Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

STRATEGI PEMBELAJARAN SEJARAH

“Penerapan Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL) dengan


menggunakan media gambar untuk meningkat kan kemampuan berfikir kreatif belajar
siswa”

Dosen Pengampu: Drs.Teuku Junaidi M.Pd.

DISUSUN OLEH:

ULLY ANDANI (210401025)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

UNIVERSITAS SAMUDERA

TA 2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Terima kasih
kami ucapkan kepada Bapak Drs. Teuku Junaidi, M.Pd sebagai dosen pengampu mata kuliah
Strategi pembelajaran Sejarah. Tidak lupa pula kami sampaikan terima kasih kepada semua
teman-teman yang telah membantu kami dalam penulisan makalah ini.

Makalah ini kami susun agar dapat memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Strategi
pembelajaran sejarah. Tujuan lain penyusunan makalah ini adalah supaya kami dan para
pembaca dapat lebih memahami tentang peranan model pembelajaran Contextual Teaching
Learning (TCL) dengan menggunakan media gambar untuk meningkat kan kreatf belajar
siswa”

Kami sadar bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu kritik dan saran yang
dibangun dari para pemakalah dan pembaca sangat diharapkan.

Langsa, Desember 2022

Penulis

DAFTAR ISI

2
KATA PENGANTAR...............................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG.......................................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH...................................................................................................................5
C. TUJUAN............................................................................................................................................6
BAB II........................................................................................................................................................7
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................7
Kajian teori............................................................................................................................................7
Konsep pemebelajaran Contextual Teaching Learning.....................................................................7
Pengertian Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning.....................................................7
Kelebihan Dan Kekurangan Contextual Teaching Learbing.............................................................8
1.1. Bagaimana cara meningkat kan proses berfikir kreatif siswa dengam model pembelajaran
Contextual Teaching Learning (CTL).................................................................................................8
Langkah-langkah dalam Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning..............................9
Berfikir Kreatif....................................................................................................................................10
1.2. Mengapa Penerapan Media Gambar Penting Untuk Meningkatkan kemampuan berfikir
kreatif Siswa.........................................................................................................................................11

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan merupakan landasan dan pijakan awal dalam pengembangan praktik
pendidikan, misalnya pengembangan kurikulum, manajemen sekolah dan proses belajar
mengajar. Kurikulum dan pembelajaran memiliki keterkaitan dengan teori pendidikan atau
dalam penyusunan suatu kurikulum dan rencana pembelajaran ini mengacu pada teori
pendidikan.

Pendidikan menurut Undang Undang Dasar 1945 merupakan hukum tertinggi di


Indonesia. Semua peraturan perundang undangan yang lain harus tunduk atau tidak boleh
bertentangan dengan undang undang dasar ini. Sesuai dengan namanya ia mendasari semua
perundang undangan yang ada muncul kemudian. Kedudukan seperti ini membuat undang
undang mengandung isi yang sifatnya umum. Demikianlah peraturan pendidikan dalam undang
undang dasar ini sangat sederhana.

Dapat dilihat bahwasanya pendidikan adalah sebuah pijakan yang dapat mengembangkan
beberapa hal seperti pengembangan kurikulum, manajemen sekolah dan proses belajar mengajar.
Penyusunan kurikulum dan rencana pembelajaran harus mengacu pada teori pendidikan. Selain
itu, Undang Undang Dasar 1945 juga mengatur tantang pendidikan di Indonesia yang
merupakan hukum tertinggi di Indonesia.

Model pembelajaran merupakan suatu kerengka konseptual yang melukis kan prosedur
secara sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan brlajar
tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar
dalam merencanakan dan melaksana kan aktivitas pembelajaran. Model pembelajaran juga
merupakan suatu rangkaian proses belajar mengajar dari awal hingga akhir, yang melibat kan
bagaimana aktivitas guru dan siswa, serta bagaimana interaksi antara guru dan siswa.

Contextual Teaching Learning (TCL) adalah konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang di ajar kan dengan situasi dunia nyata, mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan nya dalam kehidupan
mereka sebagai anggota masyarakat. Model pembelajaran konteksstual tidak bersifat ekslusif
akan tetapi dapat di gabung kan dengan model-model pembelajaran yang lain, missal nya
penemuan, keterampilan, proses, eksperimen demonstrasi, diskusi, dll. Ctl menunjuk kan bahwa
kita belajar paling baik saat kita tau makna dalam tugas dan materi baru, dan kita mengkait kan
informasi baru dengan pengetahuan dan pengalaman yang ada. Pembelajaran kontekstual
merupakan sebuah konsep belajar yang mengaitkan antara materi yang di ajarkan dengan situasi
nyata siswa dan mendorong untuk menghubungkan pengetahuan yang dimiliki dengan penerapan

4
nya dalam tujuan komponen tersebut. Maka dalam pelaksanaan pembelajaran kontekstual akan
menghantar kan kegiatan serta pemberdayaan terhadap siswa.

