Anda di halaman 1dari 30

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PAI PESERTA DIDIK DENGAN

MENGGUNAKAN STRATEGI PEMBERIAN REWARD KELAS VII MTs


NEGERI 4 SINJAI

PROPOSAL

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Metodologi
Penelitian Pendidikan

Diajukan Oleh

Dina Islamiah

190101013

PRPGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) MUHAMMADIYAH SINJAI

TAHUN 2022

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
Karunia yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaiakn proposal
penelitian yang berjudul “Peningkatan Motivasi Belajar Peserta Didik Dengan
Menggunakan Strategi Pemberian Reward Kelas VIII Mts 4 Sinjai” tepat pada
waktunya.

Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang


telah membantu dalam penyusunan proposal penelitian ini, khususnya Dr.
Safaruddin, M. Pd.I. selaku dosen pengampu yang telah mendidik dan
memberikan bimbingan selama proses penyusunan laporan ini.

Walaupun telah berusaha menyeesaikan proposal penenlitian ini dengan


sebaik-baiknya, namun penulis menyadari bahwa proposal ini masih memiliki
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca untuk melengkapi kekurangan dalam penyusunan
laporan penelitian ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga proposal penelitian ini dapat


bermanfaat bagi pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Sinjai,08 Juni 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................2

DAFTAR ISI...........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4

A. Latar Belakang....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................................6
C. Tujuan.................................................................................................................6
D. Manfaat Penelitian..............................................................................................6
BAB II KAJIAN TEORI.......................................................................................8

A. Kajian Pustaka....................................................................................................8
B. Hasil Yang Relevan..........................................................................................18
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................21

A. Latar dan Subyek Penelitian.............................................................................21


B. Desain Penelitian..............................................................................................23
C. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas.................................................................25
D. Tekhnik Pengumpulan Data..............................................................................28
G. Penyiapan Partisipan.........................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................31

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan.
Kehadiran pendidikan akan memudahkan kita untuk berinteraksi,
bersosialisasi, dan menggali potensi diri. Saat ini kita dituntut untuk memiliki
dan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Salah satu
untuk memiliki sumber daya yang tinggi ialah dengan melalui pendidikan.
Pencapaian tujuan pendidikan tentunya ada banyak yang harus
diperhatikan diantaranya kurikulum yang digunakan, ketersediaan sarana dan
prasarana dan yang terpenting motivasi belajar peserta didik. Karena dengan
adanya motivasi belajar yang miliki oleh peserta didik akan memberikan
dorongan dan rasa semangat dalam belajar, serta mampu mengembangkan
aktivitas dan inisiatif.
Motivasi belajar juga memiliki peranan yang sangat penting untuk
tercapainya tujuan pembelajaran dengan baik. Jika motivasi belajar yang
dimiliki oleh peserta didik itu semakin tinggi maka dengan sangat mudah
tujuan tersebut tercapai. Namun, jika motivasi yang dimiliki peserta didik
rendah tentunya juga akan berdampak buruk dalam proses pembelajaran yang
berujung tujuan pembelajarn tidak tercapai dengan baik.
Saat proses pembelajaran, motivasi sangatlah penting karena
merupakan syarat mutlak untuk belajar. Dalam proses pembelajaran, hadirnya
motivasi akan memberikan dorongan, mengendalikan serta mengarahkan
seseorang untuk bertindak sehingga dapat mencapai tujuan tertentu.(Dwi
Novidiantoko, 2020)
Hasil penelitian yang diperoleh oleh Mohammad C. Moslem, dkk
tahun 2019 yang mengatakan bahwa kurangnya motivasi disebabkan oleh
berbagai faktor diantaranya upaya guru dalam mengelola kelas dan kondisi
siswa. Masih sering kita jumpai seorang pendidik yang kurang memerdulikan

4
hal-hal kecil, seperti memberikan reward kepada peserta didik yang berprestasi
atau mendapatkan pencapaian yang baik. Rendahnya motivasi yang dimiliki
akan memberikan dampak yang buruk bagi kualitas peserta didik dan untuk
generasi selanjutnya. Selaras dengan kondisi tersebut di MTs N 4 Sinjai saat
ini, masih banyak ditemukan peserta didik yang memiliki motivasi yang rendah
yang berakibat pembelajaran tidak berjalan dengan baik. Oleh karena itu,
disinilah peran guru untuk mecari dan menerapkan suatu cara yang dapat
membangkitkan kembali motivasi belajar pesert didik.
Reward merupakan salah satu cara guru dalam mengapresiasi peserta
didik atas perbuatannya yang patut dipuji. Menurut Nugroho dalam Moh.
Zaiful reward adalah ganjaran, hadiah, penghargaan atau imbalan yang
bertujuan agar seseorang menjadi lebih giat usahanya untuk memperbaiki atau
meningkatkan kinerja yang telah tercapai.(Moh. Zaiful dan Aminol Rosid
Abdullah, 2018).
Hingga pada akhirnya, pemberian reward memberikan dampak yang
positif sebagai upaya untuk memicu timbulnya motivasi belajar peserta didi.
Namun dalam prakteknya, hal tersebut harus senantisa diarahkan dan diawasi,
baik itu dari orang tua ataupun pendidik, sehingga anak tidak salah paham dan
orintasinya tetap terkontrol pada motivasinya untuk bertingkah laku sesuai
yang diharapkan, bukan hanya terpacu untuk mencapai reward.
Ada banyak hal yang mendukung dalam berhasilnya pembelajaran,
salah satu diantaranya perbaikan dalam proses pembelajaran. Guru yang
sebagai komponen terpenting harus dengan cermat mencari cara atau strategi
yang tepat sehingga peserta didik dapat menumbuhkan motivasinya untuk
belajar. Seorang peserta didik akan terdorong dan memperhatikan pembelajarn
dengan baik jika memiliki motivasi belajar. Selain itu dampak dari tingginya
motivasi belajar yang dimiliki akan dengan mudah mencapai tujuan
pembelaran.
Berdasarkan uraian diatas terkait pentingnya strategi untuk
meningkatkan motivasi beajar belajar peserta didik, maka diperlukan adanya

5
penelitian tentang “Peningkatan Motivasi Belajar PAI Peserta Didik Dengan
Menggunakan Strategi Pemberian Reward Kelas VIII Mts Negeri 4 Sinjai.”

