Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH TEORI BELAJAR DAN PENGEMBANGAN

“VARIABEL PEMBELAJARAN

DAN TEORI PEMBELAJARAN KONTRUK KOGNITIF”

KELOMPOK 5

Rika Lasmini Ritonga

Rosa Fitriani R

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Naeklan Simbolon, M.Pd.

JURUSAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberikan
kesempatan pada kami untuk dapat menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah
kami dapat menyelesaikan makalah berjudul “Variabel Pembelajaran dan Pembelajaran Kontruk
Kognitif” dengan tepat waktu.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Teori
Belajar dan Pengembangan. Selain itu, tujuan dari pembuatan makalah ini ialah untuk
memperdalam pengetahuan mengenai variabel pembelajaran dan teori pembelajaran kontruk
kognitif.
Makalah ini ditulis secara sistematis, mulai dari klasifikasi variabel pengajaran, hubungan
antar variabel dalam perencanaanpembelajaran, hubungan variabel dalam pelaksanaan dan
evaluasipembelajaran, apa pengertian teori belajar kognitif dankonstruktivisme, siapakah tokoh-
tokoh teori belajar kognitif dankonstruktivisme, bagaimanakah aplikasi teori belajar kognitif
dankonstruktivisme, apa sajakah prinsip-prinsip teori belajar kognitif dankonstruktivisme, apa
sajakah kelebihan dan kekurangan teori belajar kognitif dankonstruktivisme dan bagaimanakah
implikasi teori belajar kognitif dankonstruktivisme Dengan begitu diharapkan setelah membaca
makalah ini, pembaca dapat mengetahui secara rinci tentang variabel pembelajaran dan teori
pembelajaran kontruk kognitif.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Ibu Prof. Dr. Naeklan Simbolon, M.Pd selaku
Dosen Pengampu yang telah memberikan banyak masukan dan bimbingan dalam penyelesaian
makalah ini. Ucapan terima kasih yang sama juga kami ucapkan kepada seluruh pihak yang telah
memberikan kontribusi dan dukungan sehingga selesai dalam penyusunan makalah ini. Kami
berharap semoga makalah ini memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

Penulis menyadari begitu banyak kekurangan dari makalah ini sehingga penulis sangat
berharap mendapatkan kritik dan saran dari pembaca agar kedepannya penulis dapat melakukan
makalah yang lebih baik lagi.

Medan, 10 Oktober 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................

DAFTAR ISI .....................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................

1. Latar Belakang .............................................................................................................. 1


2. Rumusan masalah ........................................................................................................ 2

3. TujuanPembahasan ....................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................. 3

A. Instructional Conditions (Kondisi Pembelajaran) ....................................................... 3


B. Instructional Method (Metode Pembelajaran) ............................................................. 4
C. Instructional Outcomes (Hasil Pembelajaran) ............................................................. 4
D. Hubungan antar variabel dalam perencanaan pembelajaran ....................................... 8
E. Hubungan variabel dalam pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran ............................ 11
F. Apa pengertian teori belajar kognitif dan konstruktivisme .......................................... 13
G. Siapakah tokoh-tokoh teori belajar kognitif dan konstruktivisme ............................... 14
H. Bagaimanakah aplikasi teori belajar kognitif dan konstruktivisme ............................. 15
I. Apasajakah prinsip-prinsip teori belajar kognitif dankonstruktivisme ........................ 17
J. Apa sajakah kelebihan dan kekurangan teori belajar kognitif dan konstruktivisme .... 20
K. Bagaimanakah implikasi teori belajar kognitif dan konstruktivisme........................... 21
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................... 22

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................... 24

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jika kita melihat praktik kegiatan belajar mengajar di lapangan, kita akan
menemukan banyak guru yang belum mengetahui dasar penting dalam pembelajaran
yaitu variabel pembelajaran. Padahal pengetahuan yang baik tentang masalah ini akan
membuat guru lebih cakap dalam menangani dan memahami permasalahan yang terjadi
di sekolah. Sehingga pemahaman guru yang baik tentang variabel pembentukan
pembelajaran dapat mendukung terlaksananya kegiatan belajar mengajar yang lancar.
Masalah diatas masih ditambah lagi dengan keterbatasan peran pemerintah
untuk mencukupi fasilitas yang diperlukan untuk mendukung kondisi pembelajaran
yang termasuk dalam variabel pembentukan pembelajaran. Untuk itu diperlukan peran
guru yang lebih aktif dan kreatif dalam menciptakan kondisi pembelajaran yang
memadai namun terjangkau. Tidak hanya menunggu peran pemerintah yang tidak pasti.
Pada dasarnya variable-variabel pembelajaran perlu diperhatikan oleh para
pengajar atau guru, agar dapat menuangkan variable-variabel pembelajaran ke dalam
desain pembelajaran. Dari pernyataan tersebut, maka calon guru perlu mengetahui
secara mendalam tentang variabel pembentuk pembelajaran. Seorang calon guru juga
perlu berfikir kritis apakah model- model desain pembelajaran yang selama ini
digunakan masih sesuai dengan paradigma baru pembelajaran. Pengetahuan tersebut
bertujuan agar ketika mereka benar-benar terjun dalam kancah pembelajaran di sebuah
sekolah, mereka akan menjadi guru yang menguasai medan, memahami masalah yang
terjadi dalam pembelajaran, dan mampu dengan bijak memyikapi masalah tersebut.
Proses pembelajaran dapat berlangsung secara optimal, efektif dan efisien jika
dalam penyusunan proses pembelajarannya didukung dan didasari oleh pengetahuan
yang mumpuni mengenai teori belajar. Teori belajar merupakan suatu teori yang di
dalamnya terdapat tata cara pengaplikasian kegiatan belajar mengajar antara guru dan
siswa, perancangan metode pembelajaran yang akan dilaksanakan di kelas maupun di
luar kelas.
Namun sangat disayangkan, saat ini implementasi proses pembelajaran masih
sering mengalami masalah sehingga penerapan proses pembelajaran masih belum
maksimal dan belum mampu untuk mencapai tujuan pendidikan. Hal tersebut
disebabkan karena pendidik/guru yang masih kurang paham dan menguasai teori-teori
1
belajar. Guru akan mengalami kesulitan dalam menyusun proses pembelajarannya jika
ia memiliki pemahaman yang kurang mengenai teori belajar. Karenanya, hendaknya
agar guru sebagai seorang pendidik untuk memahami teori belajar apa yang akan ia
gunakan dan menyesuaikannya dengan materi pelajaran yang akan ia berikan pada
peserta didik dalam menyusun proses pembelajarannya.

