Anda di halaman 1dari 14

Makalah

Pengembangan Evaluasi PAI

Tentang

Domain Penilaian Hasil Belajar Pada Ranah Kognitif, Ranah Afektif,


dan Ranah Psikomotor: Konsep dan Teknik Penilaiannya

Dosen Pengampu :
Prof.Dr. Armai Arief, MA
Teuku Ramli Zakaria, MA., Ph.D

Oleh :
Dinil Abrar Sulthani
NIM : 2113011000020

Program Magister Pendidikan Agama Islam


Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
1435/2014

1
A. Pengantar
Pendidikan merupakan satu sistem yang terdiri dari banyak komponen yang
saling terkait dan tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lain. Pendidikan
yang dilakukan dengan perencanaan yang matang, proses implementasi yang
berkelanjutan dan sistematis serta mengkaji atau mengevalusi dari semua aspek
yang telah dilakukan dalam proses pembelajaran dalam rangka membentuk sikap
dan pribadi para peserta didik.
Evaluasi dalam pendidikan atau dalam pembelajaran memiliki posisi
penting yang tidak dapat ditinggalkan, dengan rutin melakukan evaluasi dalam
berbagai skala waktu yang telah disepakati akan mengukur dan melihat
keberhasilan proses implementasi pendidikan yang telah dilakukan. Fokus evaluasi
adalah individu, yaitu prestasi belajar yang dicapai kelompok atau kelas. Melalui
evaluasi akan diperoleh informasi tentang apa yang telah dicapai dan mana yang
belum, dan selanjutnya informasi ini digunakan untuk perbaikan dan peningkatan
suatu program.1
Secara khusus dalam makalah ini akan menitikberatkan pada kajian evaluasi
atau penilaian proses pembelajaran yang dilakukan dan diserap oleh peserta didik.
Peserta didik dalam menerima materi pelajaran yang akan mampu membekali
pengetahuan, dengan pengetahuan tersebut akan menunjukkan pada sikap dan
keahlian bagi masing-masing peserta didik.
Oleh karena itu, pada pembahasan ini akan memaparkan tentang domain
penilaian hasil belajar peserta didik pada penyerapan pengetahuan dalam ranah
kognitif, afektif, dan psikomotor, serta konsep dan teknik penilaiannya. Makalah ini
akan menjadi topik kajian penting untuk diskusi bersama, saran dan kritik dari
dosen dan teman sejawat akan menyempurnakan pembahasan pada isi makalah ini,
untuk itu penulis ucapkan terimakasih.

Ciputat, 22 September 2014


Dinil Abrar Sulthani

1
Harun Rasyid dan Mansur. Penilaian Hasil Belajar. Bandung : Wacana Prima, 2009. Hal.2

2
B. Pembahasan
Suatu penilaian tentang hasil pembelajaran dalam proses pendidikan yang
dilalui peserta didik menjadi poin penting dalam mengukur sejauhmana
keberhasilan pendidikan yang diberikan dan seperti apa output hasil dari
pembelajaran tersebut. Penilaian hasil belajar tersebut tentu ditinjau dari banyak
aspek yang salah satunya dengan melihat objek pembelajaran tersebut yaitu peserta
didik.
Penilaian merupakan proses pengumpulan informasi yang dilakukan guru
tentang perkembangan dan pencapaian kompetensi yang dilakukan anak didik
dengan berbagai teknik.2 Penilaian adalah suatu tindakan atau kegiatan untuk
melihat sejauh mana tujuan-tujuan instruksional telah dapat dicapai atau dikuasai
peserta didik setelah menempuh pengalaman belajarnya.3
Penilaian dalam pembelajaran dapat membantu peserta didik untuk
memperkuat motivasi belajarnya, memperbesar daya ingat dan transfer belajarnya,
memperbesar pemahaman peserta didik terhadap keberadaan dirinya dan
memberikan umpan balik tentang efektivitas pembelajaran.4 Untuk itu, penilaian
tersebut membutuhkan analisa dan batasan pengataman serta ukuran bagi pendidik
dalam mengukur sejauhmana pemahaman, keahlian dan sikap peserta didik pada
saat proses dan setelah menyelesaikan suatu pembelajaran.
Seyogyanya bagi pendidik harus mengerti dan memahami suatu bentuk
analisa dan penilaian hasil belajar pada peserta didik, yang terdiri pada penilaian
pada ranah kognitif (pengetahuan), pada ranah afektif (sikap) dan ranah psikomotor
(keahlian/implementasi). Penilaian hasil belajar ini tentu akan menjadi beragam
pada masing-masing peserta didik karena dipengaruhi oleh latar belakang peserta
didik, maka keahlian pendidik juga menjadi faktor penting dalam memberikan
penilaian pada hasil belajarnya.

