadapa materi dan metode yang akan dipilih.
c. Kemampuan siswa yang belajar.
8
penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok, (6)
siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan keterampilan untuk
belajar bersama selama proses belajarnya, dan (7) siswa akan diminta
mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam
kelompok kooperatif.
Harapan guru terhadap peserta didik sekaligus merupakan peran
peserta didik itu. Good (dalam Satori dkk.: 2006) merumuskan peran peserta
didik ini kedalam tiga peran pokok, yaitu: penguasaan keterampilan dasar,
pengembangan minat terhadap pengetahuan tentang topik-topik yang
terkandung dalam kurikulum, dan partisipasi sebagai anggota kelompok.
C. Hasil belajar
Pengertian belajar yang cukup konprehensif diberikan oleh Gredler
(dalam Winataputra dkk.2007) yang menyatakan bahwa belajar adalah
proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam
kemampuan,keterampilan dan sikap.
Bruner (dalam Winataputra dkk.: 2007) pada dasarnya belajar
merupakan proses kognitif yang terjadi dalam diri seseorang. Ada tiga
proses kognitif yang terjadi dalam belajar, yaitu (1) proses perolehan
informasi baru, (2) proses mentransformasikan informasi yang diterima, dan
(3) menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan.
Menurut Anitah dkk.(2009) ada 4 pilar yang perlu diperhatikan
dalam belajar, yaitu: (1) belajar untuk mengetahui (learning to know). (2)
belajar untuk berbuat (learning to do), (3) belajar untuk menjadi (learning
to be), dan (4) belajar untuk hidup bersama (learning to live together).
Keempat pilar tersebut perlu diperhatikan agar hasil belajar yang diperoleh
benar-benar bermakna dalam kehidupannya maupun kehidupan orang lain,
sehingga dapat mengantarkan siswa menjadi manusia yang mandiri yang
mampu mengenal, mengarahkan, dan merencanakannya dirinya sendiri.
Menurut Hilgard (dalam Anitah dkk.: 2009), belajar merupakan
proses perubahan tingkah laku yang diperoleh melalui latihan. Perubahan itu
12
BAB III
PELAKSANAAN PENNELITIAN DAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
13
14
dalam Dikdasmen (2003:18) bahwa tahap tahap tersebut atau biasa disebut
siklus ( Putaran ) terdiri dari empat komponen yang meliputi :
1. Perencanaan ( Planning )
2. Aksi/ tindakan/ pelaksanaan ( Acting )
3. Observasi/ pengamatan ( Observing )
4. Refleksi ( Reflecting )
1. Perencanaan
Hasil evaluasi menunjukkan dari 20 siswa hanya 7 orang yang
mendapat nilai >KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), sedangkan sisanya
13 orang mendapat nilai ≤ KKM.
Jadi siswa yang belum menguasai materi pelajaran sebanyak 65 %. dilihat
dari hasil evaluasi yang menunjukkan masih banyaknya siswa yang belum
menguasai materi pelajaran dan belum tercapainya tujuan pembelajaran
yang diharapkan
Alternatif perbaikan selanjutnya adalah merencanakan tindakan
beserta perangkat yang digunakan selama perbaikan berlangsung. Adapun
Rangkaian kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah
sebagai berikut :
Menentukan pokok bahasan
Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah
Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dengan model
Pembelajaran Kerja Kelompok
Menyusun bahan ajar
Menyiapkan alat peraga
Menyiapkan sumber belajar seperti buku
Menyiapkan format evaluasi berupa butiran soal tes formatif.
2. Tindakan/ pelaksanaan
Tahap ini di mulai dari pembahasan materi kegiatan ekonomi dalam
memanfaatkan sumber daya alam. pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
alam (IPA) menggunakan menggunakan metode kerja kelompok sesuai
dengan rencana.
15
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
17
18
Dari tabel 4.1, nilai ketuntasan belajar siswa dari siklus I, ada 18
orang anak yang belum tuntas dan 2 orang anakyang tuntas hal ini belum
mengalami peningkatan yang signifikan.
