Anda di halaman 1dari 13

A.

Nirwana, Firda Oktarina_BAB V_Bimbingan Konseling_semester 5_PAI


A

BAB V

FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING

Bimbingan konseling mempunyai beberapa fungsi dalam petunjuk


pelaksanaan bimbingan dan konseling untuk SLTP dan SMU yaitu; (1) fungsi
pemahaman individu yaitu fungsi bimbingan dalam membantu individu
menemukan penyesuaian diri dan perkembangannya secara optimal, (2) fungsi
pencegahan dan pengembangan, merupakan fungsi bimbingan dalam
mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimiliki individu; dan (3)
fungsi membantu memperbaiki penyesuaian diri, merupakan fungsi bimbingan
dalam membantu individu memilih dan memantapkan penguasaan karir atau
jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian
lainnya.1

Bimbingan konseling sangat penting karena dapat membantu


permasalahan-permasalahan di sekolah dan lingkungan serta dapat mengarahkan,
membimbing, dan mengembangkan potensi klien. Tidak hanya itu, bimbingan
konseling juga dapat membantu peserta didik agar dapat mencapai tujuan-tujuan
yang ingin dicapai.

A. Fungsi Pemahaman
Menurut ABKIN dalam Nanik Nurhayati fungsi pemahaman
yaitu bimbingan dan konseling membantu konseli agar memilik
pemahaman terhadap dirinya dengan harapan konseli mampu
mengembangkan potensi dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan
konstruktif.2 Sedangkan menurut Dewa Ketut Sukardi dalam Henni
Syafriana Nasution fungsi pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan

1
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung:
Alfabeta CV,2013), h.242
2
Nanik Nurhayati & Sti NurfaridaPw, Optimalisasi Peran Fungsi Guru Bimbingan dan
Konseling Dalam Implementasi Kurikulum 13, Jurnal Bikotetik, Vol (02) No (02) 2018, h. 149
konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh
pihak-pihak tertentu sesuai dengan keperluan pengembangan siswa yang
mencangkup pemahaman tentang diri siswa, ligkungan siswa, dan
lingkungan yang lebih luas terutama oleh siswa.3
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa, fungsi
pemahaman merupakan salah satu fungsi bimbingan dan konseling yang
memberikan pemahaman kepada siswa (konseli) agar memahami potensi
yang dimiliki oleh dirinya, lingkungannya (baik keluarga, sekolah, dan
masyarakat) secara dinamis dan konstruktif.
Fungsi ini merupakan fungsi yang akan menghasilkan
pemahaman tentang segala sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai
dengan perkembangan peserta didik. Melalui fungsi ini bimbingan dan
konseling membantu siswa memiliki pemahaman terhadap dirinya seperti
potensi-potensi apa yang dimilikinya, membantu siswa memahami
lingkungan disekitarnya dan lingkungan yang lebih luas. Dalam fungsi ini
diharapkan siswa dapat mengoptimalkan dan mengembangkan dirinya
berdasarkan pemahaman yang telah mereka miliki.4
Fungsi pemahamaan yaitu fungsi konseling yang menghasilkan
pemahaman bagi konseli atau kelompok konseli tentang dirinya,
lingkungan, dan berbagai informasi yang di butuhkan. Pemahaman diri
meliputi pemahaman tentang kondisi psikologis seperti; inteligensi, bakat,
minat, dan ciri-ciri kepribadian serta pemahaman kondisi fisik seperti
kesehatan fisik, (jasmaniah). Pemahaman lingkungan mencakup;
lingkungan alam sekitar dan lingkungan sosial, sedangkan pemahaman
berbagai informasi yang di butuhkan mencakup informasi pendidikan dan
informasi karier.5