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya ialah
Apakah motivasi belajar PAI dapat meningkat dengan menggunakan strategi
pemberian reward kelas VIII MTS Negeri 4 Sinjai?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah motivasi
belajar PAI pesereta didik dapat meningkat melalui pemberian reward kelas
VIII MTs N 4 Sinjai.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Kegunaan teoritis merupakan kegunaan yang dilakukan guna mendapatkan
teori baru terkait peningkatan motivasi belajar peserta didik melalui
pemberian reward dalam pembelajaran fiqih sehingga dapat meningkatkan
pengetahuaan sebagai dasar bertindak atau melakukan aktivitas bagi tenaga
pendidik dan dunia kependidikan pada umumnya.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi sekolah
Menjadi masukan kopada lembaga tentang pentingnya pemberian reward
(hadiah) dalam peningkatan motivasi belajar peserta didik
b. Bagi guru
Sebagai bahan pertimbangan bagi guru-guru fiqh untuk menerapkan
reward (hadiah) dalam peningkatan motivasi belajar fiqih
c. Bagi peserta didik
Penerapan reward (hadiah) dapat meningkatkan motivasi belajar peserta
didik

6
d. Bagi peneliti
Memberikan wawasasn dan pengalaman praktis dibidang penelitian.
Selain hasil penelitian ini jugadapat dijadikansebagi bekal untuk menjadi
tenaga pendidik yang profesional.

7
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Pustaka
1. Strategi Pembelajaran PAI
a. Pengertian Strategi Pembelajaran PAI

Strategi pembelajaran merupakan suatu rencana


tindakan/perbuatan yang termasuk juga penggunaan metode dan
pemanfaatan sumber daya/kekuatan dalam suatu pembelajaran.(Haudi,
2021). Strategi juga diartikan sebagai usaha untuk memperoleh
kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Strategi
pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang
rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian
kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai
sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran (Ytim Riyanto, 2010).
Menurut Uno dalam Fadriati Strategi pembelajaran adalah cara-cara yang
akan digunakan oleh pengajar untuk memilih kegiatan belajar yang akan
digunakan selama proses pembelajaran. Pemilihan tersebut dilakukan
dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi, sumber belajar,
kebutuhan dan karakteristik peserta didik yang dihadapi dalam rangka
mencapai tujuan pembelajaran tertentu (Fadriati, 2014). Adanya strategi
pembelelajaran akan sangat membantu guru dan siswa dalam melakukan
proses pembelajaran. Guru dapat menajdikan strategi pembelajaran
sebagai pedoman ketikan merancang proses yang sistematis.
Memperhatikan beberapa pengertian strategi pembelajaran
diatas, dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran PAI merupakan
cara-cara yang dipilih dan digunakan oleh seoang pengajar untuk
menyampaikan materi pembelajaran sehingga akan memudahkan peserta

8
didik menerima dan memahami materi pembelajaran sehingga tujuan
pembelajaran dapat dikuasai di akhir kegiatan belajar.
b. Tujuan dasar strategi pembelajaran PAI
1. Strategi pembelajaran berfungsi sebagai resep untuk mengembangkan
materi pembelajaran.
2. Strategi pembelajaran dapat digunakan sebagai perangkat kriteria
untuk mengevaluasi materi pembelajaran yang ada.
3. Strategi pembelajaran dapat digunakan sebagai sebagai kriteria dan
resep untuk merevisi materi pembelajaran yang ada.
4. Strategi pembelajaran dapat digunakan sebagai sebuah kerangka kerja
untuk merencanakan catatan kuliah, latihan kelompok interaktif, dan
tugas-tugas pekerjaan rumah.(Nursalam, 2011)
Berdasarkam kajian tersebut dapat disimpulkan bahwa tujuan
dasar strategi pembelajaran PAI ialah senurbuah kerangka atau struktur
yang dijadikan sebagai patokan dan dasar yang digunakan untuk
mengembangkan materi pembelajaran.
2. Motivasi Belajar PAI
a. Pengertian Motivasi Belajar
Menurut Purwanto dalam Endang menyatakan bahwa motivasi
merupakan segala sesuatu yang memberikan mendorong, energi atau
kekuatan kepada seseorang(Lestari, 2020) sehingga mampu untuk
melakukan sesuatu (Hamzah, 2016) .Sedangkan Trygu mengartikan
motivasi sebagai pendorong dan penggerak untuk mencapai tujuan
tertentu.(Trygu, 2020). Motivasi juga diartikan sebagai suatu pendorong
yang mengubah energi dalam diri seseorang kedalam bentuk aktivitas
nyata untuk mencapai tujuan tertentu.(Haq, 2018). (Rumbewas et al.,
2018) mengungkapkan motivasi sebagai suatu antusiasisme atau energi
yang menjadi penggerak bagi seseorang maupu kelompok untuk
bertindak dengan terarah sehingga dapat mencapai tujuan tertentu.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, motivasi diartikan
sebagai suatu kekuatan yang berasal baik dari dalam ataupun dari luar

