Anda di halaman 1dari 13

CONTOH IMPLEMENTASI ATAU PENERAPAN PRINSIP-PRINSIP

PEMBELAJARAN

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kurikulum dan Pembelajaran

Dosen Pengampu : Anik Yuliani , M.Pd

Disusun Oleh:

Keke Agustiani(20010334)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SILIWANGI

2020
Kata Pengatar

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan
karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas mandiri penulisan makalah mata kuliah
Kurikulum dan Pembelajaran dengan tepat waktu. Tidak lupa shalawat serta salam tercurah
limpah kan kepada Rasulullah SAW yang syafa’atnya kita nantikan kelak.

Penulisan makalah berjudul “contoh implementasi atau penerapan prinsip-prinsip


pembelajaran” dapat diselesaikan dengan baik. Saya berharap makalah ini dapat menjadi
referensi bagi pembaca. Selain itu, kami juga berharap agar pembaca mendapatkan
pengetahuan dan ilmu baru setelah membaca makalah ini.

Saya menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurna. Saya menerima segala
bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah. Apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini, saya memohon maaf.

Demikian yang dapat saya sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Cianjur 05 juni 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI...........................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN .................................... Error! Bookmark not defined.

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH ......... Error! Bookmark not defined.

A. TUJUAN ......................................................................................................3

B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................3

BAB II ISI/PEMBAHASAN ................................................................................. 4

2.1 Pengertian Prinsip Pembelajaran ............................................................... 4

1. Perhatian dan motivasi . ............................................................................4

2. Keaktifan ...................................................................................................5

3. Keterlibatan langsung / Pengalaman . ....................................................... 6

4. Pengulangan ............................................................................................. 6

5. Tantangan .................................................................................................7

6. Balikan/Penguatan ................................................................................... 7

7. perbedaan individu .................................................................................. 7