3
Henni Syafriana Nasution & Abdillah, Bimbingan Konseling (Konsep Teori dan
Aplikasinya), (Cet. 1; Medan: Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI),
Agustus 2019), h. 10
4
Suriati dkk, Teori dan Teknik Bimbingan dan Konseling, (Cet. I, Sinjai: CV. Latinulu,
2020), h. 9
5
Boy Soedarmadji, Hartono, Psikologi Konseling, ( Jakarta: Prenadamedia Group, 2012),
h. 36
Dari fungsi pemahaman diatas kita dapat diketahui bahwa
fungsi tersebut dapat menghasilkan pemahaman mengenai pemahaman
masalah oleh individu, pemahaman tentang lingkungan keluarga klien
yang berupa informasi sehingga fungsi pemahaman sangat penting bagi
konselor.
Fungsi pemahaman yaitu fungsi bimbingan dan konseling
membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya
(potensinya) dan lingkungannya (Pendidikan, pekerjaan, dan norma
agama). Berdasarkan pemahaman ini konseli diharapkan mampu
mengembangkan potensi dirinya secara optimal, dan menyeseuaikan
dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.6

Fungsi pemahaman merupakan fungsi konseling yang dapat


menghasilkan pemahama tentang sesuatu dari pihak tertentu sesuai
kepentingan pengembangan siswa, dimana pemahaman tersebut yaitu:
1. Pemahaman tentang diri konseli sendiri, terutama oleh konseli sendiri,
orang tua guru pada umumnya dan konselor.
2. Pemahman tentang lingkungan konseli, terutama didalamnya
lingkungan keluarga dan sekolah terutama oleh konseli sendiri, orang
tua, guru pada umumnya dan konselor.
3. Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas (termasuk di
dalamnya informasi Pendidikan, informasi jabatan/pekerjaan, dan
informasi sosial dan budaya atau nilai-nilai) terutama oleh konseli.7
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa, fungsi pemahaman merupakan salah satu fungsi bimbingan dan
konseling untuk membantu siswa (konseli) agar memiliki pemahaman
tentang dirinya baik itu potensi yang dimilikinya, kondisi psikologisnya,
dan lingkungannya. Dengan adanya fungsi ini siswa mampu memahami
dirinya sendiri.
6
Kamaluddin, Bimbingan dan Konseling Sekolah, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan,
Vol (17), No (4), Juli 2011, h. 448
7
Rifda El Fiah, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Cet.1; Yogyakarta: Idea Press
Yogyakarta, 2014), h. 48
B. Fungsi Penyesuaian
Fungsi penyesuaian yaitu fungsi bimbingan dalam membantu
individu menemukan penyesuai diri dan perkembangannya secara
optimal.8 Adapun pendapat lain yakni, fungsi penyesuaian merupakan
fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar dapat
menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan
konstruktif. 9
Menurut Winkel & Hastuti dalam Totok Agus Suryanto fungsi
penyesuaian yaitu fungsi dalam membantu siswa menemukan cara
menempatkan diri secara tepat dalam berbagai keadaan dan situasi yang
dihadapinya. Misalnya siwa harus dibantu untuk bergaul secara
memuaskan dengan menentukan sikap ditengah-tengah kehidupan
keluarganya. 10
Berdasarkan diatas dapat disimpulkan bahawa, fungsi
penyesuaian merupakan salah satu fungsi bimbingan konseling yang
berperan untuk membantu siswa (konseli) untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungan yang baru menurut siswa itu sendiri (sekolah). Dengan adanya
fungsi ini siswa mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
C. Fungsi Penyaluran
Fungsi penyaluran yaitu fungsi bimbingan dalam membantu
individu memilih kegiatan ekstrakulikuler, jurusan atau program studi, dan
menetapkan penguasaan karier atau jabatan sesuai dengan minat, bakat,
keahlian, dan ciri-ciri kepribadin lainnya.11 Dalam melakukan fungsi ini,
konselor perlu bekerjasama dengan pendidik lainnya di dalam maupun di
luar Lembaga Pendidikan.12

