Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN

Dosen Pengampu : Chusna Maulida, M.Pd.I

DISUSUN OLEH :

1.
2.
3. M. irsyadul ibad (2217002)
4. Nurul Annisak Khafizdotiyah (2217006)

PENDIDIKAN BAHASA ARAB FAKULTAS TARBIAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PEKALONGAN

TAHUN AJARAN 2019


KATA PENGANTAR

Segala rasa syukur dan pujian hanya pantas dipersembahkan kehadirat Allah SWT.
yang tidak pernah berhenti melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga makalah
yang berjudul “PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN” dapat terselesaikan dengan baik dan
tepat waktu. Makalah ini diselesaikan untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Belajar
Mengajar.

Kami selaku penyusun mengucapkan banyak terimakasih kepada dosen pengampu


yang telah memberikan tugas membuat makalah ini dan seluruh pihak yang telah membantu
dalam pembuatan makalah ini. Kami juga memohon maaf kepada seluruh pihak apabila
masih banyak kekeliruan dalam penyusunan makalah ini. Untuk memperbaiaki makalah ini
kami sangat memohon kritik dan saran kepada para pembaca agar membangun yang lebih
baik bagi kebaikan makalah ini.

Pekalongan, 18 September 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. I

KATA PENGANTAR ............................................................................................... II

DAFTAR ISI.............................................................................................................. III

BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................... IV

BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................................

A. Pengertian Prinsip Pembelajaran..................................................................


B. Prinsip Dalam Belajar ....................................................................................
C. Prinsip Dalam Mengajar ................................................................................
D. Prinsip Dalam Pemilihan Media...................................................................
E. Prinsip Dalam Pengelolaan Kelas.................................................................

BAB III PENUTUP ...................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Sejalan dengan perubahan kurikulum dan desentralisasi pendidikan, maka
bukan lagi eranya bagi seorang guru untuk selalu menunggu petunjuk dari atasa. Ia
harus proaktif mencari, berimprovisasi, dan melakukan inovasi pembelajaran. Guru
perlu segera mereposisi perannya. Pada saat ini, guru harus sanggup menjadi
fasilitator belajar yang mampu menerapkan berbagai macam metode dan strategi pada
saat mengajar. Guru yang baik akan merasa senang kalau muridnya lebih pandai dari
dirinya.Proses pembelajaran yang terjadi di sekolah bertujuan membawa perubahan
kepada peserta didik yang terjadi secara sistematis dan terprogram untuk
mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik dari peserta didik. Proses
interaksi belajar peserta didik dipengaruhi oleh banyak elemen di antaranya para
peserta didik, guru, kepala sekolah, materi ajar, serta media atau sumber belajar yang
digunakan. Kemajuan teknologi dan informasi mengharuskan adanya upaya
pembaruan dalam pembelajaran. Guru dituntut mampu melakukan improvisasi
metode dan strategi dalam proses pembelajaran.. Seorang guru akan dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik apabila ia dapat menerapkan cara mengajar yang
sesuai dengan prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran.

B. RUMUSAN MASALAH
1) Apa yang dimaksud Prinsip-prinsip Pembelajaran?
2) Bagaimana Prinsip Dalam Belajar?
3) Bagaimana Prinsip Dalam Mengajar?
4) Bagaimana Prinsip Dalam Pemilihan Media?
5) Bagaimana Prinsip Dalam Pengelolaan Kelas?
C. TUJUAN MAKALAH
1) Untuk mengetahui Prinsip-prinsip Pembelajarann
2) Untuk mengetahui Prinsip Dalam Belajar
3) Untuk mengetahui Prinsip Dalam Mengajar
4) Untuk mengetahui Prinsip Dalam Pemilihan Media
5) Untuk mengetahui Prinsip Dalam Pengelolaan Kelas
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Prinsip Pembelajaran


