Anda di halaman 1dari 75

SEJARAH

PERADABAN ISLAM

Disampaikan oleh :
H. MUNANDI SALEH
SEJARAH PERADABAN ISLAM
1. Pengertian Sejarah

a. Sejarah berdasarkan pendekatan Etimologis (asal usul kata),


yaitu berasal dari bahasa Arab dari kata Syajaratun yang
berarti pohon (maksudnya secara bahasa sejarah itu
bagaikan pohon. Tumbuhnya suatu pohon hampir mirip sama
dengan tumbuh dan berkembangnya suatu peradaban
manusia yaitu dari yang kecil dan sederhana sampai
dengan yang besar dan kompleks).
Kata Sejarah dalam Bahasa Inggris sama pengertiannya
dengan History yang berasal dari kata Yunani yakni Istoria
atau Geschichte dalam bahasa Jerman atau Geschidenis
dalam bahasa Belanda yang berarti penyelidikan,
pengumpulan, pengorganisasian, dan penyajian informasi
mengenai peristiwa-peristiwa masa lalu.
Akar Sejarah
b. Sejarah berdasarkan pendekatan Terminologis (depinisi),
adalah perekaman peristiwa yang terjadi dimasa lampau
yang didukung oleh fakta dan data.
Fakta, adalah hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan
kenyataan; sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi.
Data, adalah keterangan yang benar dan nyata atau bahan
yang nyata yang dapat dijadikan dasar kajian (analisis atau
kesimpulan).
Jadi tidak dikatakan sejarah apabila ada suatu peristiwa
(ceritera) yang tidak didukung oleh fakta dan data. Seperti
halnya ceritera Gunung Tangkuban Perahu, Situ Bagendit, dll.
(ceritera yang masih banyak bercampur dengan kepercayaan
itu dinamakan legenda).
c. Hakekat Sejarah
Hakekat Sejarah artinya bahwa sejarah dilihat
berdasarkan nilainya, yakni ada yang Objektif dan ada
yang Subjektif, yaitu :

1) Sejarah Objektif, adalah sejarah yang didukung oleh


fakta dan data yang sebenarnya dan dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya baik secara
akademis mupun secara ilmiah. Sejarah Objektif
artinya peristiwa atau kejadian apa adanya.
2) Sejarah Subjektif, adalah sejarah yang didukung oleh fakta dan
data yang tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya
(artinya fakta dan datanya dibuat-buat, atau dialihkan alur
ceriteranya sehinga tidak sesuai lagi dengan kejadian yang
sebernarnya, atau seolah-olah peristiwa itu terjadi padahal tidak
ada kejadian seperti itu, dll.).
Ada tiga hal yang mempengaruhi Sejarah itu menjadi Subjektif,
yaitu :
Pertama, penelitian sejarah melibatkan kepentingan tertentu,
seperti : kepentingan politik, ekonomi, sosial budaya, dll. Karena
kepentingan itulah peneliti secara sadar dan sengaja membelokkan
atau memutar balikkan fakta-fakta sejarah atau kalau perlu
membuat fakta-fakta dan data-data sejarah sesuai dengan
keinginannya.
Kedua, Peneliti memasukkan perasaan, nilai, selera, atau ideologi
pribadinya kedalam proses penelitiannya.
Ketiga, peneliti tidak menguasai bidang yang ditelitinya.
d. Unsur-unsur Sejarah
Who ? Manusia

Were ? Ruang

When ? Waktu
1) Manusia
Manusia dalam peristiwa sejarah menjadi unsur penting, seperti layaknya pemeran
utama dalam drama. Peran manusia sangat menentukan dalam suatu peristiwa.
Sejarah adalah sejarahnya manusia, bukan sejarahnya alam atau sejarahnya hewan
atau tumbuh-tumbuhan. Peristiwa yang dikaji pun adalah peristiwa yang terkait dengan
manusia.

2) Ruang
Peristiwa atau kejadian (masa lampau) itu terjadi dalam ruang atau tempat tertentu.
Unsur ruang ini akan menjadikan pemahaman kita tentang peristiwa sejarah menjadi
nyata.