9
yang memberikan dorongan atau sebagai penggerak untuk melakukan
sesuatu. Oleh karena itu, dengan hadirnya motivasi akan berpengaruh
baik terhadap pencapaian suatu tujuan.
(Roberta 2021) mengartikan belajar sebagai suatu proses
berpikir dan berubah melalui beberapa tahapan-tahapan atau latihan
secara berulang-ulang guna memperoleh pengetahuan. Belajar akan lebih
bermakna jika menghayati makna dari proses belajar itu sendiri dan mau
menggali potensi yang ada dalam diri. Mengacu pada definisi yang
diutarakan (Amral dan Asmar, 2020) yang menjelaskan bahwa belajar
merupakan proses transformasi ilmu guna memperoleh kompetensi,
keterampilan, dan sikap untyuk mrmbawah perubahan yang lebih baik.
Sejalan dengan itu (Novita Sariani, 2021). mengartikan belajar sebagai
suatu cara, sistem, atau teknik yang dilakukan untuk mendapatkan
sesuatu yang baru baik berupa pengetahuan, kebiasaan, sikap, tingkah
laku, keterampilan serta kemampuan.
Disisi lain (Slameto, 2012) mendeskripsikan belajar sebagi
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Oleh
karena itu, belajar diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan secara
bertahap sehingga terjadi suatu perubahan pada diri individu yang
mempunyai nilai positif bagi dirinya. Belajar secara umum dirumuskan
sebagai perubahan dalam diri seseorang yang dapat dinyatakan dengan
adanya penguasaan pola sambutan yang baru, berupa pemahaman,
keterampilan dan sikap sebagai hasil pengalaman yang dialami (Suardi,
2018). Sedangkan menurut (Afi Parnawi, 2019) belajar ialah suatu
kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan dua unsur, yaitu jiwa dan
raga. Dengan kata lain belajar ialah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman
individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut
kognitif, afektif, dan psikomotorik. Lebih lanjut (Aprida Pane, 2017)

10
menjelaskan bahwa belajar ialah proses perubahan tingkah laku dan
perubahan pemahaman, yang pada mulanya seorang naka tidak dibekali
dengan potensi fitrah, kemudian dengan terjadinya proses maka seorang
anak berubah tingkah laku dan pemahamanya semakin bertambah.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar ialah
suatu usaha yang dilakukan guna mendapatklan perubahan tingkah laku,
baik itu dalam bentuk pengetahuan, keterampilan, serta berbagai nilai
positif yang teloah dipelahari.
Motivasi belajar adalah dorongan atau semangat yang mampu
merubah siswa dari mempunyai keinginan yang rendah menjadi tinggi
untuk belajar baik dorongan tersebut dari luar (ekstrinsik) ataupun dari
dalam (intrinsik) (Meirza Nanda Faradita, 2021). Oleh karena itu,
motivasi senantiasa menentukan intensutas usaha belajar bagi siswa.
(Sadirmkan Andriani Dan Rasto, 2019).
Dari penjelasan tersebut jika dikaitkan dengan PAI dapat
disimpulkan bahwa motivasi belajar PAI memiliki peranan yang sangat
penting sebagai penunjang berhasilnya proses pembelajaran PAI. Karena
dengan hadirnya motivasi akan memberikan dorongan untuk terus
berusaha mencapai tujuan dan mendapatkan hasil sesuai dengan yang
diinginkan.
b. Indikator Motivasi Belajar
Indikator motivasi belajar meliputi tekun menghadapi tugas,
ulet menghadapi kesulitan, menunjukkan minat terhadap bermacam-
macam maslaah untuk orang dewasa, leboh senang kerja mandiri, cepat
bosan pada tugas-tugas yang rutun, dapat mempertahankan pendapatnya,
tidak mudah melepaskan hal-hal yang diyakini itu, senang mencari dan
memecahkan masalah-masalah soal.(Sadirman, 2012).
Sedangkan menurut Abin Syansuddin M dalam (Ghullam
Hamdu Dan Lisa Agustina, 2011).indikator motivasi belajar yaitu:
1) Durasi kegiatan
2) Frekuensi kegiatan

11
3) Presistensisnya pada tujuan kegiatan
4) Ketabahan, keuletan dan kemampuannya dalam mengahadapi
kegiatan dan kesulitan untuk mencapai tujuan
5) Pengabdian dan pengorbanan untuk mencapai tujuan
6) Tingkatan aspirasi yang hendak dicapai dengan kagiatan yang
dilakukan
7) Tingkat kualifikasi prestasi
8) Arah sikapnya terhadap sasran kegiatan
c. Macam-Macam Motivasi Belajar
Macam-macam motivasi belajar dapat dilihat dari berbagai
sudut pandang. Menurut (Sadirman, 2011) motivasi dilihat dari dasar
pembentukannya terdiri dari motif bawaan dan motif yang dipelajari.
Motif bawaan adalah motif yang dibawa sejak lahir, jadi motivasi
tersebut ada tanpa dipelajari. Sedangkan motif yang dipelajari adalah
motif-motif yang timbul karena dipelajari. Sedangkan menurut (Hamalik,
2005) motivasi diklasifikasikan menjadi motivasi intrinsik dan
ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah motivasi yang mendorong sesorang
untuk brprstasi yang bersumber dalam diri individu tersebut yang lebih
dikenal dengan faktor motivasional (Potu et al., 2021). Sedangkan
motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya
karena adanya dorongan perangsang dari luar (Djamarah, 2002).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hadirnya motivasi
belajar pada diri individu akan memberikan pengaruh yang besar
terhadap hasil belajar yang diperoleh nantinya. Maka dengan besarnya
motivasi yang dimiliki maka tujuan akan dicapai dengan maksimal.
d. Cara Menumbuhkan Motivasi Belajar
Menurut Sadirman dalam Kunah ada beberapa cara untuk
menumbuhkan motivasi belajar siswa, antara lain:
1) Memberi angka
Siswa yang mendapat angkanya baik akan mendorong
motivasi belajarnya menjadi lebih besar, sebaliknya siswa yang

