PEMBELAJARAN
”Model Contextual Teaching & Learning (CTL)”
DOSEN PEMBIMBING : Mustamin Gau, S.Pd, M.Si
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
Penyusun
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat ditarik rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan pendekatan CTL?
2. Apa saja prinsip-prinsip pendekatan CTL?
3. Bagaimana karakteristik pendekatan CTL?
4. Apa saja komponen-komponen dalam CTL?
5. Apa tujuan dari pendekatan CTL?
6. Bagaimana langkah-langkah pendekatan CTL?
1
7. Apa kelebihan dan kelemahan pendekatan CTL?
C. Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian pendekatan CTL.
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pendekatan CTL.
3. Untuk mengetahui karakteristik pendekatan CTL.
4. Untuk mengetahui komponen-komponen dalam CTL.
5. Untuk mengetahui tujuan dari pendekatan CTL.
6. Untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah pendekatan CTL.
7. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan pendekatan CTL.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
aktif dan membentuk hubungan antara pengetahuan dan aplikasinya dalam
kehidupan mereka.
4
1. Melakukan hubungan yang bermakna (Making Meaningfull Connection).
Siswa dapat bekerja sama. Guru dan siswa bekerja secara efektif
dalam kelompok, guru membantu siswa memahami bagaimana mereka saling
mempengaruhi dan saling berkomunikasi.
5
Berpikir kreatif adalah suatu kegiatan mental untuk meningkatkan kemurnian,
ketajaman pemahaman dalam mengembangkan sesuatu.
6
1. Konstruktivisme (constructivism)
Konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofis) pembelajaran
kontekstual, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi
sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak
seakan-akan. Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep atau
kaidah yang siap diambil dan diingat. Manusia harus mengkonstruksi
pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengamatan nyata, karena
pengetahuan tumbuh dan berkembang melalui pengalaman nyata.
2. Menemukan (inquiry)
Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan berbasis CTL.
Metode inquiry merupakan metode yang mempersiapkan peserta didik pada
situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang
terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan
mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan penemuan yang satu
dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukannya dengan
yang ditemukan siswa lain.
3. Bertanya (questioning)
Bertanya merupakan strategi utama dalam pembelajaran berbasis
kontekstual. Kegiatan bertanya berguna untuk menggali informasi, menggali
pemahaman siswa, membangkitkan respon kepada siswa, mengetahui sejauh
mana keingintahuan siswa, mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa,
memfokuskan perhatian pada sesuatu yang dikehendaki guru, serta
membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa untuk menyegarkan
kembali pengetahuannya.
4. Masyarakat belajar (learning community)
Konsep masyarakat belajar menyarankan hasil pembelajaran diperoleh
dari kerjasama dengan orang lain. Guru dalam pembelajaran kontekstual
(CTL) selalu melaksanakan pembelajaran dalam kelompok-kelompok yang
anggotanya heterogen. Siswa yang pandai mengajari yang lemah, yang sudah
tahu memberi tahu ke yang belum tahu, dan seterusnya. Sehingga kelompok
7
siswa bisa sangat bervariasi bentuknya, keanggotaannya, jumlah bahkan bisa
melibatkan siswa di kelas atasnya atau guru melakukan kolaborasi dengan
mendatangkan ahli ke kelas.
5. Pemodelan (modeling)
Proses pembelajaran keterampilan atau pengetahuan tertentu perlu ada
model yang bisa ditiru. Tugas guru memberi model tentang bagaimana cara
bekerja. Guru bukan satu-satunya model dalam pembelajaran CTL karena
model dapat juga didatangkan dari luar untuk dihadirkan di dalam kelas.
Pemodelan disini adalah bahwa sebuah pembelajaran selalu ada model yang
bisa ditiru oleh para peserta didik.
6. Refleksi (reflection)
Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru dipelajari atau
berpikir kebelakang tentang apa yang sudah kita lakukan dimasa yang lalu.
Siswa mendapatkan apa yang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan
yang baru, yang merupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan
sebelumnya. Refleksi merupakan respon terhadap kejadian, aktivitas, atau
pengetahuan yang baru diterima (Depdiknas, 2003).
Refleksi dilakukan ketika pembelajaran berakhir, siswa merenung
tentang kesalahannya dalam belajar lalu dia memperbaiki kesalahan tersebut
dengan pengetahuan yang baru dia ketahui.
