Makalah Ini Dibuat Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Strategi
Belajar dan Pembelajaran yang diampu oleh
Dosen Pengampu : TRI RATNA DEWI, M.Pd.
Disusun Oleh :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan Makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga Makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
kami miliki sangat kurang. Oleh Karena itu kami harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan Makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Pengertian model pembelajaran kontekstual...................................................2
B. Dasar pemikiran pembelajaran kontekstual.....................................................2
C. Komponen pembelajaran kontekstual..............................................................4
D. Prinsip dasar pembelajaran kontekstual..........................................................6
E. Karakteristik pembelajaran kontekstual...........................................................7
F. Penerapan pembelajaran kontekstual...............................................................7
BAB III PENUTUP.................................................................................................9
A. Kesimpulan.....................................................................................................9
B. Saran..............................................................................................................10
Daftar Pustaka.......................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian model pembelajaran kontekstual.
2. Untuk mengetahui dasar pemikiran pembelajaran kontekstual.
3. Untuk mengetahui apa saja komponen pembelajaran kontekstual.
4. Untuk mengetahui prinsip dasar pembelajaran kontekstual.
5. Untuk mengetahui karakteristik pembelajaran kontekstual.
6. Untuk mengetahui penerapan pembelajaran kontekstual.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
akademis yang mereka terima, dan mereka menangkap makna dalam tugas-tugas
sekolah jika mereka bisa mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan dan
pengalaman yang sudah mereka miliki sebelumnya.
Selain itu pembelajaran kontekstual mendasarkan diri pada
kecenderungan pemikiran tentang belajar, yakni sebagai berikut (Darsono, 2013):
1. Proses belajar
a) Anak belajar dari pengalaman. Anak mencatat sendiri pola-pola bermakna
dari pengetahuan baru yang diperolehnya, dan bukan begitu saja diberi oleh
guru yang mengajarkannya.
b) Pengetahuan yang dimiliki sesorang adalah terorganisasi dan mencerminkan
pemahaman yang mendalam tentang sesuatu persoalan. Hal ini merupakan
pemikiran yang telah disepakati oleh para ahli.
c) Pengetahuan bukan merupakan fakta-fakta atau proposisi yang dapat dipisah-
pisah, tetapi mencerminkan keterampilan yang dapat diterapkan.
d) Manusia dalam menyikapi situasi baru mempunyai tingkatan yang berbeda.
e) Perlunya pembiasaan pada siswa untuk memecahkan masalah, menemukan
sesuatu yang berguna bagi dirinya, dan bergelut dengan ide-ide.
f) Proses belajar dapat mengubah struktur otak. Perubahan itu berjalan terus
seiring dengan perkembangan organisasi pengetahuan dan keterampilan
sesorang.
2. Transfer belajar
a) Siswa belajar dari apa yang mereka alami sendiri, bukan dari pemberian orang
lain.
b) Keterampilan dan pengetahuan itu diperluas dari konteks yang terbatas
(sedikit demi sedikit)
c) Penting bagi siswa tahu tujuan mereka belajar dan bagaimana ia
menggunakan pengetahuan dan keterampilan itu.
3. Siswa sebagai pembelajar
a) Manusia mempunyai kecenderungan untuk belajar dalam bidang tertentu. Dan
seorang anak mempunyai kecenderungan untuk belajar dengan cepat dengan
hal-hal baru.
4
b) Strategi belajar itu penting. Anak dengan mudah mempelajari sesuatu yang
baru. Namun pada hal-hal yang sulit, akan menjadi mudah jika menggunakan
strategi belajar.
c) Peran orang dewasa (guru) membantu menghubungkan antara yang baru dan
yang sudah diketahui.
d) Tugas guru memfasilitasi agar informasi baru bermakna, memberi kesempatan
kepada siswa untuk menemukan dan menerapkan ide mereka sendiri, dan
menyadarkan siswa untuk menerapkan strategi mereka sendiri.