12
mendapat angka kurang, mungkin menimbulkan frustasi atau dapat
juga menjadi pendorong agar belajar lebih baik. Dengan pemberian
angkia-angka yang baik untuk siswa, buisa menjadikan hal tersebut
sebagi motivasi untuk siswa yang bersangkutan.
2) Hadiah
Cara ini dapat dilakukan oleh guru dalam batas-batas
tertentu misalnya pemberian hadiah kepada siswa yang mendapat atau
menunjukkan hasil belajar yang baik.
3) Saingan/kompetisi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat
motivasi untuk mendorong belajar siswa. Hany asaja persaingan
individual akan menimbulkan pengaruh yang tidak baik, seperti
rusaknya hubungan persahabatan, perkelahian, pertentangan,
persaingan antar kelompok belajar.
4) Ego-involmernt
Sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting
karena menumbuhkan kesadaran kepada peserta didik betapa
pentingnya tugas-tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga
mereka bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri.
5) Memberi ulangan
Peserta didik akan menjadi giat belajar apabila mengetahui
akan ada ulangan. Maka, memberi ulangan adalah salah satu upaya
sarana memotivasi siswa dalam belajar.
6) Mengetahui hasil
Dengan mengetatahui hasil pekerjaan, apalagi jika
mengalami kemajuan/peningkatan, akan mendorong siswa untuk terus
belajar dan lebih giat lagi.
7) Pemberian pujian
Pujian kepada murid atas hal-hal yang telah dilakukan dengan
berhasil besar manfaatnya sebagai pendorong belajar, dengan
pemberian pujian akan menimbulkan rasa senang dan puas.

13
8) Hukuman
Salah satu cara meningkatkan motivasi belajar siswa adalah
dengan memberikan hukuman. Hukuman sebagai reinforcement yang
negatif apabila diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat
motivasi. Oleh karena tiu, gur harus memahami prinsip-prinsip
pemberian hukuman.
9) Hasrat untuk belajar
Adanya hasrat untuk belajar, berarti ada unsur kesengajaan,
ada maksud untuk belajar. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak
tersebut memang terdapat motivasi untuk belajar, sehingga sudah
barang tentu hasilnya akan lebih baik.
10) Minat
Motivasi erat hubungannya dengan minat. Motivasi muncul
karena kebutuhan, begitu juga dengan minat sehingga tepatlah kalu
minat merupakan alat motivasi yang pokok.
11) Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan ynag diakui dan diterima dengan baik oleh
siswa merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan
memahami tujuan yang harus dicapai, dirasa sangat berguna dan
menguntungkan bagi siswa, maka akan timbul gairah untuk terus
belajar. (Kunah, 2021).
3. Reward
a. Pengertian Reward
Reward adalah segala sesuatu yang diberikan guru kepada
peserta didik karena sudah bertingkah laku sesuai dengan yang
dikehendaki yakni mengikuti pembelajaran dengan baik dan memperoleh
hasil yang baik serta bisa menjadi pendorong atau motivasi belajar bagi
peserta didik (Atik Heru Prasetyo, 2019). Menurut (Purwanto, 2006)
reward merupakan suatu alat yang digunakan untuk mendidik anak-anak
supaya anak merasa senang karena perbuatan atau pekerjaannya
mendapat penghargaan. Selain itu, (Shoimin, 2013) memberikan contoh

14
konkret implementasi reward yaitu pujian yang mendidik, memberi
hadiah, mendoakan, papan prestasi.
Reward tentunya sangat penting bagi kenerja seseorang, karena
dengan adanya reward seseorang memiliki motiasi dalam melakukan
aktivitasnya.(Moh. Saiful Rosyid, 2019). Senada dengan yang
diungkapkan (Alexander Anggono, 2021) bahwa reward merupakan
penghargaan yang diberikan guna mendorong atau memotivasi agara
dapat mempertahankan dan meningkatkan kinerja kedepannya
Maka dapat disimpilkan bahwa reward atau hadiah suatu
bentuk apresiasi yang diberikan oleh guru kepada siswa dalam rangka
menyenangakan perasaaan siswa karena telah melakukan hal yang baik
dan benar dan juga pencapaian yang didaptkan.
b. Langkah-Langkah Pemberian Reward
Muliawan menjelaskan langkah kerja reward yaitu sebagai
berikut:
1) Guru menyiapkan materi pelajaran yang akan diberikan pada peserta
didik
2) Guru memberikan penjelasan materi pelajaran tersebut kepada pesera
didik
3) Ditengah-tengah penjelasan materi, pendidik menyelipkan pertanyaan-
pertanyaan latihan soal sesuai dengan materi pelajaran yang sedang
diberikan
4) Bagi peserta didik yang aktif dan menjawab dengan benar mendapat
hadiah tertentu seperti alat tulis belajar dan kebutuhan belajar lainnya.
(Muliawan, 2016).
c. Kelebihan dan Kelemahan Reward Dalam Pembelajaran
Menurut Rasimin dan Imam Subqi secara umum kelebihan
penerapan metode reward paling tidak ada dua. Menurutnya, reward daat
memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap jiwa peserta didik
untuk melakukan perbuatan yang positif dan bersifat progresif.
Sementara itu, reward juga bisa menjadi pendorong bagi peserta didik

15
lainnya untuk mengikuti anak yang telah memperoleh pujian dari
gurunya, baik dalam hal tingkah laku, sopan santun ataupun semangat
dan motivasinya dalam berbuat yang lebih baik. Proses ini sangat besar
kontribusinya dalam memperlancar pencapaian tujuan pendidikan.(Subqi,
2009) Disisi lain, layaknya banyak pendekatan lainnya, pemberian
reward disamping mempunyai kelebihan pemberian reward juga
memiliki kelemahan. Pemberian reward dapat menimbulkan dampak
negatif apabila melakukannya secara berlebihan, sehingga bisa
mengakibatkan peserta didik merasa bahwa dirinya lebih tinggi dari
teman-temannya.(Saleh, 2005)
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan pemberian
reward akan mendorong motivasi untuk lebih baik kedepannya. Namun
juga perlu diperhatikan bahwa dengan pemberian reward yang tidak tepat
juga akan memberikan dampak negatif yakni peserta didik akan cepat
merasa puas.
Senada dengan itu (Karmilawati, 2021) menjelaskan bahwa
kelebihan dari pemberian reward yakni dapat menjadi pendorong bagi
anak didik lainnya untuk mengikuti anak yang telah memperoleh pujian
gurunya, proses ini sangat besar kontribusinya dalam memperlancar
pencapaian tujuan pendidikan. Adapun kelemahannya meliputi dapat
menjadi beban psikologis tersendiri bagi peserta didik pemalas dan
memiliki mental lemah dan pada umumnya terfokus pada peserta didik
yang aktif.