2.2 Implikasi prinsip-prinsip bagi siswa dan guru .......................................8

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 10

A. KESIMPULAN ......................................................................................... 10
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Prinsip-prinsip pembelajaran merupakam aspek kejiwaan yang perlu dipahami setiap
pendidik selaku tenaga profesional yang memikul tanggung jawab besar dalam mencerdaskan
anak bangsa. Permasalahannya adalah bagaimana implikasi prinsip pembelajaran terhadap
pendidik dan peserta didik. Permasalahan tersebut dikaji dengan menggunakan metode
library research selanjutnya penarikan kesimpulan secara induktif dan deduktif. Prinsip-
prinsip pembelajaran secara umum meliputi perhatian dan motivasi keaktifan, keterlibatan
langsung, pengulangan, tantangan, perbedaan individu kesemuanya ini dapat berimplikasi
terhadap pelaksanaan proses pembelajaran. Implikasi terhadap pendidik dan peserta didik
yang berhubungan dengan perhatian dan motivasi adalah tampak penguasaan bahan ajar dan
penampilan yang menyenangkan.
Bagi peserta didik sadar akan perlunya pengembangan secara rutin. Untuk keaktifan,
implikasinya bagi pendidik adalah mengaktifkan mereka dengan memberi tugas, sedangkan
bagi peserta didik adalah terwujudnya perilaku mencari sendiri sumber informasi yang
dibutuhkan. Keterlibatan langsung, perilaku yang dapat terwujud adalah peserta didik dapat
mengerjakan sendiri tugas-tugas yang diberikan sehingga dapat memperoleh pengalaman,
bagi pendidik perlu merancang aktivitas pembelajaran individual dan kelompok kecil.
Pengulangan, implikasinya terhadap pendidik, merancang kegiatan pengulangan yang
variatif. Bagi peserta didik adalah terwujudnya kesadaran untuk mengerjakan latihan secara
berulang untuk memecahkan masalah. Tantangan, implikasinya bagi pendidik mengolah
kegiatan eksperimen sehingga peserta didik terdorong untuk mengerjakan eksperimen,
berusaha untuk memecahkan masalah sendiri yang sifatnya menantang. Perbedaan individu,
implikasinya bagi pendidik adalah pemilihan metode, media dengan memperhatikan
karakteristik peserta didik. Sedangkan bagi peserta didik implikasinya dapat dilihat dari
kegiatannya dalam menentukan tempat duduk, menyusun jadwal belajar.
Dalam pembelajaran, interaksi antara pendidik dan peserta didik perlu berjalan efektif.
Interaksi yang efektif menjadi prasyarat kualitas suatu pembelajaran. Pendidik sangat
berperan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, karena pendidiklah yang mengatur
pendekatan, metode, strategi maupun media pembelajaran yang akan digunakan, namun yang
tak kalah pentingnya adalah kondisi peserta didik yang menjadi prioritas utama karena
peserta didik sebagai subyek sekaligus obyek pendidikan. Dalam Undang-undang RI Nomor
20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada bab XI pasal 39 ayat 2.
Peserta didik sebagai subyek sekaligus obyek pembelajaran yang masih dalam tahap
perkembangan memerlukan perhatian dan motivasi belajar agar dapat lebih terarah
belajarnya. Selaku pendidk amat urgen mengetahui prinsip-prinsip pembelajaran yang dapat
membimbing aktivitas pendidik dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran agar
lebih efektif, meskipun bukan satu-satunya jalan yang dapat menentukan prosedur
pembelajaran, namun dapat menjadi pedoman pendidik dalam melaksanakan aktivitas
pembelajaran. Dalam perencanaan pembelajaran, prinsip ini dapat mengungkap batas-batas
kemungkinan dalam aktivitas pembelajaran. Dalam pelaksanaanya, pengetahuan tentang
prinsip pembelajaran dapat membantu pendidik dalam memilih tindakan yang tepat. Pendidik
dapat terhindar dari tindakan yang kelihatannya baik tetapi nyatanya tidak berhasil
meningkatkan hasil belajar peserta didik. Selain itu, prinsipprinsip pembelajaran memiliki
dan mengembangkan sikap yang diperlukan guna menunjang peningkatan belajar peserta
didik. Nana Sujana mengatakan bahwa, “prinsip pembelajaran merupakan salah satu usaha
pendidik dalam menciptakan dan mengkondisikan situasi pembelajaran agar peserta didik
melakukan kegiatan belajar secara optimal”.
Jadi pada dasarnya, implementasi prinsip pembelajaran merupakan kiat-kiat pendidik
dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif sehingga peserta didik dapat lebih
aktif dan bergairah belajar, simpati dan menyenangkan. Kondisi yang demikian peserta didik
dapat terpusat perhatiannya dan lebih termotivasi mengikuti pembelajaran. Pada umumnya,
peserta didik memiliki respon positif dan berprilaku baik jika pendidik menaruh perhatian
dan memiliki sifat respontif pula terhadap peserta didiknya, memberi bantuan apabila peserta
didik mengalami kesulitan dalam belajarnya. Motivasi peserta didik dipengaruhi secar positif
oleh pendidik yang bersemangat dan antusias terhadap materi yang diajarkan. Olehnya itu,
pendidik diharapkan dapat menciptakan suasana kelas yang menyenangkan, sehingga dapat
membangkitkan semangat dan gairah belajar peserta didik untuk mencapai hasil
pembelajaran yang memuaskan. Untuk itulah pendidik dituntut memiliki berbagai macam
kompetensi dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran.
Dalam Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 Tentang guru dan dosen ditegaskan ada
4 macam kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang pendidik yaitu: “Kompetensi
paedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.”3
Apabila keempat macam kompetensi tersebut telah dimiliki oleh pendidik maka dapat
membawa pengaruh positif dalam pelaksanaan pembelajarannya, sehingga pembelajaran
dapat lebih efektif. Kemampuan guru dalam memahami prinsip-prinsip pembelajaran
merupakan salah satu kompetensi yang harus diaplikasikan dalam aktivitas pembelajaran,
guna mencapai hasil yang optimal. Untuk itu dipandang perlu ditelusuri lebih jauh tentang
bagaimana implikasi prinsip-prinsip pembelajaran terhadap pendidik dan peserta didik.
A. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan prinsip pembelajaran?
2. Apa saja yang termasuk ke dalam prinsip pembelajaran dan impelementasi penerapan
nya ?
B. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian prinsip pembelajaran
2. Untuk mengetahui yang termasuk ke dalam prinsip pembelajaran dan cara
mengimplementasikan nya.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Prinsip Pembelajaran