2
Heribertus Joko Warnoto. Pendidikan Religiositas-Gagasan, Isi, dan Pelaksanaannya.
Yogyakarta:Kanisius, 2009. Hal.66
3
Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1989.
hal 2
4
Fathoni, T. “Evaluasi Pembelajaran” dalam Bahan Ajar Training of Trainer Metodologi
Pembelajaran Angkatan Ke-2 Tahun 2011 bagi Para Instruktur di Lingkungan PT. Kereta Api (Persero).
Bandung: Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Pendidikan Indonesia, 2011. Hal.55

3
Keseimbangan tiga ranah-penilaian yang dilakukan oleh pendidik harus
memuat keseimbangan tiga ranah; kognitif, psikomotorik, dan afektif. Karena itu
perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut;
a. Penilaian aspek kognitif dilakukan setelah siswa mempelajari satu kompetensi
dasar yang harus dicapai
b. Penilaian aspek afektif dilakukan selama berlangsungnya kegiatan belajar
mengajar, baik di dalam maupun di luar kelas
c. Penilaian aspek psikomotorik dilakukan selama berlangsungnya proses kegiatan
belajar mengajar.5
1. Domain Ranah Kognitif
a. Definisi Ranah kognitif
Ranah kognitif yaitu kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip-prinsip yang
telah dipelajari dan kemampuan pengembangan keterampilan intelektual.6 Ranah
kognitif adalah ranah pembahasan yang berhubungan dengan pemahaman dan
pengetahuan. Penilaian aspek kognitif dimaksudkan untuk mengukur pencapaian
indikator hasil belajar dari segi intelektualitas,yaitu kemampuan menggali dan
mengolah informasi atau pengetahuan.7 Peserta didik yang memahami materi
pelajaran akan dapat diukur dan dinilai dengan beberapa alat atau kuisioner
untuk mengetahui sejauhmana tingkat pemahaman pada masing-masing mata
pelajaran.
b. Domain penilaian hasil belajar
Penilaian pada ranah kognitif ini selalu diakhiri dengan serangkaian penilaian,
baik dilaksanakan dengan waktu tersendiri maupun termasuk dengan kegiatan
belajar mengajar. Sebagaian besar yang menjadi tolok ukur adalah kecerdasan
secara umum. 8 Kecerdasan peserta didik secara umum dapat diketahui dengan
menggunakan alat bantu pertanyaan yang disiapkan oleh pendidik sesuai dengan
materi yang telah disampaikan pada masing-masing mata pelajaran. Penilaian

5
Munif Chatib. Sekolahnya Manusia ; Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di Indonesia.
Bandung : PT.Mizan Pustaka, 2009. Hal.176
6
Elis Mediawati. Pembelajaran Akuntansi Keungan Melalui Media Komik Untuk Meningkatkan
Prestasi Mahasiswa. Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol.12 No.1, April 2011
7
Heribertus Joko Warnoto. Pendidikan Religiositas-Gagasan, Isi, dan Pelaksanaannya.
Yogyakarta:Kanisius, 2009. Hal.67-68
8
Endang Sri Astuti dkk, Bahan Dasar untuk Pelayanan Konseling pada Satuan Pendidikan
Menengah; jilid 1. Jakarta : Grasino, 2005. hal.38-39

