Anda di halaman 1dari 54

Definisi, Sejarah

Penulisan, dan
Ruang Lingkup
Sejarah
Sharfina Nur Amalina, M.Pd
01 Pengertian Sejarah
Secara Negatif 02 Pengertian Sejarah
Secara Positif

Pengertian
03 Sejarah Menurut
Para Ahli
Pengertian Sejarah Secara
Dalam bahasa Yunani mythos berartiNegatif
Sejarah itu bukan mitos
dongeng. Sama-sama menceritakan tentang masa lalu,
namun sejarah berbeda dengan mitos. Mitos menceritakan masa lalu dengan 1) waktu yang tidak jelas,
dan 2) kejadian yang tidak masuk akal orang masa kini. Di Jawa terdapat banyak sekali cerita mitos.
Motos-mitos tersebut memiliki kegunaan tersendiri, namun mitos bukan sejarah. Dalam mitos tidak
ada penjelasan tentang kapan peristiwa terjadi, sedangkan dalam sejarah semua peristiwa secara persis
diceritakan kapan terjadinya. Mitos bersama dengan nyanyian, mantra, syair dan pepatah termasuk
dalam tradisi lisan. Tradisi lisan itu dapat menjadi sejarah, asal ada sumber sejarah lain.

Sejarah itu bukan filsafat


Sejarah sebagai ilmu dapat terjatuh sebagai tidak ilmiah apabila berhubungan dengan filsafat.
Terdapat dua kemungkinan penyalahgunaan sejarah oleh filsafat: 1) sejarah dimoralkan , dan 2)
sejarah sebagai ilmu yang konkrit dapat menjadi filsafat yang abstrak. Filsafat itu sifatnya abstrak dan
spekulatif dalam arti filsafat hanya berurusan dengan pikiran umum, maka yang dibicarakan ialah
orang tertentu yang mempunyai tempat dan waktu serta terlibat dalam kejadian. Filsafat sebaliknya
kalau ia berbicara tentang manusia, maka manusia itu ialah manusia pada umumnya, manusia yang
hanya ada dalam gambaran angan-angan.
Pengertian Sejarah Secara
Sejarah itu bukan ilmu alam Negatif
Sejarah mempunyai cara tersendiri dalam pekerjaannya. Sejarah sering dimasukkan dalam ilmu-ilmu manusia
atau human studies, yang dalam perjalanan waktu dipecah ke dalam ilmu-ilmu sosial (social sciences) dan ilmu
kemanusiaan (humanities). Orang sering membedakan antara ilmu-ilmu Alam dengan ilmu-ilmu manusia. Di satu
pihak ilmu-ilmu alam bertujuan untuk menemukan hukum-hukum yang umum, sedangkan sejarah berusaha
menuliskan hal-hal yang khas atau bersifat ideografis, sebab sejarah ialah ilmu yang menuliskan pikiran pelaku.

Sejarah itu bukan sastra


Sejarah berbeda dnegan sastra setidaknya dalam tiga hal 1) cara kerja, 2) kebenaran, 3) hasil keseluruhan, 4)
kesimpulan. Dari cara kerjanya, sastra adalah pekerjaan imajinasi yang lahir dari kehidupan sebagaimana dimengerti
oleh pengarangnya. Kebenaran bagi pengarang secara mutlak ada di bawah kuasanya, dengan kata lain pengarang
akan bersikap subjektif dan tidak ada yang mengikatnya. Misalnya, pengarang tahu banyak tentang orang-orang
partai, ia berhak mengadili dunia politik menurut pemahamannya. Kebebasan bagi pengarang demikian besarnya,
sehingga ia berhak membangun sendiri dunianya. Dalam kesimpulan, bisa saja sastra justri berakhir dengan sebuah
pertanyaan. Dan hal tersebut tidak bisa dilakukan oleh sejarah. Sejarah harus berusaha memberikan informasi
selengkap-lengkapnya, setuntas-tuntasnya, dan sejelas-jelasnya.
Pengertian Sejarah secara Positif
Sejarah ialah ilmu tentang manusia
Terjadinya alam semesta, memang sudah berlalu namun itu menjadi objek peneltian astronomi
bukan sejarah. Demikian pergeseran-pergeseran bumi di masa lalu merupakan objek kajian geologi dan
bukan sejarah. Jadi sejarah hanya bercerita tentang manusia. Akan tetapi, juga bukan cerita tentang
masa lalu manusia secara keseluruhan. Manusia yang berupa fosil menjadi objek kajian antropologi
dan arkeologi, bukan sejarah. Akan tetapi, manusia masa kini menjadi objek bersama-sama beberapa
ilmu sosial sesuai dengan minat utamanya, seperti sosiologi, ilmu politik, dan antropologi.