Prinsip-prinsip pembelajaran sangat berkaitan dengan komponen
pembelajaran, terutama bagaimana peran guru dan bagaimana peserta didik dapat
terlibat aktif dalam proses pembelajaran. prinsip-prinsip ini berkedudukan sebagai
asas atau kebenaran yang menjadi pokok dalam pikir dan bertindak selama proses
pembelajaran berlangsung. Oleh karena itu, prinsip-prinsip pmbelajaran akan
membantu pendidik dalam memilih tindakan yang tepat sehingga dapat terhindar dari
tindakan yang kelihatan baik,tetapi justru merugikan peserta didik atas pencapaian
tujuan pembelajaran. rencana pelaksanaan pembelajaran disusun dengan
memperhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal, tingkat intelektual, minat,
motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan social, emosi, gayabelajar, kebutuhan
khusus, kecepatan belajar, latar belakang budaya, norma, nilai,dan lingkungan peserta
didik.1perbedaan individual anak didik tersebut memberikan wawasan kepada guru
bahwa strategi pengajaran harus memperhatikan perbedaan anak didik pada aspek
individual ini.2
Dimyati dan mudjiono memaparkan prinsip-prinsip pembelajaran yang
meliputi perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung, pengulangan,
tantangan, umpan balik, dan penguatan, serta perbedaan individu.sebagaimana yang
dijelaskan dibawah ini:3

B. Prinsip Dalam Belajar

Dalam proses pembelajaran, guru dituntut untuk mampu mengembangkan


potensi-potensi peserta didik secara optimal. Untuk itu agar aktivitas yang dilakukan guru
dalam proses pembelajarn terarah pada upaya peningkatan ptensi siswa secara
komprehensif, maka pembelajaran harus dikembangkan sesuai dengan prinsip-prinsip
yang benar, yang bertolak dari kebutuhan intent siswa untuk belajar. Beberapa prinsip-
prinsip belajar yang dipaparkan oleh Dr. Aunurrahman yang mengutip dari Davis4, yaitu:

1. Hal apapun yang dipelajari murid, maka guru harus mempelajarinya sendiri. Tidak
seorangpun yang dapat melakukan kegiatan belajar tersebut.
2. Setiap murid belajar menurut tempo (kecepatannya) sendiri dan untuk setiap
kelompok umur, terdapat variasi dalam kecepatan belajar.
3. Seorang murid belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera diberikan
penguatan (reinforcement)

1
Rusman, model-model pembelajaran mengembangkan professional guru, Jakarta,rajawali press, 2011, hlm: 8
2
Syaiful bahri, strategi belajar mengajar, Jakarta,PT asdi mahasatya, 2013,hlm: 54
3
Zaenal mustakim, strategi dan metode pembelajaran, Yogyakarta, Iain pekalongan press, 2018, hlm: 52
4
Dr.Aunurrahman,M.Pd., Belajar dan Pembelajaran(Bandung:Alfabeta,2010)hlm.113
4. Penguasaan secara penuh dari setiap langkah-langkah pembelajaran, memungkinkan
murid bellajar secara lebih berarti
5. Apabila murid diberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka ia lebih
memilih termotivasi untuk belajar, dan ia akan belajar dan mengingat lebih baik.

Implikasi prinsip-prinsip Belajar

1. Prinsip Perhatian dan Motivasi


Dengan alasan ini, guru berusaha menyajikan materi pembelajaran yang
dikemas sesuai dengan minat dan kebutuhan peserta didik seperti dengan
menggunakan media pembelajaran interaktif.
Motivasi juga mempunyai peranan penting dalam proses pembelajaran karena
merupakan daya yang dapat menggerakan dan mengarahkan peserta didik untuk
belajar. Penerapan prinsip ini dapat dilakukan dalam kegiatan pembelajaran
sebagai berikut:
a. Menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi
b. Menggunakan media pembelajaran untuk memperjelaskan materi
pembelajaran
c. Menggunakan illustrasi dan contoh-contoh peristiwa nyata untuk
memperjelas pembelajaran
d. Mengorganisasi kegiatan yang melibatkan peserta didik seperti Tanya
jawab,sumbang saran, demonstrasi,stimulasi dan lain-lain.
e. Menyisipkan unsur humor yang relevan dengan materi pembelajaran jika
memungkinkan.
2. Prinsip Keaktifan
Prinsip keaktifan dalam proses pembelajaran dapat diimpelmentasikan dalam
kegiatan-kegiatan seperti berikut:
a. Menggunakan macam-macam metode dan media
b. Memberikan tugas kepada peserta didik secara individu dan kelompok
c. Memberikan kesempatan diskusi dan Tanya jawab
d. Memberikan tugas kepada peserta didik untuk mempelajari materi yang
belum dipahami dengan baik, dan
e. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan
percobaan-percobaan secara kelompok.5

Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk


mendorong motivasi,minat,kreatifitas, inisiatif, inspirasi, kemandirian, dan
semangat belajar.6

3. Prinsip Keterlibatan Langsung

5
Zaenal mustakim, strategi dan metode pembelajaran, Yogyakarta, Iain pekalongan press, 2018, hlm: 53
6
Rusman, model-model pembelajaran mengembangkan professional guru, Jakarta,rajawali press, 2011, hlm: 8
Pendidik seharusnya menyadari bahwa peserta didik perlu terlibat secara
langsung dalam proses pembelajaran.keterlibatan langsung yang dimaksudkan
disini berkaitan dengan keterlibatan secara fisik, mental, emosional, dan
intelektual, dalam kegiatan pembelajaran.7mereka dibina untuk mengendalikan
rasa egois yang ada dalam diri mereka masing-masing,sehingga terbina sikap
kesetiakawanan social dikelas. Anak didik dibiasakan hidup bersama,bekerja sama
dalam kelompok, akan menyadari bahwa dirinya mempunyai ada kekurangan da
nada kelebihan.8Prinsip ini dapat diwujudkan dalam berbagai kegiatan
pembelajaran seperti dibawah ini:
a. Menggunakan media yang langsung dapat digunakan oleh peserta
didik
b. Memberikan tugas untuk mempraktikan gerakan (ketrampilan) yang
ditentukan oleh pendidik
c. Melibatkan peserta didik dalam mencari informasi dari berbagai
sumber,baik diluar kelas maupun disekolah/ lembaga pendidikan
d. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan
eksperimen (percobaan) dan
Melibatkan pesrta didik dalam membuat rangkuman,ringkasan,dan simpulan.
4. Prinsip Pengulangan
Prinsip pengulangan dapat diaplikasikan dalam proses pembelajaran melalui
beberapa kegiatan, antara lain:
a. Perlu membuat rancangan pengulangan, terutama materi yang bersifat
hafalan dan latihan
b. Mengembangkan soal-soal bersifat hafalan dan latihan
c. Mengembangkan kelompok kegiatan psikomotori yang harus diulang
d. Mengembangkan alat evaluasi dalam kegiatan pengulangan
5. Prinsip Tantangan
Prinsip tantangan menyangkut materi pembelajaran yang bersifat menantang.
Hal ini mengindikasikan bahwa pendidik diharapkan menyediakan materi
pembelajaran yang memerlukan pemecahan masalah,tanggapan, dan latihan-
latihan kepada peserta didik.
Prinsip ini dapat diterapkan dalam bentuk-bentuk kegiatan sebgai berikut:
a. Memberikan tugas kepada peserta didik yang mengandung pemevahan
masalah sehingga memerlukan bantuan informasi dari luar kelas atau
sekolah
b. Menugaskan kepada peserta didik untuk membuat simpulan tau
rangkuaman isi suatu materi pembelajaran
c. Membimbing peserta didik untuk menemukan konsep ,prinsip, fakta dan
generalisasi.
d. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan percobaan,
baik secara individu, maupun kelompok

7
Zaenal mustakim, strategi dan metode pembelajaran, Yogyakarta, Iain pekalongan press, 2018, hlm: 53
8
Syaiful bahri, strategi belajar mengajar, Jakarta,PT asdi mahasatya, 2013,hlm: 56
e. Merancang kegiatan-kegiatan seperti diskusi, seminar, dan workshop