4
kognitif merangkumi enam tahap yaitu pengetahuan, kepahaman, aplikasi,
analisis, sintesis, dan penilaian.9 Domain atau wilayah penilaian ini menjadi
landasan pada pengukuran tingkat pemahaman peserta didik terhadap setiap
mata pelajaran yang diperolehnya di satuan lembaga pendidikan.
c. Konsep dan teknik penilaiannya
Merujuk pada Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Kewarganegaraan
dan Kepribadian yang diterbitkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan,
menurut penulis konsep dan teknik penilaian yang sesuai untuk menilai ranah
kognitif adalah tes terulis dan tes lisan.
1) Tes tertulis adalah suatu teknik penilaian yang menuntut jawaban secara
tertulis, baik berupa pilihan atau isian. Tes yang jawabannya berupa pilihan
meliputi antara lain pilihan ganda, benar-salah, dan menjodohkan, sedangkan
tes yang jawabannya berupa isian berbentuk isian singkat atau uraian.
2) Tes lisan dilaksanakan melalui komunikasi langsung antara peserta didik
dengan penguji dan jawaban diberikan secara lisan. Tes jenis ini memerlukan
daftar pertanyaan dan pedoman penskoran.10
Teknik Penilaian Bentuk Instrumen
• Tes pilihan: pilihan ganda, benar-salah,
Tes tertulis menjodohkan dll.
• Tes isian: isian singkat dan uraian
Tes Lisan Daftar pertanyaan

Secara jelas dapat dilihat pada tabel keseluruhan yang menerangkan definisi dan
komponen dari ranah kognitif sebagai berikut 11:
Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. (Eds.). (2001). A taxonomy for learning,
teaching and assessing: A revision of Bloom's Taxonomy of educational
objectives. New York : Longman.
Levels Definition Key Words
Remember Recall data or information. Define, describe, identify,
(Mengingat) label, list, match, name,
outline, recall, recognize,
reproduce, select, state
Understand Construct meaning from Interpret, exemplify,
9
Azizi Yahaya dkk. Aplikasi Kognitif dalam Pendidikan. Bukit Tinggi : PTS Professional, 2005.
Hal.16
10
BSNP. Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian. 2007.
Hal.6-7
11
http://www.dartmouth.edu/~oir/docs/Learning%20Taxonomies%20%20Definitions%20and%20K
ey%20Words.docx , diakses 18 September 2014 pukul 20.00 Wib

5
(Memahami) instructional messages. classify, summarize, infer,
comparing, explain
Apply Carry out or use a procedure Execute, implement,
in a given situation. demonstrate, show
Analyze Break material into constituent Differentiate, organize,
(Menganalisa) parts and determine how parts attribute
relate to one another and to an
overall structure of purpose.
Evaluate Make judgments based on Check, critique, appraise
(Mengevaluasi) criteria and standards.
Create Put elements together to form generate, plan, produce
(Membuat) a coherent or functional
whole; reorganizing elements
into a new pattern or structure.

