Anda di halaman 1dari 15

1.

Secara umum, Pengertian Sejarah merupakan ilmu pengetahuan yang membahas tentang
segala peristiwa yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan manusia. Dalam arti
luas, Pengertian Sejarah merupakan ilmu yang mempelajari kejadian atau peristiwa pada masa
lampau dalam kehidupan manusia melalui bukti tertulis misalnya kitab/dokumen kuno dan lisan
misalnya tradisi turun temurun dan mitos, bukti berupa benda-benda misalnya artefak dan
prasasti serta monumen sejarah. Selain itu, Pengertian Sejarah juga membahas tentang dan
peristiwa dan waktu. Dengan demikian, masalah waktu berperan penting dalam memahami
suatu peristiwa, maka para sejarawan biasanya mengatasi masalah waktu dengan membuat
sebuah periodesasi.

2. Pengertian Sejarah Secara Khusus adalah suatu kejadian yang telah terjadi di masa lampau yang
tersusun berdasarkan peristiwa-peristiwa yang disebut dengan sejarah. Sedangkan dalam
bahasa Inggris, kata sejarah disebut dengan history, yang artinya masa lampau (masa lampau
umat manusia). Secara Etimologi kata sejarah berasal dari bahasa arab yaitu syajarah
(syajarotun) yang memiliki arti pohon.Di Indonesia sejarah dapat berarti silsilah, riwayat, asal-
usul, dan jika di buat sekemanya maka akan menyerupai sebuah pohon yang memiliki
ranting,daun,cabang, dan akar.
Kata sejarah dalam bahasa Yunani disebut dengan istoria yang memiliki arti belajar. Jadi sejarah
itu merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa atau kejadian yang telah terjadi di
masa lampau kehidupan umat manusia.
Kata sejarah dalam bahasa Jerman disebut dengan geschichte yang memiliki arti sesuatu yang
telah terjadi pada masa terdahulu dalam kehidupan manusia.
Kata sejarah dalam bahasa Inggris disebut dengan History yang memiliki arti masa lampau atau
masa lampau manusia.

Berikut ini pengertian sejarah menurut para Ahli :


Menurut Roeslan Abdulgani
Sejarah merupakan ilmu yang meneliti dan menyelidiki secara sistematis keseluruhan
perkembangan masyarakat serta kemanusiaan di masa lampau beserta kejadian-kejadiannya;
dengan maksud untuk menilai secara kritis seluruh hasil penelitiannya, untuk dijadikan
perbendaharaan-pedoman bagi penilaian dan penentuan keadaan masa sekarang serta arah
progres masa depan.

Thomas Carlye
Mendefinisikan sejarah sebagai suatu peristiwa masa lampau yang mempelajari biografi orang-
orang terkenal. Dimana orang-orang ini merupakan penyelamat pada masanya. Dan orang-
orang ini pula yang meletakkan pondasi sejarah pada saat ini.

Menurut Moh.Yamin
Sejarah adalah ilmu pengetahuan yang tersusun atas hasil-hasil penyelidikan dari beberapa
peristiwa-peristiwa yang dapat di buktikan secara nyata.

Menurut Heredotus
Seorang ahli sejarahwan yang berkebangsaan Yunani. Yang mendapat julukan The Father Of
Hstory ( Bapak Sejarah).Menurut Heredotus sejarah tidak berkembang kedepan dengan tujuan
yang pasti, melainkan bergerak sesuai garis lingkaran yang naik turunya disebabkan oleh
keadaan manusia.
Menurut Ibnu Khaldun
Sejarah adalah catatan tentang umat manusia atau peradapan dunia, tentang perubahan-
perubahan yang terjadi pada watak atau sifat masyarakat itu sendiri.

Menurut R.Moh Ali


Pengertian sejarah terbagi menjadi tiga yaitu :
 Sejarah yaitu ilmu yang menyelidiki perkembangan peristiwa-peristiwa ataupun
kejadian-kejadina di masa lalu.
 Sejarah yaitu kejadian-kejadian, atau peristiwa-peristiwa yang berhungan dengan
manusia,yang menyangkut perbuatan yang nyata di dalam kehidupan manusia.
 Sejarah yaitu cerita yang tersusun secara sistematis (teratur atau rapi).

3. Sumber Primer dan Sumber Sekunder Dalam Ilmu Sejarah


a. Sumber Primer
Sumber primer yaitu sumber yang berkaitan langsung dengan peristiwa yang diceritakan.
Sumber primer ini dapat berupa kesaksian langsung dari pelaku sejarah (sumber lisan).
Dokumen-dokumen, naskah perjanjian, arsip, (sumber tertulis), dan benda-benda arkeologi
(sumber benda).
1. Sumber Lisan
Sumber lisan adalah keterangan tentang peristiwa pada masa lampau yang
diperoleh secara langsung dari pelaku peristiwa tersebut. Misalnya, keterangan yang
diberikan oleh orang-orang yang menjadi pelaku/saksi terjadinya G30S/PKI.
2. Sumber Tulisan
Sumber tulisan adalah keterangan tentang peristiwa pada masa lampau yang
diperoleh melalui prasasti, dokumen, naskah, dan rekaman suatu kejadian. Sumber
tertulis merupakan sumber sejarah yang paling baik.
3. Sumber Benda
Sumber benda adalah keterangan tentang peristiwa pada masa lampau yang
diperoleh melalui benda-benda peninggalan. Fosil, alat-alat atau benda-benda budaya
(kapak, tombak, gerabah, perhiasan, manik-manik, dan sebagainya). tugu peringatan,
bangunan, dan sebagainya merupakan peninggalan sejarah yang sangat penting,
terutama bagi masyarakat pra-aksara.

b. Sumber Sekunder
Yaitu kesaksian dari siapa pun yang bukan merupakan pelaku/saksi langsung, yakni
orang yang tidak hadir pada peristiwa yang dikisahkan.
c. Sumber Tersier, adalah buku-buku sejarah yang disusun atas laporan-laporan penelitian ahli
tanpa dengan melakukan penelitian langsung
4. 1. Sejarah sebagai peristiwa (history as event)

Ruang lingkup sejarah yang pertama ialah sejarah sebagai peristiwa. Sejarah dikatakan
sebagai peristiwa ialah menyangkut kejadian yang penting, nyata dan aktual. Sejarah ini telah
benar terjadi di masa lalu dan tidak berulang-ulang. Poin pentingnya, kejadian tersebut benaran
terjadi di masa lalu. Tanpa adanya kejadian tersebut di masa lalu, tidak boleh disebut sebagai
sejarah. Peristiwa yang tidak terkait dengan peristiwa lain dimana menjadikan ini dinamika atau
proses konteks histori bisa dianggap bukan sejarah. Jadi ntara peristiwa yang terjadi itu harus
terdapat hubungan sebab akibat, yang terdapat dalam konteks waktu, pelaku, dan tempat.
Peristiwa bisa dikatakan penting kalau kejadiannya bisa mempengaruhi terjadinya kejadian atau
peristiwa lain yang sekarang maupun terhadap kehidupan berikutnya.