3) Waktu
Peristiwa sejarah terjadi pada masa lampau, bukan masa kini apalagi masa depan. Ini
merupakan unsur yang sangat penting dari konsep sejarah. Waktu menjadi unsur dan
konsep penting dalam sejarah oleh karena perjalanan hidup manusia tidak dapat
dilepaskan dari waktu. Dengan kata lain, sejarah manusia adalah sebuah proses
perjalanan dalam sebuah garis waktu sejak zaman dulu, zaman sekarang, dan zaman
yang akan datang. Maka, dalam sejarah dikenal apa yang disebut kronologi,
periodisasi dan kronik.
Kronologi adalah penentuan urutan waktu terjadinya suatu peristiwa
sejarah. Kronologi berdasarkan hari kejadian atau tahun terjadinya
peristiwa sejarah. Manfaat kronologi adalah: 1) dapat membantu
menghindarkan terjadinya kerancuan dalam pembabakan waktu
sejarah, 2) dapat merekonstruksi peristiwa sejarah dimasa lalu
berdasarkan urutan waktu dengan tepat, 3) dapat menghubungkan dan
membandingkan kejadian sejarah di tempat lain dalam waktu yang
sama.
Periodisasi adalah pembabakan waktu yang digunakan untuk
berbagai peristiwa. Periodisasi yang dibuat para ahli tentang suatu
peristiwa yang sama dapat berbeda-beda bentuknya dikarenakan
alasan pribadi atau subyektif.
Kronik adalah catatan tentang waktu terjadinya suatu peristiwa
sejarah.
e. Ruang Lingkup Sejarah
Ruang lingkup atau cakupan sejarah terdiri dari :
1)Sejarah sebagai Peristiwa, harus memiliki syarat-syarat :
a) Objektif, maksudnya bahwa peristiwa itu didukung oleh
fakta sejarah yang sebenarnya, bukan rekaan atau hasil
imajinasi, seperti : Photo asli, Rekaman asli, Kesaksian
Pelaku Sejarah, dll.
b) Unik, peristiwa itu hanya terjadi satu kali dan tidak bisa
diulang kembali serta tidak ada lagi peristiwa yang persis
sama dengan peristiwa itu. Karena uniknya sehingga
Sejarawan tertarik untuk meneliti peristiwa tersebut.
c) Penting, maksudnya peristiwa itu memiliki arti penting
untuk perkembangan ilmu pengetahuan dan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
2) Sejarah sebagai Ilmu, harus memiliki syarat-syarat :
a) Sejarah itu mempunyai objek. Objek kajian
sejarah adalah kehidupan manusia yang terjadi
dimasa lampau dengan berbagai demensi, corak
dan hal-hal yang menyertai dalam kehidupannya.
b) Sejarah itu empiris, sejarah termasuk ilmu-ilmu
empiris (bahasa Yunani empeiria yang berarti
pengalaman). Sejarah bergantung pada
pengalaman manusia baik yang bersifat lahiriyah
maupun batiniyyah yang direkam dalam dokumen
baik tertulis maupun tidak tertulis yang nantinya
menjadi bahan penelitian sejarawan untuk
menemukan fakta.
c) Sejarah itu mempunyai metode, artinya bahwa dalam
penelitian sejarah memiliki metode tersendiri (metode
sejarah) yang berfungsi sebagai panduan penelitian. Dalam
penelitian sejarah memiliki metode dengan lima tahapan
yang tidak bisa dipisahkan antara yang satu dengan yang
lainnya, yakni pemilihan topik, heuristik, verifikasi,
interpretasi, dan histeriografi.
d) Sejarah itu bersifat verifikatif. Hasil penelitian dalam
sejarah dapat diuji kebenarannya oleh siapapun, karena
hasil penelitian sejarah bersifat dinamis dapat diuji
kebenarannya berulang-ulang, sehingga hasilnya akan
diperoleh pandangan atau pendapat baru sesuai dengan
hasil temuan yang baru, karena kebenaran sejarah bersifat
nisbi tidak mutlak.
3) Sejarah sebagai Kisah, artinya sejarah adalah ceritera atau kisah
tentang sesuatu yang sudah terjadi yang berdasarkan fakta-fakta dan
disusun dengan metode ilmiah yang bermula dari mencari dan
menemukan jejak-jejak sejarah, menguji jejak-jejak tersebut dengan
metode kritik sejarah, dan menulis hasil interpretasi itu menjadi sebuah
kisah menarik. Jadi Kisah adalah kejadian masa lalu yang diungkapkan
kembali berdasarkan penafsiran sejarawan yang dapat dipertanggung
jawabkan.
4) Sejarah sebagai Seni, artinya dalam menyampaikan sejarah secara
tertulis memerlukan instuisi dan imajinasi dengan melibatkan emosi serta
menggunakan gaya bahasa yang khas. Seorang Sejarawan memerlukan
instuisi atau ilham dalam melakukan penelitian selain metode sejarah
yang sudah baku. Dalam penelitiannya seorang sejarawan harus dapat
membayangkan apa yang sebenarnya terjadi, apa yang terjadi, dan apa
yang akan terjadi sesudah itu, inilah yang dinamakan Imajinasi yang
mampu menjadikan fakta sejarah lebih hidup, menarik dan lebih
bermakna. Selain itu Gaya Bahasa pun sangat penting, karena dengan
gaya bahasa itu sangat menentukan minat orang untuk membaca hasil
penelitiannya.
f. Sifat-sifat Sejarah
1) Sejarah adalah fakta, artinya suatu peristiwa sejarah bukanlah
hasil rekaan manusia, melainkan benar-benar pernah terjadi
dalam kehidupan manusia.
2) Sejarah itu diakronis, artinya suatu peristiwa berhubungan
dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya dan tidak berdiri
sendiri atau muncul begitu saja. (secara etimologis dalam
bahasa Yunani dia yang berarti melintasi atau melewati dan
khronos yang berarti perjalanan waktu). Pengertian Diakronis
sama dengan Kronologis.
3) Sejarah itu idiografis, artinya menggambarkan atau
menceritakan suatu peristiwa atau deskripsi peristiwa dengan
tujuan mendapatkan pemahaman dan makna dari peristiwa itu.
Penelitian sejarahnya Fokus untuk menceritakan atau
menggarbarkan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam ruang
dan waktu tertentu.
4) Sejarah itu unik, artinya peristiwa yang dikaji hanya sekali
dan tidak ada peristiwa lain yang persis sama dengan
peristiwa itu.
5) Sejarah itu empiris, artinya sejarah bersandar pada
pengalaman manusia yang sebenarnya baik pengalaman
lahiriyah maupun batiniyyah. Untuk itu, sejarah
membutuhkan bukti-bukti tertulis atau data-data, seperti :
Catatan-catatan tertulis tentang suatu peristiwa, misalnya :
dalam bentuk prasasti, kronik, dll. Maupun bukti tidak tertulis
berupa folklor yang berkembang dari masyarakat, artefak,
fosil, candi, dll. Melalui folklor seperti dongeng, legenda, dan
nyanyian upacara, peneliti sejarah menarik nilai dan
pandangan hidup tertentu dari masyarakat setelah
sebelumnya melakukan proses verifikasi dan interprestasi.
Terkait sifat diakronis dalam Ilmu sejarah bahwa demensi waktu
dapat terjadi empat hal, yaitu :
a. Perkembangan. Sejarah akan mencatat peristiwa yang
menunjukkan terjadinya perubahan masyarakat dari satu
bentuk ke bentuk lain atau dari yang berbentuk sederhana
ke berbentuk yang lebih kempleks.
b. Kesinambungan. Sejarah mengkaji bahwa masyarakat
baru mewarisi lembaga-lembaga atau praktik-praktik lama
sehingga terjadi ksinambungan (kontinuitas).
c. Pengulangan. Sejarah mengkaji peristiwa-peristiwa masa
lampau yang terjadi lagi pada masa sekarang.
d. Perubahan. Sejarah mengkaji masyarakat yang mengalami
pergeseran; mirip dan berkembang, namun terjadi
pergeseran besar-besaran dalam waktu yang relatif singkat.
2. Pengertian Peradaban
a. Peradaban menurut pendekatan Etimologis (asal usul kata),
berasal dari kata Adab (n), yang berarti kesopanan;
kehalusan, dan kebaikan budi pekerti; akhlak. Di tambah
awalan per – dan akhiran –an menjadi kata Peradaban (n)
yang berarti kemajuan (kecerdasan, kebudayaan) lahir dan
batin. (lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia ed 2, hal 5).