8
Masdudi, Bimbingan Konseling (Perspektif Sekolah), (Cet. 1; Cirebon: Nurjati Press,
Mei 2015), h.18
9
Henni Syafriana Nasution & Abdillah, Bimbingan Konseling (Konsep Teori dan
Aplikasinya), h.12
10
Totok Agus Suryanto, & Fuadi, Memahami Bimbingan dan Konseling Belajar, (Cet. 1;
Jawa Barat: CV. Adanu AbimataAnggota IKPI, 2021), h. 22
11
Rifda El Fiah, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, h. 49
12
M. Fuad Anwar, Landasan Bimbingan dan Konseling Islam, h. 12
Fungsi penyaluran merupakan fungsi bimbingan dalam
membantu individu memilih dan memantapkan penguasaan karier atau
jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian, dan ciri-ciri
kepribadian lainnya.13
Menurut Winkel & Hastuti dalam Totok Agus Suryanto fungsi
penyaluran yaitu fungsi dalam membantu siswa mendapatkan program
studi yang sesuai baginya dalam rangka kurikulum pengajaran yang
disediakan di sekolah, memilih kegiatan ekstrakulikeler yang cocok
baginya selama menjadi peserta didik disekolah yang bersangkutan,
menentukan p;rogram studi yang sesuai baginya setelah tamat, dan
merencanakan bidang pekerjaan yang cocok baginya dimasa mendatang.
Semua itu kerap berarti siswa kerap di bantu untuk memilih diantara
alternatif yang tersedia (decision making). 14
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa, fungsi penyaluran merupakan salah satu fungsi bimbingan dan
konseling yang berperan untuk membantu siswa memilih jurusan yang
sesuai dengan minat, bakat, dan keahlian yang dimilikinya. Dengan
adanya fungsi ini siswa dapat memilih jurusan yang sesuai dengan dirinya.
D. Fungsi Adaptasi
Fungsi adaptasi yaitu fungsi membantu para pelaksana
Pendidikan khususnya guru atau dosen untuk mengadaptasikan program
Pendidikan terhadap latar belakang Pendidikan, minat, kempuan, dan
kebutuhan individu (konseli). Dengan menggunakan informasi yang
memadai mengenai individu, pembimbing atau konselor dapat membantu
para guru/dosen dalam memperlakukan individu cesara tepat, baik dalam
memilih dan Menyusun materi pembelajaran/perkuliahan memilih metode
dan proses pembelejaran/perkuliahan.15

13
Masdudi, Bimbingan Konseling (Perspektif Sekolah), h.18
14
Totok Agus Suryanto, & Fuadi, Memahami Bimbingan dan Konseling Belajar, h. 22
15
Rifda El Fiah, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, h. 49
Fungsi adaptasi yaitu fungsi membantu para pelaksana
Pendidikan, kepala sekolah/Madrasah dan staf, konselor, dan guru untuk
menyesuaikan program pendidika terhadap lata belakang Pendidikan
minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli. Dengan menggunakan
informasi yang memadai mengenai konseli, pembimbing/konselor dalat
membentu para guru dalam memperlakukan konseli secara tepat, baik
dalam memilih dan Menyusun materi sekolah/masdrasah, memilih metode
dan proses pembelajaran, maupun penyusunan bahan pelajaran sesuai
dengan kemampuan dan kecepatan konseli. 16
Menurut Winkel & Hastuti dalam Totok Agus Suryanto fungsi
pengadaptasian yaitu fungsi sebagai narasumber bagi tenaga pendidik
yang lain disekolah, khususnya pimpinan sekolah dan staf pengajar, dalam
hal mengarahkan rangkaian kegiatan pendidikan dan p;engajaran supaya
sesuai dengan kebutuhan para siswa. Pelayanan ini tidak langsung
diberikan kepada siswa, seperti pada fungsi penyaluran dan fungsi
penyesuaian, tetapi tenaga bimbingan memberikan informasi dan usulan
kepada sesame tenaga pendidik demi keberhasilan program pendidikan
sekolah serta terbinanya kesejahteraan para siswa.17
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa, fungsi adaptasi merupakan salah satu fungsi bimbingan yang
berperan untuk membantu para pelaksana Pendidikan, untuk membantu
guru menyesuaikan penyusunan materi sesuai dengan minat, kemampuan,
dan keperluan siswa. Dengan adanya fungsi ini guru dapat Menyusun
materi sesuai minat, kemampuaa, dan keperluan siswa.
E. Fungsi Pencegahan
Menurut ABKIN dalam Nanik Nurhayati fungsi pencegahan
(preventif) yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk
senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan

16
Henni Syafriana Nasution & Abdillah, Bimbingan Konseling (Konsep Teori dan
Aplikasinya), h.12
17
Totok Agus Suryanto, & Fuadi, Memahami Bimbingan dan Konseling Belajar, h. 22
berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli.18
Sedangkan menurut Masdudi dalam Masdudi fungsi preventif
(pencegahan) yaitu membantu individu menjaga atau mencegah timbulnya
masalah bagi dirinya.19
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa, fungsi
pencegahan merupakan salah satu fungsi bimbingan konseling yang
berperan untuk mencegah masalah yang akan timbul pada diri siswa.
Fungsi pencegahan yaitu fungsi konseling yang menjadikan
peserta didik tercegah atau terhindar dari berbagai permasalahan yang
mungkin timbul, yang dapat megganggu, menghambat ataupun
menimbulkan kesulitan dan kerugian-kerugian tertentu dalam proses
perkembangannya. Pelayanan bimbingan dan konseling pada fungsi ini
dimaksudkan untuk mencegah timbulnya masalah pada diri siswa sehingga
mereka terhindar dari berbgai masalah yang dapat menghambat
perkembanganya seperti kesulitan belajar, kekurangan informasi, masalah
sosial dan lain sebaginnya dapat dihindari. Dengan adanya fungsi ini hal-
hal yang akan merugikan siswa dalam hal belajar ataupun
perkembangannya dapat dicegah sebelum terjadinya sesuatu yang tidak
diinginkan.20
Fungsi pencegahan adalah fungsi konseling yang menghasilkan
kondisi bagi tercegahnya atau terhindarnya konseli atau kelompok konseli
dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul, yang dapat
mengganggu, menghambat atau menimbulkan kesulitan dan kerugian-
kerugian tertentu dalam kehidupan dan proses perkembangannya.21
Fungsi pencegahan/preventif yaitu fungsi yang berkaitan
dengan upaya koselor untuk senantiasa mengantisipasi berbagai masalah
yang mungkin terjadi dan berupaya untuk mencegahnya, supaya tidak

18
Nanik Nurhayati & Sti NurfaridaPw, Optimalisasi Peran Fungsi Guru Bimbingan dan
Konseling Dalam Implementasi Kurikulum 13, Jurnal Bikotetik, h. 149
19
Masdudi, Bimbingan Konseling (Perspektif Sekolah), h. 17
20
Suriati dkk, Teori dan Teknik Bimbingan dan Konseling, h. 10
21
Boy Soedarmadji, Hartono, Psikologi Konseling, h.37
dialami oleh konseli.22 Melalui fungsi ini, konselor memberikan bimbingan
kepada konseli tentang cara menghindarkan diri perbuatan atau kegiatan
yang membahayakan dirinya. Adapun Teknik yang dapat digunakan
adalah pelayanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa
masalah yang perlu diinformasikan kepada para konseli dalam rangka
mencegah terjadinya tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya:
bahaya minuman keras, merokok, meyalahgunakan obat-obatan, drop out,
dan pergaulan bebas (free sex).23
Fungsi pencegahan adalah fungsi bimbingan dan konseling
yang menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya individu dari berbagai
permasalahan yang dapat mengganggu, menghambat atau menimbulkan
kesulitan-kesulitan dalam proses perkembangannya. Istilah Kesehatan
‘mencegah lebih baik dari mengobati’ berlaku juga dalam pelayanan
bimbingan dan konseling. Dengan adanya fungsi pencegahan ini
diharapkan klien tercegah/terhindar atau paling tidak diperkecil
permasalahan yang dapat mengganggu, menghambat ataupun
menimbulkan kesulitan-kesulitan individu/klien. Dalam melaksanakan
fungsi pencegahan ini guru bimbingan perlu melaksanakan/menampilkan
kegiatan. Kegiatan guru bimbingan antara lain dapat berupa program-
program nyata yang dikembangkan, disusun dan diselenggarakan melalaui
berbagai tahap-tahap.24
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa, fungsi pencegahan merupakan salah satu fungsi bimbingan dan
konseling yang berkaitan dengan upaya konselor untuk mencegah masalah
yang akan timbul pada diri peserta didik/siswa, yang dapat menimbulkan
masalah-masalah yang tidak diinginkan seperti, kesulitan belajar dan
proses perkembangannya.

