Anda di halaman 1dari 34

PROPOSAL SKRIPSI

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

PENGGUNAAN METODE INKUIRI DALAM MENINGKATKAN


PRESTASI BELAJAR

Dipersembahkan oleh:
Weebo

Kunjungi Website Weebo dan Subscribe Weebo di Youtube

dengan Mengeklik Link / Gambar di Bawah ini:

Website: Youtube:
TERM OF SERVICES, READMORE, AND RELATED LINKS

A. Terms of Services
1. Segala hak cipta penulisan skripsi ini adalah milik penulis asli skripsi. Weebo
hanya membagikan skripsi ini dengan tujuan agar dapat bermanfaat bagi orang
lain.
2. Sebagian besar skripsi yang diperoleh Weebo berasal dari internet yang dapat
dicari dengan mesin pencarian, kemudian diupload ulang oleh Weebo.
3. Silahkan subscribe youtube Weebo Corner dengan mengeklik link/gambar
pada halaman cover untuk mendukung program-program dari Weebo.
4. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.

B. Readmore and Related Links


1. Tips dan Trik Menulis Skripsi Youtube Playlist
Playlist youtube yang berisi video pedoman penulisan skripsi, tips dan
trik penulisan skripsi, cara membuat judul skripsi penelitian kualitatif,
kuantitatif, dan penelitian tindakan kelas, dan lain sebagainya.
2. Ide Proposal Skripsi
Blog yang berisi artikel panduan cara menulis skripsi, contoh judul
skripsi, download contoh skripsi penelitian kualitatif, kuantitatif, dan penelitian
tindakan kelas, dan lain sebagainya. Contoh artikel:
a. Panduan Cara Menyusun Skripsi dari Awal sampai Akhir
b. Contoh Judul Penelitian Kualitatif Terbaik dan Terlengkap
c. Contoh Judul Penelitian Kuantitatif Terbaik dan Terlengkap
d. Contoh Judul Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Terbaik dan Terlengkap
e. Download Proposal Skripsi dan Skripsi Penelitian Kualitatif
f. Download Proposal Skripsi dan Skripsi Penelitian Kuantitatif
g. Download Proposal Skripsi Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
h. Ejaan dan Tanda Baca dalam Penulisan Karya Ilmiah
i. Cara Penulisan Daftar Pustaka dalam Karya Ilmiah
j. Dan lain sebagainya.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Memasuki abad ke-21 ini dunia pendidikan menghapi tantangan yang
tidak ringan, terutama di bidang IPTEK yang sangat pesat. Perubahan
masyarakat dunia maupun masyarakat kita sendiri dibidang sosssial budaya
dan berkembangnya isu bahwa kualitas pendidikan rendah. Oleh karena itu
untuk menghadapi tantangan tersebut pendidkan dan pembelajara perlu
adanya perubahan baik kuantitas maupun kualitasnya. Berbagai upaya telah
dilakukan di bidang pendidikan. Misalnya dkeluarkan UU SISDIKNAS no 2
tahun 1985 dan program pendidikan 9 tahun serta diberlakukannya
kurikulum- kurikulum baru seperti kurikulum 2004, KBK, KTSP.
Namun satu hal yang penting yaitu guru sebagai pelaksana langsung
pencapaian tujuan pembelajaran perlu meningkatkan kualitas proses
pembelajaran yaitu dengan memperhatikan bagaimana cara menyampaikan
pengetahuan yang dimiliki itu kepada peserta didiknya. Maka dari itu peneliti
mencoba untuk melakukan penelitian tindakan kelas dalam mengatasi
masalah tersebut.
Di SDN Keting Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan ditentukan
ketuntasan minimal untuk pelajaran Matematika adalah 60 keatas. Sedangkan
siswa dikatakan belum berhasil apabila mendapat nilai kurang dari 60.
Metode penemuan pada pembelajaran matematika dimaksudkan untuk
mendorong siswa dalam memahami sesuatu yang bersifat fakta atau relasi
matematika yng masih baru bagi siswa, misalnya pola, sifat-sifat atau rumus
tertentu. Setelah menemukan fakta/relasi siswa diminta untuk menarik suatu
generasi dari apa yang mereka temukan sendiri.

B. Rumusan Masalah
Berdasar uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan/inkuiri
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada pelajaran matematika?
2. Bagaimana meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran
matematika dengan menggunakan metode penemuan /inkuiri?
3. Bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika dengan
metode inkuiri?

C. Tujuan Penelitian
Berdasar permasalahan diatas maka tujuan penelitian tindakan kelas
ini adalah sebagai berikut:
1. untuk mengetahui bagaimana pembelajaran dengan menggunakan metode
inkuiri dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada pelajaran
matematika
2. Untuk mengetahui bagaimana meningkatkan pemahamansiswa terhadap
materi pembelajaran matematika dengan menggunakan metode inkuiri
3. Untuk mengetahui bagaimana aktivitas siswa dalam pembelajaran
matematika dengan menggunakan metode inkuiri

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Guru
Guru akan memiliki gambatan tentang pembelajaran matematika yang
efektif dan menyenangkan sehingga dapat mengidentifikasi permasalahan
yang terjadi di kelass sekaligus dapat memecahkan permasalahan
pembelajaran. Diharapkan dapat mengembangkan profesinya sehingga
menjadi guru yang professional.
2. Siswa
Siswa akan mudah memahami materi pelajaran sehingga menjadi aktif
dan dapat meningkatkan belajarnya. Melatih siswa dalam bekerja sama
dalam memecahkan masalah.
3. Lembaga
Bagi lembaga diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan
informasi tentang salah satu topik dan cara pembelajaran matematika pada
siswa SD dengan metode inkuiri untuk mencapai tujuan pembelajaran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Belajar Dan Pembelajaran Matematika SD


