PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN
DISUSUN OLEH :
1.
2.
3. M. irsyadul ibad (2217002)
4. Nurul Annisak Khafizdotiyah (2217006)
Segala rasa syukur dan pujian hanya pantas dipersembahkan kehadirat Allah SWT.
yang tidak pernah berhenti melimpahkan rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga makalah
yang berjudul “PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN” dapat terselesaikan dengan baik dan
tepat waktu. Makalah ini diselesaikan untuk memenuhi tugas mata kuliah Strategi Belajar
Mengajar.
Penyusun
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
B. RUMUSAN MASALAH
1) Apa yang dimaksud Prinsip-prinsip Pembelajaran?
2) Bagaimana Prinsip Dalam Belajar?
3) Bagaimana Prinsip Dalam Mengajar?
4) Bagaimana Prinsip Dalam Pemilihan Media?
5) Bagaimana Prinsip Dalam Pengelolaan Kelas?
C. TUJUAN MAKALAH
1) Untuk mengetahui Prinsip-prinsip Pembelajarann
2) Untuk mengetahui Prinsip Dalam Belajar
3) Untuk mengetahui Prinsip Dalam Mengajar
4) Untuk mengetahui Prinsip Dalam Pemilihan Media
5) Untuk mengetahui Prinsip Dalam Pengelolaan Kelas
BAB II
PEMBAHASAN
1. Hal apapun yang dipelajari murid, maka guru harus mempelajarinya sendiri. Tidak
seorangpun yang dapat melakukan kegiatan belajar tersebut.
2. Setiap murid belajar menurut tempo (kecepatannya) sendiri dan untuk setiap
kelompok umur, terdapat variasi dalam kecepatan belajar.
3. Seorang murid belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera diberikan
penguatan (reinforcement)
1
Rusman, model-model pembelajaran mengembangkan professional guru, Jakarta,rajawali press, 2011, hlm: 8
2
Syaiful bahri, strategi belajar mengajar, Jakarta,PT asdi mahasatya, 2013,hlm: 54
3
Zaenal mustakim, strategi dan metode pembelajaran, Yogyakarta, Iain pekalongan press, 2018, hlm: 52
4
Dr.Aunurrahman,M.Pd., Belajar dan Pembelajaran(Bandung:Alfabeta,2010)hlm.113
4. Penguasaan secara penuh dari setiap langkah-langkah pembelajaran, memungkinkan
murid bellajar secara lebih berarti
5. Apabila murid diberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka ia lebih
memilih termotivasi untuk belajar, dan ia akan belajar dan mengingat lebih baik.
5
Zaenal mustakim, strategi dan metode pembelajaran, Yogyakarta, Iain pekalongan press, 2018, hlm: 53
6
Rusman, model-model pembelajaran mengembangkan professional guru, Jakarta,rajawali press, 2011, hlm: 8
Pendidik seharusnya menyadari bahwa peserta didik perlu terlibat secara
langsung dalam proses pembelajaran.keterlibatan langsung yang dimaksudkan
disini berkaitan dengan keterlibatan secara fisik, mental, emosional, dan
intelektual, dalam kegiatan pembelajaran.7mereka dibina untuk mengendalikan
rasa egois yang ada dalam diri mereka masing-masing,sehingga terbina sikap
kesetiakawanan social dikelas. Anak didik dibiasakan hidup bersama,bekerja sama
dalam kelompok, akan menyadari bahwa dirinya mempunyai ada kekurangan da
nada kelebihan.8Prinsip ini dapat diwujudkan dalam berbagai kegiatan
pembelajaran seperti dibawah ini:
a. Menggunakan media yang langsung dapat digunakan oleh peserta
didik
b. Memberikan tugas untuk mempraktikan gerakan (ketrampilan) yang
ditentukan oleh pendidik
c. Melibatkan peserta didik dalam mencari informasi dari berbagai
sumber,baik diluar kelas maupun disekolah/ lembaga pendidikan
d. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan
eksperimen (percobaan) dan
Melibatkan pesrta didik dalam membuat rangkuman,ringkasan,dan simpulan.