B. Hasil Yang Relevan


Penelitian ini tidak menafikan adanya berbagai penelitian terdahulu
yang telah mengulas mengenai pemberian reward dalam meningkatkan
motivasi belajar. Penelitian-penelitian awal yang relevan telah menjadi tolak
ukur dan perbandingan dengan penelitian ini diantaranya:
1. Penelitian Ahmad Bahril Faidy, tahun 2014 telah mengkaji tentang
hubungan pemberian reward dan punishment dengan motivasi belajar

16
pendidikan kewarganegaraan siswa kelas XI SMA Negeri 1 Ambuten
Kabupaten Sumenep.(Faidy, 2014) Penelitian ini menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan metode korelasi yang dilakukan di SMA Negeri 1
Ambuten. Penelitian ini menyimpulakn bahwa ada hubungan antara
pemberian reward dan punishment dengan motivasi belajar pendidikan
kewarganegaraan pada siswa sebesar 0,61 yang berarti memiliki hubungan
yang kuat dan arah hubungan adalah positif, berarti semakin sering guru
memberikan reward dan punishment semakin tinggi motivasi belajar pada
mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan. Perbedaan dengan penelitian
penulis terletak pada lokasi dan objek mata pelajaran yang diteliti.
Penelitian terdahulu menitikberatkan pada mata pelajaran pendidikan
kewarganegaraan. Sedangkan pada penelitian penulis memfokuskan pada
mata pelajaran fiqih.
2. Kajian dalam penelitian Mira Agustina, dkk tentang pengaruh pemberian
reward animasi terhadap motivasi belajar anak usia dini selama
pembelajaran daring diterbitkan dalam jurnal pendidikan anak usia dini pada
tahun 2022 menggunakan metode kuantitatif dengan desain pre-
eksperimental desain jenis one grouop pre-test design.(Maira Agustina,
Elisa Novie Aziziah, 2022) Pada penelitian terdahulu memberikan reward
kepada eserta didik dengan menggunakan reard animasi, sedangakan pada
penelitian ini tidak menentukan jenis reward yang akan diberkan. Selain itu,
subjek pada peneltian terdahulu memfokuskan pada anak usia dini
sedangkan subjek pada penelitian yang ini yakni anan yang terlah duduk di
bangku MTs.

17
C. Kerangka Pikir
Kerangka pikir penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Guru kurang optimal


Kondisi Motivasi yang masih
dan kurang tepat
awal rendah dalam
memilih strategi
pembelajaran fiqih
pembelajaran

Tindakan Menerapka pemberian reward


dalam pembelajaran

Kondisi Meningkatnya motivasi belajar


akhir peserta didik dengan menerapkan
pemberian reward

18
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Latar dan Subyek Penelitian


Pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan
kelas (classroom action research) dengan rancangan sebagai berikut:
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MTs Negeri 4 Sinjai, Jl. Slamet
Riyadi No 12 RT.003/RW.001, Kelurahan Lappa, Kecamatan Sinjai Utara,
Kabupaten Sinjai, Provinsi Selatan, Indonesia.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini rencana akan dilaksanakan pada bulan mei 2022.
3. Deskripsi Tempat Penelitian
Madrasah tsanawiyah (MTs) Negeri 4 Sinjai terletak di Jl. Slamet
Riyadi No 12 RT.003/RW.001, Kelurahan Lappa, Kecamatan Sinjai Utara,
Kabupaten Sinjai. Madrasah yang berdiri pada tahun 2009 ini memiliki
jadwal belajar mulai dari pukul 07.30 hingga pukul 11.40.
MTs Negeri 4 Sinjai merupakan sekolah yang menonjolkan ilmu
agamanya yakni islam, disamping itu kegiatan ektrakulikuler yang ada
disekolah ini juga dapat memberikan peluang yang besar bagi peserta didik
untuk mengembangkan berbagai kemampuan atau potensi yang dimiliki
yang tidak hanya dibidang akademik teta[pi juga dibidang nonakademik.
Adapun ektrakulikuler tersebut yaitu, pramuka, OSIM, PMR, olahraga
(volly ball dan pencak silat), drum band, dan qasidah.
Dalam penelitian di MTs Negeri 4 Sinjai ini, langkah awal
peneliti harus melalukan observasi terlebih dahulu guna inventarisasi
keadaan lokasi. Peneliti mengamati siswa secara langsung situasi dna
kondisi saekolah serta melakukan dialog dengan pihak-pihak terkait
sekolah. Kegiatan observasi lingkungan sekolah dimaksudkan agar peneliti
mempunyai gambaran yang jelas mengenai situasi dan kondisi baik

19
menyangkut keadaan fisik maupun non fisik. Hasil dari kegiatan observasi
ini selanjutnya menjadi pedoman dalam penyususan pelaksanaan penelitian.
Dengana adanya kegiatan observasi ini daharapkan peneliti bisa lebih
mengenal MTs Negeri 4 Sinjai, yang selanjutnya dapat melancarkan dan
mempermudah pelaksanaan penelitian. Hasil-hasil yang diperoleh melalui
kegiatan observasi adalah sebagai berikut:
a. Sarana dan Prasarana Sekolah