Kata Peradaban ekuivalen (murodip) dengan kata al-Hadlarah


dalam bahasa Arab dan kata Civilization dalam bahasa Inggris.

Dalam terjemahan bahasa Indonesia kata al-Hadlarah atau


Civilization suka disinonimkan dengan kata Kebudayaan,
padahal kebudayaan dalam bahasa Arab itu ekuivalen dengan
kata al-Tsaqapah dan kata Culture dalam bahasa Inggris.
b. Peradaban berdasarkan pendekatan Terminologis (depinisi),
adalah tumbuh dan berkembangnya kehidupan manusia
baik dalam wujud ideal, wujud kelakukan maupun dalam
wujud benda, yang menjadi tolok ukur maju dan tidaknya
dalam tata nilai hidup dan kehidupannya beserta kelompok
yang mengitarinya (masyarakat, bangsa,dll.).
Wujud ideal, yaitu wujud dalam bentuk Gagasan, ide-ide, nilai-
nilai, tata aturan, dll.
wujud kelakukan, yaitu wujud dalam bentuk prilaku yang
dilakukan oleh manusia dalam kehidupan masyarakat;
Wujud benda, yaitu wujud dalam bentuk benda-benda hasil
budaya.
Hasil Budaya, adalah hasil :Priksa, cipta, rasa, karsa, karya, intuisi,
imajinasi, dll. Manusia.
Priksa = al-Aqlu adalah Akal (daya pikir untuk mengerti, pikiran, ingatan,
dsb); jalan atau cara melakukan sesuatu (daya upaya, ikhtiar); tipu daya
(muslihat, kecerdikan, kelicikan).
Cipta = at-Tadbir, adalah (kesanggupan) pikiran untuk mengadakan
sesuatu yang baru (angan-angan yang kreatif)
Rasa = ad-Dauq,adalah perasaan; tanggapan indria thd rangsangan saraf ;
apa yang dialami oleh badan; sifat rasa suatu benda; tanggapan hati
melalui indria; pendapat (pertimbangan) mengenai baik atau buruk, salah
atau benar;
Karsa = al-Iradah, adalah kemauan; daya (kekuatan) jiwa yang mendorong
makhluk hidup untuk berkehendak (niat);
Karya = al-Amal, adalah perbuatan (hasil perbuatan); kerja
(pekerjaan);buatan; ciptaan (terutama hasil karangan);
Instuisi,adalah daya atau kemampuan mengetahui atau memahami
sesuatu tanpa dipikirkan atau dipelajari; bisikan hati; gerak hati;
Imajinasi,adalah khayalan atau daya pikir untuk membayangkan (dalam
angan-angan) atau menciptakan gambar-gambar (lukisan, karangan dsb.)
kejadian berdasarkan kenyataan atau pengalaman seseorang.
c. Nisbah antara Peradaban dan kebudayaan
Dalam perkembangan Ilmu antropologi sekarang ini antara
Peradaban dan Kebudayaan dibedakan, yaitu :

Peradaban, adalah berbagai manifestasi dari kemajuan mekanis


dan teknologis, dll. dalam kehidupan masyarakat yang di refleksikan
dalam sejarah, IPTEK, politik, ekonomi, geopolitik, dll.
Sedangkan Kebudayaan adalah bentuk ungkapan tentang spirit
mendalam dari suatu masyarakat yang direfleksikan dalam seni,
sastra, religi (agama) dan moral.

Pijakan Peradaban adalah kebudayaan terutama dalam wujud


ideal sedangkan kebudayaan berpijak kepada hasil cipta, rasa,
karsa, dll. Manusia.