Ctl juga bukan berarti memaksakan suatu konsep pembelajaran terintegrasi dengan
lingkungan, melainkan di upayakan melalui penyesuaian dengan berbagai konsep serta konteks
yang sedang di pelajari.

Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara
harfiah berarti pengantar. Media gambar adalah segala sesuatu yang di wujud kan secara visual
kedalam bentuk dua dimensi sebagai curahan atau pun pikiran yang bermacam-macam seperti:
lukisan, potret, film, strip, proyektor. Media gambar juga media yang paling umum di pakai, dan
merupakan yang dapat di menegrti dan di sukai siapa saja.

Media gambar ini bertujuan untuk mempermudah siswa untuk mendeskripsikan ciri
tumbuhan dan hewan. Media gambar di pakai untuk penelitian ini sebab siswa kelas rendah
masih menggunakan media pembelajaran yang konkret untuk memahami sesuatu pembelajaran.
Dengan demikian penerepan model kontekstual dengan menggunakan media gambar dapat
meningkat kan berfikir kreatif siswa.

Kreativitas merupakan aspek penting dalam memmbangun manusia. Cendrung saat ini
bukan lagi menjadi hal yang utama dalam mendukung suatu bangsa. Tetapi, kreativitas adalah
pemikiran atau prilaku manusia sebagai proses gagasan dalam menghadapi suatu persoalan atau
masalah. Kreativitas juga dapat di pandang sebagai proses bermain dengan gaagsan atau unsur
unsur dalam pikiran sehingga merupakan suatu kegiatan yang penuh tantangan bagi siswa yang
kreatif.

Kreativitas atau daya cipta adalah proses mental yang melibat kan pemunculan gagasan
baru atau hubungan antara gagasan yang sudah ada dari sudut pandang keilmuan, hasil dari
pemikiran berdaya cipta biasanya di anggap memiliki keaslian dan kepantasan. Belajar kreatif
bukan lah secara kebetulan akan tetapi membutuh kan proses yang mendukung tercapai nya
kemampuan tersebut. Untuk merangsang belajar kreatif, di perlukuan persiapan antara lain
dengan menyiap kan suatu lingkungan kelas yang merangsang anak-anak untuk belajar kreatif.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana cara meningkat kan proses berfikit kreatif siswa dengam model pembelajaran
Contextual Teaching Learning (CTL)
2. Mengapa Penerapan Media Gambar Penting Untuk Meningkatkan Keterampilan berfikir
kreatif Siswa

5
C. TUJUAN
1. Melatih siswa dalam memecahkan suatu permasalahan, dalam meningkat kan cara berfkir
kreatif siswa, serta melatih siswa dalam membuat keputusan.
2. Memotivasi siswa agar mampu berpikir kritis, dan kreatif mengeluarkan pendapatnya,
serta menyampaikan ide dan mengambil suatu keputusan yang didasarkan pada
pertimbangan sehingga dapat menghasil kan hasil karya yang telah di fikir kan siswa.

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Kajian teori
1. Konsep pemebelajaran Contextual Teaching Learning
Konsep Model Pembelajaran Contextual Teaching And LearningPemanfaatan model
pembelajaran memiliki dampak yang cukup besar untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik
di sekolah dasar. Model pembelajaran merupakan salah satu konsep atau tata cara pembelajaran
yang digunakan guru untuk merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran agar
tercapainya tujuan pembelajaran. Namun, secara garis besar banyak model pembelajaran yang
bisa digunakan oleh guru seperti, Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem based learning),
Pembelajaran Langsung (Direct Instruction), Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning),
Pembelajaran Penemuan Terbimbing (Discovery Learning)dan Pembelajaran Kontekstual
(Contextual Teaching Learning). model pembelajaran CTL (Contextual Teaching And
Learning), Muslich, (2009), menyampaikan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching
and learning adalah konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi
pembelajaran dengan situasi dunia nyata peserta didik, dan mendorong peserta didik membuat
hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sehari-hari.

