Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

“PRINSIP DAN MODEL PEMBELAJARAN”

Disusun Oleh:
Kelompok 9
Nama: Npm:
Dian Aprilia (5021141)
Intin Pratiwi (5021144)
Tiara Angeli Aisa (5021115)

Dosen Pengampu:

Dra. Marianita, M.pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS PGRI SILAMPARI
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dosen Pembimbing Mata Kuliah Belajar dan
Pembelajaran yang telah mempercayai kami untuk menyusun makalah ini.

Makalah ini disusun dengan harapan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi pembaca
mengenai "Prinsip Dan Model Pembelajaran". Kami sebagai penyusun mengetahui bahwa masih
banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik
dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Lubuklinggau, November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

JUDUL.............................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR...................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN .........................................................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah................................................................................................................2
C. Tujuan..................................................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................3
PEMABAHASAN.........................................................................................................................3
A. Pengertian Prinsip Belajar Dan Pembelajaran.....................................................................3
B. Pengertian Model Pembelajaran..........................................................................................7
C. Ciri-Ciri Model Pembelajaran.............................................................................................8
D. Manfaat Model Pembelajaran..............................................................................................9
E. Macam-Macam Model Pembelajaran................................................................................10
BAB III..........................................................................................................................................22
PENUTUP....................................................................................................................................22
A. Kesimpulan........................................................................................................................22
B. Saran..................................................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

ii
Belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang muncul karena
pengalaman.,Belajar bukan hanya mengingat akan tetapi lebih luas dari pada itu, yakni
mengalami, hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan perubahan
kelakuan, kegiatan belajar dapat dihayati (dialami ) oleh orang yang sedang belajar dan
juga dapat diamati oleh orang lain.
Pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar
siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk
mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa.Untuk menciptakan dan
menghasilkan kegiatan belajar dan pembelajaran yang berprestatif dan menyenangkan,
perlu diketahui berbagai landasan yakni prinsip-prinsip maupun teori belajar.
Prinsip belajar adalah landasan berpikir,landasan berpijak, dan sumber motivasi
agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik antara pendidik dengan peserta
didik. Prinsip ini dijadikan sebagai dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa
maupaun bagi guru dalam upaya mencapai hasil yang diinginkan.
Model-model pembelajaran biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip atau
teori sebagai pijakan dalam pengembangannya. Biasanya mempelajari model-model
pembelajaran didasarkan pada teori belajar yang dikelompokan menjadi empat model
pembelajaran. Model tersebut merupakan pola umum prilaku pembelajaran untuk
mencapai kompetensi/tujuan pembelajaran yang diharapkan.

iii
2

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Prinsip belajar dan pembelajaran?
2. Apa saja prinsip-prinsip belajar ?
3. Apa yang dimaksud dengan model pembelajaran?
4. Apa saja ciri-ciri model pembelajaran?
5. Apa manfaat dari model pembelajaran?
6. Apa saja macam-macam model pembelajaran?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu prinsip belajar dan pembelajaran
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip belajar
3. Untuk mengetahui dan memahami model pembelajaran
4. Untuk mengetahui ciri-ciri model pembelajaran
5. Untuk mengetahui manfaat dari model pembelajaran
6. Untuk memahami macam- macam model pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN

A. Prinsi-Prinsip Belajar Dan Pembelajaran


1. Pengertian Prinsip Belajar
Prinsip Belajar Menurut Robert H Davies (dalam Pannen: 2003)
adalah suatu komunikasi terbuka antara pendidik dengan peserta didik
sehingga siswa termotivasi belajar yang bermanfaat bagi dirinya
melalui contoh- contoh dan kegiatan praktek yang diberikan pendidik
lewat metode yang menyenangkan siswa.
Menurut Gestalt, prinsip belajar adalah suatu transfer belajar antara
pendidik dan peserta didik sehingga mengalami perkembangan dari
proses interaksi belajar mengajar yang dilakukan secara terus menerus
dan diharapkan peserta didik akan mampu menghadapi permasalahan
dengan sendirinya melalui teori-teori dan pengalaman-pengalaman
yang sudah diterimanya. Berdasarkan Pendapat para Ahli, dapat
disimpulkan bahwa prinsip belajar adalah landasan berpikir, landasan
berpijak, dan sumber motivasi agar proses belajar dan pembelajaran
dapat berjalan dengan baik antara pendidik dengan peserta didik.

