PERADABAN ISLAM
Disampaikan oleh :
H. MUNANDI SALEH
SEJARAH PERADABAN ISLAM
1. Pengertian Sejarah
Were ? Ruang
When ? Waktu
1) Manusia
Manusia dalam peristiwa sejarah menjadi unsur penting, seperti layaknya pemeran
utama dalam drama. Peran manusia sangat menentukan dalam suatu peristiwa.
Sejarah adalah sejarahnya manusia, bukan sejarahnya alam atau sejarahnya hewan
atau tumbuh-tumbuhan. Peristiwa yang dikaji pun adalah peristiwa yang terkait dengan
manusia.
2) Ruang
Peristiwa atau kejadian (masa lampau) itu terjadi dalam ruang atau tempat tertentu.
Unsur ruang ini akan menjadikan pemahaman kita tentang peristiwa sejarah menjadi
nyata.
3) Waktu
Peristiwa sejarah terjadi pada masa lampau, bukan masa kini apalagi masa depan. Ini
merupakan unsur yang sangat penting dari konsep sejarah. Waktu menjadi unsur dan
konsep penting dalam sejarah oleh karena perjalanan hidup manusia tidak dapat
dilepaskan dari waktu. Dengan kata lain, sejarah manusia adalah sebuah proses
perjalanan dalam sebuah garis waktu sejak zaman dulu, zaman sekarang, dan zaman
yang akan datang. Maka, dalam sejarah dikenal apa yang disebut kronologi,
periodisasi dan kronik.
Kronologi adalah penentuan urutan waktu terjadinya suatu peristiwa
sejarah. Kronologi berdasarkan hari kejadian atau tahun terjadinya
peristiwa sejarah. Manfaat kronologi adalah: 1) dapat membantu
menghindarkan terjadinya kerancuan dalam pembabakan waktu
sejarah, 2) dapat merekonstruksi peristiwa sejarah dimasa lalu
berdasarkan urutan waktu dengan tepat, 3) dapat menghubungkan dan
membandingkan kejadian sejarah di tempat lain dalam waktu yang
sama.
Periodisasi adalah pembabakan waktu yang digunakan untuk
berbagai peristiwa. Periodisasi yang dibuat para ahli tentang suatu
peristiwa yang sama dapat berbeda-beda bentuknya dikarenakan
alasan pribadi atau subyektif.
Kronik adalah catatan tentang waktu terjadinya suatu peristiwa
sejarah.
e. Ruang Lingkup Sejarah
Ruang lingkup atau cakupan sejarah terdiri dari :
1)Sejarah sebagai Peristiwa, harus memiliki syarat-syarat :
a) Objektif, maksudnya bahwa peristiwa itu didukung oleh
fakta sejarah yang sebenarnya, bukan rekaan atau hasil
imajinasi, seperti : Photo asli, Rekaman asli, Kesaksian
Pelaku Sejarah, dll.
b) Unik, peristiwa itu hanya terjadi satu kali dan tidak bisa
diulang kembali serta tidak ada lagi peristiwa yang persis
sama dengan peristiwa itu. Karena uniknya sehingga
Sejarawan tertarik untuk meneliti peristiwa tersebut.
c) Penting, maksudnya peristiwa itu memiliki arti penting
untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2) Sejarah sebagai Ilmu, harus memiliki syarat-syarat :
a) Sejarah itu mempunyai objek. Objek kajian
sejarah adalah kehidupan manusia yang terjadi
dimasa lampau dengan berbagai demensi, corak
dan hal-hal yang menyertai dalam kehidupannya.
b) Sejarah itu empiris, sejarah termasuk ilmu-ilmu
empiris (bahasa Yunani empeiria yang berarti
pengalaman). Sejarah bergantung pada
pengalaman manusia baik yang bersifat lahiriyah
maupun batiniyyah yang direkam dalam dokumen
baik tertulis maupun tidak tertulis yang nantinya
menjadi bahan penelitian sejarawan untuk
menemukan fakta.
c) Sejarah itu mempunyai metode, artinya bahwa dalam
penelitian sejarah memiliki metode tersendiri (metode
sejarah) yang berfungsi sebagai panduan penelitian. Dalam
penelitian sejarah memiliki metode dengan lima tahapan
yang tidak bisa dipisahkan antara yang satu dengan yang
lainnya, yakni pemilihan topik, heuristik, verifikasi,
interpretasi, dan histeriografi.
d) Sejarah itu bersifat verifikatif. Hasil penelitian dalam
sejarah dapat diuji kebenarannya oleh siapapun, karena
hasil penelitian sejarah bersifat dinamis dapat diuji
kebenarannya berulang-ulang, sehingga hasilnya akan
diperoleh pandangan atau pendapat baru sesuai dengan
hasil temuan yang baru, karena kebenaran sejarah bersifat
nisbi tidak mutlak.