B. RumusanMasalah
Masalah yang menjadi pokok pembahasan dalam makalah ini yaitu, apakah yang
dimaksud dengan klasifikasi variabel pengajaran:
a. Instructional Conditions (Kondisi Pembelajaran)
b. Instructional Method (Metode Pembelajaran)
c. Instructional Outcomes (Hasi Pembelajaran)
d. Hubungan antar variabel dalam perencanaan pembelajaran
e. Hubungan variabel dalam pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran
f. Apa pengertian teori belajar kognitif dan konstruktivisme?
g. Siapakah tokoh-tokoh teori belajar kognitif dan konstruktivisme?
h. Bagaimanakah aplikasi teori belajar kognitif dan konstruktivisme?
i. Apa sajakah prinsip-prinsip teori belajar kognitif dan konstruktivisme?
j. Apa sajakah kelebihan dan kekurangan teori belajar kognitif dan konstruktivisme?
k. Bagaimanakah implikasi teori belajar kognitif dan konstruktivisme?

C. TujuanPenulisan
Sesuai dengan pokok permasalahan di atas, tujuan makalah ini adalah untuk memahami
klasifik asi variabel-variabel pengajaran :
a. Instructional Conditions (Kondisi Pembelajaran)
b. Instructional Method (Metode Pembelajaran)
c. Instructional Outcomes (Hasil Pembelajaran)
d. Hubungan antar variabel dalam perencanaan pembelajaran
e. Hubungan variabel dalam pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran
f. Mengetahui pengertian teori belajar kognitif dan konstruktivisme
g. Mengetahui tokoh-tokoh teori belajar kognitif dan konstruktivisme
h. Mengetahui aplikasi teori belajar kognitif dan konstruktivisme
i. Mengetahui prinsip-prinsip teori belajar kognitif dan konstruktivisme
j. Mengetahui kelebihan dan kekurangan teori belajar kognitif dan konstruktivisme
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Variabel Kondisi dan Ragam Dimensinya dalam Pembelajaran
Kondisi pembelajaran dapat didefinisikan sebagai faktor yang mempengaruhi
efek penggunaan metode tertentu untuk meningkatkan hasil pembelajaran. Kondisi
pembelajaran dapat juga dikatakan dengan keadaan riil dilapangan atau keadaan pada
saat terjadinya proses pembelajaran. Kondisi pembelajaran selalu berubah-ubah, hal ini
tergantung pada situasi anak didik, kondisi kelas, materi pembelajaran.
Reigeluth dan Merrill (1983) mengelompokkan variabel kondisi pembelajaran
mejadi tiga kelompok, yaitu:

1. Tujuan dan Karakteristik Bidang Studi


Tujuan sutau bidang studi adalah pernyataan tentang hasil pembelajaran apa
yang diharapkan. Sedangkan karakteristik bidang studi adalah aspek-aspek suatu
bidang studi yang dapat memberikan landasan yang berguna sekali dalam
mendeskripsikan strategi pembelajaran.
Karekteristik setiap bidang studi sangatlah berbeda-beda. Oleh karena
berbedanya karakter satu bidang studi dengan bidang studi yang lain dituntut
menggunakan strategi dan media yang berbeda pula. Disinilah peranan seorang guru
dalam mengorganisasi pelajaran, pemilihan media dan menetapkan strategi dalam
pembelajaran.
2. Kendala dan Karakteristik Bidang Studi
Karekteristik bidang studi adalah aspek-aspek suatu bidang studi yang dapat
memberikan landasan yang berguna sekali dalam mendeskripsikan strategi
pembelajaran. Karekteristik pembelajaran sangat bervariasi dan berbeda antara satu
materi pelajaran dan materi lainnya.
Dengan berbagai karekter ini maka guru harus dapat menetukan dan memilih
strategi dan media dalam pembelajaran. Karena apa bila guru salah dalam memilih
media dan strategi pembelajaran maka akan berakibat kepada tidak akan tercapainya
kompetensi yang telah ditentukan. Maka sebelum mengadakan kegiatan belajar
mengajar seorang guru harus mampu melihat aspek-aspek apa saja yang ada pada
pembelajaran tersebut.

3
Dengan mengetahui hal itu, maka akan mudah bagi guru untuk menentukan media,
metode dan strategi di dalam menyampaikan materi pelajaran. Sedangkan kendala
adalah keterbatasan sumber-sumber seperti media, waktu, personalia dan uang.
Kendala sering kali ditemukan seorang pendidik dalam menjalani kegitan
belajar dan pembelajaran. Terkadang guru sangat kesulitan untuk memilih media dalam
pembelajaran. Sedangkan media adalah sesuatu yang mempunyai arti yang cukup
penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidak jelasan bahan yang disampaikan dapat
dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Media dapat juga kita artikan
sebagai sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk menyalurkan pesan
atau informasi. Apa bila dikaitkan dengan kegiatan pembelajaran maka media dapat
diartikan sebagai alat komunikasi yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk
membawa informasi dari pengajar kepeserta didik.
Namun perlu kita ingat bahwa peranan media tidak akan terlihat bila
penggunaannya tidak sejalan dengan isi dari tujuan pengajaran yang telah dirumuskan.
Karena itu, tujuan pengajaran harus dijadikan sebagai pangkal acauan untuk
menggunakan media. Manakala diabaikan maka media bukan lagi sebagai alat bantu
pengajaran, akan tetapi sebagai penghambat dalam pencapaian tujuan secara efektif dan
efisien.
Selain itu kendala yang sering terjadi dilapangan adalah faktor keuangan.
Seorang guru dituntut untuk menggunakan media dalam proses belajar mengajar. Akan
tetapi disisi lain guru terbentur oleh masalah dana untuk mengadakan media tersebut.
Dan dari pihak sekolah tidak dapat memfasilitasi untuk pengadaan media. Menurut
penulis media yang digunakan tidak harus mahal, yang penting media tersebut dapat
menghantarkan siswa pada tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien.
Pendidik pada saat sekarang ini harus mampu memamfaatkan media belajar dari
yang sangat komplek sampai pada media pendidikan yang sangat sederhana. Agar
proses pembelajaran tidak mengalami kesulitan, maka masalah perencanaan, pemilihan
dan pemamfaatan media

4
perlu dikuasai dengan baik oleh guru. Bahkan tidak mustahil dapat mengakibatkan kegagalan
mencapai tujuan, bila tidak dikuasai sungguh- sungguh oleh guru.
3. Karakteristik Siswa/Siswi
Karakteristik siswa adalah aspek-aspek atau kualitas perseorangan siswa seperti bakat,
motivasi dan hasil belajar yang telah dimiliki. Karakter siswa yang bermacam-macam menuntut
guru untuk membuat strategi dalam pembelajaran dan pengelolaan pembelajaran.