6. Prinsip Balikan dan Penguatan


Dalam proses pembelajaran, terdapat dua macam penguatan yang diberikan
kepada peserta didik, yaitu penguatan positif dan penguatan negatif. Penguatan
yang pertama diberikan ketika peserta didik mendapatkan hasil belajar yang baik
sehingga terdorong untuk belajar dengan lebih giat. Penguatan yang kedua
diberikan ketika peserta didik meendapatkan hasil belajar yang tidak atau kurang
baik sehingga terdorong untuk mempelajari dengan tekun setelah mengetahui
penjelasan atas kesalahan hasil pekerjaannya. Pendek kata, umpan balik atas hasil
pekerjaan peserta didik juga diperlukan dalam proses pembelajaran.
Prinsip ini dapat diimplementasikan dalam berbagai bentuk kegiatan
pembelajaran diantaranya:
a. Memberikan kepastian jawaban yang telah ditanyakan oleh peserta didik
b. Menyerahkan pekerjaan rumah dan memberikan catatan-catatan
pembetulan
c. Mengembaliakan setiap hasil pekerjaan, hasil tes, dan tuga lainnya kepada
peserta didik
d. Mengumumkan peringkat yang didapatkan peserta didik berdasarkan hasil
penilaian
e. Memberikan penguatan verbal seperti ungkapan “tepat”, “baik”, “kerja
bagus”, dan lain sebagainya
f. Memberikan penguatan non-verbal seperti anggukan, acungan jempol, dan
isyarat lainnya.
7. Prinsip Perbedaan Individual
Peserta didik dilahirkan dengan karakteristik tersendiri yang membuat mereka
unik. Keberadaan peserta didik yang bersifat heterogen ini tentu saja mempengaruhi
proses pembelajaran.konsenkuensinya, guru harus memandang perbedaan tiap
individu tersbut dan berusaha memfasilitasinya dalam kegiatan belajar. Salah satu
caranya adalah dengan menerapkan multimetode, multimedia dan program pengayaan
sehingga peserta didik akan merasa lebih interaktif dan komunikatif dalam mengikuti
proses pembelajaran.9

Dari beberapa prinsip diatas ada juga beberapa prinsip yang dikaji dari ranah pembelajaran,
yang mencakup prinsip pemebelajaran yaitu

1. prinsip belajar kognitif


prinsip-prinsip yang harus ada dalam proses pembelajaran kognitif, diantaranya yaitu:
a) perhatian harus dipusatkan pada aspek-aspek lingkungan yang relevan sebelum
proses pembelajaran kognitif dilaksanakan.
b) Hasil belajar kognitif akan berfariasi sesuai dengan taraf dan jenis perbedaan
individual yang ada.

9
Zaenal mustakim, strategi dan metode pembelajaran, Yogyakarta, Iain pekalongan press, 2018, hlm 55-56
c) Bentuk-bentuk persiapan perbendaharaan kata atau kemampuan membaca, kecapan
dan pengalaman berpengaruh langsung terhadap proses belajar kognitif
d) Penfalam belajar harus diorganisasikan kedalam satuan-satuan yang sesuai.
e) Bila menyajikan konsep, makna dalam konsep sangatlah penting
f) Dalam pemecahan masalah, para siswa harus dibantu untuk mendefinisikan dan
membatasi lingkup masalah, menemukan informasi yang sesuai, menganaliziz dan
menafsirkan masalah.10
2. prinsip belajar afektif
hal-hal yang dijadikan sebagai prinsip-prinsip pembelajaran afektif yang harus
diperhatikan oleh guru antara lain :
a) sikap dan nilai tidak hanya diperoleh dari proses pembelajaran langsung akan tetapi
sering diperoleh melalui proses identifikasi dari orang lain.
b) Sikap lebih mudah dibentuk karena pengalaman yang menyenangkan.
c) Nilai-nilai yang ada pada diri individu dipengaruhi oleh standar perilaku kelompok.
d) Proses para siswa menyesuaikan diri dan memberi reaksi terhadap proses situasi
akan memeberi dampak dan pengaruh terhadap proses belajar afektif.
e) Nilai penting yang diperoleh pada masa kanak-kanak akan tetp melekat sepanjang
hayat.
f) Proses disekolah dan kesehatan mental memiliki hubungan yang erat.
g) Model interaksi guru dan siswa yang positif dalam proses pembelajaran dikelas
dapat memberikan kontribosi bagi tumbuhnya sikap positif dikalangan siswa
h) Para siswa dibantu agar lebih matang dengan cara membersihkan dorongan bagi
mereka untuk lebih mengenal dan memahami sikap, peranan serta emosi.11
3. prinsip belajar psikomotorik
hal-hal yang menjadi prinsip belajar psikomotorik yang perlu diketahui oleh guru
diantarnya:
a) perkembangan psikomotorik siswa, sebagian berlangsung beraturan dan tidak
beraturan.
b) Didalam tugas suatu kelomok akan menunjukkan variasi kemampuan dasar
psikomotorik.
c) Struktur ragawi dan sistem syaraf individu membantu taraf penampilan
psikomotorik.
d) Melalui aktivitas bermain dan aktivitas informal lainnya para siswa akan
memperoleh kemampuan mengontrol gerakannya secara lebih baik.
e) Seirama dengan kematangan fisik dan mental, kemampuan belajar untuk
memadukan dan memperluas gerakan motoric akan lebih dapat diperkuat.
f) Faktor-faktor lingkungan memberikan pengaruh terhadap bentuk dan cakupan
penampilan psikomotorik individu.
g) Penjelasan yang yang baik, demonstrasi dan partisipasi aktifsiswa dapat menembah
efisiensi belajar psikomotrik