Adapun contoh sejarah sebagai peristiwa yaitu

 pertempuran medan area


 pertempuran 10 november
 pertempuran bandung lautan api
 super semar, peristiwa G30S/PKI
 peristiwa kemerdekaan indonesia
 dan masuknya indonesia sebagai anggota pbb.

2. Sejarah sebagai kisah (history as narrative)

Ruang lingkup sejarah ke 2 ialah sejarah sebagai kisah. Sejarah adalah rangkaian cerita berupa
narasi yang disusun berdasarkan ingatan, tafsiran manusia ataupun kesan tentang kejadian yang terjadi
di masa lalu. Kisah yang disajikan pun dapat dilakukan secara lisan maupun tertulis. Apabila secara lisan,
kisah dapat disampaikan dalam bentuk ceramah, pidato dan sebagainya. Kalau secara tertulis, kisah ini
dapat dijadikan kedalam bentuk cerita pendek, majalah atau buku. Kisah yang disajikan pun berbeda-
beda tergantung dari pihak mana yang menceritakan kisahnya.

Contoh kisah tentang perang kemerdekaan indonesia melawan belanda, bila pihak belanda yang
berkisah maka berisi tentang tantara belanda melawan pemberontakan, tapi bila pihak indonesia yang
berkisah maka berisi tentang perang melawan penjajahan belanda. Ada juga tafsiran yang berbeda beda
karena sifat lupa dari manusia, jadi sejarah dalam mengisahkan sesuatu terdapat beberapa perbedaan
tetapi tetap sesuai dengan fakta yang ada.

Contoh sejarah sebagai kisah :

 kisah api dibukit menoreh dengan setting sejarah kerajaan demak


 kisah bende mataram dengan setting sejarah penjajahan belanda
 kisah ken arok dengan setting sejarah singosari
 kisah ratu kidul dengan setting sejarah kerajaan mataram yogyakarta
 kisah ki ageng selo menangkap petir dengan setting sejarah kerajaan demak, dan masih banyak
lagi.
3. Sejarah sebagai ilmu (history as science)

Ruang lingkup sejarah ke 3 ialah sejarah sebagai ilmu. Sejarah sebagai ilmu mempelajari
kenyataan dengan mengadakan penelitian dan pengkajian mengenai peristiwa cerita sejarah.
Konsep ini merupakan ruag lingkup terpenting dari sejarah. Sejarah sebagai ilmu karena
merupakan pengetahuan tentang peristiwa dan cerita yang terjadi di masyarakat pada masa lalu
yang disusun secara sistematis dengan metode kajian yang ilmiah, kemudian menggunakan
pemikiran yang rasional serta bersifat objektif untuk mendapatkan kebenaran dan fakta. Untuk
lebih mudahnya, sejarah sebagai ilmu maksudnya sejarah dapat dijadikan sebagai sarana untuk
pendidikan dan menambah wawasan.

Contoh sejarah sebagai ilmu adalah mempelajari sejarah di sekolah dapat mengetahui dan memahami
peristiwa masa lampau secara edukatif. Sejarah sebagai ilmu pengetahuan memiliki beberapa syarat
ilmiah, yaitu:

 Empiris, empiris berasal dari bahasa yunani empeiria yang berarti pengalaman. Sejarah sangat
bergantung pada pengalaman manusia. Pengalaman tersebut direkam dalam dokumen dan
peninggalan sejarah lainnya, kemudian diteliti oleh sejarawah untuk menemukan fakta.
 Objek, objek dari penulisan sejarah adalah perubahan atau perkembangan aktivitas yang
dilakukan oleh manusia. Karena objeknya terkait manusia, maka ilmu sejarah dimasukkan dalam
ranah ilmu-ilmu humaniora.
 Teori, sejarah memiliki teori atau yang disebut sebagai filsafat sejarah kritis.
 Generalisasi(kesimpulan umum), kesimpulan dari ilmu sejarah adalah kesimpulan yang lebih
mendekati pola-pola atau kecenderungan dari suatu peritiwa. Kesimpulan sejarah tidak bisa
diakui sebagai kebenaran dimana-mana. Tetapi kesimpulan sejarah sebagai koreksi atas
kesimpulan ilmu lainnya haruslah dimiliki untuk berlaku hati-hati dalam penelitian dan menarik
suatu kesimpulan.
 Metode ilmiah, metode ilmiah atau langkah-langkah penelitian sejarah yang sering digunakan
adalah penentuan tema, heuristik (pencarian dan pengumpulan sumber), verifikasi (kritik
sumber), interpretasi (penafsiran sumber), dan historiografi (penulisan sejarah).
4. Sejarah sebagai seni (history as arts)

Ruang lingkup sejarah ke 4 ialah sejarah sebagai seni. Sejarah juga punya nilai estetika lho, jadi
bukan nilai etika juga logika saja. Kemudian kenapa bisa dikatakan sejarah sebagai seni? Ini karena
perlunya intuisi, imajinasi, emosi dan gaya bahasa yang termasuk sebagai karya seni dalam menuliskan
sejarahitu sendi supaya menarik. Dalam pemilihan topik intuisi benar-benar dibutuhin temen-temen,
kenapa? Karena sejarawan membutuhkan intuisi untuk memilih topik yang nantinya akan merangkai
seluruh fakta yang ada sehingga menjadi sebuah kisah. Kemudian imajinasi sejarawan digunakan untuk
menyususun fakta-fakta sejarah yang berhasil ditemukan supaya menjadi utuh dan bulat sehingga
mudah dipahami kita semua. Kontruksi atau gambaran sejarawan tentang sebuah peristiwa jelas tidak
bisa sama persis dengan peristiwa yang sebenarnya sehingga sejarawan membutuhkan imajinatif untuk
merangkai fakata-fakta sejarah yang sudah tersedia.

Oleh karena itu, sejarawan memiliki emosi untuk menyatukan perasaan dengan objeknya agar
para pembaca seolah-olah terlibat langsung dengan suatu peristiwa sejarah. Akhirnya, seluruh
pengisahan sejarah harus didukung dengan penggunaan gaya bahasa yang lugas dan hidup.

Contoh sejarah sebagai seni yaitu :

 seni pahat di candi candi


 ukiran ukiran (relief) di candi
 patung patung di candi
 wayang kulit
 ondel ondel
 dan tarian-tarian daerah.

Sejarah sebagai seni memiliki kelemahan-kelemahan sebagai berikut :

 Berkurangnya ketepatan dan objektivitas, accuracy (ketepatan) dan objektivitas sangat


diperlukan dalam penulisan sejarah. Penulisan sejarah berdasarkan fakta, sedangkan seni
merupakan hasil imajinasi.
 Penulisan sejarah akan terbatas, penulisan sejarah yang terlalu dekat dengan seni akan terbatas
kepada objek-objek yang dapat dideskripsikan . Penulisan sejarah akan penuh dengan gambaran
tentang perang dan biografi yang penuh sanjungan.

