“Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Pembelajaran”
DOSEN PENGAMPU:
Dr. USMAN NOER, M. Ag
DISUSUN OLEH:
MUHAMMAD IRSAN (17.1100.0850)
ASRULLAH (18.1100.074)
ARSY.M (2020203886208032)
ASRUNI RIANTINI (2020203886208033)
M. GUNAWAN (2020203886208034)
A. RIFALDI TEGAR (2020203886208035)
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah Subhanahu Wata’ala atas berkat limpahan
Rahmat dan karunia-Nyalah sehingga kita masih diberi kesehatan serta umur yang panjang. Tak
lupa pula shalawat dan salam kita kirimkan kepada baginda Rasulullah Muhammad Shallallahu
‘alaihi wasallam sebagai suri tauladan ummat manusia sepanjang zaman hingga hari Kiamat.
Alhamdulillah ‘alaa kulli haal atas izin Allah kami dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Strategi Contextual Teaching and Learning”. Makalah ini di susun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Strategi Pembelajaran, selain itu penulisan makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan pembaca serta penulis mengenai Strategi Pembelajaran Ekspositori.
Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada bapak Dr. Usman, S.Ag, M.Ag selaku
dosen pengampuh mata kuliah Strategi Pembelajaran yang telah memberikan tugas ini sehingga
dapat menambah wawasan dan pengetahuan pada bidang yang kami tekuni. Kami juga
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang terlibat membantu kami dalam proses
penyusunan makalah ini hingga selesai.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini masih jauh dari kata sempurna
sehingga masih membutuhkan banyak perbaikan, maka dari itu saran dan masukan yang bersifat
membangun sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan dalam penyusunan makalah berikutnya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................3
2.1 Pengertian CTL (contextual teaching and learning)........................................................3
2.2 Ciri-Ciri Pembelajaran CTL..............................................................................................5
2.3 Prinsip-prinsip Pendekatan Contextual Teaching Learning...........................................7
2.4 Komponen utama pembelajaran CsTL (menurut depdiknas)........................................7
2.5 Langkah-Langkah Pembelajaran CTL.............................................................................9
2.6 Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran CTL..............................................................9
BAB III PENUTUP......................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................11
3.2 Saran...................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertianCTL (contextual teaching & learning).
2. Untuk mengetahui ciri-ciri pembelajaran CTL.
3. Untuk mengetahui prinsip-prinsip CTL.
4. Untuk mengetahui komponen utama dalam pembelajaran CTL.
5. Untuk mengetahui langkah-langkah dalam menerapkan pembelajaran CTL.
6. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran CTL
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
komponen utama pembelaaran efektif, yakni: konstruktivisme (constructivism), bertanya
(questioning), menemukan (inquiri), masyarakat belajar (learning community), pemodelan
(modeling), dan penilaian sebenarnya (authentic assessment)".
Menurut teori pembelajaran kontekstual, pembelajaran terjadi hanya ketika siswa (peserta
didik) memproses informasi atau pengetahuan baru sedemikian rupa sehingga dapat terserap
kedalam benak mereka dan mereka mampu menghubungannya dengan kehidupan nyata yang
ada di sekitar mereka. Pendekatan ini mengasumsikan bahwa pikiran secara alami akan mencari
makna dari hubungan individu dengan linkungan sekitarnya.
Berdasarkan pemahaman di atas, menurut metode pembelajaran kontekstual kegiatan
pembelajaran tidak harus dilakukan di dalam ruang kelas, tapi bisa di laboratorium, tempat kerja,
sawah, atau tempat-tempat lainnya. Mengharuskan pendidik (guru) untuk pintar-pintar memilih
serta mendesain linkungan belajar yang betul-betul berhubungan dengan kehidupan nyata, baik
konteks pribadi, sosial, budaya, ekonomi, kesehatan, serta lainnya, sehingga siswa memiliki
pengetahuan/ ketrampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif
pemahamannya.