B. Variabel Strategi dan Ragam Dimensinya dalam Pembelajaran


Menurut Yamin Martinis, (2007) metode pembelajaran adalah cara melakukan atau
penyajikan, menguraikan, memberi contoh dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa
untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam penggunaan metode terkadang guru harus
menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas. Jumlah anak mempengaruhi penggunaan
metode. Tujuan instruksional adalah pedoman yang mutlak dalam pemilihan metode. Dalam
perumusan tujuan, guru perlu merumuskannya dengan jelas dan dapat diukur. Dengan begitu
mudahlah bagi guru menentukan metode yang bagaimana yang dipilih guna menunjang
pencapaian tujuan yang telah dirumuskan tersebut.
Metode pengajaran adalah cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil pengajaran
yang berbeda di bawah kondisi yang berbeda. Ilmu pengajaran (pembelajaran) memusatkan
bidang kajiannya pada upaya memperbaiki kualitas pengajaran. Titik awal upaya ini diletakkan
pada perbaikan proses pengajaran, atau pada variabel metode pengajaran.
Manipulasi variabel ini dalam interaksinya dengan variabel kondisi pengajaran akan
menentukan kualitas pengajaran, atau lebih khusus kualitas hasil pengajaran.
Variabel metode pengajaran diklasifikasikan lebih lanjut menjadi tiga jenis, yaitu:
1. Organizational Strategy (Strategi Pengorganisasian)
Strategi pengorganisasian adalah metode untuk mengorganisasikan isi bidang studi yang
telah dipilih untuk pengajaran. “Mengorganisasi” mengacu pada suatu tindakan, seperti
pemilihan isi, penataan isi, pembuatan diagram, format, dan lainnya yang setingkat dengan itu.

5
Strategi mengorganisasi isi pengajaran mengacu pada cara untuk membuat urutan
(sequencing) dan mensintesis (synthesizing) fakta, konsep, prosedur, dan prinsip yang berkaitan.
Sequencing mengacu pada pembuatan urutan penyajian isi bidang studi, dan synthesizing
mengacu pada upaya untuk menunjukkan kepada siswa keterkaitan antara fakta, konsep,
prosedur, atau prinsip yang terkandung dalam suatu bidang studi.
Strategi pengorganisasian dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
a. Strategi Mikro
Strategi mikro mengacu kepada metode untuk mengorganisasi isi pengajaran yang
berkisar pada satu konsep, prosedur, atauprinsip.
b. StrategiMakro
Strategi makro mengacu kepada metode untuk mengorganisasi isi pengajaran yang
melibatkan lebih dari satu konsep, prosedur,atau prinsip.
2. Delivery Strategy (Strategi Penyampaian)
Strategi penyampaian, yaitu metode untuk menyampaikan isi pembelajaran kepada siswa atau
untuk menerima serta merespon masukan yang berasal dari siswa. Contoh metode
penyampaian:
a. Metode Tanya Jawab
Dalam konsep ini kegiatan tanya jawab yang dilakukan baik oleh guru maupun oleh
siswa. Pertanyaan guru digunakan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir
secara kritis dan mengevaluasi cara berpikir siswa, sedangkan pertanyaan siswa merupakan
wujud keingintahuan. Tanya jawab dapat diterapkan antara siswa dengan siswa, guru dengan
siswa, siswa dengan guru, atau siswa dengan orang lain yang didatangkan ke kelas.
b. Metode Inkuiri/Penemuan
Merupakan siklus proses dalam membangun pengetahuan/konsep yang bermula dari
melakukan observasi, bertanya, investigasi, analisis, kemudian membangun teori atau konsep.
Siklus inkuiri meliputi; observasi, tanya jawab, hipotesis, pengumpulan data, analisis data,
kemudian disimpulkan.
c. Metode Kelompok Belajar
Adalah kelompok belajar atau komunitas yang berfungsi sebagai wadah komunikasi
untuk berbagi pengalaman dan gagasan. Prakteknya dapat berwujud dalam pembentukan
kelompok kecil atau kelompok besar serta mendatangkan ahli ke kelas, bekerja dengan kelas

6
sederajat, bekerja dengan kelas di atasnya, bekerja dengan masyarakat.
d. Metode Pemodelan
Dalam konsep ini kegiatan mendemontrasikan suatu kinerja agar siswa dapat
mencontoh, belajar atau melakukan sesuatu sesuai dengan model yang diberikan. Guru
memberi model tentang how to learn (cara belajar) dan guru bukan satu-satunya model dapat
diambil dari siswa berprestasi atau melalui media cetak dan elektronik.
e. Metode Refleksi
Yaitu melihat kembali atau merespon suatu kejadian, kegiatan dan pengalaman yang
bertujuan untuk mengidentifikasi hal yang sudah diketahui, dan hal yang belum diketahui agar
dapat dilakukan suatu tindakan penyempurnaan. Adapun realisasinya adalah pertanyaan
langsung tentang apa-apa yang diperolehnya hari itu, catatan dan jurnal di buku siswa, kesan
dan saran siswa mengenai pembelajaran pada hari itu, diskusi dan hasil karya.
3. Management Strategy (Strategi Pengelolaan)
Strategi pengelolan adalah metode untuk menata interaksi antara siswa dan variabel
metode pengajaran lainnya, yaitu variabel strategi pengorganisasian dan penyampaian isi
pengajaran. Strategi pengelolaan berkaitan dengan penetapan kapan suatu strategi atau
komponen suatu strategi tepat dipakai dalam suatu situasi pengajaran.
Terdapat empat hal yang perlu diperhatikan dalam strategi pengelolaan, yaitu:
1) Penjadwalan penggunaan strategipengajaran.
2) Pembuatan catatan kemajuan belajarsiswa.
3) Pengelolaanmotivasi.
4) Kontrol belajar.
C. Variabel Hasil dan Ragam Dimensinya dalamPembelajaran
Hasil pembelajaran adalah semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator tentang
nilai dari penggunaan suatu metode di bawah kondisi yang berbeda. Variabel hasil
pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) yaitu :
1. Keefektifan
Keefektifan pembelajaran biasanya diukur dengan tingkat pencapaian
isibelajar.Ada empat aspek penting yang dapat dipakai untuk mendeskripsikan
keefektifan pembelajaran yaitu:

7
a) Kecermatan penguasaan prilaku yang dipelajari atau seringdisebut dengan “tingkat
kesalahan”.
b) Kecepatan untukkerja.
c) Tingkat alihbelajar.
d) Tingkat retensi apa yang dipelajari.
2. Efisiensi
Efisiensi pembelajaran biasanya diukur dengan rasio antara keefektifan dan jumlah
waktu yang dipakai si belajar atau jumlah biaya pembelajaran yang digunakan.
3. DayaTarik
Daya tarik pembelajaran biasanya diukur dengan mengamati kecenderungan siswa
untuk tetap belajar. Daya tarik pembelajaran erat sekali kaitannya dengan daya tarik bidang
studi, dimana kualitas pembelajaran biasanya akan mempengaruhi keduanya. Itulah
sebabnya,pengukuran kecenderungan siswa untuk terus atau tidak terus belajar dapat
dikaitkan dengan proses pembelajaran itu sendiri atau dengan bidang studi.