5. Ciri-ciri Sejarah

1. Unik (einmaleg): peristiwa sejarah itu unik (einmaleg) dikarenakan hanya terjadi 1 kali dan tidak
pernah terulang kembali.
2. Abadi: peristiwa sejarah dikatakan abadi dikarenakan peristiwa sejarah tidak akan pernah
berubah dan tetap dikenang sepanjang masa.
3. Pengaruhnya besar (penting): peristiwa sejarah memiliki pengaruh yang sangat besar dan dapat
mempengaruhi banyak orang sehingga dapat mengenang peristiwa tersebut.

6. Fungsi sejarah
1. Edukatif
Bahwa pelajaran-pelajaran sejarah memberikan kebijaksanaan dan kearifan. Ucapan “Belajarlah
dari Sejarah“ atau “Sejarah mengajarkan kepada kita” atau “Perhatikanlah pelajaran-pelajaran yang
diberikan oleh sejarah”. Dengan ucapan-ucapan itu dinyatakan bahwa fungsi dan kegunaan sejarah
ialah memberikan pelajaran. Akan tetapi, apa sesungguhnya arti ucapan-ucapan seperti itu?
Bagaimana kita dapat belajar dari sejarah? Atau bagaimana sejarah dapat memberi pelajaran pada
kita? Jika kita kaji secara mendalam, kita akan sampai pada kesimpulan, bahwa kita hanya dapat
belajar dari sejarah jika peristiwa-peristiwa yang terjadi pada masa lalu itu akan terjadi lagi pada
masa sekarang. Hal-hal yang baik akan kita sambut dan kita usahakan betul supaya terjadi lagi dan
hal-hal yang tidak baik kita coba menghilangkan atau menghindarinya.
2. Inspiratif
Sejarah memberikan ilham atau inspirasi kepada kita, tindakan-tindakan kepahlawanan dan
peristiwa-peristiwa gemilang pada masa lalu dapat mengilhami kita semua pada taraf perjuangan
yang sekarang. Peristiwa-peristiwa besar mengilhami kita agar mencetuskan peristiwa yang besar
pula. Di Indonesia sejarah yang berfungsi inspiratif seringkali dijalin di sekitar perjuangan para
pahlawan pembela kemerdekaan selama masa imperialisme dan kolonialisme Barat.
3. Instruktif
Misalnya, kegunaan dalam rangka pengajaran dalam salah satu kejuruan atau keterampilan
seperti navigasi, teknologi, persenjataan, jurnalistik, taktik militer dan sebagainya. Fungsi dan
kegunaan sejarah ini disebut sebagai kegunaan yang bersifat instruktif karena mempunyai peran
membantu kegiatan menyampaikan pengetahuan atau keterampilan (instruksi).
4. Rekreatif
Seperti halnya dalam karya sastra yakni cerita atau roman, sejarah juga memberikan
kesenangan estetis, karena bentuk dan susunannya yang serasi dan indah. Kita dapat terpesona oleh
kisah sejarah yang baik sebagaimana kita dapat terpesona oleh sebuah roman yang bagus. Dengan
sendirinya kegunaan yang bersifat rekreatif ini baru dapat dirasakan jika sejarawan berhasil
mengangkat aspek seni dari cerita sejarah yang disajikan.
Sejarah dapat juga memberikan kesenangan lain kepada kita. Kesenangan ini berupa “wisata
intelektual” yang dipancarkannya kepada kita. Tanpa beranjak dari tempat duduk kita dapat dibawa
oleh sejarah menyaksikan peristiwaperistiwa yang jauh dari kita, baik jauh tempat maupun jauh
waktunya. Kita diajak untuk berwisata ke negeri-negeri nan jauh disana, menyaksikan peristiwa-
peristiwa penting yang terjadi dalam suasana yang berbeda dengan suasana kita sekarang. Kita akan
terpesona oleh pemandangan pada masa lampau yang dilukiskan oleh sejarawan. Dengan penuh
minat kita akan berkenalan dengan cara hidup, kebiasaan dan tindakan yang berlainan dengan yang
kita alami sekarang.
5. Memberikan Kesadaran Waktu
Kesadaran waktu yang dimaksud adalah kehidupan dengan segala perubahan, pertumbuhan,
dan perkembangannya terus berjalan melewati waktu. Kesadaran itu dikenal juga sebagai kesadaran
akan adanya gerak sejarah. Kesadaran tersebut memandang peristiwa-peristiwa sejarah sebagai
sesuatu yang terus bergerak dari masa silam bermuara ke masa kini dan berlanjut ke masa depan.
Waktu terus berjalan pada saat seorang atau suatu bangsa mulai menjadi tua dan digantikan
oleh generasi berikutnya. Bahkan waktu terus berjalan pada saat seseorang atau suatu bangsa
hanya bersenang-senang dan bermalas-malasan, atau sebaliknya, seseorang atau suatu bangsa
sedang membuat karya-karya besar. Dengan memiliki kesadaran sejarah yang baik, seseorang akan
senantiasa berupaya mengukir sejarah kehidupannya sebaik-baiknya.
6. Memperkokoh Rasa Kebangsaan (Nasionalisme)
Suatu bangsa adalah suatu kelompok sosial yang ditinjau dari berbagai segi memiliki banyak
perbedaan. Terbentuknya suatu bangsa disebabkan adanya kesamaan sejarah besar di masa lampau
dan adanya kesamaan keinginan untuk membuat sejarah besar bersama di masa yang akan datang.
Sebagai contoh Bangsa Indonesia sejak zaman prasejarah telah memiliki kesamaan sejarah.
Kemudian memiliki zaman keemasan pada zaman Sriwijaya, Mataram Hindu-Buddha, dan
Majapahit. Setelah itu bangsa Indonesia mengalami masa penjajahan selama ratusan tahun.
Perjalanan sejarah bangsa Indonesia tersebut menjadi ingatan kolektif yang dapat menimbulkan
rasa solidaritas dan mempertebal semangat kebangsaan.
Sejarah mencatat bahwa peranan manusia dalam menentukan arah dunia, baik dari segi politik,
agama, budaya, ekonomi, maupun sosial. Bentuk-bentuk penindasan terhadap harga diri manusia,
baik itu imperialisme, kolonialisme, atau perbudakan, telah melahirkan kesadaran dalam diri
segenap insan bahwa penjajahan dalam segala bentuknya harus dihapuskan guna terjalinnya
perdamaian dan kedamaian. Dengan demikian, peristiwa-peristiwa tragis yang pernah ada tak lagi
berulang.