10
Dr.Aunurrahman,M.Pd., Belajar dan Pembelajaran(Bandung:Alfabeta,2010)hlm.134
11
Dr.Aunurrahman,M.Pd., Belajar dan Pembelajaran(Bandung:Alfabeta,2010)hlm.135
h) Latihan yang cukup yang diberikan renang waktu tertentu dapat memperkuat
proses belajar psikomotorik.
i) Tugas-tugas psikomotorik yang terlaku sukar bagi siswa dapat menimbulkan
keputusan dan kelelahan.12
C. Prinsip Dalam Mengajar

Prinsip mengajar atau dasar mengajar merupakan usaha guru dalam menciptakan dan
mengkondisikan situasi belajar mengajar agar siswa melakukan kegiatan belajar secara
optimal. Usaha tersebut dilakukan guru pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar.
Penggunaan prinsip mengajar dapat direncanakan guru sebelumnya, bisa juga secara spontan
dilaksanakan pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar.

1. Motivasi

Kegiatan belajar mengajar dapat terjadi apabila siswa ada perhatian dan dorongan
terhadap stimulus belajar. Untuk itu guru harus berupaya menimbulkan dan mempertahankan
perhatian dan dorongan siswa. Upaya memberikan perhatian dan dorongan tersebut dilakukan
guru sebelum mengajar dimulai, pada saat siswa melakukan kegiatan belajar, dan pada saat-
saat kondisi belajar siswa mengalami kemunduran. Perhatian siswa terhadap stimulasi belajar
dapat diwujudkan melalui beberapa upaya seperti penggunaan media pembelajaran,
memberikan pertanyaan kepada siswa, membuat variasi belajar pada siswa, melakukan
pengulangan informasi yang berbeda sifatnya dengan cara sebelumnya, memberikan stimulus
dalam bentuk lain sehingga siswa tidak bosan.

Adapun motivasi belajar siswa dapat dilakukan melalui dua bentuk motivasi, yaitu
motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah dorongan agar siswa
melakukan kegiatan belajar dengan maksud mencapai tujuan yang terkandung dalam
perbuatan itu sendiri. Motivasi ini berkenaan dengan kebutuhan belajar siswa sendiri. Siswa
harus menyadari pentingnya melakukan kegiatan belajar untuk kepuasan dan kebutuhan
dirinya. Motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang timbul untuk mencapai tujuan yang datang
dari luar dirinya. Misalnya guru memberikan pujian atau hadiah bagi siswa yang mencapai
atau menunjukan usaha yang baik, tidak menghukum siswa di depan kelas, menciptakan
suasana belajar yang memberi kepuasan dan kesenangan pada siswa dan usaha lain yang
dipandang pantas dilakukan untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa.

