Anda di halaman 1dari 2

Nama : Lika virda

Nim : 210401014
Prodi : Pendidikan Sejarah
Unit : 02

METODOLOGI SEJARAH
BAB 13 BIOGRAFI

BIOGRAFI
Biografi atau catatan tentang hidup seseorang itu, meskipun sangat mikro, menjadi
bagian dalam mosaik Sejarah yang lebih besar. Malah, ada pendapat bahwa Sejarah adalah
penjumlahan dari biografi. Memang, dengan biografi dapat dipahami pelaku Sejarah, zaman
yang menjadi latar belakang biografi, lingkungan sosial politiknya. Biografi ditulis tidak oleh
sejarawan tetapi oleh pengarang dan jurnalis. Contoh biografi yang baik ialah karya
Pramoedya Ananta Toer. Pramoedya Ananta Toer dalam sang pemula menceritakan Riwayat
hidup R.M Tirto Adhi Soerjo.
Biografi harus dibedakan dengan novel biografis. Sebagaimana biografi adalah
Sejarah sedangkan novel biografis adalah novel Sejarah, ia memiliki historical authenticity,
historical faithfulness, dan historicity of local colour sebagaimana dituntut oleh novel
Sejarah. Contoh novel biografis Soekarno yang ditulis oleh Ramadhan K.H., Kuantar ke
Gerbang mengantar kita untuk memahami keadaan Bandung tahun-tahun 20-an.
OTOBIOGRAFI
Selain biografi ada otobiografi. Otobiografi seseorang adalah biografi yang ditulis
sendiri. Akan tetapi, otobiografi selain mempunyai kekuatan juga mengandung kelemahan.
Kekuatan otobiografi terletak dalam keterpaduan yang utuh ( coherency ) sehingga pembaca
tahu bagaimana penulis memahami diri, lingkungan sosial-budaya, dan zamannya.
Otobiografi merupakan refleksi yang otentik dari pengalaman seseorang. Karenanya,
otobiografi dapat ditulis sebagai usaha membela diri.
Adapun kelemahan otobiografi ialah pandangan yang partial terhadap Sejarah
zamannya (orang tidak mungkin mengalami Sejarah secara keseluruhan), subyektif
(pandangan pribadi tentang Sejarah), dan proses Sejarah yang belum final (ditulis hanya
sampai saat dikerjakan).
Dekat dengan biografi ialah memorie. Memorie juga ditulis sendiri, biasanya hanya
mengenai satu peristiwa saja.
PERMASALAHAN
Setiap biografi seharusnya mengandung empat hal, yaitu: (1). kepribadian tokohnya
(2).kekuatan sosial yang mendukung (3). lukisan sejarah zamannya (4). keberuntungan dan
kesempatan yang datang.
Sehubung dengan kepribadian tokoh, sebuah biografi perlu memperhatikan adanya
latar belakang keluarga, Pendidikan, lingkungan sosial-budaya, dan perkembangan diri.
Namun, banyak pula biografi yang tidak mencantumkan moment of truth itu, tetapi hanya
menceritakan ketaatan tokohnya pada tuhan. Bagaimanapun juga, gambaran mengenai tokoh
yang ditulis itu amat perlu, dengan atau tanpa moment of truth.
METODOLOGI
Ada dua macam biografi, yaitu (1) portrayal (portrait) dan (2) scientific (ilmiah), yang
masing-masing mempunyai metodologi sendiri. Biografi disebut portrayal bila hanya coba
memahami. Dalam biografi yang scientific orang yang brusaha menerangkan tokohnya
berdasar analisis ilmiah. Dalam hal ini penggunaan konsep dan teori dari psychoanalysis
menghasilkan apa yang disebut psychohistory (Sejarah kejiwaan).
Seperti diketahui penggunaan teori sosial dalam penulisan sejarah mengubah sejarah
sebagai humanity dengan pendekatan hermeneutics (menafsirkan) yang memahami
(understand, verstehen) sebagaimana diajarkan oleh Wilhem Dilthey dalam Pattern and
Meaning in history, menjadi sejarah yang menerangkan (explain, erklaren). Memahami
Sejarah berarti mengerti “dari dalam” berdasar “makna subjektif”. Sedangkan menerangkan
adalah “menjelaskan dari luar” dengan menggunakan bahasa ilmu (hubungan-hubungan
kausal) terhadap seorang tokoh yang tentu saja diluar kesadaran subjek sendiri.
Kebanyakan biogragi ditulis cenderung untuk memberi arti “memahami” memahami
konteks yang lebih luas. Sebagaimana, sang tokoh memberi makna perbuatannya, juga berarti
memahami konteks (hidup, lingkungan sosial-budaya, sejarah) yang bersangkutan.
BIOGRAFI KOLEKTIF
Biografi kolektif (prosopography) adalah penelitian tentang sekelompok orang yang
mempunyai karakteristik latar belakang yang sama dengan mempelajari kehidupan mereka.
Latar belakang yang sama itu berarti zaman (rentang waktu, abad, tahun), persamaan nasib,
kedudukan ekonomi, persamaan pekerjaan, persamaan pemikiran, dan peristiwa yang sama.
Dalam serba “persamaan”, selain persamaan itu sendiri, pasti ditemukan juga perbedaan,
kontras, varian, bahkan pertentangan.
Dalam praktik penelitian ada dua pendekatan terhadap biografi kolektif, yaitu
pendekatan elitis dan pendekatan massa. Pendekatan elitis bertujuan untuk mengungkap
kehidupan tokoh-tokoh sejarah yang terkenal, sedangkan pendekatan massa mengungkapkan
kehidupan massa yang tak dikenal. Pendekatan elitis bertujuan memahami kepribadian tokoh-
tokohnya, akar perbuatan dan keputusan, dan kepentingan yang tersimpan dibalik retorika.
Sedangkan pendekatan massa berusaha mengungkapkan perubahan-perubahan structural,
yaitu moblitas sosial dan kultural.
SEJARAH KEJIWAAN
Sejarah kejiwaan (psychohistory) secara subtantif sudah dimulai pada 1910 ketika
Sigmund Freund melakukan analisis atas kepribadian Leonardo da Vinci. Namun, secara
formal Sejarah kejiwaan baru dikukuhkan pada 1960-an. Sejarah kejiwaan ialah “peleburan”,
psikoanalisis dan sejarah”. Tokoh paling menonjol dalam Sejarah kejiwaan ialah Erik H.
Sejarah kejiwaan belum menjadi mode diindonesia. Padahal, kesempatan untuk itu
tersedia. Kita tinggal mencermati buku-buku as told to. Untuk menjawab mengapa Sukarno
menjadi seorang revolusioner yang “incruble”.

Anda mungkin juga menyukai