Sejarah ialah ilmu tentang waktu


Sosiologi membicarakan masyarakat diantaranya pelapisan masyarakat, ilmu politik
membicarakan masyarakat terutama pada aspek kekuasaannya, dan antropologi membicarakan
masyarakat di antaranya soal kebudayaan. Sejarah membicarakan masyarakat dari segi waktu, jadi
sejarah merupakan ilmu tentang waktu. Apa yang dapat dibicarakan tentang waktu? Dalam waktu
terjadi empat hal yaitu 1) perkembangan, 2) kesinambungan, 3) pengulangan, dan 4) perubahan. Agar
setiap waktu dapat dipahami, sejarah membuat pembabakan waktu atau periodesasi. Maksud
periodesasi ialah supaya setiap babak waktu itu menjadi jelas ciri-cirinya, sehingga mudah dipahami.
Pengertian Sejarah secara Positif
Sejarah ialah ilmu tentang manusia
Terjadinya alam semesta, memang sudah berlalu namun itu menjadi objek peneltian astronomi
bukan sejarah. Demikian pergeseran-pergeseran bumi di masa lalu merupakan objek kajian geologi dan
bukan sejarah. Jadi sejarah hanya bercerita tentang manusia. Akan tetapi, juga bukan cerita tentang
masa lalu manusia secara keseluruhan. Manusia yang berupa fosil menjadi objek kajian antropologi
dan arkeologi, bukan sejarah. Akan tetapi, manusia masa kini menjadi objek bersama-sama beberapa
ilmu sosial sesuai dengan minat utamanya, seperti sosiologi, ilmu politik, dan antropologi.

Sejarah ialah ilmu tentang waktu


Sosiologi membicarakan masyarakat diantaranya pelapisan masyarakat, ilmu politik
membicarakan masyarakat terutama pada aspek kekuasaannya, dan antropologi membicarakan
masyarakat di antaranya soal kebudayaan. Sejarah membicarakan masyarakat dari segi waktu, jadi
sejarah merupakan ilmu tentang waktu. Apa yang dapat dibicarakan tentang waktu? Dalam waktu
terjadi empat hal yaitu 1) perkembangan, 2) kesinambungan, 3) pengulangan, dan 4) perubahan. Agar
setiap waktu dapat dipahami, sejarah membuat pembabakan waktu atau periodesasi. Maksud
periodesasi ialah supaya setiap babak waktu itu menjadi jelas ciri-cirinya, sehingga mudah dipahami.
Pengertian Sejarah secara Positif
Sejarah ialah ilmu tentang sesuatu yang mempunyai makna sosial
Tidak semuanya penting untuk perkembangan dan perubahan masyarakat. Misalnya kedatangan
para haji mungkin menjadi sebuah peristiwa yang biasa saja, namun kedatangan para haji tertentu bisa
menjadi penting contohnya di tahun 1888 merekalah yang mengobarkan pemberontakan petani Banten.
Demikian juga mungkin bangunan Belanda tidak penting, namun gedung dansa di satu kota menjadi
penting, karena gedung tersebut memiliki makna sosial sebab merupakan contoh peninggalan suatu
zaman.