Kata prinsip berasal dari bahasa Latin yang berarti “asas (kebenaran yang menjadi
pokok dasar berpikir, bertindak, dan sebagainya) dasar”. Prinsip merupakan sebuah
kebenaran atau kepercayaan yang diterima sebagai dasar dalam berfikir atau bertindak. Jadi
prinsip dapat diartikan sebagai sesuatu yang menjadi dasar pokok berpikir, berpijak atau
bertindak.
Kata pembelajaran adalah suatu aktivitas atau proses mengajar dan belajar.
Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar yang dilakukan oleh pihak
guru dan belajar dilakukan oleh peserta didik.
Jadi prinsip-prinsip pembelajaran adalah landasan berpikir, landasan berpijak dengan
harapan tujuan pembelajaran tercapai dan tumbuhnya proses pembelajaran yang dinamis dan
terarah.
Sementara prinsip pembelajaran menurut Larsen dan Freeman (1986
dalam Supanidkk. (1997/1998) adalah representthe theoretical framework of the method.
Prinsip pembelajaran adalah kerangka teoretis sebuah metode pembelajaran. Kerangka
teoretis adalah teori-teori yang mengarahkan harus bagaimana sebuah metode dilihat dari segi
1)bahan yang akan dibelajarkan, 2) prosedur pembelajaran (bagaimana siswa belajar
dan bagaimana guru mengajarkan bahan), 3) gurunya, dan 4) siswanya.
Prinsip-prinsip belajar yang relative berlaku umum berkaitan dengan perhatian dan
motivasi, keaktifan, keterlibatan langsung/berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan
dan penguatan, serta perbedaan individual. Menurut Rusman (2015) Prinsip Belajar yaitu :
1) Perhatian dan motivasi
Perhatian mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Perhatian terhadap
pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran itu dirasakan sebagai
sesuatu yang dibutuhkan, diperlukan untuk belajar lebih lanju tatau diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari, akan membangkitkan motivasi untuk
mempelajarinya. Motivasi adalah tenaga yang digunakan untuk menggerakkan
dan mengarahkan aktivitas seseorang. Menurut H.L. Petri, “motivation is the
conceptweusewhenwedescribetheforceaction on or within an organism to initiate
and directbehavior”. Motivasi data merupakan tujuan pembelajaran. Sebagai alat,
motivasi merupakan salah satu faktor seperti halnya intelegensi dan hasil belajar
sebelumnya yang dapat menentukan keberhasilan belajar siswa dalam bidang
pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan. Motivasi erat kaitannya dengan
minat.siswa yang memiliki minat terhadap sesuatu bidang studi tertentu
cenderung tertarik perhatiannya dan dengan demikian timbul motivasinya untuk
mempelajari bidang studi tersebut. Motivasi juga dipengaruhi oleh nilai-nilai
yang di anggap penting dalam kehidupan. Nilai-nilai tersebut mengubah tingkah
laku dan motivasinya.Motivasi dapat bersifat internal, artinya datang dari
dirinya sendiri, dapat juga bersifat eksternal yakni datang dari orang lain.
Motivasi dibedakan menjadi dua:
a) Motif intrinsik.
Motif intrinsic adalah tenaga pendorong yang sesuai dengan perbuatan yang
dilakukan.Sebagai contoh ,seorang siswa dengan sungguh-sungguh
mempelajari mata pelajaran disekolah karena ingin memiliki pengetahuan
yang dipelajarinya.
b) Motif ekstrinsik.
Motif ekstrinsik adalah tenaga pendorong yang ada diluar perbuatan yang
dilakukan nya tetapi menjadi penyerta .Contohnya siswa belajar dengan
sungguh-sungguh bukan dikarenakan ingin memiliki pengetahuan yang
dipelajarinya tetapi didorong oleh keinginan naik kelas atau mendapatkan
ijazah. Keinginan naik kelas atau mendapatkan ijazah adalah penyerta dari
keberhasilan belajar. Motif ekstrinsik dapat berubah menjadimotif intrinsik
yang disebut “transformasi motif”. Sebagai contoh, seseorang belajar di
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) karena menurut
ikeinginan orang tuanya yang menginginkan anaknya menjadi seorang guru.
Mula-mula motifnya adalah ekstrinsik, yaitu untuk menyenangkan hati
orang tuanya,tetapi setelah belajar beberapa lama di LPTK ia menyenangi
pelajaran-pelajaran yang digelutinya dan senang belajar untuk menjadi guru.
Jadi motif pada siswa itu semula ekstrinsik menjadi intrinsik.
2. Keaktifan
Belajar tidak dapat dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak dapat dilimpahkan
kepada oranglain. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami nya
sendiri. John Dewey mengemukakan bahwa belajar adalah menyangkut apa yang
harus dikerjakan siswa untuk dirinya sendiri, maka inisiatif harus dating sendiri. Guru
sekedar pembimbing dan pengarah. Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan
adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi, tidak sekedar menyimpannya
saja tanpa mengadakan transformasi. Menurutteoriini anak memiliki sifat aktif,
konstruktif dan mampu merencanakan sesuatu. Dalam proses balaja rmengajar anak
mampu mengidantifikasi, merumuskan masalah, mencari dan menemukan fakta,
menganalisis, menafsirkan dan menarik kesimpulan.
Dalam setiap proses belajar siswa selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu dapat
berupa kegiatan fisik dan kegiatan psikis. Kegiatan fisik bisa berupa membaca,
mendengar, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan, dan sebagainya.
Sedangkan kegiatan psikis misalnya menggunakan khasanah pengetahuan yang
