Anda di halaman 1dari 15

Pengertian Evaluasi, Penilaian Dan Pengukuran

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Evaluasi


Program PBI
Dosen Pengampuh:
Asih Riyanti, M.Pd.

Disusun Oleh:
Gresya Herty Fransiska
1740602004

Jurusan Pendidikan Bahasa Indonesia


Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Universitas Borneo Tarakan
2020
PEMBAHASAN
1. Pengertian Evaluasi
Evaluasi menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia merupakan sebuah tahap penilaian dari
pengumpulan dan pengamatan yang diperoleh
dari berbagai macam bukti untuk mengukur
dampak dan efektivitas dari suatu objek,
program, atau proses berkaitan dengan spesifikasi
dan persyaratan penggunaan yang telah di
tetapkan sebelumnya.

Edwind dalam Ramayulis mengatakan


bahwa evaluasi mengandung pengertian suatu
tindakan atau proses dalam menentukan nilai
sesuatu. Sedangkan M.Chabib Thoha,
mendefinisikan evaluasi merupakan kegiatan
yang terencana untuk mengetahui keadaan objek
dengan menggunakan instrumen dan hasilnya
dibandingkan dengan tolok ukur untuk
memperoleh kesimpulan.

Pengertian evaluasi secara umum dapat


diartikan sebagai proses sistematis untuk
menentukan nilai sesuatu (ketentuan, kegiatan,
keputusan, unjuk-kerja, proses, orang, objek dan
yang lainnya) berdasarkan kriteria tertentu
melalui penilaian. Untuk menentukan nilai
sesuatu dengan cara membandingkan dengan
kriteria, evaluator dapat langsung
membandingkan dengan kriteria umum, dapat
pula melakukan pengukuran terhadap sesuatu
yang dievaluasi kemudian membandingkan
dengan kriteria tertentu.

Melalui evaluasi sebuah penilaian dapat


dipastikan bahwa ada hasil yang baik yang telah
diperoleh. Dari proses evaluasi ini penilian dari
semua yang akan diperoleh menjadi suatu hasil
yang sangat memuaskan dan bemutu bagi objek
yang dinilai.

2. Penilaian
Penilaian pendidikan merupakan proses
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
Ada beberapa macam prinsip-prinsip penilaian
dalam Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 :