2. Prinsip-prinsip Belajar
Dalam proses pembelajaran, guru dituntut untuk mampu
mengembangkan potensi-potensi peserta didik secara optimal. Upaya
untuk mendorong terwujudnya perkembangan potensi peserta didik
tersebut tentunya merupakan suatu proses panjang yang tidak dapat
diukur dalam periode tertentu, apalagi dalam waktu yang sangat
singkat. Meskipun demikian indikator terjadinya perubahan ke arah
perkembangan pada peserta didik dapat dicermati melalui instrumen-
instrumen pembelajaran yang dapat digunakan guru. Oleh karena itu,
seluruh proses dan tahapan pembelajaran harus mengarah pada upaya
mencapai perkembangan potensi-potensi anak tersebut.

3
4

Agar aktivitas yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran


terarah pada upaya peningkatan potensi siswa secara komprehensip,
maka pembelajaran harus avies (dalam Aunurrahman, 2012: 113),
mengingatkan beberapa hal yang dapat menjadikan kerangka dasar
bagi penerapan prinsip-prinsip belajar dalam proses pembelajaran,
yaitu:
a. Hal apapun yang dipelajari murid, maka ia harus mempelajarinya
sendiri. Tidak seorang pun yang dapat melakukan kegiatan belajar
tersebut untuknya.
b. Setiap murid belajar menurut tempo (kecepatannya) sendiri dan
untuk setiap kelompok umur, terdapat variasi dalam kecepatan
belajar.
c. Seorang murid belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera
diberikan penguatan (reinforcement).
d. Penguasaan secara penuh dari setiap langkah-langkah
pembelajaran, memungkinkan murid belajar secara lebih berarti.
e. Apabila murid diberikan tanggung jawab untuk mempelajari
sendiri, maka ia lebih termotivasi untuk belajar, dan ia akan belajar
dan mengingat lebih baik.
Dari berbagai prinsip belajar tersebut terdapat beberapa prinsip
yang relatif berlaku umum yang dapat digunakan sebagai dasar dalam
upaya pembelajaran. Prinsip-prinsip itu berkaitan dengan perhatian
dan motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman,
pengulangan, tantangan, balikan atau penguatan, serta perbedaan
indivual.

a. Prinsip Perhatian dan Motivasi


Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan
belajar. Dari kajian belajar pengolahan informasi terungkap
bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar. Di
samping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam
5

kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan


mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi dapat dibandingkan
dengan mesin dan kemudi pada mobil. Motivasi mempunyai
kaitan yang erat dengan minat. Siswa yang memiliki minat
terhadap sesuatu bidang studi tertentu cenderung tertarik
perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk
mempelajari bidang studi tersebut. Motivasi dapat bersifat
internal maupun eksternal. Motivasi dapat bersifat internal artinya
datang dari dirinya sendiri, dapat juga bersifat eksternal yakni
datang dari orang lain, dari guru, orang tua, teman dan
sebagainya.

b. Prinsip Keaktifan
Anak mempunyai dorongan untuk berbuat sesuatu,
mempunyai kemauan dan aspirasinnya sendiri. Belajar tidak bisa
dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak bisa dilimpahkan
kepada orang lain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak
aktif mengalami sendiri. Menurut teori kognitif, belajar
menunjukkan adanya jiwa yang sangat aktif, jika mengolah
informasi yang kita terima, tidak sekedar menyimpannya saja
tanpa mengadakan transformasi.
Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan
keaktifan. Keaktifan itu beraneka ragam bentuknya. Mulai dari
kegiatan fisik yang mudah kita amati, misalnya membaca,
menulis, berlatih keterampilan, dan sebagainya, serta sampai
kegiatan psikis yang susah diamati, seperti membandingkan satu
konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan, dan
kegiatan psikis lain.

c. Prinsip Keterlibatan Langsung/Pengalaman


Dalam belajar melalui pengalaman langsung siswa yang
tidak hanya mengamati secara langsung tetapi ia harus
6

menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung


jawab terhadap hasilnya. Keterlibatan siswa di dalam belajar
jangan diartikan keterlibatan fisik semata, namun lebih dari itu
terutama adalah keterlibatan mental emosional, keterlibatan
dengan kegiatan kognitif dalam pencapaian dan perolehan
pengetahuan, dalam penghayatan dan internalisasi nilai-nilai
dalam pembentukan sikap dan nilai, dan juga pada saat
mengadakan latihan-latihan dalam pembentukan keterampilan.

d. Prinsip Pengulangan
Pada teori Psikologi Asosiasi atau Koneksionisme
mengungkapkan bahwa belajar ialah pembentukan hubungan
antara stimulus dan respons, dan pengulangan terhadap
pengalaman-pengalaman itu memperbesar peluang timbulnya
respons benar. Pengulangan dalam belajar akan melatih daya-
daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat,
menanggap, mengingat, mengkhayal, merasakan, hingga berfikir
yang akan membuat daya-daya tersebut berkembang.