2. Pengertian Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning

Model pembelajaran Contextual Teaching And Learning ini merupakan salah satu model
pembelajaran yang akan berpengaruh pada pelaksanaan kurikulum 2013 karena model
pembelajaran Contextual Teaching And Learning merupakan model yang konsep belajarnya
membantu guru mengaitkan materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata sehingga
mendorong peserta didik untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
proses pembelajaran peserta didik memiliki keterlibatan dalam menemukan materi, mendorong
peserta didik agar menemukan materi yang berkaitan dengan kehiduppannya dan mendorong
agar peserta didik menerapkannya.

Menurut (Shoimin, 2017), Contextual Teaching Learning merupakan suatu konsep


belajar dimana guru menghadirkan situasi dunia nyata kedalam kelas dan mendorong siswa
membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dan penerapannya dalam kehidupan
mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Sehingga dengan penerapan model ini
membantu siswa untuk memahami pembelajaran dengan sangat mudah, dikarenakan model ini
menekankan pemecahan masalah dengan cara menghubungkan pengetahuan yang dimiliki siswa
dengan menerapkan pada kehidupannya sehari-hari. Sehingga mampu mendukung dalam
meningkatkan kemampuan berpikir kritis serta siswa mampu mengembangkan potensi yang

7
dimilikinya.Model pembelajaran contextual teaching learning merupakan model yang peserta
didik tidak akan mudah lupa dengan materi yang dipelajarinya.

Kelebihan Dan Kekurangan Contextual Teaching Learbing


Adapun kelebihan dan kelemahan model pembelajaran contextual teaching learning (CTL)
yaitu:

a. Kelebihan Contextual Teaching Learning (CTL)

1) Pembelajaran menjadi lebih bermakna dan riil. Artinya peserta didik dituntut untuk dapat
menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata.

2) Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumbuhkan penguatan konsep kepada peserta
didik karena model pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) menganut aliran
kontruktivisme, dimana seorang peserta didik dituntut untuk menemukan pengetahuannya
sendiri.

b. Kelemahan Contextual Teaching Learning (CTL)

1) Guru lebih intensif dalam membimbing karena dalam model pembelajaran Contextual
Teaching and Learning (CTL). Guru tidak lagi berperan sebagai informasi. Tugas guru adalah
mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerja bersama untuk menemukan pengetahuan dan
keterampilan yang baru bagi peserta didik. peserta didik dipandang sebagai individu yang sedang
berkembang. Kemampuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat perkembangan dan
keluasan pengalaman yang dimilikinya. Dengan demikian, peran guru bukanlah sebagai
instruktur atau “penguasa” yang memaksa kehendak melainkan guru adalah pembimbing peserta
didik agar mereka dapat belajar sesuai dengan tahap perkembangannya.

2) Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk menemukan atau menerapkan ide-
ide dan mengajak peserta didik agar dengan menyadari dan dengan sadar menggunakan strategi-
strategi mereka sendiri untuk belajar.

1.1. Bagaimana cara meningkat kan proses berfikir kreatif siswa dengam model
pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL)
Penggunaan model dalam pembelajaran di gunakan untuk menyusun kurikulum, merancang
materi dan memberi petunjug dalam proses belajar mengajar.

Menurut Joyce,Weil, dan Calhum (dalam buku warsono dan Hariyanto) model pembelajaran
adalah suatu deskripsi dari lungkungan pembelajaran, yang mencakup prilaku pendidik yang
menerap kan dalam pembelajaran. Model pembelajaran di gunakan dalam perencanaan
pembelajaran, dan perencanaan kurikulum sampai perancangan bahan-bahan pembelajaran,
termasuk program-program multimedia. Dan dapat di simpulkan model pembelajaran adalah

8
seluruh rangkaian bahan ajar yang dilakukan oleh guru yang digunakan secara langsung atau
tidak langsungdalam kegiatan proses belajar mengajar.

Strategi pembelajaran Contextual Teaching Learning menerap kan strategi pembelajaran yang
menekan kan pada proses keterlibatan peserta didik secara penuh untuk dapat menemukan
hubungan antara materi yang dipelajari sesuai dengankehidupan nyata sehingga dapat
mendorong peserta didik untuk menerap kan nya dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi kan
kebiasaan yang positif. Dengan kata lain CTL dapat mendorong peserta didik untuk berfikir lebih
luas dan menguasai materi pembelajaran, kemudian mempraktikan nya dan menghubungkan
dengan pengalaman di kehidupan sehari-hari.