Agama bukanlah peradaban dan kebudayaan namun agama


dapat melahirkan peradaban dan kebudayaan.
3. Pengertian Islam
a. Berdasarkan Etimologis (asal usul kata) Islam berasal dari
bahasa Arab, asal kata dari kata salima, yang berarti selamat
sentosa dari kata itu dibentuk kata aslama yang artinya
memeliharakan dalam keadaan selamat sentosa,dan berarti
juga berserah diri, tunduk, patuh dan taat kepada Khaliqnya.
Maka kata aslama itulah yang menjadi pokok kata Islam
dalam Agama Islam.
Orang yang menyerahkan dirinya, taat dan patuh kepada Allah
SWT (pada kholiqnya) dinamakan Muslim.
b. Berdasarkan Terminologis (depinisi), Islam adalah
satu-satunya Agama samawi sepanjang zaman
(Agama Langit, Agama Wahyu, Agama Profetis,
Revealed Religion, Din as-Samawi), Agama semua
Nabi-nabi; dari mulai Adam s.d. Nabi akhirul zaman,
yaitu Nabi Muhammad SAW.

Jadi Sejarah Peradaban Islam, adalah suatu disiplin


ilmu yang mempelajari tentang tumbuh dan
berkembangnya Islam dan ummatnya dari mulai lahir
sampai dengan dewasa ini.
RUANG LINGKUP SEJARAH PERADABAN ISLAM
Teori terbentuknya Alam semesta

Masa Nabi Adam AS s.d. Nabi Isa AS

Masa Fatrah (30 M s.d. 610 M)


1. Masa Balita (0 – 05 Tahun)
2. Masa Anak-Anak 1 (5 – 6 Tahun)
3. Masa Anak-Anak 2 (6 – 8 Tahun)
4. Masa Remaja (8 – 25 Tahun)
5. Masa Dewasa 1 (25 – 40 Tahun)
6. Masa Dewasa 2 (40 – 63 Tahun)

1. Periode Mekkah (40 – 53 Tahun)


2. Periode Madinah (53 – 63 Tahun)
Masa Pra Muhammad
1. Pra Muhammad

a. Masa Penciptaan Alam Semesta


Alam semesta atau jagat raya adalah suatu ruangan yang
sangat besar didalamnya terdapat kehidupan baik biotik
maupun abiotik, serta terjadi segala peristiwa alam baik yang
dapat diungkapkan oleh manusia maupun tidak.
b. Teori terbentuknya Alam semesta

1) Teori dentuman atau teori ledakan


Teori ini menyatakan bahwa terjadinya alam semesta
karena adanya ledakan benda langit sehingga benda
tersebut berserakan melalui proses yang panjang, akhirnya
menjadi kelompok galaksi.

2) Teori Ekspansi dan Kontraksi


Menyatakan bahwa alam semesta terbentuk karena
adanya siklus dari alam semesta secara ekspansi dan
kontraksi.
Ekspansi, adalah pemuaian (khususnya gas dan uap)
Kontraksi,adalah pengerutan (sehingga menjadi berkurang
ukurannya)
Teori Big Bang
c. Masa Nabi Adam AS s.d. Nabi Isa AS

01) Nabi Adam AS 13) Nabi Zulkifli AS


02) Nabi Idris AS 14) Nabi Syu’aib AS
15) Nabi Musa AS
03) Nabi Nuh AS 16) Nabi Harun AS
04) Nabi Hud AS 17) Nabi Daud AS
05) Nabi Saleh AS 18) Nabi Sulaiman AS
06) Nabi Ibrahim AS 19) Nabi Ilyas AS
20) Nabi Ilyasa’ AS
07) Nabi Luth AS 21) Nabi Yunus AS
08) Nabi Ismail AS 22) Nabi Zakaria AS
09) Nabi Ishaq AS 23) Nabi Yahya AS
10) Nabi Ya’qub AS 24) Nabi Isa AS
11) Nabi Yusuf AS
12) Nabi Ayub AS
d. Masa Fatrah, adalah masa kekosongnya risalah kerasulan. Masa
ini tenggang waktunya antara tahun 30 M s.d. 610 M.