1. Pendekatan Ketrampilan Proses Belajar Mengajar Matematika SD
Pendekatan Konsep
Guru matematika SD mempunyai tugas yang kompleks yaitu
memahami dengan baik materi yang akan diajarkan, memahami dan
memanfaatkan dengan baik siswa belajar matematika memahami cara
mengajarkan matematika yang efektif, menggunakan cara-cara
pembelajaran matematika.
Tujuan pembelajaran matematika SD menurut kurikulum 2004
adalah mengembangkan kemampuan bernalar melalui kegiatan
panyelidikan, ekspositoris dan eksperimen sebagai alat pemecahan masalah
melalui pola pikir dan model matematika serta sebagai alat komunikasi
melalui symbol, tabel, grafik, diagram, dalam menjelaskan gagasan.
Teori belajar matematika untuk mengajar matematika di SD menurut
Winataputra (2007:7) ada 6 teori yaitu sebagai berikut:
1. Teori belajar William Brownell
Anak-anak pasti memahami apa yang sedang mereka pelajari jika
belajar secara permanent atau terus menerus untuk waktu yang lama.
Salah satu cara bagi siswa untuk mengembangkan pemahaman tentang
matematika adalah dengan menggunakan benda-benda tertentu ketika
mereka mempelajari konsep matematika.
2. Teori Belajar Zolton P. Dienes
Dengan menggunakan berbagai sajian tentang suatu konsep
matematika, anak-anak akan dapat memahami secara penuh konsep
tersebut jika hanya dibandingkan dengan satu macam sajian.
3. Teori belajar Jean Piaget
Perkembangan mental setiap pribadi melewati 4 tahap, yaitu tahap
sensorimotor, tahap praoperasional, tahap operasi kongkrit, dan tahap
operasi formal.
4. Teori belajar Albert Bandura
Belajar yang menekankan pada pemerolehan kompleks melalui
pengamatan modeled behavior / prilaku yang diteladani beserta
konsekuensinya terhadap individu.
5. Teori Jeremi S. Bruner
Metode belajar merupakan factor yang menentukan dalam
pembelajaran dibandingkan dengan pemerolehan suaatu kemampuan
khusus. Metode yang sangat didukung oleh Jeromi S. Bruner adalah
metode belajar dengan penemuan (inkuiri).
6. Teori belajar Robert M. Gagne
Hasil belajar lebih penting dari pada proses belajar. Tujuan
pembelajaran adalah pemerolehan kemampuan-kemampuan yang telah
dideskripsikan secara khusus dan dinyatakan istilah-istilah tingkah laku

2. Cara-cara pembelajaran matematika


Cara-cara pembelajaran matematika di sekolah dasar yang di
anggap sesuai saat ini menurut Mahsetyo (2007:26) adalah sebagai berikut:
1. Problem Solving / pemecahan masalah
Ciri utama problem solving adalah adanya masalah yang tidak
rutin (non routine problem) pada awalnya pembelajaran ini mengalami
kesulitan mengerjakanya namun seterusnya menjadi terbiasa dan cerdas
dalam memecahkan masalah setelah memperoleh banyak latihan.
2. Mathematical Investigation
Mathematical Investigation adalah penyelidikan matematika
tentang masalah yang dapat di kembangkan menjadi model matematika
berpusat pada tema tertentu, berorientasi pada kajian atau eksplorasi
mendalam dan bersifat open ended. Kegiatan belajar dapat berupa
cooperative learning.
3. Contextual Learning
Contextual Learning adalah pengelolaan suasana belajar yang
mengaitkan bahan pelajaran dengan situasi dan atau kehidupan sehari-
hari, hal-hal yang factual atau keadaan nyata yang dialami siswa.
4. Inkuiri
Metode pembelajarn ini mendorong sswa untuk memahami suatu
fakta atau relasi matematika dalam mengkaji dan menemukan sendiri
sehingga siswa dapat menarik kesimpulan sendiri.

3. Proses Belajar Mengajar Matematika


Proses belajar mengajar merupakan proses interaksi antara siswa
dengan guru dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Menurut
Hudojo (2002:92) belajar merupakan proses aktiv dalam memperoleh
pengalaman atau pengetahuan baru sehingga menyebabkan perubahan
tingkah laku. Menurut Bell Gredler dalam Winata putra (2007:5) belajar
adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka
ragam kemampuan, ketrampilan dan sikap. Selanjutnya menurut Yuli
Kurnia (2005:8) belajar didefinisikan sebagai perubahan dalam
pengetahuan atau prilaku yang dihasilkan oleh pengalaman, perubahan
tidak terjadi semata-mata terjadi melalui maturasi atau kondisi-kondisi
bersifat sementara.
Dari beberapa pengertian diatas, belajar pada dasarnya adalah
proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. Perubahan yang
terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya, oleh
karena itu sudah tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang
merupakan perubahan dalam arti belajar. Adapun ciri-ciri perubahan
tingkah laku dalam arti belajar adalah perubahan terjadi secara sadar,
bersfat kontinyu dan fungsional, positif dan aktif bukan bersifat sementara,
perubahn tersebut bertujuan dan terarah serta mencakup seluruh aspek
tingkah laku.
Mengajar merupakan proses aktif guru untuk membimbing siswa
dalam mempelajari dan memahami konsep-konsep yang dikembangkan
dalam proses belajar mengajar (Ariifin;2003:8). Karena kegiatan belajar
merupakan hal yang wajib dikerjakan oleh individu, maka guru hendaknya
memberikan bimbingan dan dorongan kepada siswa agar timbul motivasi
pada diri siswa sebagai motivasi ekstrinsik. Selanjutnya mengajar menurut
Usman dan L. Setiawan (1993:4) adalah usaha untuk mengkoordinasikan
lingkungannya dengan siswa dan bahan pangajaran sehingga menimbulkan
proses belajar pada siswa. Dari pendapat tersebut mengajar merupakan
suatu kegiatan atau proses yang menyediakan kondisi yang merangsang
kegiatan belajar siswa untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan
sikap nilai-nilai tertentu.