2. Siklus II
a) Rencana
Pada tahap perencanaan pada sikus II, guru melakukan langkah-
langkah kegiatan sebagai berikut :
1) Menyiapkan, menyusun, dan menyempurnakan rencana perbaikan
pembelajaran berdasarkan identifikasi penyebab masalah pada
pembelajaran siklus I.
2) Menyiapkan sistematika laporan siklus II.
3) Mempersiapkan alat peraga berupa gambar/poster bentuk-bentuk
siklus makhluk hidup yang ada di sekitar untuk menjelaskan materi
pembelajaran.
4) Menyusun LKS yang sesuai dengan pendekatan belajar yang
dimaksud.
b) Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II, guru
menyampaikan materi pelajaran dengan langkah-langkah :
20
Tabel 4.2
Rekapitulasi Nilai Siswa Siklus II
Dari tabel 4.2, nilai ketuntasan belajar siswa dari siklus II, sudah
mulai nampak peningkatan hal tersebut terlihat pada siklus I ada18 orang
siswa yang tidak tuntas namun pada siklus II berkurang menjadi 7 orang
siswa yang tidak tuntas.
3. Siklus III
a) Rencana
Pada tahap perencanaan pada sikus III, guru melakukan langkah-
langkah kegiatan sebagai berikut :
1) Menyiapkan, menyusun dan menyempurnakan rencana perbaikan
pembelajaran berdasarkan identifikasi penyebab masalah pada
pembelajaran siklus II.
22
Dari tabel 4.3,nilai ketuntasan belajar siswa dari siklus III, sudah
nampak peningkatan berikut ini digambarkan ketuntasan belajar siswa
persiklusnya dengan diagram
B. Pembahasan hasil penelitian Perbaikan Pembelajaran
Perbaikan pembelajaran dari siklus I sampai siklus III mengalami
peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa. Berikut adalah hasil
pengamatan pada siklus III :
1. Siswa termotivasi untuk mengikuti pelajaran
2. Siswa bekerjasama dan aktif dalam kelompoknya
3. Tugas yang diberikan dapat diselesaikan dengan cepat dan sesuai
dengan tujuan pembelajaran.
4. Siswa merasa senang dengan pelajaran, karena siswa dilibatkan
lansung dalam proses pembelajaran.
5. Antar kelompok terjadi persaingan yang sehat.
6. Siswa yang pintar dapat membantu temannya yang kurang pintar
dalam kelompoknya.
7. Siswa berani mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan dan lebih
fokus terhadapa materi yang disampikan.
8. Hasil belajar siswa meningkat.
Pada siklus I dan II masih terdapat kelemahan guru dalam
merencanakan, mengelola, dan menggunakan metode pembelajaran,pada
siklus I guru hanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan
penugasan saja sehingga siswa terlihat jenuh dan bosan dengan materi yang
disampaikan dan pada siklus II guru kurang melibatkan siswa dalam proses
pembelajaran.
Sedangkan pada siklus III guru menggunakan metode kerja
kelompok, dari pengamatan terlihat semua siswa aktif dan berusaha
bersaing dengan kelompok lain serta siswa fokus terhadap materi yang
disampaikan.