dimiliki dalam memecahkan masalah yang dihadapi, membandingkan satu konsep
dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan dan kegiatan psikis yang lain.
3. Keterlibatan langsung/berpengalaman
Menurut Edgar Dale, dalam penggolongan pengalaman belajar yang dituangkan
dalam kerucut pengalamannya, mengemukakan bahwa belajar yang paling baik
adalah belajar dari pengalaman langsung. Belajar secara langsung dalam hal ini tidak
sekedar mengamati secara langsung melainkan harus menghayati, terlibat langsung
dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya. Belajar harus dilakukan
siswa secaraaktif, baik individual maupun kelompok dengan cara memecahkan
masalah (problemsolving). Guru bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator.
Keterlibatan siswadi dalam belajar tidak hanya keterlibatan fisik semata, tetapi juga
keterlibatan emosional, keterlibatan dengan kegiatan kognitif dalam pencapaian
perolehan pengetahuan, dalam penghayatan dan internalisasi nilai-nilai dalam
pembentukan sikap dan nilai, dan juga pada saat mengadakan latihan-latihan
dalam pembentukan keterampilan.
4. Pengulangan
Menurut teori psikologi daya,belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada
manusia yang terdiri atas mengamat, menanggap, mengingat, mengkhayal,
merasakan, berpikir, dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka daya-
daya tersebut akan berkembang. Berangkat dari salah satu hukum belajarnya “law of
exercise”,Thorndike mengemukakan bahwa belajar ialah pembentukan hubungan
antara stimulusdan respons, dan pengulangan terhadap pengamatan-pengamatan itu
memperbesar peluang timbulnya respons benar. Pada teori psikologi Conditioning,
respons akan timbul bukan karena oleh stimulus saja tetapi oleh stimulus yang
di kondisikan, misalnya siswa berbaris masuk ke kelas, mobil berhenti pada saat
lampu merah.Ketiga teori tersebut menekankan pentingnya prinsip pengulangan
dalam belajar walaupun dengan tujuan yang berbeda. Walaupun kita tidak dapat
menerima bahwa belajar adalah pengulangan seperti yang dikemukakan ketiga teori
tersebut, karena tidak dapat dipakai untuk menerangkan semua bentuk belajar,
namun prinsip pengulangan masih relevan sebagai dasar pembelajaran.
5. Tantangan
Teori Medan (FieldTheory) dari KurtLewin mengemukakan bahwa siswa dalam
situasi belajar berada dalam suatu medan atau lapangan psikologis. Dalam situasi
siswa menghadapisuatutujuanyangingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu
mempelajari bahan belajar,maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu yaitu
dengan mempelajari bahan belajar tersebut. Tantangan yang dihadapi dalam bahan
belajar membuat siswa bergairah untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru, yang
banyak mengandung masalah yang perlu dipecahkan membuat siswa tertantang untuk
mempelajarinya.Penggunaan metode eksperimen, inkuiri, diskoveri juga memberikan
tantangan bagi siswa untuk belajar secara lebih giat dan sungguh-sungguh. Penguatan
positif maupun negative juga akan menantang siswa dan menimbulkan motif untuk
memperoleh ganjaran atau terhindar dari hukum yang tidak menyenangkan.
6. Balikan dan penguatan
Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan penguatan terutama ditekankan
oleh teori belajar Operant Conditioning dari B.F. Skinner. Kalau pada teori
conditioning yang diberi kondisi adalah stimulusnya, maka pada operant conditioning
yang diperkuat adalah responnya. Kunci dari teori belajar ini adalah law of effectnya
Thorndike. Siswa belajar sungguh-sungguh dan mendapatkan nilai yang baik dalam
ulangan. Nilai yang baik itu mendorong anak untuk belajar lebih giat lagi.
Nilai yang baik dapat merupakan operant conditioning atau penguatan positif.
Sebaliknya, anak yang mendapat nilai yang jelek pada waktu ulangan akan merasa
takut tidak naik kelas. Hal ini juga bisa mendorong anak untuk belajar lebih
giat. Inilah yang disebut penguatan negatif atau escape conditioning. Format
sajian berupa tanya jawab, diskusi, eksperimen, metode penemuan dan sebagainya
merupakan cara belajar-mengajar yang memungkinkan terjadinya balikan dan
penguatan.
7. Perbedaan individu
Siswa merupakan individual yang unik, artinya tidak ada dua orang siswa yang sama
persis,tiap siswa memiliki perbedaan satu dengan yang lainnya. Perbedaan belajar ini
berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa. Sistem pendidikan klasikal yang
dilakukan disekolahkita kurang memperhatikan masalah perbedaan individual,
umumnya pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan melihat siswa sebagai individu
dengan kemampuan rata-rata, kebiasaan yang kurang lebih sama, demikian pula
dengan pengetahuannya. Pembelajaran klasikal yang mengabaikan perbedaan
individual dapat diperbaiki dengan beberapa cara,
misalnya:
1. Penggunaan metode atau strategi belajar-mengajar yang bervariasi
2. Penggunaan metode instruksional
3. Memberikan tambahan pelajaran atau pengayaan pelajaran bagi siswa pandai dan
memberikan bimbingan belajar bagi anak-anak yang kurang
4. Dalam memberikan tugas, hendaknya disesuaikan dengan minat dan kemampuan
siswa
2.2 Implikasi Prinsip-Prinsip Belajar bagi Siswa dan Guru adalah sebagai berikut:

Implikasi Bagi Bagi


Prinsip Belajar Siswa Guru
Dituntut
memberikan perhatian terhadap semua Mengunakan
rangsangan yang mengarah pada metode yang bervariasi…
tercapainya Memilih bahan ajar yang
Perhatian tujuan belajar. diminati siswa..
dan Motivasi

Dituntut Memberikan
dapat memproses dan mengolah hasil kesempatan pada siswa
belajarnya secara efektif serta aktif baik untuk melakukan
secara fisik, intelektual dan emosional. eksperimen sendiri
Keaktifan
Melibatkan
siswa dalam mencari
informasi, merang-kum
Dituntut informasi dan menyim-
agar siswa me-ngerjakan sendiri tugas pulkan
Keterlibatan yang diberikan guru kepada mereka. informasi.
langsung/ Pengalaman
Kesadaran Merancang
siswa dalam me-ngerjakan latihan- hal-hal yang perlu di
latihan yang berulang-ulang ulang.
Pengulangan
Tantangan Diberikan suatu tanggungjawab untuk Memberikan
mempelajari sendiri dengan melakukan tugas pada siswa dalam
eksperimen, belajarman diri dan memecahan permasa-
mencari pemecahan sendiri dalam lahan.
menghadapi permasalahan.

Memberikan
jawaban yang benar dan
memberikan kesimpulan
Mencocokan dari materi yang telah
Balikan jawaban antara siswa dengan guru dijelaskan atau di bahas.
dan penguatan
Menentukan
Belajar menurut tempo kecepatan metode sehingga dapat
Perbedaan masing masing siswa melayani seluruh siswa
Individual
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
a. Pengertian prinsip
Kata prinsip berasal dari bahasa Latin yang berarti “asas (kebenaran yang menjadi
pokok dasar berpikir, bertindak, dan sebagainya) dasar”.[11] Prinsip merupakan
sebuah kebenaran atau kepercayaan yang diterima sebagai dasar dalam berfikir
atau bertindak. Jadi prinsip dapat diartikan sebagai sesuatu yang menjadi dasar
pokok berpikir, berpijak atau bertindak.
b. Prinsip-prinsip dalam pembelajaran
1. Perhatian dan motivasi
2. Keaktifan
3. Keterlibatan langsung
4. Pengulangan
5. Tantangan
6. Balikan dan penguatan
7. Perbedaan Individu

Anda mungkin juga menyukai