Dalam linkungan seperti itu, para siswa dapat menemukan hubungan bermakna antara ide-ide
abstrak dengan aplikasi praktis dalam konteks dunia nyata; konsep diinternalisasi melalui
menemukan, memperkuat, serta menghubungkan. Sebagai contoh, kelas fisika yang mempelajari
tentang konduktivitas termal dapat mengukur bagaimana kualitas dan jumlah bahan bangunan
mempengaruhi jumlah energi yang dibutuhkan untuk menjaga gedung saat terkena panas atau
terkena dingin. Atau kelas biologi atau kelas kimia bisa belajar konsep dasar ilmu alam dengan
mempelajari penyebaran AIDS atau cara-cara petani bercocok tanam dan pengaruhnya terhadap
lingkungan.
Tujuan CTL:
1. Model pembelajaran CTL ini bertujuan untuk memotivasi siswa untuk memahami makna
materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks
kehidupan mereka sehari-hari sehingga siswa memiliki pengetahuan atu ketrampilan
yang secara refleksi dapat diterapkan dari permasalahan kepermasalahan lainya.
2. Model pembelajaran ini bertujuan agar dalam belajar itu tidak hanya sekedar menghafal
tetapi perlu dengan adanya pemahaman
3. Model pembelajaran ini menekankan pada pengembangan minat pengalaman siswa.
4
4. Model pembelajaran CTL ini bertujuan untuk melatih siswa agar dapat berpikir kritis dan
terampil dalam memproses pengetahuan agar dapat menemukan dan menciptakan sesuatu
yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain
5. Model pembelajaran CTL ini bertujun agar pembelajaran lebih produktif dan bermakna
6. Model pembelajaran model CTL ini bertujuan untuk mengajak anak pada suatu aktivitas
yang mengkaitkan materi akademik dengan konteks kehidupan sehari-hari
7. Tujuan pembelajaran model CTL ini bertujuan agar siswa secara individu dapat
menemukan dan mentrasfer informasi-informasi komplek dan siswa dapat menjadikan
informasi itu miliknya sendiri.
5
Model pembelajaran ini menekankan bahwa semua proses pembelajaran yang dilakukan
di dalam kelas harus punya arti bagi siswa sehingga mereka dapat mengkaitkan materi
pelajaran dengan kehidupan siswa.
c. Belajar yang diatur sendiri (Self-Regulated Learning)
Pembelajaran yang diatur sendiri, merupakan pembelajaran yang aktif, mandiri,
melibatkan kegiatan menghubungkan masalah ilmu dengan kehidupan sehari-hari dengan
cara-cara yang berarti bagi siswa. Pembelajaran yang diatur siswa sendiri, memberi
kebebasan kepada siswa menggunakan gaya belajarnya sendiri
d. Bekerjasama (collaborating) Siswa dapat bekerja sama.
Guru membantu siswa bekerja secara efektif dalam kelompok, membantu mereka
memahami bagaimana mereka saling mempengaruhi dan saling berkomunikasi.
e. Berpikir kritis dan kreatif (Critical dan Creative Thinking)
Pembelajaran kontekstual membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir tahap
tinggi, nerpikir kritis dan berpikir kreatif. Berpikir kritis adalah suatu kecakapan nalar secara
teratur, kecakapan sistematis dalam menilai, memecahkan masalah menarik keputusan,
memberi keyakinan, menganalisis asumsi dan pencarian ilmiah. Berpikir kreatif adalah suatu
kegiatan mental untuk meningkatkan kemurnian, ketajaman pemahaman dalam
mengembangkan sesuatu.
f. Mengasuh atau memelihara pribadi siswa (Nuturing The Individual)
Dalam pembelajaran kontekstual siswa bukan hanya mengembangkan kemampuan-
kemampuan intelektual dan keterampilan, tetapi juga aspek-aspek kepribadian: integritas
pribadi, sikap, minat, tanggung jawab, disiplin, motif berprestasi, dsb. Guru dalam
pembelajaran kontekstual juga berperan sebagai konselor, dan mentor. Tugas dan kegiatan
yang akan dilakukan siswa harus sesuai dengan minat, kebutuhan dan kemampuannya.
g. Mencapai standar yang tinggi (Reaching High Standards)
Pembelajaran kontekstual diarahkan agar siswa berkembang secara optimal, mencapai
keunggulan (excellent). Tiap siswa bisa mencapai keunggulan, asalkan sia dibantu oleh
gurunya dalam menemukan potensi dan kekuatannya.
h. Menggunakan Penilaian yang otentik (Using Authentic Assessment)
Penilaian autentik menantang para siswa untuk menerapkan informasi dan keterampilan
akademik baru dalam situasi nyata untuk tujuan tertentu. Penilaian autentik merupakan
6
antitesis dari ujian stanar, penilaian autentik memberi kesempatan kepada siswa untuk
menunjukkan kemampuan terbaik mereka sambil mempertunjukkan apa yang sudah mereka
pelajari.