Sejarah ialah ilmu tentang sesuatu yang tertentu satu-satunya dan terinci
Sejarah adalah sejarah tertentu. Dalam hal ini sejarah berbeda dengan filsafat dan ilmu lainnya.
Misalnya, sejarah akan berbicara tentang mobilitas sosial maka sejarah harus serba jelas kapan dan
dimananya. Selanjutnya sejarah itu ilmu mengenai satu-satunya, unik, karena sejarah harus menulis
peristiwa, tempat dan waktu yang hanya sekali terjadi. Sejarah harus terinci, detail, maksudnya sejarah
harus menyajikan semua hal temasuk hal-hal kecil, tidak terbatas pada hal-hal yang besar saja.
Definisi Sejarah
Kata sejarah berasal dari bahasa Arab yaitu syajarah yang berarti pohon atau istilah.
Adapun sejarah dalam bahasa Inggris disebut history, sedangkan dalam bahasa latin dan
bahasa Yunani menyebutkan histor atau istor yang berarti pandai/ ilmu. Selanjutnya
dikemukakan pengertian sejarah secara terminologi dari beberapa ahli. Sejarah dapat
didefinisikan sebagai peristiwa-peristiwa penting yang terjadi pada waktu, ruang dan ras
tertentu yang memiliki beberapa fungsi, yaitu a) sebagai sumber informasi mengenai
sesuatu yang pernah terjadi, b) sebagai ilmu yang menjelaskan fenomena kehidupan
sepanjang perubahan yang terjadi karena interaksi manusia dengan masyarakat, c) sebagai
ilmu yang menyelidiki fakta-fakta dalam waktu temporer mengenai perkembangan umat
manusia, d) sebagai manifestasi dari pemikiran, dan e) sebagai operasional dari pemikiran.
Sehubungan dengan hal itu beberapa definisi mengenai sejarah oleh beberapa ahli sebagai
berikut :
Pengertian Sejarah menurut
Para Ahli
Ibnu Khaldun menjelaskan sejarah menunjuk kepada
peristiwa-peristiwa istimewa atau penting pada
ruang, waktu atau ras tertentu. Sejarah adalah catatan
tentang masyarakat umat manusia atau peradaban
dunia, tentang perubahan-perubahan yang terjadi
pada watak-watak masyarakat

—Ibnu Khaldun
Berpendapat bahwa sejarah memberikan informasi
tentang sesuatu yang pernah terjadi di dunia.

—Al-Maqrizi
Sejarah adalah suatu ilmu pengetahuan yang
berikhtiar untuk melukiskan dan dengan
penglihatan yang simpatik menjelaskan
fenomena kehidupan sepanjang perubahan yang
terjadi karena terdapat hubungan antara manusia
dan masyarakanya.

—W. Bauer
Mendefinisikan sejarah sebagai ilmu yang
menyelidiki dan menceriatakan fakta dalam
waktu temporer dan berkaitan dengan
perkembangan umat manusia dalam aktivitas
sosial dalam hubungan sebab akibat.

—E. Bernehim
Sejarah adalah bentuk intelektual yang di dalamnya
terdapat peradaban untuk dirinya sendiri dan
untuk masa lalunya.

—J. Huizinga
Sejarah adalah gambaran masa lalu tentang manusia
dan sekitarnya sebagai makhluk sosial yang
disusun secara ilmiah dan lengkap, meliputi
urutan fakta tersebut dengan tafsiran dan
penjelasan yang memberi pengertian dan
kefahaman tentang apa yang telah berlalu itu.

—Zidi Gazalba
Ilmu Sejarah adalah salah satu cabang Ilmu Pengetahuan
yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis
keseluruhan perkembangan masyarakat serta
kemanusiaan di masa lampau beserta kejadian-
kejadiannya, dengan maksud untuk menilai secara
kritis seluruh hasil penelitiannya tersebut. Untuk
selanjutnya dijadikan perbendaharaan pedoman bagi
penilaian dan penentuan keadaan sekarang serta arah
progas masa depan.

—Dr. H. Roeslan Abdulgani


Sejarah tidak berkembang ke arah depan dengan
tujuan pasti melainkan bergerak seperti garis
lingkaran yang tinggi rendahnya diakibatkan
oleh keadaan manusia. Herodotus mendapat
julukan “The Father of History” atau Bapak
Ilmu Sejarah.

—Herodotus
Menurutnya sejarah adalah:
• Kesusasteraan lama, silsilah, asal-usul
• Kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi
pada masa lampau
• Ilmu pengetahuan, cerita pelajaran tentang
kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi
pada masa lampau

—W.J.S Poerwadarminto
Sejarah menurut paham ilmiah ialah suatu ilmu
pengetahuan yang disusun atas hasil penyelidikan
beberapa peristiwa yang dapat dibuktikan dengan
bahan kenyataan.