B. Metode Inkuiri
Pembelajaran menggunakan metode inkuri/penemuan merupakan
suatu model pengajaran, mendorong siswa untuk memahami fakta/relasi
matematika yang masih baru bagi siswa. Misalnya pola-pola atau rumus
tertentu.
Fakta atau relasi sebenarnya sudah ada atau datemukan sebelumnya
namun belum pernah digunakan secara langsung oleh guru. Kegiatan dalam
metode ini menggunakan konsep maupun ketrampilan matematika dalam
kaitan dengan pemecahan masalah. Menurut Muhsetyo (2007:35) metode
penemuan (inkuiri) dibedakan menjadi dua jenis yaitu:
1. Penemuan Murni
Pelajaran terfokus pada siswa, tidak terfokus pada guru, siswa yang
menentukan tujuan dan pngalaman belajar yang diinginkan kepada para
siswa kemudian siswa diminta untuk mangkaji dan menemukan fakta atau
relasi yang terdapat dalam masalah tadi yang ahkhirnya siswa juga yng
menarik kesimpulan dari apa yang mereka temukan. Siswa hamper tidak
mendapat bimbingan guru.
2. Penemuan Terbimbing
Guru mengarahkan atau memberi petunjuk kepada siswa tentang
materi pelajaran. Bimbingan yang diberkan sangat tergantung kepada
kemampuan siswa dan topik yang dipeljari. Bimbingan bisa berupa
petunjuk, arahan, pertanyaan atau dialog sehingga diharapkan siswa
sampai pada kesimpulan sesuai dengan yang diinginkan guru. Guru harus
sudah merancang secara jelas kesimpulan apa yang harus ditemukan.
Adapun tujuan yang ingin dicapai peneliti dalam menggunakan
metode inkuiri adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan keterlibatan siswa dalam menemukan dan memproses
bahan belajarnya.
2. Mengurangi ketergantungan peserta didik pada guru untuk
mendapatkan pengalaman belajarnya.
3. Melatih siswa untuk menggali dan memanfaatkan lingkungan sebagai
sumber belajar yang tidak ada habisnya.
4. Memberi pengalaman belajar seumur hidup.

Alasan penggunaan metode inkuiri adalah sebagai berikut:


1. Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan yang pesat
2. Belajar tidak hanya dapat diperoleh dari sekolah, tetapi juga
lingkungan sekitar.
3. Melatih siswa untuk memiliki kesadaran sendiri kebutuhan belajarnya.
4. Penanaman kebiasaan untuk belajar seumur hidup.

C. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu


Dari hasil penelitian Jumiati, mahasiswa Universitas Terbuka tahun
2008 dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar Matematika dalam
menentukan sifat-sifat Bangun Datar Sederhana dengan Menggunakan
Metode Penemuan Melalui Model Pembelajaran Koopertif” diperoleh hasil
bahwa kemampuan siswa dalam memahami materi dalam menggunakan
metode inkuiri adalah memuaskan. Hasil penelitiannya juga menunjukkan
adanya peningkatan prestasi belajar siswa dan aktifitas siswa dalam
pembelajaran sangat memuaskan.
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Lokasi dan Subyek Penelitian


1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian pembelajaran adalah di SDN Keting kecamatan
Sekaran Kabupaten Lamongan. Adapun waktu penelitian pembelajaran ini
dilakukan pada semester II tahun ajaran 2008/2009. Mata pelajaran
matematika, tentang simetri lipat bangun datar dengan metode inkuiri.
Penelitian dilaksanakan dalam dua siklus, siklus I pada tanggal 5
Maret 2009, siklus II pada tanggal 11 Maret 2009 dan sesuai dengan jadwal
kegiatan. Penelitian ini di bantu oleh teman sejawat sebagai rekan kerja dan
pengamat dalam penelitian ini.
2. Subyek penelitian
Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SD
Negeri Keting Kecamatan Sekaran Kabupaten Lamongan, dengan jumlah
siswa 15 anak, terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan.
Tabel 1.1
Daftar nama siswa dan jenis kelamin
No Nama Jenis Kelamin
1 Nanang Adi S L
2 Mei Elfida P
3 Rahayu suprapti P
4 Andrianto L
5 Nursaidah P
6 Eric Monandzar L
7 Uun Nurjannah P
8 Eka Puji Rahayu P
9 Nasrul Hakiki L
10 Nungki Widya P
11 Arniyati P
12 Diki Dwi P. L
13 Fajar Subeki L
14 Kukuh Amirullah L
15 Siti Zulaikah P

Subyek pelaku tindakan kelas adalah guru kelas IV yang dibantu


oleh teman sejawat dan kepala sekolah selama melaksanakan penelitian.
Mata pelajaran yang menjadi sasaran pembelajaran adalah pelajaran
matematika kelas IV, khususnya pada materi simetri bangun datar.