22
Henni Syafriana Nasution & Abdillah, Bimbingan Konseling (Konsep Teori dan
Aplikasinya), h. 10-11
23
Deni Febrini, Bimbingan & Konseling, (Cet. 1; Bengkulu: CV BRIMEDIA GOBAL,
November 2020), h. 57
24
Suhertina, Dasar-Dasar BImbingan dan Konseling, (Cet. 1; pekanbaru: CV. Mutiara
Pesisir Sumatra, Oktober 2014), h.30-31
F. Fungsi Perbaikan
Fungsi perbaikan yaitu fungsi yang bersifat penyembuh.
Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada peserta
didik yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi,
sosial, belajar, maupun karier. Teknik yang dapat digunakan adalah
konseling dan remedial teaching.25 Adapun pendapat lain yakni, fungsi
perbaikan merupakan fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu
konseli sehingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir,
berperasaan, dan bertindak (berkehendak). Konselor melakukan intervensi
(memberikan perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki pola pikir yang
sehat, rasional dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat
mengantarkan mereka kepada tindakan atau kehendak yang produktif dan
normative.26
Berdasarkan beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan
bahwa, fungsi perbaikan merupakan salah satu fungsi bimbingan dan
konseling yang berperan untuk memperbaiki masalah yang dialami oleh
peserta didik/siswa.
G. Fungsi Pemeliharaan & Pengembangan
Fungsi pemeliharaan dan pengembangan adalah fungsi
konseling yang menghasilkan kemampuan konseling atau kelompok
konseling untuk memelihara dan mengembangkan berbagai potensi atau
kondisi yang sudah baik agar tetap menjadi baik untuk lebih
dikembangakan secara mantap dan berkelanjutan.27Dalam menjalankan
fungsi pemeliharaan dan pengembangan konselor seringkali tidak dapat
berjalan sendiri, melainkan perlu bekerja sama dengan pihak-pihak lain
seperti guru, kepala sekolah, orang tua dan lain-lain. 28

25
Rifda El Fiah, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, h. 49
26
Henni Syafriana Nasution & Abdillah, Bimbingan Konseling (Konsep Teori dan
Aplikasinya), h.12
27
Hartono & Boy Soedarmadji, Psikologi Konseling, (Cet; 4, Jakarta: PT Adhitya
Andrebina Agung, 2015), h. 37
28
Suhertina, Dasar-Dasar BImbingan dan Konseling, h.33
Fungsi pemeliharaan diartikan sebagai memelihara segala
sesuatu yang baik yang ada pada diri peserta didik baik dari bawaan
maupun hasil pengembangan yang diperolehnya dari hasil belajar dan
pengalamannya, apabila kita membicarakan tentang fungsi pengembangan
berarti akan berkenan dengan mempertahankan dan menambah baik
artinya bahwa fungsi pemeliharaan harus tetap dilaksanakan untuk
membangun dan mengembangkannya antara fungsi pemeliharaan dan
fungsi pengembangan ini tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang
lain.29
Fungsi pengembangan yaitu fungsi bimbingan dan konseling
yang sifatnya lebih proaktif dari segi fungsi-fungsi lainnya. Konselor
senantiasa berupaya untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif,
yang memfasilitasi perkembangan konseling, Konselor dan personel
sekolah lainnya secara sinergi sebagai teamwork berkolaborasi atau
bekerja sama merencanakan dan melaksanakann program bimbingan
secara sistematis dan berkesinambungan dan upaya membantu konseli
mencapai tugas-tugas perkembangannya. Teknik bimbingan yang dapat
digunakan disini adalah pelayanan informasi, tutorial, diskusi kelompok
atau curah pendapat.30
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, dapat disimpulkan
bahwa pemeliharaan dan pengembangan saling berkaitan dimana para
konselor memelihara berbagai potensi atau sesuatu yang baik, yang
dimiliki oleh peserta didik kemudian mengembangkan potensi tersebut
dikembangkan melalui pengalaman.
H. Fungsi Pengentasan
Fungsi pengentasan adalah fungsi konseling yang
menghasilkan kemampuan konseli atau kelompok konseli untuk
memecahkan masalah-masalah yang dialaminya dalam kehidupan dan/atau