3) Sejarah sebagai Kisah, artinya sejarah adalah ceritera atau kisah
tentang sesuatu yang sudah terjadi yang berdasarkan fakta-fakta dan
disusun dengan metode ilmiah yang bermula dari mencari dan
menemukan jejak-jejak sejarah, menguji jejak-jejak tersebut dengan
metode kritik sejarah, dan menulis hasil interpretasi itu menjadi sebuah
kisah menarik. Jadi Kisah adalah kejadian masa lalu yang diungkapkan
kembali berdasarkan penafsiran sejarawan yang dapat dipertanggung
jawabkan.
4) Sejarah sebagai Seni, artinya dalam menyampaikan sejarah secara
tertulis memerlukan instuisi dan imajinasi dengan melibatkan emosi serta
menggunakan gaya bahasa yang khas. Seorang Sejarawan memerlukan
instuisi atau ilham dalam melakukan penelitian selain metode sejarah
yang sudah baku. Dalam penelitiannya seorang sejarawan harus dapat
membayangkan apa yang sebenarnya terjadi, apa yang terjadi, dan apa
yang akan terjadi sesudah itu, inilah yang dinamakan Imajinasi yang
mampu menjadikan fakta sejarah lebih hidup, menarik dan lebih
bermakna. Selain itu Gaya Bahasa pun sangat penting, karena dengan
gaya bahasa itu sangat menentukan minat orang untuk membaca hasil
penelitiannya.
f. Sifat-sifat Sejarah
1) Sejarah adalah fakta, artinya suatu peristiwa sejarah bukanlah
hasil rekaan manusia, melainkan benar-benar pernah terjadi
dalam kehidupan manusia.
2) Sejarah itu diakronis, artinya suatu peristiwa berhubungan
dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya dan tidak berdiri
sendiri atau muncul begitu saja. (secara etimologis dalam
bahasa Yunani dia yang berarti melintasi atau melewati dan
khronos yang berarti perjalanan waktu). Pengertian Diakronis
sama dengan Kronologis.
3) Sejarah itu idiografis, artinya menggambarkan atau
menceritakan suatu peristiwa atau deskripsi peristiwa dengan
tujuan mendapatkan pemahaman dan makna dari peristiwa itu.
Penelitian sejarahnya Fokus untuk menceritakan atau
menggarbarkan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam ruang
dan waktu tertentu.
4) Sejarah itu unik, artinya peristiwa yang dikaji hanya sekali
dan tidak ada peristiwa lain yang persis sama dengan
peristiwa itu.
5) Sejarah itu empiris, artinya sejarah bersandar pada
pengalaman manusia yang sebenarnya baik pengalaman
lahiriyah maupun batiniyyah. Untuk itu, sejarah
membutuhkan bukti-bukti tertulis atau data-data, seperti :
Catatan-catatan tertulis tentang suatu peristiwa, misalnya :
dalam bentuk prasasti, kronik, dll. Maupun bukti tidak tertulis
berupa folklor yang berkembang dari masyarakat, artefak,
fosil, candi, dll. Melalui folklor seperti dongeng, legenda, dan
nyanyian upacara, peneliti sejarah menarik nilai dan
pandangan hidup tertentu dari masyarakat setelah
sebelumnya melakukan proses verifikasi dan interprestasi.
Terkait sifat diakronis dalam Ilmu sejarah bahwa demensi waktu
dapat terjadi empat hal, yaitu :
a. Perkembangan. Sejarah akan mencatat peristiwa yang
menunjukkan terjadinya perubahan masyarakat dari satu
bentuk ke bentuk lain atau dari yang berbentuk sederhana
ke berbentuk yang lebih kempleks.
b. Kesinambungan. Sejarah mengkaji bahwa masyarakat
baru mewarisi lembaga-lembaga atau praktik-praktik lama
sehingga terjadi ksinambungan (kontinuitas).
c. Pengulangan. Sejarah mengkaji peristiwa-peristiwa masa
lampau yang terjadi lagi pada masa sekarang.
d. Perubahan. Sejarah mengkaji masyarakat yang mengalami
pergeseran; mirip dan berkembang, namun terjadi
pergeseran besar-besaran dalam waktu yang relatif singkat.
2. Pengertian Peradaban
a. Peradaban menurut pendekatan Etimologis (asal usul kata),
berasal dari kata Adab (n), yang berarti kesopanan;
kehalusan, dan kebaikan budi pekerti; akhlak. Di tambah
awalan per – dan akhiran –an menjadi kata Peradaban (n)
yang berarti kemajuan (kecerdasan, kebudayaan) lahir dan
batin. (lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia ed 2, hal 5).