B. Prosedur Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas (PTK).
Pada hakekatnya PTK merupakan suatu proses dimana melalui proses ini guru
menginkan adanya perbaikan, peningkatan, dan perubahan pembelajaran lebih
baik agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.
Prosedur penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus masing-masing
siklus dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu:
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Pengumpulan Data
4. Pefleksi
Empat tahap dalam satu putaran pada penelitian adalah:
1. Perencanaan
Sebelum melakukan penelitian pada tahap ini peneliti menyusun rumusan
masalah, tujuan penelitan, serta membuat rencana tindakan yang akan
dilaksanakan pada proses belajar mengajar. Selain itu tahap ini juga
dipersiapkan instrument penelitian dan perangkat pembelajaran yang akan
digunakan
2. Tindakan atau Pelaksanaan
Pada tahap ini tindakan yang harus dilaksanakan peneliti sebagai upaya
untuk melaksanakan perbaikan kegiatan belajar mengajar serta mengamati
hasil dan proses kegiatan belaar mengajar yang dilakukan oleh teman
sejawat
3. Pengumpulan Data
Pada tahap ini peneliti berusaha mengumpulkan data untuk mendapatkan
hasil.
4. Refleksi (analisis dan interpretasi)
Pada tahap ini peneliti bersama guru dan teman sejawat sebagai pengamat
melihat serta mempertimbangkan hasil dan dampak dari tindakan yang
telah dilakukan.

Prosedur Penilaian Siklus I


1. Rencana Tindakan Perbaikan atau Tahap Rancangan
a. Penyusunan RPP (Rencana Perbaikan Pembelajaran) untuk observasi
proses belajar mengajar yang bisa dilakukan guru, pada pelajaran
matematika. Banyak ditemukan kesalahan konsep ketika guru
menerangkan materi pelajaran. Setelah itu peneliti menyusun
rencana pembelajaran dengan metode penemuan berdasarkan materi
pelajaran yang diberikan.
b. Kegiatan selanjutnya terdiri dari kegiatan merumuskan tujuan
pembelajaran, menyusun langkah-langkah pembelajaran,
merencanakan alat yang sesuai dengan pokok bahasan yang akan
diajarkan.
c. Mempersiapkan daftar pengamatan sebagai acuan untuk
mengumpulkan data tentang prestasi belajar siswa dalam mengikuti
pelajaran matematika serta menyiapkan bahan penelitian.
d. Memberikan tes di akhir pelajaran yang dimaksudkan untuk
mengetahui perkembangan prestasi.
2. Pelaksanaan Perbaikan
a. Saat pelaksanaan tindakan, peneliti bertindak sebagai guru dibantu
oleh teman sejawat sebagai pengamat yang memantau jalannya
proses pembelajaran yang hasilnya berupa rekaman data kegiatan
pembelajaran.
b. Guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode
penemuan untuk meningkatkan prestasi belajar dimana guru
menggunakan media yang mendukung sesuai dengan materi yang
disampaikan, guru kemudian memberikan pertanyaan-pertanyaan
dan tugas-tugas sehingga siswa dapat menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan guru.
3. Pengumpulan Data
a. Pada waktu guru mengajar, peneliti dibantu teman sejawat untuk
melakukan pengumpulan data dengan cara mencatat kejadian-
kejadian selama kegiatan pembelajaran berlangsung untuk
mengetahui sejauh mana data prestasi belajar siswa sebelum dan
sesudah diberi tindakan.
b. Untuk mengetahui perkembangan prestasi, siswa diberi angket
prestasi belajar pada awal kegiatan sebelum melakukan tindakan dan
juga pada lembar jawaban observasi prestasi belajar yang dibawa
peneliti. Untuk mengetahui perkembangan prestasi belajar siswa
dilakukan melalui tes yang diberikan setiap akhir siklus.
4. Refleksi
Dari hasil observasi, dilakukan analisis pada tindakan I kemudian
dilanjutkan dengan refleksi yang dilakukan bersama teman sejawat, perlu
dilakukan tindakan selanjutnya.