29
Melik Budiarti, Bimbingan Konseling Di Sekolah Dasar, (Cet.1; Jawa Timur: CV AE
Media Grafika, 2017), h. 14-15
30
Fenti Hikmawati, Bimbingan dan Konseling, (Cet 5, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada,
2016), h.18-19
perkembangannya.31 Fungsi ini dimaksudkan untuk membantu siswa
memecahkan suatu permasalahan dalam dirinya sendiri. Dengan adanya
bantuan dan bimbingn dari layanan ini diharapkan siswa mengetahui
bagaimana caranya untuk mengatasi suatu permasalahan yang di harapkan
oleh mereka.32
Fungsi pengentasan yaitu fungsi bimbingan dan konseling
yang akan menghasilakn terentasnya atau teratasinya berbagai
permasalahan yang dialami individu. Individu yang mengalami masalah
dianggap berada dalam suatu yang tidak mengennakan sehingga perlu
diangkat atau dikeluarkan dari suasana yang tidak mengenakkan itu.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan itu adalah upaya
pengentasan. Dalam kegiatan bimbingan dan konseling upaya membantu
mengatasi masalah klien merupakan kegiatan konselor dalam
menyelenggarakan fungsi pengentasan.33
Fungsi pengentasan adalah sebagai proses untuk mengeluarkan
peserta didik dari permasalahan yang sedang dihadapinya dan dari semua
keadaan yang tidak disukainnya. Pengentasan ini bisa dilakukan secara
kelompok seperti pengentasan masalah belajar ataupun secara individual.
34

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa, fungsi


pengentasan merupakan salah satu fungsi bimbingan dan konseling yang
berperan untuk memecahkan masalah yang dialami siswa.

31
Hartono & Boy Soedarmadji, Psikologi Konseling, h. 37
32
Suriati dkk, Teori dan Teknik Bimbingan dan Konseling, h. 10
33
Suhertina, Dasar-Dasar BImbingan dan Konseling, h. 31
34
Melik Budiarti, Bimbingan Konseling Di Sekolah Dasar, (Cet.1; Jawa Timur: CV AE
Media Grafika, 2017), h. 15
DAFTAR REFERENSI

Boy Soedarmadji, Hartono, Psikologi Konseling, ( Jakarta, Prenadamedia Group,


2012).
Deni Febrini, Bimbingan & Konseling, (Cet. 1; Bengkulu: CV BRIMEDIA
GOBAL, November 2020).
Fenti Hikmawati, Bimbingan dan Konseling, (Cet 5, Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada, 2016).
Hartono & Boy Soedarmadji, Psikologi Konseling, (Cet; 4, Jakarta: PT Adhitya
Andrebina Agung, 2015).
Henni Syafriana Nasution & Abdillah, Bimbingan Konseling (Konsep Teori dan
Aplikasinya), (Cet. 1; Medan: Lembaga Peduli Pengembangan
Pendidikan Indonesia (LPPPI), Agustus 2019).
Kamaluddin, Bimbingan dan Konseling Sekolah, Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan, Vol (17), No (4), Juli 2011.
Masdudi, Bimbingan Konseling (Perspektif Sekolah), (Cet. 1; Cirebon: Nurjati
Press, Mei 2015).
Melik Budiarti, Bimbingan Konseling Di Sekolah Dasar, (Cet.1; Jawa Timur: CV
AE Media Grafika, 2017).
M. Fuad Anwar, Landasan Bimbingan dan Konseling Islam, (Cet.1; Yokyakarta:
CV Budi Utama, 2019).
Nanik Nurhayati & Sti NurfaridaPw, Optimalisasi Peran Fungsi Guru Bimbingan
dan Konseling Dalam Implementasi Kurikulum 13, Jurnal Bikotetik,
Vol (02) No (02) 2018.
Rifda El Fiah, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Cet.1; Yogyakarta: Idea
Press Yogyakarta, 2014.
Suhertina, Dasar-Dasar BImbingan dan Konseling, (Cet. 1; pekanbaru: CV.
Mutiara Pesisir Sumatra, Oktober 2014).
Suriati dkk, Teori dan Teknik Bimbingan dan Konseling, (Cet. I; Sinjai: CV.
Latinulu, 2020).
Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan,
(Bandung: Alfabeta CV,2013.
Totok Agus Suryanto, & Fuadi, Memahami Bimbingan dan Konseling Belajar,
(Cet.1; Jawa Barat: CV. Adanu AbimataAnggota IKPI, 2021).

Anda mungkin juga menyukai