NAMA
NO JUMLAH KONDISI
RUANGAN
1 Ruangan Perkantoran 1 Baik
2 Ruang Guru 1 Baik
3 Ruang Wakamad 1 Baik
4 Ruang Belajar Siswa 16 Baik dan Rusak
5 Ruang Kurikulum dan - -
Pengajaran
6 Ruang Perpustakaan 1 Baik
7 Ruang Kesenian dan 1 Baik
Keterampilan
8 Laboratorium IPA 1 Baik
9 Lab.Komputer 1 Baik
10 Ruang UKS/UKM 1 Baik
11 Mushollah 1 Baik
12 Ruang OSIM, - -
PRAMUKA dan PMR
13 Ruang 1 Baik
BimbinganKonseling
14 Koperasi Madrasah 1 -
15 Ruang Aula - -
16 Taman Baca Siswa - -
17 Kantin Kejujuran 1 Kurang baik

20
18 Kantin umum 1 Kurang baik
19 Halaman Parkiran 1 Baik
20 Toilet Guru 1 Baik
21 Toilet siswa 6 Baik dan rusak

b. Visi dan Misi Sekolah


1) Visi Sekolah
Terwujudnya madrasah yang unggul dalam disiplin, tertib,
prestasi, berakhlakul karimah dan peduli lingkungan.
2) Misi Sekolah
a) Menciptakan kedisplinan dalam proses pembelajaran dan
pelayanan
b) Membiasakan bekerja dan belajar secara tertib dan profesional
c) Menciptakan kondisi madrasah yang bersih dan sehat
d) Mengembangkan wawasan peserta didik sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
e) Membekali pendidikan agama dengan teori dan praktek
f) Menanamkan akhlakul karimah dan ibadah kepada setiap
komponen madrasah
g) Meningkatkan kesadaran untuk memelihara lingkungan madrasah
sebagai upaya untuk melestarikan,melindungi dan mencegah dari
pencemaran lingkungan.
4. Subjek dan Objek Penelitian Penelitian
Pada peneilitian ini yang menjadi subjek ialah Subjek adalah
siswa kelas VII C dengan jumlah 29 orang terbagi atas laki-laki 15 orang
dan perempuan 14 orang, guru mata pelajaran Fiqih dan kepala sekolah Mts
Negeri 4 Sinjai. Adapun yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah
MTs Negeri 4 Sinjai.

21
B. Desain Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dengan 2 siklus untuk
melihat peningkatan motivasi belajar pada mata pelajaran fiqih melalui
pemberian reward. Penelitian ini etrdiri dari 2 siklus, apabila dalam tindakan
kelas ini ditemukan kekurangan dan tidak tercapainya target yang telah
ditentukan, maka diadakan perbaikan pada perencanaan dan pelaksanaan siklus
berikutnya.
Adapun langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam penelitian
ini yaitu:
1. Perencanaan yaitu tindakan yang mencakup semua langkah secara rinci
pada saat pembelajaran berlangsung dikelas VII C. Pada tahap ini segala
keperluan pelaksanaan penelitian tindakan kelas dipersiapkan mulai dari
bahan ajar, rencana pembelajaran, metode dan strategi pembelajaran,
pendekatan yang akan digunakan, subjek penelitian serta teknik dan
instrumen observasi disesuaikan dengan rencana.
2. Pelaksanaan tindakan merupakan proses kegiatan pembelajaran kelas
sebagai realisasi dari teori dan strategi belajar mengajar yang telah disiapkan
serta mengaju pada kurikulum yang berlaku, dan hasil yang diperoleh
diharapkan dapat meningkatkan kerjasama peneliti dan subjek penelitian
sehingga dapat memberikan refleksi dan evaluasi terhadap apa yang terjadi
dikelas VII C Mts Negeri 4 Sinjai.
3. Tahap observasi merupakan kegiatan pengamatan langsung terhadap
pelaksanaan tindakan yang dilakukan dalam PTK. Tujuan pokok observasi
adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya perubahan yang terjadi dengan
adanya pelaksanaan tindakan yang sedang berlangsung di kelas VII C MTs
Negeri 4 Sinjai
4. Refleksi merupakan kegiatan guru untuk mengetahui apa yang telah dicapai,
serta apa yang belum dicapai dan apa yang perlu untuk diperbaiki lagi
dalam pembelajaran berikutnya. Oleh karena itu, hasil dari tindakan perlu
untuk dikaji, dilihat dan direnungkan baik itu dari segi proses pembelajaran
antara guru dan siswa, metode, alat peraga maupun metode.

22
C. Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan melalui proses pengkajian
berdaur yang terdiri dari 4 tahap, yaitu:
1. Perencanaan (planning)
Peneliti menentukan titik atau fokus pada peristiwa yang perlu
mendapatkan perhatian khusus untuk diamati, kemudian membuat sebuah
instrumen pengamatan untuk membantu peneliti merekam fakta yang terjadi
selama tindakan berlangsung
2. Pelaksanaan tindakan (action)
Merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu
mengenakan tindakan kelas
3. Observasi (observation)
Tindakan pengamatan dilakukan pada saat pelaksanaan tindakan
sedang dilakukan, dan pengamatan ini dilakukan oleh pengamat untuk
memperoleh data yang akurat untuk perbaikan siklus berikutnya
4. Refleksi (reflection)
Merupakan kegiatan mengemukakan kembali apa yang sudah
dilakukan. Tindakan ini dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai
melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan peneliti untu
mendiskusikan implementasi rancangan tindakan
Rencana tindakan yang akan digunakan pada penelitian ini
dilaksanakan dalam dua siklus dengan prosedur mulai dari perencanaan,
tindakan, observasi dan refleksi.
1. Sikus 1
a. Perencanaan
1) Menyusun RPP, menyiapkan materi, media, bahan percobaan dengan
menerapkan pemberian reward dalam pembelajaran fiqih
2) Menyusun lembar observasi
b. Tindakan
1) Mempersiapkan segala keperluan mengajar seperti media, alat peraga,
dan keperluan lainnya