Prosedur Penilaian Siklus II


1. Rencana Tindakan Perbaikan (perencanaan)
a. Rencana tindakan kelas siklus II disusun berdasarkan hasil analisis dan
refleksi selama siklus I. pada siklus I guru menyampaikan materi
dengan metode penemuan dengan menggunakan media gambar tidak
dengan media benda nyata.
b. Menyusun rencana perbaikan pembelajaran siklus II sebagai
kelengkapan proses belajar mengajar.
c. Mempersiapkan daftar pengamatan sebagai acuan untuk
mengumpulkan data tentang prestasi belajar siswa dalam mengikuti
pelajaran matematika serta menyiapkan bahan penelitian.
d. Memberikan tes pada akhir pelajaran untuk mengetahui perkembangan
prestasi belajar siswa.
2. Pelaksanaan Perbaikan
a. Tindakan pada siklus II disusun berdasarkan refleksi dari hasil
tindakan pertama. Hasil analisis data pada siklus I tersebut digunakan
sebagai acuan refleksi untuk menentukan rencana tindakan tahap ke II
dengan mengadakan beberapa perbaikan dari rencana tindakan tahap
pertama.
b. Pada siklus II ini lebih banyak memberikan kesempatan pada siswa
untuk menemukan dan mencari bentuk-bentuk bangun datar dan
jumlah sisinya. Pada saat pelaksanaan tindakan ini didapat hasil
rekaman data tentang kegiatan pembelajaran dari teman sejawat.
3. Pengumpulan Data
Untuk mengetahui perkembangan prestasi belajar siswa dilakukan
pengisian lembar observasi prestasi belajar siswa dan melalui tes yang
diberikan setiap akhir siklus.
4. Refleksi
Berdasarkan data tentang prilaku siswa yang diperoleh pada pemberian
tindakan yang berupa data jawaban tes siswa baik prestasi belajar maupun
pemantauan Proses pembelajaran di kelas, maka data tersebut diolah dan
dianalisis. Hasil analisis tersebut kemudian dimanfaatkan sebagai salah
satu masukan untuk melakukan refleksi dan digunakan sebagai bahan
untuk menyusun tindakan selanjutnya.
Instrumen penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Lembar Observasi
Lembar ini digunakan untuk mengamati peneliti dalam kegiatan perbaikan
pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan.
2. Lembar Aktifitas Siswa
Lembar ini digunakan untuk mengetahui aktifitas siswa dalam proses
pembelajaran
3. Angket Respon Siswa
Angket ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana respon siswa
terhadap pembelajaran dengan menggunakan metode penemuan.
Sebagai penunjang pengumpulan data diperlukan perangkat pembelajaran
sebagai berikut :
1. Rencana perbaikan pembelajaran
2. Lembar kerja siswa.

Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini diperoleh dari lembar observasi
pengelolaan pembelajaran, pemberian tugas, lembar penilaian aktivitas siswa
dan tes hasil belajar siswa dianalisis dengan cara sebagai berikut :
- Tes hasil belajar
Analisis data pre-tes dan post-tes hasil belajar siswa dilakukan untuk
mengetahui peningkatan kompetensi kognitif siswa akibat adanya
perbaikan pembelajaran yaitu dengan menggunakan metode penemuan
untuk menentukan peningkatan kompetensi kognitif belajar siswa
dianalisis dengan menggunakan topik deskriptif atau prosentase (%)
sebagai berikut :
daya serap = jumlah nilai yang benar x 100%
jumlah soal
datanya dapat dilihat pada tabel terlampir.
- Hasil daya serap siswa dapat diketahui.
Yang mendapat daya serap mencapai 70% ke atas adalah 14 siswa, sedang
yang mencapai daya serap 70% kebawah adalah 1 siswa.
- Ketuntasan kelas menggunakan persamaan :
Ketuntasan kelas = jumlah siswa yang tuntas x 100%
Jumlah total siswa
Ketuntasan kelas = 14 x 100 % = 93,3%
15

Siklus I
1. Rencana
a. Menyusun skenario pembelajaran (RPP), menyusun lembar kerja siswa,
menyiapkan masalah dan lembar penilaian
b. Menyusun lembar pengamatan, untuk mengetahui aktifitas siswa dan
guru dalam proses pembelajarn
2. Pelaksanaan
a. Melaksanakan skenario pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah yang
telah direncanakan.
b. Melaksanakan penilaian.
3. Pengamatan
Instrumen yang digunakan dalam pengamatan adalah:
a. Lembar pengamatan kepada siswa
b. Lembar pengamatan kegiatan guru
c. Lembar tes
4. Pengumpulan data
a. Menilai aktifitas siswa
b. Menilai hasil belajar siswa
5. Refleksi
Setelah menganalisa dan mendiskusikan dengan teman sejawat, hasil
yang dicapai belum maksimal. Hal ini disebabkan oleh:
a. Guru kurang maksimal dalam menggunakan metode pembelajaran
b. Keberanian siswa untuk bertanya masih rendah dan keberanian untuk
mengungkapkan pendapat masih rendah.
c. Guru kurang mendorong aktifitas siswa
Siklus II
Dalam siklus II ini meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Perencanaan
- Menyusun rencana perbaikan
- Memadukan hasil refleksi I, siklus I agar siklus II lebih baik
- Menyiapkan masalah/soal
2. Pelaksanaan
- Menjelaskan tujuan pembelajaran
- Menjelaskan materi pembelajaran
- Membagi kelompok sesuai dengan kelompok belajar
- Memberi masalah
- Membimbing kelompok yang mengalami kesulitan
- Melaporkan hasil kerja kelompok
- Menyimpulkan materi
- Melaksanakan penilaian

3. Pengumpulan data
Sumber data yang diperoleh dari peneliti adalah sebagai berikut:
Dari siswa antara lain:
- Menilai aktifitas siswa dan hasil tes
- Menilai hasil kerja kelompok
- Menilai pemahaman setiap siswa tentang materi pelajaran
Jenis-jenis data adalah sebagai berikut :
a. Data korelatif berupa :
1. Rencana
a. Menyusun skenario pembelajaran (RPP), menyusun lembar kerja
siswa, menyiapkan masalah dan lembar penilaian.
b. Menyusun lembar pengamatan, untuk mengetahui aktifitas siswa
dan guru dalam proses pembelajaran
2. Pelaksanaan
a. Melaksanakan skenario pembelajaran sesuai dengan langkah-
langkah yang telah direncanakan.
b. Melaksanakan penilaian.
3. Pengumpulan data
a. Menilai aktifitas siswa
b. Menilai hasil belajar siswa
4. Refleksi
Setelah menganalisa dan mendiskusikan dengan teman sejawat, hasil
yang dicapai belum maksimal. Hal ini disebabkan oleh:
a. Guru kurang maksimal dalam menggunakan metode
pembelajaran
b. Keberanian siswa untuk bertanya masih rendah dan keberanian
untuk mengungkapkan pendapat masih rendah.
c. Guru kurang mendorong aktifitas siswa