4. Pentingnya lingkungan belajar
a) Belajar efektif itu dimulai dari lingkungan belajar yang berpusat pada siswa.
b) Dari guru akting di depan kelas, siswa menonton. Saat siswa akting bekerja
dan berkarya, guru mengarahkan.
c) Pengajaran harus berpusat pada bagaimana cara siswa menggunakan
pengetahuan baru mereka.
d) Pentingnya strategi belajar jika dibandingkan dengan hasilnya.
e) Pentingnya umpan balik bagi siswa, yang berasal dari proses penilaian yang
benar.
f) Pentingnya menumbuhkan komunitas belajar dalam bentuk kerja kelompok.
5
Terdapat 5 (lima) elemen belajar yang konstruktivistik, yaitu (1)
pengaktifan pengetahuan yang sudah ada (activating knowledge), (2) pemerolehan
pengetahuan baru (acquiring knowledge), (3) pemahaman pengetahuan
(understanding knowledge), (4) mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman
(applying knowledge), dan (5) melakukan refleksi terhadap strategi
pengembangan pengetahuan tersebut (reflecting knowledge).
2. Inquiry
Inquiry (menemukan), yaitu melaksanakan sejauh mungkin kegiatan
inquiry untuk semua topik. Siswa diminta untuk menangani sendiri permasalahan
yang mereka hadapi ketika berhadapan dengan dunia nyata. Dalam pembelajaran
ini terdapat proses perpindahan dari pengamatan menjadi pemahaman serta siswa
belajar menggunakan keterampilan berpikir kritis.
3. Questioning (Bertanya)
Bertanya, yaitu mengembangkan sifat ingin tahu siswa dengan cara
bertanya. Melalui cara ini, siswa akan mampu menjadi pemikir yang handal dan
mandiri. Siswa dirangsang untuk mengembangkan idenya dan pengujian baru
yang inovatif, mengembangkan metode dan teknik untuk bertanya, bertukar
pendapat dan berinteraksi. Dengan kegiatan bertanya ini , guru mendorong,
membimbing dan menilai kemampuan berpikir siswa.
4. Learning Community (Masyarakat Belajar)
Masyarakat belajar yaitu menciptakan masyarakat belajar dalam suatu
kelompok. Siswa hidup dalam lingkungan masyarakat dan lingkungan
sekolahnya, sehingga ini dapat dimanfaatkan sebagai sumber daya untuk
mengembangkan pembahaman pembelajaran kontekstual. Misalnya dalam
pembelajaran kontekstual siswa diajak ke sawah untuk melihat langsung bagai
mana proses penanaman padi hingga panen dan menjadi beras. Dalam
pembentukan masyarakat belajar terdapat konsep bahwa bekerjasama dengan
orang lain lebih baik daripada belajar sendiri, tukar pengalaman, dan berbagi ide.
5. Modeling (Pemodelan)
Pemodelan adalah menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran.
Siswa menjadi mudah dalam belajar dan memahami jika guru menyajikan
6
baginya sebuah model bukan hanya berbentuk lisan. Siswa akan mampu
mengamati dan mencontoh apa yang ditunjukkan oleh guru.
6. Reflection (Refleksi)
Refleksi, yaitu melakukan refleksi akhir pertemuan pembelajaran.
Refleksi ini merupakan ringkasan dari materi pembelajaran yang telah
disampaikan guru. Siswa mengungkapkan secara tulisan maupun lisan apa yang
telah mereka pelajari. Dalam menyimpulkan siswa dapat melakukannya dalam
bentuk catatan apa yang telah dipelajari atau membuat jurnal, karya seni, dan
/atau diskusi kelompok
7. Authentic Assesment (Penilaian yang sebenarnya)
Penilaian sebenarnya, yaitu melakukan penilaian yang sebenarnya dengan
berbagai cara. Tujuannya adalah mengukur pengetahuan dan keterampilan siswa
melalui penilaian produk (kinerja) atau tugas-tugas yang relevan dan kontekstual.