Pada masa ini masih berlakunya syari’at Rasul-rasul sebelumnya


sesuai dengan wilayah teritorial risalah kerasulan dari masing-
masing nabinya, seperti Risalah Nabi Isa AS (Agama Nasroni untuk
kaum Bani Israil, sebenarnya sudah di nasakh oleh risalah Nabi
Muhammad SAW), Risalah Nabi Musa AS (Agama Yahudi untuk
kaum Bani Israil, yang yang sebenarnya sudah di nasakh oleh
Risalah Nabi Isa AS). Agama Nasrani dan Yahudi di dalam al-
Qur’an kadang-kadang disebut juga ahlul Kitab. Selanjutnya
Risalah Nabi Ibrahim AS (pada masa fatrah dijadikan sandaran
untuk ibadahnya Muhammad sebelum diangkat jadi Rasul).
2. Muhammad
a. Masa Muhammad bin Abdullah ----------------------- (570 – 610 M)
1) Masa Kecil
a) Masa bersama dengan Ibunya ---------------- (570)
b) Masa bersama dengan yang menyesuinya (570 – 575 M)
(1) Halimatus-Sa’diyah binti Abu Dzuaib Abdullah
c) Masa bersama dengan Ibunya kembali ----- (575 – 576 M)
c) Masa bersama dengan Kakeknya ------------ (576 – 578 M)
2) Masa Remaja
a) Masa bersama dengan Pamannya ----------- (578 – 595 M)
3) Masa Dewasa
a) Masa dengan Istrinya (Siti khadijah) --------- (595 – 622 M)
b. Masa Muhammad Rasulullah --------------------------(610 – 632 M)
1) Masa Priode Mekkah -------------------------------- (610 – 622 M)
2) Masa Priode Madinah ------------------------------- (622 – 632 M)
Masa Muhammad
bin Abdullah
(0-40 th/570 – 610 M)
Hirarki Nasab Nabi Muhammad SAW
➢ Dari pihak Bapak
Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin
Abdul Manaf bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Lu’ay bin
Ghalib bin Fihr Quraisy’ bin Malik bin Nadhar bin Kinanah bin
Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin
Ma’ad bin Adnan (Anak nabi Ismail AS), berakhir sampai
dengan nabi Ismail AS bin nabi Ibrahim al-Khalil AS.
➢ Dari pihak Ibu
Muhammad binti Aminah binti Wahab bin Abdul Manaf bin
Zahrah bin Qushai bin Kilab bin Murrah bin Lu’ay bin Ghalib
bin Fihr Quraisy’ bin Malik bin Nadhar bin Khuzaimah bin
Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan,
berakhir sampai dengan nabi Ismail AS bin nabi Ibrahim al-
Khalil AS.
➢Anak
Laki-laki :1. Al-Qasim, 2. Abdullah, 3. Ibrahim
Peremuan : 1. Siti Zainab (dinikah oleh Abu al-
’Ash bin al-Rabi’ RA memiliki 4 putera :
Umamah, Ali, Yahya, dan Muhammad), 2. Siti
Fathimah (dinikahi oleh Ali bin Abi Thalib RA,
memiliki 4 putera/i : Hasan, Husein, Ruqayyah
dan Zainab), 3. Ummu Kultsum (dinikahi oleh
Ustman bin Affan setelah Ruqoyyah wafat tidak
memiliki anak), 4. Siti Ruqayyah (dinikahi oleh
Ustman bin Affan, memiliki 1 anak : Abdullah)
➢ Istri-Istri, diantaranya :
1. Siti Khodijah binti Khuwailid
2. Siti Saudah binti Zam’ah
3. Aisyah binti Abu Bakar Siddiq
4. Siti Hafshah binti Umar
5. Siti Zainab binti Khuzaimah
6. Siti Zainab binti Jahsy
7. Siti Juwariyah binti al-Harits
8. Ummu Habibah Ramlah binti Abu Sufyan
9. Siti Syafiyyah binti Huyai bin Akhtab
10.Ummu Salamah binti Abu Umayyah
11.Siti Maimunah binti al-Harits
➢Paman, diantara : 1. Abu Lahab, 2. Abu
Thalib, 3. al-Abbas, 4. Al-Harits, 5. az-
Zubair, 6. Dharar, 7. Hamzah, 8. Juhal, 9.
Al-Muqawwim
➢Bibi, diantaranya : 1. Syafiyyah, 2. Atikah,
3. Arwaa, 4. Ummu Hakim, 5. Umaimah,
6. Barrah
➢Hamba Sahaya (Hadiah/Tawanan perang)
1. Raihanah binti Zaid an-Nadhniyah, 2.
Mariyah binti Syam’un
Kelahiran
➢ Nabi Muhammad SAW di lahirkan pada hari Senin 12 Rabiul Awal
Tahun Gajah (Pada tahun ini Raja Abrahah al-Asyram berusaha
menyerang Makkah dan menghancurkan Ka’bah yang mulia),
bertepatan dengan tanggal 20 April 570 M
➢ Tempat dilahirkan di Perkampungan Klan Bani Hasyim dirumah Abu
Thalib
➢ Usia beberapa hari (570 M) Muhammad di urus oleh Ibunya Siti
Aminah binti Wahab tanpa didampingi Suami, karena suaminya
Abdullah bin Abdul Muthalib telah wafat di Yastrib pada saat
Muhammad dalam usia 2 bulan dalam kandungan ibunya.
➢ Selama 5 Tahun (572-575 M) Muhammad disusui oleh seorang
perempuan dari Bani Sa’ad bin Bakar yang bernama : Halimah
Sya’diyah binti Abu Dzuaib Abdullah bin al-Harits.
Pohon Silsilah Nabi Muhammad SAW