Model pembelajarran contextual teaching learning memiliki tiga karakteristik yaitu:

 Model pembelajaran ini menekan kan pada proses keterlibatan peserta didik untuk
memilih materi yang sesuaidengam pengalam, sehingga proses pembelajaran tidak hanya
di lakukan di kelas, tetapi juga dapat melalui media masa, wawancara, internet dan
lainnya.
 Model pembelajaran ini menekan kan peserta didik agar tidak hanya menemukan materi
pelajaran tetapi dapat menghubungkan dengan permasalahan dengan kehidupan sehari-
hari. Sehingga peserta didik dapat berfikir lebih luas untuk mencari hubungan antara
materi pelajaran di kelas maupun di lingkungan masyarakat.
 Model pembelajaran ini mendorong peserta didik untuk dapat menerap kan materi yang
sudah di pelajari di kelas untuk menyelesai kan masalah-masalahyang seing di hadapi.
Sehingga peserta didik baru dapat di katakana dalam memahami dan menghubungkan
materi yang di pelajari di kelas dengan realitas kehidupan sehari hari.

Langkah-langkah dalam Model Pembelajaran Contextual Teaching Learning.


 Invistasi, dapatmendorong peserta didik untuk mengemukakan pengetahuan awal tentag
konsep materi pelajaran yang akan di bahas.
 Eksplorasi, dapat memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengamati konsep
melalui pengumpulan data dalam sebuah kegiatan yang telah di rancang oleh pesera didik
 Pemberian solusi, peserta didik dapat membuat rangkuman dan hasil ringkasan dan
menyampaikannya kepada guru (pendidik)
 Pengambilan tindakan, peserta didik dapat membuat keputusan dengan menggunakan
keterampilan dan pengetahuan dari berbagai informasi.

Tujuan model pembelajaran Contextual Teaching Learnig

Tujuan model pembelajaran Contextual Teching Learning yaitu untuk membantu peserta
didik agar dapat menerap kan dari satu permasalahan ke permasalahan lain nya. Dengan
mengkaitkan di kehidupan sehari-hari. Pembelajaran akan lebih bermakna karna di sebab kan

9
para peserta didik akan di harap kan dengan pristiwa yang di alami, sehingga peserta didik
dapat menemukan makna dari materi yang di pelajari nya dan dapat menghubungkan konteks
materi dengan konteks di kehidupan sehari hari.

Berfikir Kreatif
Berfikir pada umum nya didefinisikan sebagai segala aktivitas mental yang membantu
merumuskan atau memecah kan masalah, membuat keputusan untuk memenuhi keinginan dan
memahami sesuatu. Seseorang yang berfikir kreatifadalah seseorang yang dapat berfikir secara
sintesis artinya dapat melihat hubungan-hubungan di mana orang lain tidak mampu melihat nya
yang mempunyai kemampuan unruk menganaisis ide-idenya sendiri serta mengevaluasi nilai
atau pun kualitas karya pribadi nya, sehingga individu mampu meyakin kan orang lain mengenai
ide-ide yang akan di kerjakannya.

Dengan demikian berfikir kreatif dapat di definisikan sebagai kemampuan individu untuk
memikir kana pa yang telah di pikir kan semua orang, sehingga individu tersebut mampu
mengerjakan apa yang belum pernah di kerjakan oleh semua orang.

Berfikir kreatif di perlukan dalam setiap kehidupan manusia terutama untuk memecah
kan setiap masalah dan hambatan yang di alami di setiap jenjang kehidupan. Oleh karna itu,
kemampuan untuk berfikir kreatif wajib di asah sejak di bangku sekolah. Di sekolah secara
spesifik pelajaran kreatif memang tidak ada, tetapi bukan berarti belajar untuk berfikir kreatif di
setiap pelajaran tidak bisa. Kreatifitas tidak di batasi hanya dengan pelajaran seni, menggambar,
music atau pelajaran tari, tetapi semua pelajaran di sekolah bisa menjadi ajang kreatif siswa.

Untuk mengasah kemampuan berfikir kreatif siswa banyak cara yang bisa di lakukan di dalam
kelas maupun di dalam lingkungan keluarga, di antara nya:

1. Cara Catatan da vinci

Leonardo Da Vinci adalah seorang ilmuan, seniman, arsitek, penemu, filsuf yang sangat
terkenal. Dan mempunyai banyak murid di italia.