e. Prinsip Tantangan
Teori Medan (Field Teory) dari Kurt Lwein
mengemukakan bahwa siswa dalam situasi belajar berada dalam
suatu medan atau lapangan psikologis. Dalam situasi belajar
siswa menghadapi suatu tujuan tetapi selalu menghadapi
hambatan yaitu mempelajari bahan pelajaran, maka timbullah
motif untuk mengatasi hambatan itu yaitu dengan mempelajari
bahan belajar tersebut. Apabila hambatan tersebut telah diatasi
artinya tujuan belajar telah tercapai maka ia akan memasuki
dalam medan baru dan tujuan baru.
7

f. Prinsip Balikan dan Penguatan


Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan
penguatan terutama ditekankan oleh teori belajar Operant
Conditioning dari B. F. Skinner. Kalau pada teori Conditioning
yang diberi adalah stimulusnya, maka pada Operant Conditioning
yang diperkuat adalah responnya. Kunci dari teori belajar ini
adalah law of effect-nya Thorndike. Siswa akan belajar lebih
bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang
balik, apalagi hasil yang baik akan merupakan balikan yang
menyenangkan dan berpengaruh baik bagi usaha belajar. Format
sajian berupa tanya jawab, diskusi, eksperimen, metode
penemuan merupakan cara belajar mengajar yang memungkinkan
terjadinya balikan dan penguatan.

g. Prinsip Perbedaan Individual


“Proses belajar bercorak ragam bagi setiap orang” Proses
pengajaran seyogianya memperhatikan perbedaan indiviadual
dalam kelas sehingga dapat memberi kemudahan pencapaian
tujuan belajar yang setinggi-tingginya. Pengajaran yang hanya
memperhatikan satu tingkatan sasaran akan gagal memenuhi
kebutuhan seluruh siswa. Karena itu seorang guru perlu
memperhatikan latar belakang, emosi, dorongan dan kemampuan
individu dan menyesuaikan materi pelajaran dan tugas-tugas
belajar kepada aspek-aspek tersebut.

B. Pengertian Model Pembelajaran


Secara kharfiah model dimaknakan sebagai suatu objek atau konsep
yang di gunakan untuk merepresentasikan suatu hal. Sesuatu yang nyata
dan di konversi untuk sebuah bentuk yang lebih komprehensif (Meyer,
W.J., 1985:2). Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu
pola yang di gunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran
dikelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-
8

perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, computer,


kurikulum dan lain-lain (joyce, 1992:4). Selanjutnya Joyce menyatakan
bahwa setiap model pembelajaran mengarahkan kita ke dalam mendesain
pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga
tujuan pembelajaran tercapai.
Adapun Soekamto, dkk (dalam Nurulwati, 2000:10) mengemukakan
maksud dari model pembelajaran adalah “kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi
sebagai pedoman bagi paraperancang pembelajaran dan parapengajar
dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar”. Dengan demikian,
aktivitas peembelajaran benar-benar merupakan kegiatan bertujuan yang
tertata secara sistematis.
Dari pengertian pera ahli diatas dapat disimpulkan bahwa Model
pembelajaran diartikan sebagai prosedur sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
Dapat juga diartikan suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran. Jadi, sebenarnya model pembelajaran memiliki arti yang
sama dengan pendekatan, strategi atau metode pembelajaran. Saat ini telah
banyak dikembangkan berbagai macam model pembelajaran, dari yang
sederhana sampai model yang agak kompleks dan rumit karena
memerlukan banyak alat bantu dalam penerapannya.

C. Ciri-Ciri Model Pembelajaran


Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas dari
pada strategi, metode, atau prosedur. Model pengajaran mempunyai empat
cirri khusus yang tidak dimiliki strategi, metode atau prosedur. Ciri-ciri
tersebut ialah:
1. Rasional teoritis logis yang di susun oleh para pencipta atau
pengembangnya;
2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan
pembelajaran yang akan di capai)
9

3. Tingkah laku mengajar yang di perlukan agar model tersebut dapat di


laksanakan dengan berhasil;
4. Lingkungan belajar yang di perlukan agar tujuan pembelajaraan itu
dapat tercapai (Kardi dan Nur, 2000:9).
Selain ciri-ciri khusus pada suatu model pembelajaran menurut
Nieveen (1999), suatu model pembelajaran di katakan baik jika memenuhi
criteria sebagai berikut :
1. SAHIH (valid), aspek validitas di kaitkan dengan dua hal yaitu, (1)
apakah model yang di kembangkan didasarkan pada rasional teoritis
yang kuat; (2) apakah terdapat konsistensi internal.
2. PRAKTIS, aspek kepraktisan hanya dapat di penuhi jika, (1) para ahli
dan praaktisi menyatakan bahwa apa yang di keembangkan dapat di
terapkan (2) kenyataan menunjukan bahwa apa yang di kembangkan
tersebut dapat di terapkan.
3. EFEKTIF, berkaitan dengan aspek efektivitas ini, Nieveen
memberikan parameter sebagai berikut, (1) ahli dan praktisi berdasar
pengalaamannya menyatakan bahwa model tersebut efeektif; (2)
secara operasional model tersebut memberikan hasil sesuai dengan
yang di harapkan.