D. Hubungan Antar Variabel dalam PerencanaanPembelajaran


1. Definisi Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan adalah suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat
berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil
kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan
(Uno, 2008:2). Sedangkan yang dimaksud pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau
perancangan (desain) sebagai upaya untuk mebelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar,
siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin
berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang diinginkan. Oleh karena itu pembelajaran memusatkan perhatian pada
“bagaimana membelajarkan siswa”, dan bukan pada “apa yang dipelajari siswa”. Adapun
perhatian terhadap apa yang dipelajari siswa merupakan bidang kajian kurikulum, yakni
mengenai apa isi pembelajaran yang harus dipelajari siswa agar dapat tercapainya tujuan
tersebut. Dalam kaitan ini hal-hal yang tidak bisa dilupakan untuk mencapai tujuan adalah
bagaimana cara manata interaksi antara sumber- sumber belajar yang ada agar dapat berfungsi
secara optimal.

8
Dalam konteks pengajaran, perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan
materi pelajaran, penggunaan media, pendekatan dan metode pembelajaran, dan penilaian
dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan.
Dalam konteks pembelajaran perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan
materi pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan dan metode
pengajaran dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan dilaksanakan pada masa
tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
2. Perencanaan pembelajaran melibatkan variable pembelajaran
Perencanaan pembelajaran diupayakan mencakup semua variabel pembelajaran yang
dirasa turut mempengaruhi belajar ada 3 variabel pembelajaran yang perlu dipertimbangkan
dalam merancang pembelajaran. Ketiga variabel tersebut adalah variabel kondisi, metodedan
variabel hasil pembelajaran. Kondisi pembelajaran mencakup semua variabel yang tidak dapat
dimanipulasi oleh perencana pembelajaran dan haurus diterima apa adanya. Yang termasuk
dalam variabel ini adalah tujuan pembelajaran, karakteristik bidang studi dan
karakteristiksiswa.
Adapun variabel metode pembelajaran mencakup semua cara yang dapat dipakai untuk
mencapai tujuan pembelajaran dalam kondisi tertentu. Yang termasuk dalam variabel ini adalah
strategi pengorganisasian pembelajaran, strategi penyampaian pembelajaran dan strategi
pengelolaan pembelajaran. Adapun variabel hasil pembelajaran mencakup semuaakibat yang
muncul dari dari penggunaan metode pada kondisi tertentu, seperti keefektifan pembelajaran,
efisiensi pembelajaran dan daya tarik pembelajaran.
3. Langakh-langkah Perencanaan dan PengembanganPembelajaran
Berpijak pada klasifikasi variabel-variabel pembelajaran di atas, dikembangkanlah langkah-
langkah perencanaan dan pengembangan pembelajaran sebagai berikut:

1) Analisis tujuan dan karakteristik bidangstudi


Analisis tujuan dan karakteristik isi bidang studi perlu dilakukan pada tahap awal
kegiatan perencanaan pembelajaran. Tujuan pembelajaran apa yang diharapkan dapat
dikuasai oleh siswa.
2) Analisis sumber belajar(kendala)

9
Sumber-sumber belajar apa yang tersedia dan dapat digunakan untuk menyampaikan
materi pelajaran serta dapat mendukung proses pembelajaran.
3) Analisis karakteristik siswa
Menganalisis karakteristik siswa untuk mengetahui ciri-ciri perorangan siswa. Ciri-ciri
yang dimaksud termasuk diantaranya adalahkematangan tingkat berfikir, motivasi anak,
kemampuan awal, bakat, gaya belajar, serta kebutuhan atau harapannya. Karakteristik
siswa harus dijadikan pijakan dalam merencanakan pembelajaran.
4) Menetapkan tujuan belajar dan isipembelajaran
Langkah menetapkan dan isi pembelajaran memuat rumusan tujuan khusus pembelajaran
atau kompetensi apa yang diharapkan dikuasai oleh siswa, serta tipe atau struktur isi
pembelajaran yang bagaimana yang dipelajri untuk mencapai tujuan belajar yang telah
ditetapkan tersebut.
5) Menerapkan strategi pengorganisasian isi/materi pembelajaran.
Strategi pengorganisasian isi/materi pembelajaran amatdipengaruhioleh tipe isi dan
struktur bidang studi yang dipelajari. Pengorganisasian materi pembelajaran dapat
dilakukan ditingkat makro (kurikulum/silabi) maupun tingkat mikro (satuan tatap
muka/SAP).
6) Menetapkan strategi penyampaian isipembelajaran
Langkah ini didasarkan pada hasil analisis sumber belajar dan kendala. Daftar sumber
belajar yang tersedia dijadikan dasar dalam memilih dan menetapkan strategi
penyampaian pembelajaran.
7) Menetapkan strategi pengelolaanpembelajaranLangkah ini amat tergantung pada hasil
analisis karakteristiksiswa. Karakteristik siswa dijadikan dasar untuk memilih dan
menetapkan strategi pengelolaan motivasional, kontrol belajar,dll.
8) Mengembangkan prosedur pengukuran hasil pembelajaran Pengukuran hasil
pembelajaran untuk mengetahui tingkatkeefektifan, efisiensi, dan daya tarik
pembelajaran. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui pengamatan, tes, hasil karya
siswa,dll.

10
E. Hubungan Variabel dalam Pelaksanaan dan EvaluasiPembelajaran
1. Pengertian EvaluasiPembelajaran
Istilah evaluasi berasal dari bahasa Inggris yaitu Evaluation yang artinya penilaian.
Evaluasi memiliki banyak arti yang berbeda, menurut Wang dan Brown dalam buku yang
berjudul Essentials of EducationalEvaluation, dikatakan bahwa “Evaluation refer to the act
or process to determining the value of something”, artinya “evaluasi adalah suatu tindakan
atau suatu proses untuk menentukan nilai daripada sesuatu”. Sesuai dengan pendapat tersebut
maka evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai tindakan atau suatu proses untuk
menentukan nilai segala sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu yang ada
hubungannya dengan dunia pendidikan.
Evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana,
dalam hal ini bagai mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum, bagaimana yang
belum dan apa sebabnya. Arikunto (1999:3).
Evaluasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui
keadaan suatu objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya dibandingkan dengan
suatu tolak ukur untuk memperoleh suatu kesimpulan. Fungsi utama evaluasi adalah
menelaah suatu objek atau keadaan untuk mendapatkan informasi yang tepat sebagai dasar
untuk pengambilan keputusan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah suatu proses mengumpulkan,
menganalisis dan menginterpretasi informasi secaras sistematik untuk mengetahui sejauh
mana ketercapaian tujuan pembelajaran.
2. Fungsi EvaluasiPembelajaran
Dalam keseluruhan proses belajar mengajar, secara garis besar evaluasi mempunyai
beberapa fungsi penting, yaitu:
 Sebagai alat guna mengetahui apakah peserta didik telah menguasai pengetahuan atau
ketrampilan yang telah diberikan oleh seorangguru.
 Untuk mengetahui kelemahan peserta didik dalam melakukankegiatan beajar.
 Mengetahui tingkat ketercapaian siswa dalam kegiatanbelajar.
 Sebagai sarana umpan balik bagi guru, yang bersumber darisiswa.
 Sebagai alat untuk mengetahui perkembangan belajarsiswa.
 Sebagai laporan hasil belajar kepada para orang tua walisiswa.