7. Konsep berpikir sejarah


1. Berpikir Sejarah Secara Diakronis
Diakronis berasal dari bahasa Yunani, diakronis dapat diartikan sebagai suatu peristiwa
yang berhubungan dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya dan tidak berdiri sendiri atau timbul
secara tiba-tiba.
b) Contoh berpikir sejarah secara diakronis
Menjelaskan peristiwa detik-detik proklamasi harus menjelaskan pula peristiwa-
peristiwa yang melatarbelakanginya, seperti: peristiwa menyerahnya Jepang kepada sekutu,
reaksi pemuda Indonesia terhadap berita kekalahan Jepang, peristiwa Rengasdengklok,
penyususnan teks proklamasi, dan lain sebagainya.

2. Berpikir Sejarah Secara Sinkronik


Kata sinkronis berasal dari bahasa Yunani syn yang berarti dengan, dankhronos yang
berarti waktu, masa. Berpikir sinkronik dalam sejarah adalah mempelajari (mengkaji)
struktur (karakter) suatu peristiwa sejarah dalam kurun waktu tertentu atau dibatasi oleh
waktu.
a) Contoh berpikir sejarah secara sinkronis
Menggambarkan keadaan ekonomi di Indonesia pada suatu waktu tertentu, seperti:
Keadaan ekonomi masyarakat Indonesia tahun 1945-1950

8. Ruang Dan Waktu

Konsep Ruang
 Ruang adalah konsep yang paling melekat dengan waktu.
 Ruang merupakan tempat terjadinya berbagai peristiwa-peristiwa sejarah dalam perjalanan
waktu.
 Penelaahan suatu peristiwa berdasarkan dimensi waktunya tidak dapat terlepaskan dari ruang
waktu terjadinya peristiwa tersebut.
 Jika waktu menitik beratkan pada aspek kapan peristiwa itu terjadi, maka konsep ruang
menitikberatkan pada aspek tempat, dimana peristiwa itu terjadi.

Konsep Waktu
 Masa lampau itu sendiri merupakan sebuah masa yang sudah terlewati. Tetapi, masa lampau
bukan merupakan suatu masa yang final, terhenti, dan tertutup.
 Masa lampau itu bersifat terbuka dan berkesinambungan. Sehingga, dalam sejarah, masa
lampau manusia bukan demi masa lampau itu sendiri dan di lupakan begitu saja, sebab sejarah
itu berkesinambungan apa yang terjadi dimasa lampau dapat dijadikan gambaran bagi kita
untuk bertindak dimasa sekarang dan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik di masa
mendatang.
 Sejarah dapat digunakan sebagai modal bertindak di masa kini dan menjadi acuan untuk
perencanaan masa yang akan datang.

keterkaitan konsep ruang dan waktu dalam sejarah


 Konsep ruang dan waktu merupakan unsur penting yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu
peristiwa dan perubahannya dalam kehidupan manusia sebagai subyak atau pelaku sejarah.
 Segala aktivitas manusia pasti berlangsung bersama dengan tempat dan waktu kejadian.

9. Manusia Dalam Perubahan dan Berkelanjutan

Perubahan dapat dikatakan sebagai gejala yang biasa terjadi dalam setiap masyarakat manusia.
Cepat atau lambat, manusia atau masyarakat akan mengalami perubahan. Perubahan dalam
masyarakat akan terus berlangsung seiring dengan perjalanan waktu.

1. Perubahan dalam sejarah

Perubahan ini dapat diartikan sebagai segala aspek kehidupan yang terus bergerak seiring
dengan perjalanan kehidupan masyarakat dan membuat perbedaan. Heraclitus mengatakan “Panta rei”,
artinya tidak ada yang tidak berubah, semuanya mengalir, masyarakat sewaktu-waktu bergerak dan
berubah. Wertheim, menuliskan, History is a continuity and change (Sejarah adalah peristiwa yang
berkesinambungan dan perubahan). Perkembangan kehidupan dalam masyarakat ada yang berlangsung
lambat dan ada yang cepat. Arah perubahan dibedakan atas keadaan yang lebih baik (progres) dan
keadaan yang lebih buruk (regres).

Perubahan dapat terjadi secara cepat maupun lambat. Sebagai contoh peristiwa pemboman
kota Hiroshima dan Nagasaki pada tanggal 6 dan 9 Agustus 1945. Peristiwa tersebut berimbas pada
menyerahnya Jepang kepada sekutu. Yang dimaksud konsep perubahan dalam contoh diatas adalah
ketika Jepang di bom oleh Sekutu dalam waktu singkat Jepang mengaku kalah dan menyerah kepada
sekutu. Perubahan tersebut tergolong singkat. Sedangkan contoh lain adalah penerapan politik etis di
Hindia Belanda yang mendorong adanya kebangkitan nasional pada awal abad XX.

2. Berkelanjutan dalam sejarah

Dalam mempelajari sejarah, rangkaian peristiwa yang ada merupakan peristiwa yang
berkelanjutan. Kehidupan manusia saat ini merupakan mata rantai dari kehidupan masa lampau,
sekarang dan masa mendatang. Setiap peristiwa tidak berdiri sendiri dan tidak terpisahkan dari
peristiwa lain.

Roeslan Abdul Gani menyatakan ilmu sejarah dapat diibaratkan sebagai penglihatan terhadap
tiga dimensi, yaitu penglihatan ke masa silam, masa sekarang, dan masa depan. Hal ini sejalan dengan
Arnold J. Toynbee yang mengatakan bahwa mempelajari sejarah adalah mempelajari masa lampau,
untuk membangun masa depan (to study history is to study the past to build the future). Selain
membahas manusia atau masyarakat, sejarah juga melihat hal lain yaitu waktu. Waktu menjadi konsep
penting dalam ilmu sejarah. Sehubungan dengan konsep waktu, dalam ilmu sejarah menurut
Kuntowijoyo meliputi perkembangan, keberlanjutan/kesinambungan, pengulangan dan perubahan.

Adapun konsep keberlanjutan adalah kebalikan dari konsep perubahan, yaitu suatu keadaan
yang telah berlangsung lama. Contoh konsep keberlanjutan adalah Wangsa Syailendra berkuasa di Jawa
selama sekitar 250 tahun. Konsep keberlanjutan digambarkan sebagai garis lurus hingga terjadi
perubahan yang digambarkan dengan zig – zag.
Perubahan dan keberlanjutan dapat kita ketahui dengan membandingkan dua atau lebih
peristiwa atau keadaan pada masa lampau. Selain itu, perbandingan juga dapat dilakukan antara dua
atau lebih peristiwa masa lalu dan peristiwa masa kini. Contohnya, untuk mengetahui perkembangan
bahasa Indonesia, kita dapat membandingkan kebijakan pemerintah kolonial Belanda dengan
pemerintah pendudukan Jepang. Selain itu kita juga dapat membandingkan perkembangan bahasa
Indonesia pada masa kebangkitan nasional dengan masa sekarang.
Periodisasi adalah cara untuk menandai perubahan dan keberlanjutan dalam sejarah. Periode
sejarah ditentukan oleh perubahan penting. Adapaun keberlanjutan menghubungkan periode – periode
dalam sejarah. Sebagai contoh, masa kerajaan Hindu Buddha hingga masa kerajaan Islam. Selama
sejarah panjang masa Hindu Buddha disebut sebagai konsep keberlanjutan sedangkan ketika Islam
masuk dan meruntuhkan pengaruh Hindu Buddha di Indonesia hal tersebut digambarkan sebagai
konsep perubahan.