D. Manfaat Model Pembelajaran


Manfaat model pembelajaran adalah sebagai pedoman perancangan
dan pelaksanaan pembelajaran. Karena itu pemilihan model sangat
dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan dibelajarkan, tujuan
(kompetensi) yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, serta tingkat
kemampuan siswa (Mulyono, 2018: 90).
1. Bagi guru:
a. Memudahkan dalam melaksanakan tugas pembelajaran sebab
langkah-langkah yang akan ditempuh sesuai dengan waktu yang
tersedia, tujuan yang hendak dicapai, kemampuan daya serap
siswa, serta ketersediaan media yang ada.
10

b. Dapat dijadikan sebagai alat untuk mendorong aktivitas siswa


dalam pembelajaran.
c. Memudahkan untuk melakukan analisis terhadap perilaku siswa
secara personal maupun kelompok dalam waktu relatif singkat.
d. Memudahkan untuk menyusun bahan pertimbangan dasar dalam
merencanakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam rangka
memperbaiki atau menyempurnakan kualitas pembelajaran.
2. Bagi siswa:
a. Kesempatan yang luas untuk berperan aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
b. Memudahkan siswa untuk memahami materi pembelajaran.
c. Mendorong semangat belajar serta ketertarikan mengikuti
pembelajaran secara penuh.
d. Dapat melihat atau membaca kemampuan pribadi di
kelompoknya secara objektif.

E. Macam-Macam Model Pembelajaran


1. Model Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching And
Learning)
Pembelajar konteksual (contextual teaching and learning)
merupakan konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan
antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai
anggota keluarga dan masyarakat (Nurhadi, 2002).
Sistem CTL adalah proses pendidikan yang bertujuan
membantu siswa melihat makna dalam materi akademik yang mereka
pelajari dengan jalan menghubungkan mata pelajaran akademik
dengan isi kehidupan sehari-hari, yaitu dengan konteks kehidupan
pribadi, sosial, dan budaya.
Pembelajaran kontekstual sebagai suatu model pembelajaran
yang memberikan fasilitas kegiatan belajar siswa untuk mencari,
11

mengolah, dan menemukan pengalaman belajar yang lebih bersifat


konkret (terkait dengan kehidupan nyata) melalui keterlibatan
aktivitas siswa dalam mencoba, melakukan, dan mengalami sendiri.
Dengan demikian, pembelajaran tidak sekedar dilihat dari sisi produk,
akan tetapi yang terpenting adalah proses.
prinsip pembelajaran kontekstual yang harus dikembangkan
oleh guru, yaitu:
a. Konstruktivisme (Contructivism)
Kontruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) dalam
CTL, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit
demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas.
Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta, konsep atau kaidah yang
siap untuk diambil dan diingat.
b. Menemukan (Inquiry)
Menemukan, merupakan kegiatan inti dari CTL, melalui upaya
menemukan akan memberi penegasan bahwa pengetahuan dan
keterampilan serta kemampuan-kemampuan lain yang diperlukan
bukan merupakan hasil dari mengingat seperangkat fakta-fakta,
tetapi merupakan hasil menemukan sendiri.
c. Bertanya (Question)
Penerapan unsur bertanya dalam CTL harus difasilitasi oleh
guru, kebiasaan siswa untuk bertanya atau kemampuan guru dalam
menggunakan pertanyaan dengan baik akan mendorong pada
peningkatan kualitas dan produktifitas pembelajaran.
d. Masyarakat belajar
Masyarakat belajar adalah membiasakan siswa untuk
melakukan kerjasama dan memanfaatkan sumber belajar dari
teman-teman belajarnya.
e. Pemodelan (Modelling)
Kini guru bukan lagi satu-satunya sumber belajar bagi siswa,
karena dengan segala kelebihan dan keterbatasan yang dimiliki
oleh guru akan mengalami hambatan untuk memberikan pelayanan
12