11
Apabila evaluasi dilihat dari masing-masing pihak, dapat di uraikan sebagai berikut:
a. Fungsi evaluasi pendidikan bagi guru
• Mengetahui kemajuan belajar pesertadidik.
• Mengetahui kedudukan masing-masing individu peserta didik dalam kelompoknya.
• Mengetahui kelemahan-kelemahan dalam cara belajarmengajar dalamPBM.
• Memperbaiki proses belajar mengajar.
• Menentukan kelulusan pesertadidik.
b. Bagi peserta didik, evaluasi pendidikanberfungsi:
o Mengetahui kemampuan dan hasilbelajar.
o Memperbaiki carabelajar.
o Menumbuhkan motivasi dalambelajar.
c. Bagi sekolah, evaluasi pendidikanberfungsi:
 Mengukur mutu hasilpendidikan.
 Mengetahui kemajuan dan kemunduransekolah.
 Membuat keputusan kepada pesertadidik.
 Mengadakan perbaikan kurikulum.
d. Bagi orang tua peserta didik, evaluasi pendidikanberfungsi:
• Mengetahui hasil belajaranaknya.
• Meningkatkan pengawasan dan bimbingan serta bantuan kepada anaknya dalam
usahabelajar.
• Mengarahkan pemilihan jurusan, atau jenis sekolah pendidikan lanjutan
bagianaknya.
e. Bagi masyarakat dan pemakai jasa pendidikan, evaluasiberfungsi:
 Mengetahui kemajuansekolah.
 Ikut mengadakan kritik dan saran perbaikan bagi kurikulum pendidikan pada
sekolah tersebut.
 Lebih meningkatkan partisipasi masyarakat dalamusahanya membantu
lembagapendidikan.
Jadi sangat jelas sekali hubungan antar variabel dalam pelaksanaan dan evaluasi
pembelajaran yaitu saling berkesinambungan karena untuk mengevaluasi hasil pembelajaran
harus dilakukan terlebih dahulu perencanaan pembelajaran sedangkan perencanaan

12
pembelajaran itu sendiri memerlukan ketiga variabel pembelajaran yang telah disebutkan diatas
sebagai acuan dalam pembuatan perencanaan pembelajaran.

F. Teori Belajar Kognitif


1. Pengertian Teori Belajar Kognitif
Kognitif merupakan kelompok ilmu dalam pendidikan. Kognitif secara etimologi
berasal dari kata “cognition” yang berarti mengetahui (Syah, 1995 dalam jurnal Khoirotul
Ni’amah dan Hafidzulloh S.M). Dari bahasa latin”Cogitare” yang artinya berfikir. Dalam
KBBI, kognitif berarti segala sesuatu yang melibatkan kognisi, berdasarkan pengetahuan
faktual yang empiris. Tidak seperti teori behavior dimana belajar merupakan perubahan tingkah
laku (R) yang muncul akibat individu menerima stimulus dari lingkungannya/seseorang
dikatakan telah belajar, jika ia menunjukkan respons/perubahan tingkah laku hasil dari stimulus
yang diterimanya. Berbeda dengan teori Behavior, teori kognitif berpendapat bahwa belajar
bukan hanya sekedar melibatkan stimulus dan respon, tetapi juga melibatkan proses berfikir
yang sangat kompleks.
Teori kognitif meliputi kegiatan-kegiatan mental yang sadar seperti berfikir,
mengetahui, memahami, dan dan kegiatan konsepsi mental seperti: sikap, kepercayaan, dan
pengharapan, yang kemudian itu merupakan factor yang menentukan di dalam perilaku. Di
dalam teori kognitif ini terdapat suatu interes yang kuat dalam jawaban (response) atas akibat
dari perilaku yang tertutup. (Yossita Wisman: jurnal 2020)
Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses dibanding hasil belajar. Teori belajar
ini lebih menekankan bahwa belajar merupakan proses yang terjadi dalam akal pikiran manusia.
Dalam teori kognitif, belajar pada prinsipnya adalah perubahan persepsi dan pemahaman yang
tidak selalu dapat dilihat sebagai perubahan tingkah laku yang kongkrit.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan, bahwa belajar menurut teori kognitif
merupakan suatu proses yang melibatkan aktivitas mental. Dimana belajar bukan hanya sekedar
melibatkan stimulus dan respon namun melibatkan aktivitas mental/psikis yang terjadi di dalam
diri manusia sebagai akibat dari interaksi aktif individu dengan lingkungannya sehingga
memperoleh suatu perubahan dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, tingkah laku,
keterampilan, nilai dan sikap yang bersifat relatif dan berbekas.

13
2. Tokoh-tokoh Teori Belajar Kognitif
a. JeanPiaget
Teoriperkembangankognitifdisebutjugasebagaiteoriperkembangan intelektual atau teori
perkembangan mental. Menurut Piaget, perkembangan kognitif anak terdiri atas beberapa tahap.
Dan menurutnya belajar akanlebihberhasil apabila disesuaikan dengan tahap perkembangan
kognitif peserta didik. Karenanya, dalam mengajar guru harus menyesuaikan dengan
perkembangan kognitif/kematangan berfikir anak.
Piaget membagi tahap perkembangan kognitif yang dilalui olehsiswa kedalam empat
tahap,yaitu:
1) Tahap sensorimotor (anak usia lahir-2tahun)
2) Tahap preoperational (anak usia 2-8tahun)
3) Tahap operational konkret (anak usia 7/8-12/14tahun)
4) Tahap operational formal (anak usia 14 tahunlebih)
Semakin tinggi tingkat kognitif seseorang maka semakin teratur dan juga semakin
abstrak cara berfikirnya. Karenanya, guru harus memahami tahap-tahap perkembangan kognitif
peserta didiknya, serta memberikan materi,metode,mediapembelajaranyangsesuaidengantahap-
tahaptersebut. Guru tidak dapat mengajarkan sesuatu pada peserta didik jika peserta didik belum
memiliki kesiapankematangannya.
b. Jerome Bruner
BerbedadenganPiaget,Brunermelihatperkembangankognitifmanusia sangat dipengaruhi
oleh bahasa yang biasa digunakan. Menurut Bruner untuk mengajarkan sesuatu tidak usah
menunggu sampai anak mancapai tahap perkembangan tertentu. Yang penting bahan pelajaran
harus ditata dan disesuaikan dengan baik maka dapat diberikan pada peserta didik. Dengan kata
lain, perkembangan kognitif seseorang dapat ditingkatkan dengan jalan mengatur bahan yang
akan dipelajari dan menyajikannya sesuai dengan tingkatperkembangannya.
Menurut bruner ada 3 tahap dalam perkembangan kognitif, yaitu :
1. Tahap Enaktif, yaitu tahap dimana siswa belajar dengan mengenali dan memahami
lingkungan dengan observasi pada obyekkonkret.
2. Tahap Ikonik, yaitu tahap belajar siswa menggunakangambar.
3. Tahap Simbolik, yaitu tahap siswa belajar memanipulasi lambang atau
simbol.TujuanpokokpendidikanmenurutBruneradalahguruharusmemandu para siswa