10. Metodologi serta Contoh Penelitian Sejarah


Metode merupakan sebuah prosedur, tahapan, proses atau teknik yang sistematis dalam penyidikan
suatu disiplin ilmu tertentu untuk mendapatkan objek (bahan-bahan) yang diteliti (Sjamsuddin, 2012,
hlm. 11). Sejarah sebagai sebuah ilmu tentunya memiliki metodenya sendiri yakni metode historis,
menurut Louis Gottschalk (1975, hlm. 32) metode historis mengandung arti proses menguji dan
menganalisis secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau. Pernyataan Louis Gottschalk di atas
menyiratkan bahwasanya metode historis merupakan metode yang digunakan untuk mengkaji suatu
peristiwa atau permasalahan pada masa lampau secara deskriptif dan analitis.
Berbicara mengenai metode historis, terdapat beberapa ahli yang mencoba memaparkan
tahapan-tahapan dari metode historis yang dapat dilakukan oleh peneliti sejarah dalam menjalankan
proses penelitian di lapangan. Sjamsuddin (2007, hlm.70) menjelaskan bawa setidaknya terdapat enam
langkah atau tahapan yang harus ditempuh dalam penelitian sejarah, diantaranya:
1. Memilih suatu topik yang sesuai.
Dalam memilih suatu topik untuk penelitian maka perlu diperhatikan empat kriteria,
diantaranya nilai, keaslian, kepraktisan dan kesatuan. Seorang sejarawan biasanya tidak pernah
melakukan penelitian yang benar-benar berangkat dari nol, melainkan mengangkat topic yang yang
umumnya telah dikenal secara garis besar, tidak mendalam bahkan samar-samar.
Pilihan topik: Peristiwa Revolusi Kemerdekaan di Kabupaten.

2. Heuristik
Heuristik merupakan langkah awal dalam penelitian sejarah guna mencari, menemukan dan
mengumpulkan sumber-sumber sejarah baik itu sumber primer maupun sumber sekunder, atau juga
sumber lisan dan sumber tulisan. Langkah ini banyak menyita waktu, biaya, tenaga, pikiran bahkan
perasaan (Sjamsuddin, 2012; 67). Pada tahap heuristic ini sejarawan harus lebih dahulu menggunakan
kemampuan pikiran untuk mengatur strategi dimana dan bagaimana seorang peneliti akan
mendapatkan bahan-bahan, siapa atau instansi apa yang bisa dihubungi, dan biaya yang akan
dikeluarkan dalam melaksanakan penelitian sejarah.
Dalam pencarian sumber dalam ilmu sejarah sumber dapat dikategorikan menjadi dua yakni
sumber primer dan sekunder. Ada banyak sekali jenis atau macam sumber sejarah yang bisa digunakan
oleh seorang peneliti dalam melakukan penelitiannya, seorang peneliti bisa menggunakan buku-buku
yang relevan dengan topic penelitian, arsip, publikasi pemerintah, surat-surat pribadi/catatan harian,
surat kabar/majalah bahkan sumber lisan bisa digunakan dalam langkah heuristic ini (Sjamsuddin, 2012,
hlm. 80-97).

Langkah heuristik terkait topik Revolusi Kemerdekaan di Kuningan:


Mencari sumber-sumber buku di perpustakaan baik perpustakaan daerah maupun
perpustakaan pusat mengenai peristiwa revolusi kemerdekaan yang terjadi di Jawa Barat khususnya
Kuningan. Selanjutnya mendata instansi yang sekiranya bisa didatangi untuk mencari informasi yang
berkaitan dengan masa revolusi yakni LVRI Kabupaten Kuningan yang didalamnya terdapat veteran yang
menjadi pelaku sejarah dan mendata orang-orang baik itu pelaku sejarah ataupun saksi sejarah untuk
dapat di wawancarai sebagai salah satu sumber dalam penelitian.

3. Kritik Sumber
Dalam usaha mencari kebenaran, sejarawan dihadapkan dengan sumber sejarah yang benar dan
yang palsu/tidak benar. Kritik sumber ini tujuan utamanya adalah untuk mengusut semua evidensi
(bukti) yang relevan dengan topik. Terdapat dua jenis kritik sumber dalam penelitian sejarah yakni kritik
eksternal dan kritik internal. Kritik eksternal adalah kritik atau proses verifikasi/pengujian terhadap
aspek luar dari sumber sejarah guna mencari otentisitas/keaslian dan integritas dari sumber sejarah
yang telah didapatkan dari langkah heuristic. Selanjutnya, kritik internal adalah kebalikan dari kritik
eksternal yang mana tujuan kritik internal ini untuk menguji isi dan kredibilitas dari sumber sejarah.

Kritik terhadap sumber yang didapat dari Heuristik:


Melakukan kritik eksternal terhadap sumber tertulis ataupun lisan, misalkan mendapatkan buku,
majalah atau surat kabar yang sezaman dengan peristiwa revolusi di Kuningan maka di lihat dari kertas
yang digunakan apakah benar-benar sezaman dengan peristiwa yang terjadi sekitar tahun 1945-1950
yang sudah lusuh dan kuning. Selanjutnya kritik terhadap saksi/pelaku sejarah dilihat apakah usia dari
saksi/pelaku sejarah itu benar menunjukan bahwa mereka mengalami peristiwa tersebut atau tidak.
Kritik internal, dari buku, surat kabar/majalah dilihat isinya apakah kredibel atau tidak dan
pernyataan dari saksi/pelaku sejarah apakah sesuai atau tidak atau banyak tidak sesuainya dengan
dibandingkan kejadian umum yang terjadi di masa revolusi di kuningan.

4. Interpretasi (Penafsiran)
Setelah menyelesaikan langkah-langkah penentuan topic, heuristic dan kritik sumber seperti
yang telah dipaparkan di atas, peneliti sejarah memasuki langkah berikutnya yakni penafsiran. Dalam
menulis sejarah digunakan secara bersamaan tiga bentuk dasar tulis-menulis yakni deskripsi, narasi dan
analisis (Sjamsuddin, 2012, hlm. 123). Dalam langkah ini peneliti sejarah melakukan penafsiran-
penafsiran atas sumber-sumber yang telah didapat sebelumnya menganai sebuah peristiwa yang
menjadi topic kajiannya dan dalam penafsiran ini peneliti sejarah dituntut untuk seobjektif mungkin dan
menghilangkan sisi subjektifitasnya.