2. Domain Ranah Afektif


a. Definisi ranah afektif
Ranah afektif adalah ranah pembahasan dan penilaian yang berhubungan dengan
emosi. Penilaian aspek afektif dimaksudkan untuk mengevaluasi peserta didik
dari segi afeksi dalam proses pembelajaran. Aspek afektif memuat kehendak
(konasi) dan dorongan (motivasi) yang menjadi unsur pembentukan sikap
hidup.12 Penilaian afektif di sini sangat syarat dengan implementasi sikap yang
dikeluarkan oleh peserta didik dalam menanggapi situasi sosial. Aktifitas sikap
dari masing-masing peserta didik menjadi bahan ukuran dan penilain bagi
pendidik dalam menentukan sejauhmana pemahaman yang telah diperoleh
peserta didik dapat membawa perubahan pada akhlak dan sikap berinteraksi di
lingkungan sekitarnya.
b. Domain penilaian hasil belajar
Penilaian pada ranah afektif ini diutamakan pada proses pembelajaran yang
berlangsung, baik dilakukan pada ranah kognitif maupun pada ranah psikomotor
yang dilakukan oleh guru dalam bentuk pengamatan sikap.13 Domain afektif
merangkumi tingkah laku yang berkait dengan sikap, minat, perhatian,
mengambil berat, tanggung jawab dan nilai. Domain ini juga berkait dengan

12
Heribertus Joko Warnoto. Pendidikan Religiositas-Gagasan, Isi, dan Pelaksanaannya.
Yogyakarta:Kanisius, 2009. Hal.74
13
Endang Sri Astuti dkk, Bahan Dasar untuk Pelayanan Konseling pada Satuan Pendidikan
Menengah; jilid 1. Jakarta : Grasino, 2005. hal.38-39

6
14
emosi, sikap, dan apresiasi. Peserta didik memiliki latar belakang yang
berbeda-beda tentu sudah menjadi keniscayaan bahwa sikap terhadap materi
pelajaran yang diperolehnya sangat berkorelasi dengan minat, bakat serta
pembentukan sikap yang telah diterimanya di lingkungannya sejak kecil. Ini
menjadi tantangan tersendiri bagi para pendidik dalam menentukan pola dan
teknik penilaian yang efisien dan fleksibel bagi para peserta didik.
Penilaian afektif terdiri dari lima tingkatan, yaitu penerimaan, tanggapan,
penghargaan, pengorganisasian, dan karakterisasi berdasarkan nilai-nilai atau
internalisasi nilai.15
1) Penerimaan adalah kesediaan untuk menyadari adanya suatu fenomena di
lingkungannya. Contohnya mendengarkan orang lain dengan seksama,
mendengarkan dan mengingat nama seseorang yang baru dikenalnya. Dalam
pengajaran bentuknya berupa mendapatkan perhatian, mempertahankannya,
dan mengarahkannya. Tugas pendidik adalah mengarahkan perhatian peserta
didik pada fenomena yang menjadi objek pembelajaran afektif. Indikatornya
adalah peserta didik: bertanya, memilih, mendeskripsikan, mengikuti,
memberikan, mengidentifikasikan, menyebutkan, menunjukkan, menyeleksi,
mengulangi, menggunakan.
2) Tanggapan adalah memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di
lingkungannya. Meliputi persetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalam
memberikan tanggapan. Pada tingkat ini peserta didik tidak saja
memperhatikan fenomena khusus tetapi ia juga bereaksi. Hasil pembelajaran
pada ranah ini adalah menekankan pada pemerolehan respon, berkeinginan
memberi respon, atau kepuasan dalam memberi respon. Contohnya
berpartisipasi di kelas, bertanya tentang konsep, model dan sebagainya agar
memperoleh pemahaman, dan menerapkannya. Indikatornya adalah peserta
didik: menjawab, membantu, mendiskusikan, menghormati, berbuat,
melakukan, membaca, memberikan, menghafal, melaporkan, memilih,
menceritakan, menulis.