Maulid Nabi Tempat Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Maulid Nabi Tempat Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Seketsa Pasukan Gajah Abrahah dan Penyerangan Burung Ababil
Ditempat Seperti inilah Muhammad diasuh dan di
susui oleh Halimatuss’diyyah di lembah Bani Sa’ad
Peristiwa Penting pada masa Balita dan Anak-anak :
1. Antara tahun 574-575 M. Peristiwa pembedahan Dada,
ketika Muhammad berada di lembah Bani Sa’ad antara
usia 4-5 tahunan
2. Tahun 576 M Wafat Ibunya Siti Aminah, ketika
Muhammad pulang ziarah kemakam ayahnya di Yastrib,
tempatnya di wilayah Abwa antara Makkah dan
Hudaibiyyah. Selanjutnya Muhammad pulang ditemani
oleh pembantunya bernama Ummu Aiman dan
kakeknya Abdul Muthalib yang memeluk Muhammad
ketika Sang bunda wafat
3. Tahun 578 M Wafatnya Abdul Muthalib, yang mengasuh
Muhammad antara tahun 576 – 578 M.
Makam Siti Aminah di Wilayah Abwa, (Wapat 576 M)
• Makam Abdul Muthalib dan Abu Thalib di Ma’la
Peristiwa Penting hingga masa kerasulan
nabi Muhammad SAW (570 – 610 M)
1. Pada masa Remaja (578-595 M) Bekerja sebagai
penggembala
2. Pada usia 12 tahun (582 M) Bertemu dengan pendeta
Bahira ketika ikut berdagang dengan Abi Thalib ke Syam
3. Pada usia 14 atau hampir usia 15 Tahun (584/585 M)
Menyaksikan Perang al-Fijar (jalan lebar menuju bukit)
antara suku Quraisy bersama sekutunya suku Kinanah
melawan suku Hawazin. Kehormatan Makkah dan bulan
suci telah di langgar.
4. Pada tahun yang sama menyaksikan Koalisi al-Fudhul
(Koalisi Kemulyaan) antara Bani Hasyim, Bani Zahrah dan
Bani Tayim bin Murrah berkumpul di rumah Abdullah bin
Ja’dan untuk seia sekata ketika ada suku atau orang yang
didzalimi.
5. Pada tahun (595 M) beralih profesi di usia 25 tahun
dengan berdagang bersama As-Saib bin Abi As-Saib
al-Makhzumi membawa dagangan Siti Khadijah binti
Khuailid dan tidak lama kemudian Menikah dengan Siti
Khadijah yang berusia 40 Tahun
6. Pada tahun (600 M) di usia 30 tahun Membangun
Ka’bah dan menyatukan kabilah-kabilah yang hampir
bertikai dengan upaya meletakkan Hajar Aswad di
tengah2 sorbannya untuk semua kabilah membawanya
sampai Hajar Aswad itu tersimpan pada tempatnya
7. Dipenghujung usia 38 – 40 Tahun (608-610 M), mulai
menyepi di Gura Hira, yang titik kulminasinya
mendapat wahyu pertama dari Allah SWT via Jibril AS
Seperti inilah Ketika Muhammad menggembala
Kambing di Tengah Padang Pasir
Sketsa ketika Muhammad di ajak pamannya Abi Thalib untuk
berdagang ke Syam
Rahib Pendeta Bahira dan Inset Pendeta Bahira
Gua Hira Tempat Muhammad Menyepi dan Menerima Wahyu yang
Pertama sebagai tanda di angkat menjadi Nabi dan Rasul
Masa Muhammad
Rasulullah SAW
(40–63 th/610-633 M)
Periode Makkah (40 – 53 Th/610 – 623 M)
1. Tahun 610 M (40 Tahun) mendapat wahyu pertama di Gua Hira
2. Tahun 610 – 613 M, Awal Dakwah dan Keislaman Generansi
Pertama. Orang2 pertama yang memeluk Islam :
1) Siti Khadijah binti Khuwailid, Istri Nabi Muhammad SAW
2) Ali bin Abi Thalib, sepupu Nabi Muhammad SAW
3) Zaid bin Haritsah, pelayan Nabi Muhammad SAW
4) Abu Bakar ash-Shiddiq, sahabat karib Rasulullah SAW
5) Tokoh2 lain dan budak2 dari suku Quraisy
3. Tahun 613 – 623 M, berdakwah dengan cara terang-terangan,
dengan turunnya QS Asy-Syu’raa : 214, artinya : “ Peringatkanlah
keluargamu dan orang-orang terdekat “ dan al-Hijr :94, artinya : “
Maka sampaikanlah secara terbuka apa yang diperintahkan
kepadamu dan berpalinglah dari orang-orang musyrik “
4. Fase Penindasan
1) Hijrah pertama menuju Habsyah
2) Kembali ke Mekkah
3) Hijrah kedua ke Habsyah
4) Usaha orang2 Musyrik untuk mengembalikanorang2 yang
Hijrah
5) Hamzah dan Umar bin Khattab Masuk Islam
6) Embargo dan Pengucilan
7) Tahun Kesedihan (am al-Huzni)
8) Menikah dengan Saudah binti Zam’ah dan Aisyah binti Abu
Bakar
9) Pergi menuju Thaif
10) Perjalanan Isra
11) Baiat Aqabah pertama
12) Baiaat Aqabah kedua
13) Hijrah ke Madinah
Periode Madinah
1.Membangun Masjid
2.Mempersaudarakan antara Kaum
Muhajirin dan Kaum Anshar
3.Perjanjian Muslimin dan orang2 Yahudi
4.Perang dan Penyerangan
Sketsa Gambar Kota Makkah pada saat Futuh Makkah
terbuka bagi Ummat Islam (630 M)
3. Pasca Muhammad