Da Vinci memiliki 7000 halaman yang berisi macam macam petanyaan, gambar,
observasi,perhitungan dan lainnya. Da vinci membuat sebagai kebiasaan untuk menulis,
menggambar catatan nya setiap hari dan berhasil menciptakan banyak hal peninggalan-
peninggalan da vinci masih terus di gali dan di pelajari. Cara da vinci mengasah kreativitas
nya ini dapat di contoh dan di terap kan sampai saat ini. Catatan da vinci yang dimiliki siswa,
tidak hanya untuk menulis pertanyaan untuk menulis pelajaran sekolah, tetapi juga dapat
muncul ide-ide yang muncul saat jalan-jalan, di rumah dan di manapun atau dapat juga
menggambar kan apa saja yang ada di pikiran di tuang kan dalam catatan ini.

2. Cara Pemikiran Desain

10
Banyak orang-orang dan perusahaan-perusahaan besar yang menggunakan pemikiran desain,
sebagai strategi dan inovasi untuk perusahaan nya. Banyak perusahaan yang menggunakan
pemikiran desain dan inovasi inovasi nya. Pemikiran desain bukan berarti membuat desain.
Tetapi berfikir seperti seorang desainder, tetapi bagaimana menggunakan cara cara kreatif
untuk mengatasi berbagai masalah. Dengan berfikir seperti orang desainer akan
menggunakan logika, imajinasi, penalaran dan intuisi untuk mengeksplorasi segala
kemungkinan yang bisa terjadi dan menciptakan sesuatu.

Pada fase ini untuk mencari ide-ide dan memcah kan masalah, bisa mengguanakan metode
brainstorming, bersama-sama beberapa oorang atau siswa, mencari cara, kata-kata, gambaran
secara bebas untuk memecahkan masalah. Dari hasil mencari ide, akhirnya bisa mendapat
kan fokus cara menyelesaikan masalah.

3. Diskusi

Diskusi oleh siswa sudah sering di lakukan di kelas. Mata pelajaran apapun bisa di lakukan
dengan diskusi. Tujuan diskusi bisa bermacama-macam, diskusi kelompok bisa digunakan
siswa untuk lebih menguasai dan mengalami materi pelajaran, diskusi antar kelompok bisa
melatih untuk siswa belajar berbica didepan audiens, juga melatih siswa untuk berdebat
ilmiah secara baik. Bahkan, debat antar siswa sudah menjadi kompetisi baik kompetisi
nasional maupun internasional.

Untuk bisa berdiskusi dengan baik, membutuh kan pengetahuan yang luas dan kreativitas
agar pendapat yang di lontar kan kelompok siswa dapat di terima dengan baik oleh siswa-
siswa lain. Mempunyai pengetahuan yang luas, akan memberi dampak juga pada cara
berfikir secara kreatif.

4. Membuat project untuk siswa

Menerapkan cara-cara pemikiran kreatif secara nyata, asalah satu nya adalah dengan
membuat project untuk pelajaran apa saja dan siswa mengerjakan project nya secara
berkelompok. Dalam project siswa perlu merumuskan masalah, mencari ide, mengerjakan
ide yang sudah di sepakati bersama dan terakhir memperkenalkan project nya pada audiens
kecil, seperti teman-teman nya di kelas atau siswa-siswa di kelas lain dalam satu sekolahan.
Dengan memiliki media pembelajaran kreatif, siswa akan lebih mudah untuk berlatih berfikir
kreatif.

1.2. Mengapa Penerapan Media Gambar Penting Untuk Meningkatkan kemampuan


berfikir kreatif Siswa
Media gambar merupakan media visual dalam bentuk grafis, media grafis di definisikan
sebagai media yang mengombinasi kan fakta dan gagasan secara jelas dan kuat melalui suatu
kombinasi pengungkapan kata kata dan gambar-gambar. Media gambar juga menggambar kan
pristiwa atau kejadian, obejek yang di tuangkan dalam bentuk gambar gambar, simbol-simbol

11
sehingga mampu meningkat kan keterampilan berfikir kreatif siswa sehingga dapat menghasil
kan ide yang perlu di terap kan baik di luar sekolah mau pun di lingkungan sekolah.