Contoh interpretasi dalam topic yang dipilih:

Berdasarkan sumber yang didapatkan dalam heuristic dan setelah melalui pengujian baik kritik eksternal
dan kritik internal rupanya peristiwa revolusi yang pernah terjadi di Kabupaten Kuningan banyak
memberikan sumbangsih yang cukup besar bagi keberlangsungan pemerintahan Indonesia pada masa
revolusi dengan pernah dijadikanya Kuningan sebagai Ibu Kota Keresidenan Cirebon pada saat terjadinya
Agresi Militer Belanda I di wilayah Keresidenan Cirebon.

5. Historiografi (Penulisan Sejarah)


Historiografi merupakan upaya penulisan sejarah, wujud dari penulisan itu merupakan paparan,
penyajian, presentasi atau penampilan yang sampai kepada pembaca atau pemerhati sejarah. Dalam
historiografi hendaknya menyajikan tulisan dalam suatu cara yang dapat menarik perhatian dan
mengkomunikasikannya kepada para pembaca sehingga dapat dimengerti dengan sejelas mungkin.
Ketika seorang sejarawan menulis ada dua dorongan utama yakni mencipta ulang dan menafsirkan serta
menjelaskan. Dorongan pertama menuntut akan deskripsi dan narasi sedangkan dorongan kedua
menuntut akan sebuah analisis sejarah.

Contoh historiografi:

Peristiwa revolusi kemerdekaan Indonesia yang terjadi di Kabupaten Kuningan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari revolusi kemerdekaan yang terjadi di wilayah Keresidenan Cirebon. Pada masa
awal revolusi kemerdekaan khususnya pasca proklamasi situasi sosial dan politik masyarakat
Keresidenan Cirebon khususnya masyarakat Kabupaten Kuningan menyambut peristiwa tersebut
dengan sangat antusias dan gembira, banyak hal yang dilakukan oleh masyarakat dalam menyambut
kemerdekaan mulai dari memekikan kalimat “merdeka” ada pula sebagian golongan pemuda yang
mencoba membentuk KNID Kabupaten Kuningan dan pembentukan BKR sebagai bentuk taat terhadap
perintah yang diberikan oleh pemerintah pusat.

Untuk pembentukan KNID Kabupaten Kuningan, dilakukan melalui pertemuan yang dilakukan oleh
golongan pemuda di sebuah rumah yang terletak di sebelah utara Masjid Agung Kuningan yang sekarang
menjadi Bank BNI’46. Dalam pertemuan yang dilakukan oleh beberapa golongan pemuda tersebut
mengangkat Bakri Nitisasmita sebagai ketua KNID Kabupaten Kuningan beserta para staf lainnya.
Setelah terbentuknya KNID Kabupaten Kuningan, tugas pertama yang dilakukan oleh KNID Kuningan
yakni penyebarluasan berita kemerdekaan Republik Indonesia ke seluruh pelosok kecamatan dan desa
di wilayah Kabupaten Kuningan yang dilakukan pada tanggal 18 Agustus 1945.

11. Pengertian Praaksara atau Prasejarah


Masa Praaksara atau prasejarah merupakan kurun waktu (zaman) pada saat manusia belum
menganal tulisan atau huruf. Praaksara disebut juga zaman nirleka, yaitu zaman tidak ada tulisan.
Setelah manusia mengenal tulisan maka disebut zaman sejarah. Berakhirnya zaman prasejarah setiap
bangsa berbedabeda berdasarkan perkembangan setiap bangsa tersebut serta informasi yang masuk ke
bangsa itu. Misalnya bangsa Mesir Kuno meninggalkan zaman praaksara sekitar 4000 SM, bangsa
Sumeria dan Dravida meninggalkan zaman praaksara sekitar 3000 SM, sedangkan bangsa Indonesia
meninggalkan zaman praaksara 400 M.

Pembagian Masa Pra Aksara Berdasarkan Geologi


Geologi atau ilmu bumi yaitu ilmu yang mempelajari bumi secara keseluruhan. Berdasarkan hal
ini, terjadinya bumi sampai sekarang dibagi ke dalam empat zaman. Zaman- zaman tersebut sekaligus
merupakan pembabakan prasejarah yang terdiri dari:
1. Zaman Arkeozoikum. Merupakan zaman tertua, berlangsung kira-kira 2.500 juta tahun yang lalu. Pada
masa itu bumi dalam proses pembentukan, permukaan bumi masih sangat panas sehingga belum
terdapat makluk hidup yang tinggal di bumi.

2. Zaman Paleozoikum Disebut juga sebagai zaman primer, berlangsung kira-kira 340 juta tahun yang lalu.
Zaman ini ditandai dengan terjadinya penurunan suhu yang amat derastis di bumi, bumi mendingin.
Pada masa ini lah makluk hidup pertamakali diperkirakan muncul, yaitu makluk bersel satu dan tidak
bertulang belakang seperti bakteri, serta sejenis amfibi.

3. Zaman Mesozoikum Disebut juga sebagai zaman sekunder, berlangsung kira-kira 140 juta tahun yang
lalu. Zaman ini ditandai dengan munculnya hewan-hewan reptile besar (dinosaurus) olah karena itu
jaman ini disebut juga zaman reptile.

4. Zaman Neozoikum Zaman Neozoikum berlangsung kira-kira 60 juta tahun yang lalu. Kahidupan di zaman
ini mulai stabil, berkembang dan beragam. Zaman ini di bagi menjadi beberapa:
a. Zaman Tersier, ditandai dengan mulai berkurangnya hewan-hewan besar. Telah memeiliki berbagai
jenis binatang menyusui, diantaranya kera dan monyet.
b. Zaman Sekunder, ditandai dengan munculnya tenda-tanda kehidupan manusia purba.
Zaman ini dibagi kembali menjadi 2 jaman yaitu:
1) Zaman Pleistosen/dilivium (zaman es/glasial), masa ini ditandai mulai mencairnya es di kutub utara
karena perubahan iklim. Berlangsung sekitar 600.000 tahun yang lalu. Pada masa inilah kehidupan
manusia mulai ada. Berlangsung sekitar 600.000 tahun yang lalu.
2) Zaman Holosen/alluvium, masa ini ditandai dengan munculnya hamo sapiens, merupakan nenek
moyang manusia modern saat ini. Masa ini berlangsung sekitar 20.000 tahun yang lalu.

Jenis-jenis Manusia Purba di Indonesia.


Dari hasil penelitian dan penemuan fosil, oleh para ahli purbakala manusia purba banyak di
temukan di Indonesia terutama di Pulau Jawa. Manusia purba pada masa lampu telah tinggal di
beberapa daerah di Pulau Jawa diantaranya di Lembah Bengawan Solo (Jawa Tengah) dan di Lembah
Sungai Brantas (Jawa Timur). Dia daerah daerah tersebut di atas banyak di temukan fosil manusia purba.
Di Indonesia terdapat beberapa jenis manusia purba diantaranya Meganthropus paleojavanicus,
Pithacanthropus erectus, dan Homo (manusia purba modern).