4. Prinsip Pengulangan
Prinsip pengulangan dapat diaplikasikan dalam proses pembelajaran melalui
beberapa kegiatan, antara lain:
a. Perlu membuat rancangan pengulangan, terutama materi yang bersifat
hafalan dan latihan
b. Mengembangkan soal-soal bersifat hafalan dan latihan
c. Mengembangkan kelompok kegiatan psikomotori yang harus diulang
d. Mengembangkan alat evaluasi dalam kegiatan pengulangan
5. Prinsip Tantangan
Prinsip tantangan menyangkut materi pembelajaran yang bersifat menantang.
Hal ini mengindikasikan bahwa pendidik diharapkan menyediakan materi
pembelajaran yang memerlukan pemecahan masalah,tanggapan, dan latihan-
latihan kepada peserta didik.
Prinsip ini dapat diterapkan dalam bentuk-bentuk kegiatan sebgai berikut:
a. Memberikan tugas kepada peserta didik yang mengandung pemevahan
masalah sehingga memerlukan bantuan informasi dari luar kelas atau
sekolah
b. Menugaskan kepada peserta didik untuk membuat simpulan tau
rangkuaman isi suatu materi pembelajaran
c. Membimbing peserta didik untuk menemukan konsep ,prinsip, fakta dan
generalisasi.
d. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan percobaan,
baik secara individu, maupun kelompok
7
Zaenal mustakim, strategi dan metode pembelajaran, Yogyakarta, Iain pekalongan press, 2018, hlm: 53
8
Syaiful bahri, strategi belajar mengajar, Jakarta,PT asdi mahasatya, 2013,hlm: 56
e. Merancang kegiatan-kegiatan seperti diskusi, seminar, dan workshop
Dari beberapa prinsip diatas ada juga beberapa prinsip yang dikaji dari ranah pembelajaran,
yang mencakup prinsip pemebelajaran yaitu
9
Zaenal mustakim, strategi dan metode pembelajaran, Yogyakarta, Iain pekalongan press, 2018, hlm 55-56
c) Bentuk-bentuk persiapan perbendaharaan kata atau kemampuan membaca, kecapan
dan pengalaman berpengaruh langsung terhadap proses belajar kognitif
d) Penfalam belajar harus diorganisasikan kedalam satuan-satuan yang sesuai.
e) Bila menyajikan konsep, makna dalam konsep sangatlah penting
f) Dalam pemecahan masalah, para siswa harus dibantu untuk mendefinisikan dan
membatasi lingkup masalah, menemukan informasi yang sesuai, menganaliziz dan
menafsirkan masalah.10
2. prinsip belajar afektif
hal-hal yang dijadikan sebagai prinsip-prinsip pembelajaran afektif yang harus
diperhatikan oleh guru antara lain :
a) sikap dan nilai tidak hanya diperoleh dari proses pembelajaran langsung akan tetapi
sering diperoleh melalui proses identifikasi dari orang lain.
b) Sikap lebih mudah dibentuk karena pengalaman yang menyenangkan.
c) Nilai-nilai yang ada pada diri individu dipengaruhi oleh standar perilaku kelompok.
d) Proses para siswa menyesuaikan diri dan memberi reaksi terhadap proses situasi
akan memeberi dampak dan pengaruh terhadap proses belajar afektif.
e) Nilai penting yang diperoleh pada masa kanak-kanak akan tetp melekat sepanjang
hayat.
f) Proses disekolah dan kesehatan mental memiliki hubungan yang erat.
g) Model interaksi guru dan siswa yang positif dalam proses pembelajaran dikelas
dapat memberikan kontribosi bagi tumbuhnya sikap positif dikalangan siswa
h) Para siswa dibantu agar lebih matang dengan cara membersihkan dorongan bagi
mereka untuk lebih mengenal dan memahami sikap, peranan serta emosi.11
3. prinsip belajar psikomotorik
hal-hal yang menjadi prinsip belajar psikomotorik yang perlu diketahui oleh guru
diantarnya:
a) perkembangan psikomotorik siswa, sebagian berlangsung beraturan dan tidak
beraturan.