14
Azizi Yahaya dkk. Aplikasi Kognitif dalam Pendidikan. Bukit Tinggi : PTS Professional, 2005.
Hal.16
15
Sukanti. Penilaian Afektif dalam Pembelajaran Akuntansi. Jurnal Pendidikan Akuntansi
Indonesia, Vol.IX. No.1-Tahun 2011. Hal.75-76

7
3) Penghargaan berkaitan dengan harga atau nilai yang diterapkan pada suatu
objek, fenomena, atau tingkah laku. Contohnya peka terhadap perbedaan
individu dan budaya, menunjukkan kemampuan memecahkan masalah,
mempunyai komitmen. Penilaian berdasar pada internalisasi dari serangkaian
nilai tertentu yang diekspresikan ke dalam tingkah laku. Indikatornya adalah
peserta didik: melengkapi, menggambarkan, membedakan, menerangkan,
mengikuti, membentuk, mengundang, menggabung, mengusulkan,
membaca, melaporkan, memilih, bekerja, mengambil bagian, mempelajari.
4) Pengorganisasian berkaitan dengan memadukan nilai-nilai yang berbeda,
menyelesaikan konflik, dan membentuk suatu sistem nilai yang konsisten.
Contohnya mengakui adanya kebutuhan keseimbangan antara kebebasan dan
tanggungjawab, menyelaraskan antara kebutuhan organisasi, keluarga dan
diri sendiri. Indikatornya adalah peserta didik: mengubah, mengatur,
menggabungkan, membandingkan, melengkapi, mempertahankan,
menerangkan, merumuskan, menggeneralisasikan, mengidentifikasikan,
mengintegrasikan, memodifikasikan, mengorganisir, menyiapkan,
menghubungkan, mengsintesiskan.
5) Internalisasi nilai berkaitan dengan memiliki sistem nilai yang
mengendalikan tingkah-lakunya sehingga menjadi karakteristik gaya-
hidupnya. Contohnya menunjukkan kemandiriannya saat bekerja sendiri,
kooperatif dalam kegiatan kelompok, objektif dalam memecahkan masalah,
menghargai orang berdasarkan yang mereka katakan bukan siapa mereka.
Indikatornya adalah peserta didik: membedakan menerapkan, mengusulkan,
memperagakan, mempengaruhi, mendengarkan, memodifikasikan,
mempertunjukkan, menanyakan, memecahkan, menggunakan.
Dalam pelaksanaan penilaian, salah satu teknik yang dapat digunakan
adalah dengan menggunakan instumen. Instrumen ini dikembangkan dengan
tujuan mengetahui sejauhmana tingkat capaian dalam penilaian afektif peserta
didik. Pengembangan instrumen penilaian afektif dapat dilakukan dengan
sepuluh langkah, yaitu 1) menentukan spesifikasi instrumen, 2) menulis
instrumen, 3) menentukan skala pengukuran, 4) menentukan sistem penskoran,
5) menelaah instrumen, 6) melakukan uji coba, 7) menganalisis instrumen, 8)

8
merakit instrumen, 9) melaksanakan pengukuran, dan 10) menafsirkan hasil
pengukuran.16
c. Konsep dan teknik penilaiannya
Merujuk pada Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Kewarganegaraan
dan Kepribadian yang diterbitkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan,
menurut penulis konsep dan teknik penilaian yang sesuai untuk menilai ranah
kognitif adalah observasi, penilaian portofolio dan jurnal.
1) Observasi atau pengamatan adalah teknik penilaian yang dilakukan dengan
menggunakan indera secara langsung. Observasi dilakukan dengan menggunakan
pedoman observasi yang berisi sejumlah indikator perilaku yang diamati.
2) Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan
karya-karya peserta didik dalam bidang tertentu yang diorganisasikan untuk
mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik dalam
kurun waktu tertentu.
3) Jurnal merupakan catatan pendidik selama proses pembelajaran yang berisi
informasi hasil pengamatan terhadap kekuatan dan kelemahan peserta didik yang
berkait dengan kinerja ataupun sikap dan perilaku peserta didik yang dipaparkan
secara deskriptif.17
Teknik Penilaian Bentuk Instrumen
Observasi (Pengamatan) Lembar observasi (lembar pengamatan)
Portofolio Lembar penilaian portofolio
Jurnal Buku catatan jurnal