1. Meganthropus paleojavanicus. Meganthropus paleojavanicus artinya manusia purba yang besar dan
tertua di Jawa. Manusia purba ini memiliki ciri tubuh yang kekar, diperkirakan sebagai manusia purba
yang paling tua diantara manusia purba yang lain. Fosil manusia purba meganthropus paleojavanicus
ditemukan dan diteliti oleh Dr. G.H.R. von Koenigswald pada tahun 1936 dan 1941. Pertama kali fosil
makhluk ini ditemukan di Sangiran, daerah lembah Bengawan Solo, dekat Surakarta. Dari yang dapat
dilihat ukuran fosil itu, meganthropus paleojavanicus berbadan besar dengan rahang besar, kening
menonjol, dan tulang tebal. Dari keadaan itu, maka makhluk Sangiran tersebut dinamakan
Meganthropus Paleojavanicus (mega = besar, anthropos = manusia, paleo = purba, javanicus = manusia
jawa). Meganthropus hidup sekitar 2 juta tahun sebelum masehi dan hidup dengan makan tumbuh-
tumbuhan. Makhluk tersebut termasuk jenis Homo Hobilis.
2. Pithacanthropus erectus. Pithacanthropus erectus artinya manusia kera yang berjalan tegak. Manusia
purba ini memiliki ciri-ciri berbadan tegak, dan memiliki tinggi banadan antara 165-180 cm.
Pithacanthropus erectus merupakan manusia purba yang paling banyak di temukan di Indonesia
diantaranya di Mojokerto, Kedungtrubus, Trinil, Sangiran, Sambungmacan, dan Ngandong. Pertama kali
di temukan oleh Eugene Dubois di Trinil dekat Sungai Bengawan Solo, Surakarta, tahun 1891.
3. Homo. Homo berarti manusia. Manusia purba jenis ini memiliki ciri yang lebih sempurna di bandingkan
dengan Meganthropus paleojavanicus dan Pithecantropus erectus. Beberapa jenis homo yang di
temukan di Indonesia antara lain.

 Homo Soloensis, artinya manusia dari Solo. Ditemukan pada tahun 1931-1934, olah Ter Haar
dan Ir. Oppenorth di Ngandong, Lembah Sungai Bengawan Solo. Ciri-ciri Homo Soloensi yaitu
berjalan tegak dengan tinggi badan 180 cm, tengkoraknya lebih besar dari Pithacantropus
erectus.
 Homo Wajakensis, artinya manusia dari Wajak. Ditemukan pada tahun 1889, olah Van
Reitschoten di Wajak, Tulungagung, Jawa Timur. Ciri-ciri Homo Soloensi yaitu berjalan tegak
dengan tinggi badan 130-210 cm, tengkoraknya lebih bulat muka tidak terlalu menjorok ke
depan, dan telah memiliki kemampuan membuat peralatan dari batu, tulang dan kayu.
 Homo Sapiens, artinya manusia cerdas. Merupakan generasi terakhir dari manusia purba. Homo
sapiens hidup di Zaman Holosen sekitar 4000 tahun yang lalu. Memiliki ciri-ciri fisik yang sudah
hampir sama dengan manusia modern saat ini.

Jenis Manusia Purba Yang Ditemukan Di Luar Negeri


Beberapa jenis manusia purba yang ditemukan di luar negeri antara lain :

 Australoithecus Africanus Ditemukan oLeh Raymond Dart di Tauung dekat Afsel.


 Homo Rodhesiennsis Ditemukan Raymon dan Robert Broom di Broken Hill Rodhesia.
 Sinanthropus Pekinnensis Ditemukan Davidson Black di Gua Chokoutien dekat Beijing. Hampir
sama dengan Pithecanthropus Erectus.
 Homo Netherlanthalensis Ditemukan Rudolf Virchow di lembah sungai Neander dekat JERMAN
1856.
 Homo Cro-Magnin Fosil ditemukan di Gua Cro Magnon barat daya Prancis.

a. Proto-Melayu

Diperkirakan Proto-Melayu datang dari Cina bagian selatan. Proto-Melayu tersebut diyakini sebagai
nenek moyang orang Melayu Polinesia yang tersebar dari Madagaskar sampai ke pulau-pulau paling
timur di Pasifik. Ras Melayu tersebut mempunyai ciri-ciri rambut lurus, kulit kuning kecokelat-cokelatan,
dan bermata sipit. Dari Cina bagian selatan (Yunan), Proto-Melayu berimigrasi ke Indocina dan ke Siam,
kemudian ke kepulauan Indonesia. Mula-mula Proto-Melayu tersebut menempati pantai-pantai Sumatra
Utara, Kalimantan Barat, dan Sulawesi Barat. Di Kepulauan Indonesia, Proto-Melayu membawa
peradaban batu. Pada waktu datang para imigran baru (Deutro Melayu atau ras Melayu Muda), Proto-
Melayu berpindah masuk ke pedalaman dan mencari tempat baru ke hutan-hutan untuk tempat hunian.
Kedatangan Proto-Melayu terisolasi dari dunia luar dan peradaban mereka memudar. Setelah itu, antara
penduduk asli dan Proto-Melayu melebur dan mereka kemudian menjadi suku bangsa Batak, suku
bangsa Dayak, suku bangsa Toraja, suku bangsa Alas, dan suku bangsa Gayo.

Adanya kehidupan ras Proto-Melayu yang terisolasi menyababkan ras Proto-Melayu sedikit
mendapat pengaruh dari kebudayaan Hindu maupun kebudayaan Islam di kemudian hari. Kelak para ras
Proto-Melayu mendapat pengaruh Kristen sejak mereka mengenal para penginjil yang masuk ke wilayah
mereka untuk memperkenalkan agama Kristen dan peradaban baru.
Adanya persebaran suku bangsa Dayak hingga ke Filipina Selatan, Serawak, dan Malaka
menunjukkan rute perpindahan mereka dari kepulauan Indonesia. Sementara suku bangsa Batak yang
mengambil rute ke barat menyusuri pantai-pantai Burma dan Malaka Barat. Ada beberapa kesamaan
bahasa yang digunakan oleh suku bangsa Karen di Burma yang banyak mengandung kemiripan dengan
bahasa batak.

b. Deutro Melayu

Deutro Melayu merupakan ras yang datang dari Indocina bagian selatan. Di kepulauan Indonesia,
Deutro Melayu membawa budaya baru berupa perkakas dan senjata besi (kebudayaan Dongson).
Deutro Melayu sering disebut dengan orang-orang Dongson. Bila dibandingkan dengan ras Proto-
Melayu, peradaban Deutro Melayu lebih tinggi. Deutro Melayu membuat perkakas dari perunggu.
Peradaban Deutro Melayu ditandai dengan keahlian mereka mengerjakan logam dengan sempurna.
Perpindahan Deutro Melayu ke kepulauan Indonesia dapat dilihat dari rute persebaran alat-alat
yang ditinggalkan di beberapa kepulauan di Indonesia. Alat yang mereka tinggalkan berupa kapak
persegi panjang. Peradaban tersebut dapat dijumpai di Malaka, Sumatra, Kalimantan, Filipina, Sulawesi,
Jawa, dan Nusa Tenggara Timur.