Siklus II
Dalam siklus II ini meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Perencanaan
- Menyusun rencana perbaikan
- Memadukan hasil refleksi I, siklus I agar siklus II lebih baik
- Menyiapkan masalah/soal
2. Pelaksanaan
- Menjelaskan tujuan pembelajaran
- Menjelaskan materi pembelajaran
- Membagi kelompok sesuai dengan kelompok belajar
- Memberi masalah
- Membimbing kelompok yang mengalami kesulitan
- Melaporkan hasil kerja kelompok
- Menyimpulkan materi
- Melaksanakan penilaian
3. Pengumpulan data
Sumber data yang diperoleh dari peneliti adalah sebagai berikut:
1. Dari siswa antara lain:
- Menilai aktifitas siswa dan hasil tes
- Menilai hasil kerja kelompok
- Menilai pemahaman setiap siswa tentang materi pelajaran
b. Jenis data
- Data korelatif berupa berupa data hasil pengamatan
- Data kuantitatif berupa data hasil pembelajaran siswa

c. Tehnik pengumpulan data


- Data kesulitan siswa diambil dari penilaian hasil pembelajaran melalui
tes
- Data aktifitas guru dan siswa diambil dari proses pembelajaran dengan
menggunakan lembar pengamatan
d. Analisis data
- Prosentase banyak siswa yang mendapat nilai diatas 65
- Prosentase banyak siswa yang aktif dalam proses pembelajaran
Dalam perbaikan pembelajaran pada siklus kedua ini, guru mengevaluasi
kekurangan dan kelebihan data hasil pengamatan

4. Refleksi
- Menganalisis aktifitas siswa
- Menganalisis hasil belajar siswa
- Menyusun laporan
Dalam perbaikan pembelajaran pada siklus kedua ini, guru
mengevaluasi kekurangan dan kelebihan yang terjadi pada proses
pembelajaran. Ternyata proses pembelajaran lebih baik, keberanian siswa
untuk bertanya bertambah dan antusias menaingkat dan menyenangkan.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

a. Hasil Penelitian Siklus I


Untuk memperoleh gambaran dari hasil penelitian diperlukan data. Data
tersebut adalah sejumlah fakta yang digunakan sebagai sumber atau masukan
untuk menentukan kesimpulan atau keputusan yang diambil. Yang menjadi
topik pengamatan adalah kegiatan siswa, kegiatan guru dan hasil pembelajaran
siswa pada mata pelajaran matematika tentang simetri lipat bagun datar.
Setelah diadakan penelitian pada siklus I masih belum menunjukkan hasil
yang memuaskan bahwa kemampuan siswa dalam memahami materi
pembelajaran yaitu dalam mengidentifikasi simetri lipat bangun datar dengan
metode penemuan, Prestasi belajar siswa dan aktifitas siswa serta pemahaman
terhadap materi pembelajaran masih kurang maksimal. Dari hasil tes diperoleh
nilai rata-rata 46,6. Nilai ini belum mencapai standar SKM yang ditetapkan di
SD Negeri Keting.
Tabel 1.1
Tabel prestasi belajar siswa kelas IV siklus I
No Nama siswa Sebelum siklus Nilai siklus I
1 Nanang Adi S 30 60
2 Mei Elfida 60 40
3 Rahayu suprapti 40 70
4 Andrianto 65 70
5 Nursaidah 65 65
6 Eric Monandzar 20 40
7 Uun Nurjannah 34 50
8 Eka Puji Rahayu 65 50
9 Nasrul Hakiki 20 30
10 Nungki Widya 30 45
11 Arniyati 40 50
12 Diki Dwi P. 65 50
13 Fajar Subeki 40 60
14 Kukuh Amirullah 55 55
15 Siti Zulaikah 60 65

Ketuntasan kelas = jumlah siswa yang tuntas x 100%


Jumlah total siswa
7
Ketuntasan kelas = x 100 % = 46,6%
15

Tabel 1.2
Hasil Pengamatan Kegiatan Siswa Siklus I
Tidak
No Aspek yang diamati Selalu Sering Jarang
pernah
1 Siswa memperhatikan √
penjelasan atau pertanyaan
2 Siswa terdorong √
menggunakan kemampuan
berfikir kritis (menganalisis
dan menguraikan masalah)
3 Siswa terdorong √
menggunakan kemampuan
berfikir kreatif
4 Siswa belajar dalam keadaan √
antusias dan gembira
5 Terjadi interaksi siswa √
dengan siswa
6 Terjadi interaksi siswa √
dengan guru
7 Siswa mempunyai √
kesempatan untuk
mengemukakan pendapat
8 Siswa berbicara dan √
berbagai
pengalaman(bekerjasama)
9 Siswa aktif dalam √
pembelajaran
10 Siswa melakukan refleksi / √
berfikir kembali tentang apa
yang dipelajari

Keting, 10 Maret 2009


Pengamat

ISTRINI, S.Pd
NIP, 132 030 037

Analisis :
Hasil pengamatan kegiatan siswa dalam pembelajaran hendaknya
ditingkatkan menjadi sering dan yang sering hendaknya ditingkatkan
menjadi selalu, dan yang selalu hendaknya dipertahankan.