Secara jelas dapat dilihat pada tabel keseluruhan yang menerangkan definisi dan
komponen dari ranah kognitif sebagai berikut 18:
Krathwohl, D. R., Bloom, B. S., & Masia, B. B. (1973). Taxonomy of
educational objectives, the Classification of educational goals. Handbook II:
Affective domain. New York: David McKay Co., Inc.
Levels Definition Key Words
Receives Awareness, willingness to Asks, chooses, describes,
phenomena hear, selected attention. follows, gives, holds, identifies,
(Menerima) locates, names, points to,
selects, sits, erects, replies, uses
16
Sukanti. Penilaian Afektif dalam Pembelajaran Akuntansi. Jurnal Pendidikan Akuntansi
Indonesia, Vol.IX. No.1-Tahun 2011. Hal.78
17
BSNP. Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian. 2007.
Hal.6-7
18
http://www.dartmouth.edu/~oir/docs/Learning%20Taxonomies%20%20Definitions%20and%20K
ey%20Words.docx , diakses 18 September 2014 pukul 20.00 Wib

9
Responds to Active participation on the Answers, assists, aids, complies,
phenomena part of the learners. conforms, discusses, greets,
(Menanggapi) Attends and reacts to a helps, labels, performs,
particular phenomenon. practices, presents, reads,
Learning outcomes may recites, reports, selects, tells,
emphasize compliance in writes
responding, willingness to
respond, or satisfaction in
responding.
Values The worth or value a Completes, demonstrates,
(Menilai) person attaches to a differentiates, explains, follows,
particular object, forms, initiates, joins, justifies,
phenomenon, or behavior. proposes, reads, reports,
This ranges from simple selects, shares, studies, works
acceptance to the more
complex state of
commitment. Valuing is
based on the
internalization of a set of
specified values while
clues to these values are
expressed in the learner’s
overt behavior and are
often identifiable.
Organizes Organizes values into Adheres, alters, arranges,
(Mengatur) priorities by contrasting combines, compares, completes,
different values, resolving defends, explains, formulates,
conflicts between them, generalizes, identifies,
and creating an unique integrates, modifies, orders,
value system. The organizes, prepares, relates,
emphasis is on comparing, synthesizes
relating, and synthesizing
values.
Internalizes Has a value system that Acts, discriminates, displays,
values controls their influences, listens, modifies,
(Pengendalian behavior. The behavior is performs, practices, proposes,
Penilian/Sikap) pervasive, consistent, qualifies, questions, revises,
predictable, and most serves, solves, verifies
importantly, characteristic
of the
learner. Instructional
objectives are concerned
with the student's general
patterns of adjustment
(personal, social,
emotional).

10
3. Domain Ranah Psikomotor
a. Definisi ranah psikomotor
Ranah psikomotor adalah ranah pembahasan dan penilaian yang berhubungan
dengan keterampilan atau aktifitas fisik. Pendidik memberikan tugas atau model
rekayasa pembelajaran yang dapat dikerjakan baik secara individu maupun
kelompok, dengan usaha ini peserta didik akan melakukan pembelajaran praktek
yang sangat mengasah kemampuan dalam memahami aspek materi pelajaran.
b. Domain penilaian hasil belajar
Penilaian pada ranah psikomotor berdasarkan pengamatan terhadap performance
atau unjuk kerja.19 Harrow melengkapkan taksnomi psikomotor Blomm dengan
mencadangkan enam tahap yaitu perlakuan refleks, pergerakan asas, keupayaan
persepsi yaitu imbangan, keupayaan fisikal, kemahiran pergerakan dan
komunikasi tidak merawang yaitu mimik dan persepsi.20
Dalam penilaian psikomotor terdiri dari lima tingkatan, yaitu peniruan,
manipulasi, ketetapan, artikulasi, dan pengalamiahan.
1) Peniruan Terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan. Mulai memberi
respons serupa dengan yang diamati. Mengurangi koordinasi dan kontrol
otot-otot saraf. Peniruan ini pada umumnya dalam bentuk global dan tidak
sempurna.
2) Manipulasi Menekankan perkembangan kemampuan mengikuti pengarahan,
penampilan, gerakan-gerakan pilihan yang menetapkan suatu penampilan
melalui latihan. Pada tingkat ini siswa menampilkan sesuatu menurut
petunjuk-petunjuk tidak hanya meniru tingkah laku saja.
3) Ketetapan memerlukan kecermatan, proporsi dan kepastian yang lebih tinggi
dalam penampilan. Respon-respon lebih terkoreksi dan kesalahan-kesalahan
dibatasi sampai pada tingkat minimum.
4) Artikulasi Menekankan koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan membuat
urutan yang tepat dan mencapai yang diharapkan atau konsistensi internal di
natara gerakan-gerakan yang berbeda.