—Prof. Moh. Yamin, SH


Sejarah adalah kejadian-kejadian, peristiwa-peristiwa
seluruh yang berhubungan dengan manusia,benda dan
secara singkat adalah menyangkut perubahan yang
nyata di dalam kehidupan manusia.
Sejarah adalah cerita yang tersusun secara sistematis (serba
rapi dan teratur)
Sejarah adalah ilmu yang menyelidiki perkembangan
peristiwa dan kejadian-kejadian di masa lampau

—R. Moh. Ali


Sejarah merupakan satu sistem yang meneliti suatu
kejadian sejak awal dan tersusun dalam bentuk
kronologi. Pada masa yang sama, menurut beliau
juga Sejarah adalah peristiwa-peristiwa masa lalu
yang mempunyai catatan, bukti-bukti yang
konkrit.

—Aristotles
Sejarah sebagai ilmu yang mempelajari apa yang
telah diperbuat oleh manusia.

—Patrick Gardiner
Dalam buku teksnya What is History, Sejarah adalah
dialog yang tak pernah selesai antara masa
sekarang dan lampau, suatu proses interaksi yang
berkesinambungan antara sejarawan dan fakta-
fakta yang dimilikinya.

—E.H. Carr
Definisi Sejarah
Berdasarkan penjelasan dari para ahli, secara garis besar dapat dikatakan bahwa a)
sejarah adalah peristiwa masa lalu yang menimbulkan dampak bagi kehidupan
umat manusia, b) sejarah adalah sumber informasi dari suatu peristiwa yang
pernah terjadi pada masa lampau, c) sejarah mengandung ilmu pengetahuan yang
mendeskripsikan fenomena kehidupan manusia dan menimbulkan perubahan, d)
sejarah sebagai ilmu menguraikan fakta-fakta tentang perkembangan dan
kemajuan manusia pada masa lampau, e) sejarah adalah perwujudan dan
pemikiran tentang masa lalu, dan f) sejarah adalah perkembangan pemikiran masa
lalu.
Sejarah Penulisan Sejarah
Dalam bab ini akan dikemukakan sejarah penulisan sejarah (historiography)
terutama pada historiografi Eropa. Pembahasan historiografi Eropa dikarenakan
sejarah modern dianggap berasal dari Eropa maka sejarah historiografi Eropa
menjadi yang paling sering dibicarakan. Selain itu juga pada historiografi Eropa
menunjukkan pergantian pendekatan, pendekatan rhetorika, pendekatan sejarah
kritis, dan pendekatan ilmu sosial. Sejarah historiografi Eropa dilihat sebagai
gejala yang terikat oleh waktu (time bound) dan terikat oleh kebudayaan (culture
bound) zamannya.
Zaman Kristen
01 Zaman Yunani
dan Romawi 02 Awal dan
Pertengahan

03 Zaman
Renaissance
Zaman
Yunani dan
Romawi
Herodotus (484-425 SM)

Herodotus menulis beberapa sejarah kebudayaan. Karya tulisnya


merupakan karya sejarah, juga menulis beberapa karya dalam bidang
antropologi dan sosiologi. Herodotus disebut sebagai Bapak Sejarah,
karena ia meletakkan dasar sejarah sebagai ilmu. Tulisannya ialah
tentang Perang Yunani-Persia pada tahun 478 SM. Dalam
penulisannya Herodotus sudah menggunakan metode sejarah
(kesaksian para pelaku kedua belah pihak, dan sumber lain). Dia
memuji kedua belah pihak baik Yunani juga Persia. Namun dalam
penulisan sejarah Herodutus memiliki kelemahan yakni kurang
akurat dalam melukiskan perang yakni tidak bisa menghindari sebab-
sebab supernatural.
Thucydides (456-396 SM)
Thucydides menulis perang antara Athena-Sparta
(Demokrasi-Tirani), yg dimenangkan oleh Athena.
Thucydides adalah seorang jenderal juga politisi sehingga
tulisannya banyak berbau tentang perang salah satunya yakni
mengenai perang Peloponnesos (431-404 SM) dianggap
sebagai laporan perang. Seklipun sejarah yang ditulisnya
terbaas pada politik, diplomasi, serta perang namun tulisan
sejarah oleh Thucydides bersifat lebih akurat dan
menghindari penjelasan supernatural. Thucydides merupakan
orang pertama yang mengatakan bahwa sejarah bisa
pragmatis (memiliki kegunaan praktis).
Polybius (198-117 SM)