Penggunaan metode kerja kelompok dalam dalam perbaikan
pembelajaran dapat meningkatkan hasil dan aktivitas belajar siswa pada
25
Dari tabel 4.4, nilai ketuntasan belajar siswa dari siklusI, siklus
II,dan III mengalami peningkatan berikut ini digambarkan ketuntasan belajar
siswa persiklusnya dengan diagram 4.1:
80 Rata rata
60 Ketuntasan
40
tuntas
20 tertinggi
Rata rata tertinggi
0
Sklsskls skls terendah
1 2 3
Diagram 4.1
Ketuntasan Belajar Siswa
Ketuntasan belajar siswa terus meningkat dari pembelajaran pra
siklus yang dilakukan sampai perbaikan pembelajaran siklus III. Hanya 2 orang
siswa yang masih memperoleh nilai dibawah KKM pada siklus III dari tabel
4.4 rekapitulasi nilai siswa terlihat peningkatan nilai rata-rata siswa, dari tes
yang diberikan pada siklus I sampai siklus III diagram perolehan nilai rata-rata
digambarkan dengan diagram 4.1 sebagai berikut:
50
siklus 1
siklus 3 siklus 2
0 siklus 2
siklus 3
SIKLUS 1 SIKLUS 2 siklus 1
SIKLUS 3
Diagram 4.1
Nilai Rata-rata Siswa
Pada diagram 4.2 terjadi peningkatan nilai rata-rata siswa, pada
perbaikan pembelajaran siklus I hanya 51,5 dan terus meningkat sampai
perbaikan pembelajaran siklus III yaitu 80,5
27
40
20 siklus 1
siklus 2
0
siklus 3
SIKLUS 1 SIKLUS 2
SIKLUS 3
Diagram 4.2
Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Persiklus
Persentase ketuntasan belajar siswa persiklusnya mengalamai
peningkatan yang cukup berarti. Kegiatan pembelajaran pra siklus siswa yang
tuntas sebanyak 35%, meningkat pada siklus I 45%, siklus II 65% dan terus
meningkat pada siklus III sebanyak 90% hal ini terjadi karena guru telah
melakukan perbaikan dalam melakukan pembelajaran, baik perencanaan dan
pelaksanaan dan akhirnya guru menggunakan metode yang tepat untuk
menyampaikan materi pembelajaran yaitu metode kerja kelompok pada siklus
III. Melalui pengamatan aktifitas siswa setiap siklus yang dilakukan, diperoleh
data pada tabel 4.6 sebagai berikut :
28
Tabel 4.6
Aktifitas Siswa Setiap Siklus
0.5 siklus 1
siklus 2
0 siklus 3
SIKLUS 1
SIKLUS 2
SIKLUS 3
Diagram 4.3
Diagram Aktifitas Siswa Setiap Siklus
Dari pengamatan yang dilakukan pada aktivitas kelompok pada
perbaikan pembelajaran siklus III aktivitas belajar siswa meningkat. Antar
kelompok saling bersaing menyelesaikan tugas yang diberikan dan berkerja
sama dengan anggota kelompoknya.
Perbaikan pembelajaran berhasil dilaksanakan sampai siklus III.
Ternyata dengan menggunakan metode yang tepat sesuai tujuan pembelajaran
membuat siswa aktif dan dapat menyerap materi yang disampaikan sehingga
hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai.
30
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. Kesimpulan
Dari hasil proses perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan, maka dapat
diambil suatu kesimpulan sebagai berikut :
1. Penggunaan metode kerja kelompok dapat meningkatkan hasil belajar
siswa, karena mereka termotivasi mengikuti pembelajaran sehingga
materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik. Hal ini
ditunjukkan dari ketuntasan belajar siswa yang mencapai 90% pada
siklus III.
2. Penggunaan metode kerja kelompok dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa. Setiap kelompok saling bersaing dan siswa yang
sebelumnya pasif menjadi aktif dalam kelompoknya.
Kedua kesimpulan diatas sesuai dengan pendapat Hamalik (2001) yang
mengemukakan cara menggerakkan motivasi belajar siswa salah satunya
dengan
B. Saran Tindak Lanjut
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka guru disarankan sebaiknya melakukan
beberapa hal dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, yaitu :
1. Menggunakan metode yang tepat sesuai dengan tujuan pembelajaran
dan kemampuan siswa yang belajar.
2. Menggunakan lebih dari satu atau dua metode pembelajaran, karena
setiap metode mempunyai kelemahan dan kelebihan
3. Penyampaian materi mengidentifikasi siklus makhluk hidup akan lebih
baik jika menggunakan metode kerja kelompok, sebab penggunaan
metode tersebut akan memotivasi siswa mengikuti pelajaran, sehingga
hasil dan aktivitas belajarnya maksimal hal ini telah terbukti di kelas
IV SDN 02 Sungai Rumbai pada mata pelajaran IPA dalam
pembahasan materi mengidentifikasi siklus makhluk hidup.
30
31
DAFTAR PUSTAKA
Hamalik Oemar. (2001) Proses Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Bumi Aksara
Universitas Terbuka
Universitas Terbuka