14
sehingga mereka dapat membangun basis pengetahuannya sendiri dan bukan karena
diajari mealuihafalan.
c. Robert M.Gagne
Menurut teori Gagne, belajar dipandang sebagai proses pengolahan informasi yang
terjadi dalam otak manusia. Ketika pembelajaran berlangsung, terjadi proses penerimaan
informasi, yang kemudian diolah sehingga dapat menghasilkan hasil belajar. Menurut teori
Robert M. Gagne, proses pemrosesan informasi dapat dijelaskan sebagaiberikut:
1) Rangsangan yang diterima pancaindra peserta didik disalurkan ke pusat syaraf dan di
proses sebagaiinformasi.
2) Informasi yang terkumpul kemudian dipilih secara selektif, ada yang dibuang dan ada
yang disimpan dalammemori.
3) Memori-memoriinitercampurdenganmemoriyangtelahadasebelumnya dan dapat
diungkap kembali setelah dilakukanpengolahan.
3. Prinsip-prinsip Teori Belajar Kognitif
a. Peserta didik merupakan pembelajar aktif dalam prosespembelajaran.
b. Pembelajaran menekankan pada pola pikir pesertadidik.
c. Berpusat pada cara peserta didik mengingat, memperoleh kembali dan menyimpan
informasi dalamingatannya.
d. Menekankan pada pengalaman belajar, dengan memandang pembelajaran sebagai
proses aktif di dalam diri pesertadidik.
e. Hasil pembelajaran tidak hanya bergantung pada informasi yang disampaikan guru,
tetapi juga cara peserta didik dalam memproses informasitersebut.
4. Aplikasi Teori Belajar Kognitif
a. Dalammengajarhendaknyagurumenggunakanbahasayangsesuaidengancara berfikir
anak karena pemrosesan bahasa dan cara berpikir anak berbeda dengan orangdewasa.
b. Bahan yang dipelajari anak hendaknya dirasakan baru tetapi tidakasing.
c. Berikan peluang agar anak belajar sesuai tahapperkembangannya
d. Didalamkelas,anak-anakhendaknyadiberikesempatanuntuksalingberbicara dan
berdiskusi denganteman-temanya.
e. Memusatkan perhatian pada cara berpikir atau proses mental anak, tidak hanya
kepada hasilnya.

15
f. Mengutamakan peran siswa agar mereka berinisiatif sendiri dan terlibat aktif dalam
kegiatanbelajar.
g. Memaklumi adanya perbedaan antar individu dalam hal kemajuan perkembangan
karena meskipun seluruh siswa tumbuh dan melewati urutan perkembangan yang
sama, namun pertumbuhan itu berlangsung dalam kecepatan yang berbeda. Seningga
guru harus mengatur agar kegiatan di dalam kelasyangterdiridariindividu-
individuberbedakedalamkelompok-kelompok kecil siswa daripada aktivitas dalam
bentukklasikal.
h. Memastikan siswa untuk saling berinteraksi sehingga terjadi pertukaran gagasan-
gagasan perkembanganpenalaran.
5. Kelebihan dan Kekurangan Teori BelajarKognitif
a. Kelebihan
 Dalam pembelajaran, guru hanya memberikan dasar-dasar dari materi yang akan
diajarkan, sedangkan untuk pengembangan materinya diserahkan pada peserta
didik. Sehingga peserta didik aktif dan terlibat langsung dalam kegiatan
pembelajaran serta memiliki pemahaman yg mendalam.
 Dengan menerapkan teori ini, guru dapat memaksimalkan ingatan yang dimiliki
peserta didik sehingga peserta didik dapat mengingat semua materi-materi
yangdiberikan.
 Menjadikan siswa lebih kreatif danmandiri.
b. Kekurangan
 Teori ini lebih menekankan pada kemampuan ingatan peserta didik sehingga guru
terkadang menganggap semua peserta didik itu memiliki kemampuan daya ingat
yang sama dan tidakdibeda-bedakan.
 Jika dalam pembelajarannya hanya menggunakan teori belajar kognitif saja,
peserta didik akan tidak mengerti sepenuhnya tentang materi yang diberikan dan
akan mengalami kesulitan dalam kegiatanpraktek.
6. Implikasi Teori BelajarKognitif
a. Mendorong kemandirian dan inisiatif siswa dalambelajar.
b. Kaitkan pengetahuan baru dengan hal-hal yang telah diketahui dan diyakini
siswa.

16
c. Merencanakan kegiatan-kegiatan pembelajaran yang membuat siswa aktif
berpikir.
d. Guru mengajukan pertanyaan dan memberikan jeda waktu kepada siswa untuk
merespon.
e. Mendorong siswa berpikir tingkattinggi.
f. Siswa terlibat secara aktif dalam dialog atau diskusi dengan guru dan siswa
lainnya.
g. Siswa terlibat dalam pengalaman yang menantang dan mendorong terjadinya
diskusi.
h. Guru memberikan data mentah, sumber-sumber utama, dan materi-materi
pembelajaran yanginteraktif.

G. Teori BelajarKonstruktivisme
1. Pengertian Teori Belajar Konstruktivisme
Secara bahasa, kata konstruktivisme berasal dari bahasa inggris yaitu "to
construct"yangberartimembentuk.Secaraistilah,teorikonstruktivismemerupakan
teoriyangmenyatakanbahwapengetahuanyangdimilikiseseorangmerupakanhasil konstruksi dari
kegiatan atau tindakan yang dilakukan seseorang. Pengetahuan tersebut berasal dan ada dalam
dalam diri seseorang, hasil dari pengalaman yang didapatkannya.
Menurut teori ini, proses membentuk pengetahuan berlangsung secara bertahap dan
pembentukan pengetahuan ini akan selalu dihadapkan pada pengalaman atau fenomena baru
yang dijumpai oleh seorang individu. Lanjutnya menurut Trianto (2009) teori konstruktivis ini
menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi
kompleks, mengecekinformasi baru dengan aturan- aturan lama dan merevisinya apabila aturan-
aturan itu tidak lagi sesuai. Atau bisa dibilang bahwa konstruktivisme merupakan suatu proses
dimana anak secara aktif membangun sistem arti dan pemahaman mereka sendiri melalui
pengalaman dan interaksi mereka.
Menurut Coburn & Derry sebagaimana dikutip oleh Isjoni (dalam jurnal M. Nugroho
Adi Saputro dan Poetri Leharia Pakpahan) menyatakan bahwa kostruktivisme adalah cabang
dari teori kognitivisme. Bila ditelusur kebelakang teori kognitivisme tersebut didasarkan atas
teori Jean Piaget dan Lev Vygotsky. Hingga dalam perkembangannya Jean Piaget Jean Piaget