19
Endang Sri Astuti dkk, Bahan Dasar untuk Pelayanan Konseling pada Satuan Pendidikan
Menengah; jilid 1. Jakarta : Grasino, 2005. hal.38-39
20
Azizi Yahaya dkk. Aplikasi Kognitif dalam Pendidikan. Bukit Tinggi : PTS Professional, 2005.
Hal.16

11
5) Pengalamiahan Menurut tingkah laku yang ditampilkan dengan paling
sedikit mengeluarkan energi fisik maupun psikis. Gerakannya dilakukan
secara rutin. Pengalamiahan merupakan tingkat kemampuan tertinggi dalam
domain psikomotorik.
c. Konsep dan teknik penilaiannya
Merujuk pada Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Kewarganegaraan
dan Kepribadian yang diterbitkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan,
menurut penulis konsep dan teknik penilaian yang sesuai untuk menilai ranah
kognitif adalah penugasan dan penilaian diri.
1) Penugasan adalah suatu teknik penilaian yang menuntut peserta didik
melakukan kegiatan tertentu di luar kegiatan pembelajaran di kelas.
Penugasan dapat diberikan dalam bentuk individual atau kelompok.
Penugasan dapat berupa pekerjaan rumah atau proyek.
2) Penilaian diri merupakan teknik penilaian dengan cara meminta peserta didik
untuk mengemukakan kelebihan dan kekurangan dirinya, penguasaan
kompetensi yang ditargetkan.21
Teknik Penilaian Bentuk Instrumen
Penugasan individual atau • Pekerjaan rumah
kelompok • Proyek
Penilaian diri Kuisioner penilaian diri

Secara jelas dapat dilihat pada tabel keseluruhan yang menerangkan definisi dan
komponen dari ranah psikomotor sebagai berikut 22:
Dave, R. H. (1975). Developing and Writing Behavioural Objectives. (R J
Armstrong, ed.) Educational Innovators Press.
Levels Definition Key Words
Imitation Copy action of another; Copy, follow, replicate, repeat,
(Peniruan) observe and replicate. adhere
Manipulation Reproduce activity from Recreate, build, perform, execute,
(Manipulasi) instruction or memory. implement
Precision Execute skill reliably, Demonstrate, complete, show,
(Ketetapan) independent of help. perfect, calibrate, control
Articulation Adapt and integrate Construct, solve, combine,
(Artikulasi) expertise to satisfy a coordinate, integrate, adapt,
non-standard objective. develop, formulate, modify, master
21
BSNP. Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian. 2007.
Hal.6-7
22
http://www.dartmouth.edu/~oir/docs/Learning%20Taxonomies%20%20Definitions%20and%20K
ey%20Words.docx , diakses 18 September 2014 pukul 20.00 Wib

12
Naturalization Automated, Design, specify, manage, invent,
(Alamiah) unconscious mastery of project-manage
activity and related
skills at strategic level.