12
Dr.Aunurrahman,M.Pd., Belajar dan Pembelajaran(Bandung:Alfabeta,2010)hlm.136
Kedua motivasi diatas dapat digunakan guru pada saat berlangsungnya proses belajar
mengajar. Menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa sebelum pembelajaran dimulai,
serta menemukan kesadaran pentingnya siswa menguasai tujuan pembelajaran merupakan
upaya motivasi intrinsik. Demikian juga menanamkan kesadaran siswa agar belajar dengan
sungguh-sungguh untuk meraih cita-cita masa depan adalah contoh motivasi ekstrinsik.

2. Individualitas

Di dunia ini tidak ada dua orang individu yang sama baik dari segi fisik maupun
psikis. Kemampuan siswa sebagai individu berbeda satu sama lain. Perbedaan tersebut
tampak pula dalam minat, perhatian, sikap, cara belajar, motivasi belajar, dan lain-lain.
Menuntut kegiatan atau proses belajar mengajar dan hasil belajar yang sama dari setiap siswa
pada hakikatnya mengingkari adanya perbedaan individu. Prinsip individual bukan berarti
memberi pelayanan secara perorangan, akan tetapi menyesuaikan dengan kemampuan rata-
rata para siswa, memberikan bantuan dan bimbingan kepada siswa yang memerlukannya,
memberi kesempatan kepada siswa untuk maju sesuai dengan kemampuannya, memberi
kesempatan kepada siswa untuk melakukan cara belajar yang sesuai dengan dirinya.

Dalam praktik mengajar, prinsip individual dapat digunakan guru dalam beberapa
cara, antara lain memberikan tugas individu sehingga siswa belajar secara mandiri sesuai
dengan caranya sendiri. Guru membuat pengelompokan siswa berdasar kemampuan yang
mengembangkan proses belajar mandiri, misalnya dengan modul, memberi kesempatan
kepada siswa untuk mencari sumber sendiri (independent study).

Penggunaan prinsip mengajar seperti yang dijelaskan diatas tidak berjalan sendiri-
sendiri akan tetapi dapat dilaksanakan secara simultan. Perbedaannya hanyalah pada tekanan
yang akan diutamakan pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar.

3. Kooperasi-Kompetisi

Tidak semua persoalan dapat dipecahkan sendiri oleh manusia, demikian juga dalam
perbuatan belajar, banyak stimulus belajar yang menuntut adanya kerja sama siswa dalam
pemecahannya. Kerja sama siswa dalam kegiatan belajar sangat penting, bukan hanya
sekedar memperoleh hasil belajar yang optimal melainkan juga usaha memupuk sikap gotong
royong, toleransi, kepekaan sosial, sikap demokratis, saling menghargai, dan memupuk
keterampilan mengadakan interaksi sosial. Lebih dari itu belajar bersama akan menumbuhkan
semangat dan motivasi belajar siswa. Sering kerja sama dalam belajar, bagi siswa yang
merasa kurang prestasinya menumbuhkan kegairahan tersendiri dan keberanian melakukan
kegiatan belajar. Demikian sebaliknya bagi siswa yang menonjol prestasinya sering menjadi
kebanggaan sendiri sebab terbuka kesempatan menujukkan kebolehannya di kalangan siswa
yang lain.

Kompetisi atau persaingan dapat juga diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar,
asalkan dalam bentuk persaingan kelompok, bukan persaingan dalam bentuk individu.
Kelompok belajar siswa dituntut bersaing untuk meraih prestasi. Misalnya dari kecepatan
menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas, ketepatan jawaban dari tugas yang diberikan,
kerapian tugas dan pekerjaan, kebersamaan dalam melaksanakan tugas belajar, dan lain-lain.
Kooperasi dan kompetisi sebagai variasi dalam kegiatan belajar siswa sehingga menunjang
motivasi dan perhatian belajar siswa.