a. Objektif, berarti penilaian berbasis pada


standardan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas
penilai.
b. Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik
dilakukan secara terencana, menyatu dengan
kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.
c. Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan
efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
pelaporannya.
d. Transparan, berarti prosedur penilaian,
kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diakses oleh semua pihak.
e.. Akuntabel, berarti penilaian dapat
dipertanggungjawabkan kepada pihak internal
sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik,
prosedur, dan hasilnya.
f. Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi
peserta didik dan guru.
a. Teknik Penilaian
Penilaian dilakukan dalam berbagai
teknik untuk semua kompetensi dasar yang
dikategorikan dalam tiga aspek, yaitu sikap,
pengetahuan, dan keterampilan.
1. Sikap
Penilaian aspek sikap dilakukan melalui
observasi, penilaian diri, penilaian antarteman,
jurnal selama proses pembelajaran berlangsung,
dan tidak hanya di dalam kelas.
1) Observasi
Merupakan teknik penilaian yang
dilakukan secara berkesinambungan dengan
menggunakan indera, baik secara langsung
maupun tidak langsung dengan menggunakan
format observasi yang berisi sejumlah indikator
perilaku yang diamati. Hal ini dilakukan saat
pembelajaran maupun di luar pembelajaran.
2) Penilaian Diri
Penilaian Diri adalah teknik penilaian
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
dilakukan sendiri sebelum ulangan oleh peserta
didik secara reflektif. Penilaian diri merupakan
teknik penilaian dengan cara meminta peserta
didik untuk mengemukakan kelebihan dan
kekurangan dirinya dalam konteks pencapaian
kompetensi. Instrumen yang digunakan berupa
lembar penilaian diri.16
3) Penilaian Antarteman
Merupakan teknik penilaian dengan cara
meminta peserta didik untuk saling menilai
terkait dengan sikap dan perilaku keseharian
peserta didik. Instrumen yang digunakan berupa
lembar penilaian antarpeserta didik. Penilaian ini
dilakukan secara berkala setelah proses
pembelajaran.17
4) Jurnal Catatan Guru /Jurnal Pendidik
Jurnal Pendidik adalah instrumen
penilaian yang digunakan untuk menghimpun
catatan pendidik di dalam dan di luar kelas yang
berisi informasi hasil pengamatan tentang
kekuatan dan kelemahan peserta didik yang
berkaitan dengan sikap dan perilaku. Jurnal bisa
dikatakan sebagai catatan yang
berkesinambungan dari hasil observasi.
2. Pengetahuan
1) Tes Tulis
Tes tulis adalah tes yang soal dan
jawabannya tertulis berupa pilihan ganda, isian,
benar-salah, menjodohkan, dan uraian.
2) Tes Lisan
Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan
yang diberikan guru secara lisan dan peserta
didik merespon pertanyaan tersebut secara lisan
juga, sehingga menumbuhkan sikap berani
berpendapat. Jawaban dapat berupa kata, frase,
kalimat maupun paragraf.
3) Penugasan
Penugasan adalah penilaian yang
dilakukan oleh pendidik yang dapat berupa
pekerjaan rumah baik secara individu ataupun
kelompok sesuai dengan karakteristik tugasnya.
3. Keterampilan
Aspek keterampilan dapat dinilai dengan
cara berikut:20
1) Kinerja atau Performance
Merupakan suatu penilaian yang meminta
peserta didik untuk melakukan suatu tugas pada
situasi yang sesungguhnya yang mengaplikasikan
pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan.
Misalnya memainkan alat musik, menggunakan
mikroskop, menyanyi, bermain peran, menari,
dan sebagainya.
2) Projek
Merupakan kegiatan penilaian terhadap
suatu tugas yang harus diselesaikan dalam
periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa
suatu investigasi sejak dari perencanaan,
pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan
dan penyajian data. Penilaian projek dapat
digunakan untuk mengetahui pemahaman,
kemampuan mengaplikasikan, kemampuan
melakukan penyelidikan dan kemampuan
menginformasikan peserta didik pada muatan
tertentu secara jelas. Pada penilaian projek
setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu
dipertimbangkan yaitu:
a) Kemampuan Pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih
topik, mencari informasi dan mengelola waktu
pengumpulan data, serta penulisan laporan.
b) Relevansi
Kesesuaian tugas projek dengan muatan
mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap
pengetahuan, pemahaman dan keterampilan
dalam pembelajaran.
c) Keaslian
Projek yang dilakukan peserta didik harus
merupakan hasil karyanya, dengan
mempertimbangkan kontribusi guru berupa
petunjuk dan dukungan terhadap projek peserta
didik