Polybius merupakan orang Yunani yang kemudian hidup dan


dibesarkan di Romawi. Jika Herodotus banyak menulis tentang
periode awal Yunani, maka Polybius banyak menulis tentang sejarah
tentang perpindahan kekuasaan dari Yunani ke Romawi. Tulisan
Polybius sudah menggunakan metode sejarah kritis dan secara
metodologis ia mengatakan bahwa betapa geografi dan topografi
penting untuk sejarah. Sama seperti Thucydides, Polybius juga
menganggap bahwa sejarah itu bersifat pragmatis. Sebagai orang
yang tinggal di dua negeri Yunanii dan Romawi dia menyadari
bahwa saling keterkaitan antar kedua bangsa tersebut.
Julius Caesar (100-44 SM)

Julius Caesar merupakan seoarang Jenderal Romawi


yang berhasil menaklukan Gaul. Julius Caesar menulis
buku dengan judul Commentaries on Gallic Wars yang
melukiskan suku Galia, dan Civil War yang berisikan
tentang pembelaannya mengenai perang dengan Galia
dilakukan. Kedua buku tersebut merupakan sumber
penting mengenai adat-istiadat Gallia.
Sallustius Crispus (86-34 SM)

Sallustius Crispus terkenal dengan tulisannnya yang banyak


berupa monografi-monografi. Ia menulis beberapa tulisan
diantaranya berjudul History of Rome, Conspiracy of
Cataline, dan Jugurthine War. Tulisan Sallustius Crispus
juga terdapat mengenai analisisnya tentang persoalan politik
yang tidak memihak. Namun tulisan sejarah oleh Sallustius
Crispus memiliki kelemahan yakni kurang hati-hati dalam
menjelaskan kronologi dan geografi karena dalam
penulisannya ia lebih cenderung mengandalkan sekretaris.
Titus Livius (59 SM – 17 M)

Titus Livius merupakan seorang tukang cerita yang


luas biasa. Dalam menulis sejarah Titus Livius
mengorbankan kebenaran sejarah dan lebih
mengedepankan retorika. Dia menulis sejarah Romawi
sebagai negara dunia dengan semangat patriotisme.
Salah satu tulisannya yakni mengenai berdirinya Kota
Roma yang merupakan tulisan sejarah campuran antara
fantasi dan fakta.
Publius Cornelius Tacitus (55-120
M)
Publius Cornelius Tacitus merupakan sejarawan
dengan tulisannya antara lain: Annals, Histories, dan
Germania. Menurutnya Publius Cornelius Tacitus
“sebab moral” yg menjadi penyebab keruntuhan
Romawi. Tulisannya tenatang bangsa Jerman
merupakan sosiologi deskriptif yang menggambarkan
bangsa tersebut pada waktu itu. Tulisannya lebih
cendung sejarah dibandingkan dengan Livius yang
lebih mengutamakan retorika.
Publius Cornelius Tacitus (55-120
M)
Publius Cornelius Tacitus merupakan sejarawan
dengan tulisannya antara lain: Annals, Histories, dan
Germania. Menurutnya Publius Cornelius Tacitus
“sebab moral” yg menjadi penyebab keruntuhan
Romawi. Tulisannya tenatang bangsa Jerman
merupakan sosiologi deskriptif yang menggambarkan
bangsa tersebut pada waktu itu. Tulisannya lebih
cendung sejarah dibandingkan dengan Livius yang
lebih mengutamakan retorika.
Zaman Kristen
Awal dan
Pertengahan
Sextus Julius Africanus (180-250)

Sextus Julius Africanus menulis karya sejarah yang


berjudul Chronographia. Dalam tulisan tersebut
menceritakan tentang proses penciptaaan dunia sampai
tahun 221 SM. Menurut beliau dunia diciptakan tahun
5499 SM. Tulisannya banyak mengambil dari Yahudi,
Yunani dan Romawi.
Eusebius Pamphilus (260-340)