C. Kesimpulan
Penilaian hasil belajar bertujuan untuk mengukur tingkat pemahaman pada
peserta didik dalam menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh pendidik,
pemahaman tersebut membawa pada perubahan sikap dan prilaku serta mampu
mengasah keterampilan peserta didik sehingga dapat tampil dan terampil serta
berguna sebagai asset bangsa masa mendatang. Penilaian tersebut merupakan
bagian dari standarisasi pengetahuan dalam menempuh jenjang pendidikan di
satuan pendidikan.
Penilaian yang diupayakan yaitu menilai pada tiga domain yaitu domain
kognitif, domain afektif, dan domain psikomotor. Tiga konsepsi ini harus seimbang
dan didapatkan oleh peserta didik, maka sudah menjadi keniscayaan setiap satuan
pendidikan menyiapkan pendidik yang profesional dan berkompentsi dalam
memberikan pemahaman dan mentransfer ilmu pada peserta didik secara baik dan
komprehensif.
Pendidik yang baik yaitu mengerti potensi, minat, bakat serta kebutuhan
peserta didik akan hal pengetahuan dan kemandirian sikap. Latar belakang peserta
didik menjadi faktor yang patut menjadi bahan pertimbangan bagi pendidik dalam
merumuskan konsep dan teknik penilaian hasil belajar di setiap satuan pendidikan.
Penilaian yang komprehensif akan memberikan ruang pada peserta didik untuk
sungguh-sungguh dalam menerima instruksi dari pendidik, karena bila dalam hal
penilaian hasil belajar masih terdapat pola yang tidak sesuai tentu akan merugikan
peserta didik.
Penilaian hasil belajar peserta didik dengan memakai penilaian pada tiga
ranah tersebut di atas memperjelas dan mempermudah pendidik dalam menilai
tingkat pemahaman peserta didik, sehingga dapat dievaluasi dari aspek apa yang
perlu diperbaiki dan aspek apa pula yang perlu ditingkatkan demi mewujudkan
peserta didik yang cerdas, berakhlak mulia dan bersosial dengan baik. Semangat
pendidikan Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

13
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Endang Sri dkk, Bahan Dasar untuk Pelayanan Konseling pada Satuan
Pendidikan Menengah; jilid 1. Jakarta : Grasino, 2005.

BSNP. Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran Kewarganegaraan dan


Kepribadian. 2007.

Chatib, Munif. Sekolahnya Manusia ; Sekolah Berbasis Multiple Intelligences di


Indonesia. Bandung : PT.Mizan Pustaka, 2009.

Fathoni, T. “Evaluasi Pembelajaran” dalam Bahan Ajar Training of Trainer


Metodologi Pembelajaran Angkatan Ke-2 Tahun 2011 bagi Para Instruktur di
Lingkungan PT. Kereta Api (Persero). Bandung: Jurusan Kurikulum dan
Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan
Indonesia, 2011.

http://www.dartmouth.edu/~oir/docs/Learning%20Taxonomies%20%20Definitions%20
and%20Key%20Words.docx , diakses 18 September 2014 pukul 20.00 Wib

Mediawati, Elis. Pembelajaran Akuntansi Keungan Melalui Media Komik Untuk


Meningkatkan Prestasi Mahasiswa. Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol.12 No.1,
April 2011

Rasyid, Harun dan Mansur. Penilaian Hasil Belajar. Bandung : Wacana Prima, 2009.

Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 1989.

Sukanti. Penilaian Afektif dalam Pembelajaran Akuntansi. Jurnal Pendidikan Akuntansi


Indonesia, Vol.IX. No.1-Tahun 2011.

Warnoto, Heribertus Joko. Pendidikan Religiositas-Gagasan, Isi, dan Pelaksanaannya.


Yogyakarta:Kanisius, 2009.

Yahaya, Azizi dkk. Aplikasi Kognitif dalam Pendidikan. Bukit Tinggi : PTS
Professional, 2005.

14

Anda mungkin juga menyukai