b) Didalam tugas suatu kelomok akan menunjukkan variasi kemampuan dasar
psikomotorik.
c) Struktur ragawi dan sistem syaraf individu membantu taraf penampilan
psikomotorik.
d) Melalui aktivitas bermain dan aktivitas informal lainnya para siswa akan
memperoleh kemampuan mengontrol gerakannya secara lebih baik.
e) Seirama dengan kematangan fisik dan mental, kemampuan belajar untuk
memadukan dan memperluas gerakan motoric akan lebih dapat diperkuat.
f) Faktor-faktor lingkungan memberikan pengaruh terhadap bentuk dan cakupan
penampilan psikomotorik individu.
g) Penjelasan yang yang baik, demonstrasi dan partisipasi aktifsiswa dapat menembah
efisiensi belajar psikomotrik
10
Dr.Aunurrahman,M.Pd., Belajar dan Pembelajaran(Bandung:Alfabeta,2010)hlm.134
11
Dr.Aunurrahman,M.Pd., Belajar dan Pembelajaran(Bandung:Alfabeta,2010)hlm.135
h) Latihan yang cukup yang diberikan renang waktu tertentu dapat memperkuat
proses belajar psikomotorik.
i) Tugas-tugas psikomotorik yang terlaku sukar bagi siswa dapat menimbulkan
keputusan dan kelelahan.12
C. Prinsip Dalam Mengajar
Prinsip mengajar atau dasar mengajar merupakan usaha guru dalam menciptakan dan
mengkondisikan situasi belajar mengajar agar siswa melakukan kegiatan belajar secara
optimal. Usaha tersebut dilakukan guru pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar.
Penggunaan prinsip mengajar dapat direncanakan guru sebelumnya, bisa juga secara spontan
dilaksanakan pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar.
1. Motivasi
Kegiatan belajar mengajar dapat terjadi apabila siswa ada perhatian dan dorongan
terhadap stimulus belajar. Untuk itu guru harus berupaya menimbulkan dan mempertahankan
perhatian dan dorongan siswa. Upaya memberikan perhatian dan dorongan tersebut dilakukan
guru sebelum mengajar dimulai, pada saat siswa melakukan kegiatan belajar, dan pada saat-
saat kondisi belajar siswa mengalami kemunduran. Perhatian siswa terhadap stimulasi belajar
dapat diwujudkan melalui beberapa upaya seperti penggunaan media pembelajaran,
memberikan pertanyaan kepada siswa, membuat variasi belajar pada siswa, melakukan
pengulangan informasi yang berbeda sifatnya dengan cara sebelumnya, memberikan stimulus
dalam bentuk lain sehingga siswa tidak bosan.
Adapun motivasi belajar siswa dapat dilakukan melalui dua bentuk motivasi, yaitu
motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik adalah dorongan agar siswa
melakukan kegiatan belajar dengan maksud mencapai tujuan yang terkandung dalam
perbuatan itu sendiri. Motivasi ini berkenaan dengan kebutuhan belajar siswa sendiri. Siswa
harus menyadari pentingnya melakukan kegiatan belajar untuk kepuasan dan kebutuhan
dirinya. Motivasi ekstrinsik adalah dorongan yang timbul untuk mencapai tujuan yang datang
dari luar dirinya. Misalnya guru memberikan pujian atau hadiah bagi siswa yang mencapai
atau menunjukan usaha yang baik, tidak menghukum siswa di depan kelas, menciptakan
suasana belajar yang memberi kepuasan dan kesenangan pada siswa dan usaha lain yang
dipandang pantas dilakukan untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa.