Eusebius Pamphilus menulis karya Chronicle dan


Church History. Eusebius Pamphilus menulis dalam
bahasa Yunani sehingga karyanya harus diterjemahkan
dalam bahasa latin. Dalam penulisan karyanya dia
banyak menggunakan sumber. Ia membagi
kronologinya menjadi dua bagian: sacred, yaitu Yahudi
dan Kristen; dan profane, yaitru pagan (kafir).
Paulus Orosius (380-420)

Paulus Orosius dilahirkan di Spanyol kemudian


pindah dan menetap di Afrika. Ia belajar selama
tahun di bawah bimbingan Augustine. Paulus
Orosius menulis buku yang berjudul Seven Books
Againts the Pagan. Buku tersebut merupakan
pembelaan atas peradaban Kristen yg dituduh
menjadi penyebab keruntuhan Romawi Barat pada
abad ke-5. Ia mengatakan bahwa keruntuhan
paganisme (Mesir, Yunani, Romawi) sudah
merupakan kehendak Tuhan dan bukan dikarenakan
orang Kristen.
Cassiodorus (480-570)

Cassiodorus menulis buku yang berjudul History of the


Goths. Buku tersebut ditulisnya sewaktu menjadi pegawai
Raja Theodoric dari Ostrogoths. Cassiodorus merupakan
seroang pengagum kebudayaan Romawi, sehingga ia menulis
mengarang seolah-olah bangsa Goth berasal dari Roma.
Cassiodorus juga memiliki tulisan lain yang berjudul Variae,
Variae adalah surat-surat yang ditulisnya sewaktu mengabdi
pada Theodoric. Surat-surat tersebut kemudian menjadi
dokumen sejarah yang penting sekitar kegiatan bangsa
Ostrogoth.
Procopius (500-565)

Procopius menulis buku dalam bahasa Yunani yang berjudul


The History of His Own Time yang menceritakan perang
Byzantium melawan Persia, Afrika, dan bangsa Goths.
Procopius merupakan saksi mata dari perang tersebut karena
menyertai jenderal Byzantium dalam perang. Tulisan
Procopius memiliki kelemahan yakni: tulisannya bias karena
ia pengagum Bizantium, serta menggunakan sumber yang
tidak diseleksi terlebih dahulu.
Gregory (Bishop of Tours)

Gregory menulis karya yang berjudul History of the


Franks, yang isinya menceritakan tentang sejarah
dunia sejak zaman kuno sampai abad ke-5. Karya
Gregory ditulis dengan bahasa Latin sangat
dipengaruhi oleh agama (Kristen), sehingga masih
menampilkan hal-hal yg bernuansa keajaiban.
Venerable Bede (672-735)

Karya Venerable Bede berjudul Ecclesiastical History of the


English People. Dalam buku tersebut membahas mengenai
terbentuknya kebudayaan Anglo-Saxon. Dia menulis dalam
bahasa latin. Venerable Bede, menggunakan banyak sumber
dan berkonsultasi dengan para gerejawan selama menulis
buku tersebut. Ia sangat berhati-hati dalam menceritakan hal-
hal terutama hal yang sifatnya ajaib, sehingga sejarahnya
lebih terkesan objektif. Bukunya dirancang secara sistematis.
Biografi dalam buku karyanya menjadi bagian yang sangat
penting karena dia menulis banyak tentang orang-orang yang
berjasa dalam membawa misi Kristen di Inggris.
Zaman
Renaissance
Lorenzo Valla (1407-1457)

Tulisan Lorenzo Valla berjudul The History of Ferdinand I of


Aragon. Merupakan sebuah buku yang tidak kritis, karena
buku tersebut adalah sejarah resmi. Buku tersebut merupakan
sejarah resmi kerajaan sehingga tidak kritis. Melalui buku
tersebut ia membuktikan tentang kepalsuan Hadiah
Konstantinus (305-337) yang memberikan hak politik kepada
Paus. Buku karya Lorenzo Valla tersebut memiliki
keunggulan bukan karena kritik sejarahnya melainkan pada
keberaniannya dalam melakukan kritik terhadap sejarah pada
waktu itu.
Fransesco Guicciardini (1483-
1540)
Karya Fransesco Guicciardini berjudul History of Florence
yang merupakan sejarah politik yang bersifat rasional.
Tulisannya banyak menggunakan bahasa langsung dan bukan
bahasa percakapan. Sayangnya tulisannya tidak banyak
berpengaruh terhadap historiografi Renaissance karena
bukunya tidak diterbitkan hingga tahun 1859. Fransesco
Guicciardini juga menulis buku lain yang berjudul History of
Italy. Buku tersebut ditulis dengan pendekatan “kesatuan
geografis”, yang menjadikan buku tersebut merupakan buku
sejarah universal pertama yang membahas tentang Italia.
Bukunya menjadi sejarah universal yang pertama di Italia.
 