Tabel 1.3
Hasil Pengamatan Kegiatan Guru Siklus I
Tidak
No Aspek yang diamati Selalu Sering Jarang
pernah
A. Kegiatan awal
1. Membangkitkan minat siswa √
2. Mengkomunikasikan tujuan √
pembelajaran
B. Kegiatan inti
1. Memberikan masalah √
kontekstual
2. Menekankan pada pemecahan √
masalah
3. Guru menggunakan alat peraga √
yang cocok
4. Penjelasan atau demonstrasi √
(pemodelan) guna melakukan
dengan jelas, sederhana dan
mudah dimengerti.
5. Guru membimbing dan √
memperhatikan siswa
6. Aktifitas belajar berlangsung √
dalam suasana menyenangkan.
7. Memperhatikan dan √
menghargai ide atau pendapat
siswa
8. Guru memberikan √
penghargaan kepada siswa.
9. Guru melakukan √
refleksi/berfikir kembali
tentang apa yang diajarkan.
C. Kegiatan akhir
1. Membuat kesimpulan materi √
yang diajarkan.
2. Guru mengadakan penilaian √

Keting, 10 Maret 2009


Pengamat
ISTRINI, S.Pd
NIP, 132 030 037

Analisis :
Hasil pengamatan kegiatan siswa dalam pembelajaran hendaknya
ditingkatkan menjadi sering dan yang sering hendaknya ditingkatkan
menjadi selalu dan yang selalu hendaknya dipertahankan.

b. Hasil Penelitian Siklus II


Pada siklus II ini peneliti berusaha untuk memperbaiki
kekurangan dan kelemahan pada siklus I.
1) Perencanaan
Bersama teman sejawat peneliti menyusun rencana tindakan untuk
memecahkan masalah yang timbul pada siklus I. rencana tindakan
pada siklus II ini sama dengan siklus I.
2) Pelaksanaan Pembelajaran
- Melaksanakan skenario pembelajaran sesuai dengan langkah-
langkah yang telah ditentukan olah RPP II.
- Melaksanakan penilaian.
3) Pengamatan
Pengamatan yang dilakukan oleh pengamat sama dengan pengamatan
siklus I . Hasil pengamatan siklus ini adalah sebagai berikut :
Tabel 1.4
Hasil pengamatan siswa kelas IV semester II
siklus II
Tidak
No Aspek yang diamati Selalu Sering Jarang
pernah
1 Siswa memperhatikan √
penjelasan atau pertanyaan
2 Siswa terdorong √
menggunakan kemampuan
berfikir kritis
(menganalisis dan
menguraikan masalah)
3 Siswa terdorong √
menggunakan kemampuan
berfikir kreatif
4 Siswa belajar dalam √
keadaan antusias dan
gembira
5 Terjadi interaksi siswa √
dengan siswa
6 Terjadi interaksi siswa √
dengan guru
7 Siswa mempunyai √
kesempatan untuk
mengemukakan pendapat
8 Siswa berbicara dan √
berbagai
pengalaman(bekerjasama)
9 Siswa aktif dalam √
pembelajaran
10 Siswa melakukan refleksi √
/ berfikir kembali tentang
apa yang dipelajari

Keting, 16 Maret 2009


Pengamat
ISTRINI, S.Pd
NIP, 132 030 037

Analisis :
Hasil pengamatan kegiatan siswa dalam pembelajaran hendaknya
ditingkatkan menjadi sering dan yang sering hendaknya ditingkatkan
menjadi selalu dan yang selalu hendaknya dipertahankan.
Tabel 1.5
Hasil Kegiatan Pengamatan Guru Siklus II
Tidak
No Aspek yang diamati Selalu Sering Jarang
pernah
A. Kegiatan awal
1. Membangkitkan minat siswa √
2. Mengkomunikasikan tujuan √
pembelajaran
B. Kegiatan inti
1. Memberikan masalah √
kontekstual
2. Menekankan pada √
pemecahan masalah

3. Guru menggunakan alat √


peraga yang cocok
4. Penjelasan atau demonstrasi √
(pemodelan) guna
melakukan dengan jelas,
sederhana dan mudah
dimengerti.
5. Guru membimbing dan √
memperhatikan siswa
6. Aktifitas belajar berlangsung √
dalam suasana
menyenangkan.
7. Aktifitas belajar berlangsung √
dalam suasana
menyenangkan
7. Memperhatikan dan √
menghargai ide atau
pendapat siswa
8. Guru memberikan √
penghargaan kepada siswa.
10. Guru melakukan √
refleksi/berfikir kembali
tentang apa yang diajarkan.
C. Kegiatan akhir
1. Membuat kesimpulan materi √
yang diajarkan.
2. Guru mengadakan penilaian √

Keting, 16 Maret 2009


Pengamat

ISTRINI, S.Pd
NIP, 132 030 037

Analisis :
Hasil pengamatan kegiatan siswa dalam pembelajaran hendaknya
ditingkatkan menjadi sering dan yang sering hendaknya ditingkatkan
menjadi selalu dan yang selalu hendaknya dipertahankan.
Setelah diadakan penelitian pada siklus II menunjukkan hasil bahwa
kemampuan siswa dalam memahami materi pembelajaran menunjukkan
adanya peningkatan. Sebelum siklus siswa yang mendapat nilai sesuai dengan
standar ketuntasan minimal (SKM) hanya tiga siswa dari 15 siswa di SD
Negeri Keting, sedangkan siswa yang lain mendapatkan dibawah SKM.
Namun setelah diadakan perbaikan pada siklus II terjadi peningkatan yang
begitu cepat.
Peningkatan tersebut dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 1.7
Daftar prestasi belajar siswa kelas IV semester II
pada siklus II
No Nama siswa Nilai siklus I Nilai siklus II
1 Nanang Adi S 60 75
2 Mei Elfida 65 90
3 Rahayu suprapti 70 80
4 Andrianto 65 65
5 Nursaidah 80 70
6 Eric Monandzar 45 55
7 Uun Nurjannah 50 75
8 Eka Puji Rahayu 65 65
9 Nasrul Hakiki 40 70
10 Nungki Widya 65 65
11 Arniyati 75 70
12 Diki Dwi P. 65 70
13 Fajar Subeki 70 85
14 Kukuh Amirullah 70 70
15 Siti Zulaikah 65 65