12
Dr.Aunurrahman,M.Pd., Belajar dan Pembelajaran(Bandung:Alfabeta,2010)hlm.136
Kedua motivasi diatas dapat digunakan guru pada saat berlangsungnya proses belajar
mengajar. Menjelaskan tujuan pembelajaran kepada siswa sebelum pembelajaran dimulai,
serta menemukan kesadaran pentingnya siswa menguasai tujuan pembelajaran merupakan
upaya motivasi intrinsik. Demikian juga menanamkan kesadaran siswa agar belajar dengan
sungguh-sungguh untuk meraih cita-cita masa depan adalah contoh motivasi ekstrinsik.
2. Individualitas
Di dunia ini tidak ada dua orang individu yang sama baik dari segi fisik maupun
psikis. Kemampuan siswa sebagai individu berbeda satu sama lain. Perbedaan tersebut
tampak pula dalam minat, perhatian, sikap, cara belajar, motivasi belajar, dan lain-lain.
Menuntut kegiatan atau proses belajar mengajar dan hasil belajar yang sama dari setiap siswa
pada hakikatnya mengingkari adanya perbedaan individu. Prinsip individual bukan berarti
memberi pelayanan secara perorangan, akan tetapi menyesuaikan dengan kemampuan rata-
rata para siswa, memberikan bantuan dan bimbingan kepada siswa yang memerlukannya,
memberi kesempatan kepada siswa untuk maju sesuai dengan kemampuannya, memberi
kesempatan kepada siswa untuk melakukan cara belajar yang sesuai dengan dirinya.
Dalam praktik mengajar, prinsip individual dapat digunakan guru dalam beberapa
cara, antara lain memberikan tugas individu sehingga siswa belajar secara mandiri sesuai
dengan caranya sendiri. Guru membuat pengelompokan siswa berdasar kemampuan yang
mengembangkan proses belajar mandiri, misalnya dengan modul, memberi kesempatan
kepada siswa untuk mencari sumber sendiri (independent study).
Penggunaan prinsip mengajar seperti yang dijelaskan diatas tidak berjalan sendiri-
sendiri akan tetapi dapat dilaksanakan secara simultan. Perbedaannya hanyalah pada tekanan
yang akan diutamakan pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar.
3. Kooperasi-Kompetisi
Tidak semua persoalan dapat dipecahkan sendiri oleh manusia, demikian juga dalam
perbuatan belajar, banyak stimulus belajar yang menuntut adanya kerja sama siswa dalam
pemecahannya. Kerja sama siswa dalam kegiatan belajar sangat penting, bukan hanya
sekedar memperoleh hasil belajar yang optimal melainkan juga usaha memupuk sikap gotong
royong, toleransi, kepekaan sosial, sikap demokratis, saling menghargai, dan memupuk
keterampilan mengadakan interaksi sosial. Lebih dari itu belajar bersama akan menumbuhkan
semangat dan motivasi belajar siswa. Sering kerja sama dalam belajar, bagi siswa yang
merasa kurang prestasinya menumbuhkan kegairahan tersendiri dan keberanian melakukan
kegiatan belajar. Demikian sebaliknya bagi siswa yang menonjol prestasinya sering menjadi
kebanggaan sendiri sebab terbuka kesempatan menujukkan kebolehannya di kalangan siswa
yang lain.
Kompetisi atau persaingan dapat juga diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar,
asalkan dalam bentuk persaingan kelompok, bukan persaingan dalam bentuk individu.
Kelompok belajar siswa dituntut bersaing untuk meraih prestasi. Misalnya dari kecepatan
menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas, ketepatan jawaban dari tugas yang diberikan,
kerapian tugas dan pekerjaan, kebersamaan dalam melaksanakan tugas belajar, dan lain-lain.
Kooperasi dan kompetisi sebagai variasi dalam kegiatan belajar siswa sehingga menunjang
motivasi dan perhatian belajar siswa.
4. Korelasi-Integrasi
Ingatan manusia termasuk para siswa sangat terbatas. Ada yang sudah dipelajari siswa
kadang-kadang tidak tahan lama dalam ingatannya. Salah satu usaha agar bahan yang
dipelajari atau sedang dipelajari cukup lama diingat siswa dapat dilakukan dengan prinsip
korelasi dan integrasi.