Ruang Lingkup
Ilmu Sejarah
Mempelajari sejarah berarti membiasakan diri
untuk berpikir secara historis dan kritis. Cara
berpikir sejarah berbeda dengan cara berpikir
ilmu pengetahuan alam yang saintis. Berpikir
secara historis tentu akan terus berhubungan
dengan masa lampau, sedangkan dalam
berpikir saintis kita tak dituntut untuk
menengok masa lalu. Pada materi ini,
mahasiswa diharapkan memiliki
pengetahuan dan pemahaman mendalam
mengenai ruang lingkup sejarah.
Ruang Lingkup Ilmu Sejarah
Sejarah Sosial
Menurut definisi yang cukup banyak dirujuk, pengertian sejarah sosial Bagi sejarawan Amerika
Robert J. Bezucha, mengartikan bahwa sejarah sosial itu sejarah budaya yang mengkaji kehidupan
sehari-hari anggota-anggota masyarakat dari lapisan yang berbeda-beda dari periode yang berbeda-
beda; merupakan sejarah dari masalah-masalah sosial; sejarah ekonomi. Kemudian sejarawan Inggris
Hobsbawm menyebutnya sejarah sosial mengkaji sejarah: sejarah dari orang-orang miskin atau kelas
bawah; gerakan-gerakan sosial; berbagai kegiatan manusia seperti tingkah laku, adat istiadat,
kehidupan sehari-hari; sejarah sosial erat dalam hubungannya dengan sejarah ekonomi.

Sejarah Ekonomi
Fenomena ekonomi yang dikaji menurut sudut pandang historis, gabungan metode sejarah
dengan statistik serta teori ekonomi terapan. Topiknya meliputi bisnis, sejarah keuangan, sejarah
ekonomi suatu daearah/ kelompok.
Ruang Lingkup Ilmu Sejarah
Sejarah Kebudayaan
Kartodirdjo, mengemukakan semua perwujudan baik yang berupa struktur maupun proses dari
kegiatan manusia dalam dimensi ideasional, etis, dan estetis, adalah kebudayaan. Hal ini sejalan
dengan Sjamsuddin yang mengemukakan, Semua bentuk manifestasi keberadaan manusia berupa
bukti atau saksi seperti artifact (fakta benda), menifact (fakta mental-kejiwaan) dan socifact (fakta atau
hubungan sosial), termasuk dalam kebudayaan. Aspek-aspek seperti; gaya hidup, etika, dan etiket
pergaulan, kehidupan kelurga sehari-hari pendidikan, pelbagai adat istiadat, upacara adat, siklus
kehidupan, dan lain sebaginya

Sejarah Demografi
Fenomena atau fakta demografi yang dikaji menurut pandang historis berupa pertumbuhan
penduduk, sensus penduduk, migrasi, urbanisasi, kelahiran, kematian, pernikahan, persebaran antara
laki-laki dan perempuan dll.
Ruang Lingkup Ilmu Sejarah
Sejarah Politik
Analisisnya lebih luas dan mendalam karena yang dibahas seperti soal struktur
kekuasaan, kepemimpinan, para elit, otoritas, budaya politik, proses mobilisasi, jaringan
jaringan politik dalam hubungannya dengan sistem dan proses-proses sosial, ekonomi dan
sebagainya.