4. Korelasi-Integrasi

Ingatan manusia termasuk para siswa sangat terbatas. Ada yang sudah dipelajari siswa
kadang-kadang tidak tahan lama dalam ingatannya. Salah satu usaha agar bahan yang
dipelajari atau sedang dipelajari cukup lama diingat siswa dapat dilakukan dengan prinsip
korelasi dan integrasi.

Yang dimaksudkan dengan korelasi adalah apa yang dipelajari siswa harus
dihubungkan dengan apa yang telah dikuasai atau dihubungkan dengan peristiwa kehidupan
sehari-hari yang biasa dialami siswa. Sedangkan integrasi mengandung pengertian bahwa
semua bahan yang sedang atau telah dipelajari tidak dipisahkan satu sama lain. Tidak hanya
apa mata pelajaran atau bidang studi yang paling penting, semuanya penting bagi kehidupan
manusia dan lebih dari itu semuanya tidak terpisah-pisah melainkan menjadi satu kesatuan
yang utuh dalam penerapannya.

Pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dituntut dikuasai siswa harus berkaitan
dan terintegrasi dalam pribadi siswa. Guru harus mengupayakan agar bahan pembelajaran
dan kegiatan belajar siswa selalu menggunakan apa yang telah mereka miliki sebelumnya dan
mengkaitkannya dengan contoh-contoh dan peristiwa nyata dalam kehidupan siswa.
5. Aplikasi-Transformasi

Aplikasi dan transformasi atau pemakaian dan pemindahan merupakan sesuatu yang
penting dalam kegiatan belajar. Sejalan dengan korelasi dan integrasi, pemakaian dan
pemindahan berfungsi untuk memperkuat ingatan atau daya simpan informasi para siswa.
Pengingatan kembali bahan atau informasi yang sudah dipelajari akan muncul apabila
dihadapkan pada situasi baru yang serupa, proses ini dikatakan pemindahan dan transformasi.

Latihan dan pengulangan merupakan upaya yang menunjang prinsip pemindahan.


Pemakaian atau aplikasi pada dasarnya menerapkan atau menggunakan prinsip atau konsep
bahan dalam memecahkan masalah. Prinsip ini dilaksanakan apabila guru setiap mengajarkan
prinsip, konsep, hukum selalu disertai penggunaannya dalam bentuk pemecahan masalah atas
dasar makna yang terkandung dalam konsep, prinsip, atau hukum yang telah dipelajarinya.
Lebih dari itu guru dapat menunjukkan dan mengarahkan siswa terhadap penggunaan bahan
atau informasi yang diberikan dalam praktik kehidupan siswa sehari-hari. Prinsip aplikasi dan
transformasi ini penting untuk mencapai hasil belajar siswa agar tahan lama dan terintegrasi
tiga aspek hasil belajar yakni pengetahuan, sikap, dan keterampilan.13

D. Prinsip Dalam Memilih Media


Ada beberapa prinsip yang diperhatikan dalam memilih media pembelajaran, prinsip-
prinsip tersebut yaitu:
1. Harus adanya kejelasan tentang maksud dan tujuan pemilihan media
pembelajaran, hal ini memiliki maksud bahwa pemilihan media itu untuk
pembelajaran, baik untuk informasi yang bersifat umum atau hanya untuk
mengisi waktu kososng.
2. Karakteristik media pembelajaran. Setiap media pembelajaran mempunyai
karakteristik tertentu, baik dilihat dari keunggulannya , cara pembuatan
maupun cara penggunaannya.
3. Alternatif Pilihan, yaitu adannya sejumlah media yang dapat dibandingkan
atau dikompetisikan.14

Prinsip-prinsip pemilihan media pembelajaran mengacu pada pertimbangan seorang


guru dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran untuk digunakan atau
dimanfaatkan dalam kegiatan belajar oleh sebab itu maka terdapat prinsip-prinsip
dalam pemilihan media pembelajaran, diatara prinsip tersebut yaitu:

13
Nunuk Suryani dan Leo Agung, Strategi Belajar Mengajar, (Yogyakarta: Ombak, 2012), hlm. 29-33.
14
Dr.Nunuk suryani,M.Pd. dan Drs.Leo Agung, S.M.Pd., Strategi Belajar Mengajar (Yogyakarta:Penerbit
Ombak,2012)hlm.138
1. Memilih media harus berdasarkan pada tujuan pembelajaran dan bahan
pengajaran yang akan disampaikan.
2. Memilih media harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik.
3. Memilih media harus disampaikan dengan kemampuan guru baik dalam
pengadaannya dan penggunaannya.
4. Memilih media harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi atau pada waktu,
tempat dan situasi yang tepat.
5. Memilih media harus memahami karakteristik dari media itu sendiri.15

E. Prinsip Dalam Pengelolaan Kelas


Berhubungan dengan pengelolaan kelas, terdapat dua faktor yang mempengaruhinya
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal sendiri merupakan hal-hal
yang berhubungan dengan masalah emosi, pikiran dan perilaku. Sedangkan faktor
eksternal sendiri berkaitan dengan masalah suasana lingkungan belajar, penenmpatan
siswa, pengelompokan siswa, jumlah siswa dikelas dan sebagainnya. Dari hal-hal
tersebut maka sebagai guru harus memahami dan menguasai prinsip-prinsip
pengelolaan kelas, diantara prinsip-prinsip pengelolaan kelasnya yaitu:
1. Hangat dan Antusias
Hangat dan antusias dperlukan dalam proses belajar mengajar . guru yang
memiliki sikap hangat dan akrab terhadap siswa akan menunjukan antusias
pada tugasnyaatau pada aktivitasnya sehingga kebehasilan dalam
mengimplementasikan pengelolaan kelasnya.
2. Bervariasi
Penggunaan media yang bermacam-macam dan gaya guru yang berbeda-beda
setiap pertemuannya maka menghasilkan pola interaksi antara guru dan siswa
yang baik dan akan mengurangi munculnya gangguan, sehingga meningkatkan
perhatian siswa.
3. Keluwesan
Keluwesan dalam tingkah laku seorang guru untuk mengubah strategi
mengajarnya dapat mencegah kemungkinan munculnya gangguan siswa serta
menciptakan iklim belajar-mengajar yang efektif.
4. Tantangan
Penggunaan kata, tindakan, cara kerja atau bahan-bahn yang menentang akan
meningkatkan semangat siswa untuk belajar sehingga mengurangi
kemungkinan munculnya tingkah laku yang menyimpang.
5. Penekanan hal-hal yang posisif
Penekanan hal-hal yang positif yaitu penekanan yang dilakukan guru terhadap
tingkah laku siswa yang positif daripada mengomeli tongkah laku yang
negatif.
6. Penanaman Disiplin Diri

15
Dr.Nunuk suryani,M.Pd. dan Drs.Leo Agung, S.M.Pd., Strategi Belajar Mengajar (Yogyakarta:Penerbit
Ombak,2012)hlm.139
Dalam hal ini guru sebaiknya selalu menuntun siswa untuk melaksanakan
disiplin diri sendiri dan hendaknya menjadi teladan mengenai pngendalian diri
dan pelaksanaan tanggung jawab.16

16 16
Dr.Nunuk suryani,M.Pd. dan Drs.Leo Agung, S.M.Pd., Strategi Belajar Mengajar (Yogyakarta:Penerbit
Ombak,2012)hlm.194-195
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Prinsip-prinsip pembelajaran menurut Dimyati dan mudjiono memaparkan prinsip-
prinsip pembelajaran yang meliputi perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan
langsung, pengulangan, tantangan, umpan balik, dan penguatan, serta perbedaan
individu.adapun hal-hal yang ada dalam lingkup prinsip-prinsip pembelajaran yaitu
prinsip dalam belajar, prinsip dalam mengajar, prinsip dalam memilih media dan
prinsip dalam pengelolaan kelas.
B. Saran Dan Kritik
DAFTAR PUSTAKA
Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT
Rineka Cipta.

Mustakim, Zaenal. 2018. Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekalongan: IAIN Pekalongan
Press.

Rusman, 2011,Model-model Pembelajaran Mengembangkan Profesional Guru,Jakarta:


Rajawali Pers

Suryani, Nunuk dan Leo Agung. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Ombak.

Anda mungkin juga menyukai