23
2) Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran
3) Penyampaian tujuan pembelajaran yang akan dicapai
4) guru memberikan masalah terkait materi yang telah dirancang
sebelumnya
5) siswa mencoba menyelesaikan persoalan tersebut
6) guru memfasilitasi untuk membantu siswa yang belum memahami
masalah yang diberikan
7) siswa menyampaikan hasil pemecahan masalah mereka didepan kelas,
sedangkan siswa lainnya memberikan tanggapan
8) siswa menyimpulkan hasil pembelajaran dengan dibantu guru
9) siswa melakukan tanya jawab apabila ada materi yang belum
diketahui
10) guru memberikan reward pada siswa
11) siswa mengisi angket untuk mengetahui motivasi belajar tentang
materi yang sudah diberikan
c. Observasi
Kegiatan observasi dilakukan untuk mengumpulkan data
aktivitas pembelajaran. Data yang didapatkan tersebut akan digunakan
untuk merencanakan tindak lanjut pada siklus berikutnya.
d. Refleksi
Refeleksi merupakan analisis hasil observasi dan hasil tes.
Refleksi pada siklus 1dilaksanakan segera tahap implementasi/tindakan
dan observasi selesai. Semua data yang diperoleh akan dipaparkan. Hasil
refleksi dati siklus 1 digunakan sebagi dasar untuk perbaikan dan
merencanakan sikluis berikutnya apabila peneliti merasa belum adanya
peningkatan seperti yang diharapkan.
2. Siklus 2
a. Perencanaan
Pelaksanaan program tindakan siklus 2 merupakan kelanjutan
dari siklus 1. Tindakan siklus 2 ini dilaksanakan dengan memperhatiakn

24
kekurangan-kekurangan pada siklus 1. Adapun yang dilaksanakan pada
siklus 2 adalah:
1) Menyusun perbaikan rencana pembelajaranh yang sesuai dengan
rencana pembelajaran yang sesuai dengan tindakan yang akan
dilakukan yaitu pembelajaran fiqih
2) Membuat dan menyiapkan instrumen penilaian berupa lembar
observasi
3) Menyiapkan perangkat tes siklus 2
b. Tindakan

Pelaksanaan program tindakan 2 yang mengacu pada


identifikasi masalah yang muncul pada siklus 1, sesuai dengan alternatif
pemecahan masalah yang sudah ditentukan, anata lain:

1) Mempersiapakan segala keperluan mengajar, seperti media, alat


peraga dan keperluan lainnya.
2) Guru menkondisikan siswa untuk siap mengikuti pembelajaran
3) Penyampaian tujuan pembelajaran yang akan dicapai
4) Guru memeberikan masalah sesuai dengan materi yang telah
disiapkan untuk dipecahkan secara bersama-sama.
c. Observasi
Observasi pada penelitian ini dilakukan terhadap kegiatan
belajar mengajar dengan pembelajaran fiqih, melakukan observasi sesuai
dengan format yang disiapkan dan mencatat semua hal-hal penting yang
terjadi selama pelaksanaan tindaka berlangsung, dan menilai hasil
tindakan sesuai dengan format yang sudah dikembangkan.
d. Refleksi
Refleksi pada siklus 2 dilaksanakan segera setelah tahap
implementasi/tindakan dan observasi selesai. Samua data yang diperoleh
akan dipaprkan baik data maupun hasil evaluasi peserta didik maupun
hasil observasi pembelajaran yang dilakukan guru. Hasil refleksi dari

25
siklus 2 ini diharapkan dapat memenuhi indikator penelitian yang telah
ditetapkan.

D. Tekhnik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang di gunakan pada penelitian ini
adalah:
1. Observasi, yaitu penelitian menggunakan pengamatan langsung terhadap
objek dan aktivitas dalam proses pelaksanaan pemberian reward dalam
pembelajaran Fiqih.
2. Wawancara, yaitu teknik yang digunakan untuk memperoleh data dengan
cara mengjukan pertanyaan secara lisan dan memerlukan jawaban lisan.
3. Dokumentasi, yaitu merupakan catatan, foto, gambar peristiwa yang sudah
berlalu sebagai pelengkap dari observasi yang telah dilakukan.
4. Angket merupakan pertanyaan tertulis yang memerlukan jawaban tertulis
untuk menjaring pendapat atau penilaian responden. Angket bersifat terbuka
ataupun tertutup.
E. Instrumen Pengumpulan Data
Dalam penelitian, teknik pengumpulan data sangat penting agar
mendapatkan data yang baik dan valid. Metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Lembar observasi keterlaksanaan rencana proses pembelajaran (RPP)
2. Angket motivasi belajar fiqih dalam pembelajaran
F. Tekhnik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini yakni:
a. Reduksi data
Reduksi data merupakan rangkuman atau memilih hal-hal yang
dianggap pokok sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dan
mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya,
sehingga tidak mempersulit proses analisa data selanjutnya.
b. Display Data/ Penyajian Data

26
Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan informasi
disusun, sehingga memberi kemungkinan akan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Bentuk penyajian data kualitatif
dapat berupa teks naratif berbentuk catatan lapangan, matriks, grafik,
jaringan, dan bagan. Bentuk-bentuk ini manggabungkan informasi yang
tersusun dalam suatu bentuk yang padu dan mudah diraih sehingga
memudahkan untuk melihat apa yang terjadi, apakah kesimpulan sudah
tepat atau sebaliknya melakukan analisis kembali.
c. Verivikasi Data dan Penarikan Kesimpulan
Langkah ketiga yang digunakan dalam analisis data kualitatif
menurut Milles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan verivikasi.
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan
berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada
tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang
dikemukakan ditahap awal, didukung oleh bukti-bukti yang valid dan
konsisten saat peneliti kembali kelapangan mengumpulkan data, maka
kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

G. Penyiapan Partisipan
Agara pelaksanaan kegaiatan pembelajaran dapat berjalan dengan
lancar, maka perlu ada penyiapan terhadapa partisipan. Pemberian reward
dapat dilakukan secara efektif bila melalui penyiapan yang matang. Konsep
dan kondisi peserta didik harus benar-benar sudah siap.
Dengan kondisi yang benar-benar sudah siap, diharapkan kegiatan
belajar mengajar dapat secara efektif mencapai tujuan pembelajaran yang
diharapkan, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik.
Penelitian ini dilandasi dengan prinsip kolabiratif dan kolaborasi.
Tim kolaborasi terdiri dari duamahasiswa diantaranya Harun Nisa dan tharmii
Zaijul. Kedua kolaborator tersebut dipulih untu membantu dalam
melaksanakan penelitian tindakan kelas. Mereka siap dalam melakukan
pelatihan, simulasi praktik mengajar.