Dalam bidang pengolahan tanah, Deutro Melayu mempunyai kemampuan membuat irigasi di tanah-
tanah pertanian. Sebelum mereka membuat irigasi, mereka terlebih dahulu membabat hutan. Selain itu,
ras Deutro Melayu juga mempunyai peradaban pelayaran yang lebih maju bila dibandingkan dengan
pendahulunya. Hal tersebut karena petualangan yang dilakukan Deutro Melayu sebagai pelaut dan
dibantu dengan penguasaan mereka terhadap ilmu perbintangan.

Perpindahan yang dilakukan Deutro Melayu ada juga yang menggunakan jalur pelayaran laut.
Sebagin dari ras Deutro Melayu ada yang mencapai kepulauan Jepang, bahkan ada yang hingga ke
Madagaskar. Kedatangan ras Deutro Melayu semakin lama semakin banyak di kepulauan Indonesia.
Dalam perkembangan selanjutnya, Proto-Melayu dan Deutro Melayu membaur dan kemudian menjadi
penduduk di kepulauan Indonesia. Proto Melayu meliputi penduduk di Gayo dan Alas di Sumatra bagian
utara serta Toraja di Sulawesi. Semua penduduk di kepulauan Indonesia, kecuali penduduk papua dan
yang tinggal di sekitar pulau-pulau Papua adalah ras Deutro Melayu.

c. Melanesoid

Selain Proto-Melayu dan Deutro Melayu, di Indonesia juga ada ras lain yaitu ras Melanesoid. Ras
Melanesoid tersebar di Lautan Pasifik di pulau-pulau yang letaknya sebelah Timur Irian dan Benua
Australia. Ras Melanesoid di kepulauan Indonesia tinggal di Papua. Suku bangsa Melanesoid menurut
Daldjoeni sekitar 70% menetap di Papua dan yang 30% tinggal di beberapa kepulauan di sekitar Papua
dan Papua Nugini. Pada awalnya, kedatangan bangsa Melanesoid di Papua berawal ketika zaman es
berakhir (tahun 70000 SM). Ketika itu kepulauan Indonesia belum berpenghuni. Ketika suhu turun
hingga mencapai kedinginan maksimal dan air laut menjadi beku, maka permukaan laut menjadi lebih
rendah 100 m dibandingkan dengan permukaan saat ini. Pada saat tersebut muncul pulau-pulau baru.
Adanya pulau-pulau baru tersebut memudahkan makhluk hidup berpindah dari Asia menuju ke kawasan
Oseania.
Bangsa Melanesoid melakukan perpindahan ke timur hingga sampai ke Papua dan kemudian ke
Benua Australia yang sebelumnya merupakan satu kepulauan yang terhubungkan dengan Papua. Pada
waktu itu, bangsa Melanesoid mencapai 100 jiwa yang meliputi wilayah Papua dan Australia. Pada
waktu masa es berakhir dan air laut mulai naik lagi pada tahun 5000 SM, kepulauan Papua dan Benua
Australia terpisah seperti yang kita lihat saat ini. Adapun asal mula bangsa Melanesoid adalah Proto
Melanesoid. Proto Melanesoid tersebut adalah manusia Wajak yang tersebar ke timur dan menduduki
Papua, sebelum zaman es berakhir dan sebelum kenaikan permukaan laut yang terjadi pada waktu itu.
Manusia Wajak di Papua hidup berkelompok-kelompok kecil di sepanjang muara-muara sungai. Manusia
Wajak tersebut hidup dengan menangkap ikan di sungai dan meramu tumbuh-tumbuhan serta akar-
akaran, serta berburu di hutan belukar. Tempat tinggalnya berupa perkampungan-perkampungan yang
terbuat dari bahan-bahan yang ringan. Sebenarnya rumah tersebut hanya kemah atau tadah angina
yang sering menempel pada dinding gua yang besar. Kemah atau tadah angina tersebut hanya
digunakan sebagai tempat untuk tidur dan untuk berlindung, sedangkan untuk aktivitas yang lain
dilakukan di luar rumah.

Setelah itu, bangsa Proto Melanesoid terdesak oleh bangsa Melayu. Bangsa Proto Melanesoid yang
belum sempat mencapai kepulauan Papua melakukan pencampuran dengan bangsa Melayu.
Pencampuran kedua bangsa tersebut menghasilkan keturunan Melanesoid-Melayu yang saat ini
merupakan penduduk Nusa Tenggara Timur dan Maluku.

1. Masa Berburu dan Meramu atau Mengumpulkan Makanan


Kegiatan pada manusia pada jaman ini dalam memenuhi kebutuhan pangannya dilakukan dengan
cara berburu dan meramu atau istilahnya Food Gathering. Kehidupan yang dijalani pada jaman
ini adalah berpindah-pindah dengan kelompok masing-masing. Apabila makanan telah habis dan
wilayah yang didiaminya tidak lagi menghasilkan maka kelompok-kelompok pada jaman ini
akan berpindah mencari wilayah yang subur, banyak binatang buruan untuk memenuhi hajat
kebutuhan makan. Pada masa ini kehidupan sosial masih terbatas yaitu pada kelompok-
kelompok kecil dan juga sudah mengenal yang namanya berladang, apabila ladang yag digarap
sudah tidak subur lagi maka akan berpindah menjadi lahan baru untuk dibuat ladang.
2. Masa Bercocok Tanam
Kelajutan dari masa berburu dan meramu dengan hidup berpindah-pindah adalah kehidupan
yang sudah mengenal bercocok tanam. Kehidupan bercocok tanam pada masa ini membuat
hidup kehidupan tidak lagi berpindah dari satu tempat ketempat yang lain tetapi sudah menetap.
Kehidupan sosial pada jaman ini juga sudah semakin maju yang ditandai dengan adanya desa
dan pemimpin yang dipilih untuk memimpin kelompok atau warga.
3. Masa Perundagian
Masa perundagian merupakan masa kehidupan manusia yang sudah maju dan teratur, masa ini
ditandai dengan berbabagai bangunan besar yang dibuat, sistem kemasyarakatan yang baik
diantaranya adalah mengenal musyawarah dan gotong royong, serta kehidupan bercocok tanam
yang sudah maju.

Anda mungkin juga menyukai