sesuai dengan keinginan dan kebutuhan siswa yang cukup


heterogen. Oleh karena itu, tahap pembuatan model dapat dijadikan
alternatif untuk mengembangkan pembelajaran siswa bisa
memenuhi harapan siswa secara menyeluruh, dan membantu
mengatasi keterbatasan yang dimiliki oleh para guru.
f. Refleksi (Reflection)
Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru terjadi atau
baru saja dipelajari. Pada saat refleksi siswa diberi kesempatan
untuk mencerna, menimbang, membandingkan, menghayati, dan
melakukan diskusi dengan dirinya sendiri (learning to be). Melalui
model CTL, pengalaman belajar bukan hanya terjadi dan dimiliki
ketika seorang siswa berada di dalam kelasa,akan tetapi jauh lebih
penting dari pada itu adalah bagaimana membawa pengalaman
belajar tersebut ke luar dari kelas, yaitu pada saat dituntut
menanggapi dan memecahkan permasalahan nyata yang dihadapi
sehari-hari.
g. Penilaian Sebenarnya (Authentic Assessment)
Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data dan
informasi yang bisa memberikan gambaran atau petunjuk terhadap
pengalaman belajar siswa. Dengan terkumpulnya berbagai data dan
informasi yang lengkap sebagai perwwujudan dari penerapan
penilaian, maka akan semakin akurat pula pemahaman guru
terhadap proses dan hasil pengalaman belajar setiap siswa.

2. Model Pembelajaran Kooperatif


Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk
pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-
kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat
sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat
heterogen. Pada hakikatnya cooperative learning sama dengan kerja
kelompok.
13

Nurulhayati, (2002;25-28), mengemukakan lima unsur dasar model


cooperative learning, yaitu:
a. Ketergantungan yang positif,
b. Pertanggungjawaban individual,
c. Kemampuan bersosialisasi,
d. Tatap muka,
e. Evaluasi proses kelompok.
Ada dua komponen pembelajaran kooperatif, yakni :
a. Cooperative task atau tugas kerja sama.
b. Cooperative incentive structure, atau struktur intensif kerja sama.
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dilakukan secara
tim. Tim merupakan tempat untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu,
tim harus mampu membuat setiap siswa belajar. Setiap anggota
timharus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Prosedur Pembelajaran Kooperatif
a. Penjelasan Materi, tahap ini merupakan tahap penyampaian
pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam
kelompok. Tujuan utama tahap ini adalah pemahaman siswa
terhadap pokok materi pelajaran.
b. Beajar Kelompok, tahap ini dilakukan setelah guru memberikan
penjelasan materi, seswa bekerja dalam kelompok yang telah
dibentuk sebelumnya.
c. Penilaian, dilakukan melalui tes atau kuis, yang dilakukan secara
individu atau kelompok.
d. Pengakuan tim, adalah penetapan tim yang dianggap paling
menonjol atau paling berprestasi untuk kemudian diberikan
penghargaan atau hadiah, dengan harapan dapat memotivasi tim
untuk terus berprestasi lebih baik lagi.
14

3. Model pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)


Pembelajaran berbasis masalah merupakan penggunaan berbagai
macam kecerdasan yang diperlukan untuk melakukan konfrontasi
terhadap tantangan dunia nyata, kemampuan untuk menghadapi segala
sesuatu yang baru dan kompleksitas yang ada (Tan, 2000).
Karakteristik pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai
berikut :
a. Permasalahan menjadi starting point dalam belajar,
b. Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang ada di
dunia nyata yang tidak terstruktur,
c. Permasalahan membutuhkan perspektif ganda (multiple
perspective),
d. Permasalahan, menantang pengetahuan yang dimiliki oleh siswa,
sikap, dan kompetensi yang kemudian membutuhkan identifikasi
kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar,
e. Belajar pengarahan diri menjadi hal yang utama,
f. Pemanfaatan sumber pengetahuan yang beragam,
penggunaannya, dan evaluasi sumber informasi merupakan proses
yang esensial dalam PBM,
g. Belajar adalah kolaboratif, komunikasi, dan kooperatif,
h. Pengembangan keterampilan inquiry dan pemcahan masalah sama
pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk mencari
solusi dari sebuah permasalahan,
i. Keterbukaan proses dalam PBM meliputi sintesis dan integrasi
dari sebuah proses belajar, dan
j. PBM melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan
proses belajar.
Studi kasus Pembelajaran Berbasis Masalah, meliputi :
a. Penyajian masalah,
b. Menggerakkan inquiry, Langkah-langkah PBM, yaitu analisis
inisial, mengangkat isu-isu belajar, iterasi kemandirian dan
15

kolaborasi pemecahan masalah, integrasi pengetahuan baru,


penyajian solusi dan evaluasi.
Menurut Ibrahim dan Nur (2002) mengemukakan tujuan PBM
secara lebih rinci, yaitu :
a. Membantu siswa mengambangkan kemampuan berpikir dan
memecahkan masalah.
b. Belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka
dalam pengalaman nyata.
c. Menjadi para siswa yang otonom.

4. Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)


Diedrich (dalam Hamalik 2008 : 172-173) menyatakan bahwa
macammacam aktifitas siswa antara lain visual activities, oral
activities, listening activities, writing activities, drawing activities,
motor activities, mental activities, emotional activities. Slameto
(2001:57) menggolongkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar menjadi dua golongan, yaitu faktor-faktor intern (dalam) dan
faktor-faktor ekstern (luar). Faktor intern ini dibedakan menjadi tiga
faktor yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologi dan faktor kelelahan.
Sedangkan faktor ekstern yang berpengaruh terhadap hasil belajar
dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu faktor keluarga,
faktor sekolah, dan faktor masyarakat.
Model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) berbantuan
media movie merupakan model pembelajaran yang menggunakan
suatu permasalahan di dalam kehidupan sehari-hari untuk
diidentifikasi dan dipecahkan, tidak hanya terpusat pada penguasaan
materi. Model pembelajaran Problem Based Instruction (PBI)
berbantuan media movie mendorong siswa untuk menganalisis
masalah, mencari informasi, menyusun hipotesis, serta memecahkan
masalah dengan bantuan tayangan video maupun film dalam
mengidentifikasi suatu permasalahan.
16

Kelebihan model pembelajaran PBI berbantuan media movie


yang diadaptasi dari Ibrahim dan Nur (2004) yaitu mampu
meningkatkan motivasi siswa dalam pembelajaran, mendorong
kerjasama dalam menyelesaikan masalah, mendorong siswa
melakukan pengamatan dan dialog dengan orang lain, melibatkan
siswa dalam penyelidikan pilihan sendiri. Hal ini memungkinkan
siswa untuk menjelaskan serta membangun pemahamannya sendiri
mengenai fenomena tersebut. Selain itu, kelebihan model
pembelajaran PBI berbantuan media movie adalah membantu siswa
untuk pembelajaran mandiri.

5. Model Pembelajaran Berbasis Komputer


Pemanfaatan komputer dalam bidang pendidikan, khususnya
dalam pembelajaran sebenarnya merupakan mata rantai dari sejarah
teknologi pembelajaran. Sejarah pembelajaran berbasis komputer
dimulai dari munculnya ide-ide untuk menciptakan perangkat
teknologi terapan yang memungkinkan seseorag melakukan proses
belajar secara individual dengan menerapkan prinsip-prinsip
didaktik-metodik tersebut.
Mesin mengajar pada mulanya diciptakan oleh Pressey untuk
melakukan tes terhadap kemampuan yang dicapai dari hasil belajar.
Cara kerja mesin tersebut adalah:
a. Bahan disusun dalam bentuk pertanyaan pilihan ganda dengan
empat kemungkinan jawaban, dengan satu diantaranya dalah
kemungkinan jawaban yang benar,
b. Testee membaca soal tes pada layar display dan memilih
alternatif jawaban yang benar dari satu soal,
c. Dengan menekan tombol alternatif jawaban yang benar, bila
yang ditekan adalah alternatif jawaban yang benar, maka pada
layar display akan muncul soal tersebut. Tetapi bila salah, maka
akan memberikan respon dengna cara tidak memunculkan soal
berikutnya.
17

d. Pembelajaran berdasarkan komputer sangat dipengaruhi oleh


teori belajar kognitif model pemrosesan informasi (information
processing model), yang mulai berkembang pada tahun 60
sampai 70-an. Model ini memuncukan konseptualisasi dari
sistem memori pada komputer.

6. Model PAKEM (Partisipatif, Aktif, Kreatif, dan Menyenangkan)


PAKEM merupakan model pembelajaran dan menjadi pedoman
dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Dengan pelaksanaan pembelajaran PAKEM, diharapkan
berkembangnya berbagai macam inovasi kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang partisipasif, aktif, kreatif
dan ,menyenagkan.
Dalam model PAKEM ini, guru dituntut untuk dapat melakukan
kegiatan pembelajaran yang dapat melibatkan siswa melalui
partisipatif, aktif, kreatif, dan menyenangkan yang pada akhirnya
membuat siswa dapat menciptakan membuat karya, gagasan,
pendapat, ide atas hasil penemuannya dan usahanya sendiri, bukan
dari gurunya.
a. Pembelajaran Partisipatif
Pembelajaran partisipatif yaitu pembelajaran yang
melibatkan siswa dengan kegiatan pembelajaran secara optimal.
Pelajaran ini menitikberatkan pada keterlibatan siswa pada
kegiatan pembelajar (child center/student center) bukan pada
dominasi guru dalam penyampaian materi pelajaran (teacher
center).
b. Pembelajaran Aktif
Pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran
yang lebih banyak melibatkan aktivitas siswa dalam mengakses
berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji
dalam proses pembelajaran dikelas, sehingga mereka
18

mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan


pemahaman kompetensi.
Dalam pembelajaran aktif, guru lebih banyak memosisikan
dirinya sebagai fasilitator, yang bertugas memberikan
kemudahan belajar (to facilitate of learning) kepada siswa.
Siswa terlibat secara aktif dan berperan dalam proses
pembelajaran, sedangkan guru lebih banyak memberikan arahan
dan bimbingan, serta mengatur sirkulasi dan jalannya proses
pembelajaran.
c. Pembelajaran Kreatif
Pembelajaran kreatif merupakan proses pembelajaran yang
mengharuskan guru untuk dapat memotifasi dan memunculkan
kreativitas siswa selama pembelajaran berlangsung, dengan
menggunakan beberapa metode dan strategi yang bervariasi,
misalnya kerja kelompok, bermain peran,dan pemecahan
masalah.
d. Pembelajaran Efektif
Pembelajaran dapatdikatan efektif jika mampu memberikan
pengalam baru kepada siswa membentuk kompetensi siswa,
serta mengantarkan mereka ke tujuan yang ingin dicapai secara
optimal.
Untuk menciptakan pembelajaran yang efektif, guru harus
memperhatikan beberapa hal, yaitu :Pengelolaan tempat belajar,
Pengelolaan siswa, Pengelolaan kegiatan pembelajaran,
Pengelolaan konten/materi pelajaran, dan Pengelolaan media
dan sumber belajar.
e. Pembelajaran Menyenangkan
Pembelajaran menyenangkan (joyfull instruction)
merupakan suatu proses pembelajaran yang di dalamnya
terdapat suatu kohensi yang kuat antara guru dan siswa, tanpa
ada perasaan terpaksa atau tertekan (not under pressure)
(Mulyasa, 2006:194). Dengan demikina pembelajaran
19

menyenangkan adalah adanya pola hubungan yang baik antara


guru dengan siswa dalam proses pembelajaran. Guru
memosisikan dirinya sebagai mitra belajar siswa, bahkan dalam
hal tertentu tidak menutup kemungkinan guru belajar dari
siswanya.

7. Model Pembelajaran Berbasis WEB (E-Learning)


Secara sederhana dapat dikatakan bahwa semua pelajaran
dilakukan dengan memanfaatkan teknologi internet dan selama
proses belajar dirasakan terjadi oleh yang mengikutinya, maka
kegiatan itu dapat disebut sebagai pembelajaran berbasis web.
Kemudian, yang ditawarkan oleh teknologi ini adalah kecepatan dan
tidak terbatasnya tempat dan waktu untuk mengakses informasi.
Kegiatan belajar dapat dengan mudah dilakukan oleh peserta didik
kapan saja dan di mana saja dirasakan aman oleh peserta didik
tersebut.
Di dalam pembelajaran e-learning fokus utamanya adalah pelajar.
Pelajar mandiri pada waktu tertentu dan bertanggung jawab untuk
pembelajaran. Suasana pembelajaran e-learning akan memaksa
pelajar memainkan peranan yang lebih aktif dalam pembelajarannya.
Pelajar membuat perancangan dan mencari materi dengan usaha dan
inisiatif sendiri.
Karakteristik e-learning, antara lain:
a. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik, dimana guru dan
siswa, siswa dan sesama siswa atau guru dan sesama guru dapat
berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh
hal-hal yang protokoler.
b. Memanfaatkan keunggulan komputer (digital median dan
komputer networks).
c. Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning
materials) disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh
20

guru dan siswa kapan saja dan di mana saja bila yang
bersangkutan memerlukannya.
d. Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan
belajar, dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi
pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.