a. Masa Khulafa ur-Rasydin

1) Abu Bakar Sidiq -------------------------------- (11-13 H, 632 M)


2) Umar bin Khattab ------------------------------ (13-23 H, 634 M)
3) Utsman bin Affan ------------------------------ (23-35 H, 644 M)
4) Ali bin Abi Thalib ------------------------------- (35-41 H, 656 M)
b. Masa Daulah Umayyah
1) Daulah Umayyah di Damascus
a) Mu’awiyah I ---------------------------------------------------- (41-61 H, 661 M)
b) Yazid ------------------------------------------------------------- (61 -64 H, 681 M)
c) Mu’awiyah II ---------------------------------------------------- (64-65 H, 683 M)
d) Marwan I ---------------------------------------------------------(65 H, 684 M)
e) Abdul Malik ----------------------------------------------------- (65-86 H, 685 M)
f) Walid I ----------------------------------------------------------- (86-96 H, 705 M)
g) Sulaiman -------------------------------------------------------- (96-99 H, 715 M)
h) Umar ibn ‘Abdul Aziz ----------------------------------------- (99-101 H, 717 M)
i) Yazid II --------------------------------------------------------- (101 -105 H, 720 M)
j) Hisyam --------------------------------------------------------- (105-125 H, 724 M)
k) Walid II --------------------------------------------------------- (125 -126 H, 743 M)
l) Yazid III -------------------------------------------------------- (126 H, 744 M)
m) Ibrahim --------------------------------------------------------- (126-127 H, 744 M)
n) Marwan II ------------------------------------------------------ (127 H, 745 M)
2) Daulah Umayyah di Cordova
a Abdurrahman I (ad-Dakhil) ---------------------------- (138-172 H, 756 M)
b) ) Hisyam I (Abu Walid) -------------------------------- (172 -180 H, 758 M)
c) Hakam I (al-Muntashir) -------------------------------- (180-208 H, 796 M)
d) Abdurrahman II (al-Ausath) ---------------------------(206 -238 H, 822 M)
e) Muhammad I --------------------------------------------- (238 -273 H, 852 M)
f) Munzhir ----------------------------------------------------- (273 -275 H, 886 M)
g) Abdullah --------------------------------------------------- (275-300 H, 888 M)
h) Abdurrahman III (an-Nashir li Dinillah) ------------ (300-350 H, 912 M)
i) Hakam II (al-Mustanshir billah) ----------------------- (350 -366 H, 961 M)
j) Al-Muwayyid Billah ------------------------------------- ( 366-399 H, 976 M)
k) Muhammad II (al-Mahdi) ---------------------------- (399-400 H, 1009 M)
l) Sulaiman (al-Musta’in billah) -------------------------(400 H, 1009 M)
m) Muhammad II (lagi) ------------------------------------- (400 H, 1010 M)
n) Hisyam II ---------------------------------------------------- (400 H, 1010 M)
o) Sulaiman (lagi) -------------------------------------------- (403 H, 1013 M)
p) Ali bin Hamud (an-Nasir al-Idrisi) -------------------- (407 H, 1016 M)
q) Abdurrahman IV (al-Murtadha) ----------------------- (408 H, 1018 M)
r) Qosim bin Hamud (al-Ma’mun) ----------------------- (408 H, 1018 M)
s) Yahya bin Ali bin Hamud (al-Musta’li) --------------- (412 H, 1021 M)
t) Qosim bin Hamud (lagi) --------------------------------- (413 H, 1022 M)
u) Abdurrahman V (al-Mustazhir billah) -----------------(414 H, 1023 M)
v) Muhammad III (al-Mustakfi billah) -------------------- (414 H, 1024 M)
w) Yahya bin Ali bin Hamud (lagi) ---------------------- (416 H, 1025 M)
x) Hisyam III (al-Mu’taz billah) ----------------------------( 418 H, 1027 M)
c. Masa Daulah Abassiyah di Bagdad

01) Abu Abbas Abdullah ash-Shaffah ---------------------- (132 H, 750 M)