27
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, moh. zaiful dan aminol rosid. (2018). reward dan punishment dalam
penddikan. literasi nusantara.
Agustina, ghullam hamdu dan lisa. (2011). pengaruh motivasi belajar siswa
terhadap prestasi belajar ipa disekolah dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan,
12(1), 83.
Anggono, A. (2021). akuntansi manajemen pada entitas publik. cv. addanu
abimata.
Asmar, amral dan. (2020). hakikat belajar dan pembelajaran. guepedia.
atik heru prasetyo. (2019). analisis dampak pemberian reward dan punishment
dalam proses pembelajaran matematika. Jurnal Pedagogi Dan
Pembelajaran, 2(3), 3.
Djamarah. (2002). rahasia belajar sukses. pt rineka cipta.
dwi novidiantoko. (2020). cara praktis meningkatkan motivasi siswa sekolah
dasar. cv budi utama.
Fadriati. (2014). strategi dan teknik pembelajaran. STAIN Batusangkar Press.
Faidy, ahmad bahril. (2014). hubungan pemberian reward dan punishment
dengan motivasi belajar pendidikan kewarganegaraan siswa kelas XI SMA
Negeri 1 Ambuten kabupaten sumenep. Kajian Moral Dan
Kewarganegaraan, 2(2), 454.
Faradita, meirza nanda. (2021). motivasi belajar ipa melalui model pembelajaran
course review horay. cv jakad media publishing.
Hamalik. (2005). proses belajar mengajar. Bumi Aksara.
Hamzah. (2016). teori motivasi dan pengukurannya anaisis di bidang pendidikan.
pt bumi aksara.
Haq, A. (2018). Motivasi Belajar Dalam Meraih Prestasi. Jurnal Pendidikan Islam
Victratina, 3(1), 193–214.
Haudi. (2021). strategi pembelajaran. CV insan cendekia mandiri.
Hurit, roberta urin. (2021). belajar dan pembelajaran. cv. media sains indonesia.
Karmilawati. (2021). penerapan metode pembelajaran reward and pusnishment
dalam keterampilan berbicara bahasa jerman. Journal of Language,
Literature, and Lingistik, 2(2), 100–101.
Kunah. (2021). metode pandai berbahasa inggris dengan pendekatan penguasaan

28
tata bahasa (grammar) dan motivasi belajar. adanu abimata.
Lestari, endang titik. (2020). cara praktis meningkatkan motivasi belajar siswa
sekolah dasar. cv budi utama.
maira agustina, elisa novie aziziah, dita prima shanti koesmadi. (2022). pengaruh
pemberian reward animasi terhadap motivasi belajar anak usia dini selama
pembelajaran daring. Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(1), 353.
Muliawan. (2016). model pembelajarn spektakuler. ar-ruzz mendia.
Nursalam, rahman baraku dan. (2011). strategi pembelajaran. Universitas Islam
Negeri (UIN) Alauddin.
Pane, A. (2017). belajar dan pembelajaran. Jurnal Kajian Ilmu-Ilmu Keislaman,
3(2), 337.
Parnawi, A. (2019). psikologi belajar. cv budi utama.
Potu, J., Lengkong, V. P. K., & Trang, I. (2021). The Influence of Intrinsic
Motivation, and Extrinsict Motivation on Employee Performance At Pt. Air
Manado. 387 Jurnal EMBA, 9(2), 387–394.
Purwanto. (2006). ilmu pendidikan teoritis dan praktis. pt remaja rodakarya.
Rasto, rike andriani dan. (2019). motivasi belajar sebagai determinan hasil belajar
siswa. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran, 4(1), 82.
Riyanto, Y. (2010). paradigma baru pembelajaran: sebagai referensi bagi
pendidik/pendidik dalam implementasi pembelajaran yang efektif dan
berkualitas. kencana.
Rosyid, moh. saiful. (2019). reward dan punishment: konsep dan aplikasi. cv
literasi nusantara abadi.
Rumbewas, S. S., Laka, B. M., & Meokbun, N. (2018). Peran Orang Tua Dalam
Miningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik di Sd Negeri Saribi. Jurnal
EduMatSains, 2(2), 201–212.
http://ejournal.uki.ac.id/index.php/edumatsains/article/view/607
Sadirman. (2011). interaksi dan motivasi belajar mengajar. rajawali perss.
Sadirman. (2012). interaksi dan motivasi belajar mengajar. PT. raja grafindo
persada.
Saleh. (2005). teori-teori pendidikan berdasarkan al-qur’an. rineka cipta.
Sariani, N. (2021). belajar dan pembelajaran. edu publisher.
Shoimin. (n.d.). model pembelajaran inovatif dalam kurikulum 2013. ar-ruzz
media.

29
Slameto. (2012). belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. rineka cipta.
Suardi, M. (2018). belajar dan pembelajaran. cv budi utama.
Subqi, rasimin dan imam. (2009). belajar PeDe: kontestualisasi reward dan
punishment dalam pembelajaran. mitra cendekia.
Trygu. (2020). motivasi dalam belajar matematika. guepedia.

30

Anda mungkin juga menyukai