Yang dimaksudkan dengan korelasi adalah apa yang dipelajari siswa harus
dihubungkan dengan apa yang telah dikuasai atau dihubungkan dengan peristiwa kehidupan
sehari-hari yang biasa dialami siswa. Sedangkan integrasi mengandung pengertian bahwa
semua bahan yang sedang atau telah dipelajari tidak dipisahkan satu sama lain. Tidak hanya
apa mata pelajaran atau bidang studi yang paling penting, semuanya penting bagi kehidupan
manusia dan lebih dari itu semuanya tidak terpisah-pisah melainkan menjadi satu kesatuan
yang utuh dalam penerapannya.
Pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dituntut dikuasai siswa harus berkaitan
dan terintegrasi dalam pribadi siswa. Guru harus mengupayakan agar bahan pembelajaran
dan kegiatan belajar siswa selalu menggunakan apa yang telah mereka miliki sebelumnya dan
mengkaitkannya dengan contoh-contoh dan peristiwa nyata dalam kehidupan siswa.
5. Aplikasi-Transformasi
Aplikasi dan transformasi atau pemakaian dan pemindahan merupakan sesuatu yang
penting dalam kegiatan belajar. Sejalan dengan korelasi dan integrasi, pemakaian dan
pemindahan berfungsi untuk memperkuat ingatan atau daya simpan informasi para siswa.
Pengingatan kembali bahan atau informasi yang sudah dipelajari akan muncul apabila
dihadapkan pada situasi baru yang serupa, proses ini dikatakan pemindahan dan transformasi.
13
Nunuk Suryani dan Leo Agung, Strategi Belajar Mengajar, (Yogyakarta: Ombak, 2012), hlm. 29-33.
14
Dr.Nunuk suryani,M.Pd. dan Drs.Leo Agung, S.M.Pd., Strategi Belajar Mengajar (Yogyakarta:Penerbit
Ombak,2012)hlm.138
1. Memilih media harus berdasarkan pada tujuan pembelajaran dan bahan
pengajaran yang akan disampaikan.
2. Memilih media harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik.
3. Memilih media harus disampaikan dengan kemampuan guru baik dalam
pengadaannya dan penggunaannya.
4. Memilih media harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi atau pada waktu,
tempat dan situasi yang tepat.
5. Memilih media harus memahami karakteristik dari media itu sendiri.15
15
Dr.Nunuk suryani,M.Pd. dan Drs.Leo Agung, S.M.Pd., Strategi Belajar Mengajar (Yogyakarta:Penerbit
Ombak,2012)hlm.139
Dalam hal ini guru sebaiknya selalu menuntun siswa untuk melaksanakan
disiplin diri sendiri dan hendaknya menjadi teladan mengenai pngendalian diri
dan pelaksanaan tanggung jawab.16
16 16
Dr.Nunuk suryani,M.Pd. dan Drs.Leo Agung, S.M.Pd., Strategi Belajar Mengajar (Yogyakarta:Penerbit
Ombak,2012)hlm.194-195
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Prinsip-prinsip pembelajaran menurut Dimyati dan mudjiono memaparkan prinsip-
prinsip pembelajaran yang meliputi perhatian dan motivasi, keaktifan, keterlibatan
langsung, pengulangan, tantangan, umpan balik, dan penguatan, serta perbedaan
individu.adapun hal-hal yang ada dalam lingkup prinsip-prinsip pembelajaran yaitu
prinsip dalam belajar, prinsip dalam mengajar, prinsip dalam memilih media dan
prinsip dalam pengelolaan kelas.
B. Saran Dan Kritik
DAFTAR PUSTAKA
Aunurrahman. 2010. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Mustakim, Zaenal. 2018. Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekalongan: IAIN Pekalongan
Press.
Suryani, Nunuk dan Leo Agung. 2012. Strategi Belajar Mengajar. Yogyakarta: Ombak.