7
Pembelajaran kontekstual ini membantu siswa dapat menguasai
tiga hal, yaitu (Asra, 2015) :
1. pengetahuan, yaitu apa yang ada di pikirannya membentuk konsep,
definisi, teori dan fakta;
2. kompetensi atau keterampilan, yaitu kemampuan yang dimiliki untuk
bertindak atau sesuatu yang dapat dilakukan;
3. pemahaman kontekstual, yaitu mengetahui waktu dan cara bagaimana
menggunakan pengetahuan dan keahlian dalam situasi kehidupan nyata.
8
cocok untuk materi-materi pelajaran yang mudah ditemui/ diamati dalam
kehidupan dunia nyata.
Pembelajaran kontekstual dapat juga diterapkan dalam materi Pendidikan
Agama Islam (PAI). Misalkan saja pembelajaran tentang materi Fikih dalam bab
muamalah, maka guru dapat mengajak siswanya untuk pegi ke pasar dan
mengamati bagaimana trasnsaksi jual beli itu berlangsung. Dengan modal
pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya, siswa akan mengkonstruksi
pengetahuan barunya. Dengan begitu siswa akan lebih memahami bagaimana
penerapan muamalah yang benar sesuai dengan materi yang ia terima dari
gurunya. Pada sesi akhir pembelajaran, guru bersama para siswa melakukan
kesimpulan dari hasil pembelajaran tersebut. (Darsono, 2013)
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Model pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching And Learning /
CTL) merupakan suatu konsepsi yang membantu guru dalam proses pembelajaran
dengan mengaitkan konten mata pelajaran dengan situasi dunia nyata dan
motivasi siswa yang membuat hubungan antara pengetahuan dan penerapannya
dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, masyarakat, warga Negara
dan tenaga kerja. Pembelajaran kontekstual/ CTL didasarkan pada filosofis paham
konstruktivisme yang menekankan siswa mampu menyerap pelajaran apabila
mereka menangkap makna dalam materi akademis yang mereka terima, dan
mereka menangkap makna dalam tugas-tugas sekolah jika mereka bisa
mengaitkan informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang sudah
mereka miliki sebelumnya.
Pembelajaran kontekstual ini memiliki 7 (tujuh) komponen utama yaitu,
a) konstruktivisme, b) inquiry, c) questioning, d) learning community, e)
Modeling, f) reflection, dan g) authentic assesment.
Prinsip dasar pembelajaran kontekstual adalah : 1) penekanan pada
pemecahan masalah; 2) pengenalan pembelajaran berbagai konteks; 3)
pemantauan dan pengarahan belajar aktif dan terkendali; 4) penekanan
pembelajaran dalam konteks kehidupan siswa; 5) mendorong siswa belajar
bersama; 6) penilaian otentik. Pembelajaran kontekstual dapat membantu siswa
menguasai tiga hal, yaitu : pengetahuan, kompetensi/ keterampilan, dan
pemahaman kontekstual.
Pembelajaran kontekstual memiliki karakteristik sebagai berikut : a)
kerjasama, b), saling menunjang, c) menyenangkan, d) tidak membosankan, e)
belajar dengan bergairah, f) pembelajaran terintegrasi, g) menggunakan berbagai
sumber, h) siswa aktif, i) sharing dengan teman, j) siswa kritis, guru kreatif, k)
dinding kelas dan lorong-lorong penuh dengan hasil karya siswa, l) laporan
10
kepada orang tua bukan hanya raport, tetapi hasil karya siswa, laporan hasil
praktikum, karangan siswa dll.
Penerapan pembelajaran kontekstual ini lebih cocok untuk materi-materi
pelajaran yang mudah ditemui/ diamati dalam kehidupan dunia nyata.
Pembelajaran kontekstual dalam materi Pendidikan Agama Islam (PAI), misalkan
saja pembelajaran tentang materi Fikih dalam bab mua>malah, maka guru dapat
mengajak siswanya pegi ke pasar dan mengamati bagaimana trasnsaksi jual beli
itu berlangsung. Dengan begitu siswa akan lebih memahami bagaimana penerapan
muamalah yang benar sesuai dengan materi yang ia terima dari gurunya. Pada sesi
akhir pembelajaran, guru bersama para siswa melakukan kesimpulan dari hasil
pembelajaran tersebut.
B. Saran
11
DAFTAR PUSTAKA
12