8. Model Pembelajaran Tematik


Model pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu
yang menggunakan pendekatan tematik yang melibatkan beberapa
mata pelajaran untuk memberikan pengalamanbermakna kepada
siswa. Dikatakan bermakna karena dalam pembelajaran tematik,
siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari mulai
pengalaman langsung dan menghubungkannya dengan konsep lain
yang telah dipahaminya. Fokus perhatian dalam pelajaran tematik
terletak pada proses yang ditempu siswa saat berusaha memahami isi
pembelajaran sejalan dengan bentuk-bentuk keterampilan yang harus
dikembangkannya.
Dalam pelaksanaannya, pendekatan pembelajaran tematik ini
bertolak dari suatu tema yang dipilih dan dikembangkan oleh guru
bersama siswa dengan memperhatikan keterkaitannya dengan isi
mata pelajaran.
Karakteristik Model Pembelajaran Tematik:
a. Berpusat pada siswa
Hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang
lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar,
sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator, yaitu
memberikan kemudahan pada siswa untuk melakukan aktivitas
kegiatan.
b. Memberikan pengalaman langsung
21

Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada


sesuatu yang nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami
hal-hal yang lebih abstrak.
c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas
Fokus pembelajaran diarahkan pada pembahasan tema-
tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa.
d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran
Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari
berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran.
Dengan demikian, siswa dapat memahami konsep-konsep
tersebut secara utuh.
e. Bersifat fleksibel
Guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran
dengan mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya
dengan kehidupan siswa dan keadaan lingkungan dimana
sekolah dan siswa berada.
f. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa
Siswa diberi kesempatan untuk mengoptimalkan potensi
yang dimilikinya sesuai dengan minat dan kebutuhannya.
g. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenagkan.
Alur atau langkah-langkah dalam mengembangkan
rencana pelaksanaan pembelajaran tematik meliputi tujuh tahap,
yaitu:
a. Menetapkan mata pelajaran yang akan dipadukan
b. Mempelajari kompetensi dasar dan indikator dari mata pelajaran
yang akan dipadukan.
c. Memilih dan menetapkan tema/topik pemersatu
d. Membuat matriks atau bagan hubungan kompetensi dasar dan
tema/topik pemersatu
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Prinsip belajar adalah landasan berpikir,landasan berpijak, dan
sumber motivasi agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik
antara pendidik dengan peserta didik. Prinsip ini dijadikan sebagai dasar
dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa maupaun bagi guru dalam
upaya mencapai hasil yang diinginkan. terdapat beberapa prinsip yang
relatif berlaku umum yang dapat digunakan sebagai dasar dalam upaya
pembelajaran. Prinsip-prinsip itu berkaitan dengan perhatian dan motivasi,
keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan,
balikan atau penguatan, serta perbedaan indivual.
Model-model pembelajaran biasanya disusun berdasarkan berbagai
prinsip atau teori sebagai pijakan dalam pengembangannya. Biasanya
mempelajari model-model pembelajaran didasarkan pada teori belajar
yang dikelompokan menjadi empat model pembelajaran. Model tersebut
merupakan pola umum prilaku pembelajaran untuk mencapai
kompetensi/tujuan pembelajaran yang diharapkan.
Manfaat model pembelajaran adalah sebagai pedoman perancangan
dan pelaksanaan pembelajaran. Karena itu pemilihan model sangat
dipengaruhi oleh sifat dari materi yang akan dibelajarkan, tujuan
(kompetensi) yang akan dicapai dalam pembelajaran tersebut, serta tingkat
kemampuan siswa (Mulyono, 2018: 90).
Ciri-ciri model pembelajran tersebut ialah:Rasional teoritis logis
yang di susun oleh para pencipta atau pengembangnya,Landasan
pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran
yang akan di capai), Tingkah laku mengajar yang di perlukan agar model
tersebut dapat di laksanakan dengan berhasil,Lingkungan belajar yang di
perlukan agar tujuan pembelajaraan itu dapat tercapai (Kardi dan Nur,
2000:9).

22
23

B. Saran
Kami menyadari bahwa pada penyusunan makalah ini memiliki
banyak kekurangan, oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik serta
saran yang dapat membangun dari pembaca. Adapun harapan kami dengan
di kritiknya makalah ini dapat dijadikan rujukan sebagai penunjang agar
makalah-makalah selanjutnya dapat lebih baik kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

A. Octavia Shilphy, (2020). Model-Model Pembelaran. Yogyakata: Deepublish

Lufri, (2020). Metodologi Pembejaran: Strategi, Pendekatan, Model, Metode


Pembelajaran. Malang: CV IRDH

Makki M.Ismail, (20019). Konsep Dasar Belajar Dan Pembelaran. Pamengkasan:


Duta Media Publishing.

http://bintunjannah.blogspot.com/2015/12/makalah-model-pembelajaran.html?
m=1

https://iainpspblog.blogspot.com/2019/01/makalah-model-pembelajaran.html?
m=1

https://mangmumin.blogspot.com/2016/10/prinsip

https://www.academia.edu/5816186/Model_model_Pembelajaran
-bentuk-dan-model-model.html?m=1

24

Anda mungkin juga menyukai