02) Abu Ja’far al-Manshur -------------------------------------- (136 H, 754 M)
03) Muhammad al-Mahdi --------------------------------------- (158 H, 775 M)
04) Musa al-Hadi -------------------------------------------------- (168 H, 785 M)
05) Harun ar-Rasyid --------------------------------------------- (170 H, 786 M)
06) Muhammad al-Amin ---------------------------------------- (193 H, 809 M)
07) Abdullah al-Ma’mun ----------------------------------------- (198 H, 813 M)
08) Abu Ishaq Muhammad (al-Mu’tashim billah) --------- (218 H, 833 M)
09) Abu Ja’far Harun (al-Wasik billah) ---------------------- (227 H, 842 M)
10) Ja’far (al-Mutawakkil alllah) ------------------------------ ( 232 H, 847 M)
11) Muhammad (al-Muntashir billah) ------------------------- (247 H, 861M)
12) Ahmad (al-Musta’in billah) --------------------------------- (248 H, 862 M)
13) Muhammad (al-Mu’taz billah) ----------------------------- (252 H, 866 M)
14) Muhammad Abu Ishaq (Al-Muhtadi billah) ------- (255 H, 869 M)
15) Ahmad Abul ‘Abbas (Al-Mu’tamid ‘ala ‘I-Lah) --- (256 H, 870 M)
16) Ahmad Abul ‘Abbas (Al-Mutazid Bi ‘I-Lah) ------- (279 H, 892 M)
17) Ali Abu Muhammad (Al-Muktafi Bi ‘I-Lah) -------- (289 H, 902 M)
18) Ja’far Abu ‘I-Fadhl (Al-Muqtadir bi’I-Lah) --------- (295 H, 908 M)
19) Muhammad Abu Manshur (Al-Qahir bi ‘I-Lah) -- (320 H, 932 M)
20) Muhammad Abu ‘I-Abbas (Ar-Razi bi ‘I-Lah) ---- (322 H, 934 M)
21) Ibrahim Abu ‘I-Ishaq (Al-Muttaqi bi ‘I-Lah) -------- (329 H, 940 M)
22) Abdullah Abu ‘I-Qasim (Al-Mustakfi bi ‘I-Lah) ---- (333 H, 944M)
23) Fadhal Abu ‘I-Qasim (Al-Muthi’ullah) -------------- (334 H, 946 M)
24) A. Karim Abu Bakar (At-Tha bi ‘I-Lah) ------------- (363 H, 974 M)
25) Ahmad Abu I-Abbas (Al-Qadir bi ‘I-Lah) ----------- (381 H,997 M)
26) Abdullah Abu Ja’far (Al-Qa’im bi Amri ‘I-Lah) --- (422 H,1031M)
27) Abdullah A. Qasim (Al-Muqtadi bi Amri ‘I-Lah) ----- (467 H,1075M)
28) Ahmad Abu ‘I-’Abbas (Al-Muztazhir bi ‘I-Lah) ------ (487 H,1094M)
29) Fadhal Abu ‘I-Manshur (Al-Mutarsyid bi ‘I-Lah) ---- (512 H,1118M)
30) Manshur Abu Ja’far (Ar-Rasyid bi ‘I-Lah) ------------ (529 H,1135M)
31) M. Abu ‘Abdullah (Al-Muktafi bi Amri ‘I-Lah) -------- (530 H,1136M)
32) Yusuf Abu ‘I-Muzaffar (al-Mustanjid bi Amri ‘I-Lah)(555 H,1160M)
33) Hasan Abu Muhammad (Al-Mustazi bi amri ‘i-Lah)(566 H,1170M)
34) Ahmad Abu ‘I-’Abbas (An-Nashir li Dini ‘I-Lah) ----- (575 H,1180M)
35) Muhammad Abu Nashr (Az-Zhahir bi Amri ‘I-Lah) --(622H,1225M)
36) Manshur Abu Ja’far (Al-Mustanshir) ------------------ (623 H,1226M)
37) Abdullah Abu Ahmad (Al-Musta’shim) --------------- (640 H,1242M)
d. Masa Daulah Ustmaniyyah di Istambul
1) Utsman I ---------------------------------------------------- ( 1290 H )
2) Urkhan ------------------------------------------------------ ( 1326 H )
3) Murad I ------------------------------------------------------ ( 1359 H )
4) Bayazid ----------------------------------------------------- ( 1389 H )
5) Muhammad I ---------------------------------------------- ( 1403 H )
6) Murad II ----------------------------------------------------- ( 1421 H )
7) Muhammad II ---------------------------------------------- ( 1451 H )
8) Bayazid II --------------------------------------------------- ( 1481 H )
9) Salim I ------------------------------------------------------- ( 1512 H )
10) Sulaiman I -------------------------------------------------- ( 1520 H )
11) Salim II ------------------------------------------------------ ( 1566 H )
12) Murad III ---------------------------------------------------- ( 1574 H )
13) Muhammad III --------------------------------------------- ( 1559 H )
14) Ahmad I ---------------------------------------------------- ( 1603 H )
15) Musthafa I ------------------------------------------------- ( 1617 H )
16) Utsman II -------------------------------------------------- ( 1618 H )
17) Murad IV --------------------------------------------------- ( 1623 H )
18) Ibrahim ----------------------------------------------------- ( 1640 H )
19) Muhammad IV ------------------------------------------- ( 1648 H )
20) Sulaiman II ------------------------------------------------ ( 1687 H )
21) Ahmad II --------------------------------------------------- ( 1691 H )
22) Musthafa II ------------------------------------------------ ( 1695 H )
23) Ahmad III -------------------------------------------------- ( 1703 H )
24) Mahmud I -------------------------------------------------- ( 1730 H )
25) Utsman III -------------------------------------------------- ( 1754 H )
26) Musthafa III ------------------------------------------------ ( 1757 H )
27) Abdu ‘I-Hamid I ------------------------------------------- ( 1774 H )
28) Salim III ----------------------------------------------------- ( 1789 H )
29) Musthafa IV -------------------------------------------- ( 1807 H )
30) Mahmud II ---------------------------------------------- ( 1808 H )
31) Abdul ‘I-Majid ------------------------------------------ ( 1839 H )
32) Abdul ‘I-Aziz -------------------------------------------- ( 1861 H )
33) Murad V ------------------------------------------------- ( 1876 H )
34) Abdu ‘I-Hamid II --------------------------------------- ( 1876 H )
35) Muhammad V ------------------------------------------ ( 1909 H )
36) Muhammad VI ----------------------------------------- ( 1918-22 H )
e. Masa Daulah Fathimiyyah di Mesir
1) Al-Mahdi, Ubaidillah -------------------------------- ( 296 H, 908 M )
2) Al-Qa’im bi Amri ‘I-Lah ----------------------------- ( 322 H, 934 M )
3) Al-Manshur bi Amri ‘I-Lah ------------------------- ( 334 H, 945 M )
4) Al-Mu’iz li Dini ‘I-Lah -------------------------------- ( 341 H, 953 M )
5) Al-Aziz bi ‘I-Lah --------------------------------------- ( 365 H, 975 M )
6) Al-Hakim bi Amri. ‘I-Lah ---------------------------- ( 386 H, 996 M )
7) Az-Zhahir li Azhami Dini ‘I-Lah ------------------- ( 411 H, 1021 M )
8) Al-Mustanshir bi ‘I-Lah ------------------------------ ( 427 H, 1036 M )
9) Al-Musta’li bi ‘I-Lah ----------------------------------- ( 487 H, 1094 M )
10) Al-Amir bi Ahkami ‘I-Lah ---------------------------- ( 494 H, 1101 M )
11) Al-Hafizh li Dini ‘I-Lah -------------------------------- ( 523 H, 1130 M )
12) Az-Zhahir bi Amri ‘I-Lah ----------------------------- ( 544 H, 1149 M )
13) Al-Fa’iz bi Amri ‘I-Lah -------------------------------- ( 549 H, 1154 M )
14) Al-Aziz li Dini ‘I-Lah ----------------------------------- ( 555 H, 1160 M )
f. Masa Daulah Maghul di India

Anda mungkin juga menyukai