Media gambar adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalur kan pesan
dan merangsang pikiran, membangkit kan semangat, perhatian, dan kemauan siswa sehingga
mendorong terjadi nya proses pembelajaran pada siswa. Media ,gambar secara menndasar
berpotensi memberikan peluang bagi siswa untuk mengembangkan kepribadian. Media dalam
pembelajaran atau media pembelajaran dapat digunakan untuk menciptakan komunikasi yang
efektif antara guru dan murid dapat di gunakan sebagai alat bantu dalam proses belajar mengajar.
Dengan demikian, secara tersirat hal tersebut mengindikasikan bahwa dalam pendidikan perlu di
tekan kan kreativitas dalam rangka mengembangkan meningkat kan kemampuan berfikir kreatif
siswa.

Media gambar sangat penting untuk meningkat kan kemampuan berfikir kreatif siswa
karna media gambar yang paling umum di pakai. Agar siswa menyukai gambar dari pada tulisan,
dan jika gambar di buat dan di sajikan sesuai dengan persyaratan persyaratan yang baik, akan
menambah semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga siswa dapat
mengerti dan menerapkan konsep untuk berfikir kreatif.

Oleh karna itu konsep kontekstual dalam kehidupan sehari hari, dengan demikian
kemampuan berfikir siswa kian kreatif dalam memecahkan permasalahan yang terkait dengan
kondisi yang berada di lingkungan sekitar. Landasan Contextual Teaching Learning (CTL)
bahwa belajar tidak hanya sekedar menghafal, akan tetapi perlu mengkonstruksi kan
pengetahuan di beak diri. Hal tersebut dimaksud bahwa pengetahuan tidak dapat di pisahkan
menjadi fakta-fakta atau prporsi yang terpisah, akan tetapi mencerminkan keterampilan yang di
terap kan. Dengan demikian, maka pada pemebelajaran kontekstual lebih menekan kan scenario
pembelajaran.

Dengan adanya media gambar pada proses berfikir kreatif siswa dapat membantu guru
dalam meningkat kan kemampuan berfikir kreatif siswa. Oleh karna itu guru juga harus menerap
kan model ctl dalam media gambar sebagai proses tercapai nya ujuan yang hendak di capai.
Penggunaan media gambar sangat berpengaruh terhadap berhasil nya sesuatu yang telah di
fikirkan nya ide untuk mencapai suatu dengan kreatif. Pada media gambar siswa di libat kan
berfikir secara kreatif melalui berbagai kegiatan yang mengara pada proses pengamatan dan
penemuan. Hal ini akan membuat siswa belajar secara dedukatif dan mampu berfikir secara
induktif. Dengan demikian siswa akan memiliki kompetensi yang sesuai dengan tuntutan zaman.

Sebagai alat bantu, media gambar berfungsi memperlancar proses pembelajaran sekaligus
tercapai nya tujuan pembelajaran. Hal tersebut harus di landasi dengan keyakinan bahwa proses
berfikir kreatif dengan bantuan media khusus nya media gambar dapat memperbaiki hasil belajar
siswa hingga tercapai nya berfikir kreatif siswa.

12
Contextual teaching learning menurut Elhenfni dkk(2011:54) adalah konsep dasar yang muncul
di dunia nyata untuk mendorong siswa menghubungkan antara pengetahuan yang di miliki nya
Dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Ctl juga dapat membantu siswa untuk mencapai
keunggulan akademik.

Berfikir kreatif menurut walgito(2010:188) berfikir kreatif sering berkaitan dengan


kreatif yaitu menciptakan sesuatu yang baru yang sebelumnya belum pernah ada, sehingga dalam
hal ini dapat di temukan pada diri seseorang yang memiliki ide untuk menghasilkan karya cipta
yang telah di fikir sebelum nya. Berfikir kreatif juga kemampuan seseorang sebagai proses dalam
memahami sebuah masalah dan mencari solusi yang mungkin. Dalam proses nya hasil kreativitas
meliputi ide ide cara pandang yang berbeda rantai permasalahan dan mengkombinasikan
sehingga dapat bermanfaat untuk meningkatkan kreatifitas dan kemampuan berfikir untuk
menciptakan suatu produktivitas.

Media gambar menurut Angkowo (poerwanti, 2015:390) media gambar adalah media
yang mengkombinasi kan gagasan secara jelas dan kuat melalui pengungkapan kata kata dengan
media gambar secara fakta. Media gambar juga dapat meningkat kan kemampuan berfikir kreatif
siswa dan yang paling umum di pakai. Sehingga dengan media gambar dapat menambah
semangat siswa dalam mengikuti kegiatan atau pembelajaran yang berkaitan dengan berfikir
siswa dan dapat mengerjakan dalam penerepan konsep untuk berfikir kreatif.

13

Anda mungkin juga menyukai