Sejarah Intelekual
Sejarah Intelektual, secara filosofis hubungannya lebih erat dengan aliran
fenomenologi. Dalam arti luas fenomnologi mengkaji tentang fenomena-fenomena atau
apa saja yang tampak. Dalam hal ini fenomenologi merupakan sebuah pendekatan yang
berpusat pada analisis terhadap gejala yang membanjiri kesadaran manusia. Sejarah
Intelektual adalah sejarah yang menerangkan tentang pemikiran, ide, filsafat, baik secara
individu maupun kelompok.
Ruang Lingkup Ilmu Sejarah
Sejarah Keluarga
Sejararah Keluarga (Family History) sebagai suatu bidang riset mulai muncul pada tahun 1950-
an, sebagai bagian tumbuhnya minat terhadap sejarah ekonomi dan sosial mana para ahli sejarah
mencari informasi mengenai keluarga dari berbagai sumber, mulai dokumen-dokumen legal, catatan
kasus-kasus pengadilan, sejarah nama-nama keluarga, lukisan lama, naskah perjanjian dan sebagainya,
dan juga berbagai penggalian arkeologis di lokasi-lokasi milik pribadi guna mengungkap cikal-bakal
kehidupan keluarganya.
Sejarah Etnis
Pada umunya sejarah etnis (ethnohistory) ditulis untuk merekonstruksi sejarah dari kelompok-
kelompok etnis sejak sebelum datangnya bangsa Eropa sampai dengan interaksi mereka dengan orang-
orang Eropa. Sejarah etnis tersebut mulai digunakan secara umum sejak oleh pakar antropologi,
arkeologi, dan sejarawan, sejak tahun 1940-an. Sumber-sumber yang mereka gunakan, selain dari
bahan-bahan etnografis yang ditulis tentang kelompok etnis-etnis tersebut, juga dari tradisi-tradisi lisan
(oral traditions) yang masih bertahan di antara kelompok etnis tersebut. Di sinilah para ahli sejarawan
etnis harus melakukan penelitian lapangan seperti yang dilakukan antropolog., Begitu juga untuk
teknik-teknik sejarah lisan (oral history), harus mereka kuasai betul.
Ruang Lingkup Ilmu Sejarah
Sejarah Pendidikan
Di negara-negara Barat (Amerika dan Eropa) perhatian sejarah pendidikan telah begitu nampak
sejak abad ke-19, dan pentingnya sejarah pendidikan tersebut digunakan untuk berbagai macam tujuan,
terutama untuk membangkitkan kesadaran bangsa dan kesatuan budaya, pengembangan profesi guru,
atau kebanggaan terhadap lembaga-lembaga dan tipe pendidikan tertentu.
Sejarah Medis
Penulisan sejarah medis dilatarbelakangi oleh kebutuhan para dokter yang menyadari pentingnya
pemahaman tradisi-tradisi pengobatan yang berbeda-beda pada masa lalu. Pada akhir abad ke-19 di
Jerman, sejarah kedokteran berkembang pesat berkat dorongan para dokter dan filolog. Terjadi suatu
perkembangan baru pada tahun 1960-an, di mana bidang ini tidak hanya ditekuni para dokter, tetapi
diminati oleh ilmuwan bidang-bidang lainnya, seperti; sejarawan, ekonomi, demografi sejarah,
sosiologi, dan antropologi yang juga diajarkan pada fakultas-fakultas lain selain kedokteran. Substasi
yang diajarkannya juga tidak hanya mempelajari orang-orang besar dalam dunia kedokteran,
melainkan sejarah kesehatan masyarakat serta aneka aspek yang mempengaruhinya, jadi lebih terbuka.
RESOURCES

■ Carr, E.H. (1964) What Is Hiystory, Auckland : Penguin Books.


■ Gottschalk, Louis. (1975). Mengerti Sejarah, Terjemahan Nugroho Notosusanto
Jakarta : Universitas Indonesia.
■ Hamid, ABD Rahman dan Muhammad Saleh Madjid. (2011), Pengantar Ilmu
Sejarah, Yogyakarta : Ombak.
■ Kartodirdjo, Sartono.(1992). Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi
Sejarah. Jakarta : Gramedia.
■ Kasdi, Aminuddin.(2005). Memahami Sejarah. Surabaya: Unesa Press.
■ Kuntowijoyo. (1995). Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Bentang.
■ Sjamsuddin Helius. (1996). Metodologi Sejarah. Jakarta : Depdikbud
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
THANK Do you have any questions?

Anda mungkin juga menyukai