17
dikenal sebagai Piaget Consturctivism Cognitive dan Vygotsky dikenal sebagai Vygotsky
Constructivism Social. Kemudian keduanya dalam teori belajar dikenal sebagai mazhab
konstruktivisme
Jadi, dapat disimpulkan bahwa teori belajar konstuktivisme merupakan teori belajar
yang menyatakan bahwa pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan
hasilkonstruksidarikegiatanatautindakanseseorang,dapatberasaldaridirisendiri maupun orang
lain yang dapat dijadikan siswa untuk mengevaluasi maupun memperbaiki pemahaman atau
pengetahuan yang dimiliki siswatersebut.
2. Tokoh-tokoh Teori BelajarKonstruktivisme
a. JeanPiaget
Piaget berpendapat bahwa teori konstruktivisme adalah proses belajar untuk
menemukan teori atau pengetahuan yang dibangun dari realita. Guru hanya berperan sebagai
fasilitator atau moderator dalam pembelajaran. Piaget menyatakan bahwa ilmu pengetahuan
dibangun dalam pikiran anak melalui kegiatan asimilasi dan akomodasi sesuai skemata yang
dimilikinya.
Menurut Piaget, proses mengkontruksi pengetahuan meliputi skemata, asimilasi,
akomodasi, dan keseimbangan.
1) Skemata merupakan sekumpulan konsep yang digunakan ketikaseseorang
berinteraksi denganlingkungan.
2) Asimilasi merupakan proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan
persepsi,konsepataupunpengalamanbarukedalamskemaataupolayang sudah ada
dalampikirannya.
3) Akomodasi terjadi untuk membentuk skema baru yang cocok dengan rangsangan
yang baru atau memodifikasi skema yang telah ada, sehingga cocok dengan
rangsangantersebut.
4) Sedangkan keseimbangan atau ekuilibrasi terjadi antara asimilasi dan akomodasi.
b. Jerome Bruner
Bruner sangat mendorong agar pendidikan mengutamakan pada pengembangan
berpikir. Ia banyak memberikan pandangan tentang perkembangan kognitif manusia,
bagaimana manusia belajar atau memperoleh pengetahuan, menyimpan pengetahuan, dan
mentransformasikan pengetahuan tersebut .Bruner menyatakan bahwa siswa harus terlibat

18
secara aktif mentalnya agar dapat mengenal konsep dan struktur dalam materi yang
dibicarakan.
Menurut teori ini, belajar akan lebih berhasil jika prosesnya diarahkan pada konsep-
konsep dan struktur-struktur yang termuat dalam tema yang diajarkan. Dengan mengenal
konsep dan struktur yang tercakup dalam tema yang dibicarakan, anak akan memahami materi
yang akan dikuasainya. Anak juga akan mencari hubungan antar konsep dan struktur tersebut
sehingga materi menjadi lebih mudah dipahami dan diingat oleh anak. Karenanya dalam
belajar, siswa haruslah terlibat secara aktif mentalnya agar ia dapat mengenal konsep dan
struktur dalam materi yangdibicarakan.
Menurut Bruner, belajar harus melibatkan tiga proses yang terjadi hampir selalu
bersamaan. Ketiga proses belajar tersebut, yaitu : (1) Memperoleh informasi baru; (2)
Transformasi informasi; dan (3) Menguji relevansi informasi dengan ketepatan pengetahuan.
c. LevVygotsky
Menurut Vygotsky, perkembangan intelektual dapat ditinjau dari konteks historis dan
budaya pengalaman anak. Perkembangan intelektual juga tergantung pada sistem-sistem isyarat
yang mengacu pada simbol-simbo lyang diciptakan untuk membantu orang berpikir,
berkomunikasi, dan memecahkan masalah.
Vygotsky menghendaki adanya setting kelas berbentuk kooperatifantar kelompok siswa
dengan kemampuan berbeda-beda, sehingga mereka dapat berinteraksi dan memunculkan
strategi dalam memecahkan masalah. Dalam proses pembelajaran, Vygotsky juga menekankan
pada perancahan (scaffolding), sehingga semakin lama siswa akan semakin dapat mengambil
tanggung jawab untuk pembelajarannyasendiri.
3. Prinsip-prinsip Teori BelajarKonstruktivisme
a. Pengetahuan dibangun oleh siswasendiri.
b. Pengetahuan tidak hanya sekedar dipindahkan dari guru kemurid, tetapi didapatkan
dengan keaktifan murid sendiri untukmenalar.
c. Murid aktif mengkontruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan
konsepilmiah.
d. Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses kontruksi
berjalanlancar.
e. Struktur pembalajaran seputar konsep utama pentingnya sebuahpertanyaan.

19
4. Aplikasi Teori BelajarKonstruktivisme
a. Kembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan cara
bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksikan sendiri pengalaman
dan keterampilanbarunya.
b. Laksanakan kegiatan inquiri untuk topicpembelajaran
c. Mengembangkan sifat ingin tahu siswa denganbertanya.
d. Didalamkelas,anak-anakdiberipeluanguntuksalingberbicaradanberdiskusi dengan
teman-temanya, sehingga dapat memperoleh hasil belajar berupa keterampilan
akademik, inquiry dansosial.
e. Memberikankesempatankepadasiswauntukmengmbangkanide-idenyasecara
lebihbebas.
f. Menempatkan siswa sebagai kekuatan timbulnya interes (minat), untuk
membuathubunganide-ideataugagasan-gagasan,kemudianmemformulasikan kembali
ide-ide tersebut, serta membuatkesimpulan-kesimpulan.
5. Kelebihan dan Kekurangan Teori BelajarKonstruktivisme
a. Kelebihan
 Berfikirartinya,dalamprosesmembinapengetahuanbarumuriddiajarkan
untukberfikirdalammenyelesaikanmasalahatausebuahstudikasusserta
mengembangkanya menjadi sebuah ide atau membuatkeputusan.
 Faham artinya, dalam proses pembelajaran murid harus terlibat langsung dalam
mengembangkan sebuah pengetahuan baru, sehingga pesertadidik akan lebih
faham akanmaterinya.
 Daya ingat artinya, dalam proses pembelajaran anak harus terlibat secara langsung
dan aktif, dengan begitu mereka akan mengingat lebih lama semua konsep yang
ada sehingga murid akan memiliki daya ingat yang baik dan akan yakin dalam
menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam situasibaru.
 Kemahiran sosial artinya, dalam proses belajar kemahiran sosial diperoleh apabila
seorang murid berinteraksi dengan guru dan rekan dalam membina pengetahuan
baru.
 Seronok artinya, dalam proses belajar peserta didik pastinya akan terlibat secara
terus menerus sehingga semakin lama mereka akan faham, ingat, dan lebih yakin