3. Pengertian Pengukuran Kognitif


Pada umumnya hasil belajar dapat
dikelompokkan menjadi tiga aspek yaitu: ranah
kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor, dan
secara eksplisit ketiga aspek ini tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Apapun jenis mata
ajarnya selalu menggunakan tiga aspek tersebut
namun memiliki penekanan yang berbeda. Untuk
aspek kognitif lebih menekankan pada teori,
aspek psikomotor menekankan pada praktek dan
kedua aspek tersebut selalu mengandung aspek
afektif. Ranah kognitif adalah ranah yang
mencakup kegiatan mental (otak) seperti
kemampuan berpikir, memahami, menghapal,
mengaplikasi, menganalisa, mensintesa, dan
kemampuan mengevaluasi. Menurut taksonomi
Bloom, segala upaya yang mengukur aktifitas
otak adalah termasuk dalam ranah kognitif.
Dalam ranah kognitif terdapat enam jenjang
proses berpikir, mulai dari jenjang terendah
sampai jenjang yang paling tinggi. Keenam
jenjang tersebut yaitu: pengetahuan (knowledge),
pemahaman (comprehension), penerapan
(application), analisis (analysis), sintesis
(synthesis), dan penilaian (evaluation).
Hasil belajar kognitif adalah perubahan
perilaku yang terjadi dalam kawasan kognisi,
hasil belajar kognitif tidak merupakan
kemampuan tunggal melainkan kemampuan yang
menimbulkan perubahan perilaku dalam domain
kognitif yang meliputi beberapa jenjang atau
tingkat (Purwanto, 2010: 50). Tujuan pengukuran
ranah kognitif adalah untuk mendapatkan
informasi yang akurat mengenai tingkat
pencapaian tujuan instruksional oleh siswa pada
ranah kognitif khususnya pada tingkat hapalan
pemahaman, penerapan, analisis, sintesa dan
evaluasi. Manfaat pengukuran ranah kognitif
adalah untuk memperbaiki mutu atau
meningkatkan prestasi siswa pada ranah kognitif
khususnya pada tingkat hapalan, pemahaman,
penerapan, analisis, sintesa dan evaluasi.
4. Pengertian Pengukuran Efektif
David R. Krathwohl (1974: 247),
berpendapat bahwa ranah afektif adalah ranah
yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Beberapa
pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat
diramalkan perubahannya jika seseorang telah
memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi.
Cirri-ciri hasil belajar afektif tampak pada siswa
dalam berbagai tingkah laku seperti: perhatian
terhadap mata pelajaran, kedisiplinan dalam
mengikuti proses belajar, motivasinya dalam
belajar, penghargaan atau rasa hormatterhadap
guru, dan sebagainya (Anas Sudjono, 2006: 54).
Krathwohl dan kawan-kawan (1974),
mengelompokkan ranah afektif ini menjadi lima
jenjang yaitu: (1) menerima atau memperhatikan
(receiving); (2) menanggapi (responding); (3)
menailai atau menghargai (valuing); (4)
mengatur atau mengorganisasikan
(organization); dan (5) karakterisasi dengan
suatu nilai atau kelompok nilai
(characterization). Ada lima tipe karakteristik
afektif yang penting yaitu: sikap, minat, konsep
diri, nilai dan moral (Depdiknas, 2008: 4).
Tujuan pengukuran ranah afektif selain
untuk mendapatkan informasi yang akurat
mengenai tingkat pencapaian tujuan instruksional
oleh siswa pada ranah afektif khususnya pada
tingkat penerimaan, partisipasi, penilaian,
organisasi dan internalisasi juga dapat
mengarahkan peserta didik agar senang membaca
buku, bekerja sama, menempatkan siswa dalam
situasi belajar-mengajar yang tepat, sesuai
dengan tingkat pencapaian dan kemampuan serta
karakteristik siswa. Manfaat dari pengukuran
ranah afekitif adalah untuk memperbaiki
pencapaian tujuan instruksional oleh siswa pada
ranah afektif khususnya pada tingkat penerimaan,
partisipasi, penilaian, organisasi dan internalisasi
selain itu juga dapat memperbaiki sikap, minat,
konsep diri, nilai dan moral siswa.
5. Pengertian Pengukuran Psikomotor
Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan
dengan keterampilan (Skill) atau kemampuan
bertindak setelah seseorang menerima
pengalaman belajar tertentu. Menurut Singer
(1972), mata ajar yang termasuk kelompok mata
ajar psikomotor adalah mata ajar yang lebih
berorientasi pada gerakan dan menekankan pada
reaksi-reaksi fisik. Menurut Ryan (1980: 3),
penilaian hasil belajar psikomotor dapat
dilakukan dengan tiga cara yaitu: melalui
pengamatan langsung selama proses belajar-
mengajar (persiapan), setelah proses belajar
(proses), dan beberapa waktu setelah selesai
proses belajar-mengajar (produk). Tujuan
pengukuran ranah psikomotor adalah selain
untuk memperbaiki pencapaian tujuan
instruksional oleh siswa pada ranah psikomotor
khususnya pada tingkat imitasi, manipulasi
presisi, artikulasi, dan naturalisasi, juga dapat
meningkatkan kemampuan gerak reflex, gerak
dasar, keterampilan perseptual, keterampilan
fisik, gerak terampil, dan komunikasi non-
diskusif siswa. Sedangkan manfaat dari ranah
psikomotor adalah selain untuk memperbaiki
pencapaian tujuan instruksional oleh siswa pada
ranah psikomotor khususnya pada tingkat imitasi,
manipulasi, presisi, artikulasi, dan naturalisasi
juga dapat meningkatkan kemampuan gerak
refleks, gerak dasar, keterampilan perseptual,
keterampilan fisik, gerak terampil, dan
komunikasi non-diskusif siswa.
Daftar Pustaka

L. Idrus, (2019), Evaluasi dalam Proses Pembelajaran.


Jurnal Manajemen Pendidikan Islam. Vol. 9 no. 2 hal
922-923.
Salamah, Umi. (2018), Penjaminan Mutu Penilaian
Pendidikan. Vol. 2 No. 1 hal 274-275.
Nurbudiyani, Iin. (2013), Pelaksanaan Pengukuran
Ranah Kognitif, Afektif, Dan Psikomotor Pada Mata
Pelajaran Ips Kelas Iii Sd Muhammadiyah Palangkaraya.
Jurnal Anterior. Vol. 13 No. 1 hal 89-91.

Anda mungkin juga menyukai