7. Penilaian yang sebenarnya (authentic assessment)
Penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang dapat
memberikan perkembangan belajar siswa. Gambaran perkembangan belajar
perlu diketahui oleh guru agar bisa mengetahui bahwa siswa mengalami
proses pembelajaran dengan benar. Gambaran proses dan kemajuan belajar
siswa perlu diketahui sepanjang proses pembelajaran. Karena itu penilaian
tidak hanya dilakukan pada akhir periode sekolah, tetapi dilakukan bersama
secara terintegrasi (tidak terpisahkan) dari kegiatan pembelajaran. Focus
penilaian adalah pada penyelesaian tugas yang relevan dan kontekstual serta
penilaian dilakukan terhadap proses maupun hasil.
8
E. Tujuan Pendekatan Contextual Teaching Learning
Adapun beberapa tujuan dari pembelajaran Kontektual ini, yakni
sebagai berikut :
1. Memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang
dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan
mereka sehari-hari.
2. Agar dalam belajar siswa tidak hanya sekedar menghafal tetapi diperlukan
juga pemahaman terhadap materi.
3. Menekankan pada pengembangan minat pengalaman siswa.
4. Melatih siswa agar dapat berpikir kritis dan terampil dalam memproses
pengetahuan agar dapat menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya
sendiri dan orang lain.
5. Pembelajaran yang dialami siswa lebih bermakna.
6. Mengajak anak pada suatu aktivitas yang mengkaitkan materi akademik
dengan konteks kehidupan sehari-hari.
F. Langkah-langkah Pendekatan Contextual Teaching Learning
1. Mengembangkan pemikiran bahwa anak akan belajar lebih bermakna dengan
cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri
pengetahuan dan keterampilan barunya.
2. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiri untuk semua topic.
3. Mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan bertanya.
4. Menciptakan masyarakat belajar.
5. Menghadirkan model sebagai contoh dalam pembelajaran.
6. Melakukan refleksi diakhir pertemuan.
7. Melakukan penilaian yang sebenarnya dengan berbagai cara.
G. Kelebihan dan Kelemahan Pendekatan Teaching Learning
1. Kelebihan Pembelajaran Kontekstual
a) Memberikan kesempatan pada siswa untuk dapat maju terus sesuai
dengan potensi yang dimiliki siswa sehingga siswa terlibat aktif dalam
PBM.
9
b) Siswa dapat berpikir kritis dan kreatif dalam mengumpulkan data,
memahami suatu isu dan memecahkan masalah.
c) Menyadarkan siswa tentang apa yang mereka pelajari.
d) Pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan.
e) Membantu siswa bekerja lebih efektif dalam kelompok.
f) Terbentuk sikap kerjasama yang baik antar individu maupun kelompok.
2. Kelemahan Pembelajaran Kontekstual
a) Dalam pemilihan informasi atau materi dikelas didasarkan pada
kebutuhan siswa. Padahal, dalam kelas itu tingkat kemampuan siswanya
berbeda-beda sehingga guru akan kesulitan dalam menentukan materi
pelajaran karena tingkat pencapaian siswa tidak sama.
b) Tidak efisien karena membutuhkan waktu yang agak lama dalam PBM.
c) Dalam pembelajaran akan nampak jelas antara siswa yang memiliki
kemampuan tinggi dan siswa yang memiliki kemampuan rendah, yang
kemudian akan menimbulkan rasa tidak percaya diri bagi siswa yang
kurang kemampuannya.
d) Bagi siswa yang tertinggal dalam proses pembelajaran ini akan terus
tertinggal dan sulit untuk mengejar ketinggalannya, karena dalam model
pembelajaran ini kesuksesan siswa tergantung dari keaktifan dan usaha
sendiri. Jadi siswa yang mengikuti setiap pembelajaran dengan baik tidak
akan menunggu teman yang tertinggal dan mengalami kesulitan.
e) Tidak setiap siswa dapat dengan mudah menyesuaikan diri dan
mengembangkan kemampuan yang dimiliki dengan menggunakan model
pembelajaran CTL ini.
f) Lebih mengembangkan kemampuan soft skill daripada kemampuan
intelektualnya, sehingga siswa yang memiliki kemampuan intelektual
tinggi namun sulit untuk mengapresiasikannya dalam bentuk lisan akan
mengalami kesulitan dalam belajar.
g) Pengetahuan yang didapat oleh setiap siswa akan berbeda-beda dan tidak
merata.
10
h) Peran guru tidak nampak terlalu penting lagi, karena dalam pembelajaran
guru hanya sebagai pengarah dan pembimbing serta lebih menuntut siswa
untuk aktif dan berusaha sendiri mencari informasi, mengamati fakta dan
menemukan pengetahuan-pengetahuan baru di lapangan.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
Nasional.
Nasional.
learningcentre.blogspot.co.id/2013/06/pembelajaran-ctl-contextial-teaching-
13