20
lagi dalam memutuskan sebuah pengetahuan baru. Apabila peserta didik
melakukan interaksi secara sehat dengan guru atau rekan, maka mereka akan
berasa seronok belajar dalam membina pengetahuanbaru.
b. Kekurangan
 Guru kadang tidak memperhatikan muridnya secara keseluruhan semisal tidak
pernah memberi kesempatan pada peserta didik untuk menyelesaikan suatu
masalah atau berdiskusi sehingga peserta didik hanya mendapat pembelajaran
yang itu-itu saja dan pola pikir peserta didik tidak berkembang.
 Dalam pembelajaran, guru terkadang hanya memberi penjelasan saja dan peserta
didik hanya memahami saja tanpa terlibat secara langsung dalam mengaplikasikan
sebuah situasi baru.
 Guru yang berperan sebagai orang yang kaku dan harus ditakuti peserta didik.
Seharusnya, guru berperan sebagai teman bagi peserta didiknya sehingga peserta
didik dapat beriteraksi dengan baik dalam membina pengetahuan baru.
 Apabila peserta didik tidak dilibatkan dalam pembelajaran praktik maka daya ingat
dan pengetahuan peserta didik tidak akan berkembang dengan baik, dan apabila
peserta didik hanya diberi materi baru pasti materi sebelumnya akan dilupakan.

6. Implikasi Teori Belajar Konstruktivisme


a. Siswa dapat belajar melalui pengamatan dan pemberian pengalaman kepada siswa.
b. Untukmengkonstruksipengetahuanpadasiswa,pembelajaranlebihdidasarkan pada
permasalahan sehari –hari.
c. Pemecahan masalah dapat dilakukan melalui pemikiran pribadi siswa danakan lebih
baik berasal dari tukar pemikiran dengan orang lain untuk memperkaya
pengetahuansiswa.
d. Pembelajaran berpusat padasiswa.
e. Guru bukan satu-satunya pusat informasi dan yang palingtahu.
f. Guru hanya salah satu sumber belajar atau sumberinformasi.Bisa menggunakan
sumber belajar lain seperti teman sebaya, perpustakaan, alam, laboratorium, televisi,
koran daninternet

21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Variabelpembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi tiga macamyaitu:

1. Variabel kondisi pembelajaran, yaitu faktor faktor yang mempengaruhi


efekmetodedalammeningkatkanhasilpembelajaran.Regeiluth,CharlesM. 1983. mengelompokkan
variabel kondisi pembelajaran menjadi tiga yaitu :
a. Tujuan dan karakteristik bidang studi
b. Kendala dan karakteristik bidangstudi
c. Karakteristiksiswa
2. Variabelmetode pembelajaran, yaitu : cara-cara yang berbeda untuk mencapai hasil
pembelajaran yang berbeda dibawah kondisi yang berbeda. Variabel metode pembelajaran
diklasifikasikan lebih lanjut menjadi tiga, yaitu:
a. Strategipengorganisasian
b. Strategipenyampaian
c. Strategipengelolaan
3. Variabel hasil pembelajaran, yaitu : semua efek yang dapat dijadikan sebagai indikator
tentang nilai dari penggunaan metode pembelajaran dibawah kondisi yang berbeda. Variabel
hasil pembelajaran juga diklasifikasikan menjadi tiga,yaitu:
d. Keeektifan
e. Efisien
f. Daya tarik
Salah satu aspek penting yang menunjang keberhasilan dalam pendidikan adalah proses
pembelajaran. Pembelajaran merupakan suatu usaha sadar dan terencana yang dilakukan
dengan cara menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran yang optimal, efektif
danefisienuntukpesertadidik. Prosespembelajarandapat berlangsungefektif,efisiendan optimal
jika dalam penyusunan proses pembelajarannya didukung dan didasari oleh pengetahuan yang
mumpuni mengenai teoribelajar.

22
Teori belajar merupakan suatu teori yang di dalamnya terdapat tata cara pengaplikasian
kegiatan belajar mengajar antara guru dan siswa, perancangan metode pembelajaran yang akan
dilaksanakan di kelas maupun di luar kelas. Banyak teori belajar yang dikemukakan oleh para
ahli psikologi, disebabkan karena para ahli Psikologi yang masih belum puas dengan penjelasan
teori-teori terdahuluya tentang belajar. Seperti teori belajar Kognitif dan Konstruktivisme.
Teori kognitif berpendapat bahwa belajar tidak hanya melibatkan hubungan antara
stimulus dan respon namun melibatkan juga proses berpikir yang sangat kompleks serta lebih
mementingkan proses belajar disbanding hasil. Pengetahuan dibangun dalam diri seseorang
melalui proses interaksi yang bersinambungan dengan lingkungan. Sedangkan teori
konstruktivisme berpendapat bahwa dalam pembelajaran, pengetahuan yang dimiliki seseorang
merupakan hasil konstruksi dari kegitaan atau tindakan yang dilakukan seseorang, dapat berasal
dari diri sendiri maupun orang lain yang dapat dijadikan siswa untuk mengevaluasi maupun
memperbaiki pemahaman atau pengetahuan yang
dimilikinya.Dalamteoriini,belajardanmengajarlebihberfokusterhadapsuksesnyasiswa
mengorganisasi pengalamanmereka

B. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalahiniakan tetapi
pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan
masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran
yangmembangundariparapembacasangatpenulisharapkansebagaibahanevaluasiuntuk
kedepannya.
Dari pembahasan tentang taksonomi Variabel Pembelajaranmakadisarankan kepada
pendidik untuk melaksanakan variabel-variabel tersebut sesuai dengan pengklasifikasian
variabel, sehingga dalam kegiatanpembelajaran seorang pendidik mampu melihat aspek-aspek
apa saja yang ada pada pembelajaran.

23
DAFTAR PUSTAKA

Kumala,Farida Nur. (2016). Pembelajaran Ilmu PengetahuanAlamdi Sekolah Dasar.

Malang: Ediideinfografika.

Khoirotul Ni’amah dan Hafidzulloh (2021). Teori Pembelajaran Kognitivistik Dan Aplikasinya
Dalam Pendidikan Islam. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Raushan Fikr. Vol.10, 206.

M. Nugroho Adi Saputro dan Poetri Leharia Pakpahan (2021). Mengukur Keefektifan Teori
Konstruktivisme Dalam Pembelajaran. JOEAI (Journal of Education and Instruction).
Volume 4, 28.

Reigeluth, C. M. 1983. Instructioanl design theories and models: An overview of their current
status. Volume I. New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers.

Suharsimi, Arikunto. 1999. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Uno, Hamzah B. 2008. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Yamin,
Martinis. 2007. Profesionalisasi Guru & Implementasi KTSP. Jakarta :Gaung Persada
Press.

Yossita Wisman (2020). Teori Belajar Kognitif Dan Implementasi Dalam Proses Pembelajaran.
Jurnal Ilmiah Kanderang Tingang. Vol.11 No.1, 209

24

Anda mungkin juga menyukai