7
b) Menemukan (Inquiry). Menemukan merupakan bagaian inti dari kegiatan pembelajaran
berbasis kontekstual Karena pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa
diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta tetapi hasil dari menemukan
sendiri. Kegiatan menemukan (inquiry) merupakan sebuah siklus yang terdiri dari:
1. observasi (observation)
2. Bertanya (questioning)
3. Mengajukan dugaan (hiphotesis)
4. Pengumpulan data (data gathering)
5. Penyimpulan (conclusion).
c) Bertanya (Questioning). Pengetahuan yang dimiliki seseorang selalu dimulai dari
bertanya. Bertanya merupakan strategi utama pembelajaan berbasis kontekstual. Kegiatan
bertanya berguna untuk:
1. Menggali informasi
2. Menggali pemahaman siswa
3. Membangkitkan respon kepada siswa
4. Mengetahui sejauh mana keingintahuan siswa
5. Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa
6. Memfokuskan perhatian pada sesuatu yang dikehendaki guru
7. Membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa, untuk menyegarkan
kembali pengetahuan siswa.
d) Masyarakat Belajar (Learning Community). Konsep masyarakat belajar menyarankan
hasil pembelajaran diperoleh dari hasil kerjasama dari orang lain. Hasil belajar diperolah
dari ‘sharing’ antar teman, antar kelompok, dan antar yang tau ke yang belum tau.
Masyarakat belajar tejadi apabila ada komunikasi dua arah, dua kelompok atau lebih
yang terlibat dalam komunikasi pembelajaran saling belajar.
e) Pemodelan (Modeling). Pemodelan pada dasarnya membahasakan yang dipikirkan,
mendemonstrasi bagaimana guru menginginkan siswanya untuk belajar dan malakukan
apa yang guru inginkan agar siswanya melakukan. Dalam pembelajaran kontekstual, guru
bukan satu-satunya model. Model dapat dirancang dengan melibatkan siswa dan juga
mendatangkan dari luar.
8
f) Refleksi (Reflection). Refleksi merupakan cara berpikir atau respon tentang apa yang
baru dipelajari aau berpikir kebelakang tentang apa yang sudah dilakukan dimasa lalu.
Realisasinya dalam pembelajaran, guru menyisakan waktu sejenak agar siswa melakukan
refleksi yang berupa pernyataan langsung tentang apa yang diperoleh hari itu.
g) Penilaian yang sebenarnya (Authentic Assessment). Penialaian adalah proses
pengumpulan berbagai data yang bisa memberi gambaran mengenai perkembangan
belajar siswa. Dalam pembelajaran berbasis CTL, gambaran perkembangan belajar siswa
perlu diketahui guru agar bisa memastikan bahwa siswa mengalami pembelajaran yang
benar. Fokus penilaian adalah pada penyelesaian tugas yang relevan dan kontekstual serta
penilaian dilakukan terhadap proses maupun hasil.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembelajaran CTL adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi
yang diajarkannya denagan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan menerapkan kehidupan sehari-hari,dengan melibatkan
tujuh komponen utama dalam pembelajaran CTL yaitu kontruktivisme, inquiri, bertanya,
modeling,dll. Pembelajaran kontektual bertujuan membekali siswa denganpengetahuan yang
lebih bermakna, secara fleksibel dapat diterapkan dari suatu permasalahan kepermasalahan lain
dan dari satu kontek ke kontek lainnya.
3.2 Saran
Guru harus dapat menyajikan dunia nyata atau benda-benda konkret saat pembelajaran
sehingga siswa dapat membuat hubungan antara pengetahuan yang diperolehnya dengan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, agar tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat
tercapai.
11
DAFTAR PUSTAKA
Budiningsih, C.Asri., DR. 2005 Belajar dan Pembelajaran . Jakarta: Rineka Cipta.
Johnson, E.B. 2002. Contextual Teaching and Learning, what it is and why it’s here stay.
California: Corrwin Prees
Sudjana, Nana. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru
12