Ketuntasan kelas = jumlah siswa yang tuntas x 100%


Jumlah total siswa
14
Ketuntasan kelas = x 100 % = 93,3%
15
Dengan melihat tabel prestasi belajar siswa dapat diketahui bahwa
prestasi hasil belajar pada siklus II mengalami peningkatan yang cukup pesat
yaitu 14 siswa sudah berhasil sesuai dengan SKM bahkan ada yang diatas
SKM, hanya 1 siswa yang belum berhasil dari 15 siswa di SDN Keting.

B. Pembahasan (dibuat persiklus tindakan perbaikan)


1. Pembahasan Siklus I
Hasil penelitian pembelajaran untuk peningkatan prestasi belajar
matematika tentang simetri lipat bangun datar di kelas IV terutama dalam
mengidentifikasi simetri lipat bangun datar persegi, persegi panjang, segi tiga,
lingkaran, trapesiummasih belum sepenuhnya dipahami anak.
Beberapa hal yang menyebabkan ini adalah:
a. Siswa kurang termotifasi untuk belajar matematika
b. Metode yang diterapkan guru masih belum bisa membuat siswa aktif
dalam pembelajaran di kelas.
Dari segi prestasi belajar juga tampak jelas bahwa prestasi belajar siswa masih
jauh dan kurang memuaskan bagi peneliti hal ini dapat dilihat dari hasil nilai
pada diagram grafik siklus I sebagai berikut:

Diagram grafik pada sebelum dan siklus I


100
90
80
70
60 46,6%
50 40%
40
30
20
10

Sebelum Siklus Siklus I

2. Pembahasan Siklus II
Pada siklus II ini pengamatan yang diperoleh adalah:
a. Antusias siswa untuk mengikuti pembelajaran semakin meningkat, karena
pembelajaran dengan metode penemuan lebih jelas dan terarah.
b. Interaksi antar guru dan siswa juga sering terjadi karena guru
memperhatikan dan menghargai ide atau pendapat siswa.
c. Hasil akhir siklus pembelajaran ke II ini semakin meningkat dibanding
siklus I, dari rata-rata 46,6% menjadi 93,3%
Diagram grafik pada sebelum siklus, siklus I & II

100
90 93,3 %
80
70
60 46,6%
50 40,6%
40
30
20
10

Sebelum Siklus Siklus I Siklus II


BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Dari Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan peneliti dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut
1. pembelajaran matematika dengan menggunakan metode penemuan
(inkuiri) dapat meningkatkan kemampuan/prestasi siswa
2. Pemahaman siswa terhadap materi pelajaran matematika dengan metode
penemuan mengalami peningkatan
3. Aktifitas siswa dalam pembelajaran matematika dengan model
pembelajaran kooperatif dapat muncul dan berkembang
4. Dengan menggunakan metode penemuan dapat melatih dan mendorong
siswa dalam menemukan suatu fakta atau relasi yang belum diketahui

B. Saran
Dari kesimpulan diatas dapat disarankan hal-hal sebagai berikut:
1. Kegiatan pembelajaran matematika yang selama ini menggunakan metode
kurang meningkatkan prestasi belajar siswa, keaktifan siswa dan
pemahaman terhadap materi sebaiknya menggunakan pembelajaran yang
aktif, efektif, menyenangkan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada.
2. Dengan melihat prestasi belajar siswa melalui metode penemuan yang
mengalami peningkatan, tentunya bisa dikembangkan dengan metode
pembelajaran yang lain yang dianggap lebih efektif.
3. Dengan adanya perbaikan pembelajaran diharapkan dapat meningkatkan
profesional guru dalam mengemban amanat sebagai guru yang profesional.
DAFTAR PUSTAKA

Augustine, C. and Smith, W. C. (jr).1992. Theaching Elementary School


Mathematic.New York : Ny : Harpell Collins.

Hatfield, Mary M. Edward, Nancy Tanner & Bitter, Garry G. 1993. Mathematic
Method for The Elementary and Midle School. Boston : Allyn and Bacon.

Kurikulum. 2004. Mata Pelajaran Matematika. Jakarta : Depdiknas.

Moedjiono dan Moh. Dimyati. 1991/1992. Strategi Belajar Mengajar.


Depdikbud. Ditjen Pendidikan Tinggi. Proyek pembinaan tenaga
kependidikan.

Raka Joni, T. (ED) 1998. Penelitian Tindakan Kelas Bagian Kedua prosedur
Pelaksanaan . Jakarta : Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah,
Ditjen DIKTI.

Raka Joni, T. Kardiawarman & Hadi Subroto, T. 1998. Penelitian Tindakan


Kelas, Bagian Pertama Konsep Dasar.Jakarta : Proyek Pengembangan Guru
Sekolah Menengah, Ditjen DIKTI.

Anda mungkin juga menyukai